Oleh :
dr. Fendrozibetra
Konsulen :
dr. Nelvirina, Sp.A, M.Biomed
Pendamping :
dr. Suciati Lestari
1
HALAMAN PENGESAHAN
Konsulen
2
BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
3
Borang Portofolio Kasus Kegawatdaruratan Medis
2. Riwayat Pengobatan : -
4
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Pasien baru kali ini di rawat di Rumah sakit
4. Riwayat keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang
sama dengan pasien
1. Davis ID, Avner ED. Conditions Particularly Associated with Hematuria. In:
Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, editors. Nelson Textbook of
Pediatrics. Pennsylvania: Saunders; 2004.
2. Hay WW, Hayward AR, Levin MJ, Sondheimer JM. Current Pediatric
Diagnosis & Treatment. 18th edition. New York: McGraw Hill; 2006.
3. Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/980685-overview
4. Diunduh dari:
http://www.nature.com/ki/journal/v71/n11/fig_tab/5002169f2.html
5. Diunduh dari:
http://www.health.nt.gov.au/library/scripts/AcutePostStreptococcalGlomerulo
nephritis.pdf
6. Diunduh dari: http://www.merck.com/mmpe/sec17/ch226/ch226h.html
7. Diunduh dari:
http://www.nlm.nih.gov/MEDLINEPLUS/ency/article/000503.htm
Hasil Pembelajaran :
1. Mampu mengidentifikasi pasien dengan gromerulonefritis akut pasca
streptokokus
2. Pemeriksaan yang diperlukan untuk menegakkan gromerulonefritis akut pasca
streptokokus
3. Diagnosis gromerulonefritis akut pasca streptokokus
4. Penatalaksanaan untuk gromerulonefritis akut pasca streptokokus
5
DASAR TEORI
GNAPS paling sering menyerang anak usia sekolah (5-12 tahun) dan jarang
menyerang anak usia kurang dari 3 tahun. Laki-laki lebih sering daripada perempuan
dengan perbandingan 2:1.
GNAPS adalah salah satu penyebab hematuria glomerular terbanyak pada anak,
hanya dikalahkan oleh IgA nefropati. GNAPS merupakan glomerulonefritis akut pasca
infeksi yang paling sering ditemukan. Selain Streptokokus juga telah dibuktikan
terjadinya glomerulonefritis akut setelah infeksi stafilokokus, pneumokokus, coxsackie
virus B, echovirus tipe 9, influenza, dan mumps.
6
GNAPS merupakan penyakit yang bersifat self-limiting, tetapi dapat juga
menyebabkan gagal ginjal akut. Sebagian besar pasien (95%) akan sembuh, tetapi 5%
diantaranya dapat mengalami perjalanan penyakit yang memburuk dengan cepat.
Patofisiologi
Bermacam sitokin dan faktor imunitas seluler menginisiasi suatu respon inflamasi
yang bermanifestasi menjadi proliferasi seluler dan edema di glomerular.
7
telah diidentifikasi dan dipercaya mampu menginisiasi respons imunologik. Fraksi
tersebut memiliki afinitas tertentu terhadap glomerulus dan telah terbukti menginduksi
respons antibodi. Hal ini membawa pada aktivasi sejumlah jalur mediator proinflamasi
di glomerulus.
Seperti pada GN akut lain, ginjal terlihat membesar simetris. Pada mikroskop
cahaya, seluruh glomeruli tampak membesar dan bloodless dan menampakkan proliferasi
sel mesangial difus dengan pembesaran matriks mesangial.
Gambar 3. Glomerulus pasien GNAPS terlihat membesar dan perdarahan kurang dan
menunjukkan proliferasi mesangial dan eksudasi netrofil. (400x)
PMN sering ada di glomerulus selama masa awal penyakit. Kresentik dan
inflamasi intersisial mungkin dapat terlihat pada kasus sangat berat. Perubahan-
perubahan ini tidak spesifik untuk GNAPS. Mikroskopik imunofloresensi menampakkan
deposit yang bertumpuk-tumpuk dari immunoglobulin dan komplemen di membrane
basalis glomerulus dan di mesangial. Pada mikroskop electron, deposit electron-dense
atau “humps” terlihat pada sisi epitel membran basalis glomerulus.
9
Gambar 5. Gambaran mikroskopik sedimen urin memperlihatkan gambaran khas pada
hematuria non-glomerular: sel darah merah dalam bentuk dan ukuran yang seragam
namun menunjukkan dua populasi sel karena sejumlah kecil sel kehilangan pegmen
hemoglobinnya.
Manifestasi klinis
GNAPS paling sering terjadi pada anak berumur 5-12 tahun dan jarang sebelum
usia 3 tahun. Pasien biasanya menunjukan gejala sindrom nefritis akut 1-2 minggu setelah
faringitis streptokokus atau 3-6 minggu setelah pioderma. Tingkat keparahan kerusakan
10
bervariasi dari hematuria mikroskopik asimtomatik dengan fungsi ginjal normal hingga
gagal ginjal akut. Pasien dapat juga mengalami ensefalopati dan/atau gagal ginjal yang
disebabkan oleh hipertensi atau hipervolemia. Ensefalopati dapat juga terjadi karena
akibat langsung dari efek toksik bakteri streptokokus di system saraf pusat. Edema
biasanya disebabkan dari retensi air dan garam dan sindrom nefrotik dapat muncul pada
10-20 % kasus. Gejala nonspesifik seperti malaise, letargi, nyeri abdomen/pinggang, dan
demam umum terjadi. Edema subglotis akut dan gangguan pernapasan juga pernah
dilaporkan muncul.
3. Hipertensi,
4. Oliguria / anuria.
Fase akut biasanya menyembuh sendiri dalam 6-8 minggu. Walaupun ekskresi
protein urin dan hipertensi biasanya normal dalam 4-6 minggu setelah onset, hematuria
mikroskopik dapat bertahan hingga 1-2 tahun.
Diagnosis
Diagnosis secara klinis GNAPS dapat ditegakkan pada seorang anak dengan
sindrom nefritis akut (gross hematuria, edema, hipertensi, dan penurunan fungsi ginjal),
bukti infeksi strptokokus sebelumnya, dan C3 serum yang rendah. Walaupun begitu,
penting untuk memikirkan diagnosis lain seperti SLE dan eksaserbasi akut
glomerulonefritis kronik. Renal biopsi hanya dipertimbangkan bila terdapat gagal ginjal
akut, sindrom nefrotik, tidak adanya bukti infeksi streptokokal, atau komplemen serum
yang normal. Biopsi ginjal juga dipertimbangkan bila hematuria dan proteinuria,
penurunan fungsi ginjal, dan/atau C3 serum bertahan lebih dari 2 bulan.
Komplikasi
Komplikasi akut dari penyakit ini disebabkan terutama karena hipertensi dan
disfungsi ginjal akut. Hipertensi terdapat pada 60% pasien dan dapat dihubungkan dengan
ensefalopati hipertensi pada 10% kasus. Komplikasi lain termasuk gagal jantung,
hiperkalemia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis, kejang, dan uremia.
12
Pencegahan
Antibiotik sistemik pada awal infeksi faringitis streptokokus dan pioderma tidak
mengurangi resiko glomerulonefritis. Anggota keluarga dari pasien dengan GN akut
harus dikultur untuk streptokokus β-hemolitikus grup A dan harus diobati bila kulturnya
positif.
Tata laksana
Tata laksana ditujukan untuk menangani efek akut dari penurunan fungsi ginjal
dan hipertensi. Walaupun pemberian 10 hari antibiotic sistemik dengan penisilin
dianjurkan untuk membatasi penyebaran organism nefritogenik, terapi antibiotic tidak
memperngaruhi perjalanan penyakit dari glomerulonefritis. Pembatasan garam, dieresis,
dan farmakoterapi dengan antagonis kalsium, vasodilator, atau ACE-inhibitor adalah
terapi standar yang digunakan untuk menangani hipertensi.
Prognosis
13
LAPORAN KASUS
1.1.IDENTITAS PASIEN
Nama : An. I
Usia : 14 tahun
Agama : Islam
Usia : 51 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Minang
Pernikahan ke :1
Penghasilan : Rp 2000.000,-
Usia : 45 tahun
14
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Minang
Pernikahan ke :1
Penghasilan :-
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ayah pasien serta
dari rekam medik pada tanggal 27 Oktober dan 28 Oktober 2018.
Keluhan Utama
Sembab pada wajah dan tungkai sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS).
Tiga minggu SMRS terdapat luka bernanah dan koreng-koreng di kedua kaki
pasien. Luka tidak berdarah dan pasien tidak demam, luka bernanah tersebut tidak diobati
sampai kering sendiri sampai satu minggu sebelum masuk rumah sakit.
Satu minggu SMRS, wajah tampak sembab di pagi hari namun hilang di siang
hari. Selain itu pasien juga batuk berdahak tidak disertai pilek. Sejak 1 minggu SMRS
buang air kecil pasien lebih sedikit dan jarang daripada biasanya.
Tiga hari SMRS wajah pasien terlihat sembab, pasien juga tampak gelisah. Kedua
kaki pasien juga tampak sembab. Pasien berobat ke Puskesmas Lubuak gadang, dilakukan
pemeriksaan protein urin dengan hasil positif (+), kemudian pasien didiagnosa Suspek
sindroma nefrotik dan diberikan rujukan ke poli anak RSUD solok selatan.
Pasien pernah korengan satu tahun sebelumnya, berobat di Puskesmas hingga sembuh.
15
Riwayat Penyakit Keluarga
Pemeriksaan antenatal teratur di bidan. Tidak ada riwayat sakit berat dan keputihan
selama kehamilan. Ibu pasien tidak pernah dirawat di RS selama hamil.
Pasien lahir cukup bulan, spontan. Berat badan saat lahir dan panjang lahir pasien tidak
diingat oleh ayah pasien. Saat lahir pasien langsung menangis, tidak terdapat kebiruan,
pasien juga tidak tampak kuning dan tidak ada kelainan bawaan.
Berjalan : 12 bulan
Bicara : 12 bulan
Saat ini pasien kelas 2 SMP dan tidak pernah tinggal kelas.
Riwayat Imunisasi
Ayah pasien tidak ingat imunisasi apa saja yang pernah diberikan pada anaknya, hanya
imunisasi polio saja yang diingat oleh ayah pasien. Namun menurut ayah pasien anaknya
mendapat imunisasi lengkap.
16
Riwayat Nutrisi
Usia 1 tahun pasien diberi nasi lunak dengan sayur dan lauk (makanan keluarga)
Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Saudara pasien sehat.
Pasien dan keluarga pasien tinggal di lingkungan yang tidak terlalu padat penduduk.
Gizi baik
Suhu 36,5C
Abdomen : datar, lemas, tidak ada nyeri tekan, asites (-), hepar
tidak teraba, limpa tidak teraba, BU(+)
RESUME
Pasien anak laki-laki, usia 14 tahun, datang dengan keluhan sembab di wajah dan tungkai
3 hari SMRS. Tiga minggu SMRS pasien luka bernanah di kulit kedua kaki. Satu minggu
Wajah sembab (+), buang air kecil jarang. Tiga hari SMRS wajah semakin sembab, kaki
juga menjadi sembab. Riwayat batuk berdahak tidak disertai pilek, satu hari SMRS pasien
dibawa ayahnya berobat ke PUSKESMAS lubuak gadang, diperiksa protein urin,
kemudian dirujuk ke poli anak RSUD Solok Selatan dengan Suspek Sindroma Nefrotik.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien compos mentis, tekanan darah 140/70 mmHg,
frekuensi nadi 90x/menit regular, isi cukup, frekuensi napas 30x/menit, suhu 36,30C, BB=
18
46 kg, TB 140 cm, Didapatkan edema palpebra bilateral,dan pitting edem pada kedua
kaki.
Masalah
1. GNAPS
Rencana
Rencana diagnosis
1. DPL
2. Kimia darah dan elektrolit
3. Urin lengkap
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil
Ht 37% (40 – 48 %)
Pemeriksaan Hasil
Urinalisis
Makroskopis
Warna Kuning
19
Bj 1.010 (1.003-1.030)
Ph 5,5 (4,0-6,0)
Mikroskopis
Silinder - (-)
- (-)
Kristal
+ (+)
Epitel
Kimia
- (-)
Protein - (-)
Glukosa - (-)
- (-)
Urobilinogen
Benda Keton
Pemeriksaan Hasil
Ur 13 (10-50)
Cr 0,4 (0,5-1,5)
Pemeriksaan Hasil
Ca 7,8 (5,1-10,4)
20
Tatalaksana
Diet makanan biasa nefritis 2000 kal (protein 50 g /hari, garam 1 g/ hari)
Monitor KU, TV, TD dan diuresis tiap 12 jam , diuresis balans negatif
Follow up
27/10/2018
S : Sembab pada wajah dan tungkai ↓↓ Demam (-), batuk (+), muntah (-), sesak (-),
sakit kepala (-)
TD= 150/60 mmHg di keempat ekstremitas, FN= 9x/menit, reguler, isi cukup,
FP= 20x/menit, reguler, kedalaman cukup, Suhu= 36,3C. BB= 43kg
Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, edem palpebra -/-
21
Abdomen : datar, lemas, hepar lien tidak teraba, BU(+) N, turgor cukup,
asites (-)
A : GNAPS
P : Diet makanan biasa nefritis 2000 kal (protein 50 g /hari, garam 1 g/ hari)
28/10/2018
S : Sembab pada wajah dan tungkai (-) Demam (-), batuk (↓), muntah (-), sesak (-),
sakit kepala (-)
TD= 110/70 mmHg di keempat ekstremitas, FN= 90x/menit, reguler, isi cukup,
FP= 24x/menit, reguler, kedalaman cukup, Suhu= 36C. BB : 43
Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, edem palpebra -/-
22
Jantung : bunyi jantung I & II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : datar, lemas, hepar lien tidak teraba, BU(+) N, turgor cukup,
asites (-)
A : GNAPS
P : Diet makanan biasa nefritis 1800 kal (protein 20 g /hari, garam 1 g/ hari)
29/10/2018
S : Sembab pada wajah dan tungkai (-) Demam (-), batuk (↓), muntah (-), sesak (-),
sakit kepala (-)
TD= 110/70 mmHg di keempat ekstremitas, FN= 90x/menit, reguler, isi cukup,
FP= 24x/menit, reguler, kedalaman cukup, Suhu= 36C. BB : 43
Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, edem palpebra -/-
23
Paru : vesikuler +/+, rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen : datar, lemas, hepar lien tidak teraba, BU(+) N, turgor cukup,
asites (-)
A : GNAPS
P : Diet makanan biasa nefritis 1800 kal (protein 20 g /hari, garam 1 g/ hari)
30/10/2018
S : Sembab pada wajah dan tungkai (-) Demam (-), batuk (↓), muntah (-), sesak (-),
sakit kepala (-)
TD= 110/70 mmHg di keempat ekstremitas, FN= 90x/menit, reguler, isi cukup,
FP= 24x/menit, reguler, kedalaman cukup, Suhu= 36C. BB : 43
Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, edem palpebra -/-
24
Paru : vesikuler +/+, rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen : datar, lemas, hepar lien tidak teraba, BU(+) N, turgor cukup,
asites (-)
A : GNAPS
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanactionam : bonam
25