K-13
s
Kela
bahasa indonesia
FRASA DAN PROSES MORFOLOGIS
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Menguasai konsep dasar frasa/kelompok kata.
2. Menguasai konsep dasar proses morfologis.
3. Mengidentifikasi kontruksi frasa dan jenis-jenis frasa.
4. Mengidentifikasi kata-kata yang mengalami proses morfologis.
1
A. FRASA (KELOMPOK KATA)
Frasa atau kelompok kata adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak
predikatif. Tidak predikatif artinya tidak ada fungsi predikat pada gabungan kata itu. Syarat
frasa tidak boleh melebihi batas satu fungsi kalimat.
Contoh:
Murid baru itu sedang membaca buku di perpustakaan.
a. Konstruksi Frasa
Terdapat dua kontruksi frasa sebagai berikut.
1. Konstruksi endosentris merupakan konstruksi yang salah satu konstituennya
mempunyai kelas kata yang sama dengan kelas kata dari hasil perpaduan kata yang
ada.
Contoh:
bangku kayu (nomina) > bangku (nomina) konstituen, kayu (nomina)
lelaki tampan (nomina) > lelaki (nomina) konstituen, tampan (adjektiva)
2. Konstruksi eksosentris merupakan konstruksi yang secara keseluruhan tidak
mempunyai kelas kata yang sama dengan konstituennya.
Contoh:
ke sekolah (adjektiva) > ke (preposisi), sekolah (nomina)
2
b. Jenis-Jenis Frasa
1. Jenis-jenis frasa berdasarkan unsurnya
• Frasa endosentris adalah frasa yang berkonstruksi endosentris. Frasa ini dibagi
menjadi dua sebagai berikut.
- Endosentris koordinatif adalah frasa yang terjadi dari perpaduan
komponen-komponen pokok saja dan tidak ada komponen penjelas.
Kedua unsurnya merupakan inti. Ciri frasa ini dapat disisipi kata hubung
dan dan atau. Konstruksinya A dan/atau B.
Contoh:
suami istri, ayah ibu, hutan rimba, warta berita, sanak saudara, sawah
ladang, cerdas cermat.
- Endosentris subordinatif/modifikatif adalah frasa yang kedua unsurnya
tidak sama derajatnya. Frasa yang mengandung unsur inti (D) dan pewatas
(M) serta frasa ini mengenal pola DM/MD/MDM.
Contoh:
Pola DM : calon mahasiswa baju baru, roti tawar, sersan mayor
Pola MD : seorong prajurit, sehelai kertas, letnan jenderal
Pola MDM : selembar uang kertas , sepasang sepatu tua
- Endosentris apositif adalah frasa yang menduduki fungsi sebagai
keterangan tambahan. Ciri frasa ini diapit tanda koma atau dibatasi
dengan tanda koma.
Contoh:
Devanni, siswi SMA Tunas Bangsa.
Indonesia, tanah airku.
Jogya, kota pelajar.
• Frasa eksosentris adalah frasa yang konstruksinya eksosentris. Frasa ini ditandai
dengan adanya kata tugas, seperti di, ke, dari, pada, demi, dan untuk.
Contoh:
dari Kalimantan Barat, ke pasar, di sekolah, dsb.
3
• Frasa verba adalah frasa yang intinya verba.
Contoh: akan pergi, sering ribut, sedang membaca, duduk lagi.
• Frasa nomina adalah frasa yang intinya kata nomina.
Contoh: mobil baru, gedung sekolah, sepasang sepatu tua, kapal terbang.
• Frasa adjektiva adalah frasa yang intinya adjektiva.
Contoh: sangat cerdas, paling pandai, besar sekali, sakit parah.
• Frasa numeralia adalah frasa yang intinya numeralia.
Contoh: empat kodi, tiga buah, dua butir, tujuh rupa, sepuluh helai.
• Frasa adverbia adalah frasa yang intinya adverbia.
Contoh: tadi siang, nanti malam, besok sore, minggu depan, Jumat kliwon.
c. Pola Frasa
Pola frasa bisa berada dalam kalimat atau dapat pula berdiri sendiri. Hal ini berkaitan
dengan unsur inti (D = diterangkan) dan unsur penjelas/pewatas (M = menerangkan) atau
jenis kata.
Contoh:
gadis cantik = makan lagi
D M D M
kepala sekolah = ayah guru
KB KB KB KB
B. PROSES MORFOLOGIS
a. Pengertian Proses Morfologis
Proses morfologis adalah proses pembentukan kata dari suatu bentuk dasar menjadi
suatu bentuk jadian. Proses ini meliputi afiksasi, reduplikasi, dan komposisi.
1. Afiksasi adalah proses pembentukan kata karena dilekati afiks.
2. Jenis-jenis afiks
Prefiks: ber-, se-, me-,di-, pe-,ke-, per-, ter-
Infiks: -em-, -el-, -er-, -in-
Sufiks: -i, -kan, -an
Konfiks: me-i, me-kan, ber-an, ber-kan, pe-an, per-an, per-kan, dll.
Kombinasi afiks: memper-, memper-i, memper-kan, dll.
4
3. Macam-macam afiksasi
• Nasalisasi (Kaidah KTSP) adalah proses mengubah atau memberi nasal pada
fonem-fonem. Proses ini dikenal dengan kaidah KTSP.
Prosesnya sebagai berikut.
- Afiksasi (me-, me-i, me-kan, pe-, pe-an) + kata dasar huruf pertama K, T, S, P
yang diiringi huruf vokal (a, i, u, e, o) sehingga huruf K, T, S, P lesap/luluh.
Contoh:
me- + pesona = memesona, me- + suci = menyuci, me- + kunci =
mengunci, me- + tempa = menempa. Jika kata tersebut diberi imbuhan
pe- bentukannya pemesona, penyuci, pengunci.
- Afiksasi (me-, me-i, me-kan, pe-, pe-an) + kata dasar huruf pertama K, T, S, P
yang diiringi huruf konsonan, huruf K, T, S, P tidak lesap.
Contoh:
me- + proses = memproses, me- + kritik = mengkritik, me- + traktir =
mentraktir, me- + sketsa = mensketsa. Jika kata tersebut diberi imbuhan
pe- bentukannya pemproses, pengkritik, pentraktir, pensketsa.
- Afiksasi (me-, me-i, me-kan, pe-, pe-an) + kata dasar bersuku kata satu maka
me- menjadi menge-, menge-i, menge-kan, penge-, penge-an
Contoh:
me- + bom = mengebom, me- + cor = mengecor, me- + tik = mengetik. Jika
kata tersebut diberi imbuhan pe- maka bentukannya pengebom, pengecor,
pengetik.
5
Me-kan + bom = mengebomkan, me-kan + cor = mengecorkan, me-
kan + tik = mengetikkan. Jika kata tersebut diberi imbuhan pe-an maka
bentukannya pengeboman, pengecoran, dan pengetikan.
- Afiksasi (me-, me-i, me-kan, pe-, pe-an) + kata dasar yang berhuruf awal
vokal (a, i, u, e, o), akan mendapat /ng/.
Contoh:
me- + ungkap = mengungkap, me- + ajar = mengajar, me- + ambil =
mengambil. Jika kata tersebut mendapat imbuan pe- bentukannya
pengungkap, pengajar, dan pengambil.
• Prefiks me- sejajar dengan pe- dan ber- sejajar dengan per-
Contoh:
Mukim > memukimkan> pemukiman (proses).
Mukim> bermukim> permukiman (tempat).
Pemukim (orang yang bermukim) bukan permukim
6
Tatar > menatar > penataran (proses)
Tatar > bertatar > pertataran (tempat)
7
ber- kata kerja aktif - mempunyai beribu, bernama
taktransitif - memakai bersepeda, bersepatu
- mengerjakan sesuatu bersawah, berladang
Sufiks
-an kata benda - hasil pekerjaan tulisan, lukisan
- kumpulan daratan, lautan
- tiap-tiap harian, bulanan
Konfiks
ke-an kata benda - menunjukkan tempat kerajaan, kelurahan
- dikenai kehujanan, kepanasan
- bersifat seperti kekanak-kanakan
8
me-i kata kerja - kausatif mengotori
transitif - benefaktif menganugerahi
ber-kan kata kerja - memakai beralaskan
ber-an kata kerja - saling bersalaman
intransitif berpelukan
ter-kan kata kerja - dapat dilakukan terselesaikan
ter-i kata kerja - dapat dilakukan terseberangi
di-kan kata kerja pasif - menjadi dilebarkan
di-i kata kerja pasif - menjadi dikotori
c. Reduplikasi
1. Pengertian reduplikasi adalah proses dan hasil pengulangan satuan bahasa sebagai
alat fonologis atau gramatikal. Reduplikasi disebut juga kata ulang. Sebagai
contoh, rumah-rumah, tetamu, bolak-balik, siswa-siswi, tetumbuhan, bermain-main,
dan sebagainya. Berbeda dengan bentuk ulang, yaitu bentuk yang mengalami
perulangan yang pada dasarnya merupakan kata dasar. Sebagai contoh, sia-sia, laba-
laba, biri-biri, dan kupu-kupu.
2. Fungsi kata ulang sebagai alat untuk membentuk jenis kata di antaranya:
• Kata kerja, contoh bersalam-salaman dan memanggil-manggil.
• Kata sifat, contoh kebapak-bapakan dan kekanak-kanakan.
• Kata benda, contoh buah-buahan dan perumahan-perumahan.
• Kata keterangan, contoh sebaik-baiknya dan secantik-cantiknya.
Selain itu, perulangan sebuah kata akan menurunkan jenis kata yang sama seperti
apabila kata itu tidak diulang. Contohnya, mobil (kata benda) dan mobil-mobilan
(kata benda).
3. Jenis-jenis reduplikasi
• Dwilingga (kata ulang utuh) adalah reduplikasi seluruh bentuk dasar.
Contoh: gadis-gadis, mobil-mobil, peraturan-peraturan, dan permainan-
permainan.
• Dwilingga salin suara (kata ulang berubah bunyi) adalah pengulangan kata
penuh dengan variasi vokal.
Contoh: lauk > lauk-lauk >lauk-pauk, warna > warna-warna > warni-warni.
9
• Dwipurwa (kata ulang sebagian) adalah pengulangan sebagian atau seluruh
suku awal sebuah kata.
Contoh: laki > lalaki>lelaki, tamu > tatamu> tetamu, jaka > jajaka> jejaka.
• Dwilingga berimbuhan adalah reduplikasi dengan mendapat imbuhan, baik
pada lingga pertama maupun pada lingga kedua.
Contoh: surat-menyurat, bertanya-tanya, bermain-main, dan melihat-lihat.
• Kata ulang semu merupakan kata dasar yang selintas tampaknya seperti kata
ulang.
Contoh: kupu-kupu, gado-gado, compang-camping, anai-anai, pura-pura,
mondar-mandir, dan alih-alih.
4. Makna kata ulang adalah sebagai berikut.
• Menyatakan hal. Contoh: masak-memasak dan karang-mengarang.
• Menyatakan menyerupai. Contoh: anak-anakan, kuda-kudaan, rumah-rumahan,
dan langit-langit.
• Menyatakan agak atau melemahkan. Contoh: pening-pening, pusing-pusing,
kekanak-kanakan, kebarat-baratan, sakit- sakitan, dan kemerah-merahan.
• Menyatakan serba atau seragam. Contoh: putih-putih, hitam-hitam.
• Menyatakan resiprokal (berbalasan). Contoh: bersalam-salaman, berpeluk-
pelukan, pukul-memukul, dan tikam-menikam.
• Mengandung arti banyak yang tak tentu. Contoh: lima buah buku (banyak tentu);
buku-buku (banyak tak tentu).
• Perulangan pada kata bilangan mengandung arti kolektif. Contoh: dua-dua,
tiga-tiga, dan lima-lima.
• Mengeraskan arti (intensitas):
- intensitas kuantitatif: siswa-siswa, guru-guru, dan rumah-rumah.
- intensitas kualitatif: cantik-cantik, kuat-kuat, benar-benar, dan segiat-
giatnya.
- Intensitas frekuentatif: memukul-mukul, memeluk-meluk, menggeleng-
gelengkan, dan mondar-mandir.
- intensitas variatif: tetumbuhan, pepohonan, pohon-pohonan, dan buah-
buahan.
d. Komposisi (Pemajemukan)
1. Pengertian komposisi adalah proses pembentukan kata majemuk atau kompositum.
Kata majemuk atau kompositum adalah dua kata atau lebih yang telah mengalami
10
proses pemajemukan dan mempunyai satu kesatuan arti. Unsurnya berupa morfem.
Jika unsurnya diartikan berupa kata, hasil konstruksinya tidak dapat disebut kata
majemuk, melainkan frasa.
2. Ciri-ciri kata majemuk adalah sebagai berikut.
• Terdiri dari dua kata atau lebih.
Contoh: rumah sakit, rumah sakit bersalin, dan pesawat tempur.
• Hubungan antarkata bersifat senyawa, artinya di antara kata dasar tidak dapat
disematkan kata lain.
Contoh: kamar mandi bukan kamar sedang mandi, rumah sakit bukan rumah
sedang sakit, dan rumah makan bukan rumah sedang makan.
• Gabungan itu membentuk satu arti yang baru yang ditimbulkan berbeda
dengan arti dari unsur-unsur pembentukannya.
Contoh:
pesawat tempur artinya pesawat yang digunakan untuk bertempur.
rumah sakit bersalin artinya rumah yang digunakan untuk merawat orang yang
bersalin.
• Jika mengalami pengulangan, kata majemuk berupa kata benda diulang unsur
pertamanya saja, misalnya rumah-rumah makan, surat-surat kabar, dan kereta-
kereta api cepat. Akan tetapi, kata majemuk yang padu diulang seluruh katanya,
misalnya segitiga-segitiga dan saputangan-saputangan, kacamata-kacamata.
3. Jenis-jenis kata majemuk
Berdasarkan sifat kata majemuk dengan melihat adanya inti dari kesatuan itu, kata
majemuk dapat dibagi atas:
• kata majemuk koordinatif/setara adalah kata majemuk yang kedua katanya
merupakan inti.
Contoh: tua muda, hancur lebur, kaki tangan, suami isteri, sawah ladang, dan
ayam itik.
• kata majemuk subordinatif/bertingkat adalah kata majemuk yang salah satu
unsur yang menjadi inti dari gabungan itu.
Contoh: kamar mandi dan kapal terbang.
• kata majemuk idiomatik adalah kata majemuk bermakna kias, lazimnya disebut
ungkapan.
Contoh: naik daun, darah biru, darah daging, dan sebagainya.
11
LATIHAN SOAL
1. Perhatikan kalimat-kalimat berikut dengan saksama!
1) Pengusaha melakukan perjanjian.
2) Siang malam ayah bekerja.
3) Rudi menjadi kambing hitam.
4) Saya dan adik berangkat ke sekolah bersama.
5) Sepasang kekasih ini akan segera menikah.
12
4. Cermatilah paragraf berikut!
Dia menghadiri acara rapat itu. Dia … setiap saran yang disampaikan temannya dalam
rapat itu. Tampaknya, dia tidak … dahulu apa yang patut dikritiknya dari saran-saran
tersebut. Oleh karena itu, teman-temannya menjadi kesal dan membalas pula dengan …
tajam sehingga dia tidak berkutik lagi.
Kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah ….
A. mengkritik, menyeleksi, kritikan
B. mengeritik, menseleksi, keritik
C. mengeritik, menyeleksi, kritikan
D. mengeritik, menyeleksi, pengeritikan
E. mengeritik, menseleksi, dikritik
13
A. Buku-buku di perpustakaan disusun dengan rapi.
B. Mereka duduk berdekat-dekatan dalam ruangan itu.
C. Umurnya cukup dewasa, tetapi cara berpikirnya masih kekanak-kanakan.
D. Kedua orang itu saling bersalam-salaman dihadapan tamunya.
E. Para remaja tidak diperkenankan mencoret-coret fasilitas umum.
UAN Bahasa Indonesia, 2001
8. Penulisan reduplikasi gabungan kata yang benar dari contoh kata majemuk yang tepat
adalah ....
A. rumah sakit-rumah sakit
B. rumah-rumah sakit
C. rumah sakit-sakit
D. rumah-rumah sakit-sakit
E. rumah sakit
9. Gabungan dua kata yang menimbulkan suatu arti baru namun masih memiliki hubungan
dengan kata dasarnya disebut proses majemuk. Kata-kata berikut ini yang termasuk kata
majemuk adalah ….
A. cuci mata, ruang baca, jual beli
B. simpan pinjam, jago merah, kursi malas
C. kambing hitam, siang malam, cuci mata
D. kamar kerja, ringan tangan, hidung belang
E. jual beli, simpan pinjam, siang malam
14