A. PENDAHULUAN
mudah didapat, namun oleh karena kondisi alam, kebiasaan. dan tingkat sosial
ekonomi yang belum mendukung terciptanya pola hidup yang bersih dan sehat
maka angka kejadian penyakit infeksi masih cukup tinggi. Oleh sebab itu, upaya
suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah
bibit penyebab tersebut diharapkan tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada
saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang
menyerang tubuh.
Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
terhadap penyakit tertentu, sedangkan Vaksin adalah kuman atau racun kuman
yang dimasukkan ke dalam tubuh bayi/ anak yang di sebut antigen. Dalam tubuh
antigen akan bereaksi dengan antibody sehingga akan terjadi kekebalan. Juga ada
vaksin yang dapat langsung menjadi racun terhadap kuman yang di sebut anti
toksin.
1
Bila ada anti gen yang masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan berusaha
menolaknya dengan membuat zat anti berupa antibodi dan zat anti terhadap
kuman yang disebut anti toksin. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen
berlangsung lamban dan lemah sehingga antibodi yang terbentuk hanya sedikit.
BCG, OFT, polio, campak, dan yang sekarang sedang menjadi perhatian luas
adalah imunisasi hepatitis B. Selain itu ada juga imunisasi yang belum begitu
imunisasi dasar lengkap untuk bayi umur 0-11 bulan yang mencakup imunisasi
anak juga memerlukan Imunisasi ulangan (boster) agar kadar zat anti dalam
tubuh tetap dapat dipertahankan sehingga kekebalan terhadap penyakit tetap ada.
pengantin wanita, dan ibu hamil. Pemberian imunisasi ini dimaksudkan agar bayi
Oleh karena itu untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian perlu
2
B. Tujuan Instruksional Umum
tubuh bayi.
dengan imunisasi
Hepatitis, campak)
D. Sasaran
Bontomanai
E. Target
F. Strategi Pelaksanaan
1. Metode: Ceramah
3
2. Kriteria evaluasi: tanya ulang apa yang telah disampaikan
H. Media
Poster
I. Pembagian Tugas
Pemateri: Singere
Notulen: Nuriani
Moderator: Arifin
4
MATERI
Tubuh manusia pada dasarnya mampu melawan masuknya zat asing (bakteri,
virus, racun, dan sebagainya) dengan mengaktifkan sistem kekebalan yang ada
mampu menahan masuknya zat asing secara berlapis-lapis. Kulit adalah benteng
pertahanan tubuh yang paling luar sehingga meskipun setiap hari manusia hidup
bersama bermilyar-milyar bakteri di tas kulit, namun tetap hidup sehat. Selain kulit,
ada lapisan lendir dan bulu-bulu halus di saluran pernafasan yang dapat menangkap
kuman atau zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Di dalam darah juga terdapat sel-
sel darah putih dan sel-sel pertahanan lainnya yang mampu membunuh kuman yang
masuk ke dalam tubuh. Jadi, sebenarnya tubuh manusia memiliki sistem pertahanan
A. Kekebalan Bawaan
Kekebalan bawaan adalah kekebalan yang terdapat pada bayi yang baru
lahir (neonatus) sampai kurang lebih berumur lima bulan. Kekebalan ini di dapat
dari ibu sewaktu bayi masih berada dalam kandungan. Zat anti yang di miliki ibu
melalui jalan darah menembus ari-ari (plasenta) masuk ke dalam tubuh bayi.
Kekebalan ini di dapat membuat bayi terhindar dari beberapa penyakit, misalnya
5
B. Kekebalan Didapat
Kekebalan didapat adalah kekebalan yang di dapat setelah bayi lahir dan
tidak berasal dari ibu. Kekebalan didapat dapat digolongkan dua jenis, yaitu
serum) ke dalam tubuh sehingga tubuh terhindar dari penyakit. Di sini tubuh
tidak bekerja sendiri untuk membuat zat anti. Contoh dari kekebalan jenis ini
adalah pada pemberian serum antitetanus, serum antibisa ular, dan serum
antirabies.
(naturally acquired).
a. Secara alamiah
oleh kuman dan menderita sakit. Sakit ini biasanya ringan dan menjadi
difteri atau polio. Kekebalan ini adalah yang terkuat tetapi perlu
dipikirkan bahwa selain yang dapat sembuh banyak anak yang menjadi
6
b. Sengaja di buat
anti sendiri untuk melawan zat asing tersebut. Tubuh manusia akan
waktu untuk mendapatkan zat anti menjadi cukup lama. Cara yang lazim
dahulu berturut-turut dengan jarak 4-8 minggu kecuali untuk BCG dan
Proses terjadinya reaksi pada tubuh bayi dan anak setelah imunisasi
1. Reaksi lokal
2. Reaksi umum
Pada keadaan pertama (reaksi lokal) ibu harus tak usah panic sebab
panas akan sembuh dan itu berarti kekebalan sudah dimiliki oleh bayi. Tetapi
pada keadaan kedua (reaksi umum) sebaiknya ibu konsultasi pada dokter/
bidan.
7
a. Vaksin BCG
1. Bayi umur 0-11 bulan, tetapi sebaiknya diberikan pada umur 0-2 bulan
Kekebalan yang diperoleh anak tidak mutlak 100 %, jadi kemungkinan anak akan
menderita penyakit TBC ringan, akan tetapi terhindar dari TBC berat, TBC tulang
Adapun kontra indikasi pemberian vaksin BCG ini adalah anak yang sakit kulit/
infeksi kulit di tempat penyuntikan, anak yang telah terjangkit penyakit TBC atau
Tujuan pemberian vaksin ini adalah untuk memberi kekebalan aktif yang
1. Pada bayi umur antara 2-11 bulan sebanyak 3 kali suntikan dengan selang 4
3. Di ulang kembali dengan vaksin DT pada usia 5-6 tahun (kelas satu SD)
8
Kontra indikasi pada pemberian DPT ini adalah bila anak sedang sakit parah,
riwayat kejang bila demam, panas tinggi yang lebih dari 38 derajat Celsius,
c. Vaksin polio
1. Pada bayi umur 2-11 bulan diberi sebanyak 3 kali pemberian dengan dosis 2
Kontra indikasi pemberian vaksin polio adalah anak dengan diare berat, anak
d. Vaksin Campak
penyakit campak .
Jadwal pemberian vaksin campak adalah pada umur 9- 11 bulan dengan satu kali
vaksin campak kurang dari 9 bulan harus di ulangi pada umur 15 bulan.
Kontra indikasi pada pemberian vaksinasi campak adalah anak yang sakit parah,
menderita TBC tanpa pengobatan, defisiensi gizi dalam derajat berat defisiensi
9
kekebalan, demam lebih 38 derajat Celsius. Anak yang mempunyai riwayat
e. Vaksin Hepatitis B
1. Imunisasi dasar di lakukan tiga kali, dua kali pertama untuk merangsang
tubuh menghasilkan zat anti dan yang ketiga untuk meningkatkan jumlah zat
2. Jadwal imunisasi hepatitis di mulai pada bayi baru lahir (0 bulan) dengan satu
kali suntikan satu bulan kemudian mendapat satu kali lagi. Setelah itu
10