Anda di halaman 1dari 27

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Umum tentang Anatomi Fisiologi Otak


1. Anatomi Otak
Otak terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron, sel-sel penunjang yang
dikenal sebagai sel glia, cairan serebrospinal,dan pembuluh darah. Semua orang
memiliki jumlah neuron yang sama sekitar 100 miliar,tetapi koneksi di antara
berbagi neuron berbeda-beda. Pada orang dewasa, otak membentuk hanya
sekitar 2% (sekitar 1,4 kg) dari berat tubuh total, tetapi mengkonsumsi sekitar
20% oksigen dan 50% glukosa yang ada di dalam darah arterial.
Otak adalah organ vital yang terdiri dari 100-200 milyar sel aktif yang saling
berhubungan dan bertanggung jawab atas fungsi mental dan intelektual kita.
Otak terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron (Leonard, 2008).
Otak merupakan organ yang sangat mudah beradaptasi meskipun neuron-
neuron di otak mati tidak mengalami regenerasi, kemampuan adaptif atau
plastisitas pada otak dalam situasi tertentu bagian-bagian otak dapat mengambil
alih fungsi dari bagian-bagian yang rusak. Otak sepertinya belajar kemampuan
baru. Ini merupakan mekanisme paling penting yang berperan dalam pemulihan
stroke (Feigin, 2006).
Otak manusia terdiri atas dua hemisfer yang besar, yaitu hemisfer kiri dan
kanan. Otak terdiri atas tiga bagian yaitu :
a. Batang otak yang terdiri atas otak tengah (mesencephalon), jembatan varol
(pons), dan medulla oblongata.
b. Otak kecil (cerebellum)
c. Otak depan (fore brain)
1.) Diencephalon yang terdiri atas thalamus dan hipothalamus.
2.) Cerebrum yang terdiri atas cortex cerebri, centrum semiovale, ganglia
basalis dan hipocampus.

3
Gambar 2.1 Anatomi Otak manusia
a. Batang otak (Brain Stem)
1.) otak tengah (mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan
otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja
kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan
lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil
mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
2.) Jembatan Varol (Pons)
Pons merupakan bagian dari brain stem yang berada di antara medulla
oblongata dan mesencephalon.
3.) Medulla Oblongata
Medulla oblongata merupakan kelanjutan dari medulla spinalis kea rah
cranial. Medulla oblongata berfungsi untuk menghantarkan impuls yang
datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sebagai Pusat reflex
penting untuk jantung, vasokonstriktor, pernafasan, bersin, menelan,
pengeluaran air liur dan muntah.
b. Otak kecil (Cerebellum)
Cerebellum terletak di dalam fossa cranii posterior, mempunyai
hubungan dengan medulla oblongata melalui corpus restiforme, pons

4
melalui brachium pontis dan mesencephalon melalui brachium
conjunctivum.
Cerebellum terdiri dari 2 bagian utama yaitu Vermis Cerebelli yang
terletak di tengah dan Hemispherium Cerebelli pada bagian samping
masing-masing kiri dan kanan. Permukaan cerebrum dibentuk oleh cortex
cerebelli terdiri dari substansia griseria yang berbentuk lipatan-lipatan yang
disebut folia. Lapisan di sebelah profunda mengandung serabut-serabut
berselubung myelin disebut corpus medullare.
c. Otak Depan (Fore Brain)
1.) Diencephalon
Diencephalon menghubungkan antara mesencephalon dan
hemispherium cerebri. Diantara diencephalon kiri dan kanan terdapat
ventriculus tertius yang berbentuk celah yang berisi liquor
serebrospinalis.
Diencephalon terdiri atas :
a) Hypothalamus
Berfungsi sebagai: pengatur fungsi homeostatic, seprti kontrol suhu,
raba halus, air seni, dan asupan makanan; penghubung antara sisitem
saraf dan sistem endokrin; keterlibatan dengan emosi dan pola
perilaku dasar; dan berperan dalam siklus tidur-bangun.
b) Thalamus
Berfungsi sebagai: relay station dari semua masukan sinaps,
kesadaran sederhana dari sensasi, tingkatan dari kesadaran, dan
berperan dalam kontrol motorik.
2.) Otak besar (Cerebrum)
Cerebrum merupakan bagian sistem saraf pusat yang paling utama dan
paling besar, terletak di dalam cavum cranii. Cerebrum terdiri atas 2
belahan otak yaitu hemispherium kiri dan kanan, yang satu sama lain
dihubungkan oleh serabut commisura. Bagian terluar cerebrum adalah
cortex cerebri dan pada bagian dalamnya terdapat centrum semiovale,
ganglia basalis dan hippocampus. Cerebrum merupakan bagian otak

5
yang paling besar dan paling menonjol. Di serebrum inilah terletak
pusat-pusat saraf yang mengatur semua kegiatan sensorik dan motorik,
juga mengatur proses penalaran,ingatan dan intelegensia.
Struktur cerebrum terdiri dari :
a.) Cortex cerebri
Cortex cerebri mempunyai ketebalan substantia grisea yang tidak
sama dan berbeda menurut fungsinya. Permukaan cortex cerebri
tidak rata, terdapat bagian yang melekuk dan membentuk alur yang
disebut sulcus, dan bagian yang menonjol disebut gyrus.
Cortex cerebri terdiri atas 4 lobus, yaitu sebagai berikut :
1) Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari
Otak Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat
alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian
masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol
perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.
2) Lobus Parietal terletak di belakang sulcus centralis masing-masing
sisi, berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan
seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
3) Lobus Temporal berada di bagian lateral (kepala bagian samping)
berhubungan dengan kemampuan pendengaran, pemaknaan
informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
4) Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan
rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan
interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.
b.) Basal nuclei atau ganglia basalis
Ganglia basalis berperan penting dalam (1) menginhibisi tonus otot
yang berada di tubuh (tonus otot normalnya dipetahankan oleh
keseimbangan dari input excitatory dan inhibitory ke neuron yang
menginervasi otot skeletal); (2) memilih dan mempertahankan
aktivitas motorik yang memiliki tujuan dimana bisa menekan
kegunaan atau pola gerakan yang tidak diinginkan; dan (3)

6
membantu memonitor dan mengkoordinasi dengan lambat,
kontraksi yang berkelanjutan, terutama yang berkaitan dengan
postur dan support. Basal nuclei tidak secara langsung
mempengaruhi motor neuron eferen yang membuat otot
berkontraksi tetapi bertidak sebaliknya dengan memodifikasi
kegiatan yang berlasung di jalur motorik.

Gambar 2.2 Cortex Cerebri

Gambar 2.3 Anatomi otak Cerebral Palsy

2. Fisiologi Sistem Saraf


Sistem motorik berhubungan dengan sistem neuromuskular terdiri atas
upper motor neuron (UMN) dan lower motor neuron(LMN).UMN merupakan
kumpulan saraf motorik yang menyalurkan impuls dari area motorik di
korteks sampai di inti-inti motorik di saraf cranial di batang otak atau kornu
anterior medulla spinalis.
Berdasarkan perbedaan anatomi dan fisiologi, kelompok UMN dibagi
dalam susunan piramidal dan susunan ekstrapiramidal. Susunan piramidal

7
terdiri dari traktus kortikospinal dan traktus kortikobulbar. Melalui lower
motor neuron (LMN), yang merupakan kumpulan saraf motorik yang berasal
dari batang otak, pesan tersebut dari otak dilanjutkan ke berbagai otot dalam
tubuh seseorang. Kedua saraf motorik tersebut mempunyai peranan penting
di dalam sistem neuromuscular tubuh. Sistem ini yang memungkinkan
tubuh kita untuk bergerak secara terencana dan terukur.
a. Upper Motor Neuron
Traktus kortiko spinalis berfungsi menyalurkan impuls motorik pada
sel-sel motorik batang otak dan medula spinalis untuk gerakan-gerakan
otot kepala dan leher. Traktus kortikobulber membentuk traktus
piramidalis, mempersarafi sel-sel motorik batang otak secara bilateral,
kecuali nervus VII & XII, berfungsi untuk menyalurkan impuls motorik
untuk gerak otot tangkas. Dalam klinik gangguan traktus piramidalis
memberikan kelumpuhan tipe UMN berupa parese/paralisis spastic
disertai dengan tonus meninggi, hiper refleks, klonus, refleks patologis
positif, tak ada atrofi.
Kelainan traktus piramidalis setinggi :
1) Hemisfer : memberikan gejala-gejala hemiparese tipika
2) Setinggi batang otak : hemiparese alternans.
3) Setinggi medulla spinalis : tetra/paraparese.
Rangkaian neuron di korteks selanjutnya membentuk sirkuit saraf
meliputi berbagai inti di sub korteks dan kemudian kembali ke tingkat
kortikal, yang terdiri dari :
1) Korteks serebri area 4, 6, 8
2) Ganglia basalis antara lain nukleus kaudatus, putamen, globus
pallidus
3) Nucleus Ruber, formasio retikularis, serebellum
4) Pusat eksitasi / fasilitasi : mempermudah pengantar impuls ke
korteks maupun ke motor neuron
5) Pusat inhibisi : menghambat aliran impuls ke korteks/motor neuron.

8
Susunan ekstrapiramidal dengan formasio retikularis, terdiri dari :
1) Pusat eksitasi / fasilitasi : mempermudah pengantar impuls ke
korteks maupun kemotor neuron.
2) Pusat inhibisi : menghambat aliran impuls ke korteks/motor neuron.
3) Pusat kesadaran
Susunan ekstrapiramidal berfungsi untuk gerak otot dasar / gerak otot
tonik,pembagian tonus secara harmonis dan mengendalikan aktivitas
piramidal. Gangguan pada susunan ekstrapiramidal :
1) Kekakuan / rigiditas
2) Pergerakan-pergerakan involunter: Tremor, Atetose, Khorea,
Balismus
b. Lower Motor Neuron
Merupakan neuron yang langsung berhubungan dengan otot, dapat
dijumpai pada batang otak dan kornu anterior medulla
spinalis. Gangguan pada LMN memberikan kelumpuhan tipe LMN
yaitu parese yang sifatnya flaccid, arefleksi, tak ada reflex patologis,
atau atrofi cepat terjadi.
c. Susunan Somestesia
Perasaan yang dirasa oleh bagian tubuh baik dari kulit, jaringan ikat,
tulang maupun otot dikenal sebagai somestesia, yang terdiri dari:
1) Perasaan eksteroseptif dalam bentuk rasa nyeri, rasa suhu dan rasa
raba.
2) Perasaan proprioseptif, disadari sebagai rasa nyeri dalam, rasa getar,
rasa tekan,rasa gerak dan rasa sikap.
3) Perasaan luhur : diskriminatif & dimensional.
B. Tinjuan Umum tentang Tumbuh Kembang Anak
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak adalah individu yang unik, yang mengalami tumbuh kembang
serta mempunyai kebutuhan biologis, psikologis, dan spiritual, yang harus
dipenuhi (Suherman, 2000). Masa balita adalah masa emas (golden periode)
dalam rentang perkembangan seorang individu, pada masa ini anak

9
mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik, motorik,
emosi, kognitif maupun psikososial.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua kata yang berbeda,
namun tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pertumbuhan (growth)
merupakan suatu proses perubahan fisik (anatomis) yang ditandai dengan
bertambahnya ukuran berbagai organ tubuh, karena adanya pertambahan dan
pembesaran sel-sel.
Perkembangan (development) merupakan perubahan dan perluasan
secara bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari dari yang lebih
rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang
melalui pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran.
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang
berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara
bersamaan. Pertambahan ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan
kemampuan anak.
Frankenburg, dkk (1981) melalui DDST (Denver Development
Screening Test) yang dikutip oleh Soetjiningsih (1995) dalam buku tumbuh
kembang anak, mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai
dalam menilai perkembangan anak balita, yaitu:
a. Personal social (kepribadian/tingkah laku sosial). Aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus). Aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan
yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-
otot kecil, tetapi memerlukan kondisi yang cermat.
c. Language (bahasa). Kemampuan untuk memberikan respon terhadap
suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
d. Gross motor (perkembangan motorik kasar). Aspek yang berhubungan
dengan pergerakan dan sikap tubuh.

10
Menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih (1995),
motorik kasar (gross motor), yaitu aspek yang berhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar tubuh karena
dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup
tenaga, misalnya berjalan dan berlari.
Perkembangan bayi diawali dengan gerakan refleks, yaitu gerakan-
gerakan yg terjadi secara otomatis, tanpa disadari. Seiring dengan
menghilangnya kemampuan refleks bayi, secara bertahap kemampuan
motoriknya berkembang. Ia tidak saja mampu mengangkat kepala dan
memabalikkan tubuhnya, tetapi juga mencoba merangkak. Lalu dengan
bertambahnya usia. Pada dasarnya, yang dimaksud dengan perkembangan
motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak.
Secara umum, perkembangan motorik dibagi menjadi dua yaitu motor kasar
dan motor halus. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang
melibatkan ketrampilan otot-otot besar. Gerakan-gerakan seperti tengkurap,
duduk, merangkak, dan mengangkat leher adalah bagian dari aktivitas motor
kasar. Gerakan inilah yang pertama terjadi pada tahun pertama usia anak.
Sedangkan motor halus merupakan aktivitas ketrampilan yang melibatkan
gerakan otot-otot kecil. Misalnya menggambar, meronce manik-manik,
menulis dan makan. Kemampuan motorik halus ini berkembang setelah
kemampuan motorik kasar si kecil berkembang optimal. Dalam
perkembangan motorik kasarnya, anak sangat memerlukan bantuan orang
lain, khususnya kedua orang tuanya.
2. Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan
Menurut Santrock (2011), Perkembangan dan pertumbuhan mengikuti
prinsip cephalocaudal dan proximodistal. Prinsip cephalocaudal merupakan
rangkaian dimana pertumbuhan yang tercepat selalu terjadi diatas, yaitu di
kepala. Pertumbuhan fisik dan ukuran secara bertahap bekerja dari atas
kebawah, perkembangan sensorik dan motorik juga berkembang menurut
prinsip ini, contohnya bayi biasanya menggunakan tubuh bagian atas
sebelum meraka menggunakan tubuh bagian bawahnya.

11
Prinsip proximodistal (dari dalam keluar) yaitu pertumbuhan dan
perkembangan bergerak dari tubuh bagian dalam ke luar. Anak-anak belajar
mengembangkan kemampuan tangan dan kaki bagian atas ( yang lebih dekat
dengan bagian tengah tubuh) baru kemudian bagian yang lebih jauh,
dilanjutkan dengan kemampuan menggunakan telapak tangan dan kaki dan
akhirnya jari-jari tangan dan kaki ( Papalia, dkk, 2010).
3. Ciri – ciri Tumbuh Kembang Anak
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :
a. Perkembangan menimbulkan perubahan
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
d. Pertumbuhan berkorelasi dengan perkembangan
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak
Pola pertumbuhan dan perkembangan anak normal merupakan hasil interaksi
banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Faktor dalam (internal)
1) Ras/etnik atau bangsa
2) Keluarga
3) Umur
4) Jenis kelamin
5) Genetik
6) Kelainan kromosom
b. Faktor luar (eksternal)
1) Faktor Prenatal
a) Gizi
b) Mekanis

12
c) Toksin/zat kimia
d) Endokrin
e) Radiasi
f) Infeksi
g) Kelainan imonulogi
h) Anoksia embrio
i) Psikologi ibu
2) Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pad bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
3) Faktor pasca persalinan
a) Gizi
b) Penyakit kronis/kelainan konginetal
c) Lingkungan fisis dan kimia
d) Psikologis anak
5. Periode Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan
berkesinambungam yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Tumbuh
kembang anak terbagi menjadi beberapa periode, antara lain :
a. Masa prenatal atau masa intauterin (masa janin)
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :
1) Masa zigot, sejak konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu
2) Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu
3) Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir
kehamilan
b. Masa bayi (infancy) umur0 sampai 11 bulan
Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu :
1) Masa neonatal (umur 0-28 hari)
Pada masa ini adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan
sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa

13
neonatal terbagai menjadi masa neonatal dini (umur 0-7 hari) dan
masa neonatal lanjut (umur 8-28 hari).
2) Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses
pematangan berlangsung secara terus menerus terutama
meningkatkan fungsi sistem saraf
c. Masa anak dibawah 5 tahun (anak balita, umur 12-59 bulan)
Pada masa ini kecapatan pertumbuhan mulai menurun dan dapat
kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus)
serta fungsi eksresi.
d. Masa anak prasekolah (umur 60-72 bulan)
Pada masa ini pertumbuhan berlangsung dan stabil terjadi
perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan
meningkatnya keterampilan dan proses berfikir.
Memasuki masa prasekolah anak mulai menunjukkan keinginannya
seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa
ini,selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah
mulai diperkenalkan.
6. Tahapan Tumbuh Kembang Anak Normal
1.) Tumbuh Kembang Fisik Anak Normal
Ada 4 hal pokok yang berkaitan dengan tumbung kembang fisik anak
normal yang muncul secara berurutan :
a. Kemampuan mengontrol gerakan mata dan kepala ( 1 bulan-3 bulan)
b. Kemampuan mengontrol gerakan tangan lengan ( 3 bulan-6 bulan)
c. Kemampuan mengontrol gerakan badan dan keseimbangan duduk
dan beranjak berdiri (6 bulan- 1 tahun)
d. Kemampuan mengontrol gerakan tungkai dan keseimbangan berdiri,
berlari dan naik tangga ( 1 tahun-3 tahun)
2.) Tumbuh Kembang Mental Sosial Anak Normal
1. Komunikasi Bahasa
a. Tahap 1 : baru lahir – 6 bulan

14
1.) Memberikan tanggapan terhadap suara
2.) Membuat suara bila diajak bicara
3.) Tersenyum
4.) Menoleh kearah sumber suara
b. Tahap 2 : 6 bulan-12 bulan
1.) Senang bila diajak bicara atau bernyanyi
2.) Mengulangi gerakan tangan
3.) Meniru suara yang dibuat orang lain
4.) Memberikan tanggapan terhadap perintah sederhana
5.) Mengucapkan beberapa kata “Mama, Dada, Bapa’
c. Tahap 3 : 12 bulan-24 bulan
1.) Menyebutkan dirinya dengan namanya
2.) Menyebutkan beberapa nama benda yang akrab seperti
kucing, burung
3.) Berbicara tanpa arti
4.) Meminta sesuatu dengan menyebut/gerakan tangan
5.) Mulai menggabungkan kata-kata
6.) Dapat menunjukkan bagian-bagian tubuh yang disebut
d. Tahap 4 : 2 tahun- 3 tahun
1.) Menceritakan apa yang sedang ia kerjakan
2.) Mulai menggambar
3.) Mengajukkan pertanyaan
4.) Membantu keluarga dengan pekerjaan sehari-hari
C. Tinjauan Umum tentang Cerebral Palsy
1. Definisi
Cerebral palsy adalah kelainan yang disebabkan oleh kerusakan otak yang
mengakibatkan kelainan pada fungsi gerak dan koordinasi,psikologis dan
kognitif sehingga mempengaruhi proses belajar mengajar. Ini sesuai dengan
teori yang disampaikan dalam The American Academy of Cerebral Palsy
(Mohammad Efendi, 2006), “Cerebral Palsy adalah berbagai perubahan
gerakan atau fungsi motor tidak normal dan timbul sebagai akibat

15
kecelakaan, luka, atau penyakit susunan syaraf yang terdapat pada rongga
tengkorak”. Dari pengertian tersebut di atas, cerebral palsy dapat diartikan
gangguan fungsi gerak yang diakibatkan oleh kecelakaan, luka, atau
penyakit susunan syaraf yang terdapat pada rongga tengkorak.
Cerebral (otak) palsy (kelumpuhan) adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan gangguan mengontrol otot sehingga timbul kesulitan dalam
bergerak dan meletakkan posisi tubuh akibat kerusakan/kelainan fungsi
bagian otak tertentu pada bayi/anak, dapat terjadi ketika bayi dalam
kandungan, saat lahir atau setelah lahir.
2. Patofisiologi
Diawali dengan terjadinya kerusakan sel otak pada bagian tertentu
sehingga kontrol gerakan tertentu dari tubuh menjadi terganggu, akibatnya
otot-otot salah menerima instruksi. Akibatnya otot menjadi kaku atau lemas
yang berakibat anak CP sulit bergerak atau meletakkan posisi tubuhnya
sesuai yang dikehendaki, namun otot tersebut sesungguhnya tidaklah
lumpuh.
Bagian otak yang mengalami kerusakan terutama bagian otak yang
mengontrol memori/intelegensia, penglihatan dan penengaran mengalami
gangguan fungsi. Dari sanalah muncul gangguan-gangguan seperti
gangguan gerak, kesalahan posisi tubuh, kesulitan beljar/berkomunikasi,
gangguan penglihatan dan pendengaran yang pada akhirnya akan
menimbulkan kecacatan fisik, mental, sosial bagi anak CP.
Namun bagian otak lain yang sehat masih dapat dikembangkan melalui
latihan-latihan yang teratur dan berkesinambungn sedemikian rupa,
meskipun bagian otak yang rusak tidak pernah mengalami perbaikan lagi.
Akan tetapi semakin cepat anak CP diajarkan dan dilatih, maka semakin
banyak kemampuan yang dapat diperbuat oleh anak tersebut sesuai dengan
usia tumbuh kembang yang dimilikinya secara optimal. Meskipun
kerusakan otak anak tersebut tidaklah bertambah buruk tetapi karena sejalan
dengan bertambahnya usia anak, maka dampaknya akan semakin nyata
misalnya akan muncul deformitas.

16
Pada dasarnya pengaruh CP berbeda pada setiap anak, anak yang
terserang CP ringan hanya pada tungkai atau di tangan saja, akan belajar
berjalan dengan gangguan sedikit keseimbangan berjalan atau sedikit
kesulitan menggunakan tangan untuk memegang, sementara anak CP yang
berat, akan membutuhkan pertolongan dalam berbagai posisi tubuh untuk
melakukan kegiatan sehari-hari.
CP spastik diplegia dari beberapa literatur diasumsikan oleh karena
adanya haemorhage dan periventricular leukomalacia pada area subtansia
alba atau kortek motor. Haemorhage dan periventricular leukomalacia
merupakan gambaran klinis cerebral palsy. Periventricular leukomalacia
adalah necrosis dari white matter sekitar ventrikel akibat dari menurunnya
kadar oksigen dan arus darah pada otak yang biasanya terjadi pada spastik
diplegi. Periventricular leukomalacia sering terjadi bersamaan dengan lesi
haemoragic dan potensi terjadi selama apnoe pada bayi prematur. Baik
periventricular leukomalacia maupun lesi haemoragic dapat menyebabkan
spastik diplegi. Hal ini sekaligus menguatkan arti patogenesis adalah
kejadian kerusakan pada white matter (Nugroho, 2005).
3. Etiologi
a. Sebelum Lahir
1) Infeksi kuman ; penyakit infeksi yang diderita oleh ibu menular
kejanin seperti penyakit kelamin, herpes zoster, campak.
2) Penyakit sistem metabolik
3) Keracunan kehamilan, kontaminasi air raksa pada
makanan,rokok,alkohol
4) Penyakit keturunan
5) Letak janin tidak normal akibat trauma
6) Abdominal trauma.
7) Penyebab tanpa diketahui (kurang lebih 30%)
b. Pada saat dilahirkan
1) Bayi lama di pintu sehingga sel-sel otak rusak karena kekurangan
oksigen (gagal bernafas)

17
2) Trauma kelahiran : akibat rongga panggul yang kecil. Di tolong
dengan menggunakan alat untuk menarik kepala secara paksa keluar
dari rahim (cedera kepala), plasenta lepas sebelum bayi lahir atau
plasenta terlilit di leher.
3) Prematuritas
4) Bayi kembar
5) Perdarahan pada saat kehamilan
6) Proses persalinan lama
7) Kelahiran sungsang
c. Setelah Lahir
1) Infeksi otak seperti meningitis
2) Demam sangat tinggi atau kekurangan cairan (dehidrasi)
3) Kecelakaan yang menyebabkan cedera kepala
4) Kekurangan oksigen karena tenggelam, keracunan gas, pestisida
5) Tumor otak
6) Gangguan metabolisme ke otak, seperti insulin meninggi
7) Perdarahan di otak tanpa di ketahui penyebabnya.
d. Penyebab tanpa diketahui kurang lebih 30% (cukup besar)
4. Tanda-tanda CP yang dapat diamati
Pada awal pertumbuhan, gejala-gejala CP sulit diketahui keluarganya karena
penderita tidak menunjukkan adanya kelainan. Kecacatan baru diketahui
setelah penderita tidak dapat melakukan aktivits yang seharusnya dapat
dilakukan seandainya anat tersebut tidak normal, seperti tidak mampu
berguling, merangkak, duduk dan sebagainya. Karena itu seringkali
kecacatan anak tersebut sudah serius baru orang tua sadar bahwa anaknya
tidak normal.
a. Tanda-tanda dini CP
Tanda-tanda dini berupa kekakuan atau terkulai. Dapat terlihat segera
setelah lahir. Tanda-tanda lain mungkin butuh waktu beberapa bulan
sebelum akhirnya mereka tampak. Untuk meyakinkan apakah anak
menderita CP bawalah ke dokter atau Fisioterapis. Tanda-tanda dibawah

18
ini dapat diperhatikan jika mereka terlihat sepanjang waktu. Tidak setiap
anak memperlihatkan tanda-tanda dibawah ini.
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh keluarga :
a.) Kejang tiba-tiba
Dalam beberapa posisi seperti telentang, tubuh bayi menjadi susah
untuk ditekuk, memakai baju, atau menggendongnya.
b.) Terkulai
Kepala bayi terkulai dan ia tak mampu mengangkatnya. Kedua
tangan dan kakinya tergantung bila bayi digendong. Anak hanya
sedikit melakukan gerakan.
c.) Perkembangan lambat
Anak membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan untuk
belajar mengangkat kepalanya, duduk dan menggunakan tangannya.
d.) Sulit makan
Anak kesulitan dalam menetek dan menelan. Lidahnya menolak
makanan dan susu keluar. Anak mengalami kesulitan dalam
menutup mulutnya dan air liur keluar terus
e.) Tingkah laku yang tidak umum
Sang anak mugkin cengeng, rewel dan sulit untuk tidur. Tetapi boleh
jadi sebaliknya, ia seorang anak yang pendiam dan banyak tidur.
Hingga berumur 3 bulan ia tidak pernah tersenyum, kadang sulit
bernafas (kebiruan), jika tidur telentang nampak seperti jembatan.
b. Tanda- tanda lanjut CP
1) Refleks abnormal
a) Munculnya pola gerak dan sikap tubuh tidak normal karena
gangguan fungsi reflex yang mengatur pusat fasilitasi, inhibisi
dan sinergis
b) Gangguan tonus otot dapat berupa: hipertoni (meninggi),
hipotoni (menurun), atoni (hilang).
c) Kelainan reflex: hiperefleks (meninggi), hiporefleks
(menururn), arefleks (hilang)

19
d) Reflex patologi: reflex patologi yang terdapat pada bayi/anak
berkaitan dengan CP adalah reflex primitive yang semestinya
hilang pada usia tertentu namun masih tetap ada, sehingga dapat
mengganggu tumbuh kembang gerak/posisi normal anak.
2) Kelemahan otot
Kerusakan otot terjadi akibat tidak berfungsinya otot-otot secara
normal
3) Kelainan sensasi proprioseptive
4) Kelainan fungsi-fungsi tertentu
 Afasia : hilangnya kemampuan untuk berbahasa
 Tuna rungu : tuli dan bisu
 Tuna netra : gangguan penglihatan
5) Gangguan mental
Seperti nampak anak lamban bergerak, bersikap bodoh,muka sayu.
Sebagian besar penderita CP yang ada mengalami kemunduran /
gangguan mental, sehingga justru semakin memperberat proses
rehabilitasnya.
5. Berdasarkan Gejala Neuromuskular CP dibagi 6 tipe
1. Tipe spastik (sering ditemukan dilapangan)
Spastik yaitu kerusakan pada cortex cerebri yang menyebabkan
hyperactive reflex dan stretch reflex. Pada penderita kelompok spastik
terdapat kekakuan pada sebagian atau seluruh otot-ototnya. Tipe ini
adalah yang paling sering muncul, 70-80% penderita lumpuh otak
masuk dalam tipe ini. Tanda-tanda Tipe spastic:
1) Tonus otot meninggi
a) Otot terasa keras
b) Jika digerakkan terasa ada tahananyang awalnyakuat, lama
kelamaan semakin ringan
2) Tendon otot Nampak menonjol, karena otot hampir selalu
berkontraksi
3) Hiperefleks

20
Reflex meninggi, reflex penguluran sangat sensitive dan reaksi otot
terhadap rangsangan berlebihan
4) Kelaina sikap (postur)
Adanya spastisitas (kekakuan otot) yang menyebabkan kelainan
sikap, bentuk kelainan sikap setiap penderita sangat berbeda-beda.
5) Gangguan keseimbangan
CP tipe spastic misalnya terdapat ketidak seimbangan fungsi antara
fasilitasi dan inhibisi, fungsi inhibisi tidak/kurangberfungsi
sehingga fasiliatasi lebih dominana yang menyebabakan gangguan
keseimbangan sikap.
6) Gerak volunteer (gerak tangkas) terhambat
Reaksi-reaksi reflekstoar yang mendukung gerakan volunteer tidak
berfungsi secara baik, misalnya fungsi sinergis, fixator, agomist,
antagonist terganggu, akibatnya gerak yang dihasilkan tidak
terkontrol, tidak halus dan lamban.
7) Mudah timbul kecacatan, misalnya talipes equines (kaki jinjit) dan
sebagainya.
Pola CP Spastik saat tidur terlentang
1) Seirng memposisikan kepala pada satu sisi badan ke kiri atau ke
kanan
2) Satu lengan Nampak lurus kaku dan yang satunya bengkok
3) Tungkai kaku, kedua lutut saling merapat atau kedua tungkai saling
bersilangan seperti gunting.
4) Saat tidur terlentang: menekan dengan rapat ke lantai, kadangkala
punggung melengkung ke atas seperti jembatan.
5) Saat berjalan: kedua lengan kaku dan membengkok, hip dan knee
sedikit fleksi dan saling merapat serta kaki kaku terseret dilantai.
6) Akibat pola seperti tersebut di atas, maka sering terjadi kontraktur
di leher, shoulder, elbow, wrist, hip, knee, dan ankle.
Tipe spastik dapat dibedakan menjadi:

21
1) Monoplegia, apabila hanya satu ekstremitas saja yang terkena
(biasanya pada lengan).
2) Hemiplegia, apabila kelainan menyerang anggota gerak atas
(lengan) dan bawah (tungkai) pada satu sisi belahan tubuh yang
sama, biasanya lengah lebih parah daripada kaki.
3) Diplegia, apabila kelainan menyerang seluruh anggota gerak (kedua
lengan dan kedua tungkai) namun kedua tungki lebih parah
dibandingkan kedu lengan..
4) Triplegia, apabila kelainan menyerang 3 ektremitas, biasanya pada
kedua lengan dan salah satu tungkai.
5) Quadriplegia, apabila kelainan menyerang seluruh anggota gerak
(kedua lengan dan kedua tungkai) yang sama beratnya.

Gambar 2.4 Klasifikasi CP tipe Spastik

Gambar 2.5 CP tipe Spastik


2. Tipe Athetosis
Athetosis yaitu kerusakan pada basal ganglia yang mengakibatkan
gerakan-gerakan tidak terkendali dan tidak terarah, biasanya mereka

22
punya gerakan atau posisi tubuh yang tidak wajar. Gerakan abnormal ini
mengenai tangan, kaki, lengan, atau tungkai dan pada sebagian besar
kasus, otot muka dan lidah, menyebabkan anak tampak menyeringai dan
selalu mengeluarkan air liur. Penderita athetosis juga mengalami
masalah koordinasi gerakan otot bicara (disartria). Tipe athetosis terjadi
pada 10-20% penderita cerebral palsy.
Tanda-tanda tipe athetoid adalah :
1) Gerak diluar kehendak (involuner) berupa gerak memilin, meliuk
pada tangan/lengan, tungkai, leher/kepala dan badan: dapat timbul
gerakan secara lamban dan atau tiba-tiba cepat
2) Pasien akan mengambil posisi aneh. Jika terkejut atau sedang dalam
kegirangan
3) Saat istirahat gerak athetosis berkurang dan akan bertambah saat
terkejut atau kegirangan
4) Reflex normal, dan otot dapat berkontraksi/bergerak, tetapi gerakan
yang dihasilkan tidak normal dan lamban akibat rigidity.
5) Jika dapat berjalan, langkahnya terhuyung-huyung dengan lengan
dan tungkai meliuk-liuk
6) Kadang-kadang kepala ke belakan, mulut terbuka, lidah menjulur
keluar, meringis, dapat menyerang otot mulut / pengunyah, suara
kadang-kadang meledak dan besar. Gangguan keseimbangan dan
gampang jatuh.
Pola CP athetoid :
1) Lengan dan jari tangan kelihatan spasme saat bergerak seperti orang
menari tanpa tujuan, disertai dengan gerakan leher dan kepala
kesegalah arah, mulut terbuka, kadang liur meleleh serta sesekali
bersuara besar.
2) Timbul gerakan tidak terkontrol yang sering terjadi ketika anak
mulai mencoba melakukan suatu aktivitas

23
3) Akibat gerakan yang tidak terkontrol pada anggota tubuh dan
kepala, maka terjadi gangguan kesimbangan seperti akan jatuh saat
duduk.

Gambar 2.6 CP athetoid


3. Tipe Ataxia
Ataxia yaitu kerusakan pada cerebellum (otak kecil) yang
mengakibatkan adanya gangguan pada keseimbangan, jalannya tidak
stabil dengan gaya berjalan kaki terbuka lebar, meletakkan kedua kaki
dengan posisi yang saling berjauhan, koordinasi tangan dan mata buruk,
kesulitan dalam melakukan gerakan cepat dan tepat, misalnya menulis
atau mengancingkan baju.
Tanda-tanda yang menonjol :
1) Fungsi keseimbangan terganggu:: sulit mulai duduk dan berhenti
sehingga seringkali jatuh
2) Nampak janggal (kikuk) menggunakan kedua tangannya, sehingga
menimbulkan masalah yang cukup besar sepanjang hidupnya.
3) Tonus otot nampak kurang (hipotonus)
4) Kadang-kadang bola mata oscilasi saat melirik (nistagmus)
5) Kadang-kadang mengalami hambatan bicara (Staccato Speech)
Pola CP Ataxia :
1) Tidak bisa menunjuk ke suatu obyek/titik dengan tepat, seperti
menunjuk hidung sendiri
2) Jika berdiri, letak kedua kaki melebar
3) Jika berjalan, terhuyung-huyung seperti orang mabuk, dengan
langkah melebar ke samping, serta hip dan knee sedikit
membengkok akibat gangguan keseimbangan.

24
Gambar 2.7 CP tipe Ataxia
4. Tipe Flaccid (lumpuh lemah)
Tanda-tanda yang menonjol :
1) Ditandai dengan otot-otot dalam keadan lemah seolah-oleh tidak
berdaya.
2) Tonus otot menghilang atau sangat rendah
3) Lingkup gerak sendi (LGS) sangat berlebihan.

Gambar 2.8 CP tipe flaccid


5. Tipe Rigid (Kaku)
Rigidity yaitu kerusakan pada ganglia basalis yang mengakibatkan
kekakuan pada otot-otot seluruh tubuh sehingga sulit dibengkokkan.
Tanda-tanda yang menonjol :
1) Sendi tampak kaku dan sulit digerakkan baik secara pasif maupun
aktif, karena otot-otot agonis dan antagonis saling mempertahankan
posisinya.
2) Reflex tenson menurun akibat hambatan kelompok otot fleksor dan
ekstensor

25
3) Gerakan pasif terasa adanya hambatan yang sama besarnya disemua
LGS
6. Tipe Campuran
Merupakan campuran dari 2 tipe atau lebih, misalnya spastik-ataxia,
spastik-athetoid, dan sebagainya.

Gambar 2.9 CP tipe Campuran (athetoid dan spastik)

Gambar 2.10 CP tipe Campuran (flaccid dan athetoid)

6. Klasifikasi GMFCS (Gross Motor Function Classification System)


Cerebral palsy juga diklasifikasikan berdasarkan derajat keparahan menurut
klasifikasi GMFCS (Gross Motor Function Classification System) yaitu
sebagai berikut :
a. Derajat I : berjalan tanpa hambatan. Keterbatasan terjadi pada gerakan
motorik kasa yan lebih rumit.
b. Derajat II : berjalan tanpa alat bantu, keterbatasan dalam berjalan di luar
rumah dan di lingkungan masyarakat.
c. Derajat III : berjalan dengan alat bantu mobiitas, keterbatasan dalam
berjalan di luar rumah dan di lingkungan rumah dan di lingkungan
masyarakat.

26
d. Derajat IV : kemampuan bergerak sendiri terbatas, menggunakan alat
bantu gerak yang cukup canggih untuk berada di luar rumah dan di
lingkungan masyarakat
e. Derajat V : kemampuan bergerak sendiri sangat terbatas, walaupun
sudah menggunakan alat bantu yang canggih.’
7. Gambaran Klinis
Gambaran klinik cerebral palsy tergantung dari bagian dan luasnya jaringan
otak yang mengalami kerusakan.
a. Paralisis
Dapat berbentuk hemiplegia, kuadriplegi, diplegia, monoplegia,
triplegia. Kelumpuhan ini mungkin bersifat flaccid, spastic atau
campuran.
b. Gerakan involunter
Dapat berbentuk atetosis, khoreoathetosis, tremor dengan tonus yang
dapat bersifat flaccid, rigiditas atau campuran.
c. Ataxia
Gangguan koordinasi ini timbul karena kerusakan cerebellum. Penderita
biasanya memperlihatkan tonus yang menurun (hipotoni), dan
menunjukkan perkembangan motorik yang terlambat. Mulai berjalan
sangat lambat, dan semua pergerakan serba canggung.
d. Kejang
Dapat bersifat umum atau fokal.
e. Gangguan perkembangan mental
Retardasi mental ditemukan kira – kira pada 1/3 dari anak dengan
cerebral palsy terutama pada grup tetraparesis, diparesis spastic dan
ataksia. Cerebral palsy yang disertai dengan retardasi mental pada
umumnya disebabkan oleh anoksia yang cukup lama, sehingga terjadi
atrofi serebri yang menyeluruh. Retardasi mental masih dapat diperbaiki
bila korteks serebri tidak mengalami kerusakan menyeluruh dan masih
ada anggota gerak yang dapat digerakkan secara volunteer. Dengan

27
dikembangkannya gerkan – gerakan tangkas oleh anggota gerak,
perkembangan mental akan dapat dipengaruhi secara psoitif.
f. Gangguan penglihatan (misalnya: hemianopsia, strabismus, atau
kelainan refraksi), gangguan bicara, gangguan sensibilitas.
g. Problem emosional terutama saat remaja
h. Gejala lain yang juga bisa ditemukan pada cerebral palsy :
1) Kecerdasan dibawah normal
2) Gangguan menghisap atau makan
3) Pernafasan yang tidak teratur
4) Gangguan perkembangan kemampuan motorik
5) Gangguan pendengaran
6) Kontraktur persendian
7) Gerakan menjadi terbatas
8. Penanganan Fisioterapi pada Cerebral Palsy
Prinsip program terapi pada penderita CP antara lain :
1. Mengurangi (memblok) tonus, postur, keseimbangan dan gerakan yang
tidak normal denga cara membangkitkan postur yang normal (RIP,RIM)
2. Mempermudah munculnya tonus otot, postur, keseimbangan dan gerakan
normal melalui penanganan yang benar (Fascilitation).
3. Memdidik kembali fungsi sensomotorik dengan jalan penderita dimintai
merasakan tonus, postur, keseimbangan dan gerakan yang tidak normal
untuk dibandingkan dengan yang normal atau melatih memposisikan
tubuh pada posisi yang dianggap benar berulang-ulang.
4. Mengevaluasi langsung dari respon untuk melihat perkembangan proses
kemandirian anak CP.
Tujuan umum terapi CP untuk segala tipe CP :
1. Tipe Spastik
a. Melemaskan otot-otot yang kaku
b. Membangkitkan semangat anak untuk bergerak agar dapat
menghindari posisi badan menjadi spastic
c. Mencegah deformitas

28
2. Tipe Athetoid
a. Belajar untuk memegang dengan kedua tangan agar dapat
mengendalikan gerakan yang tidak terkontrol.
b. Jika posisi badan abnormal hilang timbul maka ikut tindakan pada
tipe spastic.
3. Tipe Ataxic
a. Perbaiki keseimbangan sewaktu berlutut, berdiri dan berjalan
b. Berdiri dan berjalan dengan mantap
c. Kendalikan gerakan bergetar terutama pada tangan
4. Tipe Falccid (Terkulai)
a. Jaga badan tetap dalam posisi yang baik
b. Bangkitkan semangat anak untuk bergerak sehingga otot-ototnya
kuat.

29

Anda mungkin juga menyukai