Anda di halaman 1dari 16

1.

PENDAHULUAN
Meningitis adalah suatu penyakit infeksi pada selaput pembungkus otak dan
medula spinalis (meninges). Meninges terdiri dari tiga lapis, yaitu dura mater
yang paling kuat terletak paling luar, arakhnoid, dan piamater yang melekat pada
otak dan medula spinalis (Baehr and Frotscher, 2005).

uramater merupakan lapisan paling kuat dan terdiri dari dua lapisan
!aringan fibrosa. "apisan luar dura mater kranialis adalah periosteum di dalam
tengkorak. "apisan dalam adalah lapisan meningeal yang sesungguhnya. #edua
lapisan ini terpisah satu sama lain di sinus dural. iantara sinus sagitalis superior
dan sinus sagitalis inferior, lipatan ganda lapisan dural membentuk falks cerebri
yang memisahkan kedua hemisfer cerebri. Falks cerebri bersambung dengan
tentorium cerebri, yang memisahkan cerebrum dan cerebellum ( Baehr and
Frotscher, 2005).
$rakhnoid merupakan membran a%askuler yang tipis dan rapuh yang
berhubungan erat dengan dengan permukaan dalam dura mater. iantara
arakhnoid dan piamater terdapat ruang (ruang subarakhnoid) yang berisi cairan

serebrospinal. &embesaran ruang subarakhnoid disebut sisterna. 'edangkan


piamater terdiri dari lapisan tipis selsel mesodermal yang menyerupai
endotelium. "apisan ini merupakan lapisan terdalam dan melekat langsung pada
otak (Baehr and Frotscher, 2005).

ambar *. "apisan menings (Baehr and Frotscher, 2005).

1
ambar 2. Menings yang melapisi otak dan medula spinalis (+aines, 200*)
2. EPIDEMIOLOGI
Meningitis adalah penyakit peradangan pada selaput otak yang dapat
menyerang anakanak dan orang deasa. Meningitis dapat disebabkan oleh
infeksi dan non infeksi. &enyebab tersering adalah Neisseiria meningiditis,
Streptococcus pneumoniae, dan Haemophylus influenza. #etiga bakteri ini adalah
bakteri patogen yang masuk melalui saluran pernapasan sehingga penyebarannya
melalui udara yang terhirup (#umar and et al, 20*0).
iperkirakan setiap tahun ter!adi sekitar *,2 !uta kasus meningitis bakterial
diseluruh dunia. 'ekitar -0 pasien meninggal tanpa pengobatan dan satu dari
lima orang yang bertahan hidup mengalami kecacatan permanen ( Bekairy and et
al, 20*/).

2
Faktor resiko utama untuk meningitis adalah respons imunologi
ter hadap pato gen spes ifik ya ng lem ah terkait dengan umu r muda. esiko
terbesar pada bayi (* 1 *2 bulan) 35  ter!adi antara * bulan dan 5 tahun, tetapi
meningitis dapat ter!adi pada setiap umur. esiko tambahan adalah kolonisasi
baru dengan bakteri patogen, kontak erat dengan indi%idu yang
menderita penyakit in%asif, perumahan padat penduduk, kemiskinan, ras kulit
hitam, !enis kelamin lakilak i da n pa da ba yi ya ng ti da k di be ri ka n $' 4
p a d a u m u r 2 1 5 b u l a n .  a r a p e n y e b a r a n mungkin dari kontak orang ke
orang melalui sekret atau tetesan saluran pernafasan (Bekairy and et al, 20*/).
Banyak faktor risiko yang mempengaruhi ter!adinya meningitis baik secara
langsung maupun tidak langsung. 6enis organisme, faktor %irulensi, dan !umlah
bakteri yang masuk mempengaruhi berat tidaknya meningitis. urasi dan
progresifitas penyakit sebelum pengobatan !uga mempengaruhi komplikasi
neurologis. &asienpasien dengan obatobatan imunosupresan, penyakit hati yang
kronik, alkoholik, diabetes, dan pasien dengan penyakit imunodefisiensi

kongenital, keganasan dan +47 mempunyai risiko tinggi untuk terkena meningitis
dan ter!adinya skuele dibandingkan orang lain (Bekairy and et al, 20*/).
3. DEFINISI
Meningitis adalah inflamasi atau peradangan pada menings yang
membungkus otak dan medula spinalis. 4nflamasi ini bisa mengenai leptomenings
dan cairan serebrospin al yang mengisi ruang subarakhnoid. Meningitis biasanya
disebabkan oleh infeksi, tapi bisa !uga karena respon terhadap iritan non bakteri.
Meningitis infeksi diklasifikasikan sebagai meningitis piogenik akut yang
disebabkan oleh bakteri, meningitis aseptik yang disebabkan oleh %irus, dan
meningitis kronik yang biasanya disebabkan oleh penyakit tuberkulosis paru,
Spirochetal, at au Cryptococcus. 8ingkat keparahan menigitis dipengaruhi oleh
faktor %irulensi patogen, faktor host, adanya edema otak, dan adanya skuele
sistem saraf yang permanen (Bekairy and et al, 20*/).
4. ETIOLOGI
Meningitis dapat disebabkan oleh bakteri, %irus, !amur, dan parasit.
Meningitis yang disebabkan oleh bakteri disebut meningitis bakterial. Meningitis
bakterial akut selalu bersifat purulenta. Bakteri yang sering menyebabkan

3
meningitis adalah Streptococcus pneumoniae (pneumococcus), Haemophilus
influenza, at au Neisseria meningitidis (meningococcus), kecuali pada neonatus
yang sering adalah Streptococcus grup B (#umar and et al, 20*0).
7irus%irus yang biasanya menyebabkan infeksi di susunan saraf pusat
tergolong pada keluarga entero%irus, yang anggotanya antara lain %irus

poliomielitis, %irus co9sakcie, dan %irus%irus :+; (Enteric Cytophatic Human


Orphan). 'edangkan !amur yang menginfeksi otak dan selaput otak bi asanya
adalah !amur yang menyebabkan infeksi sistemik dan berkomplikasi neurologik,
seperti Cryptococcus, Nocardia, Mucomycosis, Coxadiomycosis, Actynomycosis ,
dan Aspergillus (Mard!ono and 'idharta, 20*2.
&enyebab lain meningitis adalah parasit dan tuberkulosis. 4nfeksi parasit
yang dapat melibatkan susunan saraf pusat adalah !ripanosomiasis, malaria,
!o"soplasmosis, dan Amoe#iasis. 'edangkan meningitis tuberkulosis merupakan
komplikasi serius dari tuberkulosis paru (Mard!ono and 'idharta, 20*2).
5. PATOGENESIS
Meningitis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau %irus. Bakteri
penyebab meningitis tersering adalah Neisseiria meningiditis, Streptococcus
pneumoniae, d an Haemophylus influenza. #etiga bakteri ini adalah bakteri
patogen yang masuk melalui saluran pernapasan. 'edangkan %irus tersering yang
menyebabkan meningitis adalah keluarga entero%irus yang masuk melalui saluran
pencernaan (Mard!ono and 'idharta, 20*2).

4
ambar <. &atogenesis meningitis (#im, 200<)
Bakteri atau %irus penyebab meningitis masuk melalui saluran pernapasan
atau saluran pencernaan. #emudian bakteri atau %irus ini membentuk kolonisasi
pada mukosa saluran pernapasan dan saluran pencernaan. #emudian patogen ini
mengin%asi pembuluh darah menyebabkan bakteremia atau %iremia. i dalam
pembuluh darah, bakteri atau %irus ini berkembang dan menyebar hingga sampai
ke pembuluh darah otak. Bakteremia atau %iremia ini kemudian menembus #lood
#rain #arrier dan mengin%asi menings dan otak. Bakteri dan %irus ini berkembang
di dalam cairan serebrospinal dan menghasilkan endotoksin. 8oksin ini yang
menginisiasi pelepasan mediator inflamasi dan menyebabkan peningkatan
permeabilitas #lood #rain #arrier. &eningkatan permeabilitas #lood #rain #arrier
ini menyebabkan kuman patogen, neutrofil, dan albumin bisa menembus dinding
kapiler dan masuk ke cairan serebrospinal. $danya kuman patogen dalam ruang
subarakhnoid menyebabkan inflamasi yang ditandai dengan cairan serebrospinal
yang keruh dan purulen. #eadaan ini bisa berkembang men!adi tromboflebitis
dari #ridging $eins dan sinus dural, diikuti dengan kongesti dan infark !aringan
sekitarnya. $khirnya menings menebal dan ter!adi perlengketan. &erlengketan ini

5
mengenai ner%us cranialis dan menyebabkan kelumpuhan ner%us cranialis atau
menyebabkan gangguan peredaran cairan serebrospinal. angguan peredaran
cairan serebrospinal ini akan menyebabkan ter!adinya hidrosefalus ( #im, 200< ,
Book).
6. GEJALA KLINIS

Meningitis memiliki ge!ala yang tidak spesifik dan ber%ariasi tergantung


usia dan penyebabnya. &ada meningitis bakteri memiliki trias ge!ala klasik pada
orang deasa, yaitu demam, kaku kuduk, dan gangguan status mental. Mayoritas
pasien menun!ukkan dua dari empat ge!ala berikut, yaitu demam, nyeri kepala,
kaku kuduk, dan gangguan status mental. e!ala lain yang menyertai berupa mual,
muntah, dan ke!ang. &ada bayi dan anakanak ge!ala yang sering adalah demam,
malas makan, muntah, lemah, diare, dan kadang apnea. &ada meningitis
%neumococcus anakanak, ge!alanya hanya ke!ang. &ada meningitis yang
disebabkan oleh Neisseria, ge!ala yang sering muncul adalah rash dan peteki, serta
pasien biasanya delirium atau koma. &ada meningitis Meningococcus, ge!ala yang
sering muncul adalah rash dan purpura yang terpalpasi. e!ala lebih lan!ut
meningitis adalah edema otak, hidrocefalus, atau peningkatan aliran darah otak
yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial. e!ala dari meningitis %irus
kurang lebih sama dengan ge!ala meningitis bakteri, hanya sa!a lebih berat. =ang
membedakan hanya dari hasil pemeriksaan cairan serebrospinal. &ada meningitis
%irus akut biasanya bersifat self&limiting disease (Bekairy and et al, 20*/, Book).
7. DIAGNOSIS
iagnosa meningitis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penun!ang. &emeriksaan penun!ang yang utama adalah pemeriksaan
cairan serebrospinal.
$. $>$M>:'4'
8rias klasik meningitis berupa demam, nyeri kepala, dan kaku kuduk. &asien
masuk rumah sakit biasanya dengan keluhan dua dari empat ge!ala berupa
demam, nyeri kepala, kaku daerah tengkuk, dan gangguan kesadaran. e!ala lain
yang mengikuti berupa mual, muntah, dan fotofobia. &ada meningitis bakterial,
ge!alanya bersifat akut, sedangkan pada meningitis %irus pasien biasanya memiliki
ge!ala sistemik seperti myalgia, cepat lelah, atau anoreksia ( Bekairy and et al,
20*/).

6
&ada pasien meningitis penting untuk ditanyakan mengenai riayat
menderita batuk lama, penurunan berat badan dan nafsu makan, riayat
penggunaan obatobatan, riayat berhubungan bebas (lebih dari satu pasangan),
dan riayat kontak dengan penderita +47. +al ini penting untuk mengetahui
penyebab meningitis. iayat bepergian ke daerah endemik !uga perlu ditanyakan
untuk memastikan diagnosa meningitis.
B. &:M:4#'$$> F4'4#
&emeriksaan fisik yang harus dilakukan pada pasien meningitis adalah
pemeriksaan neurologis secara umum. &ertama kita menilai kesadaran dengan
penilaian kesadaran kualitatif menggunakan 'lasgo Coma Scale, biasanya akan
didapatkan ' kurang dari *5. &emeriksaan tanda rangsang meningeal, yaitu
kaku kuduk, tanda lasegue, tanda kernig, dan brud?inski 447. pada pasien
meningitis akan didapatkan kaku kuduk dan tanda kernig yang positif. pada
pemeriksaan ner%us kranialis akan didapatkan parese ner%us 444, 47, dan 74, yang
mempersarafi otototot penggerak bola mata. &ada pemeriksaan motorik bisa
didapatkan hemiparese, tonus yang menurun atau meningkat, refleks fisiologis
normal, dan akan didapatkan refleks patologis yang positif ("umbantobing, 20*2).
&ada pemeriksaan fisik secara umum akan didapatkan demam dan rash pada
kulit teruta ma infek si Neisseiria . &ada bayi akan didapatkan ubunubun yang
menon!ol, anak tampak mengantuk, apnea, ke!ang, dan rash pada kulit. &ada anak
anak didapatkan tanda rangsang meningeal yang positif (Book).
. &:M:4#'$$> &:>@>6$>
&emeriksaan penun!ang yang penting untuk menegakkan diagnosa
meningitis adalah pemeriksaan cairan serebrospinal. &emeriksaan cairan
serebrospinal dapat membedakan penyebab meningitis. &emeriksaan lain yang
menun!ang adalah 8 scan, M4 dan foto thora9 terutama pada pasien yang
dicurigai meningitis tuberkulosis.

8abel *. &erbedaan hasil pemeriksaan cairan serebrospinal pada setiap !enis


meningitis (Baehr and Frotscher, 2005)

iagnosis &enampilan eaksi 6umlah sel, Biokimia 8emuan


&andy patologi lainnya

7
"' lumbar 6ernih, tidak  +ingga/ "aktat D 2,* lukosa 50
normal berarna selAl, mmolAl, ratio G0 kadar
terutama albuminE glukosa darah
limfosit deasa  /0
(C5) tahun DC D/0
tahun D-, anak
D*5 tahun D5.
Meningitis #eruh HHH Beberapa "aktat <,5 $danya bakteri
purulenta ribuAl, mmolAl rasio
(bakterial) terutama albumin 20 9
netrofil *0<
Meningitis 6ernih H +ingga asio albumin
%irus beberapa hingga 20 9 *0
<
ratus sel  laktat <,5
mononuklear, mmolAl
termasuk
limfosit B
yang
terakti%asi
Meningitis Berarna HHH +ingga *500A asio albumin 4g dan 4g$
tuberkulosis kuning l, gambaran  20 9 *0< meningkat
selular glukosa D50 terdapat
campuran, glukosa serum mikobakterium
terutama sel pada kultur
mononuklear dan &
Meningitis 6ernih +ingga asio albumin 4munoglobulin
fungal beberapa D50 9 *0< meningkat,
ratus sel terdapat
mononuklearA antibodi
l

8
&emeriksaan penun!ang lain seperti 8 'can dan M4 hanya dilakukan !ika
diagnosa meningitis tidak dapat ditegak kan atau meraguk an dan untuk melihat
adanya komplikasi atau keadaan patologik lain.

ambar /. Foto thora9E 8B paru primer (Burrill and et al, 200-)

ambar 5. Meningitis 8B. 8ampak multiple lesi (tuberkuloma) pada lobus otak
(Burrill and et al, 200-).

9
ambar G. Meningitis bakteri akut. M4 potongan a9ial 82I menun!ukkan
adanya %entrikulomegali (Burrill and et al, 200-).
&emeriksaan penun!ang lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan
cairan serebrospinal dengan menggunakan tinta india. &emeriksaan ini
dikhususkan pada Cryptococcus meningitis. 8es ini dinyatakan positif bila
didapatka *0<*0/ F@Aml sampel cairan serebrospinal ( :frida and :kaati,

20*2).
8. DIAGNOSIS BANDING
$. :ncephalitis
:nsefalitis adalah peradangan pada parenkim otak. e!ala ensefalitis adalah
demam dan nyeri kepala yang kadang disertai dengan gangguan kesadaran, pusing
atau perilaku abnormal, ke!ang dan atau defisit neurologi fokal. =ang
membedakan dengan meningitis, pada pemeriksaan fisik pasien ensefalitis tidak
didapatkan tanda rangsang meningeal. ari cairan serebrospinal yang arnanya
!ernih, kadangkadang kemerahan, sel normal atau sedikit meningkat, protein
sedikit meningkat, dan glukosa normal. &ada M4 kepala didapatkan kelainan
pada daerah temporal (Book).
B. &erdarahan subarachnoid
&erdarahan subarachnoid adalah ekstra%asasi darah ke dalam ruang
subarachnoid, biasanya disebabkan oleh pecahnya aneurisma atau malformasi
aneurisma. e!ala yang timbul biasa berupa nyeri kepala hebat, nyeri daerah
orbital, diplopia sampai gangguan peng lihatan. 8anda yang didapatkan pada
pemeriksaan fisik adalah tanda rangsang meningeal berupa kaku kuduk yang

10
positif. &ada pemeriksaan cairan serebrospinal didapatkan sel darah merah dan
9antocromia (Baehr and Frotscher, 2005).
9. KOMPLIKASI
#omplikasi yang akibat meningitis yang sering timbul adalah kehilangan
pendengaran, ke!ang, hidrosefalus, edema otak dan peningkatan tekanan

intrakranial, efusi subdural, gangguan ner%us cranialis, defisit neurologis fokal,


dan abses serebri.
$. angguan pendengaran
%neumococcus mengin%asi cochlea melalui canalis auditorius internus
kemudian menyebabkan inflamasi dan menimbulkan eksudat sehingga merusak
ner%us %estibulocochlearis, cochlea, dan labirin yang menyebabkan gangguan
pendengaran tipe senserineural. ;batobat antiinflamasi seperti de9ametason
dapat mengurangi komplikasi dari meningitis bakteri, seperti tuli sensorin eural
dengan menurunkan tekanan intrakranial ('iddiJui, 20*2).
B. #e!ang
#e!ang merupakan komplikasi tersering dari meningitis bakteri pada anak
anak. 'ekitar sepertiga pasien meningitis anak mengalami ke!ang. #e!ang

menetap lebih dari empat hari. #e!ang ini dihubungkan dengan adanya skuele
neurologis akibat meningitis. #e!ang fokal memberikan prognosis yang buruk
('iddiJui, 20*2, Bueno and et al, 2005).
. +idrosefalus
+idrosefalus merupakan komplikasi dari meningitis akut. #ondisi ini
biasanya dihubungkan dengan meningitis bakteri dan meningitis tuberkulosis
yang tidak terobati atau tidak tuntas pengobatannya. +idrosefalus sering ter!adi
pada anakanak atau bayi terutama pada infeksi Streptococcus grup B.
+idrosefalus berta yang menekan parenkim otak harus ditangani dengan tindakan
operasi ('iddiJui, 20*2).
. :dema otak dan peningkatan tekanan intrakranial
$liran darah otak secara normal dipertahankan pada konstanta relatif
melalui mekanisme autoregulasi. $uto regulasi ini berdasarkan pada kebutuhan
metabolik dan perubahan resistensi %askular serebral. emam dan ke!ang akan
meningkatkan akti%itas metabolisme otak sehingga meningkatkan aliran darah
otak. &a; 2 dan &a; 2 arter !uga mempengaruhi aliran darah otak. &a; 2 D50
mm+g memiliki efek signifikan terhadap aliran darah otak dan menyebabkan

11
%asodilatasi untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan suplai nutrisi ke otak. &a; 2
yang tinggi !uga menyebabkan %asodilatasi dan meningkatkan aliran darah otak.
7asodilatasi dan peningkatan aliran darah ke otak ini yang menyebabkan edema
otak dan peningkatan tekanan intrakranial ('iddiJui, 20*2).
&eningkatan tekanan intrakranial pada pasien meningitis bakteri dipengaruhi

oleh banyak faktor. 'alah satunya adalah pelepasan mediator sitotoksik dan edem
interstitial dengan peningkatan permeabilitas dari #lood #rain #arrier. isisi lain
inflamasi ini sendiri menyebabkan peningkatan permeabilitas dari blood brain
barrier melalui mekanisme %asogenik dan pembentukan edema ('iddiJui, 20*2).
:. :fusi subdural
:fusi subdural adalah terkumpulnya cairan di dalam ruang subdural. 4ni
biasa ter!adi pada 50 penderita meningitis deasa dan <0 pada meningitis
anak. Biasanya asimtomatis dan dapat hilang sendiri. :mfiema subdural biasanya
unilateral tetapi berpotensi untuk menyebar dengan cepat meleati fal9 serebri
masuk ke dalam tentorium dan dapat menye bar ke dasar otak kemudian ke
kolumna spinalis. :fusi subdural biasanya ter!adi pada meningitis yang

disebabkan oleh Haemophilus influenza. &ada bayi biasa menimbulkan ge!ala


berupa ubunubun yang menon!ol ('iddiJui, 20*2).
F. $bses serebri
&asien dengan meningitis yang menyebabkan abses akan memberikan klinis
yang berbeda dengan meningitis dan ensefalitis. #ondisi klinis pasien cepat
memburuk ketika abses ini pecah. &ada anakanak komplikasi ini !arang ter!adi,
biasanya pada bayi yang terinfeksi C) *oseri atau proteus spp ('iddiJui, 20*2).
10. MANAJEMEN
$. 'uportif
• Monitoring tanda %ital
• :%aluasi status neurologi setiap hari
• Monitoring intake dan output, elektrolit
• &engukuran lingkar kepala
• $ntikon%ulsan bila ada ke!ang
• >utrisi yang baik
• eksametason diberikan pada anak usia  2 bulan dengan dosis 0,*5 mg A
kgBB A kali *5 menit sebelum atau bersamaan dengan antibiotika selama /
hari. &emberian kortikosteroid ditunda bila terdapat tanda perdarahan atau

12
bila kemungkinan meningitis 8B belum dapat disingkirkan (4ndonesia,
20*2).
B. Farmakologis
&emberian obatobatan dan lama pengobatan meningitis tergantung pada
penyebabnya. Meningitis yang disebabkan oleh S) %neumonia, H) +nfluenza , dan

streptococcus grup b diobati dengan antibiotik intra%ena selam */ hari.


Meningitis yang disebabkan oleh ) Monocytogenes dan entero#acteriaceae
diobati selama </ minggu. Meningitis yang disebabkan oleh Neisseiria
meningiditis diobati selam a 5- hari. #emo profilaksis untuk meningokokus
adalah ripamfisin G00 mgA*2 !am selama 2 hari. iprofloksasin 500 mg single
dose sama efeknya dengan ripamfisin, tapi hanya diindikasikan untuk usia  *C
tahun. Meningitis meningokokus yang diobati dengan penicillin  harus
mendapatkan ripamfisin profilaksis sebelum pulang (oos and Brosch, 20*0).
8abel 2. $ntibiotik pada masingmasin g penyebab meningitis bakteri ( oos and
Brosch, 20*0)

Bakteri ;bat "ama


pengobatan
Streptococcus 7ancomycin H ceftria9one atau */ hari
pneumonia cefota9ime
Neisseiria meningiditis eftria9one atau cefota9ime 5- hari
Haemophillus influenza eftria9one atau cefota9ime */ hari
isteria monocytogenes $mpicillinA penicillin  dan atau </ minggu
amynoglikosida

8abel <. osis dan inter%al pemberian antibiotik pada meningitis bakteri
(4ndonesia, 20*2)

$ntibiotik osis(#gBBA+ari) 4nter%al(!am)


&enisilin 250.000unit /
$mpisilin 200<00
mg G
#loramfenikol -5*00mg G
'efotaksim 200mg GC
'eftriakson *00mg *22/
'efta?idin *25*50mg C
7ankomisin 50G0 mg G
entamisin,trobamisin Gmg C
$mikasin 20<0mg C

13
>afsilini, oksasilin 200 mg G

Meningitis %irus dobati secara simtomatis dengan antipiretik, antiemetik dan


analgesik. $mitriptilin dan >'$4s sering diberikan beberapa bulan untuk
mengobati nyeri kepala pada meningitis %irus. Meningitis karena +'72 dapat

diobati dengan acyclo%ir C00 mg 5 kali per hari, famciclo%ir 500 mg < kali sehari,
atau %alacyclo%ir *000 mg < kali sehari selama -*/ hari ( oos and Brosch,
20*0).
8abel /. 8erapi meningitis %irus

;bat osis "ama


pemberian
$cyclo%ir C00mg,59sehariAoral
Famcyclo%ir 500 mg,< 9 sehariA oral -*/ hari
7alacyclo%ir *000 m g < 9 sehariA oral

@ntuk meningitis !amur yang disebabkan oleh kriptokokus diberikan


kombinasi amphoteris in B intra%ena (0,-*,0 mgAkgbbAhari) atau ambisome /
mgA#gBBAhari atau albecet 5 mgAkgBBA hari dengan oral flucytosin (25

mgAkgBBAhari dibagi dalam / dosis). &emberian obat kombinasi ini selama 2


minggu atau sampai kultur cairan serebrospinal steril. 8erapi induksi ini diikuti
dengan flukona?ol /00C00 mgAhari dilan!utkan selama C*0 minggu.
+istoplasmosis sistem saraf pusat diobati dengan amphoterisisn B (0,-*
mgAkgBBAhari). &engobatan amphoterisin B diikuti dengan itracona?ol oral 200
mg dua kali sehari selama G bulan sampai * tahun. Meningitis yang disebabkan
oleh . 4mmitis diobati dengan flukona?ol high dose (*000 mgAhari) monoterapi,
atau kombinasi amphoterisin B intra%ena dan intratekal (0,250,-5 mgAkgBBAhari
< kali satu minggu). Flukona?ole high dose adalah terapi induksi yang diikuti
dengan flukona?ol loer dose (200/00 mgA hari) (oos and Brosch, 20*0).
8abel 5. 8erapi meningitis !amur

&enyebab ;bat dan pemberian


Cryptococcus $mphoterisin B 47 (0,-* mgAkgBBAh) atau ambisome /
mgAkgBBAh, dibagi / dosis. iikuti dengan flukona?ol /00C00
mgAhari selama C*0 minggu.
+istoplasmosi $mphoterisin B 47 (0,-* mgAkgBBAh) diikuti dengan

14
s itracona?ol oral 200 mg, 29 sehari selama G bulan * tahun.
4mmitis Flukona?ole *000 mgA hari single dose, atau kombinasi
amphoterisin B 47 dan 4ntratekal (0,250,-5 mgAkgBBAhari <
kali satu minggu). iikuti dengan flukona?ol loer dose (200
/00 mgA hari).

Meningitis tuberkulosis diobati dengan isonia?id, ripamfisisn, dan


pira?inamid selama 2 bulan diikuti dengan isonia?id dan ripamfisin tambahan
selama *0 bulan. #ortikosteroid diberikan pada pasien yang mengalami
hidrosefalus atau koma (oos and Brosch, 20*0).
8abel G. egimen terapi meningitis tuberkulosis

;bat osis harian (mgAkgBBAhari) "ama pengobatan


4>+ *0 bulan
*2
ifampisin 5 *2
bulan
&ira?inamid *5/0 2bulan
'treptomisin *5/0 *<bulan
&rednison *2 /Cminggu, tapering off 2/ minggu

11. PROGNOSIS

&rognosis pada pasien meningitis ber%ariasi. &ada pasien yang mengalami


gangguan kesadaran, besar resikonya untuk mengalami skuele neurologis atau
bahkan kematian. :pisode ke!ang pada pasien meningitis !uga meningkatkan
faktor risiko kematian atau skuele neurologis (Bekairy and et al, 20*/).
#ondisi yang dapat mempengaruhi tingkat kematian pada pasien meningitis
adala umur pasien, cepat tidaknya diobati, ada atau tidaknya komplikasi, dan
keadaan umum pasien. -atality rate terendah pada usia antara 5*0 tahun. an
yang tertinggi adalah bayi, orang tua, dan pasien yang mengalami perdarahan
glandula adrenal (Bekairy and et al, 20*/).

15
DAFTAR PUSTAKA
B$:+, M. K F;8'+:, M. 2005. o%erings of the Brain and 'pinal ord
erebrospinal Fluid and 7entricular 'ystem. .uus/ !opical .iagnosis in
Neurology) ermanyE 8hieme.
B:#$4=, $. K :8 $" 20*/. Bacterial MeningitisE $n @pdate re%ie. African
0ournal of %harmacy and %harmacology, C, /G3/-C.
B;;#, . isorder of Brain Function. %orth1 Essentials of %athophysiology)
B@:>;, '. . K :8 $" 200 5. Bacterial Meningitis in hildren. %ediatric
Clinical Neurology, 2005, -35C*0.
B@4"", 6. K :8 $" 200-. 8uberculosisE $ adiologic e%ie.

2adio'raphics, 2-, *255*2-/.


:F4$ K :#$I$84, . 20*2. #riptokokal meningitisE $spek klinis dan
diagnosis laboratorium. 0urnal *esehatan Andalas, *, <3//.
+$4>:', . 200*. :9ternal Morphology of the entral >er%ous 'ystem.
Neuroanatomy) G ed. Missisippi.
4>;>:'4$, &. . '. '. 20*2. 'tandar &elayanan Medik.
#4M, #. 200<. &$8+;:>:'4' ;F B$8:4$" M:>4>484'E F;M
B$8:$:M4$ 8; >:@;>$" 4>6@=.%ediatric +nfection .isease,
/.
#@M$ K :8 $" 20*0. 2O33+NS AN. CO!2AN %A!HOO'+C 3AS+S O-
.+SEASE) C ed. &hiladelphiaE 'aunders.
"@MB$>8;B4> 20*2. >eurologi #linikE &emeriksaan Fisik dan Mental.
6akartaE Badan &enerbit F# @4.
M$6;>;, M. K '4+$8$, &. 20*2. >eurologi #linis asar. 6akartaE ian
akyat.
;;', #. K B;'+, 6. 20*0. Meningitis and :ncephalitis. @'$E Mc#ean.
'44L@4, :. 20*2. >eurologic omplications of Bacterial Meningitis.
Meningitis) roatiaE 4n 8ech.

16

Anda mungkin juga menyukai