A. Definisi
A. Definisi
DEFINISI
Chronic Kidney Disease ( CKD ) merupakan penurunan faal ginjal yang menahun
Gagal ginjal kronik ( GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir ( ESRD ) merupakan gangguan
fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
uremia ( retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah ). ( Brunner & Suddarth,
2002: 1448 )
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu keadaan menurunnya fungsi ginjal yang
bersifat kronik, progresif dan menetap berlangsung. Beberapa tahun pada keadaan ini
dalam keadaan asupan diet normal (Rindiastuti, 2006). Penderita yang berada pada
Penyakit gagal ginjal biasanya ditandai dengan uji serum kreatinin. Penderita dengan
test klirens kreatinin lt;15 ml/menit dianjurkan untuk menjalani terapi pengganti, salah
satunya adalah dengan dialisis. Tindakan dialisis merupakan salah satu cara untuk
1
mempertahankan kelangsungan hidup pasien bertujuan menurunkan kadar ureum,
B. ETIOLOGI
Penyebab GGK menurut Price, 1992 : 817, dibagi menjadi delapan kelas, antara lain :
tubulus ginjal
8. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas : kalkuli neoplasma, fibrosis
netroperitoneal.
C. PATOFISIOLOGI
Gagal ginjal kronis diakibatkan oleh hilangnya nefron fungsionil karena rusaknya
glomerular dan atau tugular. Kondisi ini merupakan penyakit multisistim yang
2
Berbagai manisfestasi terjadi pada tingkat fungsi ginjal yang berbeda bagi setiap
pasien tapi cenderung semakin nyata apabila kecepatan filtrasi glomelurus turun sampai
< 15-20 mL/menit ( BUN >100-120 mg/dL). Banyak manifestasi insufisiensi ginjal
diakibatkan oleh BUN dan mungkin juga karena terakumulasinya produk-produk akhir
Gagal ginjal kronis selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR. Stadium gagal
ginjal kronis didasarkan pada tingkat GFR(Glomerular Filtration Rate) yang tersisa dan
mencakup :
Yang terjadi bila GFR turun 50% dari normal (penurunan fungsi ginjal), tetapi tidak
ada akumulasi sisa metabolic. Nefron yang sehat mengkompensasi nefron yang
penurunan fungsi
b. Insufisiensi ginjal;
Terjadi apabila GFR turun menjadi 20 – 35% dari normal. Nefron-nefron yang tersisa
sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya beban yang diterima.
Mulai terjadi akumulai sisa metabolic dalam darah karena nefron yang sehat tidak
oliguri, edema. Derajat insufisiensi dibagi menjadi ringan, sedang dan berat,
c. Gagal ginjal; yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal.
3
d. Penyakit gagal ginjal stadium akhir;
Terjadi bila GFR menjadi kurang dari 5% dari normal. Hanya sedikit nefron
fungsional yang tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi
tubuluS. Akumulasi sisa metabolic dalam jumlah banyak seperti ureum dan kreatinin
1. Hematologik
2. Gastrointestinal
4. Kulit
Berwarna pucat, gatal-gatal dengan eksoriasi, echymosis, urea frost, bekas garukan
karena gatal.
5. Kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada dan sesak nafas, gangguan irama jantung, edema.
6. Endokrin
vitamin D.
4
E. KOMPLIKASI
2 Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk sampah uremik dan
3 Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin-angiotensin-
aldosteron.
4 Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah.
5 Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum rendah,
F. PENATALAKSANAAN
4. Kendalikan hipertensi.
5
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Suyono ( 2001 ), untuk menentukan diagnosa pada CKD dapat dilakukan cara
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan laboratorium
menetapkan etiologi.
2. Pemeriksaan USG
Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk mengetahui
3. Pemeriksaan EKG
1. PENGKAJIAN
Potter dan Perry (1997), pengkajian adalah proses sistematis berupa pengumpulan,
verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Fase dari pengkajian meliputi pengumpulan
a. Identitas
pekerjaan, status marital, tanggal masuk, tanggal pengkajian, ruang rawat, nomor
medrek, diagnosa medis dan alamat. Identitas penanggung jawab terdiri dari nama,
umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat dan hubungan dengan
klien.
6
b. Riwayat kesehatan
Keluhan utama berupa keluhan yang dirasakan klien pada saat dilakukan
pengkajian. Klien dengan Gagal ginjal kronik biasanya datang dengan keluhan nyeri
pada pinggang, buang air kecil sedikit, bengkak/edema pada ekstremitas, perut
kembung, sesak.
dirawat dirumah sakit. Berkaitan dengan keluhan utama yang dijabarkan dengan
PQRST yang meliputi hal-hal yang meringankan dan memberatkan. Kualitas dan
kuantitas dari keluhan, penyebaran serta tingkat kegawatan atau skala dan waktu.
Riwayat yang perlu dikaji adalah riwayat pada perkemihan, riwayat penyakit ginjal
Riwayat penyakit pada keluarga yang perlu ditanyakan pada klien atau keluarganya,
apakah ada keluarga klien yang mempunyai penyakit keturunan dan penyakit dengan
riwayat yang sama. Perlu dikaji riwayat kesehatan keluarga yang dapat
7
e. Pemeriksaan Fisik (Dongoes, Moorhouse, & Geissler, 1999: 629-628)
Sistem Pernafasan, pada klien dengan GGK ditemukan adanya gejala napas
riwayat hipertensi lama atau berat, nyeri dada (angina), gagal jantung kongestif,
jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak, tangan. Tanda lainnya pucat, kulit
nausea, vomiting, cegukan, rasa metalik tak sedap pada mulut, ulserasi gusi,
Sistem Eliminasi, pada klien dengan GGK ditemukan adanya gejala penurunan
kejang otot, nyeri pada tulang, fraktur tulang, dan keterbatasan gerak sendi.
Sistem Integumen, pada klien dengan GGK ditemukan adanya gejala kulit gatal
Sistem Persyarafan, pada klien dengan GGK ditemukan adanya gejala sakit
8
status mental (penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi,
f. Data Psikososial, klien dengan GGK ditemukan adanya kesulitan menentukan kondisi
seperti tidak mampu bekerja, tidak mampu mempertahankan fungsi peran biasanya
g. Data Spiritual, pada klien dengan GGK ditemukan adanya perasaan tak berdaya, tidak
ada harapan, tidak ada kekuatan, menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,
Laboratorium
1) Urine, volume biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria) atau urine tidak ada
(anuria), warna secara abnormal urine keruh, sedimen kotor atau kecoklatan, berat
jenis kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukan kerusakan ginjal berat),
osmolalitas kurang dari 350 mOsm/kg menunjukan kerusakan tubular, dan rasio
urine/serum sering 1:1, klirens kreatinin menurun, natrium lebih besar dari 40
mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorpsi natriun, protein derajat tinggi
anemia, Hb biasanya kurang dari 7-8 g/dl. Natrium serum menurun, kalium
9
meningkat, kalsium menurun, magnesium/posfat meningkat, protein (khususnya
4) KUB foto menunjukan ukuran ginjal, ureter, kandung kemih, dan adanya obstruksi
(batu).
7) Ultrasono ginjal menentukan ukuran ginjal, adanya massa, kista, obstruksi pada
8) Biopsi ginjal dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel jaringan untuk
diagnosis histologis.
basa.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual,
sensasi, penurunan turgor kulit, penurunan aktifitas, akumulasi ureum dalam kulit.
dan prosedur.
10
5. Gangguan konsep diri ( gambaran diri ) berhubungan dengan penurunan fungsi tubuh,
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kriteria hasil: Klien tidak sesak nafas, edema ekstermitas berkurang, piting edema (-),
Intervensi Keperawatan:
6. Lakukan dialisis
anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet dan perubahan membran mukosa mulut.
Kriteria hasil: Mempertahankan atau meningkatkan berat badan seperti yang diindikasikan
Intervensi Keperawatan:
11
1. Kaji status nutirisi :
5. Tingkatan masukan protein yang mengandung nilai biologis tinggi seperti : telur,
6. Anjurkan cemilan tinggi kalori, rendah protein , rendah natrium, diantara waktu makan
sirkulasi, sensasi, penurunan turgor kulit, penurunan aktivtas, akumulasi ureum dalam
kulit.
Kreteria hasil : Kulit tidak kering, hiperpigmentasi berkurang, memar pada kulit berkurang.
Intervensi Keperawatan
12
Diagnosa 4 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi
Kreteria hasil : Meningkatkan rasa sejahtera, yang dapat berpartisipasi dalam aktivitas
Intervensi Keperawatan
2. Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat di toleransi bantu
c. Mengakui dan menggabungkan perubahan kedalam konsep diri dengan cara yang
Intervensi Keperawatan
1. Kaji perubahan dalam dari gangguan persepsi dan hubungan dengan derajat ketidak
mampuaan .
13
2. Identifikasi arti dari kehilangan atau disfungsi
6. Dukung prilaku atau usaha seperti peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas
dalam rehabilitasi .
Intervensi Keperawatan
penangannnya :
2. Jelaskan fungsi renal dan kuenskuensi gagal ginjal sesuai dengan tingkat pemahaman
14
DAFTAR PUSTAKA
Brunner& Sudarth, 2002, Edisi VIII, Vol. 2. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih
Corwin, J, E, 2001. Buku Saku Patofisiologi. Alih bahasa Brahm Pendit. Jakarta: EGC
Carpenito, L,J. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan, Alih
Nursalam, 2001. Proses& Dokumentasi Keperawata Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba
Medika
15