National Health Service
National Health Service
sekedar pengantar
Uni-Eropa, ketika dimulai, memang mempunyai latar belakang sejarah yang kurang lebih
sama, yaitu sama-sama ‘ancur’ akibat Perang Dunia II. Namun, dalam perkembangan,
perbedaan antar-negara amat sangat menyolok, terutama antara negara yang lebih
menekankan perluasan ekonomi seperti Inggris, Denmark, Spanyol, dengan negara yang
lebih mementingkan sejarah dan kohesi Eropa seperti Perancis dan Jerman. Pertanyaan
penting adalah mengapa Uni-Eropa, meski tahun 2006 lalu gagal menyetujui sebuah
konstitusi di tingkat Uni-Eropa, tetap dapat bertahan?
Salah satu alasan besarnya adalah bahwa model ekonomi-sosial dalam negeri mereka adalah
negara kesejahteraan atau welfare-state.[1] Model ekonomi-sosial ini menjadi semacam
pondasi bagi segala bentuk ekonomi lain, seperti perdagangan, pasar keuangan (financial
market), ekspor-import dan sebagainya. Jika hari ini Uni-Eropa dapat ‘mengamankan’ warga
negara mereka dari ‘amukan globalisasi’, 60% kontribusi itu berasal dari model negara-
kesejahteraan yang diterapkan.
Yang hendak dibicarakan dalam artikel singkat ini adalah layanan kesehatan (health-service),
salah satu pilar penting dalam model negara-kesejahteraan. Inggris, salah satu negara anggota
Uni-Eropa, mempunyai model layanan kesehatan yang dikagumi dunia (selain Swedia).
Inggris tetap dapat memelihara akses layanan kesehatan bebas biaya, meski mengembangkan
ekonomi terbuka yang ‘lebih terbuka’ daripada negara seperti Perancis dan Jerman. Artinya,
bertentangan dengan pendapat umum bahwa ekonomi terbuka tidak berarti harus membuat
layanan kesehatan menjadi tidak bisa disediakan. Selanjugnya, kita akan lihat beberapa
penggambaran berikut:
Dalam Perang Dunia II, sebenarnya Inggris berada pada posisi defensif, karena merupakan
satu dari sedikit negara yang dapat bertahan dari ekspansi Nazi-Jerman. Hanya ketika Jepang
menyeret Amerika Serikat dalam perang terbuka (akibat serangan ke Pearl Harbour), maka
serangan besar-besaran dapat dilakukan pada 6 Juni 1944 (dikenal dengan sebutan Battle of
Normandy –bisa dilihat di film Saving Private Ryan atau dalam serial Band of Brothers).
Namun, sejak Inggris merespon penyerbuan Polandia dan negara-negara Eropa lain, maka
Inggris menyatakan Perang melawan Nazi-Jerman di tahun 1939. Sejak saat itu, korban
berjatuhan di pihak Inggris.
1944 Butler Act yang mereformasi persekolahan, dan komitmen lapangan kerja penuh
(full employment) pada tahun yang sama
The Family Allowance Act of 1945 –Undang-undang Tunjangan Keluarga
The 1946 National Insurance Act –Undang-undang Asuransi Nasional
The 1948 National Health Act –Undang-undang Kesehatan Nasional, ditujukan untuk
mencapai tujuan itu, dan ditetapkan pertama kali di tingkat nasional sebagai minimum
yang harus dipenuhi di tingkat nasional.
Layanan kesehatan Inggris, yang dinamai National Health Service, ditetapkan dengan
National Health Act (1948). Penetapan layanan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah
Inggris untuk menjadikan Inggris “pantas menerima pahlawan yang baru pulang dari
Perang (Perang Dunia II)” atau ‘a country fit for heroes’.
Diutarakan di atas bahwa National Health Service (selanjutnya disebut NHS) memberikan
layanan secara gratis. Semua jenis layanan kesehatan adalah cuma-cuma, dan tenaga dokter
dan medis-pun dibiayai oleh negara. Di setiap dukuh (county) atau di setiap kotapraja
(municipalities) pasti ada layanan oleh tenaga medis umum (atau yang disebut General
Practitioners) dan dengan fasilitas umum (Primary care). Mungkin ini bisa diumpamakan
dengan puskesmas, tetapi dengan jumlah yang lebih banyak, dan tidak harus berupa klinik.
Namun demikian, sejak awal pendirian NHS, lumayan sulit untuk menjaga keseimbangan
pembiayaan kesehatan di Inggris. Selain karena ‘penyakit juga berkembang’, tingkat
konsumsi masyarakat pasti akan terus naik dengan adanya layanan yang tersedia (Hukum
Gossen?). Salah satu arsitek penting Negara-Kesejahteraan Inggris, Aneurin Bevan, berujar
bahwa konsumsi kesehatan adalah faktor yang membuat keseimbangan keuangan negara
goyah.
Jadi, yang dilakukan Inggris adalah dengan mengembangkan model asuransi dan pemajuan
ekonomi (karena biaya kesehatan adalah hasil dari revenue negara). Pengembangan ini
sampai sekarang cukup berhasil.
- Transparansi
pembayaran yang
meningkatkan
kesadaran
pengguna/
pembayar
§ Mikro - Biaya administrasi - asuransi berlapis - asuransi berlapis
efisiensi yang kecil dan dana orang sakit membuat biaya
Micro meningkatkan biaya transaksi dan
efficiency - insentif kerja administrasi administrasi
bergantung pada menjadi tinggi
bentuk perpajakan - pajak bagi tenaga
kerja (tax on - asuransi berdasar
employment) tenaga-kerja
menjadi ‘pajak bagi
tenaga kerja
§ tingkat - mencakup semua - cakupan hampir - ada jurang besar
kesetaraan warga tanpa kecuali universal (near to dalam soal cakupan
(Equity) (universal coverage) universal coverage)
-
- pembayaran terkait - Pembayaran pungutan/kontribusi
dengan kemampuan terkait dengan berdasarkan tingkat
membayar kemampuan untuk risiko dan bukan
sebagaimana ditetapkan kemampuan
Criteria General taxation Social insurance Private insurance
Source: Adapted from Robinson R. Evans D and Exworthy M. Health and the Economy.
(Institute for Health Policy Studies: University of Southampton, 1994)
(kontribusi asuransi
nasional)
Charges to recipients 4,5 3,3 2,5 4,5 2,3 2,1
(pembayaran dari
pembelian obat)
Miscellaneous (lain-lain) 0,3 0,3 0,3 1,4 3,5 6,0*
Yang tidak gratis adalah bahwa pemerintah harus membiayai biaya riset, pembiayaan untuk
penyakit-penyakit khusus, kecelakaan kerja khusus, dan layanan untuk mereka yang memang
mampu membayar lebih. Layanan ini tidak gratis karena pemerintah harus ‘membeli’ dari
swasta, atau membuka supaya warga ‘membeli’ layanan yang lebih (middle to premium
service), dan biaya riset adalah suatu kerjasama dengan perusahaan swasta. Selain itu, untuk
merespon naiknya terus tingkat konsumsi masyarakat atas layanan kesehatan, pemerintah
mempromosikan ‘hidup sehat’ (:aspek pencegahan terhadap penyakit).
Bagan dibawah ini adalah pola dasar pengorganisasian layanan kesehatan (varian banyak dan
terus berkembang dari tahun ke tahun)
1. di tingkat nasional, Departemen Kesehatan adalah organiser utama dari NHS. NHS adalah
penyedia layanan, sedangkan Departemen Kesehatan adalah regulator utama.
2. di tingkat regional, ada semacam organiser utama (semacam chief executive officer di
perusahaan swasta/profit). Tingkat regional Inggris ini terdiri atas England, Scotland,
Wales, dan Northern Ireland. DI Indonesia mungkin dapat dibandingkan dengan propinsi.
1. NHS memberikan layanan kesehatan bagi tenaga kerja, baik yang bekerja untuk industri
manufaktur. ataupun industri keuangan, baik industri skala besar maupun skala kecil.
Dengan kata lain, semua lini dunia usaha telah didukung produktivitasnya oleh NHS.
2. NHS mengurangi biaya kesehatan warga negara karena NHS menyediakan layanan
konsultasi dan informasi, baik melalui perangkat audio maupun fasilitas kantor. Informasi
yang didapat dapat menunjang tujuan pencegahan.
4. NHS melakukan riset khusus layanan khusus, terutama untuk jenis penyakit yang memang
amat mahal pembiayaannya seperti misalnya penyakit jantung koroner.
5. model pembiayaan yang lebih menekankan front-service dimana layanan di tingkat
masyarakat yang lebih diberi anggaran dan kewenangan yang cukup sehingga
mengurangi “pola rujukan” yang seringkali menambah waktu tunggu.
6. klinik yang berhasil dapat terus berkembang, dan diberi keleluasaan juga untuk menambah
tenaga kerja mereka, yang itu berarti juga membuka lapangan kerja.
Demikian beberapa gambaran dasar mengenai NHS yang merupakan bagian penting dari
model negara-kesejahteraan Inggris.
Kembali ke pembukaan di atas, ASEAN sekarang ini belum mempunyai rencana yang jelas
untuk memperbaiki layanan publik. Sudah ada rencana bersama, tetapi baru dalam kerangka
perdagangan. Jika pengandaian Inggris dipakai, atau juga pengandaian Uni-Eropa dipakai,
memperbaiki layanan kesehatan (dan jaminan sosial) berarti juga mendorong pertumbuhan
ekonomi. Contoh di tingkat regional seperti Malaysia dan Singapura telah memberikan
gambaran jelas bagaimana strategi ini terbukti. ■
Henry Simarmata –research associate di Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK)
Universitas Paramadina. Tulisan ini adalah bagian dari pengembangan kebijakan negara-
kesejahteraan di PSIK-Paramadina. ■
Tujuan SKN
Menjadi acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan pembangunan kesehatan yang dimulai
dari kegiatan perencanaan sampai dengan kegiatan monitoring dan evaluasi; (Pasal 5)
Terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen bangsa, baik Pemerintah,
Pemerintah daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, dan usaha, dan lembaga
swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujudnya daerajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan SKN
Oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat;
Secara berkelanjutan, sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap
perubahan dengan menjaga kemajuan, kesatuan, dan ketahanan nasional;
Berdasarkan standar persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Pasal 4)
Unsur-Unsur
a. Upaya kesehatan;
- Promotif sampai dengan Rehabilitatif
b. Fasilitas pelayanan kesehatan;
- Primer, sekunder, tersier
c. Sumber daya upaya kesehatan;
- SDM, Faskes, pembiayaan, sarana-prasana, farmasi-alkes, manajemen, informasi, regulasi
d. Pembinaan dan pemngawasan upaya kesehatan;
- Standarisasi, sertifikasi, lisensi, akreditasi, dan penegakan hukum
Pendanaan NHS didanai melalui sistem perpajakan umum, dengan cara yang sama
dengan model pendanaan untuk pemadam kebakaran, kepolisian, dan sekolah dasar. Sistem
ini menyediakan layanan kesehatan untuk orang normal secara hukum penduduk di Inggris,
dan juga bagian lain dari Inggris (harus orang dari daerah luarInggris melakukan
perjalanan/perkerjaan di Inggris, misalnya), dengan hampir semua layanan gratis penggunaan
untuk semua orang.
Sedangkan,
Pendanaan SKN menjadi tanggung jawab pemerintah, sedangkan untuk pelayanan
kesehatan perorangan pembiayaan bersifat privat, kecuali pembiayaan untuk masyarakat
miskin dan tidak mampu menjadi tanggung jawab pemerintah. Dana digali dari sumber
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dari masyarakat, maupun swasta serta sumber lainnya.
Sumber daya dari subsistem pembiayaan kesehatan, meliputi : sumber daya manusia
pengelola, sarana, standar, regulasi, dan kelembagaan.
Jadi, dapat kita simpulkan, National Health Service (NHS) memberikan pelayanan
kesehatan secara gratis kepada rakyat inggris terutama bagi masyarakat yang terkena kanker
atau penyakit mematikan lainnya.
Sedangkan SKN hanya memberikan pelayanan kesehatan secara gratis kepada rakyat-
rakyat miskin / kurang mampu tidak untuk semua masyarakat Indonesia.
Berbagai negara berupaya memenuhi kebutuhan kesehatan warganya dengan sistem jaminan
kesehatan. Namun, karena dipengaruhi oleh kepentingan dan paradigma yang berbeda-beda,
sistem jaminan kesehatan yang ada di dunia ini juga beragam bentuknya. Di Indonesia,
sistem yang diterapkan saat ini bernama “Jaminan Kesehatan Nasional” (JKN) yang
merupakan bagian dari “Sistem Jaminan Sosial Nasional” (SJSN) berdasarkan UU No. 40
Tahun 2004 Tentang SJSN.
Jaminan Kesehatan Nasional adalah sistem jaminan kesehatan berbasis asuransi. Meski
terdapat kategori peserta yang iurannya dibayarkan pemerintah (fakir miskin dan orang tidak
mampu), tapi secara umum peserta JKN harus membayar iuran. Sistem jaminan kesehatan
berbasis asuransi biasa dikritik sebagai bukan pemenuhan hak atas kesehatan. Pasalnya, biaya
jaminan kesehatan tidak ditanggung Negara, melainkan oleh iuran masyarakat. Sistemnya
mirip dengan bisnis asuransi swasta, dimana peserta membeli jaminan kesehatan dengan
iuran yang disebut premi.
Berbeda dengan Indonesia yang menerapkan jaminan kesehatan berbasis asuransi, di Inggris
diterapkan sistem jaminan kesehatan berbasis pajak yang bernama “Pelayanan Kesehatan
Nasional” (National Health Service disingkat NHS). Seperti yang dinyatakan situs NHS,
“Pembiayaan untuk NHS langsung berasal dari pajak dan diberikan kepada Departemen
Kesehatan oleh Parlemen.”[2] NHS memberikan secara gratis hampir semua jenis pelayanan
kesehatan, seperti pemeriksaan kehamilan, perawatan gawat darurat, dan lain-lain.
Pengecualiannya, yang memerlukan pembayaran hanya sedikit, seperti obat yang diresepkan
(prescriptions), pengobatan gigi dan mata.
Mungkin ada yang berpikiran bahwa Inggris bisa menerapkan jaminan kesehatan semacam
itu karena merupakan negara maju yang secara ekonomi kuat. Tetapi, jika kita lihat sejarah
NHS, program NHS dibangun di atas reruntuhan Perang Dunia II pada 1948. Film The NHS:
A Difficult Beginning, yang merupakan dokumenter BBC untuk memperingati ulang tahun
NHS yang ke-60, menceritakan perjuangan untuk mewujudkan NHS di tengah berbagai
penentangan terhadapnya. Tokoh utama perjuangan ini adalah Aneurin Bevan, Menteri
Kesehatan Inggris saat itu, yang berasal dari Partai Buruh Inggris.
Setelah Perang Dunia II, Inggris mengalami kebangkrutan ekonomi. Problem ekonomi ini
berimplikasi pada masalah kesehatan warga Inggris, terutama mereka yang berasal dari kelas
pekerja. Ribuan meninggal karena TBC setiap tahunnya. Seorang anak yang bisa tumbuh
sampai umur 12 tahun mengalami masalah gigi rusak serta tulang dan jantung yang lemah.
Hal ini terjadi karena mayoritas dari mereka tidak mampu membayar jasa kesehatan. Dokter-
dokter yang bekerja di daerah kumuh pun sangat sedikit. Jumlah dokter umum di daerah East
End, London, hanya 1 untuk 18.000 orang, sementara di daerah elit, ada 1 dokter untuk 250
orang. Para dokter enggan bekerja di daerah kumuh, karena uang yang didapat hanya sedikit.
Ada upaya-upaya karitatif seperti parade penggalangan dana untuk pengobatan orang miskin.
Tetapi, cara-cara itu tidak bisa menuntaskan persoalan kesehatan warga Inggris.
Masyarakat Inggris pun menginginkan perubahan. Pada 1945, Partai Buruh berhasil
menangkap aspirasi ini dan memenangkan pemilu. Terbentuk ‘pemerintahan Partai Buruh’
yang dipimpin oleh Perdana Menteri Clement Attlee dari Partai Buruh. Attlee menggantikan
Winston Churcill, Perdana Menteri sebelumnya dari Partai Konservatif atau yang juga biasa
disebut Partai Tory. Reformasi pun menyapu Inggris. Pemerintahan Partai Buruh melakukan
nasionalisasi atas industri tambang, fasilitas listrik, kereta api dan transportasi jarak jauh.
Pada Januari 1948, Menteri Kesehatan Aneurin Bevan menyatakan, mulai 5 Juli 1948, akan
tersedia jaminan kesehatan gratis berbasis pajak untuk penduduk Inggris.
Penentangan terhadap Bevan pun bermunculan. Partai Tory menentang Rancangan Undang-
Undang (RUU) dari Bevan di parlemen. Beredar wacana bahwa gagasan Bevan akan
membawa bencana, karena ekonomi Inggris masih lemah. Namun, penentangan paling
mengkhawatirkan datang dari kalangan medis, yang seharusnya menjadi salah satu penopang
NHS. Dokter-dokter di Inggris saat itu memang lebih seperti “kontraktor independen,” bukan
“kelas pekerja.” Mereka membuka praktek atau jasa bedah mereka sendiri. Para dokter ini
khawatir NHS akan menjadikan mereka sebagai “dokter negara” dan menghilangkan
kebebasan serta pendapatan mereka. Karena itulah mereka menentang gagasan Bevan.
Oposisi kalangan medis ini direpresentasikan oleh Asosiasi Medis Inggris (British Medical
Association disingkat BMA). Tidak semua kalangan medis menentang Bevan. Ada juga
minoritas yang mendukungnya, seperti para mahasiswa kedokteran yang tergabung dalam
Asosiasi Medis Sosialis. Adapun Bevan berhasil memenangkan dukungan parlemen dan
publik. Jajak pendapat Gallup menunjukkan hanya 13% publik yang mendukung para dokter.
Tetapi, oposisi dari kalangan medis tetap kuat. Masalahnya, NHS hanya bisa berjalan jika
kalangan medis bergabung dalam NHS.
Bevan lalu melobi Charles McMoran, Presiden Sekolah Kedokteran Kerajaan (Royal College
of Physicians) yang juga merupakan dokter pribadi Winston Churcill, untuk mengimbangi
kekuatan BMA. McMoran mengusulkan kepada Bevan agar mengamandemen UU NHS
dengan jaminan bahwa para dokter tidak akan dijadikan pegawai negeri tanpa melalui UU
baru. Pada 7 April 1948, Bevan mengamandemen UU NHS dan McMoran pun mendukung
NHS. Namun, BMA tetap menolak NHS. Bevan tidak gentar. Meski belum mengamankan
dukungan kalangan medis, ia melakukan kampanye publik yang masif untuk mendidik warga
tentang NHS. Hasilnya, 75% warga Inggris mendaftar ke NHS. Menghadapi tekanan publik
yang kuat ini, BMA akhirnya setuju dengan NHS.
Tetapi, masalah yang dihadapi NHS bukan hanya oposisi dari kalangan medis. Ada juga
problem infrastruktur kesehatan yang buruk di Inggris pasca Perang Dunia II. Sebagian besar
rumah sakit di Inggris masih berupa reruntuhan. Perlatan medis dan tenaga perawat yang ada
juga tidak memadai. Berbagai usaha dilakukan untuk mengatasi hal ini. Diantaranya
kampanye untuk merekrut 30.000 perawat untuk 400.000 tempat tidur rumah sakit.
Menjelang dibukanya NHS, kalangan medis yang awalnya beroposisi terhadap Bevan,
bekerja keras mempersiapkan NHS. Pada 5 Juli 1948, sesuai dengan janji Bevan, NHS
dibuka untuk penduduk Inggris.
Perjuangan mewujudkan NHS adalah salah satu contoh bagaimana tekad politik yang kuat
bisa mewujudkan apa yang pada awalnya terlihat “tidak realistis” menjadi kenyataan.
Aneurin Bevan dan pemerintahan Partai Buruh Inggris tetap optimis memajukan NHS,
sekalipun menghadapi oposisi dari berbagai kalangan serta situasi ekonomi dan infrastruktur
kesehatan yang buruk pasca Perang Dunia II. Tentu saja, agar tidak menjadi angan-angan,
tekad politik yang kuat tetap perlu dibasiskan pada analisis atas kemungkinan-kemungkinan
yang ada di kondisi objektif. Masalahnya, analisis bisa bias jika sudah dibingkai terlebih
dahulu dengan situasi psikologis yang pesimis. Karenanya, kerja intelek tetap perlu
dikombinasikan dengan optimisme kehendak.
Sekarang ini, setelah 66 tahun berdiri, NHS memang sedang dipreteli oleh kekuatan-kekuatan
neoliberal. Tendensi Partai Buruh Inggris juga sudah berubah dari “sosialis” menjadi
“liberal.” Pada 1995, atas usulan Tony Blair, Klausa IV Konstitusi Partai Buruh yang
mencakup prinsip “kepemilikan bersama alat-alat produksi, distribusi dan pertukaran” diganti
menjadi prinsip ekonomi “dimana usaha pasar dan kerasnya kompetisi bergabung dengan
kekuatan kemitraan dan kerjasama.”[3]
Meski demikian, NHS tetap bisa menjadi inspirasi bagi kita di Indonesia. JKN yang berbasis
asuransi perlu diganti dengan jaminan kesehatan berbasis pajak agar hak warga atas
kesehatan terpenuhi. Tentu saja, jaminan sosial semacam NHS sulit diterapkan jika tidak ada
kebijakan peningkatan pendapatan negara, seperti pajak progresif perusahaan atau
nasionalisasi aset-aset vital. Pilpres saat ini adalah momen yang tepat bagi masyarakat untuk
mendesakkan penerapan jaminan kesehatan berbasis pajak agar menjadi agenda
pemerintahan mendatang. Presiden yang layak memimpin Indonesia haruslah Presiden yang
peduli dengan pemenuhan hak atas kesehatan warganya.
Catatan:
[1] Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, diunduh 29 April 2014
dari http://www.kontras.org/baru/Kovenan%20Ekosob.pdf.
[2] Lihat “About the National Health Service (NHS),” diunduh pada 13 April 2014
http://www.nhs.uk/NHSEngland/thenhs/about/Pages/overview.aspx.
[3] Perbandingan antara Klausa IV yang lama dan baru Partai Buruh Inggris bisa dilihat di
situs Labourcounts, diunduh pada 20 Mei 2014 dari
http://www.labourcounts.com/clause4.htm; Lihat juga John Rentoul, “‘Defining moment’ as
Blair wins backing for Clause IV,” The Independent, 14 Maret 1995, diunduh pada 20 Mei
2014 dari http://www.independent.co.uk/news/defining-moment-as-blair-wins-backing-for-
clause-iv-1611135.html.