Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia
harus memenuhi beberapa syarat agar bisa menjadi sebuah negara.
Diantaranya, yaitu memperoleh pengakuan secara de facto dan de jure.
Pengertian pengakuan de facto adalah pengakuan yang diberikan oleh suatu
negara kepada negara lain yang telah memenuhi unsur-unsur negara, seperti
ada pemimpin, rakyat dan wilayahnya. Sedangkan pengertian pengakuan de
jure adalah pengakuan terhadap suatu negara secara resmi berdasarkan
hukum dengan segala konsekuensi atau pengakuan secara internasional.
(https://blogdenni.wordpress.com/unsur-unsur-terbentuknya-negara) Sebagai
sebuah negara, bangsa Indonesia menyadari bahwa kita tidak mungkin
sanggup untuk memenuhi semua kebutuhan tanpa bantuan dari negara lain.
Oleh sebab itu, untuk memenuhi kebutuhan baik yang menyangkut bidang
politik, ekonomi, maupun sosial budaya diperlukan kerja sama dalam
bentuk hubungan internasional.
Hubungan internasional adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antarnegara, termasuk peran sejumlah negara, organisasi antarpemerintah
(IGO), organisasi non-pemerintah internasional (INGO), organisasi non-
pemerintah (NGO), dan perusahaan multinasional (MNC).
Dalam hubunngan internasional terdapat berbagai pola hubungan antar
bangsa seperti: pola penjajahan, pola hubungan ketergantungan, pola
hubungan sama derajat antar bangsa. Negara Indonesia dalam mengadakan
hubungan internasional, menerapkan politik luar negeri bebas dan aktif
yang dicetuskan oleh Mohammad Hatta. Disebut dengan bebas karena
politik luar negeri Indonesia terbebas dari pengaruh negara negara atau
kekuatan asing, atau bebas menentukan sikap apapun tetapi sikap yang
didasarkan atas ideologi Pancasila dan UUD 1945. Meski demikian,
Indonesia tidak tinggal diam dengan masalah-masalah dunia yang muncul.
Bersama Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan organisasi-organisasi dunia

1
lainya, Indonesia turut aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia. Inilah
yang dimaksud dengan prinsip aktif.Aktif juga diartikan, dalam menjalankan
kebijakan luar negerinya Indonesia tidak bersikap pasif melainkan bersikap
aktif. Indonesia tidak memihak pada kekuatan kekuatan yang pada dasarnya
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia sebagaimana dicerminkan
dalam Pancasila. Sebagai salah satu perwujudan politik luar negeri yang
bebas aktif, bangsa Indonesia pernah menyelenggarakan Konferensi Asia
Afrika di Bandung pada tahun 1955 dan juga membentuk Gerakan Non Blok
bersama beberapa negara Asia Afrika lainnya.
Dalam rangka peningkatan kualitas kerja sama internasional, bangsa
Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar
negeri agar mampu melakukan diplomasi pro-aktif dalam segala bidang
untuk membangun citra positif Indonesia di dunia internasional. Menurut
ketetapan Kongres Wina tahun 1815 dan Kongres Auxla Chapella tahun 1818
(Kongres Achen) pelaksanaan peranan perwakilan diplomatik guna membina
hubungan dengan negara lain dilakukan oleh beberapa perangkat perwakilan
diplomatik. Perangkat perwakilan diplomatik tersebut dibedakan atas
beberapa tingkatan seperti duta besar (ambassador), duta (gerzant), menteri
residen, kuasa residen, dan pejabat pembantu.Oleh sebab itu para diplomat
Indonesia di luar negeri di harapkan mampu memberi informasi yang
seluas-luasnya untuk masyarakat dunia tentang negara Indonesia yang
sesungguhnya.
Selain itu, para diplomat juga harus mampu memberikan
perlindungandan pembelaan terhadap warga negara dan kepentingan
Indonesia, serta memanfaatkan setiap peluang positif bagi kepentingan
nasional. Untuk kepentingan hubungan dan kerja sama internasional yang
lebihluas baik dari aspek politis maupun legal formal, negara Indonesia
telahmenjadi anggota PBB yang ke 60 pada tanggal 28 September 1950.
Demikian juga dengan negara-negara lain, negara Indonesia telah
menempatkan perwakilan diplomatik atau konsulernya di negara lain.

2
1.2 Tujuan
1) Sebagai tugas akhir semester III.
2) Untuk mengetahui pengertian hubungan internasional.
3) Untuk mengetahui arti penting hubungan internasional.
4) Untuk mengetahui sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu
negara.

1.3 Manfaat
1) Untuk menambah wacana pemikiran atau kebijakan agar tidak terlalu
berpikiran kuno namun memiliki wacana pemikiran yang berdimensi
internasional.
2) Membuka wawasan agar kita mengenal dan dikenali atau agar kita lebih
eksis di dalam kancah internasional dan agar bisa berinteraksi dengan
dunia internasional.
3) Membuka peluang untuk berkiprah lebih luas dalam wacana global.
4) Untuk menambah wawasan mengenai tugas-tugas diplomasi.
5) Sebagai bacaan yang dapat dijadikan referensi dalam perpustakaan.

3
BAB II
PERAN INDONESIA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL

2.1 Pengertian Hubungan Internasional


Arti hubungan internasional secara umum adalah kerjasama antar
negara, yaitu unit politik yang didefinisikan secara global untuk
menyelesaikan berbagai masalah. Menurut Undang-undang Nomor 37 Tahun
1999, hubungan internasional adalah kegiatan yang menyangkut aspek
regional dan internasional yang dilakukan oleh pemerintah di tingkat pusat
dan internasional yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, lembaga
negara, badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat, Lembaga
Swadaya Masyrakat(LSM) atau warga negara.
Istilah hubungan internasional mengandung makna yang beragam.
Terdapat beberapa definisi hubungan internasional yang dikemukakan oleh
para ahli menurut Dra. Suwarni; (2008: 93-94) dan Henny Hendrastuti;
(2011: 125), di antaranya:
a. Charles A. Mc Clelland
Hubungan internasional adalah studi tentang keadaan-keadaan relevan
yang mengelilingi interaksi.
b. Warsito Sunaryo
Hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi antara jenis
kesatuan-kesatuan sosial tertentu, termasuk studi tentang keadaan relevan
yang mengelilingi interaksi. Adapun yang dimaksud dengan kesatuan-
kesatuan sosial tertentu, bisa diartikan sebagai negara, bangsa, maupun
organisasi Negara sepanjang hubungan bersifat internsaional.
c. Tygve Nathiessen
Hubungan internasional merupakan bagian dari ilmu politik dan karena
itu komponen-komponen hubungan internasional meliputi politik
internasional, organisasi dan administrasi internasional serta hukum
internasional.

4
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa hubungan
internasional dipandang sebagai sebuah disiplin ilmu yang mencakup aspek
yang sangat luas dan kompleks. Hal tersebut karena hubungan internasional
menyangkut semua aspek kehidupan sosial umat manusia, dalam arti semua
tingkah laku manusia yang melintasi batas-batas negara.

2.2 Pentingnya Hubungan Internasional


Menurut Retno Listyarti; (2008: 100), hubungan internasional dianggap
penting dalam rangka untuk menumbuhkan saling pengertian antarbangsa,
mempererat hubungan persahabatan dan persaudaraan antarbangsa, saling
mencukupi kebutuhan masing-masing bangsa yang bekerja sama, memenuhi
rasa keadilan dan kesejahteraan, membina dan menegakkan perdamaian dan
ketertiban dunia. Suatu negara yang tidak mau mengadakan hubungan
internasional dengan negara lain akan terkucilkan dalam pergaulan dunia.
Akibatnya, negara tersebut akan mengalami kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Pembangunan hubungan internasional bangsa Indonesia ditujukan untuk
meningkatkan persahabatan dan kerja sama bilateral, regional dan multilateral
melalui berbagai macam forum sesuai dengan kepentingan dan kemampuan
nasional. Selain itu, bagi Bangsa Indonesia, hubungan internasional diarahkan
untuk:
1) Membentuk suatu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara
kesatuan dan negara kebangsaan yang demokratis.
2) Membentuk suatu masyarakat yang adil dan makmur secara material
ataupun spiritual dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3) Membentuk suatu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan
semua negara di dunia, terutama dengan negara-negara Afrika dan Asia
atas dasar kerja sama membentuk satu dunia baru yang bersih dari
imperialisme dan kolonialisme menuju perdamaian dunia yang sempurna.
4) Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.

5
5) Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk memperbesar
kemakmuran rakyat, apabila barang-barang itu tidak atau belum
dihasilkan sendiri.
6) Meningkatkan perdamaian internasional karena hanya dalam keadaan
damai, Indonesia dapat membangun dan memperoleh syarat-syarat yang
diperlukan untuk memperbesar kemakmuran rakyat.
7) Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita
yang tersimpul dalam Pancasila, dasar dan filsafat negara kita.
8) Menciptakan kesepahaman dan koordinasi yang lebih terarah untuk
bekerjasama dengan lembaga-lembaga mitra secara bilateral, regional dan
internasional dalam meningkatkan saling pengertian dalam upaya
menjaga keamanan kawasan, integrasi wilayah dan pengamanan kekayaan
sumber daya alam nasional.
9) Memantapan kerjasama internasional di bidang ekonomi, perdagangan,
sosial dan budaya serta bagi pencapaian tujuan pembangunan sosial
ekonomi yang disepakati secara internasional termasuk Millenium
Development Goals (MDGs).
10) Dapat menambah fasilitas untuk memperluas jaringan dan peningkatan
pemanfaatan Sister City antara kota-kota dan propinsi di Indonesia dengan
kota-kota dan propinsi atau distrik di mancanegara yang sudah
berkembang dan maju.
11) Meningkatkan upaya penanggulangan kejahatan lintas batas negara
seperti terorisme, pencucian uang, kejahatan narkotika, penyelundupan
dan perdagangan manusia melalui kerjasama bilateral, regional dan
multilateral yang dilakukan secara inklusif, demokratis dan sejalan
dengan prinisp-prinsip hukum internasional.
12) Membuka lapangan kerja yang memang dibutuhkan untuk mengurangi
pengangguran yang terus meningkat dewasa ini.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai
tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan hubungan internasional, Bangsa
Indonesia harus senantiasa meningkatkan kualitas kerja sama internasional

6
yang dibangun dengan negara lain. Untuk mencapai hal tersebut, Bangsa
Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar
negeri agar mampu melakukan diplomasi yang pro-aktif dalam segala bidang
untuk membangun citra positif Indonesia di dunia internasional. Selain itu,
juga harus mampu memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap warga
negara dan kepentingan Indonesia, serta memanfaatkan setiap peluang bagi
kepentingan nasional.

2.3 Pola Hubungan Internasional


Ada tiga macam pola hubungan antar bangsa, yaitu:
1) Pola Penjajahan
Penjajahan pada hakekatnya adalah penghisapan oleh suatu bangsa atas
bangsa lain yang ditimbulkan oleh perkembangan paham kapitalis, di mana
negara penjajah membutuhkan bahan mentah bagi industrinya dan juga
pasar bagi hasil industrinya. Inti dari penjajahan ini adalah penguasaan
wilayah bangsa lain.
2) Pola Ketergantungan
Umumnya terjadi pada negara-negara berkembang yang karena
kekurangan modal dan tekhnologi untuk membangun negaranya, terpaksa
mengandalkan bantuan negara-negara maju yang akhirnya mengakibatkan
ketergantungan pada negara-negara maju tersebut. Pola hubungan ini
dikenal sebagai neo-kolonialisme (penjajahan dalam bentuk baru).
3) Pola Hubungan Sama Derajat
Pola hubungan ini sangat sulit diwujudkan, namun merupakan pola
hubungan yang paling ideal karena berusaha mewujudkan kesejahteraan
bersama, sesuai dengan jiwa sila kedua Pancasila, yang menuntut
penghormatan atas kodrat manusia sebagai makhluk yang sederajat tanpa
memandang ideologi, bentuk negara ataupun sistem pemerintahannya.
Politik luar negeri bebas aktif yang kita pilih menghindarkan bangsa kita
jatuh ke paham kebangsaan yang sempit atau Chauvinisme yang
mengagung-agungkan bangsa sendiri namun memandang rendah bangsa

7
lain. Juga menghindarkan paham Kosmopolitisme yang memandang
seluruh dunia sebagai negeri yang satu dan sama sehingga mengabaikan
negeri sendiri.
Dalam menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif ini bangsa
Indonesia menjalin pergaulan dan kerjasama antar bangsa, dipimpin oleh
presiden sebagai kepala negara.Dalam melakukan kerjasama dan hubungan
internasional ini presiden dibantu oleh departemen luar negeri yang dipimpin
seorang menteri luar negeri, para duta dan konsul yang diangkat presiden
untuk negara-negara lain serta duta-duta dan konsul-konsul negara lain yang
diterima oleh presiden. Hak mengangkat duta dan konsul ini sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 13 dipegang oleh presiden dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dalam
menerima duta dan konsul negara lain, presiden juga harus meminta
persetujuan dari kepala negara asal duta dan konsul tersebut dalam bentuk
Surat Kepercayaan (lettre de credance).

2.4 Perjanjian Internasional yang Dilakukan Indonesia


Secara umum, pengertian perjanjian internasional adalah suatu
perjanjian atau kesepakatan yang dibuat berdasarkan hukum internasional
dengan beberapa pihak yang berupa negara atau hukum internasional. Dasar
hukum bagi perjanjian internasional yaitu pasal 138 ayat 1 program Mahkama
Internasional yang berbunyi “Perjanjian internasional, baik yang bersifat
umum maupun yang bersifat khusus mengandung ketentuan-ketentuan hukum
yang diakui secara tegas oleh negara-negara yang bersangkutan”. Disini
ditegaskan bahwa negara-negara yang terlibat perjanjian internasional harus
menjunjung tinggi dan menaati ketentuan-ketentuan yang tercantum di
dalamnya. Oleh karena itu, dalam perjanjian internasional berlaku asas Pacta
Sunt Servada, artinya janji itu mengikat semua pihak dan harus dilaksanakan
dengan itikad baik.
Perjanjian internasional dibagi atas beberapa kategori atau bagian
seperti jumlah peserta, berdasarkan sifatnya, berdasarkan isinya, berdasarkan

8
prosesi tahapan pembentukannya, dan berdasarkan subjek. Pembahasan
perjanjian internasional adalah sebagai berikut.
1) Perjanjian Internasional Berdasarkan Jumlah Peserta
a) Perjanjian Bilateral.Pengertian perjanjian bilateral adalah perjanjian
yang dilakukan oleh dua pihak subjek hukum internasional (negara,
takhta suci, kelompok pembebasan, dan organisasi internasional).
Contoh perjanjian bilateral: Perjanjian bilateral di Indonesia dan India
di bidang pertahanan dan ekonomi pada tahun 2011, perjanjian
bilateral Indonesia dan Vietnam dibidang kebudayaan dan hukum
pada tahun 2011.
b) Perjanjian Multilateral.Pengertian perjanjian multilateral adalah
perjanjian yang dilakukan oleh lebih dari dua pihak. Contoh perjanjian
multilateral: Konvensi wina 1969 yang dilakukan oleh dua negara atau
lebih untuk mengadakan akibat-akibat tertentu.
2) Perjanjian Internasional Berdasarkan Sifatnya atau Fungsinya
a) Treaty Contract.Pengertian treaty contract adalah perjanjian yang
hanya mengikat pihak-pihak yang melakukan atau mengadakan
perjanjian. Contoh perjanjian treaty contract: Perjanjian antara
Indonesia dan Republik Rakyat Cina mengenai dwi kewarganegaraan
tahun 1955, perjanjian batas wilayah, pemberantasan, penyelundupan,
dan sebagainya.
b) Law Making Treaty. Pengertian law making treaty adalah perjanjian
yang akibat-akibatnya menjadi dasar ketentuan atau kaidah hukum
internasional. Contoh perjanjian law making treaty: Konvensi Jenewa
1949 tentang perlindungan bagi korban perang, konvensi wina (1961)
tentang hubungan diplomatik, konvensi tentang hukum laut tahun
1958.
3) Perjanjian Internasional Berdasarkan Isinya
a) Politik.Perjanjian internasional dalam segi politik adalah perjanjian
yang mengenai politik. Contohnya: Fakta pertahanan dan perdamaian
seperti North Atlantic Treaty Organization (NATO), Australia, New

9
Zealand, United States treaty (ANZUS), dan Southeast Asia Treaty
Organization (SEATO).
b) Ekonomi.Perjanjian internasional dalam segi ekonomi adalah
perjanjian mengenai ekonomi. Contohnya: Bantuan perekonomian dan
perdagangan
c) Hukum.Perjanjian internasional dalam segi hukum adalah perjanjian
yang mengenai hukum. Contohnya: Status kewarganegaraan
d) Kesehatan.Perjanjian internasional dalam segi kesehatan adalah
perjanjian yang mengenai kesehatan. Contohnya: Karantina dan
penanggulangan pada wabah penyakit.
4) Perjanjian Internasional Berdasarkan Prosesi Tahapan Pembentukannya
a) Perjanjian Bersifat Penting.Perjanjian bersifat penting adalah
perjanjian yang dibuat dengan melalui proses perundingan,
penandatanganan, dan ratifikasi.
b) Perjanjian Bersifat Sederhana. Perjanjian bersifat sederhana adalah
perjanjian yang dibuat dengan melalui dua tahap yaitu: perundingan
dan penandatanganan.
5) Perjanjian Internasional Berdasarkan Subjeknya
a) Perjanjian antar banyak Negara yang merupakan sumber subjek
hukum internasional.
b) Perjanjian antar negara dan subjek hukum lainnya. Contohnya:
Organisasi internasional tahta suci (vatikan) dengan organisasi MEE.
c) Perjanjian antar sesama subjek hukum internasional selain dari negara
yaitu perjanjian yang dilakukan antar organisasi-organisasi
internasional lainnya. Contohnya:The Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) dan Multistates Essay Examination (MEE).

2.5 Kedudukan Perwakilan Diplomatik Indonesia


Semakin dalam hubungan antar kedua negara, semakin banyak
pengiriman perwakilan diplomatik serta semakin beragam tingkatan status
pejabat diplomatik yang dikirim ke negara itu. Kepentingan suatu negara

10
meliputi berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan. Perwakilan diplomatik adalah perwakilan resmi suatu
negara, baik politisi maupun nonpolitisi, dalam membina hubungan antara
negara yang satu dengan negara lain. Perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri dapat berupa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Konsulat
Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI), Konsulat RI, Perutusan Tetap RI
pada PBB, maupun Perwakilan RI tertentu yang bersifat sementara.
Perwakilan Indonesia di luar negeri terdiri atas:
2.5.1 Perwakilan diplomatik, kegiatannya mencakup semua kepentingan
negara RI dan wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah negara
penerima atau yang bidang kegiatannya meliputi bidang kegiatan
suatu organisasi internasional. Tugas pokok perwakilan diplomatik
Indonesia adalah:
1) Menyelenggarakan hubungan dengan Negara lain atau hubungan
kepala Negara dengan pemerintah asing (membawa suara resmi
negaranya),
2) Mengadakan perundingan masalah-masalah yang dihadapi kedua
negara itu dan berusaha untuk menyelesaikannya,
3) Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara
lain,
4) Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan
negara penerima sesuai dengan undang-undang dan melaporkan
kepada pemerintah negarapengirim,
5) Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat
pencatatan sipil, pemberian pos-pos, dan sebagainya.
Seorang yang diberi tugas sebagai perwakilan diplomatik suatu
negara biasanya disebut seorang diplomat. Perwakilan diplomatik
mempunyai tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
1) Duta besar berkuasa penuh, yaitu perwakilan diplomatik yang
mempunyai kekuasaan penuh dan luar biasa. Menurut Wijono
Projodikoro, ada tiga tugas yang harus diemban oleh Duta Besar yaitu:

11
a) Melaksanakan Perundingan (negotiation);
b) Meneropong keadaan (observation);
c) Memberi perlindungan (protection);
2) Duta, adalah wakil diplomatik yang pangkatnya lebih rendah dari duta
besar. Dalam menyelesaikan segala persoalan kedua negara, duta
diharuskan berkonsultasi dengan pemerintahnya.
3) Menteri Residen, adalah perwakilan diplomatik yang dianggap bukan
wakil pribadi kepala negara dan hanya mengurus urusan negara.
Menteri residen tidak berhak mengadakan pertemuan dengan kepala
Negara dimana dia bertugas.
4) Kuasa Usaha, adalah perwakilan diplomatik yang tidak diperbantukan
kepada kepala negara, melainkan kepada menteri luar negeri.
5) Atase-atase, adalah pejabat pembantu Duta Besar Berkuasa Penuh.
Atase terdiri dari Ptase Pertahanan, yang dijabat oleh seorang perwira
militer dan Atase Teknis (pendidikan, perdagangan, perindustrian dan
lain-lain), yang dijabat oleh seorang pegawai negeri.
2.5.2 Perwakilan konsuler, dalam bidang politik, hubungan diplomatik
suatu negara diwakili oleh kedutaan besar. Dalam bidang non-politik,
hubungan diplomatik suatu negara diwakili oleh perwakilan konsuler
(korps konsuler). Tugas-tugas perwakilan konsuler mencakup bidang-
bidang berikut ini:
1) Bidang ekonomi, yaitu menciptkan tata ekonomi dunia beru
dengan menggalakkan komoditas ekspor nonmigas, promosi
perdagangan, mengawasi pelayanan, pelaksanaan perjanjian
perdagangan dan lain-lain.
2) Bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan, yaitu meaksanakan
pertukaran kebudayaan dan pelajar.
3) Bidang-bidang lain seperti, memberikan paspor dan visa
perjalanan, bertindak sebagai notaris dan pencatat sipil, bertindak
sebagai subjek hokum dalam raktik dan prosedur pengadilan.

12
Tingkatan-tingkatan yang ada dalam suatu perwakilan konsuler
adalah sebagai berikut.
1) Konsul Jendral
Konsul Jendral adalah wakil resmi sebuah Negara yang ditugaskan
di luar wilayah metropolitan atau ibu kota sebuah Negara di luar
negeri. Kantor tempat konsul bertugas disebut konsulat atau
konsulat jendral.
2) Konsul dan wakil konsul
Konsul mengepalai satu kekonsulan yang kadang-kadang
diperbantukan kepada konsul jendral. Wakil konsul diperbantukan
kepada konsul atau konsul jendral yang kadang-kadang diserahi
pimpinan kantor konsuler.
3) Agen konsul
Agen konsul diangkat oleh konsu jendral dengan tugas mengatr
hal-hal yang bersifat terbatas dan berhubungan dengan
kekonsulan. Agen konsul ditugaskan di kota-kota yang termasuk
dalam kekonsulan.

2.6 Kerja Sama Internasional


Menurut Henny Hendrastuti; (2011: 125-127), kerja sama internasional
merupakan perwujudan dari hubungan antarbangsa yang berpijak pada
kepentingan nasional. Kepentingan nasional berkaitan dengan tujuan nasional
dalam kurun waktu tertentu yang berisi sasaran-sasaran nyata yang harus
diwujudkan. Keberhasilan mewujudkan tujuan nasional dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa.
Pernyataan tersebut, sejalan dengan kerja sama internasional yang
dilaksanakan bangsa Indonesia. Bagi bangsa Indonesia, pelaksanaan kerja
sama internasional dilakukan agar dapat mewujudkan hal-hal sebagai berikut:
1) Pembentukan satu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara
kesatuan dan negara kebangsaan yang demokratis dengan wilayah
kekuasaan dari Sabang sampai Merauke,

13
2) Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur material dan
spiritual dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
3) Pembentukan satu persahabatan yang baik dengan semua negara di dunia.
Dalam melaksanakan kerja sama dengan bangsa lain, bangsa Indonesia
harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1) Posisi geografis. Secara geografis, Indonesia berada pada posisi silang
dunia. Letak geografis tersebut membawa pengaruh terhadap segala aspek
kehidupan bangsa Indonesia yang meliputi ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan. Untuk menghindari
dampak negatif yang dapat terjadi, diperlukan kerja sama dengan negara-
negara yang berbatasan maupun negara dalam satu kawasan.
2) Sejarah perjuangan. Bangsa Indonesia telah merasakan penderitaan
panjang selama masa penjajahan. Melalui kerja sama internasional,
bangsa Indonesia dapat berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di
dunia.
3) Jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal
kekuatan bangsa Indonesia. Namun sebaliknya, besarnya jumlah
penduduk juga dapat mendatangkan kelemahn-kelemahan dalam menjalin
hubungan dengan bangsa lain. Melalui kerjasama internasional, dapat
diupayakan berbagai usaha untuk menanggulangi permasalahan
kependudukan yang dihadapi bangsa Indonesia.
4) Kekayaan alam. Bangsa Indonesia terkenal dengan kekayaan alam yang
melimpah. Namun tidak semua kekayaan alam dapat diolah sendiri.
Keterbatasan teknologi merupakan salah satu kendala yang dihadapi
bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan kerja sama dengan bangsa lain
untuk mempercepat alih teknologi.
5) Militer. Wilayah Indonesia yang berupa kepulauan, membutuhkan
penanganan yang lebih rumit dalam hal keamanan. Banyak terjadi
pelanggaran perbatasan yang dilakukan bangsa lain. Untuk menjaga
seluruh wilayah Indonesia, diperlukan kekuatan militer, baik personil

14
maupun peralatan. Keterbatasan peralatan perang dapat terpenuhi dengan
kerja sama internasional.
6) Situasi internasional. Indonesia hidup bertetangga dengan negara lain,
baik dengan negara yang berbatasan langsung maupun negara dalam satu
kawasan. Situasi yang terjadi di negara tetangga maupun negara dalam
satu kawasan, dapat membawa dampak bagi Indonesia. Kerja sama
internasional diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif yang
terjadi.
7) Kualitas diplomasi. Upaya menjaga keutuhan bangsa dan Negara tidak
hanya ditentukan dengan kekuatan militer. Kepiawaian para diplomat
untuk berdiplomasi dalam forum internasional juga dapat mempengaruhi.
Para diplomat yang mampu menjalankan tugasnya secara efekif, dapat
menghasilkan diplomasi yang menyasar dan berkualitas.
8) Pemerintahan yang bersih. Untuk mendapatkan kepercayaan dan
penghargaan, baik dari rakyat maupun negara lain sangat diperlukan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Makin baik pemerintahan,
makin baik penyelenggaraan negara yang dilakukan. Penyelenggaraan
negara tersebut juga berkaitan dengan upaya menjalin hubungan dengan
bangsa lain.
9) Kepentingan nasional. Kepentingan nasional Indonesia lebih berorientasi
pada pembangunan di segala bidang. Pelaksanaan politik luar negeri
Indonesia pun harus mengabdi pada kepentingan nasional yang selaras
dengan kiprah perjuangan bangsa. Untuk itu, kerja sama internasional
yang dilakukan harus mampu mendukung terwujudnya kepentigan
nasional.

Kerja sama yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia, baik yang
sifatnya regionalmaupun internasional, tentunya akan memberikan dampak
bagi perekonomian Indonesia. Berikut ini dampak dari kerja sama ekonomi
antarnegara:

15
2.6.1 Dampak positif
1) Meningkatkan Keuangan Negara.
Kerja sama ekonomi antarnegara dapat memberikan banyak
manfaat bagi Indonesia, salah satunya di bidang keuangan. Melalui
kerja sama ini Indonesia memperoleh bantuan berupa pinjaman
keuangan dengan syarat lunak yang digunakan untuk
pembangunan. Dengan demikian, adanya pinjaman keuangan
otomatis dapat meningkatkan keuangan negara.
2) Membantu Meningkatkan Daya Saing Ekonomi.
Kerja sama ekonomi dapat menciptakan persaingan yang sehat di
antara negara-negara anggota. Persaingan yang sehat ini dapat
dilakukan dengan meningkatkan kemampuan produsen tiap negara
dalam menghasilkan produk-produk yang mampu bersaing dengan
negara-negara lain. Keberhasilan bersaing suatu negara ditingkat
regional dan internasional pada gilirannya akan meningkatkan
perekonomian negara yang bersangkutan.
3) Meningkatkan Investasi.
Kerja sama ekonomi antarnegara dapat menjadi cara menarik bagi
para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Banyaknya investor yang mau menginvestasikan modalnya di
Indonesia dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk
meningkatkan perekonomian dan pembangunan Indonesia. Selain
itu, banyaknya investasi dapat juga menambah lapangan kerja baru,
sehingga jumlah pengangguran dapat berkurang.
4) Memperkuat Posisi Perdagangan
Persaingan dagang di tingkat internasional sangat berat. Hal ini
disebabkan adanya berbagai aturan dan hambatan perdagangan di
setiap negara. Untuk itu perlu adanya kerja sama ekonomi.
Sehingga dalam kerja sama tersebut perlu dibuat aturan per-
dagangan yang menguntungkan negara-negara anggotanya. Dengan
demikian adanya aturan tersebut dapat memperlancar kegiatan

16
ekspor dan impor dan menciptakan perdagangan yang saling
menguntungkan. Akibatnya posisi perdagangan dalam negeri
semakin kuat.
2.6.2 Dampak negatif
1) Ketergantungan dengan Negara Lain.
Banyaknya pinjaman modal dari luar negeri dapat membuat
Indonesia selalu tergantung pada bantuan negara lain. Hal ini
menyebabkan Indonesia tidak dapat menggembangkan
pembangunan yang lebih baik.
2) Intervensi Asing Terhadap Kebijakan Ekonomi Indonesia.
Sikap ketergantungan yang semakin dalam pada negara lain, dapat
menyebabkan negara lain berpeluang melakukan campur tangan
pada kebijakan-kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia. Jika kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah
mendapat campur tangan negara lain, hal ini dapat merugikan
rakyat.
3) Masuknya Tenaga Asing ke Indonesia
Alih teknologi yang timbul dari kerja sama ekonomi antarnegara
memberi peluang masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia. Jika
hal ini terjadi tenaga kerja Indonesia menjadi tersingkir dan
dampaknya terjadi banyaknya pengangguran.
4) Mendorong Masyarakat Hidup Konsumtif
Barang-barang impor yang masuk ke Indonesia mendorong
masyarakat untuk mencoba dan memakai produk-produk impor.
Hal ini akan mendorong munculnya pola hidup konsumtif.

2.7 Dampak Mengucilkan Diri dari Pergaulan Antar Bangsa


Sifat manusia yang selalu membutuhkan orang lain adalah sifat alami
yang dimiliki manusia. Tidak ada manusia yang mampu hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain. Sama halnya dengan manusia, negara adalah kelompok
manusia yang terorganisir yang pastinya memerlukan bantuan dari negara

17
lain. Ketergantungan tersebut adalah sifat alami dari suatu Negara yang ingin
selalu berkembang dan maju. Sifat hubungan tersebut berupa timbal balik
sehingga memunculkan berbagai kepentingan bersama untuk memelihara dan
mengatur hubungan yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.
Jadi, mengucilkan diri dari pergaulan antar bangsa adalah kebijakan
yang kurang bijak bagi negara itu sendiri, hal tersebut sangatlah merugikan
negara itu sendiri. Negara tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan sendiri
tanpa bantuan dari bangsa lain.
Beberapa dampak suatu negara yang tidak mau bergaul dengan negara
lain, yaitu:
1) Negara akan terbelakang dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi
2) Kebutuhan masyarakat kurang terpenuhi
3) Rakyatnya cenderung miskin.
4) Tanpa investasi asing pertumbuhan ekonomi berjalan lambat.
5) Bila menghadapai bencana sulit mengatasi tanpa bantuan dan kerja sama
dengan negara lain.
6) Negara secara tersirat tidak mau memelihara dan menciptakan suasana
hidup berdampingan secara damai dan adil dengan bangsa lain, sehingga
kemungkinan-kemungkinan terjadinya konflik dengan bangsa lain
menjadi lebih besar.
7) Masyarakat menjadi statis dan sulit berkembang.
8) Menghambat pencapaian tujuan nasionalnya.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Arti hubungan internasional secara umum adalah kerjasama antar
negara, yaitu unit politik yang didefinisikan secara global untuk
menyelesaikan berbagai masalah. Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan pada
tahun 1945 belum sepenuhnya mendapatkan pengakuan secara de jure dari
bangsa yang pernah menjajah Indonesia. Sehingga situasi ini menimbulkan
berbagai masalah dalam Indonesia, oleh karena itu mantan wakil presiden
Republik Indonesia ke-2 Mohammad Hatta mencetuskan agar adanya
hubungan internasional dengan politik luar negeri bebas dan aktif guna
mendapatkan pengakuan dari negara lain namun terbebas dari pengaruh
asing. Namun bangsa Indonesia sendiri tidak tinggal diam dengan
permasalahan yang ada di dunia dan ikut serta dalam menegakkan
perdamaian.
Menurut Undang-undang Nomor 37 Tahun 1999, hubungan
internasional adalah kegiatan yang menyangkut aspek regional dan
internasional yang dilakukan oleh pemerintah di tingkat pusat dan
internasional yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, lembaga
negara, badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) atau warga negara. Hubungan internasional
sangat penting karena menimbulkan rasa pengertian antar bangsa dan juga
dapat meningkatkan kerjasama dalam segala bidang. Oleh karena itu bangasa
Indonesia menempatkan beberapa perwakilannya dibeberapa negara yang
meliputi: Duta Besar, Duta, Menteri Residen dan Atase-atase yang memiliki
tugas masing-masing. Disini secara garis besar perwakilan negara Indonesia
tersebut mengurusi beberapa urusan diplomatik diataranya melakukan
perundingan dengan negara yang bersangkutan. Hubungan internasional
Indonesia jika disertai dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
memadai akan berdampak sangat baik bagi perkembangan dalam bangsa

19
Indonesia, namun sebaliknya jika tidak disertai dengan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang memadai maka bangsa Indonesia perlahan akan
kembali “dijajah” kembali. Untuk mencapai tujuan yang positif bangsa
Indonesia melakukan berbagai perjanjian Internasional yang tentunya
diharapkan dapat membawa dampak yang baik bagi perkembangan negara
Indonesia.

3.2 Saran
Kami berharap agar para pembaca dapat mengetahui tentang hubungan
internasional yang dilakukan Indonesia. Sehingga dapat meningkatkan rasa
sadar para pembaca untuk meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas namun tetap berpegang pada nilai-nilai rohaniah. Sehingga kita
tidak hanya menjadi manusia yang berilmu namun juga beriman dan
berakhlak mulia.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hasan Al-Amri, Chaidir dkk. 2015. Menapaki Jalan Terjal Penegakan HAM.
Indonesia
Hendrastuti, Henny dan Suyatmi. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementrian Pendidikan
Nasional
Listyarti, Retno dan Setiadi. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Erlangga
Nugraha, Asep. 2015. Jepang-Indonesia Sepakat Menjalin Kerja Sama
Pertahanan. Indonesia:
Putra, Febrianto. 2014. Politik Luar Negeri Bebas Aktif. Indonesia:
Sasrawan, Hedi. 2014. Pengertian Hubungan Internasional. Indonesia
Suwarni. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Arya Duta
Suyadnya, Wayan. 2011. Pengertian Hubungan Internasional, Pola, Arti
Penting, dan Sarananya. Indonesia:
Tazli, Muhammad. 2013. Kantor Kedutaan Australia. Indonesia:
Wikipedia. 2016. Hubungan Internasional. Indonesia:
Yulianingsih, Tanti. 2015. Kantor Kedutaan Indonesia di Cina. Indonesia:

21

Anda mungkin juga menyukai