Tuberculous Spondylitis

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Tuberculous Spondylitis; Pott’s Disease

Gambaran Klinis
Gambaran paling khas merupakan gibbus, yaitu adanya angulasi posterior
(kyphosis) yang disebabkan kolaps dari bagian anterior dari korpus vertebralis.
Pasien umumnya mengeluhkan nyeri punggung dan enggan duduk tegak, berdiri,
atau membungkuk ke depan. Nyeri dalam yang lokal mudah ditimbulkan, dan
spasme otot jelas teraba. Pasien mengalami sakit kronis dan umumnya memiliki
bukti adanya infeksi Tuberkulosis pada paru atau saluran kemih.

Diagnosis
Pada pemeriksaan lab ditemukan adanya peningkatan Laju Endap Darah,
dan uji tuberkulin ditemukan positif. Pemeriksaan radiologi vertebra
menggambarkan adanya lesi osteolitik pada bagian anterior dari korpus
vertebra, osteoporosis regional, dan penyempitan dari diskus intervertebralis
sekeliling. Pada tahap yang lebih lanjut, terdapat gambaran adanya kehancuran
yang meluas dari bagian anterior korpus vertebra, keterlibatan vertebra lainnya,
dan abses paravertebral.
Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan aspirasi dari pus paravertebral yang
kemudian dilihat secara mikroskopis untuk basilus tuberkel. Jaringan yang
diambil dengan closed punch biopsy atau open surgical biopsy menunjukkan
adanya gambaran tipikal dari infeksi tuberculosis, yaitu histiosit dan sel-sel
datia.

Patogenesis dan Patologi


Infeksi tuberculosis, suatu inflamasi granulomatosa yang spesifik,
memiliki gambaran khas adanya kerusakan tulang yang perlahan namun
progresif (osteolisis lokal) di bagian anterior dari korpus vertebralis dan disertai
dengan osteoporosis regional. Penyebaran perkejuan mencegah pembentukan
tulang baru reaktif dan membuat segmen-segmen tulang avaskular, sehingga
menghasilkan sequestra tuberkulosis, terutama di daerah toraks.
Secara bertahap, jaringan granulasi tuberkulosis menembus korteks tipis
korpus vertebra dan menghasilkan abses paravertebral yang mencakup
beberapa vertebra. Selain itu, infeksi menyebar ke atas dan ke bawah tulang
belakang di bawah ligamen longitudinal anterior dan posterior. Diskus
intervertebralis, yang avaskular, relatif lebih tahan terhadap infeksi tuberkulosis.
Pada tahap awal, diskus yang berdekatan menyempit akibat dehidrasi, manum
akhirnya mungkin sebagian dihancurkan oleh jaringan granulasi tuberkulosis.
Kerusakan progresif dan runtuhnya bagian anterior dari korpus vertebra yang
terlibat menyebabkan kyphosis progresif (angulasi posterior) dari tulang
belakang.

Komplikasi
Treatment
Spondylitis TB merupakan penyakit medis dan harus diobati dengan obat
antituberkulosis, istirahat dan mobilisasi dengan orthosis yang cocok (Jain AK.
Tuberculosis of the spine: A FRESH LOOK AT AN OLD DISEASE. Journal
of Bone and Joint Surgery - British Volume [Internet]. 2010 [cited 9 March
2017];92-B(7):905-913. Available from:
http://www.bjj.boneandjoint.org.uk/content/92-B/7/905.long). Enam bulan
dalam pengobatan antituberkulosis sama efektifnya pada kasus ekstra-paru
seperti pada penyakit paru. Jadi dapat mengikuti regimen 2(HRZE) / 4(HR),
yaitu 2 bulan pengobatan intensif dan 4 bulan fase pengobatan lanjut. Namun
dalam beberapa kasus penyakit berat atau rumit (meningitis, TBC tulang atau
sendi, TB miliaria) pengobatan mungkin perlu diperpanjang sampai sembilan
bulan, yaitu fase intensif tetap dua bulan dan fase lanjutan diperpanjang sampai
tujuh bulan—2(RHZE) / 7(HR). (Department of Health, Republic of South
Africa. National Tuberculosis Management Guidelines 2014 [Internet]. 2014
[cited 9 March 2017]. Available from:
http://www.nicd.ac.za/assets/files/National%20TB%20management%20guideli
nes%202014.pdf)

Obat Dosis Dosis yg dianjurkan Dosis Dosis (mg) / berat badan (kg)
(Mg/Kg Harian (mg/ Intermitten Maks < 40 40-60 >60
BB/Hari) kgBB / hari) (mg/Kg/BB/kali) (mg)
R (Rifampicin) 8-12 10 10 600 300 450 600
H (Isoniazid) 4-6 5 10 300 150 300 450
Z
20-30 25 35 750 1000 1500
(Pyrazinamide)
E (Ethambutol) 15-20 15 30 750 1000 1500
S
15-18 15 15 1000 Sesuai BB 750 1000
(Streptomycin)
(PDPI)

Pengobatan terbaik dari tuberkulosis tulang belakang dengan paraplegia adalah


untuk mencegah perkembangan paraplegia. Tujuannya adalah untuk
mendekompresi saraf tulang belakang oleh pengobatan konservatif dan/atau
operasi, untuk menstabilkan tulang belakang jika diperlukan dan untuk
merespon dengan tepat keterlibatan langsung sumsum tulang belakang dan
meninges. Pasien yang MRInya menunjukkan saraf yang relatif dalam kondisi
baik dengan adanya myelitis atau edema, dan pengumpulan cairan dalam ruang
ekstradural, merespon dengan baik pengobatan konservatif jika kompresi
mekanik adalah satu-satunya penyebab terjadinya defisit. Dekompresi
ditunjukkan ketika MRI menunjukkan bahwa kompresi ekstradural disebabkan
oleh jaringan granulasi atau jaringan caseous (perkejuan), dengan sedikit
komponen cairan menekan sumsum tulang belakang, dan dengan fitur edema
kabel, myelitis atau myelomalacia. Indikasi untuk dekompresi bedah dengan atau
tanpa stabilisasi adalah perkembangan, tidak ada perbaikan atau memburuknya
defisit saraf setelah pengobatan konservatif, paraplegia awitan akut dan
paraplegia dengan keterlibatan neural arch, atau keterlibatan panvertebral
dengan atau tanpa subluksasi atau dislokasi patologis (Jain AK).

Anda mungkin juga menyukai