Anda di halaman 1dari 35

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

1. Pengertian

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang

berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram.

Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram

atau sama dengan 2.500 gram disebut prematur. Pada tahun 1961 oleh

World Health Organization (WHO) semua bayi yang baru lahir

dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram disebut low birth weight

infants (Yushananta, 2001).

Berdasarkan kurva pertumbuhan intrauterin dari lubchenko, maka

kebanyakan bayi prematur akan dilahirkan dengan berat badan yang

rendah (BBLR), BBLR dibedakan atas berat lahir sangat rendah

(BLSR), yaitu bila berat bayi lahir < 1.500 gram, dan berat lahir amat

sangat rendah (BLASR), yaitu bila berat bayi lahir < 1.000 gram

(Yushananta, 2001). Menurut Manuaba (1998), bayi dengan BBLR

dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

a. Prematuritas murni

Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu

dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk

masa kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan - sesuai masa

kehamilan (NKB-SMK). Mengingat belum sempurnanya kerja

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan

serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup diluar uterus

maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian

makanan dan bila perlu oksigen, mencegah infeksi serta

mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.

Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan

dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan

belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan

permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas

harus dirawat didalam inkubator sehingga panas badannya

mendekati dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam inkubator maka

suhu bayi dengan berat badan, 2 kg adalah 35 0c dan untuk bayi

dengan berat badan 2 - 2,5 kg adalah 33 - 34 0c. Bila inkubator

tidak ada, bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya

ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya

dapat dipertahankan.

Alat pencemaan bayi prematur masih belum sempurna.

Lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan

kebutuhan protein 3 - 5 gr/Kg BB dan kalori 110 Kal/Kg BB

sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum

bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap

cairan lambung. Reflek menghisap masih lemah, sehingga

pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi frekuensi

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
yang lebih sering. Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang

paling utama, sehingga ASI yang paling dahulu diberikan. Bila

kurang, maka ASI dapat diperas dan diminumkan perlahan-lahan

atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan

diberikan sekitar 50 - 60 cc/Kg BB/hari dan terus dinaikkan

sampai mencapai sekitar 200 cc/Kg BB/hari.

Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya

tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih

kurang dan pembentukan antibodi belum sempuma. Oleh karena

itu upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan sehingga

tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian

perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan

terisolasi dengan baik.

b. Dismaturitas

Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan

seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam

preterm, term, dan post term.

2. Karakteristik BBLR

Menurut Manuaba (1998), karakteristik BBLR adalah sebagai

berikut:

a. Berat kurang dari 2.500 gram

b. Panjang badan kurang dari 45 cm

c. Lingkar dada kurang dari 30 cm.

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.

e. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu.

f. Kepala relatif besar, kepala tidak mampu tcgak

g. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang,

otot hipotonik-lemah.

h. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi gagal nafas, pernafasan

sekitar 40 - 50 kali per menit.

i. Kepala tidak mampu tegak

j. Frekuensi nadi 100 - 140 kali per menit.

3. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan BBLR

Menurut Depkes (1993) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi

terjadinya BBLR, yaitu:

1. Faktor lbu

1) Penyakit

Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan

misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis,

diabetes mellitus, toksemia gravidarum, dan nefritis akut.

2) Umur ibu

Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20

tahun, dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat.

Kejadian terendah adalah pada usia antara 26 - 35 tahun.

3) Keadaan sosial ekonomi

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Keadaan sosial ekonomi sangat berperan terhadap timbulnya

prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan

sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi

yang kurang baik (khususnya anemia) dan pelaksanaan

antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas

pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah.

Temyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang

lahir dari perkawinan yang sah.

4) Sebab lain

Ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat

narkotik.

2. Faktor janin

Faktor janin yang berpengaruh terhadap kejadian berat badan

lahir rendah (BBLR) seperti kelainan konginital, kelainan

kromosom dan infeksi. Faktor janin merupakan salah satu faktor

yang mendorong terjadinya berat badan lahir rendah (BBLR),

seperti hidramnion, kehamilan ganda umumnya akan

mengakibatkab BBLR.

3. Faktor lingkungan

Lingkungan juga mempengaruhi untuk menjadi resiko untuk

melahirkan BBLR. Faktor lingkungan yaitu bila ibu bertempat di

dataran tinggi seperti pegunungan. Hal tersebut menyebabkan

rendahnya kadar oksigen sehingga suplai oksigen terhadap janin

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
menjadi terganggu. Ibu yang tempat tinggalnya di dataran tinggi

beresiko untuk mengalami hipoksia janin yang menyebabkan

asfiksia neonatorium. Kondsisi tersebut dapat berpengaruh

terhadap janin oleh karena gangguan oksigenasi atau kadar

oksigen udara lebih rendah dan dapat menyebabkan lahirnya bayi

BBLR. Radiasi dan paparan zat-zat racun juga berpengaruh,

kondisi tersebut dikhawatirkan terjadi maturasi gen sehingga

dapat menimbulkan kelainan congenital pada janin.

4. Komplikasi pada bayi BBLR

Komplikasi yang terjadi pada bayi BBLR antara adalah:

a. Kerusakan bernafas : fungsi organ belum sempuma

b. Pneumonia, aspirasi : refleks menelan dan batuk belurn sempurna

c. Perdarahan intraventrikuler: perdarahan spontan di ventrikel otak

lateral disebabkan anoksia menyebabkan hipoksia otak yang

dapat menimbulkan terjadinya kegagalan peredaran darah

sistemik.

5. Masalah-masalah pada bayi BBLR

Masalah-masalah yang muncul pada bayi BBLR adalah sebagai

berikut:

a. Suhu tubuh

1) Pusat pengatur panas badan belum sempurna

2) Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya

bertambah

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
3) Otot bayi masih lemah

4) Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat

kehilangan panas badan

5) Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi

dengan BBLR perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak

kehilangan panas badan dan dapat diperhatikan sekitar 30 0c

sampai 37 0c.

b. Pernafasan

1) Pusat pengatur pernafasan belum sempuma

2) Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga

perkembangannya tidak sempurna

3) Otot pernafasan dan tulang iga lemah

4) Dapat disertai penyakit-penyakit : penyakit hialin membran,

mudah infeksi paru-paru, gagal pernafasan.

c. Alat pencernaan makanan

1) Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan

kurang baik

2) Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna

sehingga pengosongan lambung berkurang.

3) Mudah terjadinya regurtasi isi lambung dan dapat

menimbulkan aspirasi pneumonia.

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
d. Hepar yang belum matang (immatur)

Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga

mudah terjadi hiperbilirubinemia (kuning) sampai keroikterus.

e. Ginjal masih belum matang

Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air

masih belum sempurna sehingga mudah terjadi edema.

f. Perdarahan dalam otak

1) Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah

pecah

2) Sering mengalami gangguan pernafasan sehingga

memudahkan terjadi perdarahan dalam otak.

3) Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan dapat

menyebabkan kematian.

4) Pemberian oksigen belum mampu diatur sehingga

memudahkan terjadi perdarahan dan nekrosis.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Anak Usia 6-24 Bulan

1. Pengertian

Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya

berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu

pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan

dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada

tingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram) satuan

panjang (centimeter, meter), umur tulang dan keseimbangan

metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh). Perkembangan

(development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi

tubuh yang lebih komplek. Perkembangan menyangkut adanya proses

diferensiasi sel-sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang

berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat

memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 1995).

Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan

ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya

ciri-ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan

yang berbeda-beda setiap kelompok umur dan masing-masing organ

juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda. Terdapat 3 periode

pertumbuhan cepat, yaitu masa janin, masa bayi 0 - 1 tahun dan masa

pubertas.

Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan

pertumbuhan, sehingga setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan

fungsi. Perkembangan merupakan hasil interaksi awal meliputi

beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik,

emosi, sosial dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini akan

menentukan perkembangan fase selanjutnya. Kekurangan pada salah

satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya.

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
2. Teori pertumbuhan dan perkembangan

Supartini (2004) menyatakan bahwa terdapat berbagai pandangan

teori pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan dan

perkembangan psikoseksual, psikososial, kognitif dan perkembangan

moral, sebagai berikut :

a. Perkembangan psikoseksual (Freud)

Freud mengemukakan bahwa perkembangan psikoseksual anak

terdiri atas fase oral, fase anal, fase falik dan fase genital..

1) Fase oral (0 - 11 bulan)

Selama masa bayi, sumber kesenangan anak terbesar berpusat

pada aktivitas oral, seperti menghisap, menggigit,

mengunyah, dan mengucap. Hambatan atau ketidakpuasan

dalam pemenuhan kebutuhan oral mempengaruhi fase

perkembangan berikutnya. Penanaman identitas gender pada

bayi dimulai dengan adanya perlakuan ibu atau ayah yang

berbeda, misalnya bayi perempuan cenderung diajak

berbicara lebih banyak daripada laki-laki, sementara ayah

lebih banyak melakukan aktivitas motorik pada bayi laki-laki

daripada bayi perempuan, misalnya dengan mengangkat dan

menjunjung bayi keatas.

2) Fase anal (1 - 3 tahun)

Selama fase kedua, yaitu menginjak tahun pertama sampai

tahun ketiga, kehidupan anak berusat pada kesenangan anak,

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
yaitu selama perkembangan otot sfingter. Anak senang

menahan feses, bahkan bermain-main dengan feses-nya

sesuai dengan keinginannya. Dengan demikian, toilet

training adalah waktu yang tepat dilakukan pada periode ini.

3) Fase falik (3 - 6 tahun)

Selama fase falik, genitalia menjadi area yang menarik dan

area tubuh yang sensitif. Anak mulai mempelajari adanya

perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki dengan

mengetahui perbedaan alat kelamin. Seringkali anak sangat

penasaran dengan pertanyaan yang diajukannya berkaitan

dengan perbedaan ini. Orang tua harus bijak dalam

memberikan penejelasan tentang hal ini sesuai dengan

kemampuan perkembangan kognitifnya agar anak

mendapatkan pemahaman yang benar. Selain itu, untuk

memahami identitas gender, anak sering meniru ibu atau

bapaknya, misalnya dengan menggunakan pakaian ayah dan

ibunya. Secara psikologis pada fase ini mulai berkembang

superego, yaitu anak mulai berkurang sifat egosentrisnya.

4) Fase laten (6-12 tahun)

Selama periode laten, anak menggunakan energi fisik dan

psikologi yang merupakan media untuk mengeksplorasi

pengetahuan dan pengalamannya melalui aktifitas fisik

maupun sosialnya. Pada awal fase laten, anak perempuan

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
lebih menyukai teman dengan jenis kelamin perempuan, dan

anak laki-laki dengan anak laki-laki. Pertanyaan anak tentang

seks semakin banyak, mengarah pada sistem reproduksi.

Dalam hal ini, orang tua harus bijaksana dalam merespon,

yaitu menjawabnya dengan jujur dan hangat. Luas jawaban

disesuaikan dengan maturitas anak. Sering kali karena begitu

penasaran dengan seks, anak mungkin akan dapat bertindak

coba-coba dengan teman sepermainan. Oleh karena itu,

apabila anak tidak pernah bertanya tentang seks, sebaiknya

orang tua waspada. Peran ibu dan ayah sangat penting dalam

melakukan pendekatan dengan anak, pelajari apa yang

sebenarnya sedang dipikirkan anak berkaitan dengan seks.

5) Fase genital (12-18 tahun)

Tahapan akhir perkembangan menurut Freud adalah tahapan

genital ketika anak mulai masuk fase pubertas, yaitu dengan

adanya proses kematangan organ reproduksi.

b. Perkembangan psikososial (Erikson)

Pendekatan Erikson dalam membahas proses perkembangan anak

adalah dengan menguraikan lima tahapan perkembangan

psikososial, yaitu percaya versus tidak percaya, otonomi versus

rasa malu dan ragu, inisiatif versus rasa bersalah, industri versus

inferiority, dan identitas dan kerancuan pesan.

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
1) Percaya versus tidak percaya (0 - 1 tahun)

Penanaman rasa percaya adalah hal yang sangat mendasar

pada fase ini. Terbentuknya kepercayaan diperoleh dari

hubungannya dengan orang lain dan orang yang pertama

berhubungan adalah orang tuanya, terutama ibunya. Belaian

cinta kasih ibu dalam memberikan perhatian dan memnuhi

kebutuhan dasar anak yang konsisten terutama pemberikan

makan disaat anak lapar dan haus adalah sangat penting

untuk mengembangkan rasa percaya ini. Bayi berlajar bahwa

orang tuanya dapat member perhatian dan cinta kasih melalui

perlakuannya shingga dapat menurunkan perasaan tidak

nyaman. Oleh karena itu, ibu memerlukan dukungan terutama

dari suami untuk membina hubungan yang dekat dengan

anak. Sebaliknya, anak akan mengembangkan rasa tidak

percaya pada orang lain apabila pemenuhan kebutuhan dasar

tidak terpenuhi.

2) Otonomi versus rasa malu dan ragu (1 - 3 tahun)

Perkembangan otonomi berpusat pada kemampuan anak

untuk mengontrol tubuh dan lingkungannya. Anak ingin

melakukan hal-hal yang ingin dilakukannya sendiri dengan

menggunakan kemampuan yang sudah mereka miliki, seperti

berjalan, berjinjit, memanjat, dan memilih mainan atau bara

yang diinginkannya. Pada fase ini, anak anak meniru perilaku

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
orang lain disekitarnya dan hal ini merupakan proses belajar.

Sebaliknya, perasaan malu dan ragu akan timbul apabila anak

merasa dirinya kerdil atau saat mereka dipaksa oleh orang

tuanya atau orang dewasa lainnya untuk memilih atau berbuat

sesuatu yang dikehendaki mereka.

3) Inisiatif versus rasa bersalah (3 - 6 tahun)

Perkembangan inisiatif diperoleh dengan cara mengkaji

lingkungan melalui kemampuan indranya. Anak

mengembangkan keinginan dengan cara eksplorasi terhadap

aa yang ada disekelilingnya. Hasil akhir yang diperoleh

adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu sebagai

prestasinya. Perasaan bersalah akan timbul pada anak apabila

anak tidak mampu berprestasi sehingga merasa tidak puas

atas perkembangan yang tidak tercapai.

4) Industri versus inferiority (6-12 tahun)

Anak akan belajar untuk bekerja sama dan bersaing dengan

anak lainnya melalui kegiatan yang dilakukan baik dalam

kegiatan akademik maupun dalam pergaulan melalui

permainan yang dilakukannya bersama. Otonomi mulai

berkembang pada anak di fase ini, terutama awal usia 6

tahun, dengan dukungan keluarga terdekat. Terjadinya

perubahan fisik, emosi, dan sosial pada anak berpengaruh

terhadap gambaran terhadap tubuhnya (body image).

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Interaksi sosial lebih luas dengan teman, umpan balik berupa

kritik dan evaluasi dari teman atau lingkungannya,

mencerminkan penerimaan dari kelompok akan membantu

anak semakin mempunyai konsep diri yang positif. Perasaan

sukses dicapai anak dengan dilandasi adanya motivasi

internal untuk beraktifitas yang mempunyai tujuan.

Kemampuan anak untuk berinteraksi sosial lebih luas dengan

teman dilingkungannya dapat memfasilitasi perkembangan

perasaan sukses (sense of industry) tersebut.

5) Identitas dan kerancuan peran (12-18 tahun)

Anak remaja akan berusaha untuk menyesuaikan perannya

sebagai anak yang sedang berada pada fase transisi dari

kanak-kanak menuju dewasa. Mereka menunjukkan perannya

dengan bergaya sebagai remaja yang sangat dekat dengan

kelompoknya, bergaul daengan mengadopsi nilai kelompok

dan lingkungannya, untuk dapat mengambil keputusannya

sendiri. Kejelasan identitas diperoleh apabila ada kepuasan

yang diperoleh dari orang tua atau lingkungan tempat berada,

yang membantunya melalui proses pencarian identitas diri

sebagai anak remaja, sedangkan ketidakmampuan dalam

mengatasi konflik akan menimbulkan kerancuan peran yang

harus dijalankannya.

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
c. Perkembangan kognitif (Piaget)

Perkembangan kognitif dibahas berdasarkan pada tahapan

sensoris-motorik, praoperasional, concrete operational, dan

formal operation.

1) Tahap sensoris-motorik (0 - 2 tahun)

Menghisap (sucking) adalah ciri utama pada perilaku bayi

dan berkembang sekalipun tidak sedang menyusu, bibirnya

bergerak-gerak seperti sedang menyusu. Apabila lapar, bayi

menangis, lalu ibu menyusukannya dan anak terdiam.

Kemudian, jika ibu menyusukan sambil bernyanyi atau

bersenandung, anak kemudian terdiam. Dilain waktu jika

bayi menangis dan ibu menyanyi dan bersenandung, bayi

juga terdiam. Jadi, bayi belajar dan mengembangkan

kemampuan sensoris-motorik dengan dikondisikan oleh

lingkungannya. Pada tahap ini, anak mengembangkan

aktifitasnya dengan menunjukkan perilaku sederhana yang

dilakukan berulang-ulang untuk meniru perilaku tertentu dari

lingkungannya. Jadi perkembangan intelektual dipelajari

melalu sensasi dan pergerakan.

Tiga kejadian penting dari tahapan sensoris-motorik adalah

perpisahan anak dengan lingkungan seperti ibunya, ada

persepsi tentang konsep benda yagn permanen atau konsisten

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
serta penggunaan simbol untuk mepersepsikan situasi atau

benda, misalnya dengan menggunakan mainan.

2) Pra-opersional (2 - 7 tahun)

Karakteristik utama perkembangan intelektual pada tahapan

pra-operasional didasari oleh sifat egosentris.

Ketidakmampuan untuk menempatkan diri sendiri ditempat

orang lain. Pemikiran didominasi oleh apa yang mereka lihat

dan rasakan dengan pengalaman lainnya. Pada anak usia 2

sampai 3 thaun, anak berada diantara sensoris-motor dan

praoperasional, yaitu anak mulai mengembangkan sebab-

akibat, trial and error, dan menginterpretasikan benda atau

kejadian. Anak prasekolah (3 - 6 tahun) mempunyai tugas

untuk menyiapkan diri memasuki dunia sekolah.

Anak prasekolah berada pada fase peralihan antara

preconceptual dan intuitive thought. Pada fase preconceptual,

anak sering menggunakan satu istilah untuk beberapa orang

punya ciri yang sama, misalnya menyebut nenek untuk setiap

wanita tua, sudah bongkok, dan memakai tongkat. Sedangkan

pada fase intuitive thought, anak sudah bisa memberi alasan

pada tindakan yang dilakukannya. Satu hal yang harus

diingat bahwa anak prasekolah berasumsi bahwa orang lain

berpikir seperti mereka sehingga perlu menggali pengertian

mereka dengan pendekatan nonverbal.

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
3) Concrete operational (7 - 11 tahun)

Pada usia ini, pemikiran meningkat atau bertambah logis dan

koheren. Anak mampu mengklasifikas benda dan perintah

dan menyelesaikan masalah secara konkret dan sistematis

berdasarkan apa yang mereka terima dari lingkungannya.

Kemampuan berpikir anak sudah rasional, imajinatif, dan

dapat menggali objek atau situasi lebih banyak untuk

memecahkan masalah yang lalu serta menyadari kegiatan

yang dilakukan berulang-ulang, tetapi pemahamannya belum

mendalam, selanjutnya akan semakin berkembang diakhir

usia sekolah atau awal masa remaja.

4) Formal operation (11 - 15 tahun)

Tahapan formal information ditunjukkan dengan karakteristik

kemampuan beradapatasi dengan lingkungan dan

kemampuan fleksibel terhadap lingkungannya. Anak remaja

dapat berpikir dengan pola yang abstrak menggunakan tanda

atau symbol dan menggambarkan kesimpulan yang logis.

Mereka dapat membuat dugaan dan mengujinya dengan

pemikirannya yang abstrak, teoretis, dan filosofis. Pola

berpikir logis membuat mereka mampu berpikir tentang apa

yang orang lain juga memikirkannya dan berpikir untuk

memecahkan masalah.

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
3. Tahap pertumbuhan dan perkembangan

Hidayat (2011) mengemukakan bahwa pola perkembangan dapat

digunakan sebagai indikator untuk mendeteksi perkembangan anak

pada tahap selanjutnya.

Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling

berkaitan dan berkesinambungan dimulai sejak pembuahan sampai

dewasa walaupun terdapat variasi, namun setiap anak akan melewati

suatu pola tertentu. Tanuwijaya (2003) mengemukakan tentang

tahapan tumbuh kembang anak yang terbagi menjadi dua, yaitu masa

prenatal dan masa postnatal. Masa tersebut memiliki ciri khas dan

perbedaan dalam anatomi, fisiologi, biokimia dan karakternya.

Masa prenatal adalah masa kehidupan janin didalam kandungan.

Masa ini dibagi menjadi dua periode, yaitu masa embrio dan masa

fetus. Masa embrio adalah masa sejak konsepsi sampai umur

kehamilan 8 minggu, sedangkan masa fetus adalah sejak umur 9

minggu sampai kelahiran.

Masa postnatal atau masa setelah lahir terdiri dari lima periode.

Periode pertama adalah masa neonatal dimana bayi berusia 0 - 28 hari

dilanjutkan masa bayi itu sampai usia 2 tahun. Masa prasekolah

adalah masa anak berusia 3 - 6 tahun sampai masa ini, anak laki-laki

dan perempuan belum terdapat perbedaan, namun ketika masuk dalam

masa selanjutnya yaitu masa sekolah atau masa pubertas, perempuan

berusia 6 - 10 tahun, sedangkan laki-laki berusia 8 - 12 tahun. Anak

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
perempuan memasuki masa adolensensi atau masa remaja lebih awal

dibandingkan anak laki-laki, yaitu pada usia 10 tahun dan berkahir

lebih cepat pada usia 18 tahun. Anak laki-laki memulai masa pubertas

pada usia 12 tahun dan berakhir pada usia 20 tahun.

4. Ciri pertumbuhan dan perkembangan anak

Pertumbuhan dan perkembangan anak memiliki berbagai ciri khas

yang membedakan komponen satu dengan yang lain. Pertumbuhan

memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Pada pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal

bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan,

lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain-lain.

b. Pada pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat

terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul

mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.

c. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri

lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya

kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks

tertentu.

d. Pada pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan

mengikuti proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah

aksila, pubis, atau dada.

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Perkembangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang

diikuti dari perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem

reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin.

b. Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap,

yaitu perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju

kearah kaudal atau dari proksimal ke bagian distal.

c. Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari

kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan

melakukan hal yang sempurna.

d. Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian

perkembangan yang berbeda.

e. Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya,

dimana tahapan perkembangan harus dilewati tahap demi tahap

(Narendra, 2002 dalam Hidayat 2011).

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

Proses pertumbuhan dan perkembangan, setiap individu akan

mengalami siklus yang berbeda pada kehidupan manusia. Peristiwa

tersebut dapat secara cepat maupun lambat tergantung dari individu

atau lingkungan. Proses percepatan dan perlambatan tersebut dapat

dipengaruhi oleh faktor herediter, faktor lingkungan dan faktor

hormonal.

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
a. Faktor herediter

Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan

sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak disamping

faktor-faktor lain. Faktor herediter meliputi bawaan, jenis

kelamin, ras dan suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan

intensitas, kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat

sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, usia pubertas, dan

berhentinya pertumbuhan tulang.

Pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin

laki-laki setelah lahir akan cenderung lebih cepat dibandingkan

dengan anak perempuan serta akan bertahan sampai usia tertentu.

Baik anak laki-laki maupun perempuan akan mengalami

pertumbuhan yang lebih cepat ketika mereka mencapai masa

pubertas.

Ras atau suku bangsa juga memiliki peran dalam

memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat

dilihat pada suku bangsa tertentu yang memiliki kecenderungan

lebih besar atau tinggi, seperti orang asia cenderung lebih pendek

dan kecil dibandingkan dengan orang eropa atau lainnya.

b. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang

peranan penting dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi

yang sudah dimiliki. Faktor lingkungan meliputi lingkungan

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
prenatal, yaitu lingkungan dalam kandungan mulai dari konsepsi

sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, lingkugan

mekanis/ segala hal yang memengaruhi janin atau posisi janin

dalam uterus, dan lingkungan postnatal, yaitu lingkungan setelah

bayi lahir, seperti budaya lingkungan, sosial ekonomi keluarga,

nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga, posisi anak dalam keluarga

dan status kesehatan.

c. Faktor hormonal

Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang

anak, antara lain hormon somatotropin, tiroid, dan glukokortikoid.

Hormon somatotropin (growth hormone) berperan dalam

mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi

terjadinya proliferasi sel kartilago dan sistem skeletal. Hormon

tiroid berperan menstimulasi metabolisme tubuh. Hormon

glukokortikoid mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel

interstisial dari testis (untuk memprodukasi testosteron) dan

ovarium (untuk memproduksi estrogen), selanjutnya hormon

tersebut akan menstimulasi perkembangan seks, baik pada anak

laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan peran

hormonnya (Wong, 2000 dalam Hidayat, 2011).

6. Deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan

Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini

mungkin sejak anak dilahirkan. Deteksi dini merupakan upaya

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk

menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta

mengenal faktor resiko pada balita, yang disebut juga anak usia dini.

Melalui deteksi dini dapat diketahui penyimpangan tumbuh kembang

anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan

serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada

masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut

diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak, dengan demikian

dapat tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal. Penilaian

pertumbuhan dan perkembangan meliputi dua hal pokok, yaitu

penilaian pertumbuhan fisik dan penilaian perkembangan. Masing-

masing penilaian tersebut mempunyai parameter dan alat ukur

tersendiri.

Dasar utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah

penilaian menggunakan alat baku (standar). Untuk menjamin

ketepatan dan keakuratan penilaian harus dilakukan dengan teliti dan

rinci. Pengukuran perlu dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk

menilai kecepatan pertumbuhan.

Parameter ukuran antropometrik yang dipakai dalam penilaian

pertumbuhan fisik adalah tinggi badan, berat badan, lingkar kepala,

lipatan kulit, lingkar lengan atas, panjang lengan, proporsi tubuh, dan

panjang tungkai. macam-macam penilaian pertumbuhan fisik yang

dapat digunakan (Narendra, 2003).

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
a. Pengukuran berat badan (BB)

Pengukuran berat badan dilakukan secara teratur untuk

memantau pertumbuhan dan keadaan gizi balita. Balita ditimbang

setiap bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat Balita (KMS

Balita) sehingga dapat dilihat grafik pertumbuhannya dan

dilakukan interfensi jika terjadi penyimpangan.

b. Pengukuran Tinggi badan (TB)

Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun

dilakukan dengan berbaring, sedangkan di atas umur 2 tahun

dilakukan dengan berdiri. Hasil pengukuran setiap bulan dapat

dicatat pada dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) yang mempunyai

grafik pertumbuhan tinggi badan.

c. Pengukuran lingkar kepala anak (PLKA)

PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Biasanya ukuran

pertumbuhan tengkorak mengikuti perkembangan otak, sehingga

bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak maka

perkembangan otak anak juga terhambat. Pengukuran dilakukan

pada diameter occipitofrontal dengan mengambil rerata 3 kali

pengukuran sebagai standar

Guna menilai perkembangan anak banyak instrumen yang dapat

digunakan. Salah satu instrumen skrining yang dipakai secara

internasional untuk menilai perkembangan anak adalah Denver II

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
(Denver Development Screening Test). Denver II merupakan alat

untuk menemukan secara dini masalah penyimpangan perkembangan

anak umur 0 sampai < 6 tahun. Instrumen ini merupakan revisi dari

DDST yang pertama kali dipublikasikan tahun 1967 untuk tujuan

yang sama.

Pemeriksaan yang dihasilkan Denver II bukan merupakan

pengganti evaluasi diagnostik, namun lebih ke arah membandingkan

kemampuan perkembangan seorang anak dengan anak lain yang

seumur. Denver II digunakan untuk menilai tingkat perkembangan

anak sesuai umurnya pada anak yang mempunyai tanda-tanda

keterlambatan perkembangan maupun anak sehat. Denver II bukan

merupakan tes IQ dan bukan merupakan peramal kemampuan

intelektual anak dimasa mendatang. Tes ini tidak dibuat untuk

menghasilkan diagnosis, namun lebih ke arah untuk membandingkan

kemampuan perkembangan seorang anak dengan kemampuan anak

lain yang seumur.

Formulir tes Denver II berisi 125 item yang terdiri dari 4 sektor,

yaitu: personal sosial, motorik halus-adaptif, bahasa, serta motorik

kasar. Sektor personal sosial meliputi komponen penilaian yang

berkaitan dengan kemampuan penyesuaian diri anak di masyarakat

dan kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi anak. Sektor motorik

halus-adaptif berisi kemampuan anak dalam hal koordinasi mata-

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil serta

pemecahan masalah.

Sektor bahasa meliputi kemampuan mendengar, mengerti, dan

menggunakan bahasa. Sektor motorik kasar terdiri dari penilaian

kemampuan duduk, jalan, dan gerakan-gerakan umum otot besar.

Selain keempat sektor tersebut, itu perilaku anak juga dinilai secara

umum untuk memperoleh taksiran kasar seorang anak menggunakan

kemampuannya.

7. Perkembangan Anak Usia 6 - 24 bulan

Berdasarkan alat ukur Denver II,

a. Usia 6 - 12 bulan

1) Aspek personal sosial : Berusaha mencapai mainan

Makan sendiri

Tepuk tangan

Menyatakan keingingan

Daag-daag dengan tangan

Main bola dengan pemeriksa

Menirukan kegiatan

Minum dengan cangkir

2) Adaptif-motorik halus : Mencari benang

Mengaruk manik-manik

Memindahkan kubus

Mengambil 2 kubus

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Memegang dengan ibu jari dan jari

Membenturkan 2 kubus

Menaruh kubus dicangkir

Mencorat-coret

3) Aspek bahasa : Menoleh kearah suara

: Satu silabel

Meniru bunyi kata-kata

Papa atau mama tidak spesifik

Kombinasi silabel

Mengoceh

Papa atau mama spesifik

1 kata

2 kata

3 kata

4) Aspek motorik kasar : Bangkit kepala tegak

Duduk tanpa pegangan

Berdiri dengan pegangan

Bangkit untuk berdiri

Bangkit terus duduk

Berdiri 2 detik

Berdiri sendiri

Membungkuk kemudian berdiri

Berjalan dengan baik

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
b. Usia 12 - 24 Bulan

1) Aspek personal sosial : Menyatakan keingingan

Daag-daag dengan tangan

Main bola dengan pemeriksa

Menirukan kegiatan

Minum dengan cangkir

Membantu di rumah

Menggunakan sendok garpu

Membuka pakaian

Menyuapi boneka

Memakai baju

Gosok gigi dengan bantuan

Cuci dan mengeringkan tangan

2) Adaptif-motorik halus : Menaruh kubus dicangkir

Mencorat-coret

Ambil manik-manik ditunjukkan

Menara dari 2 kubus

Menara dari 4 kubus

Menara dari 6 kubus

Menara dari 8 kubus

3) Aspek bahasa : Mengoceh

Papa atau mama spesifik

1 kata

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
2 kata

3 kata

6 kata

Menunjuk 2 gambar

Kombinasi kata

Menyebut 1 gambar

Bagian badan 6

Menunjuk 4 gambar

Bicara sebagian dimengerti

Menyebut 4 gambar

Mengetahui 2 kegiatan

4) Aspek motorik kasar : Berdiri 2 detik

Berdiri sendiri

Membungkuk kemudian berdiri

Berjalan dengan baik

Berjalan mundur

Lari

Berjalan naik tangga

Menendang bola kedepan

Melompat

Melempar bola tangan keatas

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
C. Kebutuhan Nutrien Pada Anak Usia 6-24 Bulan

Supartini (2004) mengatakan bahwa nutrien adalah zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak

mempunyai kebutuhan nutrient yang berbeda dan anak mempunyai

krakteristik yang khas dalam mengonsumsi makanan atau zat gizi tersebut.

Oleh karena itu, untuk menentukan makanan yang tepat pada anak,

tentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrien lalu tentukan jenis bahan

makanan yang dapat dipilih untuk diolah sesui dengan menu yang

diinginkan, jadwal pemberian makanan dan perhatian porsi yang

dihabiskannya. Perlu diingat bahwa faktor suka atau tidak suka pada

makanan tertentu biasa terjadi pada anak usia tertentu, yaitu toddler dan

prasekolah.

Jenis nutrien yang diperlukan tubuh adalah air, protein, lemak,

karbohidrat, vitamin, dan mineral. Berikut adalah penjelasan dari setiap

nutrient tersebut.

1. Air

Air merupakan nutrien yang berfungsi menjadi medium untuk nutrien

lainnya.

2. Protein

Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino essensial. Dua

jenis protein, yaitu protein hewani, yang didapat dari daging hewan

dan protein nabati didapat dari tumbuh-tumbuhan. Nilai gizi protein

hewani lebih besar daripada protein nabati dan lebih mudah diserap

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
tubuh. Walaupun demikian, kombinasi penggunaan protein hewani

dan protein nabati sangat dianjurkan.

3. Lemak

Pada dasarnya, lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar

kecuali lemak essensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat.

Pada anak usia bayi sampai kurang lebih 3 bulan, lemak merupakan

sumber gliserida dan koleseterol yang tidak dapat dibuat dari

karbohidrat. Lemak berfungsi untuk mempermudah absorbs vitamin

yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E dan K.

4. Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber tenaga bagi anak. Bayi yang baru

mendapat asuan makanan dari air susu ibu atau ASI akan

mendapatkan 40% kalori dari laktosa yang dikandung dalam ASI.

Pada anak yang lebih besar yang sudah mendapatkan makanan

tambahan pendamping ASI, karbohidrat dapat diperoleh dari makanan

yang banyak mengandung tepung, seperti bubur susu, sereal, nasi tim

atau nasi. Apabila tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang

memadai untuk menghasilkan energy, tubuh akan memecah protein

dan lemak cadangan dalam tubuh.

5. Vitamin dan mineral

Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan, yang

berfungsi untuk mempertahankan fungsi tubuh. Vitamin terbagi dalam

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
dua bagian besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang

larut dalam lemak.

D. Kerangka Teori Penelitian

Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang baru dilahirkan

dari ibu hamil dengan berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram. Bayi

berat lahir rendah dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu bayi berat

lahir rendah dikarenakan usia kandungan kurang dari 37 minggu

(premature) dan bayi berat lahir rendah dikarenakan bayi cukup bulan

tetapi berat badannya kurang untuk seusianya (intrauterine growth

retardation/ IUGR).

BBLR terjadi dikarenakan faktor yang mempengaruhinya, antara lain

ibu bayi mempunyai penyakit pengganggu pertumbuhan dan

perkembangan janin, umur, keadaan sosial ekonomi ataupun dikarenakan

sebab lain. BBLR tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ibu bayi itu sendiri

tetapi terdapat faktor lain yang mempengaruhinya seperti faktor janin itu

sendiri dan lingkungan tempat tinggal.

Proses pertumbuhan dan perkembangan, setiap individu akan

mengalami siklus yang berbeda pada kehidupan manusia. Peristiwa

tersebut dapat secara cepat maupun lambat tergantung dari individu atau

lingkungan. Proses percepatan dan perlambatan tersebut dapat dipengaruhi

oleh faktor herediter, faktor lingkungan dan faktor hormonal.

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Bayi Lahir Rendah

1. Faktor lbu
a. Penyakit
b. Umur ibu
c. Keadaan sosial ekonomi
d. Sebab lain
2. Faktor janin
a. Hidramion
b. kehamilan ganda
c. kelainan kromosom.
3. Faktor lingkungan
Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun.

Berat Bayi Lahir Rendah/ BBLR

Pertumbuhan dan Perkembangan anak usia 6-24 bulan

Tidak Mengalami Mengalami


Keterlambatan Keterlambatan

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Modifikasi dari Depkes RI (1993), Narendra (2003), dan Supartini (2004)

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
E. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Anak Usia 6-24 Bulan Pertumbuhan dan Perkembangan


Dengan Riwayat BBLR Anak Usia 6-24 bulan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara penelitian yang akan

dilakukan dan akan dibuktikan kebenarannya tersebut disaat penelitian

(Nototmodjo, 2010).

Ada hubungan antara riwayat BBLR dengan pertumbuhan dan

perkembangan anak usia 6 - 24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas II

Cilongok.

Hubungan Riwayat Bayi..., Rizal Purnomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Anda mungkin juga menyukai