Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KIMIA BAHAN GALIAN

ANALISIS BAHAN GALIAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

ANGGOTA : ANNISA SEPTIAN NURKHASANAH

BAIQ HARTINA

ERLINA FEBLIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi dan cadangan bahan galian yang cukup besar
dan menyebar hampir merata di seluruh wilayah. Namun, untuk saat ini umumnya
bahan galian yang ditemukan dialam sudah jarang mempunyai mutu atau kadar
mineral berharga yang tinggi dan siap utntuk dilebur atau dimanfaatkan. Oleh
karena itu, diperlukan pengolahan dan analisis bahan galian untuk meningkatkan
kualitas dan mutu bahan galian sesuai dengan kriteria.
Pengolahan Bahan Galian merupakan metode yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu dan kualitas bahan galian. Karena umumnya material bahan
berharga pada saat proses penambangan masih belum bisa digunakan secara
langsung karna masih bercampur dengan impurutis atau zat pengotor (Tailing)
yang umumnya berasal dari material koalisinya.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :


1. Apa yang dimaksud dengan bahan galian?
2. Bagaimana teknik analisis bahan galian?
C. Tujuan

Tujuan dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui:


1. Pengertian bahan galian.
2. Teknik analisis bahan galian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Galian

Bahan galian adalah semua produk dari pertambangan diperoleh dengan cara
pelepasan dari batuan induknyadi dalam kerak bumi, terdiri dari mineral-mineral.
Mineral adalah suatu benda berbentuk padat,cair, atau gas yang homogeny dan
terdapat dialam, terbentuk secara alamiah dari bahan-bahan an-organis, mempunyai
komposisi kimia tertentu dengan struktur atom dan sifat fisik yang sama.
Bahan galian menurut UU No 11/1967 tentang ketentuan-ketentuan Pokok
Pertambangan diartikan sebagai : unsur-unsur kimia mineral-mineral, bijih-bijih dan
segala macam batuan termasuk batu-batu mulia merupakan endapan-endapan alam.
Sedangkan menurut kamus pertambangan dinyatakan bahwa bahan galian adalah
sinonim dari mineral.
B. Analisis Bahan Galian
1. Teknik Sampling

Sampling (pengambilan contoh) merupakan tahap awal dari suatu analisis.


Pengambilan contoh harus efektif, cukup seperlunya tapi representatif (mewakili).
Sampling harus dilakukan dalam tahapan yang benar sehingga hasil sampling yang
didapat mampu mewakili material yang begitu banyak dan dapat dipakai sebagai
patokan untuk mengontrol apakah proses pengolahan tersebut berjalan dengan baik
atau tidak. Pengambilan contoh yang banyak tetapi tidak sistematis letaknya tidak
akan memperkecil kesalahan, justru akan berdampak sebaliknya. Jadi ketelitian
pengambilan contoh itu tergantung dari jumlah contoh yang diambil dan lokasi
pengambilannya yang tersebar secara baik di seluruh tubuh endapan bahan galian
yang bersangkutan.
Dari mekanismenya, pengambilan contoh dapat dibagi dua, yaitu :
1) Hand sampling
Pengambilan contoh dilakukan dengan tangan, sehingga hasilnya sangat
tergantung pada ketelitian operator
a) Grab sampling
Pengambilan sampel pada material yang homogen dan dilakukan dengan
interval tertentu dengan menggunakan sekop. Contoh yang diperoleh
biasanya kurang representative
b) Shovel sampling
Pengambilan sampel dengan menggunakan shovel, keuntungan cara ini lebih
murah, waktu pengambilan cepat dan memerlukan tempat yang tidak begitu
luas. Material contoh yang diambil berukuran kurang dari 2 inchi.
c) Stream sampling
Alat yang digunakan Hand sampling cutter. Contoh yang diambil berupa pulp
(basah) dan pengambilan searah dengan aliran (stream).
d) Pipe sampling
Alat yang digunakan pipa/tabung dengan diameter 0.5, 1.0, dan 1.5 inchi.
Salah satu ujung pipa runcing untuk dimasukkan ke material. Terdiri dari dua
pipa (besar dan kecil) sehingga terdapat rongga diantaranya untuk tempat
contoh. Digunakan pada material padat yang halus dan tidak terlalu keras.
e) Coning and quatering
Langkah-langkah yang dilakukan :
- Material dicampur sehingga homogeny
- Diambil secukupnya dan dibuat bentuk kerucut
- Ujung kerucut ditekan sehingga membentuk kerucut terpotong dan dibagi
empat bagian sama besar
- Dua bagian yang berseberangan diambil untuk dijadikan conto yang
dianalisis
2) Mechanical sampling
Digunakan untuk pengambilan contoh dalam jumlah yang besar dengan hasil
yang lebih representatif dibandingkan hand sampling.
Alat yang dipergunakan, antara lain :
a. Riffle sampler
Alat ini bentuknya persegi panjang dan didalamnya terbagi beberapa sekat
yang arahnya berlawanan. Riffle-riffle ini berfungsi sebagai pembagi conto
agar dapat terbagi sama rata.
b. Vein sampler
Pada bagian dalam dilengkapi dengan revolving cutter, yaitu pemotong yang
dapat berputar pada porosnya sehingga akan membentuk area yang bundar
sehingga dapat memotong seluruh alur bijih. Langkah selanjutnya setelah
sampling adalah analisa yang meliputi penimbangan, pengayakan,
mikroskopis dan analisis kimiawi jika diperlukan.
2. Teknik Preparasi

Preparasi merupakan langkah yang paling penting dalam pengolahan atau


penanganan bahan galian yang akan dianalisis, karena sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan analisis kimia yang dilakukan. Adapun langkah-langkah teknik
preparasi dilakukan, diantaranya :
a. Pengeringan (Drying)
Pada umumnya sampel yang diterima adalah dalam bentuk batuan, lempung,
lumpur atau bentuk batuan pasir. Apabila sampel yang diterima dalam keadaan
basah maka langkah pertama pengerjaan adalah pengeringan, yaitu: pengeringan
pada suhu kamar (dikering anginkan), dijemur di bawah matahari, dan
pengeringan dalam oven pada suhu 100 - 110 C.
b. Kominus
Adalah proses mereduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih kecil dari ukuran
semula. Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses
pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk :
1. Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material
pengotornya.
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan
pada proses berikutnya.
3. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat
lain, misalnya reagen flotasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses kominusi :
1) Ukuran bijih dari tambang.
Biasanya ukuran bijih dari tambang dalam bentuk bongkah sehingga
berkaitan erat dengan pemilihan primary crusher dan proses screening.
2) Keadaan bijih, pada bijih yang lengket akan mempengaruhi pemilihan
mill/crusher.
3) Kesediaan air, hal ini penting khususnya untuk proses basah.
4) Proses-proses berikutnya basah atau kering
5) Korosi pada lining (bahan pelapis pada dinding dalam mill).
6) Reaksi antara material dengan air.
Kominusi ada dua macam, yaitu peremukan atau pemecahan (crushing) dan
penggerusan / penghalusan (grinding).
1. Peremukan (Crushing)
Peremukan adalah proses mereduksi ukuran yang relatif masih kasar
(biasanya berupa bongkahan) menjadi ukuran ± 5 cm dengan menggunakan
alat jaw crusher. Sebelum dilakukan sampling, biasanya ukurannya
diperkecil lagi sampai ± 10 mesh dengan alat roll crusher.

2. Penggerusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah
berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Proses penggerusan
dibagi menjadi tiga bagian,
1) Penggerusan kasar, produk yang dihasilkan berukuran maksimum 6 – 20
mesh.
2) Penggerusan sedang, produk yang dihasilkan berukuran antara 28 - 75
mesh.
3) Penggerusan halus, produk yang dihasilkan paling kasar 100 mesh.

c. Sizing
Sizing yaitu proses pemisahan bahan galian berdasarkan ukuran, caranya ada 2
proses :
a. Pengayakan / penyaringan
Pengayakan/penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai
dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala
laboratorium. Tujuan dilakukan screening adalah:
- Mempertinggi kapasitas untuk operasi lainnya.
- Mencegah terjadinya over crushing/over grinding.
- Memenuhi permintaan pasar.
- Menyempurnakan langkah dalam proses konsentrasi.
Produk dari proses pengayakan atau penyaringan ada dua,yaitu:\
- Ukuran lebih besar dari pada ukuran lubang-lubang ayakan (over size)
- Ukuran yang lebih kecil dari pada 2 lubang ukuran-ukuran ayakan (under
size)
b. Klasification (klasifikasi)
Yaitu proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan pengendapannya
dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam suatu alat
yang disebut classifier.
Produk dari klasifikasi ada 2, yaitu:
- Produk berukuran kecil atau halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut
overflow.
- Produk yang berukuran lebih besar atau kasar (sand) mengendap di bagian
bawah atau dasar disebut underflow.

c. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan suatu proses pemisahan antara mineral berharga
dengan mineral tak berharga sehingga didapatkan kadar yang lebih tinggi dan
menguntungkan (peningkatan kadar). Kadar bahan galian yang mutu atau
kadarnya rendah (marginal) dapat diolah lebih lanjut, maka kadar bahan
galian itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi.
Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi
adalah:
- Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi , gravitasi
dan media berat.
- Perbedaan sifat kelistrika untuk proses konsentrasi elektro statik.
- Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
- Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.

3. Analisis Kimia
Bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia (senyawa oksida) dalam batuan.
Pemeriksaan komposisi kimia dilakukan dengan prosedur berikut.
- Contoh batuan digiling hingga mencapai ukuran 100 mesh lalu dikeringkan
pada temperature 1500C dalam cawan platina, kemudain di fusing dengan
Na2CO3 pada suhu 1000C. Tambahkan aquades dan HCl, panasi hingga kering.
Ulangi perlakuan tersebut sampai larut lalu disaring untuk penentuan kadar
SiO2.
- Filtratnya untuk penetuan kadar trace elements dengan menggunakan AAS
(Atomic Absorption Spectrophotometer). Untuk kadar kalsium (Ca) dan atau
magnesium (Mg) yang tinggi, ditentukan dengan cara Kompleksiometer.
Dengan AAS akan segera dapat diketahui macam-macam unsur dan jumlahnya
secara tepat dan cepat

4. Analisis berat jenis


Berat jenis yang diukur pada contoh batuan adalah bulk density. Hal ini disebabkan
batuan merupakan kumpulan mineral yang masing-masing mineral mempunyai
berat jenis tersendiri
Prinsip pengukuran berat jenis yaitu :
- Contoh batuan dipanaskan dalamoven pada suhu minimum 1000C supaya semua
air yang ada didalmnya menguap, kemudian didinginkan pada suhu kamar
- Contoh batuan ditimbang untuk mengetahui beratnya
- Volume batuan ditentukan
- Berat jenis batuan diperoleh dengan membagi berat dengan volume
DAFTAR PUSTAKA

Ningrum, Anita Nurdia. 2011. Analisis Kimia Bahan Galian. Diakses dari
http://anitanurdianingrum.blogspot.com/2011/01/analisis-kimia-bahan-galian.html pada
tanggal 17 Oktober 2018.

Ahmad, Andiasahri. 2012. Eksplorasi Batu Bara. Diakses dari


http://andiashariahmad.blogspot.com/2012/12/eksplorasi-batubara-umi.html pada
tanggal 22 Oktober 2018

Fatek. 2009. Pengolahan Bahan Galian. Diakses dari


http://kuliahd3fatek.blogspot.com/2009/05/bab-iii-pengolahan-bahan-galian.html pada
tanggal 17 Oktober 2018

Sukandarrumidi. 2018. Bahan Galian Industri. Yogyakarta :UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai