Anda di halaman 1dari 14

X

K-13

s
Kela
bahasa indonesia
FRASA DAN PROSES MORFOLOGIS

Semester 1 Kelas XSMA/MA/SMK/MAK –Kurikulum 2013

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


7. Memahami dan menerapkan pengetahuan 7.1 Mengidentifikasi konstruksi frasa
faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu dan jenis-jenis frasa.
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan 7.2 Mengidentifikasi kata-kata yang
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, mengalami proses morfologis.
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Menguasai konsep dasar frasa/kelompok kata.
2. Menguasai konsep dasar proses morfologis.
3. Mengidentifikasi kontruksi frasa dan jenis-jenis frasa.
4. Mengidentifikasi kata-kata yang mengalami proses morfologis.

1
A. FRASA (KELOMPOK KATA)
Frasa atau kelompok kata adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak
predikatif. Tidak predikatif artinya tidak ada fungsi predikat pada gabungan kata itu. Syarat
frasa tidak boleh melebihi batas satu fungsi kalimat.
Contoh:
Murid baru itu sedang membaca buku di perpustakaan.

Kalimat tersebut terdiri dari:


Subjek: Murid baru itu (frasa karena terdiri dari tiga kata)
Predikat: sedang membaca (frasa karena terdiri dari dua kata)
Objek: buku (bukan frasa karena satu kata)
Keterangan: di perpustakaan (frasa karena terdiri dari dua kata)

B. MENGIDENTIFIKASI KONSTRUKSI FRASA DAN JENIS-JENIS FRASA


Menurut KBBI, mengidentifikasi adalah menentukan atau menetapkan. Jadi,
mengidentifikasi konstruksi frasa dan jenis-jenis frasa berarti menentukan konstruksi frasa
dan jenis-jenis frasa. Konstruksi adalah susunan dan hubungan kelompok kata (frasa).
Makna suatu kata ditentukan oleh konstruksi frasa. Sebagai contoh, buku sejarah berbeda
maknanya dengan sejarah buku.

a. Konstruksi Frasa
Terdapat dua kontruksi frasa sebagai berikut.
1. Konstruksi endosentris merupakan konstruksi yang salah satu konstituennya
mempunyai kelas kata yang sama dengan kelas kata dari hasil perpaduan kata yang
ada.
Contoh:
bangku kayu (nomina) > bangku (nomina) konstituen, kayu (nomina)
lelaki tampan (nomina) > lelaki (nomina) konstituen, tampan (adjektiva)
2. Konstruksi eksosentris merupakan konstruksi yang secara keseluruhan tidak
mempunyai kelas kata yang sama dengan konstituennya.
Contoh:
ke sekolah (adjektiva) > ke (preposisi), sekolah (nomina)

2
b. Jenis-Jenis Frasa
1. Jenis-jenis frasa berdasarkan unsurnya
• Frasa endosentris adalah frasa yang berkonstruksi endosentris. Frasa ini dibagi
menjadi dua sebagai berikut.
- Endosentris koordinatif adalah frasa yang terjadi dari perpaduan
komponen-komponen pokok saja dan tidak ada komponen penjelas.
Kedua unsurnya merupakan inti. Ciri frasa ini dapat disisipi kata hubung
dan dan atau. Konstruksinya A dan/atau B.
Contoh:
suami istri, ayah ibu, hutan rimba, warta berita, sanak saudara, sawah
ladang, cerdas cermat.
- Endosentris subordinatif/modifikatif adalah frasa yang kedua unsurnya
tidak sama derajatnya. Frasa yang mengandung unsur inti (D) dan pewatas
(M) serta frasa ini mengenal pola DM/MD/MDM.
Contoh:
Pola DM : calon mahasiswa baju baru, roti tawar, sersan mayor
Pola MD : seorong prajurit, sehelai kertas, letnan jenderal
Pola MDM : selembar uang kertas , sepasang sepatu tua
- Endosentris apositif adalah frasa yang menduduki fungsi sebagai
keterangan tambahan. Ciri frasa ini diapit tanda koma atau dibatasi
dengan tanda koma.
Contoh:
Devanni, siswi SMA Tunas Bangsa.
Indonesia, tanah airku.
Jogya, kota pelajar.

• Frasa eksosentris adalah frasa yang konstruksinya eksosentris. Frasa ini ditandai
dengan adanya kata tugas, seperti di, ke, dari, pada, demi, dan untuk.
Contoh:
dari Kalimantan Barat, ke pasar, di sekolah, dsb.

2. Jenis-jenis frasa berdasarkan kelas kata pada inti frasa


Inti frasa adalah bagian frasa yang pokok atau bagian yang diterangkan.

3
• Frasa verba adalah frasa yang intinya verba.
Contoh: akan pergi, sering ribut, sedang membaca, duduk lagi.
• Frasa nomina adalah frasa yang intinya kata nomina.
Contoh: mobil baru, gedung sekolah, sepasang sepatu tua, kapal terbang.
• Frasa adjektiva adalah frasa yang intinya adjektiva.
Contoh: sangat cerdas, paling pandai, besar sekali, sakit parah.
• Frasa numeralia adalah frasa yang intinya numeralia.
Contoh: empat kodi, tiga buah, dua butir, tujuh rupa, sepuluh helai.
• Frasa adverbia adalah frasa yang intinya adverbia.
Contoh: tadi siang, nanti malam, besok sore, minggu depan, Jumat kliwon.

c. Pola Frasa
Pola frasa bisa berada dalam kalimat atau dapat pula berdiri sendiri. Hal ini berkaitan
dengan unsur inti (D = diterangkan) dan unsur penjelas/pewatas (M = menerangkan) atau
jenis kata.
Contoh:
gadis cantik = makan lagi
D M D M
kepala sekolah = ayah guru
KB KB KB KB

B. PROSES MORFOLOGIS
a. Pengertian Proses Morfologis
Proses morfologis adalah proses pembentukan kata dari suatu bentuk dasar menjadi
suatu bentuk jadian. Proses ini meliputi afiksasi, reduplikasi, dan komposisi.
1. Afiksasi adalah proses pembentukan kata karena dilekati afiks.
2. Jenis-jenis afiks
 Prefiks: ber-, se-, me-,di-, pe-,ke-, per-, ter-
 Infiks: -em-, -el-, -er-, -in-
 Sufiks: -i, -kan, -an
 Konfiks: me-i, me-kan, ber-an, ber-kan, pe-an, per-an, per-kan, dll.
 Kombinasi afiks: memper-, memper-i, memper-kan, dll.

4
3. Macam-macam afiksasi
• Nasalisasi (Kaidah KTSP) adalah proses mengubah atau memberi nasal pada
fonem-fonem. Proses ini dikenal dengan kaidah KTSP.
Prosesnya sebagai berikut.
- Afiksasi (me-, me-i, me-kan, pe-, pe-an) + kata dasar huruf pertama K, T, S, P
yang diiringi huruf vokal (a, i, u, e, o) sehingga huruf K, T, S, P lesap/luluh.
Contoh:
me- + pesona = memesona, me- + suci = menyuci, me- + kunci =
mengunci, me- + tempa = menempa. Jika kata tersebut diberi imbuhan
pe- bentukannya pemesona, penyuci, pengunci.

me-kan + terjemah = menerjemahkan, me-kan + pukul = memukulkan,


me-kan + sebar = menyebarkan, me-kan + kunci = menguncikan. Jika
kata tersebut diberi imbuhan pe-an maka bentukannya penerjemahan,
pemukulan, penyebaran.

- Afiksasi (me-, me-i, me-kan, pe-, pe-an) + kata dasar huruf pertama K, T, S, P
yang diiringi huruf konsonan, huruf K, T, S, P tidak lesap.
Contoh:
me- + proses = memproses, me- + kritik = mengkritik, me- + traktir =
mentraktir, me- + sketsa = mensketsa. Jika kata tersebut diberi imbuhan
pe- bentukannya pemproses, pengkritik, pentraktir, pensketsa.

me-kan + praktik = mempraktikkan, me-kan + khusus = mengkhususkan.


me-kan + syarat = mensyaratkan, me-kan + standar = menstandarkan. Jika
kata tersebut mendapat imbuhan pe-an maka bentukannya pempraktikan,
pengkhususan, pensyaratan, penstandaran.

- Afiksasi (me-, me-i, me-kan, pe-, pe-an) + kata dasar bersuku kata satu maka
me- menjadi menge-, menge-i, menge-kan, penge-, penge-an
Contoh:
me- + bom = mengebom, me- + cor = mengecor, me- + tik = mengetik. Jika
kata tersebut diberi imbuhan pe- maka bentukannya pengebom, pengecor,
pengetik.

5
Me-kan + bom = mengebomkan, me-kan + cor = mengecorkan, me-
kan + tik = mengetikkan. Jika kata tersebut diberi imbuhan pe-an maka
bentukannya pengeboman, pengecoran, dan pengetikan.
- Afiksasi (me-, me-i, me-kan, pe-, pe-an) + kata dasar yang berhuruf awal
vokal (a, i, u, e, o), akan mendapat /ng/.
Contoh:
me- + ungkap = mengungkap, me- + ajar = mengajar, me- + ambil =
mengambil. Jika kata tersebut mendapat imbuan pe- bentukannya
pengungkap, pengajar, dan pengambil.

• Prefiks pe- bernasal dan pe- tak bernasal


- Prefiks pe- bernasal adalah kata dasar yang berawalan pe mendapat fonem
nasal /m, n, ny, ng/.
- Prefiks pe- tak bernasal adalah kata dasar yang berawalan pe tidak
mendapat fonem nasal.
Kata dasar Pe- bernasal Makna Pe- tak Makna
bernasal

tembak penembak orang yang petembak orang yang


menembak ditembak

suruh penyuruh orang yang pesuruh orang yang


menyuruh disuruh

tatar penatar orang yang petatar orang yang


menatar ditatar

• Prefiks me- sejajar dengan pe- dan ber- sejajar dengan per-
Contoh:
Mukim > memukimkan> pemukiman (proses).
Mukim> bermukim> permukiman (tempat).
Pemukim (orang yang bermukim) bukan permukim

Dagang > mendagangkan (apa?) > pendagangan (proses).


Dagang > berdagang > perdagangan (tempat)
Pedagang (orang yang berdagang) bukan pendagang atau perdagang

6
Tatar > menatar > penataran (proses)
Tatar > bertatar > pertataran (tempat)

• Menggunakan me-i dan me-kan dalam kalimat


Konfiks me-i dan me-kan digunakan dalam kalimat haruslah disesuaikan dengan
ketentuan sebagai berikut.
- Kelogisan, yaitu apakah kata bentukan me-i dan me-kan yang berfungsi
sebagai predikat logis jika diiringi dengan objek tertentu.
- Jika logis, objek yang menyertai kata bentukan me-i haruslah orang dan
objek yang menyertai kata bentukan me-kan haruslah benda.
Contoh:
Andika memasukkan kelas. (Ttidak logis karena Andika memasukkan kelas
yang ruangannya besar ke dalam sakunya). Seharusnya Andika memasuki
kelas.
Presiden menganugerahi bintang jasa kepada Gubernur Sumatera Barat.
(Salah karena objeknya benda). Seharusnya, Presiden menganugerahi
Gubernur Sumatera Barat sebuah bintang jasa atau presiden
menganugerahkan bintang jasa kepada Gubernur Sumatera Barat.
Husni menghindarkan lobang di jalan itu untuk menyelamati
kendaraannya. (Salah). Seharusnya, Husni menghindari lobang di jalan. itu
untuk menyelamatkan kendaraannya.

b. Afiks, Fungsi, dan Makna Gramatikal

Afiks Fungsi Makna Gramatikal Contoh


Membentuk
me- kata kerja aktif, - melakukan perbuatan menangis, mencium
transitif, dan - menjadi memerah, menguning
aktif taktransitif - menuju ke- mendarat, melaut
- mencari merotan, mendamar

pe- kata benda - alat untuk Pembersih


- mempunyai sifat pemarah

7
ber- kata kerja aktif - mempunyai beribu, bernama
taktransitif - memakai bersepeda, bersepatu
- mengerjakan sesuatu bersawah, berladang

per- kata kerja - membuat lebih perlebar, pertinggi


- menganggap pertuan, perbudak
ter- kata kerja pasif - tidak sengaja tersandung, tertidur
- dapat di- terangkat, teraih
se- kata keterangan - satu seekor, seorang
- seluruh sekota, sekampung
di- kata kerja pasif - menyatakan pekerjaan dicetak, dibawa, ditulis
yang telah selesai
ke- kata benda/ - yang di- kekasih, kesayangan
bilangan - bilangan tingkat kesatu, kedua

Sufiks
-an kata benda - hasil pekerjaan tulisan, lukisan
- kumpulan daratan, lautan
- tiap-tiap harian, bulanan

-kan kata kerja - membuat jadi hitamkan, hijaukan


imperative - membawa terbangkan, larikan
-i kata kerja - menyatakan tempat jauhi, dekati
imperative - berulang-ulang lempari, ciumi

Konfiks
ke-an kata benda - menunjukkan tempat kerajaan, kelurahan
- dikenai kehujanan, kepanasan
- bersifat seperti kekanak-kanakan

pe-an kata benda - menyatakan proses peleburan


- menyatakan tempat penggorengan
per-an kata benda - tempat ber- persemaian
- hasil perikanan
per-kan kata kerja - jadikan supaya perkenalkan
per-i kata kerja - supaya jadi perbaiki
me-kan kata kerja - menganggap seperti membudakkan
- kausatif melebarkan

8
me-i kata kerja - kausatif mengotori
transitif - benefaktif menganugerahi
ber-kan kata kerja - memakai beralaskan
ber-an kata kerja - saling bersalaman
intransitif berpelukan
ter-kan kata kerja - dapat dilakukan terselesaikan
ter-i kata kerja - dapat dilakukan terseberangi
di-kan kata kerja pasif - menjadi dilebarkan
di-i kata kerja pasif - menjadi dikotori

c. Reduplikasi
1. Pengertian reduplikasi adalah proses dan hasil pengulangan satuan bahasa sebagai
alat fonologis atau gramatikal. Reduplikasi disebut juga kata ulang. Sebagai
contoh, rumah-rumah, tetamu, bolak-balik, siswa-siswi, tetumbuhan, bermain-main,
dan sebagainya. Berbeda dengan bentuk ulang, yaitu bentuk yang mengalami
perulangan yang pada dasarnya merupakan kata dasar. Sebagai contoh, sia-sia, laba-
laba, biri-biri, dan kupu-kupu.
2. Fungsi kata ulang sebagai alat untuk membentuk jenis kata di antaranya:
• Kata kerja, contoh bersalam-salaman dan memanggil-manggil.
• Kata sifat, contoh kebapak-bapakan dan kekanak-kanakan.
• Kata benda, contoh buah-buahan dan perumahan-perumahan.
• Kata keterangan, contoh sebaik-baiknya dan secantik-cantiknya.
Selain itu, perulangan sebuah kata akan menurunkan jenis kata yang sama seperti
apabila kata itu tidak diulang. Contohnya, mobil (kata benda) dan mobil-mobilan
(kata benda).
3. Jenis-jenis reduplikasi
• Dwilingga (kata ulang utuh) adalah reduplikasi seluruh bentuk dasar.
Contoh: gadis-gadis, mobil-mobil, peraturan-peraturan, dan permainan-
permainan.
• Dwilingga salin suara (kata ulang berubah bunyi) adalah pengulangan kata
penuh dengan variasi vokal.
Contoh: lauk > lauk-lauk >lauk-pauk, warna > warna-warna > warni-warni.

9
• Dwipurwa (kata ulang sebagian) adalah pengulangan sebagian atau seluruh
suku awal sebuah kata.
Contoh: laki > lalaki>lelaki, tamu > tatamu> tetamu, jaka > jajaka> jejaka.
• Dwilingga berimbuhan adalah reduplikasi dengan mendapat imbuhan, baik
pada lingga pertama maupun pada lingga kedua.
Contoh: surat-menyurat, bertanya-tanya, bermain-main, dan melihat-lihat.
• Kata ulang semu merupakan kata dasar yang selintas tampaknya seperti kata
ulang.
Contoh: kupu-kupu, gado-gado, compang-camping, anai-anai, pura-pura,
mondar-mandir, dan alih-alih.
4. Makna kata ulang adalah sebagai berikut.
• Menyatakan hal. Contoh: masak-memasak dan karang-mengarang.
• Menyatakan menyerupai. Contoh: anak-anakan, kuda-kudaan, rumah-rumahan,
dan langit-langit.
• Menyatakan agak atau melemahkan. Contoh: pening-pening, pusing-pusing,
kekanak-kanakan, kebarat-baratan, sakit- sakitan, dan kemerah-merahan.
• Menyatakan serba atau seragam. Contoh: putih-putih, hitam-hitam.
• Menyatakan resiprokal (berbalasan). Contoh: bersalam-salaman, berpeluk-
pelukan, pukul-memukul, dan tikam-menikam.
• Mengandung arti banyak yang tak tentu. Contoh: lima buah buku (banyak tentu);
buku-buku (banyak tak tentu).
• Perulangan pada kata bilangan mengandung arti kolektif. Contoh: dua-dua,
tiga-tiga, dan lima-lima.
• Mengeraskan arti (intensitas):
- intensitas kuantitatif: siswa-siswa, guru-guru, dan rumah-rumah.
- intensitas kualitatif: cantik-cantik, kuat-kuat, benar-benar, dan segiat-
giatnya.
- Intensitas frekuentatif: memukul-mukul, memeluk-meluk, menggeleng-
gelengkan, dan mondar-mandir.
- intensitas variatif: tetumbuhan, pepohonan, pohon-pohonan, dan buah-
buahan.

d. Komposisi (Pemajemukan)
1. Pengertian komposisi adalah proses pembentukan kata majemuk atau kompositum.
Kata majemuk atau kompositum adalah dua kata atau lebih yang telah mengalami

10
proses pemajemukan dan mempunyai satu kesatuan arti. Unsurnya berupa morfem.
Jika unsurnya diartikan berupa kata, hasil konstruksinya tidak dapat disebut kata
majemuk, melainkan frasa.
2. Ciri-ciri kata majemuk adalah sebagai berikut.
• Terdiri dari dua kata atau lebih.
Contoh: rumah sakit, rumah sakit bersalin, dan pesawat tempur.
• Hubungan antarkata bersifat senyawa, artinya di antara kata dasar tidak dapat
disematkan kata lain.
Contoh: kamar mandi bukan kamar sedang mandi, rumah sakit bukan rumah
sedang sakit, dan rumah makan bukan rumah sedang makan.
• Gabungan itu membentuk satu arti yang baru yang ditimbulkan berbeda
dengan arti dari unsur-unsur pembentukannya.
Contoh:
pesawat tempur artinya pesawat yang digunakan untuk bertempur.
rumah sakit bersalin artinya rumah yang digunakan untuk merawat orang yang
bersalin.
• Jika mengalami pengulangan, kata majemuk berupa kata benda diulang unsur
pertamanya saja, misalnya rumah-rumah makan, surat-surat kabar, dan kereta-
kereta api cepat. Akan tetapi, kata majemuk yang padu diulang seluruh katanya,
misalnya segitiga-segitiga dan saputangan-saputangan, kacamata-kacamata.
3. Jenis-jenis kata majemuk
Berdasarkan sifat kata majemuk dengan melihat adanya inti dari kesatuan itu, kata
majemuk dapat dibagi atas:
• kata majemuk koordinatif/setara adalah kata majemuk yang kedua katanya
merupakan inti.
Contoh: tua muda, hancur lebur, kaki tangan, suami isteri, sawah ladang, dan
ayam itik.
• kata majemuk subordinatif/bertingkat adalah kata majemuk yang salah satu
unsur yang menjadi inti dari gabungan itu.
Contoh: kamar mandi dan kapal terbang.
• kata majemuk idiomatik adalah kata majemuk bermakna kias, lazimnya disebut
ungkapan.
Contoh: naik daun, darah biru, darah daging, dan sebagainya.

11
LATIHAN SOAL
1. Perhatikan kalimat-kalimat berikut dengan saksama!
1) Pengusaha melakukan perjanjian.
2) Siang malam ayah bekerja.
3) Rudi menjadi kambing hitam.
4) Saya dan adik berangkat ke sekolah bersama.
5) Sepasang kekasih ini akan segera menikah.

Frasa bertingkat terdapat pada kalimat nomor .…


A. (1) dan (2)
B. (1) dan (5)
C. (2) dan (3)
D. (3) dan (4)
E. (4) dan (5)

2. Frasa berikut yang intinya verba adalah ….


A. meja gambar
B. sedang belajar
C. indah sekali
D. mesin hitung
E. rambut gondrong

3. Cermatilah paragraf berikut!


Transylvania di Romania sudah dikenal sebagai sarang drakula. Berita ini pun akan tersebar
ke seantero bumi. Daerah tersebut sedang menakutkan, tetapi banyak pelancong yang
datang ke daerah Transylvania untuk mencari kebenaran tentang adanya drakula.

Perbaikan frasa yang bercetak tebal pada paragraf tersebut adalah ….


A. paling tersebar, paling menakutkan
B. sudah tersebar, sangat menakutkan
C. tersebar sekali, paling menakutkan
D. tidak tersebar, agak menakutkan
E. sedang tersebar, tidak menakutkan

12
4. Cermatilah paragraf berikut!
Dia menghadiri acara rapat itu. Dia … setiap saran yang disampaikan temannya dalam
rapat itu. Tampaknya, dia tidak … dahulu apa yang patut dikritiknya dari saran-saran
tersebut. Oleh karena itu, teman-temannya menjadi kesal dan membalas pula dengan …
tajam sehingga dia tidak berkutik lagi.
Kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah ….
A. mengkritik, menyeleksi, kritikan
B. mengeritik, menseleksi, keritik
C. mengeritik, menyeleksi, kritikan
D. mengeritik, menyeleksi, pengeritikan
E. mengeritik, menseleksi, dikritik

5. Cermatilah kalimat berikut!


Terdakwa terbukti bersalah di pengadilan.
Makna imbuhan pe-an pada kata pengadilan dalam kalimat tersebut adalah .…
A. proses
B. cara
C. hasil
D. tempat
E. bentuk

6. Cermatilah kalimat berikut!


Jangan bermimpi mudah menjadi kaya kendati sudah habis-habis berjerih payah.
Kalimat berikut yang menggunakan kata ulang dengan makna peran sama dengan yang
terdapat dalam kalimat tersebut adalah .…
A. Tampak sungguh-sungguh benar usaha orang itu.
B. Peraturan-peraturan desa telah disepakati bersama.
C. Tampak pada benda asing itu butiran-butiran merah.
D. Rumah-rumah yang dibuatnya mirip rumah Joglo.
E. Bendera telah dipasang di halaman-halaman rumah penduduk.

7. Cermatilah kalimat berikut!


Setelah lima tahun di Eropa, cara bergaulnya kebarat-baratan. Karena sikapnya itu, teman-
temannya mulai menjauhi dia.
Makna perulangan pada kata kebarat-baratan sama dengan makna perulangan kata
dalam kalimat ....

13
A. Buku-buku di perpustakaan disusun dengan rapi.
B. Mereka duduk berdekat-dekatan dalam ruangan itu.
C. Umurnya cukup dewasa, tetapi cara berpikirnya masih kekanak-kanakan.
D. Kedua orang itu saling bersalam-salaman dihadapan tamunya.
E. Para remaja tidak diperkenankan mencoret-coret fasilitas umum.
UAN Bahasa Indonesia, 2001

8. Penulisan reduplikasi gabungan kata yang benar dari contoh kata majemuk yang tepat
adalah ....
A. rumah sakit-rumah sakit
B. rumah-rumah sakit
C. rumah sakit-sakit
D. rumah-rumah sakit-sakit
E. rumah sakit

9. Gabungan dua kata yang menimbulkan suatu arti baru namun masih memiliki hubungan
dengan kata dasarnya disebut proses majemuk. Kata-kata berikut ini yang termasuk kata
majemuk adalah ….
A. cuci mata, ruang baca, jual beli
B. simpan pinjam, jago merah, kursi malas
C. kambing hitam, siang malam, cuci mata
D. kamar kerja, ringan tangan, hidung belang
E. jual beli, simpan pinjam, siang malam

10. Cermatilah kalimat berikut!


Buah-buahan yang dijual pedagang kaki lima harganya lebih murah daripada di toko
swalayan.
Kata ulang yang semakna dengan kata ulang dalam kalimat di atas adalah ….
A. Petugas perpustakaan sedang menyusun buku-buku di rak buku.
B. Untuk menakuti burung para petani membuat orang-orangan.
C. Setiap hari kita harus memakan lauk-pauk yang bergizi.
D. Sudah lama aku tidak surat-menyurat dengan temanku di Padang.
E. Wajah anak itu kemerah-merahan ketika diketahui menyontek.

14

Anda mungkin juga menyukai