Anda di halaman 1dari 13

Business Ethics & GG

Globalization and Business Ethics

Forum dan Quiz ke 13

ELA RATNA YUWITA

NIM 55117120151

Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2018
Forum BE & GCG Minggu 13:

Bagaimanakah implementasi Globalization and Business Ethics dan kendalanya pada


Perusahaan yang diamati amati atau secara umum di Indonesia.

Globalisasi mendorong integrasi internasional misalnya modal finansial dapat


diperoleh dalam satu pasar nasional dan digunakan untuk membeli bahan baku di tempat
lainnya. Peralatan produksi yang dibeli dari suatu negara ketiga dapat digunakan untuk
menghasilkan barang yang kemudian dijual di pasar keempat. Jadi globalisasi meningkatkan
peluang yang tersedia bagi suatu perusahaan. Meningkatnya saling ketergantungan antara
negara industri, kebutuhan dari negara-negara berkembang, disintegrasi, pembatas aliran
uang, informasi dan teknologi antar batas negara memungkinkan globalisasi dan integrasi
pasar internasional. Kondisi-kondisi ini mendorong perusahaan-perusahaan global untuk
memikirkan secara serius mengenai strategi yang harus diterapkan untuk mengembangkan
keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Seringkali strategi tersebut memungkinkan
perusahaan untuk lebih hebat, lebih fleksibel dan lebih terfokus dalam menyediakan barang
dan jasa yang lebih efektif kepada macam-macam konsumen di dunia.

Faktanya untuk banyak perusahaan, yang mampu bersaing dengan sukses di pasar
global sekalipun, adalah penting bagi mereka untuk tetap memperhatikan pasar domestik.
Dengan demikian, perusahaan di seluruh dunia ditantang untuk menjadi lebih bersaing
secarastrategis dalam pasar domestik mereka. Bagaimanapun karena patokan untuk bersaing
secara strategis berhubungan dengan standar global,perusahaan yang meningkatkan
kemampuan untuk persaingan domestik secara bersamaan ikut pula meningkatkan daya
bersaing global mereka.Perusahaan yang bersaing secara strategis telah menyadaribagaimana
menerapkan pandangan bersaing yang diperoleh secara lokal (domestik) ke dalam global.

Pada dunia Perbankan baik lokal maupun perbankan Internasional, salah satu
perbankan di Indonesia yaitu PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Dalam memasuki
Globalization and Business Ethics serta implementasi dan kendalanya dalam menghadapi dan
memasuki Globalisasi dan Bisnis Ethics tersebut di negara Indonesia secara umum. Di tahun
2010, BNI berhasil mencapai target pertumbuhan dalam hal profitabilitas dan kapitalisasi
pasar, sementara proses transformasi yang berkesinambungan terus dilanjutkan untuk
menjadi bank yang berdaya saing global. Dewan Komisaris mendukung tujuan manajemen
untuk menjadi bank nasional yang menjembatani potensi bisnis Indonesia ke pasar global dan
sebaliknya memfasilitasi masuknya bisnis asing ke dalam negeri. Hal ini akan meningkatan
ketajaman fokus usaha bank untuk mentransformasi diri menjadi bank yang tangguh agar
dapat bersaing di pasar internasional.

Dalam kurun 2-3 tahun terakhir, BNI telah memfokuskan diri untuk memperbaiki
kualitas kerja di seluruh jajaran bank, melalui suatu inisiatif yang diberi nama program
transformasi BNI Reformasi 1.0. Usaha penting ini dirancang untuk memperbaiki kinerja
bank dan budaya perusahaan di semua lini dan unit Bank. Bank berhasil mencapai sebagian
besar dari target 2010. Ada dua hasil yang menonjol menyangkut kinerja manajemen pada
2010, yakni tingkat keuntungan dan kapitalisasi pasar. Kedua hal tersebut mencerminkan
perbaikan nilai bagi para pemangku kepentingan bank. Untuk tingkat keuntungan,
manajemen telah berhasil mencapai pertumbuhan di atas rata-rata industri. Sementara itu,
untuk kapitalisasi pasar, BNI dapat meningkatkan nilainya hingga dua kali lipat. Ini
mencerminkan persepsi pasar yang membaik serta peningkatan kepercayaan terhadap BNI.

Dewan Komisaris menilai kinerja manajemen tahun 2010 cukup memuaskan, namun
demikian masih terdapat beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian manajemen,
khususnya dalam hal pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia,
peningkatan mutu layanan, dan peningkatan kualitas operasional. BNI memiliki kesempatan
yang cukup besar di dalam negeri dalam perekonomian Indonesia yang sedang tumbuh, dan
dengan jaringan cabang luar negeri juga memiliki berbagai kesempatan luas di luar negeri.
Mengingat hal terebut, maka masih banyak perbaikan yang bisa dilakukan. BNI memiliki
kesempatan yang cukup besar di dalam negeri dalam perekonomian Indonesia yang sedang
tumbuh, dan dengan jaringan cabang luar negeri juga memiliki berbagai kesempatan luas di
luar negeri. Mengingat hal terebut, maka masih banyak perbaikan yang bisa dilakukan.
Pelaksanaan agenda kerja tahun 2010 sesuai Rencana Strategis Teknologi Informasi BNI
2009-2013 telah semakin mendekatkan BNI menuju proses-proses kerja yang ‘customer
centric’ dalam memberikan tingkat pelayanan yang prima di seluruh organisasi BNI bagi
nasabah eksternal maupun internal.

Tekad Bank BNI untuk selalu menjadi salah satu bank terdepan di Indonesia membuat
BNI senantiasa menaruh perhatian penuh pada perkembangan Teknologi Informasi (TI).
Pengembangan TI ini senantiasa mengacu pada peraturan yang berlaku, baik yang diterbitkan
oleh Bank Sentral ataupun Badan Regulator Nasional dan Internasional lainnya seiring
komitmen bank untuk selalu melaksanakan GCG. Melalui Komite Pengarah Teknologi
Informasi, BNI terus melakukan inisiatif-inisiatif yang berkaitan dengan TI sesuai dengan
tugas dari komite ini yaitu menetapkan cetak biru teknologi BNI, memutuskan prioritas
investasi dan pengembangan, serta melakukan evaluasi kinerja implementasi teknologi BNI.
Sementara itu, melalui Komite Pengontrol Perubahan (CCC) BNI memastikan bahwa seluruh
proses perubahan teknologi telah selaras dengan strategi bisnis dan pengembangan produk
BNI.

Sumber:

http://www.bni.co.id/Portals/1/BNI/Perusahaan/HubunganInvestor/Docs/bni-ar-2010-th.pdf

Prof Dr.Ir Hapzi Ali, MM,CMA. Perkuliahan Modul Ke.13 Business Ethics & GG,
Globalization and Business Ethics, Pasca Sarjana Universitas Mercu Buana
Quiz BE & GCG Minggu 13:

Globalization and Business Ethics.

A. Globalisasi and Business Ethics.

Pengertian globalisasi seperti yang disampaikan oleh Larsson (2001) adalah sebuah
proses penyusutan dunia, yang di dalamnya jarak semakin pendek dan hal-hal bergerak lebih
dekat. Selain itu, globalisasi juga terkait dengan kemudahan yang semakin meningkat; bahwa
seseorang di belahan dunia lain dapat berinteraksi saling menguntungkan, dengan seseorang
di belahan lain dunia. Al-Rodhan (2006) mengungkapkan bahwa globalisasi bukanlah konsep
tunggal yang dapat didefinisikan dan mencakup dalam jangka waktu yang ditetapkan, juga
bukan sebuah proses yang dapat didefinisikan secara jelas dengan awal dan akhir. Selain itu,
tidak dapat diuraikan di atas dengan pasti dan dapat diterapkan pada semua orang dan dalam
segala situasi. Globalisasi melibatkan integrasi ekonomi, transfer kebijakan lintas batas,
transmisi pengetahuan, stabilitas budaya, reproduksi, hubungan, dan wacana kekuasaan, yang
merupakan sebuah proses global, sebuah konsep, sebuah revolusi, dan suatu usaha dari pasar
global bebas dari kontrol sosial politik. Yucel, et.al. (2009) mengungkapkan bahwa
globalisasi meliputi tujuah dimensi sebagai berikut: ekonomi, yaitu globalisasi yang terkait
dengan perdagangan, uang, perusahaan, perbankan, dan permodalan; politik, yaitu globalisasi
yang terkait dengan ilmu pengetahuan, pemerintahan, perang, perdamaian, IGOs
(Intergovernmental organizations), LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dan rezim;
sosiologi, yaitu globalisasi yang meliputi komunitas masyarakat, konflik, sosial, dan
keagamaan; psikologi, yaitu globalisasi yang terkait dengan individu sebagai subjek dan
objek dari aksi global; antropologibudaya, yaitu globalisasi yang bertumpu pada perubahan
kultur budaya lokal akibat perkembangan budaya global; komunikasi-informasi, yaitu
globalisasi komunikasi dan informasi yang memudahkan dan mempercepat pengetahuan dan
informasi dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi dan telekomunikasi; dan
geografi, yaitu globalisasi yang mengarah pada perluasan geografi wilayah.

Berdasarkan kedua sumber tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa globalisasi


merupakan sebuah proses perubahan yang melibatkan bidang politik, ekonomi, sosial-
budaya, geografi, dan teknologi yang mampu mengintegrasikan keseluruhan belahan wilayah
dunia sehingga memperpendek dan mempersingkat jarak dan waktu. Selain itu, menurut
Ginting (2008) dengan mengutip pernyataan Sachs (1998) yang mempertanyakan empat hal
pokok dalam mengungkap dan memecahkan misteri seputar globalisasi, yaitu: pertama,
apakah globalisasi dapat mendongkrak perekonomian dunia secara lebih cepat, mengingat
empat per lima penduduk dunia (sekitar 4,5 miliar orang) masih tinggal di negara-negara
berkembang. Ataukah globalisasi justru akan meruntuhkan perekonomian dunia semakin
terpuruk.

Strategi Pemasaran Global

Seperti yang diungkapkan oleh Viswanathan dan Dickson (2006) bahwa strategi
pemasaran global meliputi dua pendekatan yaitu strategi pemasaran standar dan strategi
pemasaran yang disesuaikan dengan kondisi negara tempat bisnis perusahaan dipasarkan
(Standardization and adaptation of marketing strategies). Strategi pemasaran dengan
pendekatan standar lebih menekankan pada pasar global yang memiliki sifat pelanggan yang
homogen (consumer homogeneity). Strategi ini menekankan perusahaan untuk dapat
memasarkan produk dan layanan yang sama di seluruh dunia dengan menggunakan identik
strategi dengan biaya yang lebih rendah dan margin yang lebih tinggi.

Viswanathan dan Dickson (2006) mengungkapkan bahwa pendekatan strategi yang


kedua memiliki asumsi bahwa di setiap negara memiliki karaktetristik pasar yang berbeda-
beda sehingga strategi pemasaran global yang dikembangkan harus disesuaikan dengan
kondisi pasar di suatu negara yang menjadi target pemasaran. Pemilihan strategi ini
didasarkan pada beberapa pengamat yang menekankan perbedaan-perbedaan yang jelas
antara pasar berbagai negara, terutama untuk barang konsumsi dan berdebat demi
menggunakan program internasional pemasaran dibedakan. Strategi ini dikenal dengan
sebutan adaptation of marketing strategies.

Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Setiap sisi kehidupan
diwarnai oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya terlibat dalam proses bisnis
yang terjadi. Tiap-tiap Negara memiliki sebuah karakteristik sumber daya sendiri sehingga
tidak mungkin semua Negara merasa tercukupi oleh semua sumber daya yang mereka miliki.
Mulai dari ekspedisi Negara Eropa mencari rempah-rempah di Asia sampai perdagangan
minyak Internasional merupakan bukti bahwa dari dulu sampai sekarang sebuah Negara tidak
dapat bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis dengan Negara lainnya.

Dewasa ini, pengaruh globalisasi juga menjadi faktor pendorong terciptanya


perdagangan internasional yang lebih luas. Kemajemukan ekonomi dan sistem perdagangan
berkembang menjadi sebuah kesatuan sistem yang saling membutuhkan. Ekspor-Impor
multinasional menjadi sesuatu yang biasa. Komoditi nasional dapat diekspor menjadi
pendapatan Negara, serta produk-produk asing dapat diimpor demi memenuhi kebutuhan
pasar dalam negeri.

Setiap Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar negeri selain untuk mendapatkan
yang mereka inginkan, juga menaikkan tingkat ekonomi yang ada. Tidak dapat dipungkiri
bahwa Bisnis multinasional merupakan kesempatan untuk meraih pundi-pundi uang demi
meningkatkan tingkatan ekonomi, terutama Negara berkembang yang rata-rata memiliki nilai
tukar mata uang yang rendah. Developing country mendapat keuntungan dengan kemudahan
untuk mengekspor barang domestiknya ke luar dan kemudahan untuk mendapatkan investor
asing sebagai penanam dana bagi usaha-usaha dalam negeri. Sedangkan developed country
lebih mudah dalam mendapatkan barang atau jasa yang mereka inginkan.

Globalisasi mendorong integrasi internasional misalnya modal finansial dapat


diperoleh dalam satu pasar nasional dan digunakan untuk membeli bahan baku di tempat
lainnya. Peralatan produksi yang dibeli dari suatu negara ketiga dapat digunakan untuk
menghasilkan barang yang kemudian dijual di pasar keempat. Jadi globalisasi meningkatkan
peluang yang tersedia bagi suatu perusahaan. Meningkatnya saling ketergantungan antara
negara industri, kebutuhan dari negara-negara berkembang, disintegrasi, pembatas aliran
uang, informasi dan teknologi antar batas negara memungkinkan globalisasi dan integrasi
pasar internasional. Kondisi-kondisi ini mendorong perusahaan-perusahaan global untuk
memikirkan secara serius mengenai strategi yang harus diterapkan untuk mengembangkan
keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Sering kali strategi tersebut memungkinkan
perusahaan untuk lebih hebat, lebih fleksibel dan lebih terfokus dalam menyediakan barang
dan jasa yang lebih efektif kepada macam-macam konsumen di dunia.

Faktanya untuk banyak perusahaan, yang mampu bersaing dengan sukses di pasar
global sekalipun, adalah penting bagi mereka untuk tetap memperhatikan pasar domestik.
Dengan demikian, perusahaan di seluruh dunia ditantang untuk menjadi lebih bersaing
secarastrategis dalam pasar domestik mereka. Bagaimanapun karena patokan untuk bersaing
secara strategis berhubungan dengan standar global,perusahaan yang meningkatkan
kemampuan untuk persaingan domestik secara bersamaan ikut pula meningkatkan daya
bersaing global mereka.Perusahaan yang bersaing secara strategis telah menyadaribagaimana
menerapkan pandangan bersaing yang diperoleh secara lokal (domestik) ke dalam global.
Perusahaan–perusahaan ini tidak menekankan satu pemecahan dalam dunia yang
bersifat majemuk. Mereka lebih menggunakan pandangan lokal mereka, sehingga dapat
secara tepat memodifikasi dan menerapkannya dalam berbagai wilayah di seluruh
dunia.Globalisasi bisnis telah mengarahkan baik perusahaan maupun negara ke dalam
spesialisasi, suatu kecenderungan yang baik untuk semua orang, suatu perusahaan yang
memanfaatkan 100% sumber-sumbernya, manusia dan bahan baku, sedikit industri dalam
suatu negara yang telah menjadi spesialis.

Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu :

1. Sistematik

Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul


mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis
beroperasi.

2. Korporasi

Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaanpertanyaan yang


dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup
pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional
perusahaan individual sebagai keseluruhan.

3. Individu

Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar
individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas
keputusan, tindakan dan karakter individual.

Ada kesempatan yang terbuka lebar maka pasti ada persaingan untuk mendapatkannya.
Berikut ini ada dua macam keuntungan yang dapat digunakan sebagai modal untuk meraih
keberhasilan :

 Keuntungan absolut, disaat sebuah Negara dapat memproduksi sesuatu produk yang
lebih murah dan/atau kualitas yang lebih tinggi dari Negara lain. Contohnya Indonesia
memiliki keunggulan karena memiliki kekayaan alam yang berlimpah seperti minyak.
Sehingga Indonesia dapat menjual minyak lebih murah.
 Keuntungan komparatif, disaat sebuah Negara memproduksi barang dengan lebih
efisien atau lebih baik daripada Negara lain yang memproduksi barang yang sama.
Contohnya produsen mobil sport Ferrari dalam penggunaan teknologi terpadu pada
pembuatan mobil balap.

Tidak semua kesempatan bisnis global dapat langsung digunakan. Terdapat beberapa
halangan yang dapat menghadang perdagangan internasional seperti perbedaan sosial dan
budaya, perbedaan ekonomi dan perebedaan hukum dan politik. Perusahaan harus mampu
menyikapi barrier tersebut

Selain social budaya, ekonomi dan hukum-politik, yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan adalah Etika Bisnis. Etika bisnis adalah perilaku baik atau buruk berdasarkan
kepercayaan perseorangan dan norma sosial dengan membedakan antara yang baik dan yang
buruk. Kode Etik yang ada bersumber dari pandangan anak-anak ke perilaku orang dewasa,
pengalaman, perkembangan nilai serta moral, dan pengaruh kawan.

Tujuan diciptakanya kode etik adalah:

· Meningkatkan kepercayaan publik pada bisnis.

· Berkurangnya potensial regulasi pemerintah yang dikeluarkan sebagai aktivitas


kontrol.

· Menyediakan pegangan untuk dapat diterima sebagai pedoman.

· Menyediakan tanggungjawab atas prilaku yang tak ber-etika.

Tanggung jawab sosial juga merupakan juga hal yang penting. Tanggung jawab sosial
adalah sebuah konsep dimana sebuah perusahaan terhubung dengan sosial dan lingkungan
sekitar dalam hal proses bisnis dan interaksi perusahaan dengan stakeholdernya. Tanggung
jawab sosial dunia bisnis tidak saja berorientasi pada komitmen sosial yang menekankan pada
pendekatan kemanusiaan, belas kasihan, keterpanggilan religi atau keterpangilan moral, dan
semacamnya, tetapi menjadi kewajiban yang sepantasnya dilaksanakan oleh para pelaku
bisnis dalam ikut serta mengatasi permasalahan sosial yang menimpa masyarakat.

B. Etika Bisnis dalam Persaingan

Dalam bisnis akan terjadi persaingan yang sangat ketat kadang-kadang menyebabkan
pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk memenangkannya, sehingga yang sering terjadi
persaingan yang tidak sehat dalam bisnis. Persaingan yang tidak sehat ini dapat merugikan
orang banyak selain juga dalam jangka panjang dapat merugikan pelaku bisnis itu sendiri.

Aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya persaingan yang
sehat. Munculnya persaingan yang tidak sehat menunjukkan bahwa peranan hukum dan etika
bisnis dalam persaingan bisnis ekonomi belum berjalan sebagaimana semestinya.

Dari segi etika bisnis, hal ini penting karena merupakan perwujudan dari nilai-nilai
moral. Pelaku bisnis sebagian menyadari bahwa bila ingin berhasil dalam kegiatan bisnis, ia
harus mengindahkan prinsip-prinsip etika

Penegakan etika bisnis semakin penting artinya dalam upaya menegakkan iklim
persaingan sehat yang kondusif. Sekarang ini banyak praktek pesaing bisnis yang sudah jauh
dari nilai-nilai etis, sehingga bertentangan dengan standar moral. Para pelaku bisnis sudah
berani menguasai pasar komoditi tertentu dengan tidak lagi mengindahkan sopan-santun
berbisnis. Keadaan ini semakin krusial sebagai akibat dari sikap Pemerintah yang memberi
peluang kepada beberapa perusahaan untuk menguasai sektor industri dari hulu ke hilir.

C. Persaingan usaha dalam Bisnis

Persaingan hanya terjadi pada system dunia yang bebas. Hal ini merupakan faktor
yang paling penting dalam memajukan perekonomian. Dalam bahasa Inggris persaingan
disebut “competition” , Marshaal Howard berpendapat bahwa persaingan merupakan istilah
umum yamg dapat digunakan untuk segala sumber daya yang ada. Persaingan adalah
jantungnya perekonomian pasar bebas.

Produsen harus memenuhi keinginan konsumen dalam pelayanan yang lebih efisien
dan mendapatkan keuntungan yang lebih baik dari pesaingnya. Produsen akan memperoleh
keuntungan dari konsumen apabila ia mampu melayani konsumen secara efisien, dan
sebaliknya apila ia tidak mampu, maka ia akan mengalami kerugian dan kebangkrutan.

Adanya persaingan dalam bidang industry akan memaksa para pesaing bisnis untuk
menghasilkan barang-barang berkualitas. Perusahaan-perusahaan yang dikelola dengan
efisien akan memperoleh keuntungan yang besar dan tetap hidup. Sedangkan perusahaan
yang tidak efisien akan mengalami kekalahan dalam bersaing sehingga lama-kelamaan akan
bangkrut. Adanya persaingan akan memberikan peluang bisnis, yaitu pasar bebas, dimana
tidak ada larangan-larangan atau batasan-batasan bagi perusahaan untuk keluar atau masuk
dari pasar.
Menurut Marshall, manfaat umum dari proses persaingan ekonomi adalah
terbentuknya harga yang semurah mungkin bagi barang dan jasa yang disertai adanya bentuk
pilihan maupun kualitas barang dan jasa yang diinginkan. Dalam hal demikian, banyak
produsen yang member kontribusi pada perdagangan atau pasar. Dan harga-harga yang
bersaing ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Jika sejumlah penjual yang mau
menjual sama dengan jumlah pembeli yang mau membeli, maka disini adalah sisi positif dari
persaingan bisnis. Sedangkan sisi negatifnya adalah ketika terjadi persaingan yang mutlak,
dimana masing-masing perusahaan hanya menginginkan keuntungan sebesarnya-sebesarnya.

Dalam keadaan seperti itu, akan timbul ketidakmerataan keuntungan dan hasil
pendapatan. Pengusaha dengan modal kecil akan tersisih dengan sendirinya. Dalam hal ini
para pelaku ekonomi berhasrat menguasai berbagai sector industry sekaligus, mulai dari
industri hulu sampai industri hilir.

Iklim persaingan yang demikian akan menyebabkan persaingan yang tidak sehat.
Disini persaingan sesama usaha akan semakin ketat dan cenderung tidak jujur, ditambah
dengan tidak adanya paranata hukum yang membatasi kegiatan bisnis. Sehubungan dengan
berlangsungnya era globalisasi, maka persaingan harus transparan dan mengandalkan
profesionalisme.

D. Peran Etika Bisnis di Era Global

Globalisasi dan teknologi telah mendorong seleksi alamiah yang mengarah pada
‘yang terkuat yang bertahan’. Keberhasilan pasar akan didapat oleh perusahaan yang mampu
menyesuaikan diri dengan persyaratan lingkungan saat ini, yaitu mereka yang mampu
memberikan apa yang siap dibeli orang. Baik individu, bisnis, kota bahkan seluruh negara
harus menemukan cara menghasilkan nilai yang dapat dipasarkan (marketable value) yaitu
barang dan jasa yang menarik minat beli.

Dalam era globalisasi berarti setiap orang bisa mendapatkan informasi dengan mudah
dan dari mana saja dalam waktu yang singkat, segala sesuatu yang terjadi di belahan dunia
manapun bias diakses oleh setiap orang, pergolakan ekonomi dan perubahan mata uang dunia
dapat dilacak dari kantor atau tempat kerja hanya lewat alat elektronik yang canggih yaitu
komputer. Jadi permasalahan dan tantangan berbisnis di Indonesia khususnya sangatlah multi
kompleks baik dari dalam perusahaan sendiri maupun dari luar seperti halnya persaingan
mutu produk atau pemasaran dalam perdagangan pasar dunia yang mengglobal. Sebagai
dampak globalisasi dan perubahan teknologi, situasi pasar saat ini didorong ke arah keadaan
yang berbeda jauh sekali dibandingkan situasi pasar sebelumnya.

Era globalisasi adalah situasi dan keadaan yang seolah-olah tanpa batas antar orang,
tugas, tempat, ruang atau dengan kata lain “mendunia.” Sehingga dalam menjalankan bisnis
dalam era globalisasi ini para pelaku bisnis menghadapi tantangan utama, yakni :

 Pelanggan lebih menuntut kecepatan waktu, dan budaya instant sudah menjadi trend
masa kini. Hal ini menjadikan waralaba yang laris adalah yang dapat menyediakan
makanan cepat saji.
 Etika-etika dalam bisnis kurang diperhatikan oleh pelaku bisnis yang memang hanya
mengandalkan kekuatan dan kekuasaan saja, sehingga terjadilah pengkotak-kotakan
kepada pelaku bisnis menurut suku, etnis ataupun agama.
 Pelanggan kini lebih cerdas dan kritis, dalam arti mereka tidak hanya melihat harga
tetapi juga membandingkan dengan mutu atau kualitas produk dan pasti akan
mengklaim jika kecewa terhadap suatu produk yang dibelinya.
 Ditentukan adanya standar mutu tertentu yang diputuskan secara bersamasama oleh
suatu komite yang ditunjuk, misalnya ISO.
 Tingkat ekspansi dan persaingan bisnis sangat tinggi, baik secara domestic maupun
internasional, begitu suatu produk muncul di pasaran dan „booming‟ , pasti dalam
sekejap ada produk lain yang meniru, entah halal maupun tidak.
 Perubahan yang sangat cepat kadang-kadang tak terduga atau memang sulit diduga,
misalnya setelah terjadi pemboman gedung WTC di AS oleh teroris, pasar modal
dunia menjadi lesu dan bergejolak tak menentu, yang pasti dampaknya ke aspek
bisnis yang sangat mengejutkan bagi setiap pelaku bisnis.
 Muncul ketidak pastian di sekitar hal-hal yang berkaitan dengan sumberdaya manusia,
misalnya bagaimana memotivasi karyawan dengan bermacammacam latar
belakang pendidikannya, bagaimana mendapatkan karyawan yang berkualitas, cerdas,
berwawasan luas dalam lingkup domestic dan internasional.

Dalam era globalisasi berarti setiap orang bisa mendapatkan informasi dengan mudah dan
dari mana saja dalam waktu yang singkat, segala sesuatu yang terjadi di belahan dunia
manapun bias diakses oleh setiap orang, pergolakan ekonomi dan perubahan mata uang dunia
dapat dilacak dari kantor / tempat kerja hanya lewat alat elektronik yang canggih yaitu
komputer. Jadi permasalahan dan tantangan berbisnis di Indonesia khususnya sangatlah multi
kompleks baik dari dalam perusahaan sendiri maupun dari luar seperti halnya persaingan
mutu produk atau pemasaran dalam perdagangan pasar dunia yang mengglobal. Sebagai
dampak globalisasi dan perubahan teknologi, situasi pasar saat ini didorong ke arah keadaan
yang berbeda jauh sekali dibandingkan situasi pasar sebelumnya.

Keberhasilan perusahaan-perusahaan global di pasar Indonesia karena kemampuan


mereka dalam mengemas strategi pemasaran global yang disesuaikan dengan pasar
Indonesia. Secara politik, ekonomi, sosial-budaya, geografis dan teknologi, kondisi pasar
Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan negara lain. Dengan demikian,
perusahaan-perusahaan global akan sukses bersaing di Indonesia jika mereka mampu
mengemas strategi pemasaran global yang disesuaikan dengan karakteristik masyarakat
Indonesia. Strategi pemasaran global yang cocok diterapkan di pasar Indonesia adalah
penggabungan antara adaptation of marketing strategies dan standard marketing strategy.

Sumber:

Prof Dr.Ir Hapzi Ali, MM,CMA. Perkuliahan Modul Ke.13 Business Ethics & GG,
Globalization and Business Ethics, Pasca Sarjana Universitas Mercu Buana

file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/1406-3084-1-SM.pdf

Anda mungkin juga menyukai