Anda di halaman 1dari 12

Business Ethics & GG

Ethical Dilemmas, Sources, and Their Resolutions

Forum dan Quiz ke 11

ELA RATNA YUWITA

NIM 55117120151

Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2018
Forum BE & GG minggu 11:

Bagaimanakah Implementasi Ethical Dilemmas, Sources, and their resolutions, dan


kendalanya pada Perusahaan yang diamati atau secara umum di Indonesia.

Dilema etika muncul dalam situasi mengenai benar dan salah di mana nilai-nilai yang
bertentangan. dilema etika tidak mudah untuk menyelesaikan, tetapi top eksekutif
dapatmembantu proses dengan membentuk nilai-nilai organisasi yang menyediakan orang
denganpedoman untuk membuat keputusan terbaik dari sudut pandang moral. etika manajerial
adalah prinsip-prinsip yang memandu keputusan dan perilaku manajer berkenaan
denganapakah mereka benar atau salah.

Tanggung jawab sosial perusahaan

Gagasan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)


merupakan perluasan dari ide etika manajerial dan mengacu pada kewajiban manajemen untuk
membuat pilihan dan mengambil tindakan sehingga organisasi berkontribusi untuk
mensejahterahkan kepentingan semua pemangku organisasi, seperti karyawan, pelanggan,
pemegang saham, komunitas, dan masyarakat luas.

Peran Pemimpin dalam Advokasi Perilaku Etis

Studi telah menemukan bahwa banyak perusahaan sukses dibedakan oleh


komitmenmereka terhadap nilai-nilai organisasi yang kuat yang menekankan perilaku etis.
Banyaknilai-nilai membentuk budaya organisasi , tetapi salah satu yang dianggap paling
penting bagipemimpin adalah etika . Etika memberikan pedoman untuk menilai perilaku dan
pengambilankeputusan . Namun, untuk sebuah organisasi untuk menampilkan standar etika
yang tinggisecara konsisten , kepemimpinan harus di dasarkan pada model Etika dan Moral.

Pemimpin berbasis nilaimenumbuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi dan rasahormat


dari anggota, tidak hanya didasarkan pada nilai-nilai yang dinyatakan tetapi padakesediaan
mereka untuk membuat pengorbanan pribadi demi menjunjung tinggi nilai-nilaietika. Seorang
pemimpin mencerminkan kontribusi dari masukan yang beragam, termasuk keyakinan pribadi,
keluarga, teman sebaya, agama, pendidikan, dan pengalaman dimasyarakat yang lebih luas.
Keluarga dan pendidikan agama dari pemimpin sering mempengaruhi prinsip-prinsip dimana
mereka melakukan bisnis. Pribadi seorang pemimpinyang penuh keyakinan dapat
memungkinkan dia untuk mengejar pilihan etis bahkan jika keputusan tersebut tidak populer.
Beberapa alat yang tersedia bagi para pemimpin untuk digunakan dalam menegakkan perilaku
etis dibahas di bawah ini:

Kode Etik

Banyak pemimpin saat ini ditetapkan nilai-nilai organisasi mereka dan kode etik
didokumen tertulis. Pernyataan tertulis memiliki keuntungan secara eksplisit menyatakanposisi
perusahaan pada masalah etika dan moral, dan mereka berfungsi sebagai tolok ukuruntuk
menilai kedua kebijakan perusahaan dan tindakan dan perilaku individu. Semakin banyak
organisasi telah menambahkan kode etik ke daftar mereka dari pernyataan resmi danpernyataan
publik. Menurut sebuah studi oleh Pusat Etika Bisnis, 90 persen of Fortune 500 perusahaankini
memiliki kode etik. Pelajaran dari perusahaan-perusahaan ini adalah bahwa hal itu tidakpernah
cukup untuk menganggap bahwa kegiatan sedang dilakukan secara etis, juga tidakdapat
menjadi diasumsikan bahwa karyawan mengerti bahwa mereka diharapkan untukbertindak
dengan integritas.

Audit merupakan salah satu jasa yang diberikan oleh auditoruntuk mengatasi krisis
ketidak percayaan masyarakat terhadaplaporan keuangan suatu perusahaan. Profesi auditor
merupakan profesi yang tidak memihak dalam mempertanggungjawabkanlaporan manajemen
pada suatu perusahaan. Profesi auditor bertanggung jawab meningkatkan kehandalan laporan
keuangan perusahaan sehingga mampu memberikan jaminan yang handal bagi masyarakat
dalam mengambil keputusan. Dalam menjalankan profesinya auditor diharuskan menghasilkan
audit yang berkualitas. Kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada
saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menentukan pelanggaran yang terjadi dalam
sistem auditorsi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan dimana dalam
melaksanakan tugasnya tersebut auditorberpedoman pada standar auditing dan kode etik
auditor yang relevan (Rapina & kk, 2013).

Auditor mempunyai kewajiban untuk menjaga standarperilaku etis tertinggi mereka


kepada organisasi dimana mereka bernaung profesi mereka masyarakat dan diri mereka
sendiri.Auditor mempunyai tanggungjawab menjadi kompeten untuk menjaga integritas dan
obyektifitas mereka. Auditor mempunyai kesempatan untuk melakukan tindakan tidak etis
dalam menjalankan profesinya. $esadaran etika dan sikap profesional memegang peran yang
sangat besar bagi seorang auditor (Louwer et.al.dalam Husen, 2004).

Perilaku yang beretika dalam organisasi adalah melaksanakan tindakan secara fair
sesuai hukum konstitusional dan peraturanpemerintah yang dapat diaplikasikan (Steiner dalam
Reiss dan Mitra, 1998). Harsono (1997), menyimpulkan bahwa etika adalah hal-hal yang
berkaitan dengan masalah benar dan salah. Etika profesi merupakan etika khusus yang
menyangkut dimensisosial. Etika profesi khusus berlaku dalam kelompok profesi yang
bersangkutan yang mana dalam penelitian ini adalah auditor. Perilaku etis juga sering disebut
sebagai komponen dari kepemimpinan yang mana pengembangan etika adalah hal penting bagi
kesuksesan individu sebagai pemimpin suatu organisasi (Morgan, 1993). Larkin (2000), juga
menyatakan bahwa kemampuan untuk dapat mengidenti5kasi Perilaku etisdan tidak etis sangat
berguna dalam semua profesi termasuk auditor. Apabila seorang auditor melakukan tindakan-
tindakan yang tidak etis maka hal tersebut akan merusak kepercayaan masyarakat terhadap
profesi auditor itu (Khomsiyah dan Indriantoro, 1998). Dalam menjalankan profesinya seorang
auditor secara terus menerus berhadapan dengan dilema etik yang melibatkan pilihan antara
nilai-nilai yang bertentangan.

Dilema etis dalam setting auditing dapat terjadi ketika auditor dan auditeetidak sepakat
terhadap beberapa aspek fungsi dan tujuan pemeriksaan. Dalamkeadaan ini, auditee dapat
mempengaruhi proses audit yang dilakukan olehauditor. Auditee dapat menekan auditor untuk
melakukan tindakan yangmelanggar standar pemeriksaan. Dalam situasi seperti ini auditor
dihadapkan pada pilihan-pilihan keputusan yang saling bertentangan terkait dengan aktivitas
pemeriksaannya. Dalam situasi seperti ini auditor diharapkan mampu membuat pertimbangan-
pertimbangan etis yang pada akhirnya akan berpengaruh padakeputusan yang akan diambilnya.

Dalam menjalankan jasa profesionalnya auditor dirancang untuk memiliki pandangan


yang realistis dan sedapat mungkin dealis. Berkaitan dengan etika. auditor tidak lepas dari
standar dan prinsip-prinsip etika yang melekat dalam pribadi auditor. Prinsip-prinsip etika
dikatakan sebagai kerangka dasar bagi aturan etika yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa
Profesional oleh anggota (Abdul, 2008).

Kode etik auditor merupakan norma perilaku yang mengatur hubungan antara auditor
dengan para klien antara auditor dengan sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan danaturan bagi seluruh
anggota baik yang berpraktik sebagai auditor bekerja di lingkungan dunia usaha pada instansi
pemerintah maupun di lingkungan dunia pendidikan. Etika profesional bagi praktik auditor di
Indonesia dikeluarkan olehIkatan Akuntan Indonesia (Sihwahjoeni dan Godono, 2000).

Budaya etis organisasi dibentuk salah satunya dari nilai-nilai yang berkembang
dalam organisasi dan pada akhirnya akan memberi identitas yang jelas pada organisasi tersebut,
memudahkan berkembangnya komitmen bersama,mendorong stabilitas sistem sosial, dan
membentuk perilaku dengan membantuanggota organisasi menyadari keadaan sekelilingnya.
&udaya etis organisasiadalah pandangan luas tentang persepsi karya%an pada tindakan etis
pimpinanyang menaruh perhatian pada pentingnya etika di perusahaan dan akanmemberikan
penghargaan ataupun sangsi atas tindakan yang tidak bermoral.

Nilai-nilai dan keyakinan yang berkembang dalam organisasi merupakandasar


adanya budaya organisasi. Nilai-nilai ini berperan penting dalam mempengaruhi perilaku etis
individu dalam organisasi (Kinicki dan Kreitner, 2001), dalam Fakhri, 2003).

Nilai-nilai tersebut memiliki lima komponen yakni :

1. Nilai adalah konsep atau keyakinan.

2. Nilai untuk mencapai perilaku yang diinginkan.

3. Nilai melebihi situasi objek

4. Nilai memandu pemilihan atauevaluasi perilaku dan peristiwa.

5. Nilai diperoleh melalui tingkat kepentingannya.

Sumber :

https://www.coursehero.com/file/p19rmqo/Dilema-etika-muncul-dalam-situasi-mengenai-
benar-dan-salah-di-mana-nilai-nilai/

http://www.academia.edu/30918940/Pengaruh_Budaya_Organisasi_pada_Dilema_Etika_Aud
itor
Forum BE & GG minggu 11:

Ethical dilemmas, Sources, and Their Resolutions.

ETHICAL DILEMMAS

Pengertian dilemma etika adalah suatu situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia
harus membuat keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk dilakukannya. Para
auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilema etika dalam karir
bisnis mereka. Melakukan kontak dengan seorang klien yang mengancam akan mencari
seorang auditor baru kecuali jika auditor itu bersedia untuk menertibkan suatu pendapat wajar
tanpa syarat, akan mewakili suatu dilema etika yang serius terutama jika pendapat wajar tanpa
syarat bukanlah pendapat yang tepat untuk diterbitkan.

Ada beberapa alternatif pemecahan dilema etika, tetapi harus berhati –hati menghindari cara
orang merupakan rasionalisasi perilaku pendekatan sederhana untuk memecahkan dilema
etika.

- Memperoleh fakta-fakta yang relevan.

- Mengidentifikasi isu-isu etika dari fakta fakta yang ada.

- Menentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang di pengaruhi oleh dilema.

- Mengidentifikasi alternatif yang tersedia bagi orang yang harus memecahkan dilema

- Mengidentifi konsekuensi yang mungkin timbul dari setiap alternatif.

- Memutuskan tindakan yang tepat untuk dilakukan.

SOURCES

Secara garis besar dimanapun kita berada maka kita akan dihadapkan pada 4 hal yang
dipandang sebagai sumber nilai-nilai etika dalam komunitas yaitu:

1. Agama

2. Filosofi

3. Pengalaman dan Perkembangan budaya

4. Hukum
Sumber Agama

Prinsip-prinsip nilai-nilai dasar etika yanga ada dalam agama, Yaitu :

1. Keadilan: Kejujuran, mempergunakan kekuatan untuk menjaga kebenaran.

2. Saling menghormati: Cinta dan perhatian terhadap orang lain

3. Pelayan: Manusia hanya pelayan, pengawa sumber-sumber alam

4. Kejujuran: Kejujuran dan sikap dapat dipercaya dalam semua hubungan manusia dan
inegritas yang kuat.

Sumber Filosofi

Salah satu sumber nilai-nilai etika yang juga menjadi acuan dalam pengambilan
keputusan oleh manusia adalah ajaran ajaran Filosofi. Di Negara barat, ajaran filosofi yang
paling berkembang dimulai ketika zaman Yunani kuno pada abad ke 7 diantaranya Socrates
(470 Sm-399 SM). Socrates percaya bahwa manusia ada untuk suatu tujuan, dan bahwa salah
dan benar memainkan peranan yang penting dalam mendefinisikan hubungan seseorang
dengan lingkungan dan sesamanya sebagai seorang pengajar. Socrates dikenang karena
keahliannya dalam berbicara dan kepadanan pemikirannya. Socrates percaya bahwa kebaikan
berasal dari pengetahuan diri, dan bahwa manusia pada dasarnya adalah jujur, dan bahwa
kejahatan merupakan suatu upaya akibat salah pengarahan yang membebani kondisi seseorang.
Pepatah yang terkenal mengatakan: “ Kenalilah dirimu” dia yang memperkenalkan ide-ide
bahwa hukum moral lebih tinggi dari pada hukum manusia.

Sumber Pengalaman Dan Perkembanagan Budaya

Setiap transisi budaya antara satu generasi ke generasi berikutnya mewujudkan nila-
nilai, aturan baru serta standar-standar yang kemudian akan diterima dalam komunitas tersebut
selanjutnya akan terwujud dalam perilaku. Artinya orang akan selalu menoba mendekatkan
dirinya atau berradaptasi dengan perkembangan-perkembangan nilai nilai itu tidak lain adalah
budaya yang hadir karna adanya budaya pengetahuan manusia dalam upayanya untuk
menginterpentasikan lingkungannya sehingga bisa selalu bertahan hidup.

Sumber Hukum

Hukum adalah perangkat aturan-aturan yang di buat oleh pemerintah dalam rangka
untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Hukum menetukan ekspektasi-
ekspektasi etika yang diharapakan dalam komunitas dan mencoba mengatur serta mendorong
para perbaikan masalah-maslah yang di pandang buruk atau tidak baik dalam komunitas.
Sebenarnya bila kita berharap bahwa dengan hukum dapat mengantisipasi semua tindakan
pelanggran sudah pasti ini menjadi suatu yang mustahil. Karena biasanya hukum di buat setelah
pelanggaran yang terjadi dalam komunitas.

Beberapa prinsip/hukum yang dianut oleh system perbankan syariah antara lain :

 Pertama, pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman
dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
 Kedua, pemberi dana harus turut berbagai keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil
usaha Institusi yang meminjam dana.
 Ketiga, Islam tidak memperbolehkan “menghasilkan uang dari uang”. Uang hanya
merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai
intrinsik.
 Keempat, Unsur gharar ( ketidakpastian, spekulasi ) tidak diperkanankan. Kedua belah
pihak harus mengetahui dengan baik dengan hasil yang akan mereka peroleh dari
sebuah transaksi.
 Kelima, Investasi hanya boleh di berikan pada usaha-usaha yang tidak di haramkan
dalam Islam.Usaha minuman keras misalnya tidak boleh di danai oleh Syariah.

Etika dan Moralitas

Untuk memahami apakah etika, kita perlu terlebih dahulu membedakannya dengan
moralitas. Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana ita harus hidup secara baik sebagai
manusia. Sistem nilai terkandung dalam ajaran yang berbentuk petuah-petuah, nasihat,
wejangan, peraturan dan perintah yang diwariskan secara turun temurun melalui agama atau
kebudayaan tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup dengan baik agar mereka
benarbenar menjadi manusia yang baik. Moralitas merupakan tradisi kepercayaan,dalam
agama atau kebudayaan tentang yang baik atau yang buruk. Moralitasmemberi manusia
petunjuk konkret tentang bagaimana ia harus hidup, bagaimana ia harus bertindak, dalam hidup
ini sebagai manusia yang baik dan bagaimana harus menghindari perilaku-perilaku yang buruk.

Lain dengan moralitas, etika harus dipahami sebagai sebuah cabang filsafat yang
berbeda mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Sebagai cabang filsafat, etika sangat menekankan pada pendekatan yang kritis dalam melihat
nlai dan norma moraltersebut serta permasalahan yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan
norma moral tersebut. Etika adalah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral
yang terwujud dalam sikap dan perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun kelompok.
Karena etika merupakan refleksi kritis terhadap moralitas maka etika tidak bermaksud untuk
bertindak sesuai moralitas begitu saja. Etika menghimbau orang untuk bertindak sesuai dengan
moralitas, tetapi bukan karena diperintahkan oleh nenek moyang atau guru, melainkan karena
ia sendiri tahu bahwa hal itu memang baik bagi dirinya dan bukan sekedar ikut-ikutan. Ia
sendiri sadar secara kritis bahwa tindakan seperti itu baik bagi dirinya dan bagi masyarakat
karena alasan-alasan yang rasional.

Terdapat dua macam etika, yaitu etika deskriptif dan etika normatif. Etika deskriptif
berusaha mengakaji secara kritis dan rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar
oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai etika deskriptif, berbicara
mengenai fakta seperti apa adanya. Yaitu mengenali nilai dan pola perilaku manusia sebagai
suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas konkret yang membudaya. Etika deskriptif
berbicara mengenai kenyataan penghayatan nilai, tanpa menilai tentang sikap orang dalam
menghadapi hidup ini, dan tentang kondisi-kondisi yang memungkinkan manusia bertindak
secara etis.

Etika normatif berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang
seharusnya dimiliki oleh manusia, dan apa tindakan yang harus diambil untuk mencapai apa
yang bernilai dalam hidup ini. Etika normatif berbicara mengenai norma-norma yang
menuntun tingkah laku manusia serta memberi penilaian dan himbauan kepada manusia untuk
bertindak sebagaimana seharusnya menurut norma-norma.Ia menghimbau manusia untuk
bertindak yang baik dan menghindari yang jelek. Dalam hidup ini kita menemukan begitu
banyak norma yang memberikan pedoman bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara
baik dan tepat, sekaligus menjadi dasar penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan
tindakan itu. Norma dapat dibedakan menjadi normakhusus dan norma umum. Norma khusus
adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan khusus, misalnya olah raga. Sedangkan
norma umum memiliki sifat keberlakuan yang lebih luas dan universal.

Norma umum ini terbagi menjadi tiga, yaitu norma sopan-santun, norma hukum dan
norma moral. Pertama, norma sopan santun mengatur pola perilaku dan sikap lahiriyah dalam
pergaulan sehari-hari. Walaupun sikap dan perilaku lahiriyah ini bersumber dari dalam hati
sehingga mempunyai kualitas moral, namun sikap lahiriyah itu sendiri tidak bersifat moral.
Kedua, norma hukum yaitu yang dituntut dengan tegas oleh masyarakat karena
dianggap perlu demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Keberlakuan norma hukum
ini lebih tegas dan pasti karena dijamin oleh sangsi hukuman terhadap para pelanggarnya.
Ketiga, norma moral yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku orang sebagai manusia. Norma
moral mengacu pada baik buruknya sesorang sebagai manusia. Norma moral menjadi tolok
ukur yang dipakai oleh masyarakat unuk menentukan baik buruknya manusia sebagai manusai,
dan bukan kaitannya dengan tugas dan jabatan tertentu maupun status sosial tertentu lainnya.

Sesuai dengan pola pendekatan etika yang kritis dan rasional, maka kedua jenis etika
ini pada akhirnya menuntun manusia untuk mengambil sikap dalam hidup ini. Bedanya, etika
deskriptif memberi fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang atau sikap yang
akan diambil, sedangkan etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai
dasar dankerangka tindakan yang seharusnya diambil. Etika memberi manusia orientasi
bagaimana ia menjalani hidupnya sehari-hari. Itu berarti manusia membantu manusia untuk
mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya
membantu kita untuk membuat pilihan, pilihan nilai yang menjelma dalam sikap dan perilaku
kita yang sangat menentukan makna hidup ini.

Upaya Pengembangan Implementasi Etika Bisnis di Indonesia

Upaya mengembangkan praktik bisnis yang etis di Indonesia dapat dilakukan melalui berbagai
cara yang elegan. Cara-cara tersebut antara lain meliputi:

1. Mengembangkan lingkungan usaha yang etis. Menurut hasil penelitian di Korea dan
Jepang, praktik bisnis yang etis sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga.
Pengusaha yang berasal dari lingkungan keluarga yang tidak etis akan menghasilkan
usahawan yang tidak etis pula. Etika seseorang sangat ditentukan oleh lingkungan
kelauarga orang tersebutl. Usahawan dari lingkungan keluarga yang baik dan moralis
akan menjadi usahawan etis inti, yang diharapkan dapat menyebar kepada usahawan
lain. Pemerintah dan asosiasi pengusaha dapat membantu menciptakan lingkungan
usaha yang kondusif menuju peningkatan etika dan moral usaha di Indonesia.
2. Menciptakan kredo perusahaan yang etis dan moralis. Peranan kredo perusahaan yaitu
nilai-nilai falsafah perusahaan yang tercermin dalam visi dan misi bisnis akan selalu
mengingatkan pimpinan perusahaan dan seluruh staf terhadap etika dan moral dalam
bisnisnya.
3. Mengembangkan etika melalui pendidikan manajemen. Pendidikan dan latihan
manajemen dapat menjadi sarana yang baik dalam peningkatan etika usaha di
perusahaan. Di sini perlu ditekankan bahwa pengusaha yang etis dan moralis akan dapat
langgeng dalam jangka panjang.

Perkembangan dunia bisnis yang begitu cepat dan dinamis pada saat ini, tentunya harus
diimbangi dengan aturan-aturan atau norma-norma yang dapat mengatur bisnis itu sendiri.
Etika dan integritas merupakan suatu keinginan yang murni dalam membantu orang lain.
Kejujuran yang ekstrem, kemampuan untuk menganalisis batas-batas kompetensi seseorang,
kemampuan untuk mengakui kesalahan dan belajar dari kegagalan.

Sudah saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan
beretika, yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan
menengah kebawah dan pengusaha golongan atas. Etika dan norma bisnis adalah suatu bagian
yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para pelaku-pelaku
bisnis. Apabila moral pengusaha maupun pelaku bisnis merupakan suatu yang mendorong
orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu yang merupakan
kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Etika didalam bisnis sudah
menjadi barang tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis
tersebut serta kelompok yang terkait lainnya.

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang
kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur
yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

Umumnya permasalahan yang sering terjadi dalam dunia bisnis adalah Suap (Bribery),
Paksaaan (Coercion), Penipuan (Deception), Pencurian (Theft), dan Diskrimi-nasi tidak jelas
(Unfair Discrimination).

Kasus Bank Century merupakan pelanggaran etika bisnis yang terjadi dimana pihak Bank
terpaksa melakukan penipuan karena kecerobohan pihak manajemen intern Bank mengambil
langkah yang kurang tepat. Sehingga pihak Bank terpaksa merugikan nasabahnya.
Sumber :

- Prof Dr.Ir Hapzi Ali, MM,CMA. Modul Ke.11 Business Ethics & GG, Pasca Sarjana
Universitas Mercu Buana

- http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/drs-moerdiyanto-mpd/etika-bisnis-07.

- http://uchyanggraini.blogspot.com/2016/01/contoh-kasus-etika-dalam-berbisnis.html

Anda mungkin juga menyukai