DISUSUN OLEH :
IRFANDI (36117025)
JURUSAN AKUNTANSI
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “KEBUDAYAAN DALAM ISLAM”. Tak lupa shalawat dan salam
selalu tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat, dan pengikut – pengikutnya sampai akhir zaman.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan dimasa mendatang.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
telah diberikan dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita dan
perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah
SWT.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
PENUTUP
Kesimpulan ..................................................................................................................... 12
Saran................................................................................................................................. 12
ii
BAB X
A. Hakikat Kebudayaan
1
Al-Quran memandang kebudayaan sebagai suatu proses dan
meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia. Ia tidak mungkin
lepas dari nilai-nilai kemanusiaan, tapi bisa jadi lepas dari nilai-nilai
ketuhanan. Dalam perkembangan kebudayaan perlu bimbingan wahyu dan
aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap oleh ambisi yang
bersumber dari nafsu hewani dan berdampak merugikan diri sendiri. Dalam
hal ini agama berfungsi sebagai pembimbing manusia dan mengembangkan
akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau
peradaban Islam.
Menghormati akal
Memotivasi untuk menuntut dan meningkatkan ilmu
2
Menghindari taklid buta
Tidak membuat kerusakan
a. Rabbaniyah
Kebudayaan islam bernuansa ketuhanan. Ia bercampur dengan keimanan
secara umum dan ketauhidan secara khusus.
b. Akhlaqiyah
Kebudayaan islam tidak ada pemisahan antara akhlak dengan ilmu, antara
akhlak dengan perbuatan, antara akhlak dengan ekonomi, antara akhlak
dengan politik, dan antara akhlak dengan peperangan serta antara akhlak
dengan semua segi kehidupan lainnya.
c. Insaniyah
Kebudayaan Islam menghormati manusia, memelihara fitrah, kemuliaan
dan hak-haknya. Kebudayaan Islam tegak atas asumsi bahwa manusia
adalah makhluk yang dimuliakan oleh tuhannya.
d. Alamiyah
Selama kebudayaan Islam berlaku bagi setiap manusia, maka dengan
sendirinya ia pun bersifat alamiah. Ia bersifat terbuka untuk semua
kelompok manusia dan tidak menutup diri
e. Tasamuh
Islam tidak mewajibkan non muslim yang hidup dalam naungan
kebudayaanya untuk menjalankan syariat islam dan tdiak memaksakan
orang lain untuk masuk kedalam kebudayaan islam.
f. Tanawwu
3
Kebudayaan Islam bersifat tanawwu (beraneka warna). Ia tidak hanya
memuat masalah – masalah ketuhanan, tetapi terdapat juga masalah ilmu
pengetahuan, kemanusiaan, kealaman yang beraneka ragam.
g. Washatiyah
Kebudayaan Islam mencerminkan sistem washatiyah (pertengahan).
Pertengahan antara berlebihan dan kekurangan, antara jasmani dan rohani,
antara hak dan kewajiban, antara kepentingan pribadi dan kepentingan
bersama, dan antara dunia dan akhirat.
h. Takamul
Takamul atau terpadu, saling mendukung antara kebudayaan Islam yang
satu dengan kebudyaan Islam yang lain.
4
Dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia, para da’i
mendakwahkan ajaran Islam melalui bahasa budaya, sebagaimana dilakukan
oleh Wali Songo di tanah Jawa. Karena kehebatan para wali Allah SWT itu
dalam mengemas ajaran Islam dengan bahasa budaya setempat sehingga
masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai Islam telah masuk dan menjadi
tradisi dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Budaya nasional
Budaya daerah yang tersebar di seluruh wilayah di indonesia yang terdiri
atas berbagai suku,ras dan etnik bangsa
Sistem budaya nasional adalah suat yang relatif baru dan sedang
berada dalam proses pembentukan. Nilai-nilai yang terbentuk dalam sistem
budaya nasional ini bersifat menyonson masa depan. Diantara nilai-nilai
budaya nasional itu berkaitan antara lain dengan faktor-faktor :
5
Di daerah-daerah, budaya islam juga tampak mewarnai kehidupan
berbangsa baik budaya seni, tradisi, maupun peninggalan fisik, misalnya
perayaan maulid, peringatan isra’ miraj, halal bihalal, pembacaan sejarah
hidup nabi (Barzanjini) di berbagai acara sosial
Kata “Mesjid” berasal dari kata “Sajada” artinya sujud, makna mesjid
berarti tempat sujud, tempat menyembah Allah, tempat beribadah khusus
kepada Allah. Arti lain dari kata sujud ialah ketundukan, ketaatan manusia
secara total (hasanah, dkk, 2007). Pada masa Nabi Muhammad saw.
Menyiarkan dakwahnya mesjid sebagai markas atau pusat berdakwa,
informasi islam di sampaikan melalui mesjid, karena salah satu tempat
berkumpulnya manusia adalah mesjid. Selain sebagai pusat berdakwa dan
ibadah, mesjid juga digunakan sebagai tempat untuk mensucikan jiwa kaum
muslimin, mengajar Al – Qur’an dan Al – Hikmah, bermusyawarah tentang
berbagai permasalahan umat hingga masalah upaya – upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan umat. Hal ini bertahan hingga 700 tahun sejak
nabi mendirikan mesjid yang pertama, fungsi mesjid di jadikan sebagai
simbol persatuan umat dan pusat peradaban serta peribadatan. Oleh karena itu
9
pada zaman sekarang ini kita seharusnya mengembalikan fungsi mesjid
seperti pada zaman Rasulullah. Adapun beberapa potensi dari mesjid yang
bisa di kembangkan adalah sebagai berikut :
10
bisa lebih maju dan berkemabang dari pada sekarang karena
permasalahaan umat Islam sekarang adalah kurangnya persatuan umat.
Pusat Kepustakaan
Perintah pertama Tuhan kepada Nabi Muhammad adalah “membaca”, dan
sudah sepatutnya kaum muslim gemar membaca dalam pergantian
konseptual maupun kontekstual. Maka dengan sendirinya hampir menjadi
suatu keharusan bila mesjid memiliki perpusatakaan sendiri yang berisikan
buku – buku tentang agama Islam maupun ilmu pengetahuan.
11
PENUTUP
Kesimpulan
Kebudayaan Islam adalah hasil karya dan rasa manusia melalui proses
pemikiran yang sungguh-sungguh berdasarkan kerangka teoritis keilmuwan yang
tidak terlepas dari nilai-nilai ketuhanan. Manusia dan kebudayaan tidak dapat
dipisahkan, saling terkait, karena kebudayaan merupakan hasil karya, rasa
kemudian menjadi adat istiadat manusia sebagai khalifah dibumi. Tidak ada
kebudayaan bila tidak ada manusia dan sebaliknya, tidak ada manusia bila mereka
tidak berbudaya dalam masyarakat dan lingkungannya.
Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
http://muhammaddony.blogspot.co.id/2011/11/masjid-sebagai-pusat-kebudayaan-
islam.html?m=1
https://mindaudahedu.wordpress.com/2012/05/26/kebudayaan-dalam-islam-2/
https://fatikhahfauziahh92.wordpress.com/2012/05/23/makalah-tentang-
kebudayaan-islam/
13