Anda di halaman 1dari 34

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Tetanus pada maternal dan neonatal merupakan penyebab kematian paling sering
terjadi akibat persalinan dan penanganan tali pusat tidak bersih. Tetanus ditandai dengan
kaku otot yang nyeri karena disebabkan oleh neurotoxin yang dihasilkan oleh Clostridium
tetani pada luka anaerob (tertutup). Tetanus neonatorum (TN) adalah tetanus pada bayi
usia hari ke 3 sampai hari ke 28 setelah lahir dan Tetanus maternal (TM) adalah tetanus
pada kehamilan dan dalam 6 minggu setelah melahirkan. Penyakit tetanus ini tidak dapat
diberantas melainkan hanya dapat ditekan/dieliminasi. Upaya eliminasi Tetanus Maternal
dan Neonatal (TMN) bertujuan mengurangi jumlah kasus TMN, dapat dilakukan dengan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan penanganan tali pusat yang higienis.1,2
Eliminasi tetanus neonatorum (ETN) dikatakan tercapai apabila jumlah kasus tetanus yang
kurang dari satu per 1000 kelahiran hidup di setiap kabupaten/kota. Secara operasional,
status ETN ini dapat diukur dengan unit terkecilnya pada kabupaten/kota dengan indikator
penilaian cakupan imunisasi Tetanus Toksoid 2+ (TT2+) pada wanita usia subur (WUS)
termasuk ibu hamil didalamnya.3

Berdasarkan WHO tahun 2013 sekitar 49.000 bayi baru lahir meninggal akibat TN.
Tahun 2015 WHO menyatakan bahwa masih terdapat 21 negara yang belum tereliminasi
tetanus neonatorum dan tetanus maternal, salah satunya adalah Indonesia.4 Data SDKI
(Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia), Angka Kematian Neonatal (AKN) pada
tahun 2012 sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup dan TN merupakan salah satu penyebab
utamanya, sehingga tetanus merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan
di Indonesia.1 Pada tahun 2016 menurut Profil Kesehatan Indonesia, dilaporkan terdapat
14 kasus TN dari 6 provinsi dengan jumlah meninggal 6 kasus atau CFR 42,9%.
Dibandingkan tahun 2015, terjadi penurunan baik jumlah kasus maupun CFR-nya, yaitu
53 kasus dari 13 provinsi dengan CFR sebesar 50,9%.5

Berdasarkan data dari Subdit Surveilens, Ditjen P2&PL, Departemen Kesehatan


pada tahun 2007-2011 menunjukkan jumlah kasus tetanus neonatorum paling besar terjadi
pada ibu hamil yang tidak divaksinasi, dari 114 kasus TN pada tahun 2011, sebesar 67
kasus (58%) terjadi pada ibu hamil yang tidak divaksinasi.1 Kurangnya hasil cakupan

1
imunisasi TT lengkap pada ibu hamil berarti akan mengurangi keberhasilan program
imunisasi dalam melindungi ibu hamil dan bayi dari penyakit tetanus.

Berdasarkan laporan Kementrian Kesehatan RI tahun 2015 tentang cakupan


imunisasi TT2+ pada ibu hamil di Indonesia sebesar 65,20%, dengan 3 provinsi tertinggi
yaitu Jawa Barat 93,5%, Belitung 91,2%, dan Jambi 87,68%.4 Kemudian, berdasarkan
laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang tentang cakupan imunisasi TT 2+
pada ibu hamil pada tahun 2017, cakupan yang diperoleh sebesar 65%.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya, yaitu:

1. Menurut WHO pada tahun 2013, angka kematian bayi baru lahir akibat tetanus secara
global adalah sebesar 49.000 bayi.
2. Menurut data SDKI 2012, angka kematian neonatal di Indonesia sebesar 19 per 1000
kelahiran hidup dan TN merupakan salah satu penyebab utamanya.

3. Menurut Profil Kesehatan Indonesia 2016, terdapat 14 kasus TN dari 6 provinsi


dengan jumlah meninggal 6 kasus atau CFR 42,9%.

4. Sebesar 58% kasus tetanus neonatorum di Indonesia terjadi pada ibu yang tidak
divaksinasi.
5. Penyakit tetanus ini tidak dapat diberantas melainkan hanya dapat ditekan/dieliminasi.
6. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI 2015, cakupan imunisasi TT2+
pada ibu hamil di Indonesia sebesar 65,20% dan Jawa Barat sebesar 93,5%.
7. Berdasarkan laporan imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang 2017, cakupan
imunisasi TT2+ pada ibu hamil di Kabupaten Karawang sebesar 65%.
8. Belum diketahuinya penyebab masalah dari program pelayanan imnisasi TT2+ pada
ibu hamil di Puskesmas Rengasdengklok, Karawang pada periode Januari 2017
sampai dengan Desember 2017.

2
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui masalah, penyebab masalah dan menyelesaikan masalah yang terdapat


pada program pelayanan imunisasi TT2+ ibu hamil di Puskesmas Rengasdengklok,
Kabupaten Karawang pada periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 dengan
menggunakan pendekatan sistem.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya besar sasaran ibu hamil di puskesmas Rengasdengklok,


Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.

2. Diketahuinya perhitungan kebutuhan logistik Imunisasi TT

3. Diketahuinya pendistribusian dan pengelolaan vaksin TT

4. Diketahuinya rantai dingin imunisasi TT

5. Diketahuinya cakupan pelayanan imunisasi TT2+ pada ibu hamil di Puskesmas


Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember
2017.

6. Diketahuinya cakupan penapisan sederhana status TT ibu hamil di Puskesmas


Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember
2017.

7. Diketahuinya proses pencatatan dan pelaporan imunisasi TT pada ibu hamil

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Evaluator

1. Menerapkan ilmu pengetahuan mengenai program puskesmas yang diperoleh selama


kuliah.

2. Melatih dan mempersiapkan diri dalam mengevaluasi suatu program puskesmas


melalui pendekatan sistem.

3
3. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam menjalankan program puskesmas
khususnya program imunisasi TT2+ ibu hamil sekaligus merangsang cara berpikir
kritis dan ilmiah.

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi

1. Mewujudkan UKRIDA sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang


kesehatan masyarakat.

2. Mewujudkan UKRIDA sebagai universitas yang menghasilkan dokter yang


berkualitas dan memiliki kepedulian terhadap kesehatan masyarakat luas.

1.4.3 Bagi Puskesmas

1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan program imunisasi


tetanus toxoid pada ibu hamil disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan
masalah.

2. Memberikan masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta


masyarakat dalam melaksanakan program imunisasi TT2+ ibu hamil secara optimal.

3. Membantu kemandirian puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program


imunisasi tetanus toxoid ibu hamil sehingga dapat memenuhi target cakupan program
imunisasi.

1.4.4 Bagi Masyarakat

1. Memperbaiki program sehingga menjadi lebih baik bagi masyarakat.

2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya kegiatan imunisasi TT2+


pada ibu hamil di Puskesmas Rengsdengkok, Kabupaten Karawang periode Januari
2017 sampai dengan Desember 2017.

3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Puskesmas Rengasdengkok,


Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.

1.5 Sasaran

Semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok,


Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.

4
Bab II

Materi dan Metode

2.1 Materi

Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan
bulanan puskesmas mengenai program imunisasi TT2+ pada ibu hamil di Puskesmas
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari 2017 sampai dengan Desember
2017, yang berisi kegiatan sebagai berikut:

1. Penentuan besar sasaran ibu hamil


2. Penghitungan kebutuhan logistik imunisasi TT
3. Pendistribusian dan pengelolaan vaksin TT
4. Rantai dingin imunisasi TT
5. Penapisan sederhana status TT ibu hamil
6. Pelayanan imunisasi TT pada ibu hamil
7. Pencatatan dan pelaporan program imunisasi TT pada ibu hamil

2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan program imunisasi TT
2+ pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa
Barat periode Januari 2017 sampai Desember 2017 terhadap tolok ukur yang ditetapkan
dengan mengadakan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, analisis data,
dan interpretasi data dengan menggunakan pendeketan sistem sehingga dapat ditemukan
masalah yang ada dari pelaksanaan program imunisasi TT2+ pada ibu hamil di Puskesmas
Rengasdengklok kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut
berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.

5
Bab III

Kerangka Teori

3.1 Bagan Sistem

Gambar 1. Bagan Sistem

Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu
proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana
(money), sarana (material), metode (method).

2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem dan
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari
unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),
dan pemantauan (controlling).

3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.

4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non
fisik.

5. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa rapat bulanan.

6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.

3.2 Tolok Ukur

Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran. Digunakan sebagai
pembanding atau target yang harus dicapai dalam program pelayanan imunisasi TT2+ pada
ibu hamil.

7
Bab IV

Penyajian Data

4.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan diambil dari:

1. Profil kesehatan Puskesmas Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat


periode Juni 2017 sampai Mei 2018.

2. Data geografis dan data demografis dari Puskesmas Rengasdengklok, Kabupaten


Karawang.

3. Data PWS program imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil Puskesmas
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Juni 2017 sampai dengan Mei 2018.

4. Data laporan bulanan penapisan sederhana imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil
Puskesmas Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Juni 2017 sampai dengan
Mei 2018.

5. Data laporan indeks pemakaian vaksin Tetanus Toxoid pada ibu hamil Puskesmas
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Juni 2017 sampai dengan Mei 2018.

4.1.Data Uumum
4.2.1 Data Geografis
Lokasi Puskesmas
Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok adalah Puskesmas dengan DTP PONED yang
merupakan puskesmas induk dan tidak memiliki Puskesmas pembantu (Pustu).
Puskesmas ini terletak di Jalan Tugu Proklamasi RT 022/ RW 012, Rengasdengklok,
Karawang.
Batas Wilayah Kerja
Batas wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok:
 Sebelah Utara : Wilayah Puskesmas Jayakerta dan Medangasem
 Sebelah Selatan : Wilayah Puskesmas Kalangsari
 Sebelah Barat : Dibatasi Sungai Citarum Kabupaten Bekasi

9
 Sebelah Timur : Wilayah Puskesmas Kutamukti dan Kutawaluya
Luas Wilayah Kerja
Luas wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok ± 1.575 Ha yang terdiri dari tanah
darat 215 ha (20%), sawah 1260 ha (80%), kepadatan penduduk ± 479 jiwa/ km 2,
terdiri atas 6 desa (Dewisari, Kertasari, Rengasdengklok Utara, Rengasdengklok
Selatan, Amansari, dan Dukuhkarya), dengan 32 dusun dan 157 RT.

4.2.2 Data Demografi


Berdasarkan data proyeksi penduduk tahun 2017 wilayah Puskesmas
Rengasdengklok memiliki penduduk 79.822 orang terdiri dari laki – laki 32.096 orang
dan perempuan 47.726 orang, jumlah KK 23.691 dengan jumlah bayi (0-11 bulan)
1.128, baduta (0-1 tahun) 2.944, batita (0-2 tahun) 4.394, anak balita (1-4 tahun) 5.755,
balita (0-4 tahun) sebanyak 7.255, ibu hamil 1.617, ibu bersalin 1.544, ibu menyusui
1.544.
Mata pencaharian terbanyak di Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten
Karawang adalah pedagang sebanyak 55.086 penduduk (72,39%). Tingkat pendidikan
penduduk Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang yang terbanyak adalah
tingkat pendidikan rendah sebanyak 52.164 penduduk (68,55%). Agama yang paling
banyak dianut di Kecamatan Rengasdengklook Kabupaten Karawang adalah agama
Islam (96,30%).2

4.2.3 Data Fasilitas Kesehatan


Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas
Rengadengklok, antara lain:
Puskesmas :1 Posbindu :7
Rumah Sakit :1 Praktek dokter gigi :2
Rumah Bersalin :1 Institusi tempat kerja : 26
Klinik 24 Jam :4 Tempat-tempat umum : 322
Praktek bidan : 26 Pendidikan : 29
Dokter praktek :8
Posyandu : 57
4.3 Data Khusus

4.3.1 Masukan (Input)


4.3.1.1 Tenaga (Man):
 Kepala Puskesmas : 1 orang

 Koordinator UKM : 1 orang

 Koordinator Program Imunisasi : 1 orang

 Petugas Pengelola Vaksin : 1 orang

 Pelaksana Imunisasi :14 orang (bidan desa)

4.3.1.2 Dana(Money):

 APBD : Ada

 BOK : Ada

4.3.1.3 Sarana (Material):

 Medis
o Peralatan suntik
 Auto Disable Syringe (0,05ml; 0,5ml; 5ml) : Ada
 Alkohol 70 % : Ada
 Cold Chain:
 Lemari es : 1 buah
 Vaccine refrigerator : 1 buah
 Vaccine Carrier (Cold box) : Setiap tim lapangan ada 1 buah
 Termos + 4 buah cold pack : Sesuai jumlah tim lapangan
 Vaksin
 Tetanus Toxoid : Ada
o Non Medis
 Leaflet : Tidak ada
 Poster : Tidak ada
 Proyektor : Ada

11
 Layar : Ada
o Gedung Puskesmas
 Ruang Pendaftaran : 1 ruang
 Ruang Tunggu : 3 ruang
 Ruang Periksa : 5 ruang
 Kamar Obat : 1 ruang
 Aula : 1 ruang
o Posyandu (46 pos) : Sistem lima meja
o Buku KIA : Ada
o Buku pencatatan hasil imunisasi : Ada
o Buku pencatatan stok vaksin : Ada
o Kartu pencatatan suhu lemari es : Ada
o Kartu pencatatan suhu freezer : 1 lembar/bulan
o Kapas dan tempatnya : Ada
o Tempat sampah : 3 buah
o Safety box : Sesuai tim
lapangan
o Kartu TT seumur hidup : Tidak ada
o Panduan pertanyaan untuk penapisan/screening : Tidak ada

4.3.1.4 Metode

1. Penentuan Besar Sasaran Ibu Hamil yang Belum Mencapai Status T5

Penentuan sasaran ibu hamil dengan menghitung jumlah semua ibu hamil di
wilayah dalam kurun waktu 1 tahun. Ibu hamil menjadi sasaran imunisasi TT untuk
melindungi ibu dan bayi dari tetanus. Besar sasaran ibu hamil didapat dari:

2. Penghitungan Kebutuhan Logistik Imunisasi TT

Logistik imunisasi terdiri dari vaksin, Auto Disable Syringe (ADS), dan safety
box. Dalam menghitung jumlah kebutuhan vaksin perlu diperhatikan jumlah sasaran,
target cakupan, dan indeks pemakaian (IP) vaksin. IP vaksin dihitung setiap bulan dari

12
jumlah suntikan yang diberikan tahun lalu dibagi dengan jumlah vaksin terpakai tahun
lalu.

Alat suntik yang dipergunakan dalam pemberian imunisasi adalah alat suntik
yang akan mengalami kerusakan setelah sekali pemakaian (Auto Disable
Syringe/ADS). Ukuran ADS yang digunakan untuk vaksin TT adalah 0,5 ml.

Safety box digunakan untuk menampung alat suntik bekas pelayanan imunisasi
sebelum dimusnahkan. Safety box ukuran 2.5 liter mampu menampung 50 alat suntik
bekas, sedangkan ukuran 5 liter menampung 100 alat suntik bekas. Limbah imunisasi
selain alat suntik bekas tidak boleh dimasukkan ke dalam safety box.

3. Pendistribusian dan Pengelolaan Vaksin TT

Pendistribusian merupakan tanggung jawab pemerintah daerah secara


berjenjang dengan mekanisme diantar oleh level yang lebih atas atau diambil oleh level
yang lebih bawah, tergantung dari kebijakan masing-masing daerah. Proses
pendistribusian vaksin dari pusat sampai ke tingkat pelayanan ini harus
mempertahankan kualitas vaksin tetap tinggi agar mampu memberikan kekebalan yang
optimal kepada sasaran. Untuk menjaga kualitas vaksin sejak diterima sampai
didistribusikan ke tingkat berikutnya (atau digunakan), vaksin harus disimpan pada
suhu yang ditetapkan, yaitu antara 2oC – 8oC untuk vaksin TT.

4. Rantai Dingin Imunisasi TT

a. Vaksin TT disimpan di vaccine refrigerator pada suhu 20 – 80 C.


b. Pada saat pengiriman maupun di tempat pelayanan, vaksin disimpan dalam vaccine
carrier dengan 4 kotak dingin cair. Jangan gunakan es batu/kotak dingin beku. Ingat!
Pembekuan merusak vaksin TT.
c. Lindungi vaksin dari cahaya matahari langsung dan sumber panas.
d. Pastikan vaksin TT yang belum terbuka selalu berada di dalam vaccine carrier
selama pelayanan.

13
e. Vaksin yang bisa dipakai adalah vaksin yang belum kedaluarsa dengan kondisi
VVM A atau B dan tidak pernah beku.
f. Sementara menunggu sasaran datang, vaksin yang telah dibuka disimpan di antara
busa (spons) pada vaccine carrier.
g. Vaksin berikutnya dibuka setelah vaksin sebelumnya habis terpakai.
h. Jangan mengisi vaksin ke dalam semprit sebelum sasaran siap untuk disuntik.

5. Penapisan Sederhana Status TT Ibu Hamil

Penapisan dilakukan berdasarkan riwayat imunisasi yang tercatat maupun


berdasarkan ingatan. Apabila data imunisasi saat bayi tercatat pada kartu imunisasi atau
buku KIA maka riwayat imunisasi TT pada saat bayi dapat diperhitungkan. Terdapat
panduan pertanyaan untuk penapisan/screening. Perhatikan interval minimum yang
dianjurkan untuk menentukan status TT ibu hamil. Untuk ibu hamil yang sudah
mencapai status T5 tidak perlu lagi mendapat imunisasi TT saat hamil.

14
6. Pelayanan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil.

Pelayanan imunisasi dapat dilakukan di dalam gedung (Puskesmas) atau di luar


gedung (Posyandu).

7. Penyuluhan/Kampanye Imunisasi.

Penyuluhan dapat dilakukan baik secara perorangan maupun kelompok agar ibu
hamil memahami kegunaan imunisasi TT. Penyuluhan perorangan dilakukan setiap hari
ketika ibu hamil datang ke puskesmas. Sedangkan penyuluhan kelompok dilakukan
setiap bulan di posyandu.

8. Pemantauan imunisasi TT.

Pemantauan program imunisasi dilakukan menggunakan Pemantauan Wilayah


Setempat (PWS). PWS berfungsi untuk memantau program dengan cara sederhana
secara rutin sehingga dapat mengetahui wilayah yang belum tercapai. Prinsip PWS,
yaitu:

a. Memanfaatkan data yang ada dari laporan cakupan imunisasi.


b. Menggunakan indikator sederhana.
c. Dimanfaatkan untuk mengambil keputusan setempat.
d. Teratur dan tepat waktu setiap bulan.
e. Sebagai umpan balik untuk dapat mengambil tindakan.
f. Membuat grafik yang jelas dan menarik untuk masing-masing indikator di atas,
untuk memudahkan analisa.
9. Pencatatan dan Pelaporan Program Imunisasi TT pada Ibu Hamil
Pencatatan dan pelaporan dalam program imunisasi memegang peranan penting
dan sangat menentukan. Selain menunjang pelayanan imunisasi juga menjadi dasar
untuk membuat perencanaan dan evaluasi. Alat – alat pencatat dasar yang harus dimiliki
puskesmas, antara lain: Buku register imunisasi, Kartu Imunisasi, Buku stock vaksin,
Buku grafik pencatatan suhu, dan Sistem untuk menindaklanjuti drop out.

15
4.3.2 Proses (Process)

4.3.2.1 Perencanaan

1. Penentuan Besar Sasaran Ibu Hamil untuk Imunisasi TT

Sasaran ibu hamil adalah jumlah semua ibu hamil di wilayah dalam kurun waktu 1
tahun.

a. Besar sasaran: 1868 ibu hamil


b. Target cakupan: Cakupan imunisasi TT2+ ibu hamil adalah 90% berdasarkan PKP
Kabupaten Karawang.
2. Penghitungan Kebutuhan Logistik
Logistik imunisasi terdiri dari vaksin, Auto Disposable Syringe (ADS), dan safety
box.
Kebutuhan vaksin = Jumlah sasaran x target cakupan
IP vaksin
1868 90%
8
= 210
 Kebutuhan Alat Suntik = Jumlah Sasaran x Target Cakupan

= 1868 x 90%
= 1681 alat suntik
 Kebutuhan Cold Chain:
o Lemari Es : 1 buah
o Vaccine refrigerator : 1 buah
o Vaccine Carrier (Cold box) : Setiap tim lapangan ada 1 buah
o Termos + 4 buah cold pack : Sesuai jumlah tim lapangan

16
4.3.2.2 Pengorganisasian

Adanya pembagian dan pemberian tugas yang teratur dalam melaksanakan


tugasnya

Kepala Puskesmas
Dr. Hj. Siti Yulyana

Kepala Program Imunisasi


Meineni, Am.Keb. SKM

Pelaksana Program Imunisasi


Bidan KIA

Pelaksana Program Imunisasi, antara lain :


1. Hendrawati, Am. Keb.
2. Faradilaningsih, Am. Keb.
3. Rita Monica Doty, Am. Keb.
4. Sri Rahayu, Am. Keb.
5. Geulis Nurhayati, Am. Keb.
6. Yeni, Am. Keb.
7. Yuyu Sri Wahyuni, Am. Keb.
8. Sishi Clara AY, Am. Keb.
9. Resa Rosilawati, Am. Keb.
10. Wiji Astuti, Am. Keb.
11. Gita Febria, Am. Keb.

Berdasarkan bagan diatas, maka pembagian tugas masing-masing bagian adalah:


a. Kepala Puskesmas
 Sebagai penanggung jawab daripada program
 Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan imunisasi TT di wilayah kerja yang
berhubungan dengan bagian KIA, dan imunisasi.
b. Kepala UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)

17
 Melakukan pengawasan terhadap koordinator pelaksaan program imunisasi dalam
menjalankan tugas dan fungsinya
c. Koordinator Program Imunisasi
 Sebagai koordinator program.
 Melakukan pencatatan hasil cakupan program dan melaporkan hasil pencatatan
kepada kepala puskesmas dalam waktu tiap bulan.
 Mengkoordinasi bidan desa untuk dapat melakukan tugasnya dengan baik.
c. Bidan desa, Bidan Swasta
 Sebagai pelaksana kegiatan imunisasi Tetanus Toxoid
 Sebagai pelaksana kegiatan penyuluhan perorangan dan kelompok mengenai
imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil
 Melakukan pencatatan dan melaporkan hasil pencatatan.
4.3.2.3 Pelaksanaan

Pelaksanaan sesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan,


dilaksanakan secara berkala:

1. Besar Sasaran Ibu Hamil yang belum Mencapai Status T5


Besar sasaran ibu hamil untuk diberikan imunisasi TT adalah sebanyak 1868 ibu
hamil.

2. Pemenuhan Kebutuhan Logistik Imunisasi Tetanus Toxoid


a. Pemenuhan kebutuhan vaksin : terpenuhi

b. Pemenuhan kebutuhan alat suntik : terpenuhi

c. Pemenuhan kebutuhan cold chain : sesuai jumlah tim lapangan

3. Pendistribusian dan Pengelolaan Vaksin

Vaksin TT dari kabupaten diambil oleh puskesmas menggunakan vaccine


carrier dengan cool pack. Disertai Surat Bukti Barang Keluar dan Vaccine Arrival
Report. Distribusi dari puskesmas ke posyandu biasanya diambil sendiri oleh bidan desa
setiap bulannya sesuai jadwal posyandu di masing-masing desa. Pencatatan suhu
dilakukan dua kali sehari, yaitu saat pagi hari dan menjelang pulang siang/sore.

18
4. Penyimpanan Vaksin
a. Vaksin disimpan pada suhu antara 2-80 C.
b. Bagian bawah lemari es diletakkan kotak dingin cair (cool pack) sebagai penahan
dingin dan kestabilan suhu
c. Vaksin TT diletakkan lebih jauh dari evaporator.
d. Jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari tangan agar terjadi sirkulasi
udara yang baik.
e. Ada1 buah thermometer Muller di bagian tengah lemari es.
f. Pencatatan suhu dilakukan sehari 2x yaitu pada pagi hari dan menjelang pulang
siang/sore.
5. Rantai Dingin Vaksin TT di Lapangan
a.a. Pembawaan vaksin ke tempat posyandu menggunakan termos dan 4 kotak dingin
cair (cool pack).
a.b. Terdapat busa atau spons untuk menyimpan vaksin yang telah dibuka.
6. Penapisan Sederhana Status TT Ibu Hamil
a. Penapisan berdasarkan ingatan.
b. Tidak menggunakan panduan pertanyaan untuk penapisan/screening.
c. Tidak tersedianya Kartu TT seumur hidup.
7. Pelayanan Imunisasi Tetanus Toxoid pada Ibu Hamil
a. Posyandu : 1 kali dalam sebulan.

b. Puskesmas : belum ada jadwal tetap.

c. Waktu minimal antara pemberian vaksin TT pada ibu hamil 4 minggu.

8. Penyuluhan Mengenai Imunisasi Tetanus Toxoid pada Ibu Hamil


a. Perorangan : setiap kali kunjungan ibu hamil ke Posyandu.

b. Kelompok : setiap bulan setiap kelas ibu hamil

9. Pemantauan Imunisasi TT
Pemantauan dilakukan menggunakan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) untuk
mengetahui cakupan dari wilayah yang belum tercapai.
10. Pencatatan dan pelaporan program imunisasi Tetanus Toxoid terhadap ibu hamil
dilaksanakan setiap bulan sebelum tanggal 5.

19
4.3.2.4 Pengawasan

1. Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berkala setiap bulan sebelum tanggal 5 oleh
pemegang program imunisasi.
2. Lokakarya mini puskesmas dilakukan setiap 3 bulan di Kecamatan.
3. Meeting bidan desa setiap hari Senin.

4.3.3 Keluaran
4.3.3.1 Cakupan Penapisan Sederhana Status TT Ibu Hamil

Tabel 4.1 Data Cakupan Penapisan Sederhana Status Ibu Hamil di Puskesmas
Rengasdengklok Periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017.

Sasaran Hasil

Dilakukan setiap kali kunjungan ibu hamil Dilakukan setiap kali kunjungan ibu hamil saat
saat ANC ANC, namun screening belum memakai panduan
pertanyaan terutama jika berdasarkan ingatan
sehingga tidak valid

20
4.3.3.2 Cakupan Pelayanan Imunisasi TT2+ pada Ibu Hamil

waktu TT1 TT2 TT3 TT4 TT5 Jumlah Jumlah


Ulang Ulang Ulang TT2-TT5

2017 Januari 50 73 29 28 19 149 199

Februari 68 68 34 16 10 128 196

Maret 59 68 28 19 23 138 197

April 56 55 22 15 13 105 161

Mei 60 70 38 22 16 146 206

Juni 44 63 29 15 17 124 168

Juli 55 72 28 13 11 124 179

Agustus 45 57 27 15 17 116 161

September 44 45 25 23 29 122 166

Oktober 43 38 22 15 23 98 141

November 62 46 30 27 26 129 191

Desember 66 49 31 18 19 117 183

Total 652 704 343 226 223 1496 2148

Tabel Data Cakupan Imunisasi Tetanus Toxoid pada Ibu Hamil di Puskesmas Rengasdengklok Periode Januari 2017 sampai
dengan Desember 2017

21
Keterangan:

TT1 : Status imunisasi tetanus toxoid seorang wanita, dimana ia telah menerima 1x suntikan
TT selama hidupnya.

TT2 : Status imunisasi tetanus toxoid seorang wanita, dimana ia telah mendapat suntikan
DPT sebanyak 3x saat balita, atau ia pernah mendapat 2x suntikan TT selama hidupnya.

TT3 : Status imunisasi tetanus toxoid seorang wanita, dimana ia telah mendapat suntikan
DPT sebanyak 3x saat balita dan 1x suntikan DT, atau ia pernah mendapat 3x suntikan TT
selama hidupnya.

TT4 : Status imunisasi tetanus toxoid seorang wanita, dimana ia telah mendapat suntikan
DPT sebanyak 3x saat balita, 1x suntikan DT dan 1x suntikan TT, atau ia pernah mendapat
4x suntikan TT selama hidupnya.

TT5 : Status imunisasi tetanus toxoid seorang wanita, dimana ia telah mendapat suntikan
DPT sebanyak 3x saat balita, 1x suntikan DT dan 2x suntikan TT, atau ia pernah mendapat
5x suntikan TT selama hidupnya.

TT2+ : Status imunisasi tetanus toxoid seorang ibu hamil, dimana ia telah mendapatkan
status TT5 sebelumnya, atau ia pernah mendapatkan suntikan TT selama masa
kandungannya sesuai dengan interval penyuntikan.5

Cakupan Pelayanan Imunisasi TT 2+ Ibu Hamil di Puskesmas Rengasdengklok Juni 2017


sampai dengan Mei 2018

 Jumlah Ibu Hamil yang Mendapat Imunisasi TT2, TT3, TT4, TT5 di
Wilayah Kerja Puskesmas dalam Kurun Waktu Satu Tahun
Jumlah Sasaran Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
dalam Kurun Waktu Satu Tahun

 1496 x 100%
1868
= 80,08%

22
Besar Masalah =
 90-80,08 x 100%
90
= 11,02%

23
4.3.3.3 Cakupan Penyuluhan Perorangan dan Kelompok Tentang Imunisasi
TT2+ pada Ibu Hamil

Tabel 4.3 Data Cakupan Penyuluhan Perorangan Tentang Imunisasi Tetanus Toxoid
pada Ibu Hamil di Puskesmas Rengasdengklok Periode Januari 2017 sampai dengan
Desember 2017.

Sasaran Hasil

Dilakukan setiap kali kunjungan ibu hamil saat Dilakukan setiap kali kunjungan ibu hamil

ANC saat ANC

Tabel 4.4 Data Cakupan Penyuluhan Kelompok Imunisasi Tetanus Toxoid pada Ibu
Hamil di Puskesmas Rengasdengklok Periode Januari 2017 sampai dengan Desember
2017.

Sasran Hasil

Dilakukan setiap bulan (12 kali/tahun) Sebulan sekali saat kelas ibu hamil

24
4.3.3.4 Cakupan Pencatatan dan Pelaporan Program Imunisasi TT2+ pada Ibu Hamil

Tabel 4.5 Data Cakupan Pencatatan dan Pelaporan Imunisasi Tetanus Toxoid pada Ibu
Hamil di Puskesmas Rengasdengklok Periode Januari 2017 sampai dengan Desember
2017.

Sasaran Hasil
Dilakukan setiap bulan Dilakukan setiap bulan sebelum tanggal 5
sebelum Tanggal 5

Lingkungan Fisik
a. Lokasi : Tidak terdapat lokasi yang sulit dicapai
b. Transportasi : Tersedia sarana transportasi
c. Fasilitas kesehatan lain : Ada fasilitas kesehatan lain
Lingkungan Non-Fisik
a. Pendidikan : Kebanyakan ibu-ibu berpendidikan menengah – kurang
b. Budaya : Ibu hamil tidak selalu tepat waktu untuk ANC, ibu hamil sering lupa
tentang status TTnya dan tidak membawa kartu TT, terkadang ibu tidak mengetahui
imunisasi TT dan masih takut dengan imunisasi.
c. Sosial ekonomi : Kebanyakan ibu hamil merupakan ibu rumah tangga sehingga
mempunyai waktu untuk memeriksakan diri ke puskesmas.
4.3.4 Umpan Balik
1. Pencatatan dan pelaporan: dilakukan setiap bulan sebelum tanggal 5 secara lengkap
mengenai program imunisasi tetanus toxoid ibu hamil.
2. Lokakarya mini di kecamatan: 3 bulan sekali.
3. Rapat kerja dalam bentuk meeting bidan KIA: 1 minggu sekali setiap hari Senin.
4.3.5 Dampak

1. Langsung : Incidence Rate tetanus neonatorum <1/10.000 kelahiran hidup,


menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian neonatus.
2. Tidak Langsung : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

25
BAB V

Pembahasan

5.1 Pembahasan Masalah

5.1.1 Masalah Menurut Keluaran

No Variable tolok Ukur Pencapaian Besar Masalah


.

1. Cakupan imunisasi TT2+ pada 90% 80,08% 11,02%


ibu hamil

5.1.2 Masalah Menurut Masukan

No. Variabel tolok Ukur Pencapaian Masalah

1. Leaflet Ada Tidak ada (+)

2. Poster Ada Tidak ada (+)

3. Panduan pertanyaan Ada Tidak ada (+)


penampisan/screening status TT ibu
hamil

4. Kartu TT seumur hidup Ada Tidak ada (+)

26
5.1.3 Masalah Menurut Proses

No. Variabel tolok Ukur Pencapaian Masalah

1. Jadwal pelayanan imunisasi TT 2 kali dalam seminggu di Tidak ada jadwal (+)
ibu hamil di Puskesmas Puskesmas yang tetap

2. Screening status TT ibu hamil Menggunakan panduan Tidak (+)


pertanyaan untuk menggunakan
penapisan/screening panduan

5.1.4 Masalah Menurut Lingkungan

No
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
.

1. Pendidikan Baik Kurang - menengah (+)


Ibu hamil tidak selalu tepat waktu
untuk ANC atau memeriksakan diri
ke puskesmas atau bidan,
terkadang ibu tidak mengetahui
2. Budaya Mendukung imunisasi TT pada ibu hamil
(+)
dilakukan sebanyak 5 kali, ibu
hamil sering lupa tentang status
imunisasi TT.

27
BAB VI

Perumusan Masalah

6.1 Masalah Menurut Keluaran

a. Cakupan imunisasi TT2+ pada ibu hamil hanya mencapai 80,08 dari target 90% dengan
besar masalah adalah 11,02%.

b. Cakupan penapisan sederhana status TT ibu hamil hanya mencapai 83,48% dari target
100% dengan besar masalah 16,52%.

6.2 Masalah dari Unsur Lain

6.2.1 Masukan

a. Tidak tersedianya leaflet, poster, dan lembar balik untuk sosialisasi imunisasi TT ibu
hamil kepada masyarakat.
b. Tidak ada panduan pertanyaan untuk penapisan/screening.
c. Tidak ada ketersediaan kartu TT seumur hidup
6.2.2 Proses

a. Tidak adanya jadwal yang tetap mengenai pelayanan imunisasi TT ibu hamil di
puskesmas.
b. Tidak menggunakan panduan pertanyaan untuk penapisan/screening.
6.2.3 Lingkungan

Lingkungan Non Fisik

a. Pendidikan ibu hamil yang kurang-menengah.


b. Ibu hamil tidak selalu tepat waktu untuk ANC atau memeriksakan diri ke
puskesmas atau bidan, terkadang ibu tidak mengetahui imunisasi TT pada ibu hamil
dilakukan sebanyak 5 kali, ibu hamil sering lupa tentang status imunisasi TT.

28
BAB VII

Penyelesaian Masalah

7.1 Masalah Pertama

Cakupan imunisasi TT2+ pada ibu hamil hanya 80,08 dari target 90% dengan
besaran masalah adalah 11,02%.
Penyebab :
a. Input:
- Tidak tersedianya panduan pertanyaan untuk screening sederhana status TT ibu
hamil.
b. Proses
- Tidak tersedianya leaflet, poster, dan lembar balik untuk sosialisasi imunisasi
TT ibu hamil kepada masyarakat.
- Tidak adanya jadwal imunisasi TT yang tetap di puskesmas sehingga semuanya
harus dilaksanakan pada saat jadwal posyandu.
- Tidak menggunakan panduan pertanyaan untuk penapisan/screening.
c. Lingkungan

Lingkungan Non Fisik

- Pendidikan ibu hamil yang kurang-menengah


- Ibu hamil tidak selalu tepat waktu untuk ANC atau memeriksakan diri ke
puskesmas atau bidan, terkadang ibu tidak mengetahui imunisasi TT pada ibu
hamil dilakukan sebanyak 5 kali, ibu hamil sering lupa tentang status imunisasi
TT.

29
Penyelesaian Masalah:

1. Mengajukan pengadaan leaflet, poster, dan lembar balik tentang imunisasi TT, jika tersedia
anggaran yang cukup diharapkan dalam waktu 3 bulan dapat distribusi dan digunakan oleh
seluruh bidan desa/kader.

2. Dibuatkannya jadwal imunisasi TT yang tetap di puskesmas secara tertulis dengan


tanda tangan kepala puskesmas, idealnya 2 kali seminggu sehingga para bidan desa
dapat menempati jadwal yang sesuai.
3. Para bidan desa/kader melakukan penyuluhan setiap bulan mengenai kepentingan imunisasi
tetanus toxoid dan risiko tidak dilakukan imunisasi tetanus toxoid kepada ibu hamil.
Diharapkan penyuluhan diberikan disesuaikan dengan tingkat pendidikan ibu hamil sehingga
akan terbentuknya keinginan untuk datang rutin ke posyandu atau puskesmas.

4. Menyebarluaskan pelaksanaan posyandu melalui ketua RT atau kader 3 hari sebelum


pelaksanaan, 1 hari sebelum pelaksanaan, dan pada hari pelaksanaan. Sehingga tidak
ada ibu hamil yang terlewatkan pelayanan posyandu di wilayahnya.

30
7.2 Masalah Kedua
Cakupan penapisan sederhana imunisasi TT pada ibu hamil hanya mencapai 47%
dari target 100% dengan besar masalah 31,4%.
Penyebab :
c.a. Input:
- Tidak tersedianya panduan pertanyaan untuk screening sederhana status TT ibu
hamil.
- Tidak tersedianya kartu TT seumur hidup
c.b. Proses
- Tidak menggunakan panduan pertanyaan untuk penapisan/screening.

Penyelesaian Masalah:
1. Mengajukan usulan Panduan pertanyaan untuk screening sederhana status TT ibu hamil
kepada Kepala Puskesmas dalam 1 bulan kedepan.

2. Mengajukan usulan kepada kepala puskesmas atau kepala program untuk penyediaan
kartu TT seumur hidup, untuk memudahkan dalam penapisan sederhana imunisasi TT
pada ibu hamil. Diharapkan kartu TT seumur hidup ini sudah tersedia dalam 1 bulan
kedepan.

31
BAB VIII

Kesimpulan

8.1 Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program imunisasi Tetanus Toxoid ibu hamil yang dilakukan
dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Rengasdengklok, Kabupaten Karawang,
periode Januari 2017 sampai dengan Desember belum berjalan dengan baik mengingat
beberapa masalah yang ditemukan pada hasil evaluasi sebagai berikut:

1. Besar sasaran ibu hamil yaitu sebanyak 1868 ibu hamil


2. Cakupan imunisasi TT2+ pada ibu hamil hanya 80,08 dari target 90% dengan besar
masalah adalah 11,02%.
3. Kebutuhan vaksin untuk dilakukan imunisasi yaitu sebanyak 210 ampul
4. Pendistribusian dan pengelolaan vaksin sudah dilakukan dengan baik
5. Rantai dingin imunisasi masih belum sepenuhnya berjalan dengan benar karena masih
menggunakan kotak dingin beku
6. Cakupan penapisan sederhana status TT ibu hamil hanya mencapai 83,48% dari target
100% dengan besar masalah 16,52%
7. Pencatatan sudah dilakukan dengan baik dan benar.

8.2 Saran kepada Puskesmas

Saran kepada Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok :

1. Mengajukan pengadaan leaflet, poster, dan lembar balik tentang imunisasi TT, jika
tersedia anggaran yang cukup diharapkan.

2. Dibuatkannya jadwal imunisasi TT yang tetap di puskesmas secara tertulis dengan


tanda tangan kepala puskesmas, idealnya 2 kali seminggu sehingga para bidan desa dapat
menempati jadwal yang sesuai.

3. Para bidan desa/kader melakukan penyuluhan setiap bulan mengenai kepentingan


imunisasi tetanus toxoid dan risiko tidak dilakukan imunisasi tetanus toxoid kepada ibu hamil.
Penyuluhan harap disesuaikan dengan tingkat pendidikan ibu hamil.

32
4. Menyebarluaskan jadwal pelayanan posyandu sebelum dilaksanakan, agar tidak ada
ibu hamil yang melewatkan jadwal posyandu.

5. Mengajukan usulan Panduan pertanyaan untuk screening sederhana status TT ibu


hamil kepada Kepala Puskesmas dalam 1 bulan kedepan.

6. Mengajukan usulan kepada kepala puskesmas atau kepala program untuk


penyediaan kartu TT seumur hidup. Diharapkan kartu TT seumur hidup ini sudah
tersedia dalam 1 bulan kedepan.

33
Daftar Pustaka

1. Pusat Data dan Informasi. Buletin jendela data dan informasi kesehatan: Eliminasi tetanus
maternal dan neonatal. Kemenkes RI 2012 September:1; Jakarta: September; 2012.H. 1-9.
2. World Health Organization. Maternal and neonatal tetanus elimination. [online]. 2015.
Diunduh dari: http://www.who.int/immunization/diseases/MNTE_initiative/en/; 28 Juni
2018.
3. Direktorat Jenderal PP dan PL Kementerian Kesehatan RI. Buku pedoman imunisasi
tetanus pada wanita usia subur. Jakarta: Depkes; 2011.
4. Kementerian Kesehatan RI. Profil kesehatan indonesia. Jakarta: Kemenkes RI; 2015.
H.109-10.
5. Kementerian Kesehatan RI. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan
dasar dan rujukan. Jakarta: Kemenkes RI; 2013. H. 29-30.

34

Anda mungkin juga menyukai