Anda di halaman 1dari 18

Business Ethics & GG

Ethical Decision Making in Business

Forum dan Quiz ke 12

ELA RATNA YUWITA

NIM 55117120151

Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2018
Forum BE & GG minggu 12:

Implementasi Ethical Decision Making in Business dan kendalanya pada Perusahaan di amati
atau secara umum di Indonesia.

Etika Bisnis dan Pengambilan Keputusan dalam Perusahaan

Etika Bisnis Dalam Pengambilan Keputusan dalam Perusahaan – Etika berarti suatu
norma aturan yang berisi prinsip-prinsip dasar bagimana sesorang itu bersikap sesuai dengan
norma-norma yang berlaku didalam suatu kominitas mana yang patut dan yang tidak patut atau
yang benar dan salah dan bersikap tingkah laku. Selanjutnya etika didalam organisasi atau
komunitas masyarakat adalah suatu standar mengatur untuk bersikap dan tingkah laku yang
disepakati oleh semua anggota organisasi atau kelompok masyarakat bagaimana bersikap
sesuai dengan kepatutan.

Pentingnya etika didalam dunia bisnis suatu yang penting dikarena apabila suatu
perusahaan atau dunia bisnis tidak beretika berakibat terjadi kecurungan yang dapat merugikan
banyak orang. Kecurangan yang terjadi disebabkan suatu perusahaan memberikan informasi (
kasus Prime Mortage di Amerika Serikat) berakibatnya bangkrutnya pasar modal yang
berdampak krisis moneter dan ekonomi di Amerika. Kasus Bank Century di Indonesia
berakibat hancurnya Bank Century dan Negara di rugikan yang selanjutnya si pemilik Bank
Century di tahan dalam penjara. Untuk itu Etika bisnis sangat penting bagi Dunia Bisnis untuk
menjaga norma-norma bisnis berjalan sesuai dengan nilai-nilai yang patut dan tidak merusak
sendi-sendi ekonomi masyarakat dan bangsa. Dampaknya sangat besar bagi Masyarakat dan
Pemerintah apabila Dunia bisnis tidak memakai etika bisnis.

Pengertian Etika adalah; Kode yang berisi prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang mengatur
perilaku orang atau kelompok terkait dengan apa yang benar atau salah (Daf L., 2007). Pearce
dan Robinson (2007) menyatakan bahwa Etika adalah prinsip-Prinsip moral yang
mencrminkan keyakinan masyarakat mengenai tindakan yang benar atau salah dar individu
atau kelompok. Selanjutnya menurut Robin (2005) menyatakan: Peraturan dan Prinsip yang
mendefinisikan tindakan benar dan salah.

Dari ketiga pendapat tersebut etika dapat nyatakan adalah suatu konsep yang mengatur
sikap dan tingkah laku individu (seorang) bagaimana bertindak dan berbuat dalam melakukan
kegiatan baik secara pribadi maupun berkelompok untuk bertanggung jawab sesuai dengan
kaidah-kaidah yang telah ditentukan dan disepakati.
Etika di dalam seorang atau kelompok sangat bergantung dengan cara pandang dari
sesorang itu dalam memahami etika. Tiga (3) domain tindak yang mendapat perhatian dari
sesoarang atau kelompok masyarakat ditampilkan dalam gambar (1) berikut ini.

Pengambilan Keputusan Dalam Etika Bisnis

Sebelum menguraikan tentang Etika Bisnis diuraikan terlebih dahulu tinjauan tentang
keputusan, Pengambilan keputusan merupakan fungsi utama seorang pimpinan atau manajer
di dalam organisasi. Keberhasilan pimpinan membuat dan menetapkan suatu keputusan
bergantung dengan data dan informasi yang diberikan padanya. Untuk pembuatan suatu
keputusan haruslah meliputi pengidentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian
masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut dan pemilihaan alternatif keputusan yang
terbaik. seorang pimpinan atau manajer dalam pembuatan keputusan perlu

Pengambilan Keputusan Dalam Etika Bisnis

Sebelum menguraikan tentang Etika Bisnis diuraikan terlebih dahulu tinjauan tentang
keputusan, Pengambilan keputusan merupakan fungsi utama seorang pimpinan atau manajer
di dalam organisasi. Keberhasilan pimpinan membuat dan menetapkan suatu keputusan
bergantung dengan data dan informasi yang diberikan padanya.
Untuk pembuatan suatu keputusan haruslah meliputi pengidentifikasian masalah,
pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut dan
pemilihaan alternatif keputusan yang terbaik. seorang pimpinan atau manajer dalam pembuatan
keputusan perlu memahami dan menguasi teori dan praktek dan data-data yang objektif sebagai
landasan dalam membuat keputusan (Masyhudzulhak, 2013).

Hakikat Pengambilan Keputusan

Beberapa pendapat pakar dalam bidang Pengambilan keputusan Salusu (1996)


menyatakan. Bahwa aspek yang paling penting dari kegiatan manajemen. ialah, merupakan
kegiatan sentral manajemen. Ini merupakan inti kepemimpinan (Siagian, 1988). Menurut
Moore pengambilan keputusan sebagai suatu karateristik yang fundamental, atau sebagai
jantung kegiatan adimistrasi (Robbin, 1978).

Pengambilan keputusan merupakan kunci kepemimpinan (Gore,1959). Higgins (1979).


Menyatakan, bahwa pengambilan keputusan adalah kegiatan yang paling penting dari semua
kegiatan. Karena didalamnya manajer terlibat. Hoy dan Miskel (1978). Mengatakan
pengambilan keputusan merupakam tanggung jawab utama dari semua administrator.
Kompleksitasnya pengambilan keputusan maka di perlukan semua disiplin ilmu dari berbagai
bidang karena itu seorang pimpinan atau manajer haruslah deanga teliti dan cermat serta
menganalisis apa dampak dari pengambuilan keputusan yang dibuat agar di belakang hari tidak
terjadi kerusakan-kerusakan yang berakibat merugikan banyak pihak atau kemunduran suatu
perusahaan.

Pentingnya Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya suatu


organisasi, terutama karena masa depan suatu organisasi banyak di tentukan oleh pengambilan
keputusan sekarang. Karena keputusan yang diambil oleh pimpinan merupakan hasil pemikiran
akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan
organisasi yang ia pimpin. Penting karena menyangkut semua aspek manajemen. Kesalahan
dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai
kepada kerugian uang. Ada kalanya keputusan diambil oleh manajer sendiri, tetapi tidak jarang
juga bersama staf, tergantung dari besar kecilnya masalah dan gaya kepemimpinan yang dianut
oleh si manajer.

Sesungguhnya pengambilan keputusan itu sangat penting juga merupakan suatu kegiatan
dalam manajemen yang paling kompleks dalam suatu organisasi. Bukan hanya keputusan-
keputusan mengenai kebjaksanaan pokok yang rumit, tetapi juga pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan pelaksanaan program, penempatan, dan penganggaran, merupakan titik-titik
kritis terhadap mantapnya suatu kebijaksanan (Gortner et al dalam Salusus. 200).

Apakah Pengambilan Keputusan Itu?

Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan
metode yang efisien sesuai dengan situasi. Proses itu untuk menemukan dan meyelesaikan
masalah organisasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa pengambilan keputusan memerlukan
satu seri tindakkan, membutuhkan beberapa langkah.

Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat
sudah diselesaikan keputusan harus dibuat (Brinckloe, at al, dalam Salusu. 2001) dengan kata
lain keputusan, keputusan mempercepat pergerakan dan perubahan (Hill et al., dalam Salusu.
2001). Sehubungan dengan itu, pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam dua
pengertian yaitu (1) penetapan tujuan yang merupakan terjemahan cita-cita dan aspirasi, dan
(2) pencapaian tujuan melalui implementasinya (Inbar, dalam Salusu. 2001). Ringkasnya,
keputusan dibuat untuk mencapai tujuan pelaksanaan dan berintikan hubungan kemanusiaan.

Proses Pengambilan Keputusan

Pucuk pimpinan (top manajer) perlu memahami dan memiliki keterampilan, dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan atau pembuatan kebijakan yang memungkinkan
asas kesatuan perintah diwujudkan. Di lingkungan suatu organisasi pengambilan Keputusan
dan atau kebijaksanaan yang ditetapkan pucuk pimpinan atau pimpinan unit / satuan kerja
bawahannya, harus dirasakan sebagai keputusan bersama dan terarah pada kepentingan
organisasi, bukan untuk kepentingan kelompok atau pribadi tertentu saja.

Pengambilan Keputusan Etika Bisnis


Uraian pendahulan diatas telah menggambarkan pentingnya etika didalam bisnis atau
usaha dampak dari tidak memperhatikan etika didalam bisnis terjadinya kerusakan yang
berakibat terjadinya krisis moneter dan ekonomi dan yang lebih jauh lagi krisis kepercayaan
pada Dunia bisnis.

Untuk itu dalam penerapan etika di dunia bisnis yang sangat penting bagaimana Dunia
bisnis membuat suatu keputusan yang bertanggung jawab baik internal dan eksternal. Hal ini
dikarenakan tidak semua keputusan di pandang dari dimensi ekonomi saja namun haruslah juga
dipandang dari dimensi sosial budaya, osial politik dan keamanan suatu Negara. Untuk itu
suatu keputusan bisnis haruslah sangat berkaitan erat dengan nilai-nilai atau norma yang patut
dan dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau bangsa.

Etika bisnis adalah; suatu tindakan yang berakhlak dan berbudi dalam proses bisnis
yang mengedepankan output usaha yang layak untuk mencukupi dan memenuhi kebutuhan
konsumen yang bermutu dan bermanfaat.

Sumber:

http://etikbisnis.blogspot.com/2016/01/pengambilan-keputusan-dalam-etika-bisnis.html

http://etikbisnis.blogspot.com/2016/01/etika-bisnis-dan-pengambilan-keputusan_23.html
Quiz BE & GG minggu 12:

Ethical Decision Making in Business

A. Pengambilan Keputusan Etika Bisnis.

Pengambilan keputusan merupakan fungsi utama seorang pimpinan manajer di dalam


organisasi. Keberhasilan pimpinan membuat menetapkan suatu keputusan bergantung dengan
data dan informasi diberikan padanya. Untuk pemembuatan suatu keputusan haruslah meliputi
pengidentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-
alternatif tersebut dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Seorang pemimpin atau
manager dalam penbuatab keputusan perlu memahami dan menguasari terori dan praktek dan
data – data yang objektif sebagai landasan dalam mambuat keputusan.

Kompleksitasnya pengambilan keputusan maka diperlukan semua. Disiplin ilmu dari


berbagai bidang karena itu seorang pimpinan atau manajer haruslah dengan teliti dan cermat
serta menganalisa apa dampak dari pengambilan keputusan yang dibuat agar di belakang hari
tidak terjadi kerusakan –kerusakan yang berakibat merugikan pihak atau kemunduran suatu
perusahaan.

Apakah pengambila keputusan itu ?

Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan
metode yang efisien sesuai dengan situasi. Proses itu untuk menentukan dan menyelesaikan
masalah organisasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa pengambilan keputusan memerlukan
satu saei tindakan, membutuhkan beberapa langkah.

Implementasi Ethical Decision Making in Business

Pengambilan keputusan merupakan fungsi utama seorang pimpinan atau manajer di


dalam organisasi. Keberhasilan pimpinan membuat dan menetapkan suatu keputusan
bergantung dengan data dan informasi yang diberikan padanya. Untuk pembuatan suatu
keputusan haruslah meliputi pengidentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian
masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut dan pemilihaan alternatif keputusan yang
terbaik. seorang pimpinan atau manajer dalam pembuatan keputusan perlu memahami dan
menguasi teori dan praktek dan data-data yang objektif sebagai landasan dalam membuat
keputusan.
1. Hakikat Pengambilan Keputusan

Beberapa pendapat pakar dalam bidang Pengambilan keputusan Salusu (1996)


menyatakan. Bahwa aspek yang paling penting dari kegiatan manajemen. ialah, merupakan
kegiatan sentral manajemen. Ini merupakan inti kepemimpinan (Siagian, 1988). Menurut
Moore pengambilan keputusan sebagai suatu karateristik yang fundamental, atau sebagai
jantung kegiatan adimistrasi (Robbin, 1978).

Pengambilan keputusan merupakan kunci kepemimpinan (Gore,1959). Higgins (1979).


Menyatakan, bahwa pengambilan keputusan adalah kegiatan yang paling penting dari semua
kegiatan. Karena didalamnya manajer terlibat. Hoy dan Miskel (1978). Mengatakan
pengambilan keputusan merupakam tanggung jawab utama dari semua administrator.
Kompleksitasnya pengambilan keputusan maka di perlukan semua disiplin ilmu dari berbagai
bidang karena itu seorang pimpinan atau manajer haruslah deanga teliti dan cermat serta
menganalisis apa dampak dari pengambuilan keputusan yang dibuat agar di belakang hari tidak
terjadi kerusakan-kerusakan yang berakibat merugikan banyak pihak atau kemunduran suatu
perusahaan.

2. Pentingnya Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya suatu


organisasi, terutama karena masa depan suatu organisasi banyak di tentukan oleh pengambilan
keputusan sekarang. Karena keputusan yang diambil oleh pimpinan merupakan hasil pemikiran
akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan
organisasi yang ia pimpin. Penting karena menyangkut semua aspek manajemen. Kesalahan
dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai
kepada kerugian uang. Ada kalanya keputusan diambil oleh manajer sendiri, tetapi tidak jarang
juga bersama staf, tergantung dari besar kecilnya masalah dan gaya kepemimpinan yang dianut
oleh si manajer.

Sesungguhnya pengambilan keputusan itu sangat penting juga merupakan suatu


kegiatan dalam manajemen yang paling kompleks dalam suatu organisasi. Bukan hanya
keputusan-keputusan mengenai kebjaksanaan pokok yang rumit, tetapi juga pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan program, penempatan, dan penganggaran,
merupakan titik-titik kritis terhadap mantapnya suatu kebijaksanan (Gortner et al dalam
Salusus. 200).
Apakah pengambilan keputusan itu ?

Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan
metode yang efisien sesuai dengan situasi. Proses itu untuk menentukan dan menyelesaikan
masalah organisasi.Pernyataan ini menegaskan bahwa pengambilan keputusan memerlukan
satu saei tindakan, membutuhkan beberapa langkah.

Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat
sudah diselesaikan keputusan harus dibuat (Brinckloe, at al, dalam Salusu. 2001) dengan kata
lain keputusan, keputusan mempercepat pergerakan dan perubahan (Hill et al., dalam Salusu.
2001). Sehubungan dengan itu, pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam dua
pengertian yaitu (1) penetapan tujuan yang merupakan terjemahan cita-cita dan aspirasi, dan
(2) pencapaian tujuan melalui implementasinya (Inbar, dalam Salusu. 2001). Ringkasnya,
keputusan dibuat untuk mencapai tujuan pelaksanaan dan berintikan hubungan kemanusiaan.

3. Proses Pengambilan Keputusan

Uraian pendahulan diatas telah menggambarkan pentingnya etika didalam bisnis atau
usaha dampak dari tidak memperhatikan etika didalam bisnis terjadinya kerusakan yang
berakibat terjadinya krisis moneter dan ekonomi dan yang lebih jauh lagi krisis kepercayaan
pada Dunia bisnis.

Untuk itu dalam penerapan etika di dunia bisnis yang sangat penting bagaimana Dunia
bisnis membuat suatu keputusan yang bertanggung jawab baik internal dan eksternal. Hal ini
dikarenakan tidak semua keputusan di pandang dari dimensi ekonomi saja namun haruslah juga
dipandang dari dimensi sosial budaya, osial politik dan keamanan suatu Negara. Untuk itu
suatu keputusan bisnis haruslah sangat berkaitan erat dengan nilai-nilai atau norma yang patut
dan dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau bangsa. Etika bisnis adalah; suatu
tindakan yang berakhlak dan berbudi dalam proses bisnis yang mengedepankan output usaha
yang layak untuk mencukupi dan memenuhi kebutuhan konsumen yang bermutu dan
bermanfaat.

Tahapan-tahapan Pengambilan keputusan

1) Menganalisa Masalah

Langkah pertaman dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab secara etis
adalah menentukan fakta-fakta dalam situasi tersebut, membedakan fakta-fakta dari opini
belaka, adalah hal yang sangat penting. Perbedaan persepsi dalam begaiman seseorang
mengalami dan memahami situasi dapat menyebabkan banyak perbedaan etis. Sebuah
penilaian etis yang dibuat berdasarkan penentuan yang cermat atas fakta-fakta yang ada
merupakan sebuah penilaian etis yang bertindak sesuai dengan pertimbangan yang tanpa
fakta. Seseorang yang bertindak sesuai dengan pertimbangan yang cermat akan fakta telah
bertindak sesuai dengan pertimbangan yang cermat akan fakta telah bertindak dalam cara
yang lebih bertanggung jawab secara etis dari pada orang yang bertindak tanpa
pertimbangan mendalam.

2) Membuat Asumsi

Apakah secara struktural terletak di dalam atau di luar tanggung jawab? Secara
personal bersedia apakah menerima resiko atau tidak? Apakah tersedia sumber daya
atau tidak? Apakah masalahnya urgen atau tidak? Langkah kedua dalam pengambilan
keputusan yang etis dan bertanggung jawab mensyaratkan kemampuan untuk
mengenali sebuah keputusan atau permasalahn sebagai sebuah keputusan etis atau
permasalahan etis.

3) Membuat alternatif pemecahan masalah

Membuat beberapa alternatif pemecahan masalah yang bersifat layak, efektif dan
efisien. Langkah ketiga melibatkan satu dari elemen vitalnya. Kita diminta untuk
mengidentifikasi dan mempertimbangkan semua pihak yang dipengaruhi oleh sebuah
keputusan, orang-orang ini biasa disebut dengan para pemangku kepentingan (stakeholder).

4) Mengevaluasi Alternatif

Mengumpulkan data untuk mengevaluasi setiap alternatif, menolak atau


menerima alternatif dari sudut kelayakan, efektifitas dan efisiensi setiap alternative.
Langkah selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan adalah membandingkan dan
mempertimbangkan alternatif-alternatif, membuat suatu spreadsheet mental yang
mengevaluasi setiap dampak tiap alternatif yang telah dipikirkan terhadap masing-
masing pemegang kepentingan yang telah identifikasi. Salah satu cara yang paling
mudah adalah menempatkan diri terhadap posisi orang lain. Sebuah elemen penting
dalam evaluasi ini adalah pertimbangan cara untuk mengurangi, meminimalisasi atau
mengganti kensekuensi kerugian yang mungkin terjadi atau meningkatkan dan
memajukan konsekuensi-konsekuensi yang mendatangkan manfaat. Selain itu juga
perlu mempertimbangkan kewajiban, hak-hak dan prinsip-prinsip, serta dampak bagi
integritas dan karakter pribadi.

5) Memilih dan menetapkan Alternatif

Pilih alternatif yang paling layak, efektif, dan efisien. Lebih baik menerapkan
alternatif yang kurang layak daripada di luar kemampuan, lebih baik menerapkan
alternatif yang kurang efektif daripada tidak bertindak dan lebih baik menerapkan
alternatif yang mahal daripada murah tak bermutu. Langkah kelima adalah
pengambilan keputusan yang diakhiri dengan evaluasi yang merupakan langkah
terakhir dalam proses pengambilan keputusan sebagai sarana untuk menilai apakah
keputusan kita sudah berdampaka baik atau malah tidak sesuai dengan apa yang kita
harapkan.

6) Mengevaluasi hasil

Selesai, jika sesuai harapan. Ulangi, jika belum sesuai.

B. Pendekatan-pendekatan etika bisnis dalam pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan semata-mata bukan karena kepentingan pribadi dari seorang si


pengambil keputusannnya. Beberapa hal kriteria dalam pengambilan keputusan yang etis
diantaranya adalah :

a) Pendekatan bermanfaat (utilitarian approach), yang dudukung oleh filsafat abad


kesembilan belas ,pendekatan bermanfaat itu sendiri adalah konsep tentang etika bahwa
perilaku moral menghasilkan kebaikan terbesar bagi jumlah terbesar.
b) Pendekatan individualisme adalah konsep tentang etika bahwa suatu tindakan dianggap
pantas ketika tindakan tersebut mengusung kepentingan terbaik jangka panjang seorang
individu.
c) Konsep tentang etika bahwa keputusan yang dengan sangat baik menjaga hak-hak yang
harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
d) hak persetujuan bebas. Individu akan diperlakukan hanya jika individu tersebut secara
sadar dan tidak terpaksa setuju untuk diperlakukan.
e) Hak atas privasi. Individu dapat memilih untuk melakukan apa yang ia inginkan di luar
pekerjaanya.
f) Hak kebebasan hati nurani. Individu dapat menahan diri dari memberikan perintah yang
melanggar moral dan norma agamanya.
g) Hak untuk bebas berpendapat. Individu dapat secara benar mengkritik etika atau
legalitas tindakan yang dilakukan orang lain.
h) Hak atas proses hak. Individu berhak untuk berbicara tanpa berat sebelah dan berhak
atas perlakuan yang adil.
i) Hak atas hidup dan keamanan. Individu berhak untuk hidup tanpa bahaya dan ancaman
terhadap kesehatan dan keamananya.

4. Pengambilan Keputusan Etis dalam Manajeria

Keadaan sosial dapat mempermudah ataupun mempersulit kita untuk bertindak sesuai
dengan penilaian kita. Dalam dunia bisnis, terkadanga konteks organisasi mempersulit kita
untuk bertindak secara etis bahkan bagi orang yang berniat paling baik sekalipun, atau
mempersulit orang yang tidak jujur untuk bertindak tidak etis. Tanggung jawab atas keadaan
yang dapat mendorong perilaku etis dan menekan perilaku tidak etis jatuh kepada manajemen
bisnis dan tim eksekutif.

Dalam situasi bisnis, para individu harus mempertimbangkan implikasi etis dan
pengambilan keputusan pribadi dan profesional (personal and prosfessionanl decision making).
Beberapa dari peran yang kita emban bersifat sosial: teman, anak, pasangan, warga negara,
tetangga. Beberapa bersifat institusional: manajer, pengajar, pengacara, akuntan, auditor, analis
keuangan, dan sejenisnya. Pengambilan keputusan dalam konteks ini menimbulkan pertanyaan
yang lebih luas berkaitan dengan tanggung jawab sosial dan keadilan sosial.

Dalam konteks bisnis, para individu mengisi peran sebagai karyawan, manajer,
eksekutif senior, dan anggota dewan. Para manajer, eksekutif, dan anggota dewan memiliki
kemampuan untuk menciptakan dan membentuk konteks organisasi di mana semua karyawan
mengmbil keputusan. Oleh karena itu, mereka memiliki sebuah tanggung jawab untuk
meningkatkan pengaturan organisasi yang mendorong perilaku etis dan menekan perilaku tidak
etis.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang etis

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang etis diantaranya :

1) Tahap perkembangan moral


Tahap ini merupakan suatu tahap penilaian (assessment) dari kapasitas seseorang untuk
menimbang nimbang apakah secara moral benar, makin tinggi perkembangan moral seorang
berarti makin kurang ketergantungannya pada pengaruh- pengaruh luar sehingga ia akan makin
cenderung berperilaku etis.

Sebagai misal, kebanyakan orang dewasa berada dalam tingkat menengah dari
perkembangan moral, mereka sangat dipengaruhi oleh rekan sekerja dan akan mengikuti
aturan dan prosedur suatu organisasi. Individu-individu yang telah maju ketahap-tahap
yang lebih tinggi iu menaruh nilai yang bertambah pada hak-hak orang lain, tak peduli akan
pendapat mayoritas, dan kemungkinan besar menantang praktik-praktik organisasi yang
mereka yakini secara pribadi sebagai sesuatu hal yang keliru.

2) Lingkungan Organisasi

Dalam lingkungan organisasional merujuk pada persepsi karyawan mengenai


pengharapan (ekspetasi) organisasional. Apakah organisasi itu mendorong dan mendukung
perilaku etis dengan meberi ganjaran atau menghalangi perilaku tak-etis dengan memberikan
hukuman/sangsi. Kode etis yang tertulis, perilaku moral yang tinggi dari para seniornya,
pengharapan yang realistis akan kinerja, penilaian kinerja sebagai dasar promosi bagi individu-
individu, dan hukuman bagi individu-individu yang bertindak tak-etis merupakan suatu contoh
nyata dari kondisi atau keadaan terhadap lingkungan lingkungan organisasional sehingga
kemungkinan besar dapat menumbuh kembangkan pengambilan keputusan yang sangat
etis.

3) Tempat kedudukan kendali

Tempat kedudukan kendali tidak lepas dengan struktur organisasi, pada umumnya
individu individu yang memiliki moral kuat dan baik akan sangat jauh lebih kecil
kemungkinannya untuk mengambil keputusan yang tak etis, namun jika mereka dikendalai
oleh suatu lingkungan organisasi sebagai tempat kedudukannya yang sedikit banyak tidak
menyukai pengambilan keputusan etis, ada kemungkinan individu- individu yang telah
mempunyai moral yang kuatpun dapat tercemari oleh suatu lingkaungan organisasi sebagai
tempat kedudukannya yang mengizinkan atau mendorong praktik-praktik pengambilan
keputusan tak-etis.
6. Pengaruh Etika dalam Pengambilan Keputusan

Etika merupakan pertimbangan etis yang seharusnya suatu kriteria yang pentingdalam
pengambilan keputusan organisasional. Ada lima kriteria dalam mengambil keputusan yang
etis, yaitu:

1) Utilitarian, Keputusan-keputusan yang diamabil semata-mata atas dasar hasil atau


konsekuensi mereka. Tujuannya adalah memberikan kebaikan yang terbesar untuk jumlah
yang terbesar. Pandangan ini cenderung mendominasi pengambilan keputusan bisnis, seperti
efisiensi, prokduktifitas dan laba yang tinggi.

2) Universalisme (duty), Ini menekankan pada baik buruk nya perilaku tergantung pada
niat (intention) dari keputusan atau perilaku. Paham ini adalah kebalikan (contrast) dari
utilitarianisme. Berdasarkan prinsip Immanuel Kant (categorical imperative), paham ini
mempunyai dua prinsip. Pertama, seseorang seharusnya memilih suatu perbuatan. Kedua,
orang-orang lain harus diperlakukan sebagai akhir (tujuan), bukan sekedar alat untuk mencapai
tujuan.

3) Penekanan pada hak, Kriteria ini memberikan kesempatan kepada individu untuk
mengambil keputusan yang konsisten dengan kebebasan dan keistimewaan mendasr seperti
dikemukakan dalam dokumen - dokumen (contoh Piagam Hak Asasi). Suatu tekanan pada hak
dalam pengambilan keputusan berarti menghormati dan melindungi hak dasar dari individu.

4) Penekanan pada keadilan, Ini mensyaratkan individu untuk menegakan dan memperkuat
aturan-aturan yang adil dan tidak berat sebelah sehingga ada pembagian manfaat dan biaya
yang pantas. Keadilan distributif, perilaku didasarkan pada satu nilai: keadilan.

5) Relativisme (self-interest), Ini menekankan bahwa baik buruknya perilaku manusia


didasarkan pada kepentingan atau kebutuhan pribadi (self-interest and needs). Dengan
demikian, setiap individu akan mempunyai kriteria moral yang berbeda dengan individu
lainnya, atau akan terjadi perbedaan kriteria moral dari satu kultur ke kultur lainnya.

Pengambilan Keputusan Dalam Etika Bisnis

Sebelum menguraikan tentang Etika Bisnis diuraikan terlebih dahulu tinjauan tentang
keputusan, Pengambilan keputusan merupakan fungsi utama seorang pimpinan atau manajer
di dalam organisasi. Keberhasilan pimpinan membuat dan menetapkan suatu keputusan
bergantung dengan data dan informasi yang diberikan padanya.
Untuk pembuatan suatu keputusan haruslah meliputi pengidentifikasian masalah,
pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut dan
pemilihaan alternatif keputusan yang terbaik. seorang pimpinan atau manajer dalam pembuatan
keputusan perlu memahami dan menguasi teori dan praktek dan data-data yang objektif sebagai
landasan dalam membuat keputusan (Masyhudzulhak, 2013).

Hakikat Pengambilan Keputusan

Beberapa pendapat pakar dalam bidang Pengambilan keputusan Salusu (1996)


menyatakan. Bahwa aspek yang paling penting dari kegiatan manajemen. ialah, merupakan
kegiatan sentral manajemen. Ini merupakan inti kepemimpinan (Siagian, 1988). Menurut
Moore pengambilan keputusan sebagai suatu karateristik yang fundamental, atau sebagai
jantung kegiatan adimistrasi (robbin 1978).

Pengambilan keputusan merupakan kunci kepemimpinan (Gore,1959). Higgins (1979).


Menyatakan, bahwa pengambilan keputusan adalah kegiatan yang paling penting dari semua
kegiatan. Karena didalamnya manajer terlibat. Hoy dan Miskel (1978). Mengatakan
pengambilan keputusan merupakam tanggung jawab utama dari semua administrator.
Kompleksitasnya pengambilan keputusan maka di perlukan semua disiplin ilmu dari berbagai
bidang karena itu seorang pimpinan atau manajer haruslah deanga teliti dan cermat serta
menganalisis apa dampak dari pengambuilan keputusan yang dibuat agar di belakang hari tidak
terjadi kerusakan-kerusakan yang berakibat merugikan banyak pihak atau kemunduran suatu
perusahaan.

Pentingnya Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya suatu


organisasi, terutama karena masa depan suatu organisasi banyak di tentukan oleh pengambilan
keputusan sekarang. Karena keputusan yang diambil oleh pimpinan merupakan hasil pemikiran
akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan
organisasi yang ia pimpin. Penting karena menyangkut semua aspek manajemen. Kesalahan
dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai
kepada kerugian uang. Ada kalanya keputusan diambil oleh manajer sendiri, tetapi tidak jarang
juga bersama staf, tergantung dari besar kecilnya masalah dan gaya kepemimpinan yang dianut
oleh si manajer.

Sesungguhnya pengambilan keputusan itu sangat penting juga merupakan suatu


kegiatan dalam manajemen yang paling kompleks dalam suatu organisasi. Bukan hanya
keputusan-keputusan mengenai kebjaksanaan pokok yang rumit, tetapi juga pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan program, penempatan, dan penganggaran,
merupakan titik-titik kritis terhadap mantapnya suatu kebijaksanan (Gortner et al dalam
Salusus. 200).

Apakah Pengambilan Keputusan Itu ?

Pengambilan keputusan. Ialah. Proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan
metode yang efisien sesuai dengan situasi. Proses itu untuk menemukan dan meyelesaikan
masalah organisasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa pengambilan keputusan memerlukan
satu seri tindakkan, membutuhkan beberapa langkah.

Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat
sudah diselesaikan keputusan harus dibuat (Brinckloe, at al, dalam Salusu. 2001) dengan kata
lain keputusan, keputusan mempercepat pergerakan dan perubahan (Hill et al., dalam Salusu.
2001). Sehubungan dengan itu, pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam dua
pengertian yaitu (1) penetapan tujuan yang merupakan terjemahan cita-cita dan aspirasi, dan
(2) pencapaian tujuan melalui implementasinya (Inbar, dalam Salusu. 2001). Ringkasnya,
keputusan dibuat untuk mencapai tujuan pelaksanaan dan berintikan hubungan kemanusiaan.

Proses Pengambilan Keputusan

Pucuk pimpinan (top manajer) perlu memahami dan memiliki keterampilan, dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan atau pembuatan kebijakan yang memungkinkan
asas kesatuan perintah diwujudkan. Di lingkungan suatu organisasi pengambilan Keputusan
dan atau kebijaksanaan yang ditetapkan pucuk pimpinan atau pimpinan unit / satuan kerja
bawahannya, harus dirasakan sebagai keputusan bersama dan terarah pada kepentingan
organisasi, bukan untuk kepentingan kelompok atau pribadi tertentu saja. Model yang
bermanfaat yang terkenal sebagai kerangka dasar proses pengambilan keputusan yang
dikemukakan oleh Herbert A. Simon dalam Sutabari (2003) akan digunakan sebagai dasar
untuk menjelaskan proses pengambil keputusan.

Pengambilan Keputusan Etika Bisnis

Uraian pendahulan diatas telah menggambarkan pentingnya etika didalam bisnis atau
usaha dampak dari tidak memperhatikan etika didalam bisnis terjadinya kerusakan yang
berakibat terjadinya krisis moneter dan ekonomi dan yang lebih jauh lagi krisis kepercayaan
pada Dunia bisnis.

Untuk itu dalam penerapan etika di dunia bisnis yang sangat penting bagaimana Dunia
bisnis membuat suatu keputusan yang bertanggung jawab baik internal dan eksternal. Hal ini
dikarenakan tidak semua keputusan di pandang dari dimensi ekonomi saja namun haruslah juga
dipandang dari dimensi sosial budaya, osial politik dan keamanan suatu Negara. Untuk itu
suatu keputusan bisnis haruslah sangat berkaitan erat dengan nilai-nilai atau norma yang patut
dan dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau bangsa.

Kesimpulannya bahwa etika bisnis adalah suatu tindakan yang berakhlak dan berbudi
dalam proses bisnis yang mengedepankan output usaha yang layak untuk mencukupi dan
memenuhi kebutuhan konsumen yang bermutu dan bermanfaat.
Sumber:

Prof Dr.Ir Hapzi Ali, MM,CMA. Perkuliahan Modul Ke.12 Business Ethics & GG, Ethical
Decision Making Business, Pasca Sarjana Universitas Mercu Buana

http://etikbisnis.blogspot.com/2016/01/pengambilan-keputusan-dalam-etika-bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai