Makalah k3 Kelompok 2
Makalah k3 Kelompok 2
PENDAHULUAN
1
C. Tujuan
1. Mengetahui apa Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada organisasi kerja
2. Mengetahui konsep kesehatan dan keselamatan kerja pada organisasi kerja
3. Mengetahui apa saja objek Kesehatan dan Keselematan Kerja pada organisasi kerja
4. Mengetahui apa fungsi dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada organisasi kerja
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kesehatan Kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat melakukan pekerjaan. Dapat
dilihat dari pendapat WHO/ILO (1995),( Dikutip dari buku Teori dan Aplikasi Kesehatan
Kerja 2010 oleh L. Meily Kurniawidjaja ) bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan
derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jenis
pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan
kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas
merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau
jabatannya.
Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja
beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental,
maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/
gangguan–gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan
kerja, serta terhadap penyakit
penyakit umum. Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah manusia
b. Bersifat medis.
Sedangkan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo dalam bukunya yang berjudul
Kesehatan Masyarakat (2011:88-90), Kesehatan kerja merupakan aplikasi kesehatan
masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya) dan yang
menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar
perusahan tersebut.
Ciri pokoknya adalah preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan kesehata).
Oleh sebab itu, dalam kesehatan kerja pedomannya ialah: “penyakit dan kecelakaan akibat
kerja dapat dicegah”. Dari aspek ekonomi, penyelenggaraan kesehatan kerja bagi suatu
perusahaan adalah sangat menguntungkan karena tujuan akhir dari kesehatan kerja ialah
meningkatkan produktifitas seoptimal mungkin.
Pengertian Keselamatan Kerja
4
Merupakan hal yang sangat penting demi melindungi pekerja dari hal-hal yang tidak di
inginkan. Oleh karena sekarang ini telah banyak di terapkan keselamatan kerja untuk
melindungi keamanan para pekerja. Dapat dilihat dari kutipan Suma’mur 1996, Keselamatan
Kerja merupakan sebuah sarana yang di lakukan untuk melakukan upaya pencegahan
terhadap adanya kecelakaan, cacat, ataupun kematian sebagai bentuk akibat dari kecelakaan
kerja. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara
-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993). Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai
berikut :
a. Sasarannya adalah lingkungan kerja
b. Bersifat teknik.6
5
j. Mengutamakan kepuasan pelangganJenis-jenis organisasi keselamatan kerja tersebut
dikelompokkan dalam 4 kategori yaituformal, informal, resmi dan profesi.
Berikut penjelasannya :
1. Formal adalah struktur organisasi ditentukan oleh para direktur sebagai organisasi
yang bertujuan meraih keuntungan bagi perusahaan.
2. Informal adalah sekelompok orang dengan minat-minat tertentu yang
bergabung bersama. Mereka memutuskan sendiri bagaimana mereka berperilaku
dalam lingkungan dimana tempat mereka bekerja dan menetapkan target kerja
mereka sendiri, sering kali justru bertentangan dengan tuntutan organisasi formal.
Pemenuhan norma-norma yang ditetapkan oleh kelompok informal ini sering kali
menjadi prioritas bagi organisasi formal.
3. Resmi yang biasanya berupa departemen pemerintahan. Dalam kesehatan dan
keselamatan kerja, bentuknya adalah Health and Safety Commission and
Excecutive.
4. Profesi, misalnya berupa institution of Occupational Safety and Health,
CharteredInstitute Environmental Health Officers, British Occupational Hygiene
Society, dan sebagainya. Peran keselamatan dan kesehatan kerja dalam suatu
organisasi dilaksanakan secara bervariasi tergantung pada posisi pelaksanaannya
dalam hirarki struktur organisasi. Dengan demikian:
a. Direktur Pelaksanaan (Managing Director)
Menetapkan suasana organisasi melalui sikap, komitmen, dan keterlibatannya.
Mengendalikan sumber daya dan memastikan bahwa fasilitas-fasiitas untuk
mencapai tujuan kebijakan keselamatan kerja sudah disediakan
Menjamin ketersediaan sumber daya untuk masalah-masalah kesehatan dan
keselamatan kerja dan memastikan keefektifan penggunaanya
Memimpin dengan memberi panutan.
b. Manajer Produksi
Bertanggung jawab mengelola pekerjaan dan memastikannya sudah
dilaksanakan dengan aman.
6
Mendiskusikan masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja dengan
para pekerja
Menyetujui aturan-aturan dan praktik keselamatan kerja
Memastikan aturan-aturan keselamatan kerja tersebut sudah ditaati
Menyediakan sarana-sarana (pekerja, material, dan keuangan) untuk mencapai
dan memelihara tempat kerja yang aman
Memimpin komite keselamatan kerja
Memimpin dengan memberi panutan
7
e. bahwa pembinaan nama-nama itu periu diwujudkan dalarn Undang-undang yang,
memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan tehnologi.
8
makanansehat dengan harga yang terjangkau oleh tenaga kerja, Mei 2016 HRD dan Ahli K3
Umum. Meningkatkan pengetahuan tenaga kerja mengenai Keselamatandan KesehatanKerja
di tempat kerja. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
sesuai dengan kebutuhan, keahlian dan komptensi tenaga kerja secara rutin baik dilaksanakan
sendiri maupun pihak luar. Juni2016HRD dan Ahli K3 Umum menjalin kerjasama dengan
dinas dinas terkait yang memberi kewenangan khusus untuk pelatihan/pendidikan K3 di
tempat kerja. Mei 2016 HRD dan Ahli K3 Umum meningkatkan dan memelihara kinerja
K3 perusahaan. Melaksanakan audit internal Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja minimal selama 6 bulan sekali ataupun jika ada kondisi yang memerlukan tindakan
audit Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja baik secara internal maupun
eksternal.
D. Fungsi Kesehatan Keselamatan KerjaKesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,keselamatan, dan kesejahteraan manusia
yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.Tujuan K3 adalah untuk memelihara
kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 jugamelindungi rekan kerja, keluarga
pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkinterpengaruh kondisi lingkungan
kerja.Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial.
Semuaorganisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang
terlibattetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktek K3 (keselamatan kesehatan
kerja)meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan
perawatanuntuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait
dengan ilmu
kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan, psikologiorgani
sasi dan industri, ergonomika, dan psikologi kesehatan kerja.Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) memiliki beberapa aspek, yaitu :
1. Fungsi dari Kesehatan kerja
a. Identifikasi dan Melakukan Penilaian terhadap resiko dari bahaya kesehatan ditempat
kerja
b. Memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian dan praktek
kerjatermasuk desain tempat kerja
c. Memberikan saran, informasi, pelatihan dan edukasi tentang kesehatan kerja danAPD
9
d. Memantau kesehatan para pekerja
e. Terlibat dalam proses rehabilitasi pekerja yang mengalami sakit/kecelakaan kerja
f. Mengelola P3K dan tindakan darurat.
10
2. Fungsi dari Keselamatan Kerja
a. Antisipasi, identifikasi dan evaluasi kondisi dan praktek yang dapatmembahayakan
keselamatan para pekerja.
b. Membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan program
c. Menerapkan, mendokumentasikan dan menginformasikan rekan lainnya dalam
hal pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya
d. Ukur, periksa kembali keefektifitas pengendalian bahaya dan program pengendalian
bahaya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan
keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap
timbulnyakecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja.
Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila
timbul kecelakaan kerjadan penyakit akibat hubungan kerja. Dalam sistem penerapan objeknya
pun harus di manajemen kan dengan sempurna agar tidak adanya kerugian bagi pegawai pekerja
maupun perusahaan itu sendiri. Sehingga dibentuklah satuan K3 dalam suatu perusahaan untuk
menerapkan dan memanajemenkan sistem K3 dalam suatu perusahaan. Dilihat dari fungsinya
K3 cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban
untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibattetap berada dalam kondisi aman
sepanjang waktu. Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian
sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatanuntuk pekerja dan menyediakan
perawatan kesehatan dan cuti sakit
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/35505456/KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_PADA_ORGAN
ISASI_KERJA
13