Disusun oleh
Silvia Rahayu Setyaningsih
2520142611 / 40 / 3D
Hari :
Tanggal :
Tempat:
Mahasiswa
Mengetahui
C. Patofisiologi
Penyakit serebrovaskuler mengacu pada abnormal fungsi susunan
syaraf pusat yang terjadi ketika suplai darah nornal ke otak terhenti. Patologi
ini melibatkan arteri, vena, atau keduanya. Sirkulasi serebral mengalami
kerusakan sebagai akibat sumbatan partial atau komplek pada pembuluh darah
atau hemoragi yang diakibatlan oleh robekan dinding pembuluh. Penyakit
vaskuler susunan syaraf pusat dapat diakibatkan oleh arteriosklerosis ( paling
umum ) perubahan hipertensif, malformasi, arterivena, vasospasme, inflamasi
arteritis atau embolisme. Sebagai akibat penyakit vaskuler pembuluh darah
kehilangan elastisitasnya menjadimkeras san mengalami deposit ateroma
,lumen pembuluh darah secara bertahap tertutup menyebabkan kerusakan
sirkulasi serebral dsan iskemik otak. Bila iskemik otak bersifat sementara
seperti pada serangan iskemik sementara, biasanya tidak terdapat defisit
neurologi.Sumbatan pembuluh darah besar menimbulkan infark serebral
pembuluh ini,suplai dan menimbulkan hemoragi. (Brunner & Suddarth, 2002)
Penurunan suplai darah ke otak dapat sering mengenai arteria vertebro
basilaris yang akan mempengaruhi N.XI (assesoris) sehingga akan
berpengaruh pada sisitem mukuloskeletal (s.motorik)sehingga terjadi
penurunan sistem motorik yang akan menyebabkan ataksia dan akhirnya
menyebabkan kelemahan pada satu atau empat alat gerak, selain itu juga pada
17 arteri vetebra basilaris akan mempengaruhi fungsi dari otot facial (oral
terutama ini diakibatkan kerusakan diakibatkan oleh kerusakan N.VII
(fasialis), N.IX (glasferingeus) N.XII (hipoglakus),karena fungsi otot
fasial/oral tidak terkontrol maka akan terjadi kehilangan dari fungsi tonus otot
fasial/oralsehingga terjadi kehilangan kemampuan untuk barbicara atau
menyebuit kata-kata dan berakhir dangan kerusakan artikulasi,tidak dapat
berbicara (disatria). Pada penurunan aliran darah ke arteri vertebra basilaris
akan mempengaruhi fuingsi N.X (vagus) dan N.IX (glasovaringeus) akan
mempengaruhi proses menelan kurang ,sehingga akan mengalami refluk,
disfagia dan pada akhirnya akan menyebabkan anoreksia dan menyebabkan
gangguan nutrisi. Keadaan yang terkait pada arteri vertebralis yaitu trauma
neurologis atau tepatnya defisit neurologis. N.I (olfaktorius) , N.II
(optikus),N.III (okulomotorik),N.IV (troklearis), N.VII (hipoglasus) hal ini
menyebabkan perubahan ketajaman, pengecapan, dan penglihatan,
penghidungan. Pada kerusakan N.XI (assesori) pada akhirnya akan
mengganggu kemampuan gerak tubuh.
D. Manifestasi klinik
1. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan searo badan
2. Tiba-tiba hilang rasa peka
3. Bicara cedel atau pelo
4. Gangguan bicara dan bahasa
5. Gangguan penglihatan
6. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
7. Gangguan daya ingat
8. Nyeri kepala hebat
9. Vertigo
10. Kesadaran menurun
11. Proses kencing terganggu
12. Gangguan fungsi otak
E. Pemeriksaan penunjang
1. Angiografi serebri
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
pendarahan arteriovena atau adanya rupture dan untuk mencari
perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskuler.
2. Lumbal pungsi, CT Scan, EEG, Magnetic Imaging Resnance (MRI)
3. USG Doopler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem
karotis)
F. Komplikasi
1. Kenaikan tekanan darah (hipertensi)
2. Kadar gula darah (tinggi)
3. Gangguan jantung
4. Infeksi/sepsis (gangguan ginjal dan hati)
G. Penatalaksanaan
1. Diagnostik seperti ingiografi serebral, yang berguna mencari lesi dan
aneurisme.
2. Pengobatan, karena biasanya pasien dalam keadaan koma, maka
pengobatan yang diberikan yaitu :
a. Kortikosteroid , gliserol, valium manitol untuk mancegah
terjadi edema acak dan timbulnya kejang.
b. Asam traneksamat 1gr/4 jam iv pelan-pelan selama tiga
minggu Serta berangsur-angsur diturunkan untuk mencegah
terjadinya Lisis bekuan darah atau perdarahan ulang.
3. Operasi bedah syaraf. (kraniotomi).
4. Adapun tindakan medis pasien stroke yang lainnya adalah
a. Deuretik : untuk menurunkan edema serebral.
b. Antikoagulan : untuk mencegah terjadinya atau memberatnya
trombosis atau emboli dari tempat lain dalam sistem
kardiovaskuler.
c. Medikasi anti trombosit : Dapat disebabkan karena trombosit
memainkan peran yang sangat penting dalam pembentukan
trombus dan embolisasi
H. Pengkajian fokus
I. Diagnosa keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot.
2. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
4. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang
tidak adekuat
5. Ketidakefektiafan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
adanya perdarahan, oedema atau oklusi pembulu darah serebral.
J. Fokus intervensi
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi
aliran darah, gangguan oklusif, hemoragi, vasospasme serebral, edema
serebral.
a. Intervensi :
a. Intervensi :
a. Intervensi: