Pengertian Dan Jenis - Jenis Tenaga Kependidikan, Pembinaan Dan Pengembangan Tenaga Kependidikan
Pengertian Dan Jenis - Jenis Tenaga Kependidikan, Pembinaan Dan Pengembangan Tenaga Kependidikan
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kami semua sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Pembinaan Karir Tenaga Kependidikan :
Jenjang karir, Kepangkatan, dan Evaluasi Kinerja
Makalah ini berisi tentang Pengertian dan Jenis -jenis Tenaga Kependidikan,
Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kependidikan, serta
Tak lupa pula kami mohon maaf apabila masih terdapat banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Kami telah berusaha dan melakukan
yang terbaik, akan tetapi kami sadar makalah ini jauh dari kata sempurna.
Masukan dan saran masih kami tunggu untuk bahan perbaikan kedepannya.
Semoga makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi kita
semua, khususnya bagi teman-teman agar lebih mengerti dan memahami apa itu
Pembinaan Karir Tenaga Kependidikan
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Sistem pendidikan di Indonesia dengan berbagai lembaga yang
menyertainya ibarat membicarakan gelombang air laut yang tiada
hentinya. Pengibaratan ini tidaklah berlebihan karena banyak hal yang
bisa ditinjau di dalamnya serta banyak pula persoalan yang
membutuhkan upaya-upaya untuk memecahkan permasalahan
pendidikan tersebut.
Salah satu aspek yang terdapat dalam sistem pendidikan adalah
tenaga pendidik dan kependidikan. Tenaga pendidik dan kependidikan
dalam proses pendidikan memegang peranan penting terutama dalam
upaya membentuk karakter bangsa melalui pengembangan kepribadian
dan nilai-nilai yang hendak dicapai. Dipandang dari dimensi
pembelajaran, peranan pendidik terhadap masyarakat Indonesia tetap
dominan sekalipun teknologi yang ada saat ini sudah sedemikian
canggihnya. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses
pendidikan dan pembelajaran, yang diperankan oleh pendidik yang tidak
dapat digantikan oleh teknologi. Fungsi mereka tidak akan bisa
seluruhnya dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar bagi peserta
didiknya. Begitu pun dengan tenaga kependidikan, mereka bertugas
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan,
dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.
Sehubungan dengan tuntutan ke arah profesionalisme tenaga
pendidik dan kependidikan, maka sekarang ini sedang digalakkan
program peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang
pendidikan yang telah menjadi komitmen nasional. Di samping itu, untuk
mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu manajemen tenaga
kependidikan yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas sistem
pendidikan yang lebih maju.
3
II. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
pegawai pada suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya. Untuk
mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan, dilakukan dengan
kegiatan recruitment, yaitu usaha untuk mencari dan mendapatkan calon – calon
pegawai yang memenuhi syarat sebanyak mungkin, untuk kemudian dipilih calon
terbaik dan tercakap. Untuk kepentingan tersebut perlu dilakukan seleksi, ujian
lisan,tulisan, dan praktek. Namun ada kalanya, pada suatu organisasi,
pengadaan pegawai dapat didatangkan secara intern atau dari dalam organisasi
saja, apakah melalui promosi atau mutasi. Hal tersebut dilakukan apabila formasi
yang kosong sedikit, sementara bagian yang lain ada kelebihan pegawai atau
memang sudah dipersiapkan.
6
Untuk dapat diangkat sebagai tenaga pendidik, calon tenaga pendidik yang
bersangkutan selain memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar harus pula
memenuhi persyaratan berikut:
b. Berkepribadian Pancasila.
7
Tujuan utama diklat dan pengembangan adalah berikut ini :
8
e. Dirancang untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan,
pengembangan profesi, pemecahan masalah, kegiatan remidial,
pemeliharaan motivasi kerja dan ketahanan organisasi pendidikan.
1. Menganalisis kebutuhan
4. Tahap implementasi
9
5. Tahap evaluasi dan tindak lanjut
Cara yang lebih populer adalah melalui penataran (inservice training) baik dalam
rangka penyegaran maupun dalam rangka peningkatan kemampuan tenaga
kependidikan. Cara-cara lainnya dapat dilakukan sendiri-sendiri (self propelling
growth) atau bersama-sama (collaborative effort), misalnya mengikuti kegiatan
atau kesempatan; ore-service training, on the job training, seminar, workshop,
diskusi panel, rapat-rapat, simposium, konferensi dan sebagainya.
1. Tenaga Administrasi
10
2. Guru Honorer
3. Guru PNS
Setelah ada pengabdian selama beberapa tahun dan evaluasi pekerjaan yang
telah di capai memenuhi syarat maka akan berlanjut ke jenjang PNS ( Pegawai
Negeri Sipil )
Disini tugas wakil kepala sekolah berperan penting untuk membantu program
kepala sekolah yang telah disusun dan bertugas juga memegang peranan
sebagai kurikulum dan lain sebagainya .
5. Kepala Sekolah
Dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan ini dapat kita bedakan menjadi tiga :
a. Tenaga Struktural
b. Tenaga Fungsional
c. Tenaga Teknis Kependidikan
11
Status Ketenagaan Tempat Kerja di Sekolah
Tenaga Struktural * Kepala Sekolah* Wakil Kepala
Sekolah
- Urusan Kurikulum
– Urusan Kesiswaan
* Pengembang tes
* Pustakawan
Tenaga Teknis * Laboran * Teknisi Sumber
Belajar * Pelatih (Olahraga) ;
Kesenian & Keterampilan
* Petugas TU
a. Tenaga Struktural
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan
eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak
langsung atas satuan pendidikan. Yang termasuk di dalamnya diantaranya:
1) Kepala sekolah
12
Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan penyelenggaraan pendidikan
di sekolahnya baik ke dalam maupun ke luar yakni dengan melaksanakan segala
kebijaksanaan, peraturan dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh
lembaga yang lebih tinggi. Tugas kepala sekolah dalam kaitannya dengan
manajemen tenaga kependidikan bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak
hanya mengusahakan tercapainya tujuan sekolah, tetapi juga tujuan tenaga
kependidikan (guru dan pegawai) secara pribadi Sebagai top leader di sekolah,
kepala sekolah wajib mendayagunakan seluruh personel secara efektif dan
efisien agar tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut tercapai
secara optimal. Pendayagunaan dimaksud ditempuh dengan jalan memberikan
tugas-tugas jabatan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan masing-
masing individu. Oleh karena itu diperlukan adanya kejelasan tentang job
description atau tugas masing-masing sehingga tugas tugas yang dilaksanakan
tidak berjalan serampangan
Ada beberapa prinsip dasar yang dasar yang harus dipegang kepala sekolah
dalam menerapkan manajemen personalia, yaitu:
a) Dalam mengembangkan sekolah, sumberdaya manusia adalah komponen
paling berharga;
b) Sumberdaya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan
baik sehingga mendukung tercapainya tujuan institusi/lembaga sekolah;
c) Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial kepala
sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan
sekolah;
d) Manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar
setiap warga (guru, staf administrasi, siswa, orang tua siswa, dan yang
terkait) dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan
pengembangan sekolah.
2) Wakil kepala sekolah
a) Wakil kepala sekolah urusan kurikulum bertanggung jawab membantu
Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan langsung dengan pelaksanaan kurikulum dan proses belajar
mengajar
13
b) Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan bertanggung jawab membantu
Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan kegiatan kesiswaan dan
ekstrakurikuler
c) Wakil kepala sekolah urusan sarana prasarana bertanggung jawab atas
kegiatan-kegiatan inventaris pendayagunaan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana serta keuangan sekolah
d) Wakil kepala sekolah urusan pelayanan khusus bertanggung jawab
membantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan-pelayanan
khusus, seperti hubungan masyarakat, bimbingan dan penyuluhan, usaha
kesehatan sekolah dan perpustakaan sekolah.
b. Tenaga Fungsional
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yaitu
jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian
akademis kependidikan. Yang termasuk di dalamnya adalah:
1) Guru
Merupakan tombak dalam proses pendidikan. Proses pendidikan tidak akan
berhasil dengan baik tanpa peran guru. Secara institusional, kemajuan suatu
lembaga pendidikan lebih ditentukan oleh pimpinan lembaga tersebut daripada
pihak lain. Akan tetapi, dalam proses pembelajaran, guru berperan paling
menentukan melebihi metode atau materi. Urgensi guru dalam proses
pembelajaran ini terlukis dalam ungkapan berbahasa Arab yang pernah
disampaikan A. Malik Fajar, “al-thoriqoh ahammu min al-maddah walakinna al
muddaris ahammu mi al-thoriqoh (metode lebih penting daripada materi, tetapi
guru lebih penting daripada metode)”
Dalam proses pembelajaran, guru memegang peran yang sangat
menentukan,sehingga diperlukan langkah-langkah khusus dalam merencanakan
pengajaran. Ibrahim Bafadal sebagaimana dikutip oleh Sulistiyorini, ada 10
langkah yang harus ditempuh di antaranya:
a) Mengenali tujuan pengajaran
b) Melakukan analisis pengajaran
c) Mengenali tingkah laku dan karakteristik murid
d) Merumuskan tujuan performansi
14
e) Menegmbangkan butir-butir tes acuan patokan
f) Mengembangkan siasat pengajaran
g) Mengembangkan dan memilih materi pelajaran
h) Merancang dan melakukan penilaian formatif
i) Merevisi pengajaran
j) Melakukan penilaian sumatif
Selain hal di atas, guru dituntut memiliki sikap ideal. Dengan julukan tugas guru
sebagai tenaga pendidik dan pengajar maka mereka mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a) Guru sebagai pengelola proses pembelajaran
b) Guru sebagai moderator
c) Guru sebagai motivator
d) Guru sebagai fasilitator
e) Guru sebagai evaluator.
Sebagaimana tertera dalam UU sisdiknas No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 6
“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan”
Azhar Arsyad menyebut guru sebagai media berbasis manusia. Media
berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan
dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Guru atau instruktur dapat
merangkai pesannya untuk satu kelompok khusus, dan setelah itu dirangkai
menurut kebutuhan belajar kelompok siswa atau irama emosinya
2) Pengembang kurikulum dan teknologi pendidikan
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program program-program
pengembangan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan
pengembangan alat bantu pengajaran.
3) Pengembang tes
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program-program
pengembangan alat pengukuran dan evaluasi kegiatan-kegiatan belajar
dan kepribadian peserta didik.
4) Pustakawan
15
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program kegiatan pengelolaan
perpustakaan sekolah.
1) Laboran
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program kegiatan pengelolaan
laboratorium di sekolah.
2) Teknisi sumber belajar
Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemberian bantuan teknis
sumber-sember belajar bagi kepentingan belajar peserta didik dan
pengajaran guru
3) Pelatih (olahraga, kesenian, dan keterampilan)
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program-program kegiatan
latihan seperti olahraga, kesenian, keterampilan yang diselenggarakan
4) Petugas tata usaha
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan dan
pelayanan administratif atau teknis operasional pendidikan di sekolah
16
Pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 mengatakan bahwa penilaian kinerja
guru adalah penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugas utama
guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Evaluasi
kinerja guru/tenaga pendidik merupakan sebuah sistem pengelolaan kinerja
berbasis guru yang di buat untuk menilai/mengevaluasi tingkat kinerja guru
secara individu dalam rangka mencapai kinerja sekolah secara maksimal yang
berdampak pada peningkatan prestasi peserta didik.
17
Dalam pelaksanaan evaluasi kinerja tenaga pendidik dibutuhkan adanya
rambu-rambu/konsep evaluasi. Konsep evaluasi disini mencakup syarat sistem
evaluasi, prinsip pelaksanaan, aspek yang dinilai dalam evaluasi dan perangkat
pelaksanaan evaluasi.
18
3. Berlandaskan dokumen PK Guru. Penilai, guru/tenaga pendidik
yang dinilai, dan unsur lain yang terlibat dalam proses evaluasi
kinerja tenaga pendidik harus memahami semua dokumen yang
terkait dengan sistem evaluasi kinerja tenaga pendidik, terutama
yang berkaitan dengan pernyataan kompetensi dan indikator
kinerjanya secara utuh, sehingga penilai, guru/tenaga pendidik dan
unsur lain yang terlibat dalam proses evaluasi mengetahui dan
memahami tentang aspek yang dinilai serta dasar dan kriteria yang
digunakan dalam evaluasi.
19
6. Berorientasi pada tujuan. Evaluasi berorientasi pada tujuan
yang telah ditetapkan.
20
kompetensi profesional (Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru).
Selain syarat, prinsip dan aspek yang dievaluasi. Hal lain yang perlu
dipertimbangkan dan diperhatikan dalam pelaksanaan evaluasi kinerja tenaga
pendidik ialah perangkat pelaksanaan. Perangkat pelaksanaan digunakan
dengan tujuan agar evaluasi yang dilaksanakan memperoleh hasil yang objektif,
akurat, tepat, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun beberapa
perangkat pelaksanaanya sebagai berikut:
21
Evaluasi Kinerja Tenaga Pendidik setidaknya dilaksanakan satu tahun
sekali pada tiap sekolah. Evaluasi tersebut dilaksanakan oleh kepala sekolah
atau orang/panitia yang ditunjuk/dibentuk langsung oleh kepala sekolah.
Setelah hasil tersebut telah terisi semua, hasil dalam lembar instrumen
selanjutnya di-display ke dalam lembar laporan evaluasi. Dalam bentuk laporan
tersebut dapat dilihat secara jelas kinerja tenaga pendidik yang telah di evaluasi.
22
menjalankan tugasnya sebagai pegawai negeri sipil karena telah mencapai batas
yang telah ditentukan atau karena menjalankan hak atas pensiunnya. Batas usia
seseorang pegawai negeri sipil untuk mendapatkan pensiun adalah 56 tahun.
Batas usia ini dapat diperpanjang menjadi (1) 65 tahun bagi pegawai negeri sipil
yang memangku jabatan ahli peneliti dan peneliti, guru besar, lektor kepala dan
lektor, jabatan lainnya yang ditentukan presiden, (2) 60 tahun bagi pegawai
negeri sipil yang memangku jabatan eselon I dan eselon II, pengawas, guru
sekolah menengah sampai dengan SMTA (kepala sekolah, dan pengawas), dan
(3) 65 tahun bagi pegawai negeri sipil yang memangku jabatan sebagai hakim.
(Rugaiyah dan Atiek, 2011:96)
23
3. Peremajaan, biasanya pegawai yang telah berusia 50 tahun dan berhak
pensiun harus diberhentikan dalam jangka waktu satu tahun;
4. Tidak sehat jasmani dan rohani sehingga tidak dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik;
5. Melakukan pelanggaran tindak pidana sehingga dihukum penjara atau
kurungan;
6. Melanggar sumpah atau janji pegawai negeri sipil.
24
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
25
DAFTAR PUSTAKA
MS, Djohar, 2006, Guru, Pendidikan & Pembinaannya, Yogyakarta: CV. Grafika
Indah
Sismiati Atiek, Rugaiyah, 2011, Profesi Kependidikan, Bogor: Ghalia Indonesia
26