LAPORAN PENELITIAN
Oleh
BAMBANG SUGIHARTO
NPM: 1103140039
i
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN
Disusun oleh :
Bambang Sugiharto (1103140039)
Mengetahui,
SM of Group Learning Center Ka. Prodi Pendidikan Biologi
ii
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing Penelitian Ka. Prodi Pendidikan Biologi
Mengetahui,
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
iii
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkat rahmat Allah SWT sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Upaya Pemanfaatan Limbah Organik Guna
Peningkatan Kesuburan Tanah Pada lahan Pasca Tambang Tanah Liat Dengan
Metode Sejuta Lubang Biopori Aksi Guna”. Laporan ini disusun sebagai wujud
hasil penelitian yang merupakan suatu kerja sama antara Universitas PGRI
Ronggolawe Tuban dengan PT. Semen Indonesia, Tbk. dalam progran Intership
Mahasiswa yang diselenggarakan oleh PT. Semen Indonesia, Tbk.
Selama menyelesaikan laporan penelitian ini, penulis telah banyak
memperoleh bantuan, dorongan, pengarahan, dan sumbangan fikiran dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Supiana Dian Nurtjahyani, M.Kes., selaku Rektor UNIROW Tuban beserta
3. Dr. Imas Cintamulya, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
iv
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
8. Bu Evit dan segenap pasukan siap sedia yang telah membantu terselesainya
penelitian ini.
Penulis berharap semoga amal baik semua pihak yang membantu penulis
mendapat balasan yang setimpal dari Allah Yang Maha Esa.
Penulis
v
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
DAFTAR ISI
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
2
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
Penyusunan Laporan
Gambar 1.1 Susunan Alur Metode Penyusunan Laporan
3
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
kedua dilaksanakan pada bulan Desember 1970. Perluasan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas produksi menjadi 500.000 ton/tahun dengan menambah
tanur pembakaran beserta perangkat lainnya. Perluasan ini diresmikan oleh
Presiden Soeharto pada tanggal 10 Juli 1972.
Pada awal 1976 pabrik ini mengalami perluasan ketiga. Berbeda dengan unit
pabrik lama yang menggunakan proses basah, perluasan ketiga ini membangun unit
pabrik baru yang menggunakan proses kering. Perluasan ini dengan menambahkan
dua buah tanur pembakaran beserta perlengkapannya. Setiap tanur pembakaran unit
yang baru ini mempunyai kapasitas produksi 500000 ton/tahun sehingga total
kapasitas Pabrik Semen Indonesia menjadi 1.500.000 ton/tahun. Pelaksanaan
perluasan ketiga ini terselesaikan pada akhir tahun 1978. Pabrik proses kering
diresmikan pada tanggal 2 Agustus 1979 oleh menteri perindustrian AR. Soehot
Pada tahun 1990 Semen Indonesia (Persero), Tbk mengembangkan pabrik di Tuban
dengan sumber dana dari penjualan sahamnya di Semen Cibinong, penjualan saham
di bursa serta dana sendiri dengan melakukan kerja sama dengan Fuller
Internasional. Pada tahun 1994 pabrik unit 1 di Tuban dengan kapasitas 2,3 juta
ton/tahun di resmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 26 September 1994
sehingga kapasitas total menjadi 4,1 juta ton/tahun.
Perluasan terus berlanjut dan dimulai pada awal tahun 1995 dengan
mendirikan pabrik semen Tuban 2 dengan kapasitas 2,3 juta ton/tahun yang
merupakan perluasan pabrik semen Indonesia 3/Tuban 1 dan terselesaikan pada
tahun 1997. Pabrik semen Tuban 2 ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada
tanggal 17 April 1997 di Cilacap. Dengan diresmikannya pabrik Tuban 2 ini maka
kapasitasnya menjadi 6,4 juta ton/tahun. Ketika proyek pabrik semen Tuban 2
dalam tahap penyelesaian, sejak awal tahun 1996 dilaksanakan proyek Pabrik
Tuban 3 yang diselesaikan pada tahun 1998, sehingga kapasitasnya menjadi 8,7 juta
ton/tahun.
Tonggak keberhasilan dari Semen Indonesia adalah tercapainya konsolidasi
dengan Semen Padang dan Semen Tonasa pada tanggal 15 September 1995. Dalam
tahun yang sama telah berhasil dilakukan penawaran umum terbatas saham (Right
issue) yang pertama dan hasilnya digunakan untuk pengalihan 100% saham
5
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
milikpemerintah pada Semen Padang dan Semen Tonasa berkat kerja sama yang
baik antar pegawai maka pada tanggal 19 Mei 1996 PT Semen Indonesia (Persero),
Tbk memperoleh Sertifikat ISO 1992 untuk unit 1 dan 2 di Gresik dan unit 1, 2, dan
3 di Tuban, adanya krisis moneter di Indonesia, membuat PT Semen Indonesia
(Persero), Tbk membuat program Privatisasi.
Pada tanggal 17 September 1998, Negara RI melepas kepemilikan sahamnya
di Perseroannya sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang dimenangkan oleh
Cemex S.A de C.V. sebuah perusahaan semen global yang berpusat di Meksiko.
Komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 57%, masyarakat 39%,
dan Cemex 14%. Sejak tanggal 31 Januari 1999 kepemilikan saham PT Semen
Indonesia (Persero), Tbk berubah di mana pemerintah RI mempunyai saham
51,01%, masyarakat 23,46%, dan Cemex 25,53%. Blue Valley Holding PTE Ltd
yang berkantor di Singapura merupakan salah satu perusahaan Rajawali Grup pada
tanggal 27 Juli 2006 membeli 24,90% (147.694.848 lembar) saham Semen
Indonesia yang dimiliki Cemex. Komposisi kepemilikan saham berubah menjadi:
Pemerintah 51,01%, masyarakat 24,09% dan Blue Valley Holding PTE Ltd
24,90%. Seiring dengan pelaksanaan Program Pembelian kembali saham perseroan
maka komposisi kepemilikan saham pada 31 Desember 2008 berubah menjadi
Negara RI 51,59%, Blue Valley Holding Pte. Ltd 25,18%, dan masyarakat 23,23%.
Ruang lingkup kegiatan perseroan dan anak perusahaan meliputi berbagai
kegiatan industri, namun kegiatan utamanya adalah dalam sektor industri semen.
Lokasi pabrik berada di Gresik dan Tuban, Jawa Timur, Indarung di Sumatera Barat
serta Pangkep di Sulawesi Selatan. Hasil produksi Perseroan dan anak perusahaan
dipasarkan di dalam dan ke luar negeri.
2.2 Serasah
2.2.1 Pengertian Serasah
Serasah merupakan sampah organik berupa dedaunan kering, ranting ataupun
vegetasi lainnya yang sudah mengering dan berubah dari warna aslinya. Sebagian
besar unsur hara yang dikembalikan ke lantai hutan adalah dalam bentuk serasah.
Unsur hara ini tidak dapat langsung diserap oleh tumbuhan, tetapi harus melalui
6
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
7
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
8
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
9
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
bahan organik semakin cepat terurai. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat
dalam tumpukan kompos. Suhu yang berkisar antara 30o-60oC menunjukkan
aktivitas pengomposan yang cepat. Sedangkan suhu yang tinggi dari 60oC akan
membunuh sebagian mikroba dan hanya mikroba termofilik saja yang tetap
bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen
tanaman dan benih-benih gulma. Ketika suhu telah mencapai 70oC, maka segera
lakukan pembalikan tumpukan atau penyaluran udara untuk mengurangi suhu,
karena akan mematikan mikroba termofilik (Jeris and Regan, 1993).
7. Kadar pH
Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH 5,5-9. Proses
pengomposan akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH bahan itu
sendiri. Sebagai contoh, proses pelepasan asam secara temporer atau lokal akan
menyebabkan penurunan pH (derajat keasaman), sedangkan produksi amonia dari
senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-
fase awal pengomposan. Kadar pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati
netral. Kondisi kompos yang terkontaminasi air hujan juga dapat menimbulkan
masalah pH tinggi (Epstein, 1997).
2.4 Biopori
2.4.1 Pengertian Biopori
Banyak orang yang belum mengetahui arti, makna atau pengertian dari
istilah “biopori”, tetapi ada juga yang sudah paham arti dari istilah tersebut, dan ada
beberapa yang hanya sekedar tahu, tapi pemahamannya belum. Oleh karena itu,
penulis akan memaparkan pengertian dari istilah „biopori‟ dalam berbagai
pendapat, yaitu: Tim Biopori IPB (2007) menguraikan bahwa biopori adalah
“lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas
organisma di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap, dan fauna
tanah lainnya”. Lubanglubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi
tempat berlalunya air di dalam tanah.
10
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
11
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
12
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
UNSUR MAKRO
(1) (2) (3) (4) (5)
9 Bahan organik % 27 58
10 Nitrogen % 0,40
11 Karbon % 9,80 32
12 Phosfur (P2O5) % 0,10
13 C/N rasio 10 20
14 Kalium (K2O) % 0,20 *
UNSUR MIKRO
(1) (2) (3) (4) (5)
15 Arsen mg/kg * 13
16 Cadmium (Cd) mg/kg * 3
17 Cobalt (Co) mg/kg * 34
18 Chromium (Cr) Mg/kg * 210
19 Tembaga (Cu) mg/kg * 100
20 Merkuri (Hg) mg/kg * 0,8
21 Nikel (Ni) mg/kg * 62
22 Timbal (Pb) mg/kg * 150
23 Selenium (Se) mg/kg * 2
24 Seng (Zn) mg/kg * 500
13
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
Berau of Minning
Section of Minning Planning and Section of Land Reclamation Section of Minning Operation
Monitoring
15
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
lahan pasca tambang tanah liat dimaksudkan untuk memulihkan kesuburan tanah,
melindungi tata air, dan kelestarian daya dukung lingkungan. Dalam rangka
pemanfaatan sumber daya alam baik berupa tanah dan air perlu direncanakan dan
dikelola secara tepat melalui suatu sistem pengelolaan Lubang Resapan Biopori
(LRB). Salah satu upaya pokok dalam pengelolaan LRB adalah berupa pengaturan
keseimbangan pada lingkungan yang kurang daerah peresapan.
Dari uraian tersebut, maka dilakukan penelitian pada proses penyuburan
tanah dengan metode biopori area lahan pasca tambang tanahnliat yang bertujuan
untuk efektifitas biopori sebagai peningkatan kesuburan tanah yang terdapat di
lahan pasca tambang PT. Semen Indonesia, Tbk.
3.7 Implementasi
Kegiatan penelitian ini meliputi pembuatan sampel biopori yang ada di area
lahan pasca tambang tanah liat PT. Semen Indonesia Tbk,. Setelah dilakukan
pengambilan sampel, serasah daun dibawa ke laboratorium biologi UNIROW
Tuban untuk dilakukan proses pendataan. Selama proses pengomposan dilakukan
monitoring setiap 2 minggu sekali dengan melakukan pengamatan suhu, pH, wrna,
bau dan tekstur pada pupuk yang dibuat.
16
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
3.8 Evaluasi
Kegiatan kerja praktik atau penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan
pembuatan sampel limbah organik yang kemudian diolah menjadi pupuk. Selama
proses pengomposan dilakukan monitoring setiap 2 minggu dalam jangka waktu
pengomposan selama 42 hari. Pengambilan sampel dilakukan area lahan pasca
tambang tanah liat PT. Semen Indonesia Tbk,. Dari penelitian yang dilakukan
kemudian dihasilkan data berupa perbedaan pH, warna, suhu, bau dan tekstur pada
beberapa perlakuan penambahan bonggol pisang terhadap pupuk yang dibuat.
3.8.1 Pengukuran Suhu Dan pH
Dalam penelitian ini pengukuran suhu dan pH dilakukan selama proses
pengomposan setiap 14 hari sekali selama 42 hari. Adapun hasil pengukuran suhu
dan pH selama proses pengomposan dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Data Hasil pengukuran pH dan Suhu
Hari Rata-Rata Suhu (0C) Rata-Rata pH
No. Tanggal
ke- P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5
17 Oktober 29 29 29 28 29 7,1 7,5 7,7 6,9 7,3
1 14
2018
31 Oktober 30 30 29 29 29 7,1 6,3 6,2 6,1 6,2
2 28
2018
18 30 31 30 29 30 7,0 6,9 7,0 7,3 7,1
3 Nopember 42
2018
Rata-Rata 29,6 30 29,3 28,6 29,3 7,1 6,9 6,9 6,8 6,9
17
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
3 16 April 2018 42 L AL AL L L
18
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
19
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
20
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
3.9.3 Tekstur
Hasil pengamatan tekstur pada limbah organik sejak hari ke-14 hingga hari
ke-42 menunjukkan bahwa pembuatan biopori dengan ukuran yang berbeda
berpengaruh terhadap tektur pada limbah organik. Masing- masing perlakuan
tersebut dapat menjadikan tekstur limbah organik lebih cepat lunak.
21
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan metode observasi melalui pengamatan
unsur fisik dari pupuk yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa beberapa
perlakuan memberikan pengaruh terhadap laju dekomposisi limbah organik.
Efektifitas pembuatan biopori pada penyuburan tanah dapat dilihat pada tektur
tanah yang sebelumnya keras menjadi agak lunak. Kesimpulan tersebut diperoleh
dari hasil pengamatan selama masa pengomposan yang menunjukkan ciri- ciri
sesuai dengan Data Standarisasi Pupuk Nasional (SNI: 17-03-2003) yaitu: memiliki
beberapa parameter unsur fisik yang meliputi suhu, pH rata-rata 71, warna, bau dan
tekstur serasah.
A. Saran
Pada penelitian ini, belum dilakukan pengukuran kandungan unsur makro dan
unsur mikro pada pupuk. Padahal, kandungan kedua unsur tersebut juga
menentukan kualitas pupuk apabila ingin diaplikasikan pada tanaman. Oleh sebab
itu, sebaiknya dilakukan tindak lanjut terkait dengan pengukuran unsur makro dan
unsur mikro pada pupuk sehingga data yang diperoleh lebih akurat dan pupuk dapat
diaplikasikan pada tanaman secara intensif.
22
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
DAFTAR PUSTAKA
Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Alat
dan Pemesanan Alat. (Online). (http://biopori.com, diakses 10 Desember
2018).
Herf, Jhon. 2008. Biopori sebagai Peresapan Air yang Mengatasi Banjir dan
Sampah. (Online). (http://jhonherf.wordpress.com.
R, Kamir Brata. 2009. Lubang Resapan Biopori untuk Mitigasi Banjir, Kekeringan
dan Perbaikan. Prosiding Seminar Lubang Biopori (LBR) dapat
Mengurangi Bahaya banjir di Gedung BPPT 2009. Jakarta.
Anonim. 2008. Pengertian Biopori dan Cara Membuat Lubang Resapan Biopori Air
(LRB) pada Lingkungan Sekitar Kita. (Online). (http://organisasi.org.com,
diakses 10 Desember 2018).
23
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
2. Suhu : 30 0C
pH : 6,9
Warna :cokelat
Bau :anyir
Tekstur : agak lunak
3. Suhu : 29,3 0C
pH : 6,9
Warna :cokelat
Bau :anyir
Tekstur : agak lunak
4. suhu : 28,6 0C
pH : 6,8
Warna :cokelat tua
Bau :serupa daun lapuk
Tekstur : lunak
24
Laporan Kerja Praktik Periode Oktober 2018
5. suhu : 29,3 0C
pH : 6,8
Warna :cokelat tua
Bau :serupa daun lapuk
Tekstur : lunak
25