Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR-DASAR PROSES


EKSTRAKSI DAN DISTILASI KUKUS MINYAK ATSIRI

DISUSUN OLEH:
HANIF ASSHIDDIQ ROHMAT 17/410319/TK/45676
RIFQI SHABRI ANANDITA 17/413757/TK/46197

LABORATORIUM DASAR-DASAR PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018

LEMBAR PENGESAHAN

1
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR – DASAR PROSES 2018

dengan judul mata praktikum:

EKSTRAKSI DAN DISTILASI KUKUS MINYAK ATSIRI

Disusun oleh:

Nama Praktikan NIM Tanda Tangan

Hanif Asshiddiq Rohmat 17/410319/TK/45676

Rifqi Shabri A. 17/413757/TK/46197

Yogyakarta, 24 Oktober 2018

Dosen Pembimbing, Asisten,

Muhammad Mufti Azis S. T., M. Sc., Ph.D George Stanley


NIU. 1120130016/727

2
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk:
1. Memahami cara pengambilan minyak atsiri dari tanaman sereh dengan operasi ekstraksi
menggunakan solven etanol dalam soxhlet.
2. Memahami cara pengambilan minyak atsiri dari tanaman sereh dengan operasi distilasi
kukus.
II. DASAR TEORI
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut
juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial, karena pada suhu kamar mudah
menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri memiliki bau dari tanaman aslinya.
Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Pada penyimpanan
lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya minyak atsiri harus disimpan dalam
bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat serta disimpan di tempat yang
kering dan sejuk (Gunawan dan Mulyari, 2004). Minyak atsiri terkandung dalam bunga, daun,
batang, biji, akar, atau rimpang. Minyak atsiri larut dalam pelarut organik seperti alkohol
namun tidak larut dalam air (Gunther, 1990). Contoh tanaman yang mengandung minyak atsiri
yaitu nilam, serai wangi, akar wangi, cendana, kayu putih, daun cengkeh, pala, lada, dan jahe.
Dari berbagai tanaman yang mengandung minyak atsiri, dalam percobaan ini digunakan
sampel berupa daun dan batang sereh untuk dianalisis kandungn minyak atsirinya. Alasan
pemilihan daun dan batang sereh yaitu:
1. Daun dan batang sereh mudah didapat serta harganya murah.
2. Tidak beracun.
3. Kandungan minyak atsiri dalam sereh yang cukup besar yaitu sebesar 31,96 %.
Isolasi minyak atsiri dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti penyulingan
(distilasi), pengepresan (pressing), ektraksi dengan pelarut mudang menguap (solvent
extraction), dan ekstraksi dengan lemak padat. (Guenther, 1987)
Minyak atsiri dalam diambil dengan beberapa cara. Berikut ini adalah beberapa cara dalam
pengambilan minyak atsiri:
1. Metode distilasi
Prinsip dari metode ini adalah memanfaatkan perbedaan tidik didih untuk
memisahkan minyak atsiri. Prinsip dasar distilasi adalah cairan diubah menjadi uap
pada titik didihnya. Setelah itu uap tersebut didinginkan dengan proses pendinginan.
Ada beberapa cara distilasi
a) Penyulingan dengan air
Pada distilasi air terjadi kontak langsung antara sampel dan air mendidih.
Keuntungan metode ini adalah kualitas minyak atsiri cukup baik, alat sederhana dan
mudah diperoleh, serta mudah pengerjaanya. Kerugianya yaitu waktu
penyulinganya cukup lama dan tidak semua bahan bisa didistalis.
b) Penyulingan dengan uap dan air
Keuntungan metode ini adalah peralatan yang digunakan mudah didapat dan hasil
yang diperoleh cukup baik. Kerugian metode ini yaitu minyak memiliki titik didih
lebih rendah dari air yang dapat tersuling sehingga penyulingan tidak sempurna.

3
c) Penyulingan dengan uap
Keuntungan cara ini yaitu kualitas minyak yang dihasilkan cukup baik,
tekanan dan suhu dapat diatur, waktu penyulingan pendek, dan hidrolisis tidak
terjadi. Kerugian metode yaitu peralatan yang digunakan cukup mahal.
Faktor yang mempengaruhi hasil dari distilasi kukus:
a) Waktu distilasi
Semakin lama waktu distilasi, semakin banyak minyak yang terambil.
b) Kondisi pemanasan dan pendinginan
Semakin stabil suhu pendinginan dan pemanasan maka akan semakin banyak
minyak terambil.
c) Panjang kondenser
Semakin panjang kondenser yang digunakan maka akan semakin banyak minyak
terambil.
d) Ukuran kondisi bahan baku
Semakin kecil dan halus bahan baku yang digunakan maka akan makin luas kontak
permukaanya sehingga akan makin banyak terambil.

2. Metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut menguap


Pada metode ini prinsip yang digunakan adalah melarutkan minyak atsiri dalam
pelarut organik yang mudah menguap. Metode ini digunakan untuk minyak atsiri yang
tidak tahan pemanasan seperti cendana. Pelarut yang umum digunakan dalam metode
ini adalah etanol, petroleum eter, dan sebagainya. Pada metode ini alat yang digunakan
adalah soxhlet.
Faktor yang mempengaruhi hasil dari metode ekstraksi menggunakan penguap dan alat
soxhlet yaitu:
a) Ukuran bahan baku
Semakin kecil bahan baku maka makin besar luas kontak antara bahan baku
dengan etanol sehingga makin banyak minyak terekstrasi.
b) Kondisi pendinginan dan pemanasan
Semakin bagus proses pendinginan dan pemanasan (suhu konstan), semakin
banyak minyak yang dapat terambil.
c) Jumlah sirkulasi
Semakin banyak sirkulasi yang dilakukan, makin minyak yang terambil akan
makin banyak karena semakin sering etanol melarutkan minyak dalam sampel.
d) Jenis pelarut
Pelarut yang baik untuk ekstraksi soxhlet adalah mempunyai titik didih rendah
bersifat inert dan hanya melarutkan satu komponen saja.

4
3. Metode pengepresan dan pemerasan
Metode ini hanya bisa dilakukan terhadap sampel yang mengandung banyak
minyak atsiri dalam kadar yang cukup besar. Bila tidak, nantinya akan habis dalam
proses. Metode ini cocok untuk jenis minyak atsiri yang mudah mengalami
dekomposisi senyawa kandunganya karena pengaruh suhu. Pengambilanya yaitu
deengan pemerasan bagian yang mengandung minyak. Contohnya adalah minyak
atsiri pada jeruk.
4. Metode entilerage
Metode ini memanfaatkan aktivitas enzim yang diyakini masih terus aktif
selama sekitar 15 hari sejak bahan minyak atsiri dipanen. Metode ini menggunakan
minyak lemak yang dioleskan secara merata membentuk lapisan tipis pada
lempeng kaca.

Pada percobaan ini digunakan solven berupa etanol. Berikut alasan mengapa
digunakan etanol sebagai pelarut minyak atsiri:
1. Titik didih etanol lebih rendah dari titik didih minyak atsiri
TItik didih etanol adalah 78,2 ℃ (Hayness, 2011). Zat dalam minyak atsiri memiliki
titik didih 200 ℃. Karena titik didih etanol lebih rendah, maka proses distilasi terjadi
pada titik didih etanol. Proses penguapan yang terjadi akan dominan pada etanol
seingga akan mempermudah memurnikan minyak atsiri.
2. Etanol mudah dipisahkan dengan minyak atsiri
Meskipun minyak atsiri larut dalam etanol, tetapi etanol mudah dipisahkan
dengan minyal atsiri. Cukup dengan distilasi dan pengovenan, etanol dapat terpisah
dengan minyak atsiri. Hal ini akan mempermudah pada proses pemurnian minyak
atsiri.
3. Etanol dapat melarutkan minyak atsiri
Minyak atsiri larut dalam etanol karena keduanya merupakan senyawa
organik. Biarpun enatol senyawa semi polar, tetapi karena keduanya senyawa organik
maka minyak atsiri dapat larut dalam etanol. Itu alasan mengapa etanol dipilih sebagai
pelarut.
4. Harga etanol yang murah dan mudah didapat
Harga etanol yang murah dan kemudahanya untuk didapat menjadikanya alasan
untuk digunakan sebagai pelarut minyak atsiri dalam percobaan ini.
5. Etanol bersifat inert
Etanol tidak bereaksi dengan minyak atsiri sehingga tidak mempengaruhi hasil
ekstraksi.

Selain memiliki kelebihan etanol juga memiliki kekurangan, berikut ini kekurangan
etanol:
1. Mudah terbakar karena titik nyalanya cukup rendah.
2. Etanol bisa mempengaruhi sistem saraf manusia bila terkonsumsi oleh manusia.
3. Selain larut dalam air, etanol dapat mudah melarutkan zat-zat seperti karbohidrat dan
resin sehingga bisa mempengaruhi kemurnian sampel.

5
Selain etanol yang bisa digunakan sebagai pelarut sebenarnya masih terdapat alkohol
lain yang dapat digunakan. Salah satu alkohol yang dapat digunakan yaitu methanol. Akan
tetapi bila etanol dibandingkan dengan metanol maka etanol tentunya memiliki beberapa
keunggulan. Perbandingan etanol dengan metanol yaitu:
1. Etanol jauh lebih aman dibandingkan dengan methanol yang sangat beracun sehingga
beresiko tinggi untuk kesehatan
2. Metanol lebih rendah titik didihnya dari etanol sehignga jauh lebih dari volatile.

Pada percobaan ini digunakan kukus atau steam dalam proses distilasi, hal ini karena:
1. Minyak atsiri tidak larut dalam air
Minyak atsiri akan bercampur dengan steam ketika dalam fase gas akan tetapi
karena campuran ini bersifat immiscible sehingga keduanya tidak saling melarutkan.
2. Steam bersifat inert
Steam tidak akan bereaksi dengan minyak sehingga tidak akan mempengaruhi hasil
distilasi.
3. Steam mudah diperoleh dan harganya murah
Steam dapat dengan mudah didapatkan yaitu hanya dengan mendidihkan air ledeng.
Akan tetapi steam yang berasal dari air ledeng juga mempunyai kekurangan yaitu
adanya zat pengotor dalam steam karena berasala dari air ledeng sehingga nantinya
akan memperngaruhi hasil distilasi.

Untuk meningkatkan efisiensi distilasi kukus dapat digunakan cara berikut:


1. Membuat kondisi sampel menjadi dalam bentuk kecil-kecil dan halus sehingga luas
kontak dengan steam akan makin besar dan bisa semakin banyak minyak terangkat.
2. Kondenser diperpanjang sehingga pendinginan uap bisa optimum.
3. Kondisi pemanasan dibuat konstan sehingga tekanan steam tidak overpressured.

Faktor yang mempengaruhi hasil dari metode ekstraksi menggunakan penguap dan alat
soxhlet:
1. Ukuran bahan baku
Semakin kecil bahan baku maka makin besar luas kontak antara bahan baku dengan
etanol sehingga makin banyak minyak yang dapat terekstraksi.
2. Kondisi pendinginan dan pemanasan
Semakin bagus proses pendingingan dan pemanasan maka semakin banyak
minyak yang dapat terambil.
3. Jumlah sirkulasi
Semakin banyak sirkulasi yang dilakukan maka makin banyak minyak yang dapat
terambil karena sering etanol melarutkan minyak dalam sampel
4. Jenis pelarut
Pelarut yang baik untuk ekstraksi soxhlet adalah yang mempunyai titik didih
rendah, bersifat inert, dan hanya melarutkan satu komponen saja.

6
Prinsip distilasi dan ekstraksi soxhlet juga banyak di dunia Industri. Contoh
penerapanya yaitu dalam proses pembuatan parfum dan minyak kayu putih dimana digunakan
prinsip distilasi untuk memisahkan zat.

III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Daun dan batang sereh kering
2. Etanol
3. Air
B. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini ditunjukkan pada gambar rangkaian alat
berikut:

Keterangan:
1. Selang
2. Pendingin bola
3. Statif
4. Soxhlet
5. Kertas saring berisi daun sereh
6. Pipa kapiler
7. Labu ekstraksi
8. Minyak atsiri dan etanol
9. Pengatur suhu
10. Pemanas mantel
11. Steker

Gambar 1. Rangkaian Alat Ekstraksi


Soxhlet

7
Keterangan:
1. Saklar
2. Tempat kukusan
3. Pendingin balik
4. Selang pendingin
5. Erlenmeyer
6. Statif
7. Kran pengeluaran
8. Labu penghasil steam
9. Pemanas
10. Kran input air
11. Sekring
12. Steker
13. Roda

Gambar 2. Rangkaian Alat Distilasi Kukus

C. Cara Percobaan
1. Penentuan kadar air
Botol timbang dicuci kemudian dikeringkan dalam oven 100℃ selama 10
menit lalu botol timbang diletakkan dalam eksikator selama 10 menit. Botol timbang
ditimbang dengan neraca analitis digital lalu hasilnya dicatat. Daun sereh kering
sebanyak 0,5045 gram. Botol timbang yang berisi daun sereh dioven dalam oven 100℃
selama 3 jam. Botol timbang diletakkan dalam eksikator selama 10 menit kemudian
berat akhirnya ditimbang dan hasilnya dicatat.
2. Ekstraksi soxhlet untuk menentukan kadar minyak atsiri mula-mula dalam bahan
Petri dish kosong dicuci kemudian dimasukkan ke dalam oven bersuhu
100℃ selama 10 menit lalu didinginkan dalam eksikator selama selama 10 menit dan
ditimbang dengan neraca analitis digital. Alat dirangkai seperti gambar 1. Daun dan
batang sereh kering ditimbang sebesar 5,4932 gram. Daun dan batang sereh kering
yang telah ditimbang dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan ke soxhlet
(jangan sampai membuat menyumbat pipa sirkulasi dan tidak boleh sampai tercecer).
Etanol dimasukkan ke dalam soxhlet dengan bantuan corong gelas sebanyak 1,5
sirkulasi. Air pendingin dihidupkan, pemanas mantel dinyalakan pada skala 8 dan
proses ekstraksi dilakukan sebanyak 5,65 sirkulasi. Pemanas mantel dimatikan dan
kertas saring yang berisi daun sereh kering dikeluarkan dari soxhlet. Proses dilanjutkan
dengan mendistilasi etanol dari minyak sampai ¾ sikulasi. Etanol hasil distilasi
tersebut diambil kemudian dituang ke botol etanol bekas. Minyak hasil ekstraksi
dimasukkan ke dalam Petri dish kosong, lalu Petri dish berisi minyak tersebut

8
diletakkan ke dalam oven 100℃ selama 1 jam (hingga kering). Petri dish berisi minyak
diletakkan ke dalam eksikator selama 10 menit lalu ditimbang dengan neraca analitis
digital.
3. Distilasi kukus
Gelas beker 50 mL dicuci kemudian dimasukkan ke dalam oven 100℃
selama 10 menit dan didinginkan dalam eksikator selama 10 menit lalu ditimbang
dengan neraca analitis digital. Air ledeng dimasukkan ke dalam labu tangki silinder
pembangkit uap hingga terisi 2/3 nya. Air pendingin dihidupkan. Saklar dinyalakan.
Proses distilasi dilakukan selama 1,5 jam terhitung sejak adanya tetesan pertama dalam
Erlenmeyer penampung. Apabila selama proses disliasi air yang tertampung di atas
tangka penuh maka air dikeluarkan dan ditampung di gelas beker 250 mL. Campuran
minyak dan air hasil distilasi dalam corong pemisah dipisahkan. Tunggu hingga cairan
terpisah menjadi 2 fase. Minyak ditampung ke dalam gelas beker 50 mL kosong. Gelas
beker 50 mL yang telah berisi minyak ditimbang dengan neraca analitis digital
(dipastikan hanya minyak yang ada di gelas beker). Kenampakan minyak dilihat. Daun
dan batang sereh kering ditimbang sebanyak 500 gram. Daun dan batang sereh kering
yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam ketel distilasi. Alat dirangkai kembali
sesuai gambar 2.

D. Analisis Data
1. Asumsi yang digunakan dalam percobaan
Asumsi yang digunakan pada percobaan ekstraksi dengan soxhlet :
a) Tidak ada uap yang keluar dari rangkaian alat selama percobaan ekstraksi
dilakukan.
b) Tidak ada minyak atsiri yang menguap lalu terbuang.
c) Pelarut teruapkan secara sempurna.
d) Semua minyak atsiri yang terkandung dalam sampel terambil seluruhnya.

Asumsi yang digunakan pada percobaan distilasi kukus :


a) Tidak ada air pada hasil dekantasi.
b) Tidak ada uap yang keluar dari rangkaian alat destilasi kukus.
c) Minyak terambil seluruhnya pada proses dekantasi.

2. Perhitungan kadar air dalam bahan.


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ = (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 + 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ) −
(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔) (1)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 = (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 + 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔) −
( 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔) (2)

9
(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ)−(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔)
𝐾𝐴 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
× 100% (3)

dengan, KA = kadar air dalam bahan, %


Berat daun basah = berat daun sebelum dioven, gram
Berat daun kering = berat daun sesudah dioven, gram
3. Ekstraksi soxhlet untuk menentukan kadar minyak atsiri mula-mula dalam bahan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑡𝑟𝑖 𝑑𝑖𝑠ℎ + 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘) − (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑡𝑟𝑖 𝑑𝑖𝑠ℎ 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔) (4)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑜𝑥ℎ𝑙𝑒𝑡
×
100% (5)
Berat daun kering untuk ekstraksi soxhlet dapat dicari dengan persamaan :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑜𝑥ℎ𝑙𝑒𝑡 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑢 𝑠𝑜𝑥ℎ𝑙𝑒𝑡 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎 × (100% − 𝐾𝐴)
(6)
4. Distilasi kukus
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = (𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖 𝑚𝑢𝑙𝑎 −
𝑚𝑢𝑙𝑎) × (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑘𝑢𝑠)
(7)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟 50 𝑚𝐿 +
𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘) − (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟 50 𝑚𝐿 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
(8)
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑘𝑢𝑠 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
× 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
(9)

Berat daun kering untuk distilasi kukus dapat dicari dengan persamaan :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑘𝑢𝑠 =
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑘𝑢𝑠 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎) × (100% − 𝐾𝐴)
(10)

10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ekstraksi dan distilasi kukus minyak atsiri dilakukan 3 tahap utama
yaitu pengukuran kadar air, ekstraksi soxhlet, dan distilasi kukus. Pada tahap pengukuran
kadar air digunakan botol timbang untuk pengukuran berat sampel. Botol timbang yang
akan dipakai dibersihkan dengan air terlebih dahulu dengan tujuan untuk membersihkan
botol timbang dari zat pengotor yang ada. Botol timbang kemudian dimasukkan oven
untuk mengeringkan botol timbang dari air. Sebelum memasukkan sampel, perlu
dihancurkan atau diremas menjadi ukurannya kecil-kecil agar daun sereh menjadi lebih
halus, sehingga luas permukaan lebih besar dan minyak yang terambil lebih banyak. Saat
pengovenan tutup botol timbang dibuka dengan tujuan agar seluruh air yang terdapat
dalam sampel bisa benar-benar teruapkan semua. Bila tutup botol timbang tidak dibuka
maka uap dalam sampel tidak akan teruapkan dan botol timbang juga dapat pecah karena
tekanan yang diberikan dari panas oven. Pengovenan dilakukan selama 3 jam dengan
tujuan agar sampel benar-benar kering. Setelah dioven, botol timbang berisi sampel
dimasukkan ke eksikator dahulu sebelum ditimbang dengan tujuan untuk mendinginkan
suhu botol timbang berisi sampel serta dikeringkan kembali.
Pada proses ekstraksi soxhlet digunakan etanol sebanyak 1,5 sirkulasi pada tahap awal
ekstraksi yaitu sebagai titik awal ekstraksi Soxhlet yang akan digunakan untuk bahan
pelarut minyak pada sirkulasi-sirkulasi berikutnya. Batu pemberat dimasukkan ke lipatan
kertas saring yang berisi sampel agar nantinya sampel tidak bergerak-gerak saat direndam
etanol. Bila nanti kertas saring berisi sampel bergerak-gerak maka kertas saring tersebut
dapat menutupi sambungan pipa kapiler dan akan mengganggu proses ekstraksi.
Pendingin balik digunakan dalam ekstraksi soxhlet untuk mengembunkan uap yang naik
dari labu ekstraksi sehingga nantinya embun dapat masuk ke soxhlet. Dalam ekstraksi ini
nantinya akan tampak perubahan warna dari yang awalnya putih bening menjadi bening
bening kekuningan. Hal ini menandakan adanya kandungan minyak yang terekstraksi.
Waktu sirkulasi yang semakin lama dikarenakan terdapat minyak atsiri yang memiliki titik
didih yang tinggi dari etanol, sehingga untuk menguapkan etanol yang tercampur akan
terasa lebih lama karena adanya minyak atsiri yang semakin banyak. Ekstraksi dilakukan
sebanyak 5,65 sirkulasi agar ekstraksi dapat menghasilkan hasil yang optimum. Sirkulasi
yang dilakukan dalam percobaan ini lebih dari 5 kali sirkulasi karena kondisi soxhlet yang
tidak bisa sempurna memberikan 1 sirkulasi dalam setiap pelarutan etanol pada sampel.
Setelah melakukan sirkulasi, sampel perlu dikeluarkan dari soxhlet. Lalu dilakukan
distilasi ½ dan ¾ sirkulasi dengan tujuan memisahkan etanol dari campuran yang ada di
labu ekstraksi karena campuran yang ada dalam labu ekstraksi perlu dimasukkan ke petri
dish untuk kemudian dioven sehingga perlu dilakukan pengurangan cairan campuran.
Setelah dilakukan distilasi ½ dan ¾ sirkulasi, campuran dalam labu ekstraksi doven
dengan tujuan untuk menguapkan seluruh etanol yang ada sehingga saat dilakukan
penimbangan menghasilkan berat minyak atsiri yang sesungguhnya.
Pada proses distilasi perlu digunakan air sebanyak tanda batas isi tangki pembuat steam
agar uap yang dihasilkan cukup untuk menguapkan kandungan minyak dalam 500 gram
sampel. Bila air yang digunakan kurang dari tanda batas maka uap yang dihasilkan kurang.
Hal ini menyebabkan minyak yang diuapkan kurang sehingga minyak yang dihasilkan

11
kurang. Bila air yang digunakan melebihi tanda batas maka akan diperlukan waktu yang
lama untuk mendidihkan air dan juga terjadi kemungkinan overpressure sehingga dapat
membahayakan praktikan. Distilasi kukus dilakukan selama 1,5 jam karena merupakan
waktu yang optimum untuk menguapkan semua kandugan minyak dalam sampel. Bau
yang ditimbulkan selama proses distilasi menandakan adanya minyak yang teruapkan.
Saat proses dekantasi perlu dilakukan pengadukan hingga terbentuk vortex dengan tujuan
partikel minyak yang terdapat didasar bisa naik dan terakumulasikan dengan minyak di
bagian atas air dan pemisahan lebih mudah.
Berdasarkan percobaan diperoleh hasil kukus air dari sereh yang digunakan pada
percobaan yaitu sebesar 12,35%. Pada ekstraksi dengan soxhlet, berat daun/batang sereh
basah yang digunakan adalah 5,4932 gram sehingga didapat untuk berat daun/batang sereh
kering yaitu sebesar 4,8149 gram. Pada proses ekstraksi soxhlet ini dihasilkan minyak
seberat 0,4500 gram sehingga didapat kadar minyak atsiri mula-mula sebesar 9,35%. Pada
proses distilasi kukus, berat daun/batang sereh basah yang digunakan adalah sebesar 500
gram sehingga didapat untuk berat daun/batang sereh kering yaitu sebesar 438,2557 gram.
Pada proses distilasi kukus ini didapatkan berat minyak hasil percobaan sebesar 3,3606
gram, sedangkan beart minyak secara teoritis adalah sebesar 40,9597 gram. Dari berat
minyak hasil percobaan dan secara teoritis didapatkan bahwa persentase minyak terambil
dengan distilasi kukus adalah sebesar 8,20%.
Hal yang menyebabkan minyak atsiri tidak dapat terambil seluruhnya pada distilasi
kukus yaitu
1) Adanya zat pengotor dalam sampel dan air ledeng sehingga dapat mempengaruhi
jumlah minyak atsiri yang terambil.
2) Daun/batang sereh yang digunakan kurang halus sehingga luas bidang kontak antara
sereh dan uap hasil kukus menjadi kecil. Hal ini menyebabkan proses perpindahan massa
dari permukaan sereh berfase gas menjadi lebih lambat.
Dibandingkan dengan referensi, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
penyimpangan dari hasil percobaan dimana hanya menghasilkan kadar minyak atsiri
dalam daun dan batang sereh sebesar 9,35%. Sedangkan berdasarkan referensi yang ada,
kandungan minyak atsiri menurut jurnal Handy Gomarjoyo sebesar 31,96%. Perbedaan
data tersebut dapat terjadi karena adanya zat pengotor dalam sampel sehingga dapat
mempengaruhi banyaknya minyak atsiri yang dapat terambil.

12
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan :
1. Pengambilan minyak atsiri dengan metode ekstraksi soxhlet dilakukan dengan prinsip
melarutkan sampel secara terus menerus dengan pelarut etanol sehingga pelarut dapat
membawa minyak ke labu ekstraksi. Di labu ekstraksi komponen minyak dan etanol
dipanaskan. Karena perbedaan titik didih, etanol akan naik lagi ke soxhlet dan kembali
melarutkan minyak dalam sampel.
2. Pengambilan minyak atsiri dengan proses distilasi kukus, yaitu dengan menguapkan
minyak atsiri menggunakan kukus yang berasal dari pemanasan air dari dalam tangki.
Kukus ini berfungsi untuk menurunkan tekanan parsial minyak atsiri pada fase gas
sehingga titik didih minyak atsiri akan turun. Minyak atsiri yang terikat dengan steam
akan terkondensasi menjadi fase cair kembali. Campuran minyak dan air kemudian
didekantasi agar memperoleh minyak atsiri yang murni.
3. Hasil percobaan
a. Kadar air dalam bahan
Berat daun basah = 0,5005 gram
Berat daun kering = 0,4422 gram
Kadar air dalam daun basah = 12,35 %
b. Ekstraksi soxhlet
Berat minyak = 0,4500 gram
Berat daun kering untuk ekstraksi soxhlet = 4,8189 gram
Kadar minyak atsiri mula-mula = 9,35%
c. Distilasi kukus
Berat daun kering = 438,2557 gram
Berat daun basah = 500 gram
Berat minyak terambil secara teoritis = 410,9597 gram
Berat minyak terambil menurut percobaan = 3,3606 gram
Persentase minyak terambil = 8,20%

13
VI. DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Pedi, 2017, “Bagaimana Caranya Untuk Mendapatkan Minyak Atsiri?”, 24
September 2018, https://www.tirto.id/t/bagaimana-caranya-untuk-mendapatkan-minyak-
atsiri/13044.
Gunawan, D, dan Mulyadi S., 2004.-, “Ilmu Obat Alam”, Jakarta: Penebar Swadaya.
Guenther, Ernest, 1987, “Minyak Atsiri”, Jilid 1, UI Press: Jakarta: UI Press.
Guenther, Ernest. 1990, “Minyak Atsiri”, Jilid III A, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Ketaren, S., 1985, “Pengantar Teknologi Minyak Atsiri”,21-38, 45-46, 72, 239-273, 401-412,
Jakarta: Balai Pusaka.
Hayness, William M., 2011, “CRC Handbook of Chemistry and Physics”, edisi 91, h. 3.246,
CRC Press, Boca Raton.

14
VII. LAMPIRAN
A. Identifikasi Hazard Proses dan Bahan Kimia
1. Hazard Proses
Pada percobaan ini, hazard proses yang ada berasal dari panas dan listrik. Alat-
alat seperti oven, pemanas mantel, dan rangkaian alat distilasi kukus dapat
membahayakan karena panas yang dihasilkan. Hazard panas ini dapat
menyebabkan luka bakar pada bagian kulit jika berkontak langsung dengan alat-
alat tersebut. Untuk menghindari hazard tersebut bisa dilakukan pencegahan
dengan kain lap basah saat menyentuh alat-alat tersebut. Hazard listrik
dihasilkandari alat-alat yang menggunakan listrik seperti rangkaian alat distilasi
kukus, pemanas mantel, dan oven. Hazard listrik ini dapat berupa kejutan listrik dan
percikan api yang timbul akibat korsleting listrik. Untuk pencegahan dapat
dilakukan pengecekan instalasi listrik pada alat sebelum digunakan dan dipastikan
dalam kondisi kering. Hazard lainnya yaitu berasal dari alat yang terbuat dari kaca
seperti pada rangkaian alat distilasi kukus. Bila alat pecah dapat menyebabkan luka.
Pada saat penuangan etanol ke dalam soxhlet harus berhati-hati agar etanol tidak
membasahi pemanas mantel. Bila etanol tumpah dan membasahi pemanas mantel,
segera keringkan dan pastikan pemanas mantel dalam keadaan kering agar tidak
menimbulkan percikan api yang dapat membahayakan. Pada saat proses distilasi,
tekanan saat pengukusan tinggi sehingga praktikan harus mengatur alat distilasi
gara tidak terjadi overpressure.
2. Hazard Bahan Kimia
a) Daun dan Batang Sereh
Daun dan batang sereh memiliki hazard seperti menyebabkan iritasi pada
mata dan kulit jika terkontak langsung. Dalam bentuk cairan, minyak sereh
memiliki hazard iritasi dan bersifat flammable.
b) Etanol 96%
Etanol 96% bersifat flammable dengan flash point 140C - 160C. Etanol juga
bersifat irritant jika terkontak dengan kulit dan mata. Bila terkontak langsung
segera bilas bagian yang terkena dengan air bersih.
c) Aquadest
Aquadest dapat menyebabkan selip bila tumpah ke lantai. Segera bersihkan
dengan kain lap bila aquadest tumpah.

15
B. Alat Perlindungan Diri
Alat perlindungan diri yang digunakan dalam percobaan yaitu :
1. Jas laboratorium lengan panjang untuk melindungi tubuh dari tumpahan bahan
kimia cair.
2. Sepatu tertup dan kaus kaki panjang untuk melindungi kaki dari benda yang dapat
menyayat atau menggores daerah kaki.
3. Masker digunakan untuk melindungi saluran pernapasan dari debu dan bahan
kimia cair untuk mencegah masuk ke saluran pernapasan.
4. Gloves digunakan untuk melindungi tangan dari kontak langsung dengan bahan
kimia atau alat yang digunakan selama praktikum.
5. Goggles digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia cair.

C. Manajemen Limbah
Limbah yang dihasilkan pada percobaan :
1) Minyak Sereh
Minyak Sereh dibuang ke dalam botol penampung minyak sereh.
2) Etanol bekas pencucian
Etanol bekas pencucian dibuang ke limbah non halogen.
3) Daun sereh hasil percobaan
Daun sereh hasil percobaan dibuang ke dalam ember khusus.
4) Etanol bekas soxhlet
Etanol bekas dimasukkan ke botol etanol bekas.
5) Air hasil distilasi
Air hasil distilasi dibuang ke westafel.

D. Data Percobaan
a) Penentuan Kadar Air
Berat botol timbang + tutup = 13,4276 gram
Berat botol timbang + tutup + sereh (sebelum dioven) = 13,9321 gram
Berat botol timbang + tutup + sereh (setelah dioven) = 13,8698 gram
Jam pengeringan dimulai = 13.30 WIB
Jam pengeringan selesai = 15.30 WIB
b) Ektraksi dengan Soxhlet
Jenis bahan baku
Jenis pelarut = Sereh
Berat bahan baku = 5,4932 gram
Jenis pelarut = Etanol 96%
Jumlah pelarut = 1,5 sirkulasi
Waktu ekstraksi = 102 menit

16
Tabel proses sirkulasi
Waktu 14.02 14.10 14.38 14.43 14.44 14.47 14.53 15.00 15.27 Total
Sirkulasi 1 1/2 1 ¾ 1/3 1/3 1/3 2/5 1 5,65

Jumlah sirkulasi = 5,65 sirkulasi


Berat petri dish kosong = 40,4993 gram
Berat petri dish + minyak atsiri = 40,9493 gram
c) Distilasi kukus
Jenis bahan baku = Sereh
Berat bahan baku = 500 gram
Jam tetesan pertama = 14.35 WIB
Waktu distilasi = 90 menit
Berat gelas beker 50 mL kosong = 34,5667 gram
Berat gelas beker 50 mL + minyak atsiri = 37,9273 gram
Kenampakan minyak atsiri = cairan kuning

E. Perhitungan
a) Perhitungan kadar air dalam bahan
b) 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ = ( 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 + 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ ) −
(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
= (13,9321 − 13,4276) 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 77𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,5045 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 = (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 + 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔) −
(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
= (13,8698 − 13,4276) 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,4422 𝑔𝑟𝑎𝑚

(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ)−(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔)


𝐾𝐴 = (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ)
× 100%
(0,5045 𝑔𝑟𝑎𝑚−0,4422 𝑔𝑟𝑎𝑚)
= 0,5045 𝑔𝑟𝑎𝑚
× 100%
= 12,35%

c) Ekstraksi soxhlet untuk menentukan kadar minyak atsiri mula-mula


dalam bahan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑡𝑟𝑖 𝑑𝑖𝑠ℎ + 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘) −
(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑡𝑟𝑖 𝑑𝑖𝑠ℎ 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
= (40,9493 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 40,4993 𝑔𝑟𝑎𝑚)
= 0,4500 𝑔𝑟𝑎𝑚

17
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑜𝑥ℎ𝑙𝑒𝑡
= ( 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑜𝑥ℎ𝑙𝑒𝑡 𝑚𝑢𝑙𝑎
− 𝑚𝑢𝑙𝑎) × (100% − 𝐾𝐴)
= 5,4932 𝑔𝑟𝑎𝑚 × (100% − 2,35%)
= 4,8149 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑜𝑥ℎ𝑙𝑒𝑡
× 100%
0,4500 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 4,8149 𝑔𝑟𝑎𝑚 × 100%
= 9,35%
d) Distilasi kukus
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
= (𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎)
− (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑘𝑢𝑠)
= 9,35% × 439,2557 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 40,9597 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
= (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟 50 𝑚𝐿 + 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘)
− (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟 50 𝑚𝐿 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
= (37,9273 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 34,5667 𝑔𝑟𝑎𝑚)
= 3,3606 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑘𝑢𝑠
= 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑘𝑢𝑠 𝑚𝑢𝑙𝑎
− 𝑚𝑢𝑙𝑎 × (100% − 𝐾𝐴)
= 500 𝑔𝑟𝑎𝑚 × (100% − 12,35%)
= 438,2557 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑘𝑢𝑠
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
= × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,3606 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 40,9597 𝑔𝑟𝑎𝑚 × 100%
= 8,20%

18

Anda mungkin juga menyukai