DL 6
DL 6
DL 6
Discovery Learning 6
PSIK A’16
Kelompok 3
SEPTEMBER / 2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah kepada kami, sehingga makalah yang
kami kerjakan ini dapat diselesaikan tepat waktu oleh kelompok 3.
1. Waras Budi Utomo S.Kp., MKM Selaku dosen pembimbing dan Narasumber
dalam modul Keperawatan Medikal Bedah III.
2. ItaYuanita, S.Kp., M.Kep. Selaku dosen pembimbing dan Narasumber dalam
modul Keperawatan Medikal Bedah III.
3. Yeni Agustin, S.Kp, Sp.KMB selaku dosen dan narasumber dalam modul
Selaku dosen pembimbing dan Narasumber dalam modul Keperawatan
Medikal Bedah III.
4. Orang tua yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan makalah.
5. Teman-teman Program Studi Ilmu Keperawatan FIK Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan sumbangan motivasi.
6. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
langsung maupun tidak langsung turut andil dalam penyelesaian makalah
Discovery Learning ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pihak yang
membaca dan mempelajari makalah ini demi kesempurnaan penyusunan makalah
yang akan datang. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semuanya terutama para pembaca.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
tidak sesuai dengan pertambahan usianya. Terapi yang paling tepat adalah
dengan operasi pembedahan.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
5
3. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Vasectomy Varicocele
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. KANKER PROSTAT
1. Definisi
2. PENYEBAB
Diduga, pola makan yang tidak sehat adalah salah satu penyebab
kanker prostat. Misalnya terlalu banyak mengkonsumsi makanan berlemak
(dari daging merah). Faktor mendasar yang menghubungkan diet dan
prostat, mungkin adalah hormon. Lemak menstimulasi bertambahnya
produksi testosteron dan hormon lain nya. Dan testosteron bertindak
mempercepat pertumbuhan kanker prostat.
7
terekspos dengan logam kadmium). Jarang melakukan aktivitas fisik,
merokok.
1) Nyeri dan kaku yang terus menerus pada bagian panggul, punggung,
iga, atas paha.
2) Kehilangan selera makan, berat badan turun, kelelahan, mual dan
muntah.
3) Pembengkakan tubuh bagian bawah.
4) Kesulitan berjalan.
4. Patofisiologi
8
Perubahan prolife sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel
kelenjar prostat menjadi berlebihan sehingga terjadi Ca Prostat (Price, 1995)
9
5. Komplikasi
6. Penatalaksanaan
Tujuan terapi pada pasien hiperplasi prostat adalah menghilangkan
obstruksi pada leher buli buli. Hal ini dapat dicapai dengan cara invasive.
Medikamentosa
10
7. Pemeriksaan Penunjang
c. Cystoscopy
d. Pelvic CT Scan
e. Transrectal Ultrasonografi
f. Laboratorium :
Alkali Phospatase
PAP ( Prostatic Acid Phosphatase )
Serum TAP ( Total Acid Phosphatase )
Hb, leukosit, trombosit
8. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
· Laboratorium HB < 10 mg %
Ureum : > 30 – 40 mg %
11
Creatinin : > normal
3. Pola eliminasi .
· Nokturia
· Dysuria
· Warna urine kuning tua, coklat sampai ada darah, ada kuman bakteri
berjumlah sedikit
· Riwayat pekerjaan
· Tungkai udema
12
· Nyeri di daerah punggung
· Mengeluh ada rasa tak berdaya, putus asa, depresi, menarik diri.
Diagnose Keperawatan
13
4. Perubahan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan infiltrasi tumor ke
organ tulang dan rektum / perineal.
Perencanaan
- Penampilan rilaks.
Rencana tindakan :
- Perhatian pasien
14
- Jelaskan secara sederhana apa pemeriksaan diagnostik yang kemungkinan
akan dilakukan : misal berapa lama, apa persiapannya pengalaman apa yang
anda kuasai.
- Dalam catatan tidak ada perabaan kandung kemih yang penuh setelah bak.
- Tidak ada catatan tentang keluhan urine menetes, kandung kemih penuh.
Rencana tindakan :
2. Kaji tanda dan gejala retensi urine : jumlah .warna, palpasi kandung
kemih terdapat retensi urine/tidak, ada keluhan urine sering dan sedikit-
sedikit.
3. Lakukan katerisasi untuk mengukur retensi urine yang ada (urine residu)
15
- Monitor efek-efek obat.
Rencana tindakan :
16
8) Berikan porsi kecil dan sering dengan lingkungan yang menyenangkan
dan nyaman.
Nyeri hilang yang ditandai dengan : Dalam catatan tidak ada keluhan nyeri.
Rencana Tindakan :
3) Cegah pasien dari barang-barang yang akan mencederai misal kasur yang
keras,
Rencana tindakan :
17
5) Beri pujian kepada pasien atas usahanya.
B. Hidrokel
1. Definisi
2. Etiologi
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena:
3. Manifestasi Klinis
18
4. Klasifikasi
a. Hidrokel testis
b. Hidrokel funikulus
c. Hidrokel Komunikan
19
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga
peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum.
Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu
bertambah pada saat anak menangis. Pada palpasi kantong hidrokel
terpisah dari testis dan dapat dimasukkan kedalam rongga abdomen.
3. Menurut onset :
a. Hidrokel akut
b. Hidrokel kronis
5. Patofisiologi
20
penimbunan di tunika vaginalis tersebut.Akibat dari tekanan yang terus-
menerus, mengakibatkan Obstruksi aliran limfe atau vena di dalam
funikulus spermatikus. Dan terjadilah atrofi testis dikarenakan akibat dari
tekanan pembuluh darah yang ada di daerah sekitar testis tersebut.
6. Diagnosa Keperawatan
1. Anamnesis
21
Pada hidrokel testis dan hidrokel funikulus besarnya kantong
hidrokel tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan,
kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yang bertambah besar
pada saat anak menangis. Pada riwayat penyakit dahulu, hidrokel testis
biasa disebabkan oleh penyakit seperti infeksi atau riwayat trauma pada
testis.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain.
Palpasi pada skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif
kenyal atau lunak tergantung pada tegangan di dalam hidrokel,
permukaan biasanya halus. Palpasi hidrokel seperti balon yang berisi air.
Bila jumlah cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Sedangkan bila
cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Juga penting dilakukan
palpasi korda spermatikus di atas insersi tunika vaginalis. Pembengkakan
kistik karena hernia atau hidrokel serta padat karena tumor. Normalnya
korda spermatikus tidak terdapat penonjolan, yang membedakannya
dengan hernia skrotalis yang kadang-kadang transiluminasinya juga
positif. Pada Auskultasi dilakukan untuk mengetahui adanya bising usus
untuk menyingkirkan adanya hernia.
22
Berbeda dengan spermatokel, akan didapatkan cairan berwarna putih,
opalescent dan mengandung spermatozoa.
3. Pemeriksaan Penunjang
7. Komplikasi
2. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan
hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis
sehingga menimbulkan atrofi testis.
4. Sekunder Infeksi.
8. Diagnosa Keperawatan
1. Pre operasi
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d pembengkakan skrotum
b. Resiko kerusakan integritas kulit : skorotum b.d adanya gesekan dan
peregangan
c. jaringan kulit skrotum
d. Perubaan body image : citra tubuh b.d perubahan bentuk skrotum
23
e. Ansietas pada orangtua b.d kondisi anaknya dan kurang pengetahuan
merawat anak.
2. Intra Operasi
a. Resiko tinggi terjadi hipotermia akibat suhu di ruangan
b. Resiko cedera b/d posisi yang kurang tepat
3. Post operasi
a. Resiko infeksi b.d insisi post op.
b. Deficit pengetahuan orangtua b.d kondisi anak : prosedur
pembedahan, perawatan
c. post op, program penatalaksanaan
d. Nyeri berhubungan dengan gangguan pada kulit jaringan, trauma
pembedahan.
1. Pre Operasi
24
3) Skala nyeri 0-3 posisi yang nyaman diberikan.
atau tekhnik
6. Mengurangi
relaksasi misalnya
sensasi nyeri.
duduk dengan kaki
agak dibuka dan
nafas dalam
4. Berikan tindakan
nyaman massage
punggung,
mengubah posisi
dan aktifitas
senggang
5.Observasi dan
catat pembesaran
skrotum ( bila perlu
ukur tiap hari ), cek
adanya keluhan
nyeri.
6. Kolaborasi
pemberian
analgetik sesuai
indikasi.
25
area pembesaran. area pembesaran selanjutnya.
b. Mencegah
( lipatan paha ).
b) Berikan salep kerusakan kulit.
atau
c. Mencegah
pelumas.
kerusakan yang
c) Kurangi aktifitas
lebih parah.
klien selama
d. Memberikan
sakit
sirkulasi bagi
d) Berikan posisi
yang aliran darah.
menggunakan
pakaian yang
longgar
terutama celana.
26
1) Keluarga sabar menggunakan terhadap apa
pengingkaran atau yang
menghadapi kondisi
perilaku yang
terjadi.
anaknya. mengindikasikan
terlalu c) Identifikasi
mempermasalahkan tahap
27
anaknya. secara efektif.
e) Menyampaikan
harapan untuk
mengatur situasi
dan membantu
perasaan harga
lain.
f) Memperkuat
keyakinan
keluarga dan
memberikan
semangat yang
mempertahankan
harga diri
keluarga dan
menghindari
kecemasan yang
berlebihan.
28
dan kurang dan mengerrti tentang prognosa dan orangtua klien
pengetahuan prognosa dan diagnose
diagnosis karena
merawat anak. penyakit yang dialami
penyakit \
oleh anaknya, dengan ketidaktahuan
dilakukan ketidaktahuan
orangtua membantu
29
tentang prosedur.
2. Intra Operasi
1 Resiko tinggi terjadi Diharapkan setelah 1.Berikan alat 1.agar tidak terjadi
hipotermia akibat suhu di dilakuakan intervensi,
pemanas pada hypotermi.
ruangan klien tidak mengalami
saat
hipotermia dengan
kriteria hasil: pembedahan
1.tidak menggigil
2 Resiko tinggi cedera b/d Diharapkan setelah 1.atur posisi klien 1.menghindari
posisi yang kurang tepat dilakuakan intervensi,
terjadinya
kien tidak mengalami
dekubitus dengan 2.pertahankan dekubitus
pembiusan
1.Klien berpartisipasi
dalam program
30
keperawatan.
3. Post Operasi
1 Resiko infeksi b.d insisi Diharapkan resiko a) Cuci tangan sebelum a. mengurangi
post op. terjadinya infeksi dan
kontaminasi
tidak terjadi dengan
sesudah melakukan
kriteria hasil : silang.
aktivitas walupun
1) Berkurangnya
menggunakan sarung
tanda-tanda tangan steril.
balutan / bakteri,
31
jalur invasive. nosokomial
komplikasi. c. pemahaman
meningkatkan
kerjasama
dengana program
terapi,
32
d) Identifikasi gejala yang meningkatkan
memerlukan evaluasi penyembuhan dan
medic, contoh program
peningkatan nyeri; perbaikan.
edema/eritema luka,
adanya drainase, demam.
d. upaya
intervensi
menurunkan risiko
komplikasi serius
contoh lambatnya
penyembuhan.
3 Nyeri berhubungan Diharapkan setelah a) Kaji nyeri, catat lokasi, a. Berguna dalam
dengan gangguan pada diberikan terapi, karakteristik, beratnya (0- pengawasan
kulit jaringan, trauma nyeri klien 10). Selidiki dan laporkan keefektifan obat,
pembedahan. berkurang bahkan perubahan nyeri dengan kemajuan
hilang dengan cepat.
penyembuhan.
kriteria hasil skala
b) Pertahankan istirahat
nyeri 0-3 dan kllien b. Gravitasi
dengan posisi semifowler.
tidak menangis serta melokalisasi
gelisah. c) Dorong ambulasi dini.
d) Berikan aktivitas eksudat
hiburan. inflamasi.
c. Meningkatkan
e) Berikan analgetik
sesuai normalisasi
d. Focus perhatian
kembali,
meningkatkan
relaksasi, dan
33
dapat
meningkatkan
kemampuan
koping.
e. Menghilangkan
nyeri
mempermuda
kerja sama dengan
intervensi terapi
lain contoh batuk
dan ambulasi.
C. Vasektomi Varicocele
1. Definisi
34
Vasektomi dengan insisi skrotum, dimana dilakukan pembedahan
kecil pada deferentia vasa manusia yang terputus, dan kemudian diikat /
ditutup dengan cara seperti itu untuk mencegah sperma dari memasuki
aliran mani (ejakulasi).
Vasektomi Semi Permanen yakni vas deferen yang diikat dan bisa
dibuka kembali untuk berfungsi secara normal kembali dan tergantung
dengan lama tidaknya pengikatan vas deferen, karena semakin lama
vasektomi diikat, maka keberhasilan semakin kecil, sebab vas deferen
yang sudah lama tidak dilewati sperma akan menganggap sperma adalah
benda asing dan akan menghancurkan benda asing.
Kelebihan
· Baik yang dilakukan pada laki-laki yang tidak ingin punya anak.
Kekurangan
35
Cara ini tidak langsung efektif, perlu menunggu beberapa waktu
setelah benar-benar sperma tidak ditemukan berdasarkan analisa sperma.
· Ada sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan beberapa hari setelah operasi,
rasa sakit ini biasanya dapat lega oleh konsumsi obat-obatan lembut.
· Penyesalan setelah vasektomi lebih besar jika orang itu masih di bawah
usia 25 tahun, telah terjadi perceraian atau anak yang meninggal.
36
4. Indikasi dan Kontraindikasi Vasektomi
Indikasi Vasektomi
· Menunda kehamilan
· Mengakhiri kesuburan
· Membatasi kehamilan
· Setiap pria, suami dari suatu pasangan usia subur yang telah memiliki
jumlah anak cukup dan tidak ingin menambah anak.
· Obesitas berlebihan
· Penyakit kardiovaskuler berat, penyakit paru berat atau penyakit paru lain.
Evektifitas vasektomi
37
Vasektomi adalah salah satu metode kontrasepsi paling efektif. Angka
kegagalan biasanya kurang dari 0,1%-0,15% pada tahun pertama pemakaian
prosedur Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) dilakukan dengan anestesi local dan
akses terhadap vas mudah diperoleh, maka prosedur ini lebih aman
dibandingkan teknik kontrasepsi mantap wanita (BKKBN dalam Afrinossa,
2009). Adapun evektifitas vasektomi antara lain:
d. Jarang: duplikasi congenital dari vas deferens (terdapat lebih dari 1 vas
deferens pada satu sisi).
Komplikasi minor:
Komplikasi mayor:
1. Hematoma
38
b. Terjadi pembentukan massa bekuan darah dalam kantung scrotum yang
berasal dari pembuluh darah yang pecah.
d. Pengobatan:
2. Infeksi
· Insisi
· Vas deferens
3. Sperma granuloma
39
· Absorpsi dari benang jahitan sebelum terbentuk jaringan parut
· Rasa sakit yang tiba-tiba dan pembengkakan pada luka operasi setelah 1-2
minggu, sedang sebelumnya sama sekali asimptomatik.
· Bila granuloma besar dan sangat sakit, harus dilakukan eksisi. Hanya saja,
eksisi satu granuloma tidak menjamin bahwa tidak akan terjadi suatu
granuloma lainnya.
· Ligasi
40
· Kauterisasi
· Gabungan (kombinasi)
a. Syarat Vasektomi
· Bahagia, artinya klien terikat dalam perkawinan yang syah dan telah
mempunyai jumlah anak minimal 2 orang dengan umur anak terkecil
minimal 2 tahun
· Hernia inguinalis
· Filariasis
· Undesensus testikularis
· Massa intrakrotalis
41
· Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoagulansia
c. Teknik Vasektomi
Jadi, sebagian besar air mani yang keluar itu sesungguhnya lebih
banyak berisi getah prostat dan cairan seminal (sekitar 95 persen), dan
hanya sebagian kecil saja berisi sel benih (sekitar 5 persen). Taruhlah
sekali ejakulasi rata-rata mengeluarkan 5 cc air mani, volume sel
benihnya mungkin hanya sekitar 0,15cc saja. Jadi, setelah seorang pria
divasektomi, volume air mani yang sekitar 0,15 cc itu saja yang tertahan
tidak ikut keluar bersama ejakulasi karena pipa yang mengalirkannva
sudah dibikin buntu. Kendati yang sedikit ini besar maknanya dalam hal
kesuburan, hampir tak ada artinya dalam urusan ejakulasi dan pernik seks
lainnya.
42
beberapa sentimeter untuk menemukan sang pipa. Pipa lalu ditarik keluar
dan dipotong. kemudian masing-masing ujung pipanya diikat, lalu
dimasukkan kembali ke dalam kantong zakar. Bekas luka belekan dijahit,
dan selesai sudah. Prosesnya kira-kira 20 menit untuk kedua sisi buah
zakar.
D. STRIKTUR URETRA
1. Pengertian
2. Etiologi
43
dari luar, atau tekanan oleh struktur sambungan atau oleh pertumbuhan
tumor dari luar serta biasanya terjadi pada daerah kemaluan dapat
menimbulkan ruftur urethra, Timbul striktur traumatik dalam waktu 1
bulan. Striktur akibat trauma lebih progresif daripada striktur akibat
infeksi. Pada ruftur ini ditemukan adanya hematuria gross.
3. Patofisiologi
2. Residual urin
Pada fase kompensasi tidak terjadi residu urin karena vesika urinary
berkontraksi lebih kuat, tapi pada fase dekompensasi muncul residu urin
pada vesica urinary .
44
proksimal dari striktur urin yang terinfeksi keluar dari vesica urinary atau
uretra menimbulkan timbulnya infiltrat urin, jika tidak diobati akan muncul
abses, jika abses pecah akan timbul fistel di supra pubic atau uretra proximal
dari ureter.
4. Manifestasi Klinis
2. Gejala infeksi
3. Retensi urinarius
6. Gejala dan tanda striktur biasanya mulai dengan hambatan arus kemih
dan kemudian timbul sindrom lengkap obstruksi leher kandung kemih
seperti digambarkan pada hipertrofia prostat. Striktur akibat radang uretra
sering agak luas dan mungkin multiple. (Smeltzer.C,2002, hal 1468)
10. Sakit atau nyeri saat buang air kecil kadang-kadang dijumpai.
5. Pemeriksaan diagnostik
1. Laboratoriun
45
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk pelengkap pelaksanaan
pembedahan. Selain itu, beberapa dilakukan untuk mengetahui adanya tanda
–tanda infeksi melalui pemeriksaan urinalisis dan kultur urine.
2. Uroflowmetri
3. Radiologi
6. Penatalaksanaan
3. Pembedahan
a. Sistostomi suprapubis
46
d. Uretritimi eksterna: tondakan operasi terbuka berupa
pemotonganjaringan fibrosis, kemudian dilakukan anastomosis
diantara jaringan uretra yang masih baik. (Basuki B. Purnomo; 2000
hal 126 dan Doenges E. Marilynn, 2000 hal 672)
4. Terapi
5. Trukar Cystostomi
6. Bedah endoskopi
47
7. Uretroplasti
8. Otis uretrotomi
7. Diagnosa Keperawatan
8. Intervensi
NOC NIC
48
a. Pola eliminasi (050301) 1. Melakukan pengkajian yang berfokuske
inkontinensia urin (seperti output urin, pola
b. Bau urine (050302)
pengosongan urine, fungsi kognitif, dan masalah
c. Jumlah urine (050303) urinary preeksisten)
NOC NIC
49
Pain Control (1605) 1. Lakukan pengkajian nyeri seperti
lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, factor
a. identifikasi onset nyeri
pencetus nyeri.
(160502)
2. Kaji pengetahuan pasien tentang nyeri
b. Identifikasi factor penyebab
(160501) 3. Tentukan efek nyeri pada kualitas hidup klien
seperti (hubungan, tidur,napsu makan, aktifitas,mood)
c. Gunakan tindakan preventif
(160503) 3. Kontrol factor lingkungan yg dapat mempengaruhi
nyeri (suhu,keramaian,pencahayaan)
d. Gunakan analgesic jika
dibutuhkan (160505) 4. Berikan farmakologis/nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (kolaborasi jika farmakologis)
e. Laporkan perubahan gejala
nyeri kepada petugas kesehatan 5. Ajarkan teknik relaksasi, TENS, hypnosis, terapi
(160513) music, distraksi, terapi bermain, terapi aktifitas, masase,
aplikasi dingin/hangat sebelum, setelah, dan
jikamemungkinkan saat nyeri berlangsung
NOC NIC
50
(tumor, dolor, rubor, kolor) 6. Dorong klien untuk memenuhi
intake cairan
2) Menunjukkan kemampuan untuk mencegah
timbulnya infeksi 7. Berikan terapi antibiotik
2. Level 1 Domain II: Physiologic Health 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
sitemikdan lokal
Level 2 Kelas H: Immune Response
2. Inspeksi kulit dan membran mukosa
Level 3 Outcome: Immune Status
terhadap kemerahan, panas, drainase
1) Suhu tubuh
3. Monitoring adanya luka
2) Fungsi respirasi
4. Batasi pengunjung bila perlu
3) Fungsi gastrointestinal
5. Anjurkan klien untuk istirahat
4) Fungsi genitourinaria
6. Ajarkan klien dan keluarga tentang
5) Integritas kulit tanda dan gejala infeksi
NOC NIC
v Intake cairan dalam rentang normal sifat antikolinergik atau properti alpha agonis
51
v Bebas dari ISK 3. Memonitor efek dari obat-obatan yang
diresepkan, seperti calcium channel blockers
v Tidak ada spasme bladder
dan antikolinergik
v Balance cairan seimbang
4. Gunakan kekuatan sugesti dengan
menjalankan air atau di toilet
E. Sirkumsisi
1. Definisi Sirkumsisi (Khitan)
Khitan berasal dari bahasa arab, diambil dari kata ختنyang artinya
memotong. الختانadalah sebutan tempat yang dikhitan, yaitu kulit yang
tersisa setelah dipotong . Menurut istilah, khitan adalah memotong kulit
yang menutupi ujung kemaluan laki-laki yang disebut dengan Qulfah dan
memotong sedikit daging yang berada di bagian atas farji. Khitan pada laki-
laki disebut dengan I’dzar, sedangkan khitan pada wanita disebut dengan
khafdh. Secara bahasa, kata khitan itu berasal dari kata khatnun ( ) َختْن, yang
berarti: Memotong kulfah (kulit penutup depan) dari penis dan nawah dari
perempuan.
52
2. Sejarah Khitan
3. Hukum Khitan
53
salah satunya adalah berkhitan, sebagaimana disebutkan di dalam hadits
Bukhari.
“Khitan merupakan sunnah (yang harus diikuti) bagi laki-laki dan perbuatan
mulia bagi wanita.” (HR. Ahmad dan Baihaqi)
ارب
ِ ش ُّ َاإلب ِْط َوق
َّ ص ال ِ ف ُ ْار َونَت ْ َ ط َرةِ – ْال ِخت َانُ َوا ِال ْستِحْ دَادُ َوت َ ْق ِلي ُم األ
ِ َظف ْ س ِمنَ ْال ِف
ٌ س – أ َ ْو َخ ْم ْ ْال ِف
ٌ ط َرة ُ خ َْم
54
“Fitrah itu ada lima perkara : khitan, mencukur bulu kemaluan,
menggunting kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur kumis “ (H.R
Muslim 257).
Telah kita bahas bahwa hukum khitan adalah wajib bagi laki-laki.
Lalu kapan khitan harus dilakukan? Dalam masalah ini tidak terdapat dalil
shahih yang menjelaskan waktu anak laki-laki mulai dikhitan. Memang
terdapat hadits yang menjelaskan tentang waktu khitan. Di antaranya adalah
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
. وختنهما لسبعة أيام، َع َّق رسول هللا صلى هللا عليه وسلم عن الحسن والحسين
Namun derajat hadits ini adalah hadits yang dhaif/lemah. Hadits ini
didhaifkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albani rahimahullah dalam kitab
beliau Irwaul Ghalil sehingga tidak bisa menjadi landasan dalam berdalil.
55
“ Ada tujuh hal yang termasuk sunnah dilakukan kepada bayi saat umur
tujuh hari : diberi nama, dikhitan. .. “ (H.R Ath Thabrani dalam Al Ausath
I/334)
Semakin dini anak dikhitan akan semakin baik, karena akan segera
menggugurkan kewajiban. Juga sebagai bentuk bersegera dalam melakukan
kebaikan yang merupakan perwujudan perintah Allah Ta’ala :
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu” (Ali Imran : 133).
Wallahu a’lam.
56
5. Tinjauan Medis Tentang Usia Khitan
Pada usia ini boleh dikatakan anak sudah mulai dewasa. Pada usia
ini hormon testosteron (hormon kelamin laki-laki) sudah dalam kondisi
maksimal sehingga dalam segi ukuran penis sudah membesar, disertai
bulu kemaluan yang lebat. Prosedur khitan pada dewasa sama dengan
khitan pada anak-anak. Pada orang dewasa, biasanya sudah tidak terjadi
perlengketan antara kulup dan kepala penis sehingga tidak jarang terjadi
luka pada kepala penis. Hal ini berbeda pada penis anak yang banyak
terjadi perlengketan. Karena tidak terjadi perlengketan, biasanya setelah
khitan bisa langsung digunkan untuk beraktifitas seperti biasa.
57
6. Manfaat Khitan
1. Bagi laki-Laki
2. Bagi wanita
58
7. Proses Khitan
1. Pembiusan
2. Pelepasan Perlengketan
59
satunya menarik kulup dengan kassa. Jika dengan kassa tidak bisa lepas,
biasanya digunakan teknik yang kedua dengan memakai klem(penjepit).
Caranya dengan menarik kulup, kemudian klem dibuka dan didorong ke
arah perlengketan. Teknik yang pertama risiko terjadinya trauma atau
lecet pada kepala penis kecil, namun prosesnya lebih lama. Sedangkan
keuntungan teknik yang kedua perlengketan dapat dilepaskan dengan
cepat tetapi kerugiannya dapat mengakibatkan lecet di daerah kepala
penis dan mukosa. Pelepasan perlengketan dengan klem harus diyakini
benar bahwa ujung klem yang digunakan benar-benar tumpul.
3. Pembersihan Smegma
60
4. Pemotongan Kulup Penis
5. Penjahitan
6. Pembalutan Luka
61
dibalut. Keuntungan dan kerugian ini ini harus benar-benar perlu
dipertimbangkan karena infeksi dapat terjadi.
62
1. Dorsumsisi
2. Teknik Guillotine
Disebut juga teknik klasik, karena teknik inilah yang paling lama
digunakan. Khitan dengan teknik ini yaitu dengan cara menjepit kulup penis
secara melintang pada sumbu panjang penis menggunakan klem, kemudian
memotongnya. Irisan dapat dilakukan di bagian atas maupun di bawah dari
klem tersebut.
63
Kelebihan: tekniknya relatif lebih sederhana, hasil irisan lebih rata, waktu
pelaksanaan lebih cepat, hasil lebih rapi.
Kekurangan: perdarahan lebih banyak, kemungkinan melukai glans penis
dan irisan frenulum yang berlebihan, ukuran sisa mukosa-kulit tidak bisa
dipastikan.
3. Teknik Electrocauter dan Flashcutter
64
3. Teknik Smart Clamp
ِ ص ِم ْن أ ُ ُج
ور ِه ْم َ ُسنَةً فَلَهُ أَجْ ُرهَا َوأَجْ ُر َم ْن َع ِم َل بِ َها بَ ْعدَهُ ِم ْن َغي ِْر أ َ ْن يَ ْنق
َ سنَّةً َح ِ ْ س َّن فِي
ُ اإلس ََْل ِم َ َم ْن
ش ْي ٌء
َ
65
“Barangsiapa yang membuat sunnah yang baik dalam Islam, maka dia
akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya tanpa
dikurangi dari pahala mereka sedikitpun ”(H.R Muslim 1017)
66
secara total atau sebagian dari organ genialia eksterna atau melukai pada
organ kelamin wanita karena alasan non-medis.
67
– Prosedur FGM dapat menyebabkan perdarahan dan gangguan kencing,
dan dalam jangka lama bisa menyebabkan kista, infeksi, kemandulan,
serta komplikasi dalam persalinan yang dapat meningkatkan risiko
kematian bayi baru lahir
– Sekitar 140 juta anak perempuan dan perempuan di seluruh dunia saat
ini hidup dengan akibat buruk dari FGM.
– Praktik ini kebanyakan dilakukan oleh ahli khitan tradisional, yang juga
berperan penting dalam komunitas, seperti menolong persalinan. Namun,
lebih dari 18% dari semua FGM dilakukan oleh penyedia layanan
kesehatan, dan tren ini terus meningkat.
68
melakukan khitan pada perempuan diutamakan adalah tenaga kesehatan
perempuan.
69
Di antara manfaat khitan bagi wanita adalah yang disebutkan
oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu untuk menstabilkan syahwat
dan memuaskan pasangan.
70
persetubuhan vaginal, karena adanya data objektif yang kurang untuk
mengusulkan definisi yang berdasarkan evidence-base untuk PE yang
didapat (acquired PE).
Definisi ini menitikberatkan pada hitungan waktu untuk
ejakulasi, kemampuan untuk mengontrol atau menunda ejakulasi dan
konsekwensi negatif (gangguan/distress) dari PE. Namun, poin utama
perdebatan adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk ejakulasi,
yang biasanya dideskripsikan sebagai waktu laten ejakulasi
intravaginal (IELT = time latency ejaculatory intravaginal).
b. Etiologi
Penyebab ejakulasi dini beragam. Antara lain:
Kondisi ini bisa disebabkan oleh faktor psikologis atau fisik. Contoh
masalah psikologis yang bisa menyebabkan ejakulasi dini adalah
1. Stres dan depresi.
Masalah dalam hubungan dengan pasangan.
Cemas terhadap performa seksual, khususnya pada permulaan
hubungan yang baru, atau ketika seorang pria telah memiliki
riwayat masalah dalam performa seksual.
Trauma seksual di masa lampau.
Sedangkan contoh masalah fisik yang bisa menyebabkan ejakulasi
dini adalah gangguan prostat dan tiroid.
1. Prostatitis kronis, yaitu peradangan prostat menahun.
2. Gangguan tiroid, yaitu kelenjar tiroid terlalu aktif atau kurang aktif.
3. Penyakit diabetes dan hipertensi.
4. Konsumsi alkohol berlebih, merokok, dan penggunaan obat-obat
terlarang.
5. Disfungsi ereksi. Pria dengan disfungsi ereksi akan cenderung
ejakulasi dini sebelum ereksi berakhir.
6. Penis yang terlalu sensitif atau terdapat aktivitas refleks tidak
normal pada sistem ejakulasi..
Gangguan kontrol saraf yang mengatur peristiwa ejakulasi juga diduga
menjadi penyebab terjadinya ejakulasi dini
71
Secara fisik, ejakulasi dikendalikan oleh zat kimia dalam otak, yaitu
serotonin. Apabila kadar serotonin atau fungsinya tidak normal, ejakulasi
dini sangat mungkin terjadi.
c. Klasifikasi
PE diklasifikasikan sebagai “lifelong” (primer) atau “acquired”
(sekunder).
a) PE primer ditandai oleh onset-nya (awal terjadinya) dari sejak pertama
kali pengalaman seksual, menetap selama kehidupan dan ejakulasi
terjadi terlalu cepat (sebelum penetrasi vaginal atau < 1-2 menit
setelah penetrasi.
b) PE sekunder dtandai dengan PE yang terjadi secara bertahap atau
kejadiannya tiba-tiba mengikuti ejakulasi normal sebelumnya yang
onset dan waktu ejakulasinya singkat (biasanya tidak sesingkat PE
sekunder).
d. Manifestasi Klinis
Gejala ejakulasi :
1. Ejakulasi yang selalu atau hampir selalu terjadi dalam satu menit atau
kurang pada saat melakukan penetrasi vagina.
2. Ketidakmampuan untuk menunda ejakulasi pada semua atau hampir
saat melakukan penetrasi vagina.
3. Kehidupan pribadi yang negative, seperti stress, frustasi atau
menghindari keintiman seksual.
e. Patofisiologi
Proses ejakulasi berada di bawah pengaruh saraf otonom.
Asetilkolin berperan sebagai neurotransmitter ketika saraf simapatis
mengaktifasi kontraksi dari leher kandung kemih, vesika seminalis dan
vas deferens. Reflex ejakulasi berasal dari kontraksi otot
bulbokavernosus dan ischiokavernosus serta di control oleh saraf
pudendus.
72
Singkatnya, ejakulasi terjadi karena mekanisme reflex yang di
cetuskan oleh rangsangan pada penis melalui saraf sensorik pudendus
yang terhubung dengan persarafan tulang belakang ( T12-L2 ) dan
korteks sensorik ( salah satu bagian otak).
Mengapa reflex ini dapat terjadi sebelum pria tersebut
menginginkannya? Penelitian terakhir mengemukakan bahwa terdapat
gangguan respon penis pria dengan ejakulasi dini.
Pada pria tanpa ejakulasi dini, pengukuran kadar sensitivitas
penis meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Namun pada pria
dengan ejakulasi dini , justru sensitivitas semakin menurun seiring
dengan bertambahnya usia. Penelitian lanjutan mengemukakan bahwa
pria dengan ejakulasi dini memiliki sensitivitas lebih tinggi daripada pria
tanpa ejakulasi dini.
f. Komplikasi
Komplikasi ejakulasi dini dapat mengakibatkan gangguan
psikologis dari penderita ejakulasi dini, seperti gangguan percaya diri,
kecemasan, ataupun depresi. Selain itu, ejakulasi dini juga mengganggu
hubungan interpersonal dan kepuasan seksual dengan pasangannya.
Studi observasional yang dilakukan oleh Patrick dkk. di
Amerika Serikat menunjukkan gangguan stres yang lebih tinggi secara
signifikan pada pria dengan gangguan ejakulasi dini, dibandingkan pada
pria tanpa ejakulasi dini. Namun, hampir dua pertiga dari penderita
ejakulasi dini tidak berkonsultasi dengan dokter karena malu, dan hampir
setengah dari penderita ejakulasi dini percaya bahwa tidak ada obat untuk
ejakulasi dini sehingga mereka tidak mencari nasihat medis.
Komplikasi ejakulasi dini pada seorang pria terlihat mempunyai
kesulitan interpersonal dibandingkan pria tanpa ejakulasi dini. Demikian
pula, pasangan pria ejakulasi dini juga melaporkan tingkat gangguan
hubungan relasi yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak. Hal ini
terjadi karena beberapa pria yang mengalami ejakulasi dini merasa
bahwa mereka membiarkan pasangan mereka kecewa dan merasa
73
kualitas hubungan akan lebih baik apabila mereka tidak menderita
ejakulasi primer. Studi yang dilakukan oleh Rosen dan Althof, secara
konsisten mengonfirmasikan distres personal yang dialami penderita
ejakulasi dini dan pasangan wanitanya.
Pria dengan ejakulasi dini secara signifikan mempunyai nilai
kepercayaan diri yang rendah dibandingkan yang tidak. Sepertiga pria
dengan ejakulasi dini mengalami kecemasan terkait situasi seksual.
Penderita dengan ejakulasi dini juga cenderung menghindari topik
pembicaraan seks dengan pasangannya dibandingkan dengan yang tidak.
Dampak negatif lainnya adalah ejakulasi dini dijadikan suatu alasan oleh
pria berpasangan untuk menghindari pasangannya dan mencari pasangan
lain.
Ejakulasi dini dan kecemasan masing-masing dapat menjadi
penyebab satu sama lain. Sebagai contoh: kecemasan saat senggama akan
cenderung menjadi penyebab ejakulasi dini dan sebaliknya, ejakulasi dini
akan menambah kecema san orang tersebut pada waktu senggama.
Terakhir, ejakulasi prematur dapat menghambat beberapa
pasangan yang ingin mempunyai anak, terutama apabila ejakulasi
prematur terjadi sebelum penetrasi ke dalam vagina. Namun, kehamilan
masih dapat terjadi bila ejakulasi terjadi di dalam vagina. Segera
konsultasi ke dokter Anda terkait gejala ejakulasi dini, sehingga
penyebab ejakulasi dini dapat segera diketahui. Jangan lupa juga lakukan
segera pencegahan ejakulasi dini.
g. Pemerksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium lebih lanjut akan dilakukan berdasarkan
pada penemuan spesifik dari anamnesis atau pemeriksaan fisik
terhadap pasien dan tidak direkomendasikan secara rutin.
Beberapa pilihan alat diagnostik berupa kuesioner (daftar pertanyaan
terstruktur) dapat membantu penilaian kemungkinan terjadinya
ejakulasi dini, antara lain: Intravaginal Ejaculation Latency Time
(IELT), Patient-Reported Outcome (PRO), Premature Ejaculation
74
Diagnostic Tool (PEDT ), Premature Ejaculation Profile (PEP), Index
of Premature Ejaculation (IPE), Male Sexual Health Questionnaire
Ejaculatory Dysfunction(MSHQ-EjD), Chinese Index of Premature
Ejaculation (CIPE), dan Arabic Index of Premature Ejaculation
(AIPE). Meskipun banyak sistem kuesioner yang dapat digunakan
untuk menilai ejakulasi dini, tetapi penggunaan kuesioner merupakan
pilihan masing-masing dokter, sesuai indikasi dan ketersediaan
kuesioner.
h. Penatalaksanaan PE
Dalam banyak hubungan antara suami dan istri bisa
menyebabkan PE bila adalah masalah dalam hubungan tersebut (yang
kurang harmonis). Dalam kasus seperti ini, pengobatan harus dibatasi
pada konseling psikososial. Sebelum pengobatan dimulai, penting untuk
membicarakan harapan pasien terhadap pengobatan yang akan dilakukan
secara langsung. Adanya disfungsi ereksi misalnya atau disfungsi seksual
lain atau infeksi genitourinarius (yaitu prostatitis), harus diobati lebih
dahulu atau diobati bersamaan dengan PE.
Beberapa teknik latihan (behavioural technique) telah
menunjukkan kelebihan dalam mengobati PE dan diindikasikan untuk
pasien yang tidak nyaman dengan terapi obat-obatan. Pada PE primer,
teknik latihan ini tidak direkomendasikan sebagai terapi lini pertama.
Terapi PE primer mesti intensif, membutuhkan dorongan dari pasangan
dan bisa saja sulit untuk melakukannya. Selain itu, hasil jangka panjang
terapi dengan teknik latihan ini untuk PE belum diketahui.
Terapi dengan obat-obatan merupakan terapi dasar untuk PE
primer. Karena belum ada obat untuk PE yang diterima oleh EMEA atau
FDA, maka semua terapi medis PE saat ini tidak diindikasikan. Hanya
SSRI jangka panjang dan obat anestesi topical yang secara terus-menerus
menunjukkan efikasi dalam pengobatan PE. Sekali lagi hasil jangka
panjang untuk terapi obat-obatan belum diketahui.
Teknik psikologis/terapi tingkah laku.
75
Strategi tingkah laku (behavioural technique) terutama yakni
program “stop-start” yang dikembangkan oleh Semans dan
modifikasinya dan teknik “squeeze”, yang diusulkan oleh Master dan
Johnson.
a) Pada program “stop-start”, pasangan merangsang penis sampai
pasien merasa ingin ejakulasi. Pada titik ini, pasien menyuruh
pasangannya untuk berhenti merangsang, tunggu sampai sensasi
ingin ejakulasi itu lewat dan kemudian dirangsang lagi.
b) Teknik “squeeze” hampir sama dengan cara yang pertama namun
pasangan menekan secara manual glans penis sesaat sebelum
ejakulasi sampai pasien kehilangan sensasi untuk ejakulasi.
Kedua cara ini biasanya dilakukan dalam siklus 3 kali berhenti
sebelum menuju orgasme. Teknik ini berdasarkan hipotesis bahwa PE
terjadi karena seorang pria gagal untuk menyadari sensasi puncak
yang muncul dan gagal mengenali perasaan untuk ejakulasi yang tidak
dapat dihindarkan. Latihan yang berulang bisa memperlambat
persambungan respon rangsang dengan secara perlahan memberikan
kesempatan bagi pasien untuk lebih intensif dan stimulasi yang lebih
lama, di lain pihak mempertahankan intensitas dan durasi stimulus
dibawah ambang batas untuk memicu rangsangan. Keberhasilan
teknik ini dapat mecapai 50-60 %.
Pengobatan :
Obat anestesi topical
Penggunaan anestesi lokal untuk menunda ejakulasi merupakan cara
pengobatan farmakologi yang paling tua untuk ejakulasi dini. Beberapa
penelitian mendukung hipotesis bahwa zat desensitisasi topikal
menurunkan sensitivitas glans penis sehingga menunda ejakulasi secara
laten, namun tidak berefek merugikan terhadap sensasi ejakulasi.
Krim Lidokaian-prilokain
Obat ini dioleskan sekitar 20-30 menit sebelum berhubungan
badan. Pemakaian yang berkepanjangan anestesi topical (30-40 menit) bisa
menyebabkan hilangnya ereksi akibat penis yang mati rasa. Kondom
76
biasanya diperlukan untuk menghindari menyebarnya zat anestesi lokal ke
dalam dinding vagina yang menyebabkan pasangan juga mati rasa.
Alternatif lain, kondom bisa diganti sebelum berhubungan badan dan penis
dicuci bersih dari campuran zat aktif yang tersisa. Walaupun tidak ada
efek samping berarti yang dilaporkan, anestesi topical dikontraindikasikan
pada pasien atau pasangannya yang alergi dengan komponen obat ini. Obat
ini juga bisa dikombinasi dengan sildenafil (50 mg sebelum koitus) dan
efeknya lebih baik daripada dengan hanya sildenafil saja.
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs).
Obat ini dapat menunda ejakulasi bahkan telah menjadi pilihan pertama
untuk pengobatan PE. SSRIs yang biasa digunakan untuk PE adalah
citalopram, fluxetine, fluvoxamine, paroxetine, dan sertralin, yang
kesemuanya memiliki mekanisme farmakologi yang sama. Ejakulasi mulai
tertunda beberapa hari setelah minum obat, namun kebanyakan
menunjukkan 1-2 minggu karena desensitisasi reseptor memerlukan waktu
untuk terjadi. Efektifitasnya dapat dipertahankan selama beberapa tahun,
penurunan respon terhadap obat setelah pemakaian jangka panjang dapat
terjadi setelah 6 – 12 bulan.
Dapoxetin merupakan SSRI yang poten yang dirancang khusus untuk
pemberian oral (on demand) untuk ejakulasi dini. Dapoxetin diberikan 30
dan 60 mg 1 sampai 3 jam sebelum koitus.
Inhibitor Fosfodiesterase tipe-5.
Beberapa peneltian terbaru mendukung peranan terapeutik inhibitor
PDE5 terhadap ejakulasi dini. Obat ini menurukan kecemasan yang
menyebabkan ereksi yang lebih baik dan mungkin menurunkan
ambang batas erektil ke tingkat yang lebih rendah sehingga keinginan
yang lebih besar diperlukan untuk mencapai ambang batas ejakulasi.
Namun, banyak mekanisme yang terlibat masih merupkan spekulasi.
Obat yang sering digunakan adalah sildenafil. Jenis lain seperti
tadalafil dan vardnafil datanya masih terbatas mengenai efikasinya
dalam pengobatan PE.
77
Obat lain.
Blokade adrenergik untuk PE memiliki tujuan untuk menurunkan
rangsang simpatetik terhadap traktus seminalis dan karena itu menunda
ejakulasi. Tramadol merupakan zat analgetik yang berkerja secara
sentral yang mengkombinaskan aktivasi reseptor opioid dan inhibisi
re-uptake serotonin dan noradrenalin.
Penelitian juga mengusulkan bahwa antagonis alfa-1 adrenergik,
terazosin dan alfulozin, tramadol memiliki efikasi yang sama dalam
terapi PE. Namun saat ini belum direkomendasikan dalam praktek
klinis.
2. Ejakulasi Retrograd
a. Definisi
Ejakulasi Retrograd (ER) adalah masuknya cairan semen dari
uretra ke dalam kandung kemih. Cairan semen seharusnya dikeluarkan
melalui uretra pada saat terjadi ejakulasi.
b. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis dibuat dengan pemeriksaan urin pasca ejakulasi
(UPE). Pada urin tersebut dilihat apakah secara kasar (makroskopis)
terdapat gambaran seperti awan (cloudy & whitish). Dan secara
mikroskopis dilakukan pemeriksaan hitung sperma, motilitas sperma dan
morfologi.
c. Tata Laksana
Selama 2 – 6 minggu dicoba terapi dengan obat-obatan, yaitu
dengan menggunakan a -sympathomimetic. Termasuk ke dalam golongan
a-simpthomimetic adalah: fenilpropanolamin, psudoefedrin, dan
imipramin. Umumnya digunakan psudoefedrin selama 1 sampai 2
minggu. Setelah 2 minggu dilakukan pemeriksaan UPE. Bila berhasil,
pasien dapat dianjurkan untuk melakukan hubungan seks normal. Bila
pengobatan gagal, atau bila diketahui penyebab ejakulasi retrograd karena
kelainan anatomi, maka dilakukan alkalinisasi urin dengan sodium
bikarbonat dimulai 2 hari sebelum ejakulasi. Setelah itu dilakukan
pengumpulan dan pemrosesan spesimen semen. pH ideal seharusnya
78
antara 7,5 – 8,5. Minum air sebanyak 300 cc satu jam sebelum ejakulasi
akan membantu pengenceran urin. Sperma yang diperoleh dapat dipakai
untuk inseminasi buatan atau teknik lain.
3. Anejakulasi
a. Definisi
Anejakulasi penuh (complete) atau tidak adanya ejakulat baik
antegrad maupun retrograd dapat disebabkan oleh gangguan persarafan
simpatis.
b. Etiologi
Biasanya timbul pada pria dengan riwayat trauma medula
spinalis (tulang belakang) atau pada kanker testis di mana terjadi
kerusakan saraf simpatis setelah dilakukan operasi pengangkatan kelenjar
getah bening.
c. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis dimulai dari pemeriksaan UPE untuk menyingkirkan
kemungkinan ejakulasi retrogard.
d. Tata Laksana
Penanganan pasien yang bukan disebabkan trauma medula
spinalis diberikan obat-obatan golongan a -sympathomimetic, dengan cara
dan dosis yang sama seperti pada ER. Bila pasien mengalami ejakulasi
antegrad atau retrograd, prosedur penanganannya sama seperti
penanganan ER. Bila pengobatan gagal, dapat dicoba untuk menggunakan
stimulasi vibrator atau elektro-ejakulasi. Stimulasi vibrator digunakan juga
pada penatalaksanaan pasien TMS.
79
b. Etiologi
Beberapa obat-obatan (misalnya tioridazin, mesoridazin) dan
beberapa obat yang mempengaruhi tekanan darah bisa mempengaruhi
proses ejakulasi. Gangguan ejakulasi juga bisa terjadi sebagai efek
samping dari obat anti-depresi tertentu (misalnya selective serotonin
reuptake inhibitor). Diabetes juga bisa menyebabkan gangguan ejakulasi.
Faktor psikis yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan ejakulasi
adalah ketakutan pada saat penetrasi (masuknya penis ke dalam vagina)
dan ketakutan untuk mengalami ejakulasi di hadapan mitra seksualnya.
c. Tata Laksana
Penderita tidak dapat mengalami ejakulasi, apakah selama melakukan
hubungan seksual maupun pada perangsangan manual di hadapan
mitra seksualnya.
Terapi untuk mengurangi ansietas
tehnik belajar untuk mengatur ejakulasi kemungkinan bisa
menyembuhkan penyakit ini.
Selain itu keterlibatan pasangan untuk membantu pria ejakulasi juga
berpengaruh besar.
d. Asuhan Keperawatan
A. Pengakajian
80
5. Eliminasi : Normal
6. Makanan/ cairan : Penurunan nafsu makan, anoreksia
7. Nyeri/ kenyamanan :Tidak nyaman dalam berhubungan seksual
8. Seksualitas : Ketidakmampuan dalam mempertahankan ejakulasi,
penurunan libido
81
f. Anjurkan pasien untuk mendiskusikan proses penyakit yang
mungkin menambah disfungsi seksual
g. Dorong pasien untuk menanyakan hal-hal yang berkenaan
dengan seksual dan fungsi yang mungkin menyusahkan dirinya
82
pasangannya berkenaan dengan hubungan antara penyakit dan
perubahan seksual.
83
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat,
sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika sel
prostat mengalami mutasi dan mulai berkembang di luar kendali. Sel ini dapat
menyebar secara metastasis dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama
tulang dan lymph node. Kanker prostat dapat menimbulkan rasa sakit,
kesulitan buang air kecil, disfungsi ereksi dan gejala lainnya.
Khitan berasal dari bahasa arab, diambil dari kata ختنyang artinya
memotong. الختانadalah sebutan tempat yang dikhitan, yaitu kulit yang tersisa
setelah dipotong . Menurut istilah, khitan adalah memotong kulit yang
menutupi ujung kemaluan laki-laki yang disebut dengan Qulfah dan
memotong sedikit daging yang berada di bagian atas farji.
84
B. Saran
Dengan penulisan makalah ini, diharapkan bagi pembaca agar
dapat memahami tentang beberpa penyakit seperti Kanker prostat, Hidrokel,
Vasektomi varicocele, gangguan ejakulasi dan sirkumsisi. Serta mengetahui
bagaimana Asuhan Keperawatan pada Kasus-kasus tersebut.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca dan
apabila ada kekurangan, kami mohon saran dan kritik membangun sehingga
dapat kami tingkatkan dikemudian hari.
Perawat maupun mahasiswa keperawatan dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi dengan klien agar tercipta hubungan yang saling
percaya, terpenuhinya kebutuhan klien dan berpengaruh positif pada proses
penyembuhan klien.
85
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & darth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2.
Jakarta : EGC
Syamsuhidayat, R., & Jong. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 4. Jakarta: EGC
86