Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Laserasi Duktus Lakrimalis

Trauma kanalik mengacu pada cedera fisik mendadak yang menyebabkan


kerusakan pada sistem drainase lakrimal mata. Kanalikuli lakrimal terletak di dalam
aspek medial kelopak mata. Area area ini tidak seperti bagian kelopak mata lainnya
karena tidak mengandung substruktur tarsal. Oleh karena itu, trauma yang
mengubah kelopak mata dari keterikatannya yang kuat pada tendon cantal medial,
lakrimal, dan tulang maksilaris, cenderung menyebabkan avulsi pada aspek medial
kelopak mata. Banyak jenis trauma pada wajah dapat menyebabkan kerusakan pada
sistem drainase lakrimal. Gigitan anjing adalah penyebab umum laserasi kanalikuli
karena kecenderungan jenis cedera ini terjadi di dekat kantus medial.(Sadiq, 2015)
1.2 Anatomi Sistem Lakrimalis
Aparatus lakrimalis terdiri atas kelenjar lakrimal, kanalikuli, sakus
lakrimalis dan duktus nasolakrimalis. Kelenjar lakrimal adalah kelenjar penghasil
air mata yang terletak di bagian anterior superior temporal dari orbita. Kelenjar ini
terdiri atas beberapa lobus kelenjar yang terpisah dengan duktus ekskretorius yang
menghubungkan kelenjar dengan forniks superior konjungtiva (forniks merupakan
sinus-sinus berlapis konjungtiva di antara kelopak mata dan bola mata). Kelenjar
lakrimal merupakan kelenjar tubuloalveolar yang umumnya memiliki lumen lebar
dan terdiri atas sel berbentuk kolom berjenis serosa. Sel-sel ini memperlihatkan
granul sekresi yang terpulas pucat dan suatu lamina basal yang memisahkan sel dari
jaringan ikat sekitarnya.

Sel mioepitel berkembang biak mengelilingi bagian sekresi kelenjar


lakrimal. Sekret kelenjar mengalir ke bawah melalui permukaan kornea dan
konjungtiva bulbi dan palpebra, yang membasahi permukaan bagian-bagian ini.
Sekret mengalir ke dalam kanalikuli lakrimalis melalui punktum lakrimal, yang
merupakan lubang bulat berdiameter 0,5 mm pada sisi medial tepian kelopak atas
dan bawah. Kanalikuli, yang berdiameter sekitar 1 mm dan panjang 8 mm,
bergabung membentuk kanalikuli komunis tepat sebelum bermuara ke dalam sakus
lakrimalis yang dilapisi epitel berlapis gepeng tebal. Kelenjar lakrimal menyekresi
cairan yang kaya akan lisosom, yaitu suatu enzim yang menghidrolisis dinding sel
spesies bakteri tertentu, yang memudahkan penghancurannya. (Junqueira, 2007)

Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu sistem produksi dan sistem
ekskresi. Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di kelenjar lakrimal yang
terletak di fossa lakrimal bagian superior kuadran temporal dari orbita. Sistem
ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus
lakrimal, duktus nasolakrimal dan meatus inferior. Sistem ekskresi, yang terdiri atas
pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal.
Sakus lakrimal terletak di bagian depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal
akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior.(Mawn, 2012)

Sekresi dari kelenjar lakrimal utama dipicu oleh emosi atau iritasi fisik
sehingga menyebabkan air mata mengalir deras di atas margin tutup (epiphora).
Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke dalam
sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak
menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang
disebut dengan epifora. Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang
berlebihan dari kelenjar lakrimal. Untuk melihat adanya sumbatan pada duktus
nasolakrimal, maka sebaiknya dilakukan penekanan pada saccus lakrimal, bila
terdapat penyumbatan yang disertai dakriosistitis, maka cairan berlendir kental
akan keluar melalui pungtum lakrimal. (Ilyas, 2009)
Gambar 1.1 Anatomi Apparatus Lakrimal

1.3 Epidemiologi Laserasi Lakrimal

Laserasi dari sistem canalicular sering terjadi karena adanya trauma. Cedera
pada bagian kanalikular dari sistem drainase air mata dapat terjadi karena adanya
cedera terisolasi atau sebagai salah satu komponen dari cedera yang lebih luas,
termasuk beberapa laserasi tutup, patah tulang orbital, dan cedera yang luas.
Penyebab luka kanalikular meliputi serangan, jatuh dan tabrakan, trauma tajam
(pisau, gantungan baju, kuku, gelas), kecelakaan kendaraan bermotor, gigitan
anjing, cakaran kucing, dan trauma olahraga. Laserasi Canalicular adalah penyebab
paling sering dari cedera pada sistem lakrimal. Kanalikuli inferior terlibat dalam
lebih dari 50-75% kasus. Bagian bawah adalah bagian yang paling sering terlibat.
Pada tahun 2002, didapatkan sekitar 1,97 juta kunjungan ke bagian gawat darurat
karena luka wajah. Robeknya sistem canalicular memiliki persentase yang sangat
kecil dari luka wajah. Sebuah survei dari ahli bedah di Inggris menemukan 83%
dari 92 pembedahan perbaikan didapatkan kurang dari 5-10 laserasi canalicular per
tahun. Penelitian yang dilakukan di Munich, Jerman didapatkan pasien luka di
kelopak mata dengan keterlibatan sistem kanalikuli ditemukan sebanyak 16%.
Sebuah survei tahun 2006 di Inggris menunjukkan bahwa pengelolaan luka
kanalikuli sangat bervariasi. Jika sistem kanalikuli tidak di tangani segera akan
menyebabkan gangguan pada anatomi lakrimal dan memberikan gambaran yang
abnormal pada kantus medial. Studi telah menunjukkan bahwa perbaikan primer
dapat mengembalikan fungsi dan posisi dengan baik sehingga baik inferior dan
sistem drainase lakrimal superior dapat berperan dalam fungsi yang tepat dari
sistem drainase air mata. Ras belum dilaporkan menjadi faktor dalam trauma
dengan sistem kanalikuli. Laki-laki lebih banyak terkena trauma pada sistem
lakrimal dibandingkan wanita. Laserasi kanalikuli yang paling umum terjadi pada
orang dewasa muda. Laserasi kanalikuli pada balita sering terjadi akibat gigitan
anjing. Rata-rata rentang usia yang dilaporkan terkena antara 18-30 tahun.(
Drnovšek-Olup Brigita, 2004)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadiq MA, Corkin F, Mantagos IS. Eyelid Lacerations Due to Dog


Bite in Children. J Pediatr Ophthalmol Strabismus. 2015. 9:1-4
2. Drnovšek-Olup Brigita, Beltram Matej. Trauma of the Lacrimal
Drainage System: Retrospective Study of 32 Patient. Slovenia:
University Eye Clinic, Medical Center Ljubljana; 2004.p.292-294.
3. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2009. P 1-2.
4. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar. Edisi 10. Jakarta: EGC;
2007. P 463-4.
5. Mawn A Louise. Canalicular Laceration.
http://emedicine.medscape.com/article/1210031-overview. Januari
2012. (Diunduh tanggal 27 Juni 2013).

Anda mungkin juga menyukai