Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
17 (2)
ISSN 1907-1760
Kajian Pemanfaatan Limbah Jerami Sebagai Pakan Ternak Sapi di Provinsi Aceh
The Study of Rice Straw Utilization for Cattle Feed Supplement in Aceh Province
ABSTRAK
Kajian Pemanfaatan Limbah Jerami sebagai Pakan Ternak Sapi di Kabupaten Aceh Timur
Provinsi Aceh bertujuan untuk mengintroduksikan teknologi pakan sapi berbasis jerami padi.
Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan,
Kabupaten Aceh Timur dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan teknologi,
pembuatan fermentasi jerami padi dengan menggunakan probiotik, pembuatan urea molases blok,
pelaksanaan introduksi dan manajemen teknologi pakan. Ternak yang digunakan sebanyak 9 ekor
berdasarkan berat badan berkisar antara 100 – 300 kg. Ada tiga perlakuan ransum yang digunakan
terdiri dari : R0 : Perlakuan petani (jerami + konsentrat) ; R1 : Hijauan 30% (15% rumput gajah +
15% rumpul gamal) + Jerami Fermentasi 70% + Mineral blok + Konsentrat (jagung+ dedak), ; R2 :
Hijauan 70% (35% rumput gajah + 35% rumpul gamal) + Jerami Fermentasi 30% + Mineral blok +
Konsentrat (jagung+ dedak). Pengamatan yang dilakukan meliputi pertambahan berat badan,
konsumsi ransum, konversi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan bobot hidup harian
(PBHH) tertinggi dijumpai pada perlakuan R2 sebesar 0,82 kg/ekor/hari dan terendah pada
perlakuan R0 sebesar 0,60 kg/ekor/hari. Pola pemberian ransum Hijauan 70% (35% rumput gajah
+ 35% rumpul gamal) + Jerami Fermentasi 30% + Mineral blok + Konsentrat (jagung+ dedak)
yaitu (R2) memberikan pertambahan bobot hidup harian (PBHH) yang optimal. Hasil pengkajian
ini menunjukkan bahwa formula pakan pada perlakuan R2 lebih efisien dengan formula pakan pada
perlakuan lainnya.
Kata kunci: jerami padi fermentasi, limbah, sapi potong
ABSTRACT
The study of rice straw utilization as cattle feed supplement in East Aceh district of Aceh
province was aimed at introducing the rice straw technology to beef cattle feed. A number of steps
had been taken into account; (1) the coordination with East Aceh Department of Agriculture and
Livestock to identify the problem of fermented rice straw technology using probiotics, (2) the
manufacture of urea molasses block, and (3) managing the introduction and application of cattle
feed technology. Nine heads of cattle with 100-300 kg weight were treated with three types of
rations; R0 was farmers’ treatment (hay + concentrate); R1: Forage 30% (15% + 15% elephant
grass + gliricidia sepium) + fermented straw 70% + block + mineral concentrate (+ corn bran);
R2: Forage 70% (35% + 35% elephant grass + gliricidia sepium) + fermented straw 30% + block
+ mineral concentrate (+ corn bran). Observed indicators were daily weight gain, feed
consumption, and feed conversion. The results showed that the highest daily weight gain was in R2
with 0.82 kg /day and the lowest was in R0 with 0.60 kg / day. Ration composition (R2) with forage
70% (35% elephant grass + 35 % gliciridia sepium) + fermented straw 30% + block + mineral
concentrate (+ corn bran)) provided an optimal daily weight gain. Therefore the R2 is the most
efficient treatment for cattle feed formula in East Aceh.
Keywords: agricultural by-products, beef cattle, fermented rice straw
METODE kali sehari, pagi hari dan siang hari dan air
minum diberikan secara ad libitum.
Pengkajian ini dilakukan di lahan milik Komposisi ransum selama penelitian dapat
petani yang dilaksanakan oleh petani. Lokasi dilihat pada Tabel 1.
pengkajian dilaksanakan di Kabupaten Aceh Sapi yang digunakan dalam pengkajian
Timur, Provinsi Aceh pada bulan Maret - sebelumnya mendapat perlakuan obat cacing
Desember 2014. (ivomex) dan vitamin Hematofan, untuk
Pengkajian ini menggunakan sapi yang komposisi vitamin dapat dilihat pada Tabel 2.
dipelihara di areal petani kooperator. Ternak Pengkajian menggunakan Rancangan
yang digunakan sebanyak 9 ekor sapi dengan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan
bobot badan rata-rata berkisar 150 – 300 kg dan 3 ulangan. Ternak yang digunakan
yang dikelompokkan berdasarkan rataan bobot sebanyak 9 ekor sapi yang berasal dari
badan. Sapi dipelihara menggunakan kandang peternak kooperator. Sebelum diberikan untuk
individu bersekat sebanyak 9 buah yang ternak, jerami padi difermentasikan terlebih
dilengkapi dengan tempat makan dan air dahulu.
minum. Kandang ditempatkan dalam Pertambahan bobot badan dilakukan
bangunan kandang utama yang permanen dan dengan menimbang ternak sebulan sekali.
beratap sehingga sirkulasi udara baik dan Pertambahan bobot badan harian dihitung
peningkatan suhu kandang yang berlebihan dengan cara mengurangi bobot badan akhir
tidak terjadi. Pakan berupa jerami padi dengan bobot badan awal dibagi dengan
fermentasi, hijauan dan konsentrat diberikan jumlah hari selama penelitian. Jumlah
1% dari bobot badan. Ternak diberi pakan dua konsumsi ransum dihitung dari jumlah
pemberian dikurangi dengan ransum yang tersedianya pakan secara memadai terutama
tersisa. Konversi ransum dhitung dengan pada musim kemarau. Terlebih untuk daerah
membagi konsumsi dan pertambahan berat dengan kondisi iklim yang cenderung kering,
badan. dimana musim kemarau juga berlangsung
Peubah yang diamati adalah : (1) lebih panjang. Kesulitan pakan terutama pada
pertambahan bobot badan, (2) konsumsi musim kemarau dapat diatasi dengan
ransum, (3) konversi. Data hasil pengamatan memanfaatkan limbah atau hasil samping
diolah secara statistik diuji dengan tanaman pertanian, seperti jerami padi yang
menggunakan sidik ragam (Program SPSS jumlahnya cukup melimpah pada saat panen.
16). Apabila hasil sidik ragam berbeda nyata
maka dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf Pembuatan Jerami Padi Fermentasi untuk
0,05 dan jika terdapat perbedaan dilakukan Pakan Ternak
dengan uji lanjut (Steel & Torrie 1991). Pengembangan sapi potong perlu
dilakukan melalui pendekatan usaha yang
HASIL DAN PEMBAHASAN berkelanjutan, modern, dan profesional
dengan memanfaatkan inovasi teknologi untuk
Koordinasi dan Penentuan Lokasi
meningkatkan efisiensi usaha. Sistem integrasi
Hasil koordinasi dengan Dinas
tanaman ternak mengemban tiga fungsi pokok
Peternakan Kabupaten Aceh Timur untuk
yaitu memperbaiki kesejahteraan dan
penentuan lokasi menetapkan bahwa
mendorong pertumbuhan ekonomi,
Kelompok Jasa Usaha yang terletak di daerah
memperkuat ketahanan pangan dan
Gampong Seuneubok Jalan. Daerah ini
memelihara keberlanjutan lingkungan.
merupakan salah satu gampong yang diapit
Kandungan nutrisi jerami padi dan jerami padi
oleh beberapa gampong lainnya yaitu
fermentasi disajikan di Tabel 3.
Gampong Blang Siguci, Desa Seuneubok
Dalam, Buket Teukuh, Blang Menjei. Desa
Pembuatan Urea Molases Blok (UMB)
Seuneubok Jalan berada dalam kemukiman
Devendra (1988), menyatakan bahwa
Desa Blang Siguci, Kecamatan Idi Tunong
Urea Molasses Block (UMB) merupakan
Kabupaten Aceh Timur.
suplementasi mineral dalam bentuk blok
Abdullah (2008), menyatakan bahwa
dengan bahan baku lokal sebagai bahan baku
dalam pemanfaatan jerami padi dibutuhkan
utama terutama dari limbah industri pertanian
suplementasi bahan yang berkualitas
dan pakan non konvensional yang
kemudian diolah agar nilai gizinya dapat
ketersediaannya murah dan mudah diperoleh.
ditingkatkan serta dapat meningkatkan bobot
Urea Molases Block adalah pakan suplemen
badan hewan ternak. Manajemen
untuk ternak ruminansia, berbentuk padat
pemeliharaan usahatani ternak umumnya
yang kaya dengan zat-zat makanan. Thu dan
masih dilakukan secara konvensional dan
Uden (2000) menambahkan bahwa UMB
tradisional. Kendala utama yang dihadapi
merupakan suplemen mineral dalam bentuk
petani yang belum memadukan usaha ini
blok yang terdiri dari bahan-bahan berupa
dengan tanaman pertanian adalah tidak
Tabel 3. Kandungan Nutrisi Jerami Padi dan Jerami Padi Fermentasi (%)
Hasil Analisi Proksimat
Bahan baku
BK PK LK SK Abu BETN TDN
Jerami padi 87,58 4,21 10,60 24,76 19,05 40,78 41,68
Jerami padi fermentasi 89,18 7,09 15,0 18,44 20,30 35,69 48,63
Sumber : Basuni et al. (2010)
Ket : BK = Bahan kering ; PK = Protein Kasar ; LK = Lemak Kasar ; SK = Serat Kasar; BETN = Bahan ekstrak tanpa
nitrogen ; TDN = Total digestible nutrien. (TDN adalah total energi zat makanan pada ternak yang disetarakan
dengan energi dari karbohidrat, digunakan untuk mengukur kandungan energi dari bahan-bahan makanan)
Proses Pengolahan fermentasi sebagai berikut pakan. Teknologi fermentasi cukup tepat
: untuk dilakukan, karena mampu
Jerami padi meningkatkan kandungan protein kasar dan
energinya, serta produk ini dapat disimpan
Tumpukan jerami + starbio + urea dalam waktu yang cukup lama sehingga
mampu mengatasi kesulitan pakan di musim-
Proses fermentasi dan amoniasi musim tertentu. Penambahan jerami padi
fermentasi dan hijauan dalam ransum
Pengeringan/penyimpanan perlakuan untuk sapi potong memberikan
performans yang berbeda dibandingkan tanpa
Pemberian pada sapi penambahan jerami padi fermentasi dan
hijauan.
Gambar 1. Proses Jerami Padi Fermentasi Rataan pengaruh perlakuan terhadap
(Haryanto et al. 2003). bobot badan, pertambahan bobot badan,
konsumsi ransum dan konversi ransum sapi
molases, urea, singkong, minyak biji-bijian yang diberi jerami padi fermentasi selama 5
dan mineral. Bahan-bahan tersebut berfungsi bulan penelitian disajikan pada Tabel 4.
sebagai sumber energi mudah tercerna, Pemberian pakan jerami padi fermentasi
sumber N dan sumber mineral yang dapat berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap
meningkatkan pertumbuhan mikroba rumen pertambahan bobot badan harian sapi. Rataan
untuk memperbaiki nutrisi ternak sebagai pertambahan bobot badan harian sapi berkisar
induk semang. Pakan suplemen ini dapat juga antara 0,60 – 0,82 kg/ekor/hari yang tertinggi
disebut sebagai “permen jilat” untuk ternak, terdapat pada perlakuan R2 ( Pemberian
yang dapat digunakan untuk ternak-ternak hijauan 70% (35% rumput gajah + 35%
yang dikandangkan ataupun yang rumpul gamal) + Jerami Fermentasi 30% +
digembalakan. Mineral blok + Konsentrat (jagung+ dedak)
Hatmono dan Indriyadi (1997), sebesar 9,83 kg/ekor/hari. Hal ini berarti
menyatakan bahwa manfaat UMB antara lain bahwa respon pertumbuhan ternak dapat
untuk meningkatkan produktifitas ternak ditingkatkan dalam penelitian ini oleh
melalui peningkatan sintesa protein oleh penambahan probiotik di dalam pakan jerami
mikroba di dalam rumen, peningkatan padi fermentasi. Usaha penggemukan sapi ini
kecernaan pakan dan peningkatan konsumsi bukan untuk meningkatkan nilai PBBH saja,
pakan yang semuanya itu akan memberikan tetapi juga memanfaatkan jerami padi untuk
keseimbangan yang lebih baik antara suplai ternak. Pemanfaatan jerami secara optimal
asam amino dan energi dan kebutuhan ternak akan menekan biaya produksi dan ramah
untuk tumbuh, berproduksi, hal ini lingkungan.
meningkatkan populasi mikroorganisme Pemberian pakan jerami padi fermentasi
rumen sehingga kebutuhan serat kasar sebagai berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap
media hidupnya akan meningkat pula, konsumsi pakan sapi. Pakan jerami padi
sehingga akan merangsang ternak untuk fermentasi mengandung energi yang dapat
mengkonsumsi bahan pakan lebih banyak dari dimanfaatkan lebih tinggi dibanding dengan
keadaan normalnya, dengan meningkatnya jerami padi tanpa fermentasi. Suharto dan
konsumsi pakan maka produksi ternak Rosanto (1993) menyatakan bahwa pada sapi,
(daging) akan meningkat pula. salah satu kegunaan dari probiotik dalam
pakan adalah sebagai zat pengurai selulosa,
Performa Sapi Selama Penelitian lemak, lignin, dan protein sehingga dapat
Jerami padi merupakan limbah pertanian meningkatkan daya cerna nutrisi ternak. Hal
yang memiliki kualitas rendah, namun dapat ini dimungkinkan pada kandungan serat yang
dimanfaatkan sebagai pakan ternak dengan lebih rendah peranan bakteri pemecah serat
diolah terlebih dahulu untuk pengayaan nutrisi
lebih optimal sehingga daya cerna ternak sebelum dan setelah pemberian pupuk
terhadap pakan menjadi lebih baik. organik.
Menurut Siregar (2008), bahwa konversi
pakan yang baik pada hewan ternak sapi DAFTAR PUSTAKA
adalah 8,56-13,29. Nilai konversi pakan juga
menggambarkan nilai efisiensi penggunaan Abdullah, 2008. Pembuatan jerami padi
pakan. Purbowati et al. (2005), menyatakan amoniasi sebagai sumber pakan ternak
bahwa efisiensi pakan pada penggemukan sapi potensial di Kecamatan Ujung Loe
muda jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Kabupaten Bulukumba, Program
penggemukan sapi dewasa. Hal ini Penerapan IPTEKS.
menyebabkan pertambahan bobot badan dan Basuni et al. 2010. Sistem integrasi padi-
efisiensi pakan pada sapi muda sangat tinggi sapi potong di lahan sawah. Jurnal
dibanding dengan sapi dewasa. Meningkatnya IPTEK Tanaman Pangan. Vol 5 No
pakan penguat atau semakin baiknya kualitas 1,2010.
pakan akan menyebabkan semakin baik pula
efisiensi penggunaannya oleh ternak. Konversi Chaniago, T. 2009. Perspektif
pakan yang bagus pada pengkajian ini terdapat pengembangan ternak sapi di kawasan
pada penambahan pemberian hijauan 70% perkebunan. Prosiding Workshop
(35% rumput gajah + 35% rumpul gamal) + Nasional Dinamika dan Keragaan
Jerami Fermentasi 30% + Mineral blok + Sistem Integrasi Ternak – Tanaman:
Konsentrat (jagung+ dedak) yaitu R2 sebesar Padi, Sawit, Kakao. (In Press). Pusat
12,1 dilanjutkan dengan pemberian hijauan Penelitian dan Pengembangan
30% (15% rumput gajah + 15% rumpul Peternakan. Bogor.
gamal) + Jerami Fermentasi 70% + Mineral Devendra, C. 1988. Non-Conventional Feed
blok + Konsentrat (jagung+ dedak) yaitu R1 Resources in Asia and Pacific.
sebesar 12,7 dan yang terakhir R0 = Perlakuan Advenches in Avaibility and
petani ( jerami + konsentrat) sebesar 15,4. Utilization. 3th Edition. FAO. Rome.
KESIMPULAN Djajanegara, A., B. Risdiono, A. Priyanti, D.
Lubis dan K. Diwiyanto. 2001. Crop-
Pertambahan bobot hidup harian Animal Systems Research Network
(PBHH) tertinggi dijumpai pada perlakuan R2 (CASREN) Indonesia. Laporan
sebesar 0,82 kg/ekor/hari dan terendah pada Pengkajian. Pusat Pengkajian dan
perlakuan R0 sebesar 0,60 kg/ekor/hari. Pola Pengembangan Peternakan. Bogor.
pemberian ransum Hijauan 70% (35% rumput Haryanto, B., I. Inounu, I.G.M. Budiarsana,
gajah + 35% rumpul gamal) + Jerami dan K. Dwiyanto. 2003. Panduan
Fermentasi 30% + Mineral blok + Konsentrat teknis integrasi padi-ternak (SIPT).
(jagung+ dedak) yaitu (R2) memberikan Departemen Pertanian.
pertambahan bobot hidup harian (PBHH) yang
optimal. Hasil pengkajian ini menunjukkan Hatmono, H. dan H. Indriyadi. 1997. Urea
bahwa formula pakan pada perlakuan R2 lebih Molase Blok Pakan Suplemen untuk
efisien dengan formula pakan pada perlakuan Ternak Ruminansia. PT. Trubus
lainnya. Agriwidya. Ungaran.
Kasryno, F., N. Syafa’at, 2000. Strategi
SARAN pembangunan pertanian yang
berorientasi pemerataan di tingkat
Perlu ada kajian atau penelitian petani, sektoral dan wilayah. prosiding
lanjutan untuk pengaplikasian pupuk organik perspektif pembangunan pertanian dan
berupa kompos pada tanaman padi serta pedesaan dalam era otonomi daerah.
mengetahui produktivitas dari tanaman padi Pusat Penelitian Sosial Ekonomi
Pertanian Badan Litbang Pertanian Shanahan, J.F., D.H. Smith., T.L. Stanton.,
Departemen Pertanian, Jakarta. B.E. Horn. 2004. Crop Residues For
Livestock Feed. Colorado :CSU
Kariyasa K. dan E. Pasandaran. 2004.
Cooperative Extention- Agriculture,
Dinamika struktur usaha dan
Colorado State University.
pendapatan tanamanternak terpadu.
http://www.ext. colostate.edu/pubs/
Makalah disampaikan dalam Seminar
crop/00551.html (15 september 2015).
Kelembagaan Usahatani Tanaman
Ternak tanggal 30 Nopember - 2 Siregar, S.B. 2008. Penggemukan Sapi.
Desember 2004 di Denpasar-Bali. Penerbit Swadaya. Jakarta Siregar,
Proyek PAATP. Jakarta. Surya, dan Amri. 2009. Analisis pendapatan
Kartono. G.2002. Pengelolaan sumberdaya peternak sapi potong di Kecamatan
lahan dalam upaya peningkatan Stabat, Kabupaten Langkat. Skripsi.
pendapatan petani dan keberlanjutan Fakultas Pertanian, Universitas
sistem usahatani. Prosiding. Seminar Sumatera Utara.
Nasional Inovasi Teknologi Tepat Sugeng, Y. B. 2006. Sapi Potong. Penebar
Guna Berorientasi Agribisnis untuk Swadaya, Jakarta.
Pemberdayaan Pertanian Wilayah.
Puslitbang Sosek Pertanian Bogor. Suharto, W. dan Rosanto. 1993. Starbio
untuk penggemukan ternak sapi.
Marsetyo, 2009. Dinamika Penelitian Sawit Fakultas Pertanian UNS, Surakarta.
terhadap Pengembangan Integrasi
dengan Ternak Sapi. Steel RGD, Torrie JH. 1991. Prinsip dan
Prosedur Statistik Suatu Pendekatan
Purbowati, W.S. Dilaga dan N.S.N Aliyah, Biometrik. Jakarta: Gramedia.
2005. Penampilan produksi Sapi
Peranakan Ongole dan Peranakan Thu, N. V & P. Uden. 2000. Effect of work
Limousin Jantan dengan pakan and urea-molasses cake
konsentrat dan jerami padi fermentasi. supplementation on live weight and
Artikel_AINI_2005. milk yield of Murrah Buffalo. Asian-
Australia J. Anim. Sci.14 (9) : 1329–
1336.