Germas
Germas
Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga
kegiatan, yaitu:
Tiga kegiatan tersebut dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga, dilakukan saat ini
juga, dan tidak membutuhkan biaya yang besar, tutur Menkes.
Salah satu dukungan nyata lintas sektor untuk suksesnya GERMAS, diantaranya
Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang berfokus pada pembangunan akses air minum, sanitasi,
dan pemukiman layak huni, yang merupakan infrastruktur dasar yang mendukung
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan
dalam hal keamanan pangan.
Dalam kehidupan sehari-hari, praktik hidup sehat merupakan salah satu wujud
Revolusi Mental. GERMAS mengajak masyarakat untuk membudayakan hidup
sehat, agar mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan atau perilaku tidak sehat.
Pada era 1990, penyakit menular seperti ISPA, Tuberkulosis dan Diare merupakan
penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan. Namun, perubahan gaya hidup
masyarakat menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit
(transisi epidemiologi). Tahun 2015, PTM seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner
(PJK), Kanker dan Diabetes justru menduduki peringkat tertinggi.
TUJUAN UMUM :
TUJUAN KHUSUS
Tujuan khusus Germas adalah untuk menurunkan resiko utama penyakit menular
dan tidak menular terutama melalui:
1. Intervensi gizi 1000 hari pertama kehidupan
2. Memperbaiki pola konsumsi gizi seimbang seluruh keluarga
3. Meningkatkan aktiftas fsik teratur dan terukur
4. Meningkatkan pola hidup sehat
5. Meningkatkan lingkungan sehat
6. Mengurangi konsumsi rokok dan alkohol
Fokus 2016-2017 :
Kesehatan bukan hanya sekedar di hilir, bukan hanya sekedar mengobati. Tapi kesehatan ada di
hulu membentuk masyarakat yang mengerti tentang kesehatan mau menjadi manusia yang sehat
dan menjaga kesehatan.
Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), menyatakan bahwa di tahun 2020
mendatang, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif
akan sangat banyak. Namun, hal ini perlu diantisipasi agar proyeksi jumlah generasi usia produktif
yang mencapai 164 juta jiwa benar-benar manusia yang sehat dan produktif.
Sementara itu, Kemenkes RI tidak hanya mengupayakan penguatan layanan kesehatan primer,
namun juga menguatkan program keluarga sehat. Ada 12 indikator keluarga yang harus kita cermati
dan kita pahami, terang Menkes. Keduabelas indikator keluarga sehat terbagi ke dalam lima
kelompok, yaitu:
Lima indikator dalam gizi, kesehatan ibu dan anak
1) Keluarga mengerti program keluarga berencana (KB)
2) Ibu hamil memeriksa kehamilannya sesuai standar
3) Balita mendapatkan imunisasi lengkap
4) Pemberian ASI Ekslusif 0-6 bulan
5) Pemantauan pertumbuhan balita