Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN TUMOR CEREBRI/TUMOR OTAK

I. KONSEP DASAR TUMOR OTAK


A. Pengertian
Tumor cerebri / tumor otak adalah lesi intracranial setempat yang menempati ruang
didalam tulang tengkorak (Baughman, Piaree, 2000). Sedangkan menurut Price, Sylvia,
Tumor otak/tumor serebri adalah lesi desak ruang jinak maupun ganas, yang tumbuh di otak,
meningen, dan tengkorak.Terdapat beberapa penyebab yang dapat menimbulkan lesi pada
otak seperti kontusio serebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor intracranial. Tumor-
tumor selalu bertumbuh sebagai sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh
menyebar, masuk ke dalam jaringan. Neoplasma terjadi akibat dari kompresi dan infiltrasi
jaringan. Akibat perubahan fisik bervariasi, yang menyebabkan beberapa atau semua kejadian
patofisiologis sebagai berikut :

Peningkatan tekanan intracranial (TIK) dan edema serebral


Aktivitas kejang dan tanda-tanda neurologist fokal
Hidrosefalus
Gangguan fungsi hipofisis
Tumor-tumor otak primer menunjukkan kira-kira 20% dari semua penyebab kematian
karena kanker, dimana sekitar 20% sampai 40% dari semua kanker pasien mengalami
metastase ke otak dari tempat-tempat lain. Tumor-tumor otak jarang bermetastase keluar
system saraf pusat tetapi jejas metastase ke otak biasanya dari paru-paru, payudara, saluran
gastrointestinal bagian bawah, pancreas, ginjal dan kulit (melanoma). Pada usia dewasa,
tumor otak banyak dimulai dari sel glia (sel glia membuat struktur dan mendukung system
otak dan medulla spinalis) dan merupakan supratentorial (terletak diatas penutup serebelum).
Jejas neoplastik didalam otak akhirnya menyebabkan kematian yang menganggu fungsi vital
seperti pernafasan atau adanya peningkatan tekanan intracranial. Tumor otak merupakan
salah satu tumor susunan saraf pusat, baik ganas maupun tidak.

Tumor otak benigna adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi tidak
ganas. tumor otak maligna adalah kanker di dalam otak yang berpotensi menyusup dan
menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang telah menyebar (metastase) ke otak dari
bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.

Tumor ganas otak yang paling sering terjadi merupakan penyebaran dari kanker yang
berasal dari bagian tubuh yang lain. Kanker payudara dan kanker paru-paru, melanoma
maligna dan kanker sel darah (misalnya leukemia dan limfoma) bisa menyebar ke otak.
Penyebaran ini bisa terjadi pada satu area atau beberapa bagian otak yang berbeda.

B. Etiologi
1. Malignansi
Meliputi metastase, glioma, meningioma,adenoma pituitary, dan neuroma akustik
merupakan 95% dari seluruh tumor. Pada dewasa 2/3 dari tumor primer terletak
supratentorial, tetapi pada anak-anak 2/3tumor terletak infratentorial. Tumor primer
umumnya tidak melakukan metastasis dan sekitar 30% tumor otak merupakan tumor
metastasis dan 50% diantaranya adalah tumor multipel.
2. Riwayat trauma kepala
3. Gangguan pada otak
4. Gangguan fungsi hipofisis
5. Virus
6. Radiasi
7. Faktor genetik
8. Paparan zat kimia yang bersifat karsinogenik
9. Defisiensi imunologi
10. Congenital
11. Faktor resiko
Faktor Resiko, tumor otak dapat terjadi pada setiap kelompok Ras, insiden meningkat
seiring dengan pertambahan usia terutama pada dekade kelima, keenam dan ketujuh
faktor resiko akan meningkat pada orang yang terpajan zat kimia tertentu ( Okrionitil,
tinta, pelarut, minyak pelumas ), namun hal tersebut belum bisa dipastikan.Pengaruh
genetik berperan serta dalam timbulnya tumor, penyakit sklerosis TB dan penyakit
neurofibomatosis.

C. Tanda dan gejala


Tumor otak/serebri menyebabkan gangguan fungsi fokal dan peningkatan tekanan
intrakranial (TIK). Manifestasi tumor tergantung dari lokasi, displacement otak, dan herniasi.
Gejala umum yang timbul antara lain: sakit kepala, mual muntah, perubahan mental, papil
edema, gangguan visual (diplopia), kerusakanfungsi sensorik dan motorik, serta kejang.

Gejala peningkatan tekanan intrakranial


 Sakit kepala
Sakit kepala merupakan gejala umum yang paling sering dijumpai pada penderita tumor otak.
Rasa sakit dapat digambarkan bersifat dalam dan terus menerus, tumpul dan kadang-kadang
hebat sekali. Nyeri ini paling hebat pada pagi hari dan lebih menjadi lebih hebat oleh aktivitas
yang biasanya meningkatkan TIK seperti membungkuk, batuk, mengejan pada waktu BAB.
Nyeri sedikit berkurang jika diberi aspirin dan kompres dingin pada tempat yang sakit.
 Nausea dan muntah
Terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah pada medulla oblongata. Muntah paling
sering terjadi pada anak-anak berhubungan dengan peningkatan TIK diserta pergeseran
batang otak. Muntah dapat terjadoi tanpa didahului nausea dan dapat proyektif.
 Kejang
Kejang dapat merupakan manifestasi pertama tumor otak pada 15% kasus. Dikatakan, bahwa
apabila terjadi kejang fokal pada orang berumur di bawah 50 tahun, harus dipikirkan adanya
tumor otak, selama penyebab lain belum ditemukan.
 Gangguan mental
Gejala gangguan mental tidak perlu dihubungkan dengan lokalisasi tumor, walaupun
beberapa sarjana menyatakan bahwa gejala ini sering dijumpai pada tumor lobus frontalis dan
temporalis. Juga dikatakan bahwa menigioma merupakan tumor yang sering menimbulkan
gangguan mental. Gejalanya sangat tidak spesifik. Dapat berupa apatis, demensia, gangguan
memori, gangguan intelegensi, gangguan tingkah laku, halusinasi sampai seperti psikosis.
 Pembesaran kepala
Keadaan ini hanya terjadi pada anak-anak, dimana suturanya belum menutup. Dengan
meningkatnya tekanan intrakranial, sutura akan melebar dan fontanella anterior menjadi
menonjol. Pada beberapa anak sering terlihat pembendungan vena didaerah skalp dan adanya
eksoftalmos. Pada perkusi terdengar suara yang khas, disebut crack pot signs (bunyi gendi
yang rengat).
 Papil edema
Papil edema dapat terjadi oleh karena tekanan intrakranial yang meningkat atau akibat
langsung dari tekanan tumor pada N II. Derajat papil edema tidak sebanding dengan besarnya
tumor dan tidak sama antara mata satu dan lainnya. Bila tekanan intrakranial meningkat
dengan cepat, akan terjadi pembendungan vena-vena N. Optikus dan diskus optikus menjadi
pucat serta membengkak. Sering disertai perdarahan-perdarahan disekitar fundus okuli. Pada
papil edema yang kronis dapat menyebabkan gliosis N. Optikus dan akhirnya N. Optikus
mengalami atrofi sekunder dengan akibat kebutaan.
 Ataksia
Gangguan Keseimbangan.
 Perubahan status Mental (gangguan.Konsentrasi, cepat lupa, gangguan kepribadian,
berkurangnya inisiatif)

Gejala terlokalisasi
Lokasi gejala-gejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak yang
terkena, menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan local, seperti pada ketidaknormalan
sensori dan motorik, perubahan penglihatan dan kejang. Karena fungsi-fungsi otak berbeda-
beda di setiap bagiannya maka untuk mengindentifikasi lokasi tumor dapat ditentukan dari
perubahan yang terjadi, seperti :

a) Tumor korteks motorik ; gerakan seperti kejang kejang yang terletak pada satu sisi
tubuh ( kejang jacksonian )
b) Tumor lobus oksipital ; hemianopsia homonimus kontralateral (hilang penglihatan
pada setengah lapang pandang, pada sisi yang berlawanan dengan tumor) dan halusinasi
penglihatan.
c) Tumor serebelum ; pusing, ataksia, gaya berjalan sempoyongan dengan
kecenderungan jatuh kesisi yang lesi, otot otot tidak terkoordinasi dan nistagmus ( gerakan
mata berirama dan tidak disengaja )
d) Tumor lobus frontal ; gangguan kepribadia, perubahan status emosional dan tingkah
laku, disintegrasi perilaku mental, pasien sering menjadi ekstrim yang tidak teratur dan
kurang merawat diri
e) Tumor sudut serebelopontin ; tinitus dan kelihatan vertigo, tuli (gangguan saraf
kedelapan), kesemutan dan rasa gatal pada wajah dan lidah (saraf kelima), kelemahan atau
paralisis (saraf kranial keketujuh), abnormalitas fungsi motorik.
f) Tumor intrakranial bisa menimbulkan gangguan kepribadian, konfusi, gangguan
bicara dan gangguan gaya berjalan terutam pada lansia (Brunner & Sudarth, 2002).

D. Patofisiologi
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan neurologik pada
tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor yaitu gangguan fokal disebabkan
oleh tumor dan kenaikan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila terdapat
penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan
kerusakan jaringan neuron. Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor
yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada
umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat
dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai gejala
perunahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah
ke jaringan otak. Bebrapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak
sekitarnya sehingga memperberat ganggguan neurologist fokal. Peningkatan tekanan
intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu bertambahnya massa dalam
tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi cairan serebrospinal.
Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan
oleh kerusakan sawar darah otak. Semuanya menimbulkan kenaikan volume intracranial dan
meningkatkan tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel
lateral ke ruangan subaraknoid menimbulkan hidrosefalus. Peningkatan tekanan intrakranial
akan membahayakan jiwa. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu lama untuk menjadi
efektif dan oleh karena itu tak berguna apabil tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme
kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intracranial, volume cairan
serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim, kenaikan tekanan
yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau serebelum yang timbul bilagirus
medialis lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam
hemisfer otak. Herniasi menekan mesensenfalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan
menekan saraf otak ketiga. Kompresi medula oblogata dan henti pernafasan terjadi dengan
cepat. Perubahan fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalah
bradikardia progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan gangguan pernafasan.
E. Pohon masalah

Idiopatik

Tumor otak/ Serebri

Penekanan jaringan otak Bertambahnya massa

Invasi jaringan otak Nekrosis jar. otak Penyerapan cairan otak

Kerusakan jar. Neuron Gang. Hipoksia Obstruksi vena di otak


( Nyeri ) Suplai darah jaringan

Risiko
Kejang Gang. Gang. ketidakefektifan Oedema
Neurologis Fungsi otak perfusi jaringan
fokal serebral

Disorientasi
Defisit Peningkatan TIK Hidrosefalus
neurologis

 Aspirasi Risiko Cedera Perubahan


sekresi proses pikir
 Obs. Jln
nafas
 Dispnea Bradikardi progresif, Bicara terganggu, Hernialis
 Henti nafas hipertensi sitemik, gang. afasia ulkus
 Perubahan pernafasan
pola nafas

Ancaman Gangguan komunikasi Menisefalon


kematian verbal tekanan
Gangguan
Pertukaran
gas Anxietas Mual, muntah, Gangguan
papileodema, pandangan kesadaran
Gangguan kabur, penurunan fungsi
( Suddart, Brunner. 2002 )
Rasa nyaman pendengaran, nyeri
kepala
F. Pemeriksaan penunjang dan diagnostik

1. CT Scan ; memberi informasi spesifik mengenai jumlah, ukuran, kepadatan, jejas


tumor dan meluasnya odema cerebral serta memberi informasi tentang sistem
vaskuler
2. MRI ; membantu dalam mendeteksi tumor didalam batang otakdan daerah hiposisis,
dimana tulang menggangu dalam gambaran yang menggunakan CT Scan
3. Biopsi Stereotaktik ; dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberi dasar pengobatan serta informasi prognosis.
4. Cerebral Angiografi ; memberi gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor
5. Elektro Ensefalografi (EEG) ; mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah
yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal
pada waktu kejang

G. Penatalaksanaan medis
1. Pembedahan
Tumor jinak seringkali dapat ditangani dengan eksisi komplit dan pembedahan
merupakan tindakan yang berpotentif kuratif. Untuk tumor primer maligna atau tumor
sekunder, biasanya sulit ditemukan. Pembedahan tumor primer seringkali
diindikasikan untuk mencapai diagnosis histologis dan jika mungkin, untuk
meringankan gejala dengan mengurangi massa tumor. Pemeriksaan histologis dari
biopsi tumor dapat mengkonfirmasi apakah lesi merupakan suatu glioma dan bukan
neoplasma lainnya, misalnya limfoma, atau bahkan kondisi nonneoplasia, misalnya
abses. Pemeriksaan ini juga memungkinkan dilakukannya penentuan tingkat derajat
diferensiasi tumor yang berhubungan dengan prognosis. Jadi, pasien glioma derajat 1-
2 memiliki angka harapan hidup yang tinggi. Akan tetapi, median angka harapan
hidup untuk tumor yang terdiferensiasi paling buruk (derajat 4) adalah 9 bulan.
Kadang-kadang pembedahan tidak disarankan, misalnya pada pasien dengan
kecurigaan glioma derajat rendah dengan gejala epilepsi. Pembedahan juga tidak tepat
dilakukan pada metastasis otak multipel, dimana diagnosisnya jelas, walaupun
beberapa metastasis soliter dapat ditangani dengan reaksi.
2. Radioterapi
Glioma dapat diterapi dengan raditerapi yang diarahkan pada tumor,
sementara metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi juga digunakan
dalam tata laksana beberapa tumor jinak, misalnya adenoma hipofisis
3. Terapi antibiotik.
Kombinasi antibiotik dengan antibiotik spektrum luas. Antibiotik yang dipakai
; Penicilin, chlorampenicol (chloramyetin) dan nafacillen (unipen). Bila telah
diketahui bakteri anaerob, metrodiazelo (flagyl) juga dipakai.
4. Untuk tumor primer jika memungkinkan dilakukan eksisi sempurna namun umumnya
sulit dilakukan sehingga dilakukan radioterapi dan kemoterapi, pada tumor metastase
dilakukan perawatan paliatif
5. Hematom membutuhkan evakuasi
6. Lesi infeksi membutuhkan evakuasi dan terapi antibiotik
7. Pemberian deksametason dapat menurunkan edema sebral.
8. Pemberian Manitol untuk menurunkan peningkatan TIK
9. Pemberian antikonvulsan sesuai gejala yg timbul

H. Komplikasi
a. Herniasi
b. Peningkatan Tekanan Darah
c. Kejang
d. Defisit neurorogis
e. Peningkatan TIK
f. Perubahan fungsi pernafasan
g. Perubahan dalam kesadaran
h. Perubahan kepribadian

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUMOR


SEREBRI/TUMOR OTAK

A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas klien : usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tgl MRS, askes dst.
b. Keluhan utama : nyeri kepala disertai dengan penurunan kesadaran.
c. Riwayat penyakit sekarang :
P : tanyakan kepada klien keadaan apa yang membuat sakit kepala hebat dan apa
saja factor yang membuatnya lebih baik atau lebih buruk.
Q: tanyakan bagaimana gambaran sakit kepala yang dirasakan, apakah
sepertitertusuk jarum (menusuk-nusuk) atau tegang seperti di remas
R: tanyakan kepada klien di bagian kepala mana yang terasa sakit,apakah hanya
bagian depan (forehead),tengah,atau belakang, dan apakah terlokalisasi
ataumenyeluruh.
S: jika klien diberikan skala 1-10, sakit kepala yang dirasakan klien termasuk skala
berapa
T: tanyakan kapan klien merasa sakit kepala hebat, apakah secara terus-
menerusatau pada keadaan tertentu saja
d. Riwayat penyakit dahulu
Kaji adanya riwayat nyeri kepala sebelumnya. Pengkajian riwayat ini dapat
mendukung pengkajian dari riwayat penyakit saat ini dan merupakan data dasar untuk
mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan tindakan selanjutnya

2. Pemeriksaan fisik
a. B1 (Breathing)
Inspeksi, ada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kompresi pada
medullaoblongata didapatkan adanya kegagalan pernapasan. Pengkajian inspeksi
pernapasan pada klien tanpa kompresi medulla oblongata didapatkan tidak ada
kelainan.
Palpasi, thoraks didapatkan taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Auskultasi, tidak didapatkan bunyi napas tambahan.
b. B2 (Blood)
Pada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kompresi pada medulla oblongata
didapatkan adanya kegagalan sirkulasi. Pengkajian pada klien tanpa kompresi
medullaoblongata didapatkan tidak ada kelainan. Tekanan darah biasanya normal,
tidak ada peningkatan heart rate.
c. B3 (Brain)
Tumor intracranial sering menyebabkan berbagai deficit neurologis bergantung
padagangguan fokal dan adanya peningkatan intracranial.
Pengkajian B3 (Brain) merupakan pemeriksaan focus dan lebih lengkap
dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya. Trias klasik tumor otak adalah nyeri
kepala, muntah, dan pailadema. Tingkat kesadaran Kualitas kesadaran klien
merupakan parameter yang paling mendasar dan paling penting yang
membutuhkan pengkajian. Tingkat kesadaran klien dan respon terhadap lingkungan
adalah indicator paling sensitive untuk disfungsi sistem persarafan. Beberapa
sistem digunakan untuk membuat peringkat perubahan dalam kewaspadaan dan
kesadaran.Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien tumor intracranial biasanya
berkisar pada tingkat letargi, stupor, dan semikomatosa. Apabila klien sudah
mengalamikoma maka penilaian GCS sangat penting menilai tingkat kesadaran
klien dan bahan evaluasi untuk pemantuan pemberian asuhan keperawatan.
Eye (respon membuka mata):
(4) : spontan
(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).
(2): dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekankuku jari)

(1) : tidak ada respon

Verbal (respon verbal) :

(5) : orientasi baik

(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang )disorientasi


tempat dan waktu.

(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namuntidak
dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)

(2) : suara tanpa arti (mengerang)

(1) : tidak ada respon

Motor (respon motorik) :

(6) : mengikuti perintah

(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberirangsang


nyeri)

(4) : with draws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhistimulus


saat diberi rangsang nyeri)

(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada &
kakiextensi saat diberi rangsang nyeri).

(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari
mengepal dan kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1) : tidak ada respon

b. Fungsi serebri

1) status mental : observasi penampilan klien dan tingkah lakunya, nilai gaya bicara,
dan observasi ekspresi wajah klien, aktivitas klien, aktivitas motorik pada klien
tumor intracranial tahap lanjut biasanya status mental klien mengalami perubahan.
2) Fungsi intelektual : didapatkan penurunan dalam ingatan dan memori baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Penurunan kemampuan berhitung dankalkulasi.
Pada beberapa kasus klien mengalami brain damage, yaitu kesukaranmengenal
persamaan dan perbedaan yang tidak begitu nyata.
3) Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis : didapatkan bila kerusakan
telahterjadi pada lobus frontal kapasitas, memori, atau fungsi intelektual
kortikalyang lebih tinggi lebih tinggi mungkin rusak. Disfungsi ini dapat
ditunjukkan

Pendekatan Fungsional Gordon :


1. POLA PERSEPSI & PENANGANAN KESEHATAN
Tanyakan pandangan klien & keluarga ttg penyakit dan pentingnya kesehatan bagi
klien dan keluarga? Apakah klien merokok / minum alcohol / pernah mengkonsumsi
obat obat tertentu ? apakah ada alergi?
2. POLA NUTRISI & METABOLISME
Kaji Pola nutrisi klien sebelum dan selama di rawat di RS. Apa porsi makannya?
Apakah dulu selalu dihabiskan? Kaji adanya mual. Muntah dan disfagia?
3. POLA ELIMINASI
Kaji pola miksi dan defekasi klien? Apakah terdapat gelaja inteinensia kandung
kemih, gangguan fungsi usus ? apakah memakai alat bantu?

4. POLA AKTIVITAS/OLAHRAGA
Kaji keadaan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari , kaji adanya kelemahan,
kaku, hilang keseimbangan, perubahan kesadaran, hemiparase, ataksia, & keterlibatan
dalam beraktivitas kaji kekuatan otot
5. POLA ISTIRAHAT & TIDUR
Kaji perubahan pola tidur, adanya factor factor yang mempengaruhi tidaur seperti
nyeri, cemas, dll
6. POLA PERSEPSI –KOGNITIF
Kaji adanya perubahan tingkah laku, amnesia, vertigo, tinnitus, kehilangan
pendengaran, gangguan pengucapan, peciuman, perubahan kesadaran, & status metal,
perubahan pupil, ekspresi wajahm hemiparase, kejang & sensitive terhadap Gerakan.
Untuk kenyamanan kaji juga andaya nyeri, kepala intensitas berbeda & lama , respon
apatis, gelisah & gangguan tidur.
7. POLA PERAN HUBUNGAN
Tanyakan bagaimana fungsi peran klin dalm keluarganya sebelum & selama di RS,
siapa saja system pendukung klien dan apakah ada masalah dilingkunagn keluarga
ataupun social
8. POLA SEKSUALITAS
Kaji adanya masalah hubungan dg pasangan, perubahan tk. Kepuasan, Jika wanita :
Kaji pola menstruasi, pemeriksaan payudara.Jika Pria : Kaji adanya periksaan testis
mandiri bulanan
9. POLA KOPING – TOLERANSI STRESS
Tanyakan perubahan utama klien selama di rawat di RS apakah klien cemas, mudah
tersinggung, deprsesi, apakah yg dilekukan klien saat ada masalah?
10. POLA KEYAKINAN – NILAI
Kaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapai penyakitnya?

B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
Definisi : Berisiko mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat
menganggu kesehatan
Batasan Karakteristik :
 Masa tromboplastin parsial abnormal
 Masa protrombin abnormal
 Sekmen ventrikel kiri akinetik
 Ateroklerosis aerotik
 Diseksi arteri
 Fibrilasi atrium
 Miksoma atrium
 Tumor otak
 Stenosis karotid
 Aneurisme serebri
 Koagulopati (mis. Anemia sel sabit)
 Kardiomiopati dilatasi
 Embolisme
 Trauma kepala
 Hierkolesterolemia
 Hipertensi
 Endokarditis infeksi
 Katup prostetik mekanis
 Stenosis mitral
 Neoplasma otak
 Baru terjadi infak miokardium
 Sindrom sick sinus
 Penyalahgunaan zat
 Terapi trobolitik
 Efek samping terkait terapi (bypass kardiopulmunal,obat)
2. Gangguan pertukaran gas
Definisi : Kelebihan atau defisit pada oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida
pada membran alveolar-kapiler
Batasan Karakteristik
 pH darah arteri abnormal
 Pernapasan abnormal (misalnya : kecepatan, irama, kedalaman)
 Warna kulit abnormal (misalnya : pucat, kehitaman)
 Konfusi
 Sianosis (pada neonatus saja)
 Penurunan karbondioksida
 Diaforesis
 Dispnea
 Sakit kepala saat bangun
 Hiperkapnia
 Hipoksemia
 Hipoksia
 Iritabilitas
 Napas cuping hidung
 Gelisah
 Somnolen
 Takikardi
 Gangguan penglihatan
3. Risiko Cedera
Definisi : Berisiko mengalami cedera sebagai akibat kondisi lingkungan yang
berinteraksi dengan sumber adaptif dan sumber defensif individu
Faktor risiko :
 Eksternal
a. Biologis (mis. Tingkat imunisasi komunitas, mikroorganisme )
b. Zat kimia (mis. racun, polutan, obat agenes farmasi,alkohol, nikotin,
pengawet, kosmetik, perwarna)
c. Manusia (mis.agens nosokomial, pola ketegangan atau faktor kognitif,afektif
dan psikomotor)
d. Cara pemindahan / transpor
e. Nutrisi (mis. desain, struktur dan pengaturan komunitas, bangunan dan atau
peralatan)
 Internal
 Profil darah yang abnormal
 Disfungsi biokimia
 Usia perkembangan (fisiologis, psikososial)
 Disfungsi efektor
 Disfungsi imun-autoimun
 Disfungsi integratif
 Malnutrisi
 Fisik (mis. integritas kulit tidak uth,gangguan mobilitas)
 Psikologis (orientasi afektif)
 Disfungsi sensorik
 Hipoksia jaringan
4. Gangguan Rasa Nyaman (Nyeri Akut )
a. Definisi
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul
akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam
hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the Study of
Pain), awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung < 6 bulan.
b. Batasan Karakteristik
 Perubahan selera makan
 Perubahan tekanan darah
 Perubahan frekuensi jantung
 Perubahan frekuensi pernapasan
 Laporan isyarat
 Diafroesis
 Perilaku distraksi (mis, berjalan modar mandir, mencari orang lain
dan/atau aktivitas lain, aktivitas yang berulang)
 Mengekspresikan perilaku (mis, gelisah, merengek, menangis, waspada,
iritabilitas, mendesah)
 Masker wajah (mis, mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)
 Sikap melindungi are nyeri
 Fokus menyempit (mis,gangguan persepsi nyeri, hambatan proses
berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
 Indikasi nyeri yang dapat diamati
 Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
 Sikap tubuh melindungi
 Dilatasi pupil
 Melaporkan nyeri secara verbal
 Fokus pada diri sendiri
 Gangguan tidur
c. Faktor yang Berhubungan
 Agens cedera (mis.,biologis, zat kimia, fisik, psikologis)
5. Ansietas
Definisi : Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons
autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu);
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan
isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan
memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman.
Batasan karakteristik:
Perilaku
 Gelisah
 Melihat sepintas
 Kontak mata yang buruk
 Mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup
 Agitasi
 Tampak waspada
Afektif
 Gelisah
 Ketakutan
 Gugup
 Bingung
 Rasa nyeri yang meningkatkan ketidakberdayaan
 Khawatir
Fisiologis
 Wajah tegang
 Tremor tangan
 Peningkatan keringat
 Gemetar
 Suara bergetar
Simpatik
 Anoreksia
 Diare
 Mulut kering
 Wajah merah
 Jantung berdebar-debar
 Peningkatan tekanan darah
 Peningkatan denyut nadi
 Lemah
Parasimpatik
 Nyeri abdomen
 Penurunan tekanan darah
 Penurunan denyut nadi
 Diare
 Vertigo
 Letih
 Mual
 Gangguan tidur
 Sering berkemih
 Anyang-anyangan
Kognitif
 Bloking pikiran
 Konfusi
 Kesulitan berkonsentrasi
 Gangguan perhatian
 Khawatir
 Lupa
Factor yang berhubungan
 Perubahan dalam:
1. Status ekonomi
2. Lingkungan
3. Status kesehatan
4. Pola interaksi
5. Fungsi peran
6. Status peran
 Penularan penyakit interpersonal
 Krisis maturasional
 Krisis situasional
 Stress
 Penyalahgunaan zat
 Ancaman kematian
 Ancaman pada:
1. Status ekonomi
2. Lingkungan
3. Status kesehatan
4. Pola interaksi
5. Fungsi peran
6. Status peran
7. Konsep diri

C. Rencana Keperawatan

No Rencana
Dx Diagnosa Keperawatan Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Resiko ketidakefektifan NOC NIC
perfusi jaringan serebral a. Circulation status Peripheral Sensation
b. Tissue Prefusion : cerebral
Management
(Manajemen sensasi
Definisi : Berisiko perifer)
Kriteria Hasil :
mengalami penurunan 1. Monitor adanya
Mendemonstrasikan status
sirkulasi jaringan otak daerah tertentu
sirkulasi yang ditandai dengan :
yang dapat menganggu yang hanya peka
1. Tekanan systole dan diatole
kesehatan terhadap
dalam rentang yang diharapkan
Batasan Karakteristik : 2. Tidak ada ortostatikhipertensi panas/dingin/
3. Tidak ada tanda-tanda
 Masa tromboplastin tajam/ tumpul
peningkatan tekanan 2. Monitor adanya
parsial abnormal
 Masa protrombin intrakranial (tidak lebih dari 15 paretese
3. Instruksikan
abnormal mmHg)
 Sekmen ventrikel kiri 4. Mendemonstrasikan keluarga untuk
akinetik kemampuan kognitif yang mengobservasi
 Ateroklerosis aerotik ditandai dengan : kulit jika ada lesi
 Diseksi arteri 1. Berkomunikasi dengan jelas
 Fibrilasi atrium atau laserasi
dan sesuai dengan kemampuan 4. Gunakan sarung
 Miksoma atrium
2. Menunjukkan perhatian,
 Tumor otak tangan untuk
 Stenosis karotid konsentrasi, dan orientasi
proteksi
 Aneurisme serebri 3. Memproses informasi
5. Batasi gerakan
 Koagulopati (mis. 4. Membuat keputusan dengan
pada kepala, leher
Anemia sel sabit) benar
 Kardiomiopati dilatasi 5. Menunjukkan fungsi sensori dan punggung
 Embolisme 6. Anjurkan pasien
motori cranial yang utuh :
 Trauma kepala untuk menghindari
tingkat kesadaran membaik,
 Hierkolesterolemia
batuk dan
 Hipertensi tidak ada gerakan gerakan
 Endokarditis infeksi mengejan
involunter.
 Katup prostetik berlebihan
mekanis 7. Berikan posisi
 Stenosis mitraL kepala lebih tinggi
 Neoplasma otak
 Baru terjadi infak 15-300 dengan
miokardium letak jantung
 Sindrom sick sinus 8. Kolaborasi
 Penyalahgunaan zat
pemberian
 Terapi trobolitik
 Efek samping terkait analgetik
9. Monitor adanya
terapi (bypass
tromboplebitis
kardiopulmunal,obat) 10. Diskusikan
mengenai
penyebab
perubahan sensasi
2. Gangguan pertukaran NOC NIC
gas a. Respiratory Status : Gas Airway
Definisi : Kelebihan atau exchange Management
b. Respiratory Status :
defisit pada oksigenasi dan a. Buka jalan napas,
atau eliminasi Ventilation gunakan teknik
c. Vital Sign Status
karbondioksida pada chin lift atau jaw
membran alveolar-kapiler thrust, bila perlu
Setelah diberikan asuhan
b. Posisikan pasien
keperawatan x 24 jam diharapkan
Batasan Karakteristik untuk
 pH darah arteri proses oksigenasi pasien normal memaksimalkan
abnormal dengan
ventilasi
 Pernapasan abnormal
c. Identifikasi
(misalnya : kecepatan, Kriteria Hasil
pasien perlunya
irama, kedalaman) a. Mendemonstrasikan
 Warna kulit abnormal pemasangan alat
peningkatan ventilasi dan
(misalnya : pucat, jalan napas
oksigenasi yang adekuat
kehitaman) buatan
 Konfusi b. Memelihara kebersihan
d. Pasang mayo bila
 Sianosis (pada paru-paru dan bebas dari
perlu
neonatus saja) tanda-tanda distres
 Penurunan e. Lakukan
pernapasan
karbondioksida fisioterapi dada
c. Mendemonstrasikan batuk
 Diaforesis bila perlu
 Dispnea efektif dan suara napas
f. Keluarkan sekret
 Sakit kepala saat yang bersih, tidak ada
dengan batuk
bangun sianosis dan dyspneu
 Hiperkapnia atau suction
 Hipoksemia (mampu mengeluarkan
g. Auskultasi suara
 Hipoksia sputum, mampu bernapas
 Iritabilitas napas, catat
 Napas cuping hidung dengan mudah, tidak ada
adanya suara
 Gelisah pursed lips)
tambahan
 Somnolen
d. Tanda-tanda vital dalam
 Takikardi h. Lakukan suction
 Gangguan penglihatan rentang normal
pada mayo
i. Berikan
bronkodilator bila
perlu
j. Berikan
pelembab udara
k. Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
l. Monitor respirasi
dan status O2
Respiratory
Management
a. Monitor rata-rata,
kedalaman, irama
dan usaha
respirasi
b. Catat pergerakan
dada, amati
kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi
otot
supraclavicular
dan intercostal
c. Monitor suara
napas, seperti
dengkur
d. Monitor pola
napas : bradipnea,
takipnea, kusmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes,
biot
e. Catat lokasi trakea
f. Monitor kelelahan
otot diafragma
(gerakan
paradoksis)
g. Auskultasi suara
napas, catat area
penurunan/tidak
adanya ventilasi
dan suara
tambahan
h. Tentukan
kebutuhan suction
dengan
mengauskultasi
crakles dan ronkhi
pada jalan napas
utama
i. Auskultasi suara
paru setelah
tindakan untuk
mengetahui
hasilnya

3. Risiko Cedera NOC NIC


Definisi : Berisiko Risk Kontrol Environment
mengalami cedera sebagai Management
akibat kondisi lingkungan Kriteria Hasil (Manajemen
yang berinteraksi dengan 1. Klien terbebas dari cedera Lingkungan )
2. Klien mampu menjelaskan
sumber adaptif dan sumber
cara/metode untuk mencegah
defensif individu 1. Sediakan
injury/cedera
Faktor risiko : lingkungan yang
3. Klien mampu menjelaskan
1. Eksternal aman untuk pasien
faktor resiko dari
 Biologis (mis. 2. Identifikasi
lingkungan/perilaku personal
Tingkat imunisasi kebutuhan
4. Mampu memodifikasi gaya
komunitas, keamanan
hidup untuk mencegah injury
mikroorganisme ) 5. Menggunakan fasilitas pasien,sesuai
 Zat kimia (mis. kesehatan yang ada dengan kondisi
racun, polutan, obat 6. Mampu mengenali perubahan
fisik dan fungsi
agenes status kesehatan
kognitif pasien
farmasi,alkohol, dan riwayat
nikotin, pengawet, penyakit terdahulu
kosmetik, pasien
3. Menghindarkan
perwarna)
 Manusia lingkungan yang
(mis.agens berbahaya
4. Memasang side
nosokomial, pola
rail tempat tidur
ketegangan atau 5. Menyediakan
faktor tempat tidur yang
kognitif,afektif dan nyaman dan bersih
psikomotor) 6. Membatasi
 Cara pemindahan / pengunjung
transpor 7. Menganjurkan
 Nutrisi (mis. keluarga untuk
desain, struktur dan menemani pasien
pengaturan 8. Mengontrol
komunitas, lingkungan dari
bangunan dan atau kebisingan
9. Memindahkan
peralatan)
2. Internal barang-barang
 Profil darah yang yang dapat
abnormal membahayakan
 Disfungsi biokimia 10. Berikan
 Usia
penjelasan pada
perkembangan
pasien dan
(fisiologis,
keluarga atau
psikososial)
pengunjung
 Disfungsi efektor
 Disfungsi imun- adanya perubahan
autoimun status kesehatan
 Disfungsi integratif dan penyebab
 Malnutrisi
 Fisik (mis. penyakit
integritas kulit tidak
uth,gangguan
mobilitas)
 Psikologis
(orientasi afektif)
 Disfungsi sensorik
 Hipoksia jaringan
4. Gangguan Rasa Nyaman NOC : NIC :
a. Pain level a. Lakukan
(Nyeri Akut )
b. Pain control
pengkajian nyeri
Definisi : Pengalaman c. Comfort level
secara
sensori dan emosional
Setelah dilakukan tindakan komprehensif
yang tidak menyenangkan
keperawatan selama ... x 24 jam. termasuk lokasi,
yang muncul akibat
Pasien tidak mengalami nyeri, karakteristik,
kerusakan jaringan yang
dengan : furasi, frekuensi,
aktual atau potensial atau
kualitas dan
digambarkan dalam hal
Kriteria Hasil faktor presipitasi
kerusakan sedemikian rupa
b. Observasi reaksi
a. Mampu mengontrol nyeri
(International Association
nonverbal dari
(tahu penyebab nyer, mampu
for the Study of Pain),
ketidaknyamanan
menggunakan teknik
awitan yang tiba-tiba atau c. Bantu pasien dan
nonfarmakologi untuk
lambat dari intensitas keluarga untuk
mengurangi nyeri, mencari
ringan hingga berat dengan mrncari dan
bantuan)
akhir yang dapat menemukan
b. Melaporkan bahwa nyeri
diantisipasi atau diprediksi dukungan
berkurang dnegan
d. Kontrol
dan berlangsung < 6 bulan.
menggunakan manajemen
lingkungan yang
Batasan Karakteristik
nyeri
dapat
 Perubahan selera c. Mampu mengenali nyeri
mempengaruhi
makan (skala, intensitas, frekuensi
 Perubahan tekanan nyeri seperti suhu
dan tanda nyeri)
darah d. Menyatakan rasa nyaman rungan,
 Perubahan frekuensi setelah nyeri berkurang pencahayaan dan
jantung e. Tanda vital dalam rentang
kebisingan
 Perubahan frekuensi normal e. Kurangi faktor
pernapasan f. Tidak mengalami gangguan
presipitasi nyeri
 Laporan isyarat tidur f. Kaji tipe dan
 Diafroesis
sumber nyeri
 Perilaku distraksi (mis,
untuk
berjalan modar mandir,
menentukan
mencari orang lain
intervensi
dan/atau aktivitas lain,
g. Ajarkan tentang
aktivitas yang berulang)
teknik non
 Mengekspresikan
perilaku (mis, gelisah, farmakologi :
merengek, menangis, napas dalam,
waspada, iritabilitas, relaksasi,
mendesah) distraksi,
 Masker wajah (mis, kompres
mata kurang bercahaya, hangat/dingin
tampak kacau, gerakan h. Berikan
mata berpencar atau informasi tentang
tetap pada satu fokus, nyeri seperti
meringis) penyebab nyeri,
 Sikap melindungi are berapa lama nyeri
nyeri akan berkurang
 Fokus menyempit
dan antisipasi
(mis,gangguan persepsi
ketidaknyamanan
nyeri, hambatan proses
dari prosedur
berpikir, penurunan i. Monitor vital
interaksi dengan orang sign sebelum dan
dan lingkungan) sesudah
 Indikasi nyeri yang
pemberian
dapat diamati
 Perubahan posisi untuk analgesik

menghindari nyeri
 Sikap tubuh melindungi
 Dilatasi pupil
 Melaporkan nyeri
secara verbal
 Fokus pada diri sendiri
 Gangguan tidur

Faktor yang
Berhubungan
Agens cedera
(mis.,biologis, zat kimia,
fisik, psikologis)

5. Ansietas NOC NIC


Definisi : Perasaan tidak  ansiety self control Anxiety reduction
nyaman atau kekhawatiran  anxiety level (penurunan
yang samar disertai  coping kecemasan)
respons autonom (sumber kriteria hasil:  gunakan
sering kali tidak spesifik  klien mampu pendekatan
atau tidak diketahui oleh mengidentifikasi dan yang
individu); perasaan takut mengungkapkan gejala menenangkan
yang disebabkan oleh dan cemas  nyatakan
 mengidentifikasi, dengan jelas
antisipasi terhadap bahaya.
mengungkapkan dan harapan pada
Hal ini merupakan isyarat
menunjukkan teknik untuk pelaku pasien
kewaspadaan yang
mengontrol cemas  jelaskan
memperingatkan individu  vital sign dalam batas semua
akan adanya bahaya dan normal prosedur dan
memampukan individu  postur tubuh, ekspresi
apa yang
untuk bertindak wajah, bahasa tubuh dan
dirasakan
menghadapi ancaman. tingkat aktivitas
selama
menunjukkan
prosedur
Batasan karakteristik: berkurangnya kecemasan  pahami
Perilaku perspektif
 Gelisah
 Melihat sepintas pasien
 Kontak mata yang terhadap
buruk situasi stress
 Mengekspresikan  temani pasien
kekhawatiran karena untuk
perubahan dalam memberikan
peristiwa hidup keamanan dan
 Agitasi
mengurangi
 Tampak waspada
takut
Afektif
 dorong
 Gelisah keluarga
 Ketakutan
 Gugup untuk
 Bingung menemani
 Rasa nyeri yang
anak
meningkatkan  dengarkan
ketidakberdayaan dengan penuh
 Khawatir
Fisiologis perhatian
 identifikasi
 Wajah tegang
 Tremor tangan tingkat
 Peningkatan keringat kecemasan
 Gemetar  bantu pasien
 Suara bergetar
mengenal
Simpatik
situasi yang
 Anoreksia
 Diare menimbulkan
 Mulut kering kecemasan
 Wajah merah  dorong pasien
 Jantung berdebar-
untuk
debar
mengungkapk
 Peningkatan tekanan
an perasaan,
darah
 Peningkatan denyut ketakutan,
nadi persepsi
 Lemah  instruksuksika
Parasimpatik n pasien untuk
 Nyeri abdomen menggunakan
 Penurunan tekanan teknik
darah relaksasi
 Penurunan denyut  berikan obat
nadi untuk
 Diare
 Vertigo mengurangi
 Letih kecemasan
 Mual
 Gangguan tidur
 Sering berkemih
 Anyang-anyangan
Kognitif
 Bloking pikiran
 Konfusi
 Kesulitan
berkonsentrasi
 Gangguan perhatian
 Khawatir
 Lupa
Factor yang berhubungan
 Perubahan dalam:
7. Status ekonomi
8. Lingkungan
9. Status kesehatan
10. Pola interaksi
11. Fungsi peran
12. Status peran
 Penularan penyakit
interpersonal
 Krisis maturasional
 Krisis situasional
 Stress
 Penyalahgunaan zat
 Ancaman kematian
 Ancaman pada:
8. Status ekonomi
9. Lingkungan
10. Status kesehatan
11. Pola interaksi
12. Fungsi peran
13. Status peran
14. Konsep diri

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. Jakarta : EGC


Karunia, Awali. 2016. LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR OTAK. (Online) Available :
https://www.academia.edu/12864567/LAPORAN_PENDAHUUAN_TUMOR_OTAK
(diakses pada tanggal 14 februari 2016, pukul 20.00 wita)

Kozier. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7. Jakarta : EGC

NANDA Internasional. 2017. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC

NANDA NIC-NOC. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA Jilid 3. Yogyakarta : Medi Action

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah. (Ed.8). Jakarta:
EGC

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6.
Jakarta : EGC

Tracey Hopkins,BSN, RN. 2013. Intisari medikel-bedah : buku praktik klinik (Ed.3).
Jakarta : EGC

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC

Denpasar , Oktober 2018

Pembimbing Praktik / CI Mahasiswa


NIP. NIM.

Pembimbing Akademik / CT

NIP.

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN
PERSYARAFAN TUMOR CEREBRI
Oleh:

NI PUTU AYU KRISNAYANTI


NIM.P07120216036

D-IV Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

TAHUN AJARAN 2018

Anda mungkin juga menyukai