Anda di halaman 1dari 7

Mengenai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis


dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen
bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga,
karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk
kepribadian.

GERMAS dapat dilakukan dengan cara:

1. Melakukan aktifitas fisik,


2. Mengonsumsi sayur dan buah,
3. Tidak merokok,
4. Tidak mengonsumsi alkohol,
5. Memeriksa kesehatan secara rutin,
6. Membersihkan lingkungan,
7. dan Menggunakan jamban.

Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga
kegiatan, yaitu:

1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari,

2) Mengonsumsi buah dan sayur; dan

3) Memeriksakan kesehatan secara rutin.

Tiga kegiatan tersebut dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga, dilakukan saat ini
juga, dan tidak membutuhkan biaya yang besar, tutur Menkes.

GERMAS merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang


mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya
kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam
memasyarakatkan paradigma sehat. Untuk menyukseskan GERMAS, tidak bisa
hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja. Peran Kementerian dan
Lembaga di sektor lainnya juga turut menentukan, dan ditunjang peran serta
seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari individu, keluarga, dan masyarakat dalam
mempraktekkan pola hidup sehat, akademisi, dunia usaha, organisasi
kemasyarakatan, dan organisasi profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk
berperilaku sehat; serta Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam
menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, memantau dan mengevaluasi
pelaksanaannya.

Salah satu dukungan nyata lintas sektor untuk suksesnya GERMAS, diantaranya
Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang berfokus pada pembangunan akses air minum, sanitasi,
dan pemukiman layak huni, yang merupakan infrastruktur dasar yang mendukung
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan
dalam hal keamanan pangan.

Dalam kehidupan sehari-hari, praktik hidup sehat merupakan salah satu wujud
Revolusi Mental. GERMAS mengajak masyarakat untuk membudayakan hidup
sehat, agar mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan atau perilaku tidak sehat.

Pada era 1990, penyakit menular seperti ISPA, Tuberkulosis dan Diare merupakan
penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan. Namun, perubahan gaya hidup
masyarakat menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit
(transisi epidemiologi). Tahun 2015, PTM seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner
(PJK), Kanker dan Diabetes justru menduduki peringkat tertinggi.

Sebuah pembelajaran berharga di era jaminan kesehatan nasional (JKN),


anggaran banyak terserap untuk membiayai penyakit katastropik, yaitu: PJK, Gagal
Ginjal Kronik, Kanker, dan Stroke. Selain itu, pelayanan kesehatan peserta JKN juga
didominasi pada pembiayaan kesehatan di tingkat lanjutan dibandingkan di
tingkat dasar. Fakta ini perlu ditindaklanjuti karena berpotensi menjadi beban yang
luar biasa terhadap keuangan negara.

Meningkatnya PTM dapat menurunkan produktivitas sumber daya manusia, bahkan


kualitas generasi bangsa. Hal ini berdampak pula pada besarnya beban
pemerintah karena penanganan PTM membutuhkan biaya yang besar. Pada
akhirnya, kesehatan akan sangat mempengaruhi pembangunan sosial dan
ekonomi.

Prioritas nasional pada sektor kesehatan adalah pembangunan kesehatan untuk


peningkatan derajat kesehatan dan gizi masyarakat.

Ada empat program pada prioritas nasional tersebut yakni :

1. Penguatan promotif dan preventif melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.


2. Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan.
3. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat.
4. Meningkatkan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

Kegiatan yang dilakukan melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat adalah :

1. Kampanye hidup sehat


2. Pencegahan penyakit dan deteksi dini
3. Konsumsi pangan sehat
4. Lingkungan sehat
5. Aktifitas fisik dan konektifitas antarmoda transportasi
6. Kawasan tanpa rokok, narkoba dan minuman keras
7. Penurunan stress dan keselamatan berkendara
8. Advokasi regulasi gerakan masyarakat hidup sehat

TUJUAN UMUM :

(a) menurunkan beban penyakit


(b) menurunkan beban biaya pelayanan kesehatan;
(c) meningkatkan produktivitas penduduk; dan
(d) menekan peningkatan beban fnansial masyarakat untuk pengeluaran
kesehatan.

TUJUAN KHUSUS

Tujuan khusus Germas adalah untuk menurunkan resiko utama penyakit menular
dan tidak menular terutama melalui:
1. Intervensi gizi 1000 hari pertama kehidupan
2. Memperbaiki pola konsumsi gizi seimbang seluruh keluarga
3. Meningkatkan aktiftas fsik teratur dan terukur
4. Meningkatkan pola hidup sehat
5. Meningkatkan lingkungan sehat
6. Mengurangi konsumsi rokok dan alkohol

Fokus 2016-2017 :

1. Melakukan aktivitas fsik


2. Konsumsi sayur dan buah
3. Memeriksa kesehatan secara rutin

Seluruh lapisan masyarakat harus terlibat dalam kegiatan Gerakan Masyarakat


Hidup Sehat.

1. Pemerintah Pusat dan Daerah membuat kebijakan yang berwawasan


kesehatan, mensosialisasikan ke jajarannya sekaligus melaksanakannya
2. Di lingkup Akademisis, Dunia Usaha dan Organisasi Masyarakat harus
dilibatkan untuk mensosialisasikan di lingkungannya dan jaringannya
masingmasing serta melaksanakannya.
3. Sedangkan Individu, Keluarga dan Masyarakat, menerapkan Germas
dengan berperilaku hidup sehat

MAKNA LOGO GERMAS


a. Bentuk logo menggambarkan masyarakat indonesia yang memiliki hidup
sehat melalui aktivitas fsik serta deteksi dini penyakit.
b. Logo menggunakan konsep pita yang bersambung dengan 4 warna yang
berbeda, menggambarkan kerjasama serta komitmen
kementerian/lembaga, dunia usaha, organisasi Masyarakat dan akademisi
dalam menciptakan masyarakat sehat.
c. Warna-warna yang dipergunakan pada logo mencerminkan warna-warna
dari beberapa makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran yang
dapat dikonsumsi sebagai salah satu cara untuk wujudkan hidup sehat.

Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)

1. GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)


2. DALAM 30 TAHUN TERAKHIR .... TERJADI PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT
DENGAN PERILAKU MANUSIA TAHUN 1990: Tekanan darah tinggi, stroke,
jantung, kanker, kencing manis PENYAKIT MENULAR Infeksi Saluran
Pernapasan Atas, Tuberkulosis, Diare SEJAK 2010: PENYAKIT TIDAK MENULAR
Penyebab terbesar kesakitan dan kematian :
3. BEBAN PENYAKIT KATASTROPIK
1 JANTUNG
2 STROK
3 DIABET
4 KANKER
5 GINJAL
6 HEPATITIS
7 THALA
8 LEUKEMI
9 HEMOFILI
10 OTHER
4. FAKTOR RISIKO PENYEBAB PENYAKIT TIDAK MENULAR KURANG AKTIVITAS FISIK
KURANG KONSUMSI BUAH DAN SAYUR MINUM ALKOHOL MEROKOK BUANG
AIR BESAR SEMBARANGAN M E N Y E B A B K A N
5. PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PENYAKIT TIDAK MENULAR ZAT PENCEMAR
MERUSAK LINGKUNGAN Jika zat pencemar masuk ke tubuh manusia
MENYEBABKAN PENYAKIT TIDAK MENULAR MACAM-MACAM ZAT PENCEMAR :
•Gas buang dari kendaraan bermotor •Limbah pabrik •Asap Rokok •Logam
berat •Pestisida AKIBATNYA : •Mencemari sumber air minum •Polusi udara
•Mencemari tanah pertanian •Mencemari tanaman, sayur mayur
6. PENYAKIT TIDAK MENULAR PERLU DICEGAH OLEH SEBAB ITU............ Melalui
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)
7. PENGERTIAN GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT Suatu tindakan yang
sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan
berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup
8. TUJUAN AGAR MASYARAKAT BERPERILAKU SEHAT SEHINGGA BERDAMPAK
PADA : Kesehatan Terjaga Biaya untukBiaya untuk berobatberobat
berkurangberkurang Produktif Lingkungan Bersih
9. SIAPA YANG MELAKSANAKAN ? Seluruh lapisan masyarakat Keluarga
Mempraktekkan pola hidup sehat sehari-hari MasyarakatIndividu Dunia
UsahaAkademisi Menggerakkan institusi dan organisasi masing- masing
Organisasi Masyarakat Pemerintah Pusat dan Daerah Menyediakan :
kurikulum pendidikan, fasilitas olahraga, sayur dan buah, fasilitas kesehatan,
transportasi, Kawasan Tanpa Rokok, taman untuk beraktivitas, Iklan Layanan
Masyarakat, car free day, dsb
10. Membersihkan lingkungan, Memeriksa kesehatan secara rutin, Tidak
mengonsumsi alkohol , Tidak merokok, Mengonsumsi sayur dan buah ,
Melakukan aktivitas fisik Bentuk Kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat,
Menggunakan jamban
11. MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK Sekolah Tempat kerjaRumah Perjalanan Tempat
umum Minimal 30 menit sehari Dapat dilakukan dimana saja, kapan saja ...
12. MENGONSUMSI SAYUR DAN BUAH Tersedia dalam menu sehari-hari
13. MEMERIKSA KESEHATAN Setiap 6 bulan sekali CEK TEKANA N DARAH CEK
KADAR GULA DARAH CEK LINGKAR PERUT CEK KOLESTE ROL TES DARAH
LENGKAP DI LABORATO RIUM DETEKSI DINI KANKE R LEHER RAHIM UNTUK
PEREMPUAN

Launching GERMAS di wilayah kota MOJOKERTO

Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering disebut


transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan
akibat penyakit tidak menular (PTM). Seperti stroke, sakit jantung dan diabetes.
Dampak meningkatnya kejadian PTM adalah meningkatnya pembiayaan
pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah.
Untuk itu Sabtu, (20/5) Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus bersama Ketua Tim
Penggerak PKK Siti Amsah Mas’ud Yunus dan Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
melaunching Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Bertempat di GOR Seni
Majapahit Kota Mojokerto, kegiatan yang diselenggarakan menyambut Hari Jadi
Kota Mojokerto ke-99 tahun 2017 ini diikuti lebih dari 1000 orang lansia, kader
motivator kesehatan, tokoh masyarakat, OPD, Camat, Lurah, LSM dan organisasi
profesi. Germas dilakukan sebahai upaya penguatan secara promotif dan preventif
masyarakat. Dengan tujuan menurunkan beban penyakit menular dan penyakit
tidak menular, baik kematian maupun kecacatan. Menghindarkan terjadinya
penurunan produktivitas penduduk. Dan menurunkan beban pembiayaan
pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan.
12 INDIKATOR KELUARGA SEHAT

Kesehatan bukan hanya sekedar di hilir, bukan hanya sekedar mengobati. Tapi kesehatan ada di
hulu membentuk masyarakat yang mengerti tentang kesehatan mau menjadi manusia yang sehat
dan menjaga kesehatan.

Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), menyatakan bahwa di tahun 2020
mendatang, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif
akan sangat banyak. Namun, hal ini perlu diantisipasi agar proyeksi jumlah generasi usia produktif
yang mencapai 164 juta jiwa benar-benar manusia yang sehat dan produktif.

Sementara itu, Kemenkes RI tidak hanya mengupayakan penguatan layanan kesehatan primer,
namun juga menguatkan program keluarga sehat. Ada 12 indikator keluarga yang harus kita cermati
dan kita pahami, terang Menkes. Keduabelas indikator keluarga sehat terbagi ke dalam lima
kelompok, yaitu:
 Lima indikator dalam gizi, kesehatan ibu dan anak
1) Keluarga mengerti program keluarga berencana (KB)
2) Ibu hamil memeriksa kehamilannya sesuai standar
3) Balita mendapatkan imunisasi lengkap
4) Pemberian ASI Ekslusif 0-6 bulan
5) Pemantauan pertumbuhan balita

 Dua Indikator dalam pengendalian penyakit menular dan tidak menular


6) Penderita hipertensi berobat teratur
7) Penderita TB paru berobat sesuai standar

 Dua Indikator dalam perilaku sehat


8) Tidak adanya anggota keluarga yang merokok
9) Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN

 Dua indikator terkait lingkungan sehat


10) Mempunyai sarana air bersih
11) Menggunakan jamban keluarga

 Satu Indikator kesehatan jiwa


12) Anggota keluarga akses dalam pelayanan kesehatan jiwa

Menkes mengharapkan masyarakat mampu secara mandiri untuk menjaga kesehatannya


agar merdeka dari ancaman sakit dan penyakit. Masyarakat diharapkan agar lebih mengerti
tentang kesehatan supaya tidak jatuh sakit. "Kami mengharapkan orientasi masyarakat
bukan lagi berobat saat sakit tetapi lebih baik bila dijaga kesehatannya," tandas
Menkes. Sumber: www.depkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai