12, BE & GG, Ela Ratna Yuwita, Hapzi Ali, Ethics and Business: Ethical Decision in Business Making, Universitas Mercu Buana, 2018
12, BE & GG, Ela Ratna Yuwita, Hapzi Ali, Ethics and Business: Ethical Decision in Business Making, Universitas Mercu Buana, 2018
NIM 55117120151
JAKARTA
2018
Forum BE & GG minggu 12:
Implementasi Ethical Decision Making in Business dan kendalanya pada Perusahaan di amati
atau secara umum di Indonesia.
Etika Bisnis Dalam Pengambilan Keputusan dalam Perusahaan – Etika berarti suatu
norma aturan yang berisi prinsip-prinsip dasar bagimana sesorang itu bersikap sesuai dengan
norma-norma yang berlaku didalam suatu kominitas mana yang patut dan yang tidak patut atau
yang benar dan salah dan bersikap tingkah laku. Selanjutnya etika didalam organisasi atau
komunitas masyarakat adalah suatu standar mengatur untuk bersikap dan tingkah laku yang
disepakati oleh semua anggota organisasi atau kelompok masyarakat bagaimana bersikap
sesuai dengan kepatutan.
Pentingnya etika didalam dunia bisnis suatu yang penting dikarena apabila suatu
perusahaan atau dunia bisnis tidak beretika berakibat terjadi kecurungan yang dapat merugikan
banyak orang. Kecurangan yang terjadi disebabkan suatu perusahaan memberikan informasi (
kasus Prime Mortage di Amerika Serikat) berakibatnya bangkrutnya pasar modal yang
berdampak krisis moneter dan ekonomi di Amerika. Kasus Bank Century di Indonesia
berakibat hancurnya Bank Century dan Negara di rugikan yang selanjutnya si pemilik Bank
Century di tahan dalam penjara. Untuk itu Etika bisnis sangat penting bagi Dunia Bisnis untuk
menjaga norma-norma bisnis berjalan sesuai dengan nilai-nilai yang patut dan tidak merusak
sendi-sendi ekonomi masyarakat dan bangsa. Dampaknya sangat besar bagi Masyarakat dan
Pemerintah apabila Dunia bisnis tidak memakai etika bisnis.
Pengertian Etika adalah; Kode yang berisi prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang mengatur
perilaku orang atau kelompok terkait dengan apa yang benar atau salah (Daf L., 2007). Pearce
dan Robinson (2007) menyatakan bahwa Etika adalah prinsip-Prinsip moral yang
mencrminkan keyakinan masyarakat mengenai tindakan yang benar atau salah dar individu
atau kelompok. Selanjutnya menurut Robin (2005) menyatakan: Peraturan dan Prinsip yang
mendefinisikan tindakan benar dan salah.
Dari ketiga pendapat tersebut etika dapat nyatakan adalah suatu konsep yang mengatur
sikap dan tingkah laku individu (seorang) bagaimana bertindak dan berbuat dalam melakukan
kegiatan baik secara pribadi maupun berkelompok untuk bertanggung jawab sesuai dengan
kaidah-kaidah yang telah ditentukan dan disepakati.
Etika di dalam seorang atau kelompok sangat bergantung dengan cara pandang dari
sesorang itu dalam memahami etika. Tiga (3) domain tindak yang mendapat perhatian dari
sesoarang atau kelompok masyarakat ditampilkan dalam gambar (1) berikut ini.
Sebelum menguraikan tentang Etika Bisnis diuraikan terlebih dahulu tinjauan tentang
keputusan, Pengambilan keputusan merupakan fungsi utama seorang pimpinan atau manajer
di dalam organisasi. Keberhasilan pimpinan membuat dan menetapkan suatu keputusan
bergantung dengan data dan informasi yang diberikan padanya. Untuk pembuatan suatu
keputusan haruslah meliputi pengidentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian
masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut dan pemilihaan alternatif keputusan yang
terbaik. seorang pimpinan atau manajer dalam pembuatan keputusan perlu
Sebelum menguraikan tentang Etika Bisnis diuraikan terlebih dahulu tinjauan tentang
keputusan, Pengambilan keputusan merupakan fungsi utama seorang pimpinan atau manajer
di dalam organisasi. Keberhasilan pimpinan membuat dan menetapkan suatu keputusan
bergantung dengan data dan informasi yang diberikan padanya.
Untuk pembuatan suatu keputusan haruslah meliputi pengidentifikasian masalah,
pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut dan
pemilihaan alternatif keputusan yang terbaik. seorang pimpinan atau manajer dalam pembuatan
keputusan perlu memahami dan menguasi teori dan praktek dan data-data yang objektif sebagai
landasan dalam membuat keputusan (Masyhudzulhak, 2013).
Sesungguhnya pengambilan keputusan itu sangat penting juga merupakan suatu kegiatan
dalam manajemen yang paling kompleks dalam suatu organisasi. Bukan hanya keputusan-
keputusan mengenai kebjaksanaan pokok yang rumit, tetapi juga pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan pelaksanaan program, penempatan, dan penganggaran, merupakan titik-titik
kritis terhadap mantapnya suatu kebijaksanan (Gortner et al dalam Salusus. 200).
Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan
metode yang efisien sesuai dengan situasi. Proses itu untuk menemukan dan meyelesaikan
masalah organisasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa pengambilan keputusan memerlukan
satu seri tindakkan, membutuhkan beberapa langkah.
Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat
sudah diselesaikan keputusan harus dibuat (Brinckloe, at al, dalam Salusu. 2001) dengan kata
lain keputusan, keputusan mempercepat pergerakan dan perubahan (Hill et al., dalam Salusu.
2001). Sehubungan dengan itu, pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam dua
pengertian yaitu (1) penetapan tujuan yang merupakan terjemahan cita-cita dan aspirasi, dan
(2) pencapaian tujuan melalui implementasinya (Inbar, dalam Salusu. 2001). Ringkasnya,
keputusan dibuat untuk mencapai tujuan pelaksanaan dan berintikan hubungan kemanusiaan.
Pucuk pimpinan (top manajer) perlu memahami dan memiliki keterampilan, dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan atau pembuatan kebijakan yang memungkinkan
asas kesatuan perintah diwujudkan. Di lingkungan suatu organisasi pengambilan Keputusan
dan atau kebijaksanaan yang ditetapkan pucuk pimpinan atau pimpinan unit / satuan kerja
bawahannya, harus dirasakan sebagai keputusan bersama dan terarah pada kepentingan
organisasi, bukan untuk kepentingan kelompok atau pribadi tertentu saja.
Untuk itu dalam penerapan etika di dunia bisnis yang sangat penting bagaimana Dunia
bisnis membuat suatu keputusan yang bertanggung jawab baik internal dan eksternal. Hal ini
dikarenakan tidak semua keputusan di pandang dari dimensi ekonomi saja namun haruslah juga
dipandang dari dimensi sosial budaya, osial politik dan keamanan suatu Negara. Untuk itu
suatu keputusan bisnis haruslah sangat berkaitan erat dengan nilai-nilai atau norma yang patut
dan dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau bangsa.
Etika bisnis adalah; suatu tindakan yang berakhlak dan berbudi dalam proses bisnis
yang mengedepankan output usaha yang layak untuk mencukupi dan memenuhi kebutuhan
konsumen yang bermutu dan bermanfaat.
Sumber:
http://etikbisnis.blogspot.com/2016/01/pengambilan-keputusan-dalam-etika-bisnis.html
http://etikbisnis.blogspot.com/2016/01/etika-bisnis-dan-pengambilan-keputusan_23.html
Quiz BE & GG minggu 12:
Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan
metode yang efisien sesuai dengan situasi. Proses itu untuk menentukan dan menyelesaikan
masalah organisasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa pengambilan keputusan memerlukan
satu saei tindakan, membutuhkan beberapa langkah.
Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan
metode yang efisien sesuai dengan situasi. Proses itu untuk menentukan dan menyelesaikan
masalah organisasi.Pernyataan ini menegaskan bahwa pengambilan keputusan memerlukan
satu saei tindakan, membutuhkan beberapa langkah.
Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat
sudah diselesaikan keputusan harus dibuat (Brinckloe, at al, dalam Salusu. 2001) dengan kata
lain keputusan, keputusan mempercepat pergerakan dan perubahan (Hill et al., dalam Salusu.
2001). Sehubungan dengan itu, pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam dua
pengertian yaitu (1) penetapan tujuan yang merupakan terjemahan cita-cita dan aspirasi, dan
(2) pencapaian tujuan melalui implementasinya (Inbar, dalam Salusu. 2001). Ringkasnya,
keputusan dibuat untuk mencapai tujuan pelaksanaan dan berintikan hubungan kemanusiaan.
Uraian pendahulan diatas telah menggambarkan pentingnya etika didalam bisnis atau
usaha dampak dari tidak memperhatikan etika didalam bisnis terjadinya kerusakan yang
berakibat terjadinya krisis moneter dan ekonomi dan yang lebih jauh lagi krisis kepercayaan
pada Dunia bisnis.
Untuk itu dalam penerapan etika di dunia bisnis yang sangat penting bagaimana Dunia
bisnis membuat suatu keputusan yang bertanggung jawab baik internal dan eksternal. Hal ini
dikarenakan tidak semua keputusan di pandang dari dimensi ekonomi saja namun haruslah juga
dipandang dari dimensi sosial budaya, osial politik dan keamanan suatu Negara. Untuk itu
suatu keputusan bisnis haruslah sangat berkaitan erat dengan nilai-nilai atau norma yang patut
dan dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau bangsa. Etika bisnis adalah; suatu
tindakan yang berakhlak dan berbudi dalam proses bisnis yang mengedepankan output usaha
yang layak untuk mencukupi dan memenuhi kebutuhan konsumen yang bermutu dan
bermanfaat.
1) Menganalisa Masalah
Langkah pertaman dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab secara etis
adalah menentukan fakta-fakta dalam situasi tersebut, membedakan fakta-fakta dari opini
belaka, adalah hal yang sangat penting. Perbedaan persepsi dalam begaiman seseorang
mengalami dan memahami situasi dapat menyebabkan banyak perbedaan etis. Sebuah
penilaian etis yang dibuat berdasarkan penentuan yang cermat atas fakta-fakta yang ada
merupakan sebuah penilaian etis yang bertindak sesuai dengan pertimbangan yang tanpa
fakta. Seseorang yang bertindak sesuai dengan pertimbangan yang cermat akan fakta telah
bertindak sesuai dengan pertimbangan yang cermat akan fakta telah bertindak dalam cara
yang lebih bertanggung jawab secara etis dari pada orang yang bertindak tanpa
pertimbangan mendalam.
2) Membuat Asumsi
Apakah secara struktural terletak di dalam atau di luar tanggung jawab? Secara
personal bersedia apakah menerima resiko atau tidak? Apakah tersedia sumber daya
atau tidak? Apakah masalahnya urgen atau tidak? Langkah kedua dalam pengambilan
keputusan yang etis dan bertanggung jawab mensyaratkan kemampuan untuk
mengenali sebuah keputusan atau permasalahn sebagai sebuah keputusan etis atau
permasalahan etis.
Membuat beberapa alternatif pemecahan masalah yang bersifat layak, efektif dan
efisien. Langkah ketiga melibatkan satu dari elemen vitalnya. Kita diminta untuk
mengidentifikasi dan mempertimbangkan semua pihak yang dipengaruhi oleh sebuah
keputusan, orang-orang ini biasa disebut dengan para pemangku kepentingan (stakeholder).
4) Mengevaluasi Alternatif
Pilih alternatif yang paling layak, efektif, dan efisien. Lebih baik menerapkan
alternatif yang kurang layak daripada di luar kemampuan, lebih baik menerapkan
alternatif yang kurang efektif daripada tidak bertindak dan lebih baik menerapkan
alternatif yang mahal daripada murah tak bermutu. Langkah kelima adalah
pengambilan keputusan yang diakhiri dengan evaluasi yang merupakan langkah
terakhir dalam proses pengambilan keputusan sebagai sarana untuk menilai apakah
keputusan kita sudah berdampaka baik atau malah tidak sesuai dengan apa yang kita
harapkan.
6) Mengevaluasi hasil
Keadaan sosial dapat mempermudah ataupun mempersulit kita untuk bertindak sesuai
dengan penilaian kita. Dalam dunia bisnis, terkadanga konteks organisasi mempersulit kita
untuk bertindak secara etis bahkan bagi orang yang berniat paling baik sekalipun, atau
mempersulit orang yang tidak jujur untuk bertindak tidak etis. Tanggung jawab atas keadaan
yang dapat mendorong perilaku etis dan menekan perilaku tidak etis jatuh kepada manajemen
bisnis dan tim eksekutif.
Dalam situasi bisnis, para individu harus mempertimbangkan implikasi etis dan
pengambilan keputusan pribadi dan profesional (personal and prosfessionanl decision making).
Beberapa dari peran yang kita emban bersifat sosial: teman, anak, pasangan, warga negara,
tetangga. Beberapa bersifat institusional: manajer, pengajar, pengacara, akuntan, auditor, analis
keuangan, dan sejenisnya. Pengambilan keputusan dalam konteks ini menimbulkan pertanyaan
yang lebih luas berkaitan dengan tanggung jawab sosial dan keadilan sosial.
Dalam konteks bisnis, para individu mengisi peran sebagai karyawan, manajer,
eksekutif senior, dan anggota dewan. Para manajer, eksekutif, dan anggota dewan memiliki
kemampuan untuk menciptakan dan membentuk konteks organisasi di mana semua karyawan
mengmbil keputusan. Oleh karena itu, mereka memiliki sebuah tanggung jawab untuk
meningkatkan pengaturan organisasi yang mendorong perilaku etis dan menekan perilaku tidak
etis.
Sebagai misal, kebanyakan orang dewasa berada dalam tingkat menengah dari
perkembangan moral, mereka sangat dipengaruhi oleh rekan sekerja dan akan mengikuti
aturan dan prosedur suatu organisasi. Individu-individu yang telah maju ketahap-tahap
yang lebih tinggi iu menaruh nilai yang bertambah pada hak-hak orang lain, tak peduli akan
pendapat mayoritas, dan kemungkinan besar menantang praktik-praktik organisasi yang
mereka yakini secara pribadi sebagai sesuatu hal yang keliru.
2) Lingkungan Organisasi
Tempat kedudukan kendali tidak lepas dengan struktur organisasi, pada umumnya
individu individu yang memiliki moral kuat dan baik akan sangat jauh lebih kecil
kemungkinannya untuk mengambil keputusan yang tak etis, namun jika mereka dikendalai
oleh suatu lingkungan organisasi sebagai tempat kedudukannya yang sedikit banyak tidak
menyukai pengambilan keputusan etis, ada kemungkinan individu- individu yang telah
mempunyai moral yang kuatpun dapat tercemari oleh suatu lingkaungan organisasi sebagai
tempat kedudukannya yang mengizinkan atau mendorong praktik-praktik pengambilan
keputusan tak-etis.
6. Pengaruh Etika dalam Pengambilan Keputusan
Etika merupakan pertimbangan etis yang seharusnya suatu kriteria yang pentingdalam
pengambilan keputusan organisasional. Ada lima kriteria dalam mengambil keputusan yang
etis, yaitu:
2) Universalisme (duty), Ini menekankan pada baik buruk nya perilaku tergantung pada
niat (intention) dari keputusan atau perilaku. Paham ini adalah kebalikan (contrast) dari
utilitarianisme. Berdasarkan prinsip Immanuel Kant (categorical imperative), paham ini
mempunyai dua prinsip. Pertama, seseorang seharusnya memilih suatu perbuatan. Kedua,
orang-orang lain harus diperlakukan sebagai akhir (tujuan), bukan sekedar alat untuk mencapai
tujuan.
3) Penekanan pada hak, Kriteria ini memberikan kesempatan kepada individu untuk
mengambil keputusan yang konsisten dengan kebebasan dan keistimewaan mendasr seperti
dikemukakan dalam dokumen - dokumen (contoh Piagam Hak Asasi). Suatu tekanan pada hak
dalam pengambilan keputusan berarti menghormati dan melindungi hak dasar dari individu.
4) Penekanan pada keadilan, Ini mensyaratkan individu untuk menegakan dan memperkuat
aturan-aturan yang adil dan tidak berat sebelah sehingga ada pembagian manfaat dan biaya
yang pantas. Keadilan distributif, perilaku didasarkan pada satu nilai: keadilan.
Sebelum menguraikan tentang Etika Bisnis diuraikan terlebih dahulu tinjauan tentang
keputusan, Pengambilan keputusan merupakan fungsi utama seorang pimpinan atau manajer
di dalam organisasi. Keberhasilan pimpinan membuat dan menetapkan suatu keputusan
bergantung dengan data dan informasi yang diberikan padanya.
Untuk pembuatan suatu keputusan haruslah meliputi pengidentifikasian masalah,
pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut dan
pemilihaan alternatif keputusan yang terbaik. seorang pimpinan atau manajer dalam pembuatan
keputusan perlu memahami dan menguasi teori dan praktek dan data-data yang objektif sebagai
landasan dalam membuat keputusan (Masyhudzulhak, 2013).
Pengambilan keputusan. Ialah. Proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan
metode yang efisien sesuai dengan situasi. Proses itu untuk menemukan dan meyelesaikan
masalah organisasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa pengambilan keputusan memerlukan
satu seri tindakkan, membutuhkan beberapa langkah.
Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat
sudah diselesaikan keputusan harus dibuat (Brinckloe, at al, dalam Salusu. 2001) dengan kata
lain keputusan, keputusan mempercepat pergerakan dan perubahan (Hill et al., dalam Salusu.
2001). Sehubungan dengan itu, pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam dua
pengertian yaitu (1) penetapan tujuan yang merupakan terjemahan cita-cita dan aspirasi, dan
(2) pencapaian tujuan melalui implementasinya (Inbar, dalam Salusu. 2001). Ringkasnya,
keputusan dibuat untuk mencapai tujuan pelaksanaan dan berintikan hubungan kemanusiaan.
Pucuk pimpinan (top manajer) perlu memahami dan memiliki keterampilan, dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan atau pembuatan kebijakan yang memungkinkan
asas kesatuan perintah diwujudkan. Di lingkungan suatu organisasi pengambilan Keputusan
dan atau kebijaksanaan yang ditetapkan pucuk pimpinan atau pimpinan unit / satuan kerja
bawahannya, harus dirasakan sebagai keputusan bersama dan terarah pada kepentingan
organisasi, bukan untuk kepentingan kelompok atau pribadi tertentu saja. Model yang
bermanfaat yang terkenal sebagai kerangka dasar proses pengambilan keputusan yang
dikemukakan oleh Herbert A. Simon dalam Sutabari (2003) akan digunakan sebagai dasar
untuk menjelaskan proses pengambil keputusan.
Uraian pendahulan diatas telah menggambarkan pentingnya etika didalam bisnis atau
usaha dampak dari tidak memperhatikan etika didalam bisnis terjadinya kerusakan yang
berakibat terjadinya krisis moneter dan ekonomi dan yang lebih jauh lagi krisis kepercayaan
pada Dunia bisnis.
Untuk itu dalam penerapan etika di dunia bisnis yang sangat penting bagaimana Dunia
bisnis membuat suatu keputusan yang bertanggung jawab baik internal dan eksternal. Hal ini
dikarenakan tidak semua keputusan di pandang dari dimensi ekonomi saja namun haruslah juga
dipandang dari dimensi sosial budaya, osial politik dan keamanan suatu Negara. Untuk itu
suatu keputusan bisnis haruslah sangat berkaitan erat dengan nilai-nilai atau norma yang patut
dan dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau bangsa.
Kesimpulannya bahwa etika bisnis adalah suatu tindakan yang berakhlak dan berbudi
dalam proses bisnis yang mengedepankan output usaha yang layak untuk mencukupi dan
memenuhi kebutuhan konsumen yang bermutu dan bermanfaat.
Sumber:
Prof Dr.Ir Hapzi Ali, MM,CMA. Perkuliahan Modul Ke.12 Business Ethics & GG, Ethical
Decision Making Business, Pasca Sarjana Universitas Mercu Buana
http://etikbisnis.blogspot.com/2016/01/pengambilan-keputusan-dalam-etika-bisnis.html