Anda di halaman 1dari 13

1BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seperti yang kita ketahui , berdasarkan data statistik, kasus kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja dalam pekerjaan konstruksi sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena masih
banyak pengurus maupun tenaga kerja belum mengenal dan memahami peraturan K3 yang
berkaitan dengan pekerjaan mereka. Dengan demikian perlu adanya upaya pengendalian,
pembinaan, penyuluhan dan pelatihan tentang K3 dalam bidang konstruksi sehingga dapat di
capai kondisi dan lingkungan kerja yang aman. Masalah keamanan dan keselamatan kerja
menjadi sangat penting, karena dengan terwujudnya keamanan dan keselamatan kerja bearti
dapat menekan biaya operasional pekerjaan.
Apabila dalam melaksanakan pekerjaan terjadi kecelakaaan, maka akan bertambah
biaya pengeluaran, yang pada akhirnya mengurangi keuntungan perusahaan. Dalam kasus
kecelakan yang berat, kerugian yang ditimbulkan tidak hanya menyangkut aspek financial
dana, tetapi yang menyebabkan cacat pada pekerja bahkan mungkin meninggal dunia.
Keselamatan kerja sebenarnya sudah diupayakan oleh manusia sudah sejak lama. Dalam
melaksanakan pekerjaan, secara tidak sengaja dalam keadaan sadar atau tidak sadar,
manusia pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cidera bahkan mungkin sampai
merenggut nyawa.
Dari kenyataan tersebut, manusia berusaha untuk tidak mengalami kecelakaan atau
kejadian serupa tidak akan terulang lagi. Tentunya cara-cara yang diterapkan pada jaman
dahulu, berbeda dengan yang diterapkan sekarang. Yang jelas upaya yang dilakukan adalah
dengan memperbaiki peralatan kerja dan cara system kerjanya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa itu pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada organisasi kerja ?
2. Apa konsep Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada organisasi kerja ?
3. Apa saja objek Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada organisasi kerja ?
4. Apa saja fungsi Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada organisasi kerja ?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui apa Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada organisasi kerja
2. Mengetahui konsep kesehatan dan keselamatan kerja pada organisasi kerja
3. Mengetahui apa saja objek Kesehatan dan Keselematan Kerja pada organisasi kerja
4. Mengetahui apa fungsi dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada organisasi kerja

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Kerja Pada Organisasi Kerja


Sehat menurut UU No.23/1992 tentang kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan
(jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Sedangkan menurut Pepkin’s sehat adalah suatu keadaan keseimbangan dinamis
antara bentuk dan fungsi tubuh yang dapat mengadakan penyesuaian sehingga tubuh dapat
mengatasi gangguan dari luar. Sementara menurut Zaidin Ali (1999) Sehat adalah suatu
kondisi keseimbangan antara status kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial,
dan spiritual yang memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri dan produktif.
Dan sehat menurut Pender (1982) adalah aktualisasi (perwujudan yang diperoleh individu
melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan tujuan,
perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan
stabilitas dan integritas struktural. Konsep Sehat menurut (Travis and Ryan, 1998),
mengemukakan bahwa konsep sehat terbagi menjadi enam konsep, yaitu :
a. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan.
b. Sehat merupakan gaya hidup, desain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi
untuk sehat.
c. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus,
kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, ”here and now.”
d. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan,
ditransfer melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.
e. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan,
rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.
f. Sehat adalah penerimaan terhadap diri.
Berdasarkan pendapat diatas,dapat disimpulkan bahwa pengertian sehat senantiasa
digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari
penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi
dengan lingkungan dan pekerjaannya.

3
Kesehatan Kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat melakukan pekerjaan. Dapat
dilihat dari pendapat WHO/ILO (1995),( Dikutip dari buku Teori dan Aplikasi Kesehatan
Kerja 2010 oleh L. Meily Kurniawidjaja ) bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan
derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jenis
pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan
kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas
merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau
jabatannya.
Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja
beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental,
maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/
gangguan–gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan
kerja, serta terhadap penyakit
penyakit umum. Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah manusia
b. Bersifat medis.
Sedangkan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo dalam bukunya yang berjudul
Kesehatan Masyarakat (2011:88-90), Kesehatan kerja merupakan aplikasi kesehatan
masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya) dan yang
menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar
perusahan tersebut.
Ciri pokoknya adalah preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan kesehata).
Oleh sebab itu, dalam kesehatan kerja pedomannya ialah: “penyakit dan kecelakaan akibat
kerja dapat dicegah”. Dari aspek ekonomi, penyelenggaraan kesehatan kerja bagi suatu
perusahaan adalah sangat menguntungkan karena tujuan akhir dari kesehatan kerja ialah
meningkatkan produktifitas seoptimal mungkin.
Pengertian Keselamatan Kerja

4
Merupakan hal yang sangat penting demi melindungi pekerja dari hal-hal yang tidak di
inginkan. Oleh karena sekarang ini telah banyak di terapkan keselamatan kerja untuk
melindungi keamanan para pekerja. Dapat dilihat dari kutipan Suma’mur 1996, Keselamatan
Kerja merupakan sebuah sarana yang di lakukan untuk melakukan upaya pencegahan
terhadap adanya kecelakaan, cacat, ataupun kematian sebagai bentuk akibat dari kecelakaan
kerja. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara
-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993). Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai
berikut :
a. Sasarannya adalah lingkungan kerja
b. Bersifat teknik.6

B. Konsep K3 pada Organisasi Kerja


Dalam organisasi kerja keselamatan kerja menjadi hal yang sangat dibutuhkan, karena
Organisasi Keselamatan Kerja dalam suatu perusahaan diciptakaan untuk menyediakan
sarana-sarana mencapai tujuan perusahaan. Selama keselamatan kerja yang menjadi fokus
perhatian, sudah sepantasnya perusahaan membuat tindakan berjaga-jaga yang tidak hanya
berlaku bagi para pekerjanya, tetapi juga bagi para tamu yang berkunjung, kontraktor
yang dipekerjakan, paraundangan, lingkungan sekitar, atau anggota masyarakat lainya yang
mungkin terkena pengaruh kegiatan-kegiatan perusahaan. Cara-cara yang dapat dipakai untuk
memastikan bahwa upaya yang sudah dilakukan olehsuatu organisasi telah berjalan efektif
meliputi:
a. Memberi panutan
b. Memelihara komunikasi yang baik
c. Menjalankan konsultasi yang efektif
d. Meminta komitmen dari semua pihak
e. Membangkitkan rasa kebersamaan dengan organisasi
f. Mengajak pekerja untuk terlibat dan berperan-serta
g. Merancang tugas dan pekerjaan
h. Sistem penggajian yang kompetitif
i. Berkomitmen terhadap mutu

5
j. Mengutamakan kepuasan pelangganJenis-jenis organisasi keselamatan kerja tersebut
dikelompokkan dalam 4 kategori yaituformal, informal, resmi dan profesi.
Berikut penjelasannya :
1. Formal adalah struktur organisasi ditentukan oleh para direktur sebagai organisasi
yang bertujuan meraih keuntungan bagi perusahaan.
2. Informal adalah sekelompok orang dengan minat-minat tertentu yang
bergabung bersama. Mereka memutuskan sendiri bagaimana mereka berperilaku
dalam lingkungan dimana tempat mereka bekerja dan menetapkan target kerja
mereka sendiri, sering kali justru bertentangan dengan tuntutan organisasi formal.
Pemenuhan norma-norma yang ditetapkan oleh kelompok informal ini sering kali
menjadi prioritas bagi organisasi formal.
3. Resmi yang biasanya berupa departemen pemerintahan. Dalam kesehatan dan
keselamatan kerja, bentuknya adalah Health and Safety Commission and
Excecutive.
4. Profesi, misalnya berupa institution of Occupational Safety and Health,
CharteredInstitute Environmental Health Officers, British Occupational Hygiene
Society, dan sebagainya. Peran keselamatan dan kesehatan kerja dalam suatu
organisasi dilaksanakan secara bervariasi tergantung pada posisi pelaksanaannya
dalam hirarki struktur organisasi. Dengan demikian:
a. Direktur Pelaksanaan (Managing Director)
 Menetapkan suasana organisasi melalui sikap, komitmen, dan keterlibatannya.
 Mengendalikan sumber daya dan memastikan bahwa fasilitas-fasiitas untuk
mencapai tujuan kebijakan keselamatan kerja sudah disediakan
 Menjamin ketersediaan sumber daya untuk masalah-masalah kesehatan dan
keselamatan kerja dan memastikan keefektifan penggunaanya
 Memimpin dengan memberi panutan.

b. Manajer Produksi
 Bertanggung jawab mengelola pekerjaan dan memastikannya sudah
dilaksanakan dengan aman.

6
 Mendiskusikan masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja dengan
para pekerja
 Menyetujui aturan-aturan dan praktik keselamatan kerja
 Memastikan aturan-aturan keselamatan kerja tersebut sudah ditaati
 Menyediakan sarana-sarana (pekerja, material, dan keuangan) untuk mencapai
dan memelihara tempat kerja yang aman
 Memimpin komite keselamatan kerja
 Memimpin dengan memberi panutan

C. Objek Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Ruang lingkup atau bisa dikatakan dengan Objek sasaran yang biasa digunakan
dalam penerapan Sistem Manajemen K3 ( Kesehatan Keselamatan Kerja ), Sasaran dari
objek Kesehatan dan Keselamatan kerja itu sendiri dapat diartikan dengan suatu sistem
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsusr manajemen,
tenaga kerja, kondisidan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi
kecelakaandan penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.(Dikutip dari buku Kesehatan Masyarakat oleh Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo
106:9).
1. Objek Sasaran K3 Menurut Undang Undang
Lalu objek sasaran K3 yang dicanangkan Undang– Undang No.1 tahun 1970 yang dapat
diartikan sebagai berikut :
a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional;
b. bahwa setiap orang tainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya;
c. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan
efisien;
d. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya
upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja;

7
e. bahwa pembinaan nama-nama itu periu diwujudkan dalarn Undang-undang yang,
memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan tehnologi.

2. Objek sasaran dengan adanya sistem K3


Bagi tenaga kerja maupun perusahaan pasti memiliki sasaran untuk menerapkan sistem
K3 ini pada perusahaan atau dirinya sendiri , sasaran tersebut ialah : ( Dikutip dari E-Book
Iosi Pratamatentang Keselamatan , Kesehatan Kerja Lingkungan hidup )
a. Bagi Tenaga Kerja adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang bekerja
dalam lingkungan perusahaan, terlebih yang bergerak di bidang produksi khususnya,
dapat memahami arti pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja dalam keseharian
kerjanya untuk kepentingannya sendiri atau memang diminta untuk menjaga hal-hal
tersebut agar mampu meningkatkan kinerja dan mencegah potensi kerugian bagi
perusahaan.
b. Bagi Perusahaan untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja.
Contoh Penerapan Sistem Manajemen Sasaran K3 :
Sasaran program jadwal wewenang tidak ada kecelekaan kerja yang menghilangkan waktu
tenaga kerja melebihi2x24 jam dan atau terhentinya proses melebihi shift berikutnya
Merektrut ahli K3 Umum untuk merencanakan sistem Manajemen Keselamatan dan
KesehatanKerja dan Penerapannya serta melakukan identifikasi bahaya dan rencana
pengendalian terhadapnya. Februari 2016 HRD membentuk Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3) sesuai perundang undangan yang berlaku untuk
mendukung berjalannya penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Maret 2016 Pimpinan Perusahaan Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan sesuai
identifikasi bahaya dan perencanaan penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Juni 2016 HRD meningkatkan derajat kesehatan kerja tenaga kerja ikut
serta dalam program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan Pemerintah. Maret 2016
HRD danAhli K3 Umum melaksanakan kerja sama dengan rumah sakit terdekat sebagai
rujukan penanganan kecelakaan kerja ataupun keadaan darurat di tempat kerja. Maret 2016
HRD menyediakan kantin tenaga kerja dan bekerjasama dengan jasa catering penyedia

8
makanansehat dengan harga yang terjangkau oleh tenaga kerja, Mei 2016 HRD dan Ahli K3
Umum. Meningkatkan pengetahuan tenaga kerja mengenai Keselamatandan KesehatanKerja
di tempat kerja. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
sesuai dengan kebutuhan, keahlian dan komptensi tenaga kerja secara rutin baik dilaksanakan
sendiri maupun pihak luar. Juni2016HRD dan Ahli K3 Umum menjalin kerjasama dengan
dinas dinas terkait yang memberi kewenangan khusus untuk pelatihan/pendidikan K3 di
tempat kerja. Mei 2016 HRD dan Ahli K3 Umum meningkatkan dan memelihara kinerja
K3 perusahaan. Melaksanakan audit internal Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja minimal selama 6 bulan sekali ataupun jika ada kondisi yang memerlukan tindakan
audit Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja baik secara internal maupun
eksternal.
D. Fungsi Kesehatan Keselamatan KerjaKesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,keselamatan, dan kesejahteraan manusia
yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.Tujuan K3 adalah untuk memelihara
kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 jugamelindungi rekan kerja, keluarga
pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkinterpengaruh kondisi lingkungan
kerja.Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial.
Semuaorganisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang
terlibattetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktek K3 (keselamatan kesehatan
kerja)meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan
perawatanuntuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait
dengan ilmu
kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan, psikologiorgani
sasi dan industri, ergonomika, dan psikologi kesehatan kerja.Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) memiliki beberapa aspek, yaitu :
1. Fungsi dari Kesehatan kerja
a. Identifikasi dan Melakukan Penilaian terhadap resiko dari bahaya kesehatan ditempat
kerja
b. Memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian dan praktek
kerjatermasuk desain tempat kerja
c. Memberikan saran, informasi, pelatihan dan edukasi tentang kesehatan kerja danAPD

9
d. Memantau kesehatan para pekerja
e. Terlibat dalam proses rehabilitasi pekerja yang mengalami sakit/kecelakaan kerja
f. Mengelola P3K dan tindakan darurat.

10
2. Fungsi dari Keselamatan Kerja
a. Antisipasi, identifikasi dan evaluasi kondisi dan praktek yang dapatmembahayakan
keselamatan para pekerja.
b. Membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan program
c. Menerapkan, mendokumentasikan dan menginformasikan rekan lainnya dalam
hal pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya
d. Ukur, periksa kembali keefektifitas pengendalian bahaya dan program pengendalian
bahaya.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan
keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap
timbulnyakecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja.
Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila
timbul kecelakaan kerjadan penyakit akibat hubungan kerja. Dalam sistem penerapan objeknya
pun harus di manajemen kan dengan sempurna agar tidak adanya kerugian bagi pegawai pekerja
maupun perusahaan itu sendiri. Sehingga dibentuklah satuan K3 dalam suatu perusahaan untuk
menerapkan dan memanajemenkan sistem K3 dalam suatu perusahaan. Dilihat dari fungsinya
K3 cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban
untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibattetap berada dalam kondisi aman
sepanjang waktu. Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian
sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatanuntuk pekerja dan menyediakan
perawatan kesehatan dan cuti sakit

12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/35505456/KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_PADA_ORGAN
ISASI_KERJA

13

Anda mungkin juga menyukai