(Mahasiswa)
Tim Penyusun :
dr.Ihsan Jaya
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
TINJAUAN ISLAMI JENAZAH
Setelah kelulusan,, dokter manapun dapat berhadapan dengan situasi di mana ia harus
mempertimbangan tinjuan Al-islam dan kemuhammadiyaan dalam aspek pemeriksaan pada
orang mati. Kondisi adanya ketidak pahaman orang awam dan masyarakat terhadap pentingnya
pemeriksaan pada orang mati baik itu dari segi hukum dan agama, membuat banyak kendala di
dalam pelaksanaan kedokteran forensic khususnya pada pemeriksaan pada orang mati. Oleh
karena itu, sangatlah penting untuk mengetahui pandangan islam tentang perbuatan – perbuatan
yang berhubungan dengan orang mati agar kedepan proses pembuktian hukum di bidang forensic
dapat terlaksana dengan lancer.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul, mahasiwa diharapkan memiliki pemahaman mengenai aspek islami
dari pemeliharaan jenazah khususnya dasar hukum yang berkaitan dengan hal tersebut baik
secara hukum islam dan tata hukum yang berlaku di Negara kita seingga mahasiswa mampu
memberikan penjelasan dan edukasi terhadap masyarakat tentang pelaksanaan visum et repertum
pada korban mati.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
C. STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Diskusi terpimpin, difasilitasi oleh tutor
2. Diskusi terpimpin tanpa tutor
3. Konsultasi dengan pakar
4. Kuliah pakar pada kuliah umum
5. Belajar mandiri dengan buku, majalah , slide, tape recorder, video atau internet.
D. SKENARIO
Skenario 1.1
Sesosok mayat Mr.X ditemukan oleh warga tergeletak di belakang taman fasilitas umum
pada pukul 06.00 pagi. Dari hasil investigasi kepolisian di duga korban merupakan korban
penganiyayaan yang terjadi pada malam hari sebelumnya. Untuk memastikannya pihak
penyidik membawa mayat tersebut ke RS Bayangkara untuk di lakukan otopsi. Setelah
sampai di rumah sakit bayangkara, dokter forensic disana merencanakan melakukan autopsy
pada pukul 20.00 malam . Namun pada pukul 19.00 malam , keluarga Mr.x datang dan ingin
mengambil mayat tersebut karena ingin secepatnya di kuburkan agar tidak melewati 5 waktu
sholat.
Skenario 1.2
1. Setelah membaca skenario dengan saksama, mahasiswa harus mendiskusikan kasus dalam
diskusi terpimpin. Baik ketua maupun sekertaris dipilih oleh sesama mahasiswa.
3. Melakukan diskusi mandiri (tanpa tutor), brain storming sesama anggota kelompok untuk
menganalisa dan menyintesis informasi baru.
4. Mengkonsultasikan masalah yang terungkap selama kegiatan PBL kepada pakar untuk
pemahaman lanjut.