DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
BAIQ HARTINA
ERLINA FEBLIA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi dan cadangan bahan galian yang cukup besar
dan menyebar hampir merata di seluruh wilayah. Namun, untuk saat ini umumnya
bahan galian yang ditemukan dialam sudah jarang mempunyai mutu atau kadar
mineral berharga yang tinggi dan siap utntuk dilebur atau dimanfaatkan. Oleh
karena itu, diperlukan pengolahan dan analisis bahan galian untuk meningkatkan
kualitas dan mutu bahan galian sesuai dengan kriteria.
Pengolahan Bahan Galian merupakan metode yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu dan kualitas bahan galian. Karena umumnya material bahan
berharga pada saat proses penambangan masih belum bisa digunakan secara
langsung karna masih bercampur dengan impurutis atau zat pengotor (Tailing)
yang umumnya berasal dari material koalisinya.
B. Rumusan Masalah
Bahan galian adalah semua produk dari pertambangan diperoleh dengan cara
pelepasan dari batuan induknyadi dalam kerak bumi, terdiri dari mineral-mineral.
Mineral adalah suatu benda berbentuk padat,cair, atau gas yang homogeny dan
terdapat dialam, terbentuk secara alamiah dari bahan-bahan an-organis, mempunyai
komposisi kimia tertentu dengan struktur atom dan sifat fisik yang sama.
Bahan galian menurut UU No 11/1967 tentang ketentuan-ketentuan Pokok
Pertambangan diartikan sebagai : unsur-unsur kimia mineral-mineral, bijih-bijih dan
segala macam batuan termasuk batu-batu mulia merupakan endapan-endapan alam.
Sedangkan menurut kamus pertambangan dinyatakan bahwa bahan galian adalah
sinonim dari mineral.
B. Analisis Bahan Galian
1. Teknik Sampling
2. Penggerusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah
berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Proses penggerusan
dibagi menjadi tiga bagian,
1) Penggerusan kasar, produk yang dihasilkan berukuran maksimum 6 – 20
mesh.
2) Penggerusan sedang, produk yang dihasilkan berukuran antara 28 - 75
mesh.
3) Penggerusan halus, produk yang dihasilkan paling kasar 100 mesh.
c. Sizing
Sizing yaitu proses pemisahan bahan galian berdasarkan ukuran, caranya ada 2
proses :
a. Pengayakan / penyaringan
Pengayakan/penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai
dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala
laboratorium. Tujuan dilakukan screening adalah:
- Mempertinggi kapasitas untuk operasi lainnya.
- Mencegah terjadinya over crushing/over grinding.
- Memenuhi permintaan pasar.
- Menyempurnakan langkah dalam proses konsentrasi.
Produk dari proses pengayakan atau penyaringan ada dua,yaitu:\
- Ukuran lebih besar dari pada ukuran lubang-lubang ayakan (over size)
- Ukuran yang lebih kecil dari pada 2 lubang ukuran-ukuran ayakan (under
size)
b. Klasification (klasifikasi)
Yaitu proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan pengendapannya
dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam suatu alat
yang disebut classifier.
Produk dari klasifikasi ada 2, yaitu:
- Produk berukuran kecil atau halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut
overflow.
- Produk yang berukuran lebih besar atau kasar (sand) mengendap di bagian
bawah atau dasar disebut underflow.
c. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan suatu proses pemisahan antara mineral berharga
dengan mineral tak berharga sehingga didapatkan kadar yang lebih tinggi dan
menguntungkan (peningkatan kadar). Kadar bahan galian yang mutu atau
kadarnya rendah (marginal) dapat diolah lebih lanjut, maka kadar bahan
galian itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi.
Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi
adalah:
- Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi , gravitasi
dan media berat.
- Perbedaan sifat kelistrika untuk proses konsentrasi elektro statik.
- Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
- Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
3. Analisis Kimia
Bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia (senyawa oksida) dalam batuan.
Pemeriksaan komposisi kimia dilakukan dengan prosedur berikut.
- Contoh batuan digiling hingga mencapai ukuran 100 mesh lalu dikeringkan
pada temperature 1500C dalam cawan platina, kemudain di fusing dengan
Na2CO3 pada suhu 1000C. Tambahkan aquades dan HCl, panasi hingga kering.
Ulangi perlakuan tersebut sampai larut lalu disaring untuk penentuan kadar
SiO2.
- Filtratnya untuk penetuan kadar trace elements dengan menggunakan AAS
(Atomic Absorption Spectrophotometer). Untuk kadar kalsium (Ca) dan atau
magnesium (Mg) yang tinggi, ditentukan dengan cara Kompleksiometer.
Dengan AAS akan segera dapat diketahui macam-macam unsur dan jumlahnya
secara tepat dan cepat
Ningrum, Anita Nurdia. 2011. Analisis Kimia Bahan Galian. Diakses dari
http://anitanurdianingrum.blogspot.com/2011/01/analisis-kimia-bahan-galian.html pada
tanggal 17 Oktober 2018.