FENDY PRAMURDANI
B1D 012 108
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2015
i
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
FENDY PRAMURDANI
B1D 012 108
MENYETUJUI :
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Penulis
DAFTAR ISI
iii
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktik Kerja Lapang............................. 3
1.2.1 Tujuan Praktik Kerja Lapang................................................ 3
1.2.2 Kegunaan Praktik Kerja Lapang.......................................... 3
1.3 Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang................................ 3
BAB II KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang............ 4
2.2 Profil PT Karya Anugerah Rumpin Bogor................................... 4
2.3 Macam-macam Kegiatan Praktik Kerja Lapang ....................... 7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kegiatan Utama............................................................................... 9
3.2 Kegiatan Umum............................................................................... 15
BAB IV PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA
4.1 Permasalahan.................................................................................. 28
4.2 Pemecahannya................................................................................. 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 29
5.2 Saran................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 30
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
iv
Tabel 1. Nama obat yang di gunakan di PT KAR............................................ 13
Tabel 2. Jenis pakan dan waktu pemberian pakan pada saat penggemukan. 16
Tabel 3. Bahan baku pembuatan konsentrat.................................................... 18
Tabel 4. Kreteria pemilihan sapi brahman cross siap potong.......................... 21
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Menyediakan fasilitas desinfeksi untuk staf/karyawan. Segera mengeluarkan
ternak yang mati dari kandang untuk dikubur atau dimusnahkan oleh petugas yang
berwenang. Mengeluarkan ternak yang sakit dari kandang untuk segera diobati
atau dipotong oleh petugas yang berwenang (Anonim, 2011).
Dengan melakukan penanganan kesehatan ternak yang baik diharapkan
akan mampu menghasilkan produk peternakan yang ASUH (aman, sehat, utuh dan
halal) sehingga tujuan dari terciptanya keamanan pangan dapat terwujud. Selain
itu, dengan manajemen kesehatan ternak dapat dilakukan pencegahan penyakit
sehingga akan mengurangi biaya produksi akibat dari biaya pengobatan terhadap
ternak yang terserang penyakit.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dan kegunaan dari kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL)
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam rangka meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mengelola usaha di bidang peternakan,
khususnya bagaimana penanganan kesehatan ternaknya.
2. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju dan
keterampilan di bidang peternakan.
3. Menguasi dasar-dasar ilmiah di dalam manajemen reproduksi ternak sehingga
mampu berfikir, bersikap dan bertindak dengan benar.
2. Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
pada setiap kegiatan yang dilakukan di PT KAR.
2
Metode ini dilakukan dengan cara ikut secara langsung bekerja membantu
para karyawan dan staf ahli dalam setiap kegiatan mulai dari Feed Control
(Kontrol Kualitas Pakan), Produksi Pakan, Kesehatan Hewan, Stockman dan Pen
Cleaning, Limbah serta kegiatan-kegiatan lainnya yang terkait di PT KAR.
3
BAB II
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG
4
perkembangbiakan bibit unggul.Mulai tahun 2008 melakukan kerjasama
pengembangan teknologi pembiakan sapi dengan berbagai perguruan tinggi di
Indonesia. Pada tahun 2009 dan 2010 perusahaan telah berkerja sama dengan
Balai Embrio Transfer (BET) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
untuk menghasilkan sperma bibit sapi unggul.Program yang dilaksanakan yaitu
mempertahankan bibit unggul yang ada di Indonesia khususnya sumba onggole
(SO), sedangkan untuk memenuhi permintaan daging ternak yang di dapat melalui
impor dari Australia.
Visi PT KAR “Membantu pemerintah guna menghasilkan jenis bibit sapi
unggul”. Misi PT. KAR “ Menjadi salah satu perusahaan milik swasta nasional
yang dapat membantu dalam memberikan suatu perkembang biakan bibit sapi
unggul Indonesia dan daerah Bogor khususnya”.
Program utama :(1) Mengembangkan sperma bibit sapi unggul (2)
Mengembangkan embrio bibit sapi unggul (3) Penggemukan sapi (4) Rumah
Potong Hewan (5) Mengembangkan pupuk bio organik.
2. Lokasi Perusahaan
PT Karya Anugerah Rumpin (PT KAR) terletak di Desa Cibodas Paranje
No. 99 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor-Jawa Barat.Perusahaan ini terletak
wilayah dari Kabupaten Bogor dengan relief tanah curam, kemiringan tempat 100,
jarak dari pemukiman warga 300 meter. Bila ingin menjangkau ke perusahaan ini
Jarak dengan kota Bogor sekitar 80 km. Cuaca di PT Karya Anugerah Rumpin
suhu lingkungan antara 22˚- 28˚ C dan curah hujannya 1500- 2500 mm.
Perusahaan ini memiliki luas lahan 12,8 ha. Luas tersebut dibagi menjadi 2
lokasi dengan luasan yang berbeda yaitu Desa Cibodas 1,1 ha dan Desa Rabak 5
ha. Sisa luas lahan tersebut dipakai untuk pembuatan kandang dan lahan hijauan
(jagung).Batas wilayah perusahaan ini dibagi menjadi 2 desa yaitu desa Cibodas
dan Rabak. Desa Cibodas memiliki batasan wilayah yang diantaranya yaitu pada
bagian Utara berbatasan dengan jalan Desa Cibodas, bagian Timur berbatasan
dengan wilayah PTP Cibodas, bagian Selatan berbatasan dengan PTP Cibodas dan
bagian barat berbatasan dengan sungai Citempuan. Desa Rabak memiliki batas
wilayah yang diantaranya yaitu pada bagian Utara berbatasan dengan jalan Desa
Rabak, Selatan berbatasan dengan Desa Kampung Baru, Timur berbatasan dengan
sungai Citempuan dan Barat berbatasan dengan jalan Desa Kampung Baru.
3. Struktur Organisasi (saat PKL dilaksanakan)
Struktur organisasi PT. Karya Anugerah Rumpin (KAR) yaitu :
5
a. Divisi Stockman dan Pen Cleaning, Kepala Bagian Divisi ini yaitu Bapak
Asmin Ma’ruf, serta dalam pekerjaannya dibantu oleh 7 karyawan.
b. Feed Control, Kepala Bagian Divisi Feed Control yaitu Bapak Alam
Syari,S.Pt. serta dalam pekerjaanya dibantu oleh 14 karyawan
c. Kesehatan Hewan Kepala bagian divisi kesehatan hewan yaitu Bapak drh.
Muhammad Tohir, serta dalam pekerjaannya dibantu 2 orang karyawan.
d. Divisi Breeding, Perah dan Laboratorium di PT KAR saat Magang
berlangsung, Struktur Organisasinya jadi Satu “Bagian Breeding” dikepalai
oleh Bapak Sugino, S.Pt. dalam pekerjaannya dibantu oleh 7 karyawan
operator perah, 5 karyawan operator Breeding, 2 karyawan Laboratorium, 1
karyawan bagian semprot kandang Breeding.
e. Feedmill (Produksi Pakan) dan Quality Control, Kepala bagian divisi Feedmil
ini yaitu Bapak Shichi Miki Yantika, S.Pt. serta dalam pekerjaannya dibantu
oleh 16 orang karyawan.
f. Limbah, Kepala bagian divisi limbah dan Farming (Pertanian) ini yaitu Bapak
Hendro Wiratmoko. Pupuk pemasaraannya dikepalai oleh Bapak Titis, serta
dalam pekerjaannya dibantu oleh 9 Karyawan. Unit farming dikepalai oleh
Bapak Supriyanto dibantu 5 karyawan.
g. Maintenance, Kepala bagian divisi Maintenance dikepalai oleh Bapak Rian
dibantu oleh 7 karyawan.
h. Ekspedisi Ternak, Kepala bagian divisi unit ekspedisi ternak yaitu Bapak
Amin Ma’ruf, serta dalam pekerjaannya dibantu oleh 4 karyawan.
6
Perah-Breeding dan Laboratorium) (Sugino, S.Pt.) dan Administrasi Kandang
(Sigit Purnomo, S.Pt.), Ekspedisi (Amin Ma’ruf), Limbah dan Farming
(Hendro Wiratmoko) dan Maintenance (Rian).
2.3. Macam – macam Kegiatan Praktik Kerja Lapang
a) Kegiatan Utama
Adapun kegiatan utama dari PKL di PT KAR ini yaitu
1. Keswan (kesehatan hewan) :
a. Isolasi/karantina
b. Penimbangan ternak
c. Pengontrolan kesehatan
d. Pemberian obat cacing dan vitamin B kompleks
e. Mengobati ternak yang sakit
b) Kegiatan Umum
1. Feed Control
2. Produksi Pakan
3. Sockman & Pen Cleaning
4. Limbah
5. Kenjungan ke RPH Karawaci
2.4. Manfaat Kegiatan Praktik Kerja Lapang
Adapun manfaat yang di peroleh dari kegiatan PKL adalah sebagai berikut :
2.4.1. Manfaat bagi mahasiswa
- Memperoleh ilmu pengetahuan baik teori maupun praktek khususnya di
bidang kesehatan hewan
- Memperoleh pengalaman tentang suasana dunia kerja yang sesungguhnya
- Memperoleh kesempatan untuk menganalisis permasalahan dalam dunia kerja
dan pemecahannya.
- Mahasiswa dapat melihat langsung langkah kerja atau teknik yang dilakukan
dalam menangani kesehatan pada sapi feedlot.
7
- Mahasiswa dapat berbagi ilmu tentang peternakan khususnya tentang
bagaimana penanganan kesehatan hewan kepada pembimbing dan mahasiswa
lainnya.
8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Kegiatan utama
Setelah dinyatakan ternak tidak tertular penyakit baik yang sifatnya menular
dan tidak menular selanjutnya ternak akan di pindahkan kedalam kandang
pemeliharaan. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk
memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain
yang sehat. Dalam kandang isolasi ternak yang sakit di berikan perlakuan
pengobatan, pemberian pakan hijauan yang cukup dan air minum yang bersih ini
di lakukan untuk menunjang percepatan proses masa penyembuhan ternak. Tetapi
apabila tidak dapat disembuhkan maka ternak akan di afkir sebelum ternak
tersebut mati.
9
Gambar 1 : Ternak karantina
2. Menimbang sapi
Devisi keswan di PT KAR terbagi menjadi dua devisi yaitu, devisi keswan
yang menangani ternak feedlot dan devisi keswan yang menangani ternak
10
breeding. Khusus untuk devisi keswan di feedlot menangani kurang lebih 1500
ekor ternak feedlot jumlah ini tidak selalu tetap tetapi bisa berubah karena setiap
hari ada saja ternak yang di keluarkan untuk di jual dan sisanya lagi di bawah
tanggung jawab devisi keswan breeding.
Tetapi apabila ternak telah terjangkit penyakit maka dapat diatasi dengan
memisahkan ternak yang sakit tersebut ke tempat yang layak seperti kandang
isolasi jika beternak sekala banyak (industri) untuk diberikan perlakuan
pengobatan kepada ternak yang penyakitnya belum parah atau masih dapat
11
disembuhkan, tetapi apabila tidak dapat disembuhkan maka lebih baik di afkir
sebelum ternak tersebut mati. Penyakit yang sering terjadi pada sapi yaitu lemah,
pincang, pneumonia (radang paru-paru), blot (kembung), brucellosis, mastitis,
enteritis, metritis, dan abses. Namun yang sering kami jumpai di lapangan (PT.
KAR) yaitu lemah, pincang, dan diare yang disebabkan oleh jumlah ternak yang
terlalu padat (over capacity) mengakibatkan persaingan dalam mendapatkan
pakan sangat ketat dan kandang kurang bersih yang mengakibatkan tumpukan
feses banyak dalam kandang, amoniak yang terkandung dalam feses keluar
kemudian di hirup oleh ternak (sapi).
Pemberian obat cacing harus di lakukan untuk bakalan sapi yang baru
datang. Hal ini di lakukan karena bisa jadi di tempat lamanya, sapi tidak dirawat
dengan baik. Apalagi kondisi sapi dalam keadaan kurus. Bia jadi, kurusnya sapi
tersebut karena terserang cacing( Yulianto dan saparinto, 2013).
12
Sedangkan pemberian obat cacing di PT.KAR di lakukan Pada saat sapi
sudah masuk hari ke 14 masa karantina sebelum sapi dimasukkan ke dalam
kandang untuk digemukkan, obat cacing sudah harus diberikan untuk mencegah
pemborosan pakan. Dosis pemberian obat cacing adalah 1 ml/50 kg bobot badan.
Pada saat PKL, jenis-jenis obat yang sering di gunakan untuk mengobati
ternak sapi adalah sebagai berikut :
13
6. Jenis penyakit
Pada saat PKL, jenis-jenis penyakit yang menyerang ternak sapi adalah
adalah sebagai berikut :
a. Laminitis
Laminitis adalah penyakit yang di sebabkan karena terjadinya peradangan
pada lamina yang bertaut pada bagian dalam kuku keras ke bawah karium,
sehingga terjadi kegagalan pertautan antara phalanx distal dengan dinding kuku.
Laminitis merupakan penyakit yang bersifat sistematik yang tidak menyerang
pada bagian kuku saja tetapi juga kondisi umum tubuh hewan.
Pada saat PKL, kasus laminitis ini yang paling banyak di temukan dengan
jumlah 28 kasus selama bulan Agustus 2015 dan ternak sapi yang paling banyak
terjangkit adalah sapi Brahman Cross.
Penyebab :
- Perubahan pakan mendadak
- Ketidak seimbangan antara pakan konsentrat dengan hijauan
- Lantai kandang yang keras
Tanda- tanda :
- Nafsu makan menurun
- Pincang
Pencegahan
- Mmberikan pakan yang seimbang antara konsentrat dengan hijauan
- Sebaiknya kandang pada sapi dibuat beralaskan karet untuk mengurangi
perlukaan kuku. Untuk mencegah laminitis, kandang ternak harus dibuat
nyaman dengan menghindari penggunaan kandang yang beralaskan beton
karena dapat berpengaruh negatif pada kesehatan kuku sapi.
Pengobatan di PT .KAR
- Pengobatan penyakit laminitis di PT. KAR di lakukan dengan memberikan
obat antiradang (butasil) dan vitamin B1 dengan masing-masing dosis
sebanyak 10 ml.
b. Enteritis
Enteritis adalah proses peradangan usus yang dapat berlangsung akut
maupun kronis, yang akan mengakibatkan kenaikan parastaltik usus, kenaikan
jumlah sekresi kelenjar pencernaan serta menurunnya penyerapan atau absorpsi
dari lumen usus, baik cairan atau sari-sari makanan yang terlarut di dalamnya
(Subronto,2007).
Penyebab:
14
Terjadinya peradangan pada usus yang di sebabkan oleh virus, bakteri, protooa,
cacing,keracunan.
Tanda-tada :
- Nafsu makan menurun
- Tubuh menjadi lemah
- Dehidrasi dan diare
Pencegahan :
-Sanitasi kandang yang baik
- Memisahkan sapi yang terkena penyakit enteritis ke kandang isolasi
Pengobatan di PT. KAR :
Adapaun untuk pengobatannya yaitu memberikan coliback sebanyak 15
ml dan vitamin B12 10 ml dengan cara di ijeksikan pada sapi yang sakit.
3.2 . Kegiatan Umum
1. Pengontrolan pakan (Feed Control)
Feed control bertugas untuk mengontrol pemberian pakan terhadap ternak.
Pemberian pakan di lakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari, pakan yang
di berikan berupa konsentrat dan hijauan .Pada devisi feed control yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana mengontrol pemberian pakan dan jenis pakan apa
saja yang harus diberikan ke ternak tujuannya yaitu mengawasi atau meninjau
apakah semua ternak telah mendapatkan pakan sesuai dengan kebutuhan yang
dilihat dari kondisi ternak, luas dan kepadatan kandang, karena apabila kondisi
ternak, luas dan kepadatan kandang dapat mempengaruhi efisiensi pakan.
Konsumsi pakan dapat diketahui dari berapa yang diberikan dikurangi dengan
yang masih tersisa dibagi jumlah ternak yang ada di suatu kawasan (kandang).
Tabel 2. Jenis pakan dan waktu pemberian pakan pada saat penggemukan
jenis pakan
hijauan konsentrat waktu pemberian Keterangan
No
pagi Sore
1 Jerami padi - 0-3 hari( 3 hari)
2 Jerami padi starter 4-21 hari (18 hari)
3 Jerami padi Grower 22-67 hari(45 hari)
4 Jerami padi finisher 68-90 hari(22 hari)
15
Mengambil konsentrat di gudang pakan
Kegiatan pengambilan pakan konsentrat ini di lakukan setiap pagi di gudang
namun jumlah yang di ambil tidak menentu setiap hari tergantung dengan
konsumsi ternak di masing-masing pen.
Mencacah hijauan
Mencacah hijauan di lakukan setiap pagi dan sore hari sebelum di berikan
kepada ternak, jumlah hijauan yang di cacah setiap hari jumlahnya tidak pasti
tergantung dari yang di bawa suplayer. Pencacahan hijauan di lakukan dengan
menggunakan mesin coper dengan ukuran 5-7 cm kemudian baru di masukan ke
dalam karung untuk kemudian di berikan kepada ternak dengan berat dalam satu
karung ± 15 kg.
Gambar 7: Mencacah hijauan Gambar 8 : Mencacah jerami
16
2. Produksi Pakan
Harga Sumber
Jenis Bahan / kg
No Feed
Pakan Energi Protein Serat Mineral
Rp. Aditip
1 Onggok 1.100 √
2 Molasses 1.400 √
5 Wafer 1.500
6 Tepung kedelai √
17
kacang)
8 Bungkilkacang 1.200 √
9 Kopra 3.500 √
10 Sawit 2.200 √
13 Gaplek 2.200 √
15 Dedak 2.400 √
17 Pollard 2.800 √
18 Premix - √ √ √
Pakan jenis ini merupakan pakan yang di berikan pada ternak mulai hari
pertama sampai hari ke empat belas sejak masuk dalam masa penggemukan .
Seperti yang di berikan ke pada ternak sapi Brahman Cross yang jumlahnya 360
ekor yang baru datang dari Australia pada tanggal 9 Agustus 2015. Adapun jenis
18
bahan yang di gunakan untuk membuat pakan konsentrat fase starter adalah
sebagai berikut: Onggok, Wafer, Karuk, Tepung kentang, Kopra, Dedak, Jagung,
Bungkil kancang, Tepung Sawit, Tepung batu, Tetes tebu, dan Premix.
Pakan jenis ini merupakan pakan yang di berikan pada ternak sejak ternak
memasuki umur pemeliharaan mulai hari ke lima belas sampai hari ke tujuh
puluh. jenis bahan yang di gunakan untuk membuat pakan konsentrat fase grower
adalah sebagai berikut: Onggok, Kopra, Tepung jagung, CGF, Soya, Tepung ikan,
Sawit, Teprosa, Tepung kentang, dan Tetes tebu.
Pakan jenis ini merupakan pakan yang di berikan pada ternak sejak ternak
memasuki umur pemeliharaan mulai hari ke lima belas sampai hari ke sembilan
puluh. jenis bahan yang di gunakan untuk membuat pakan konsentrat fase finisher
ini adalah sebagai berikut: Onggok, Tetes tebu, Tepung jagung, Dedak padi,
Tepung sagu, Teprosa, CGF, Kopra, Sawit, Tepung ikan, Wafer,dan Premix.
Pakan F2
19
membedakan hanya jenis premix yang di gunakan begitu juga dengan pakan G2
dengan pakan grower.
Pada devisi ini berperan dalam melakukan pendataan ternak yang masuk
maupun keluar dari suatu farm (peternakan) dan termasuk mutasi ternak,
melakukan seleksi dan heandling ternak dengan cara yang sesuai dengan “Animal
Walfare serta membersihkan kandang. Jenis ternak yang di pelihara untuk
pnggemukan adalah sapi Brahman croos.
No Pengamatan Keterangan
1 Pantat Bagian scapula menujucranium bulat berisi
(gemuk) tidak lengkung
2 Ketebalan kulit Apabila terdapat banyak lipatan pada bagian
leher maka menandakan ternak tersebut
memiliki kulit yang tebal tetapi bila lipatan
pada bagian leher sedikit maka menandakan
kulitnya tipis.
3 Tulang Apabila tulang pada bagian lutut tipis maka
menandakan prosentase karkasnya lebih
banyak tetapi jika terlihat tebal maka
20
prosentase karkasnya sedikit.
4 Perlemakan Apabiala pada bagian pangkal ekor ternak
terdlihat banyak gundukan lemak maka
menandakan lemaknya banyak begitupun
sebaliknya.
Hal ini dilakukan dengan maksud dan tujuan agar ternak yang masuk dan
keluar dapat terstruktur dan terkoordinir dengan baik seperti apa yang diinginkan
oleh peternakan tersebut, apabila data ternak tidak sesuai antara yang masuk
dengan yang keluar maka dapat dikatakan bahwa manajemen dari usaha
peternakan tersebut masih perlu diperbaiki, karena akan dapat menyebabkan
kerugian baik ternaga maupun materi.
Melakukan seleksi dan heandling ternak dengan cara yang sesuai dengan
“Animal Walfare”
Kegiatan ini bertujuan untuk memilih dan mengendalikan ternak yang baik,
kemudian dijadikan sebagai bakalan bibit untuk diternakkan jangka panjang
maupun jangka pendek (penggemukan). Pemilihan ternak yang baik dapat dilihat
dari struktur tubuh panjang, bulat, perut kecil, lemak sedikit yang dapat dilihat
dari pangkal ekor dan dada antara dua kaki depan. Sedangkan handling sesuai
“Animal Welfare” yaitu seperti tidak menggunakan kayu atau benda tajam untuk
21
menggiring ternak karena handling yang kurang baik akan menyebabkan ternak
stres dan ternak akan mengalami penyusutan terhadap daging.
Kegiatan ini di lakukan setiap pagi dan siang hari mulai dari membersihkan
lantai kandang, menyemprot tubuh sapi dengan air, membersihkan saluran
draenase, dan tempat minum. Hal ini di lakukan karena kotoran sapi merupakan
media tempat kuman penyakit.
4. Pengolahan limbah
Produk samping merupakan limbah atau sisa dari produk sapi yang dapat di
ambil manfaatnya. Dari pada limbah tersebut di buang dan mencemari lingkungan
atau warga sekitar, lebih baik di kelola untuk di ambil manfaatnya sehingga
menghasilkan keuntungan ( Yulianto dan Saparinto, 2013).
Keberadaan limbah peternakan merupakan masalah yang sangat serius yang
dapat mencemari lingkungan jika tidak bisa di olah dan di manfaatkakan dengan
baik, tetapi jika limbah peternakan ini bisa di olah dan di manfaatkan dengan baik
maka akan mendatangkan manfaat yaitu tidak menimbulkan pencemaran
22
lingkungan dan mendatangkan keuntungan bila dijual dalam bentuk pupuk
kompos.
Pengolahan limbah dalam bentuk feses bisa di lakukan dengan
menggunakan metode kering yaitu dalam bentuk kompos, cair dalam bentuk
pupuk cair dan biogas. Namun di PT. KAR pengolahan limbah dalam bentuk feses
hanya di lakukan metode kering dengan cara membuatnya sebagai produk dalam
bentuk pupuk kompos sebagi suplai nutrisi dan mineral untuk buah dan tanaman.
Penempungan feses di PT. KAR di lakukan di dua tempat yaitu di Desa Rabak dan
Desa Cibodas.
Proses pemanfaatan limbah peternakan berupa feses di lakukan melalui
beberapa alur yakni mulai dari penyaringan feses, penampungan kedalam bak
penampungan, penambahan probiotik berupa EM4 atau Efektif Mikroorganisms-
4, penjemuran feses, penyaringan atau pengayakan feses, pengepakan dan tahap
akhir adalah distribusi.
23
Kegiatan-kegiatan yang di lakukan di RPH Karawaci adalah :
- Pengamatan tentang lokasi RPH
- Melihat langsung teknik penyembelihan.
Sebelum melakukan pengamatan secara lebih luas terhadap kawasan
RPH dan melihat teknik penyembelihan, Mahasiswa PKL terlebih dahulu di
jelaskan mengenai SOP yang harus di jalankan di RPH Karawaci yang
meliputi:
1. Penerimaan dari pemasok
Adapun prosedur operasional yang di laksanakan adalah :
- Pemeriksaan dokumen ( surat jalan, surat keterangan tentang kesehatan hewan
dan surat keterangan asal hewan)
- Jenis ternak yang di bawa
- Hewan ternak yang baru tiba di RPH di turunkan dari kendaraan pengangkut
dengan cara hati-hati dan tidak membuat hewan stres.
- SKHA (Surat Keterangan Hasil Akhir)
2. Kandang rekondisi
Adapun prosedur yang di laksanakan adalah :
- Ternak yang baru masuk dan sudah sesuai dengan prosedur penerimaan
selanjutnya akan di masukkan ke dalam kandang rekondisi selama 2-3 hari
sebelum pemotongan.
- Hewan ternak di puasakan tujuannya yaitu pada saat ternak di potong
kotorannya tidak menumpuk tetapi tetap diberi minum ±12 jam sebelum di
potong.
3. Pemeriksaan sebelum pemotongan ( ante-mortem)
Prosedur yang harus di jalankan antara lain :
- Pemeriksaan di lakukan oleh dokter hewan atau petugasyang di tunjuk di
bawah pengawasan dokter hewan sesuai dengan prosedur yang sudah di
tetapkan.
- Apabila di temukan penyakit menular ( oonosis), maka dokter hewan ataau
petugas yang di tunjuk harus segera mengambil tindakan sesuai dengan
prosedur yang sudah di tetapkan
- Hewan ternak yang sakit atau di duga sakit, tidak boleh di potong atau di
tunda pemotongannya dan harus segera di pisahkan dan di tempatkan pada
kandang isolasi untuk penanganan lebih lanjut.
4. Stok potong
Setelah ternak dinyatakan sehat dan layak untuk dipotong setelah melalui
pemeriksaan ante-mortem selanjutnya ternak akan di pindahkan ke dalam
suatu kandang penampungan sebelum di potong.
5. Staning (pemingsanan)
24
Staning merupakan suatu alat yang di gunakan untuk memingsankan sapi
sebelum penyembelihan yang sudah menjadi aturan dari Australia yang prinsip
kerjanya menggunakan tekanan angin 9-10 bar.
6. Proses penyembelihan
- Setelah ternak di staning, selanjutnya ternak akan rebah dan pingsan ± selama
1 menit dan segera di lakukan penyembelihan sesuai dengan syariat islam
yaitu membaca Basmalah, memotong bagian ventral leher dengan
menggunakan pisau yang tajam sehingga memutus saluran makan, nafas dan
pembuluh darah.
- Proses berikutnya akan di lakukan setelah ternak benar-benar mati dan
mengeluarkan darah sempurna. Setelah ternak di nyatakan mati selanjutnya
kepala, kaki di pisahkan dari badan.
7. Proses pengulitan
Pengulitan di awali dengan membuat irisan panjang pada kulit
sepanjang garis dada dan bagian perut. Irisan di lanjutkan di sepanjang
permukaan kaki. Pengulitan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi
kerusakan pada kulit dan terbuangnya daging.
8. Pembelahan karkas
Pembelahan karkas di lakukan dengan cara bagian tubuh ternak tersebut di
belah sepanjang tulang belakang, dimana hanya kepala, kaki, kulit, organ
bagian dalam (jeroan), dan ekor yang dipisahkan
9. Pemeriksaan post mortem
Adapun prosedur yang di laksanakan di RPH Karawaci adalah sebagai
berikut :
- Pemeriksaan di lakukan oleh dokter hewan atau petugas yang di tunjuk di
bawah pengawasan dokter hewan sesuai dengan prosedur yang sudah di
tetapkan.
- Karkas yang di curigai mengandung penyakit harus segera di pisahkan untuk
segera dilakukn pemeriksaan lebih lanjut.
- Apabila di temukan penyakit menular (oonosis), maka dokter hewan atau
petugas yang di tunjuk di bawah tanggung jawab pengawasan dokter hewan
harus segera mengambil tindakan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan.
- Ada 4 keputusan pemeriksaan post mortem, yaitu :
Boleh di konsumsi
Karkas yang dinyatakan aman terbebas dari penyakit, baik yang
sifatnya tidak menular atau menular dapat di pasarkan untuk konsumsi
masyarakat.
Boleh dengan syarat
25
Apabila di temukan cacing pada hati, pada bagian yang ada cacingnya
di buang, sedangkan bagian yang tidak di temukan cacing dapat di pasarkan
untuk di konsumsi masyarakat.
Tidak boleh di konsumsi
Karkas dari hasil pemotongandari hewan yang di temukan penyakit
oonosis, maka dagingnya tidak boleh di pasarkan untuk di konsumsi
masyarakat.
Diawasi
Apabila ternak yang di potong terserang penyakit, maka daging hasil
pemotongannya harus di layukan terlebih dahulu selama 12-24 jam sebelum di
pasarkan.
10. Pelayuan
Pelayuan di lakukan dengan tujuan supaya proses pembentukan asam
laktat berlangsung sempurna sehingga terjadi penurunan pH pada daging yang
akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme, selain itu pengeluaran darah
menjadi sempurna, lapisan luar daging menjadi kering, sehingga kontaminasi
mikroba pembusuk dari luar dapat dicegah dan pelayuan juga akan
memperoleh daging dengan tingkat keempukan optimum serta citarasa yang
khas.
11. Distribusi
Distribusi merupakan tahap akhir pada proses yang ada di RPH Karawaci.
Daging yang sudah layak di distribusikan merupakan daging yang sudah
melewati proses pemeriksaan oleh dokter hewan atau petugas yang sudah di
tunjuk dan dinyatakan aman untuk di konsumsi oleh masyarakat.
BAB IV
PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA
A. Permasalahan
Adapun masalah yang dihadapi selama kegiatan PKL adalah
1. Masih rendahnya perhatian terhadap streilisasi peralatan kesehatan yang
digunakan selama ini.
26
B. Pemecahan
Adapun cara untuk menanggulangi atau mengatasi permasalahan yang terjadi
adalah sebagai berikut :
1. Memperhatiakan strerelisasi peralatan kesehatan yang digunakan terutama
alat injeksi dengan cara di bersihkan menggunakan Alkohol 70% karena
peralatan yang steril akan berdampak baik pada ternak.
2. Untuk mengatasi ternak sapi yang mengalami kalah pakan dapat di lakukan
dengan mengurangi kepadatan kandang, memisahkan sapi yang kalah makan
ke dalam kandang isolasi dan memberikan Vitamin B kompleks pada ternak
dengan cara di injeksi.
3. Untuk mengatasi penyakit laminitis atau pincang dapat di lakukan dengan
cara memperhatikan kebersihan lantai kandang supaya tidak licin,
memisahkan ternak yang sakit ke dalam kandang isolasi dan kandang ternak
harus dibuat nyaman dengan menghindari penggunaan kandang yang
beralaskan beton karena dapat berpengaruh negatif pada kesehatan kuku sapi.
Jika kandang beralaskan beton, maka untuk kandang isolasi sebaiknya beton
di di lapisi dengan menggunakan karpet ternak atau menggunakan jerami
kering supaya ternakayang pincang akan nyaman pada saat berdiri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari kegiatan praktik kerja lapang
(PKL) ini yaitu :
Untuk memperoleh keberhasilan dalam menciptakan produk peternakan
yang (ASUH) harus di lakukan dengan cara menyiapkan seluruh faktor yang
mempengaruhi pemenuhan tuntutan tersebut. Faktor tersebut antara lain
adalah penyakit. Untuk mencegah penyebaran penyakit yang bisa
menyebabkan rendahnya mutu produk peternakan perlu di lakukannya sebuah
27
usaha penanganan kesehatan ternak yang baik dengan cara menerapkan
sanitasi atau bioscirity pada area peternakan, karantina atau isolasi ternak yang
baru masuk di area peternakan maupun ternak yang sakit dan melakukan
tindakan faksinasi untuk penyakit yang sifatnya sangat berbahaya.
5.2 Saran
Adapun saran untuk kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) selanjutnya
yaitu:
1. Sebelum memulai kegiatan, alangkah lebih baiknya mahasiswa peserta
PKL harus mengetahui terlebih dahulu lokasi dan kondisi tempat PKL agar
lebih mengefisienkan tenaga dan waktu.
2. Untuk selanjutnya mahasiswa PKL harus menyiapkan diri dengan
pengetahuan yang lebih banyak lagi supaya pada waktu di lapangan tidak
mengalami kesulitan.
3. Untuk PT KAR sendiri perlu di lakukannya tindakan pencegahan penyakit
yang lebih maksimal lagi.
DAFTAR PUSTAKA
28
Baraniah,A.M.2009. Mewaspadai Penyakit Hewan Berbahaya pada Hewan dan
Ternak. Penebar Swadaya : Jakarta
29
Universitas : Universitas Mataram
IPK : 3,27
Alamat : jl.Bungkarno.Pagutan mataram
No. HP : 081803620843
30