Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


RENDAHNYA PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT DI
MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :
AYU RISTANTI (AKF 16028)

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG


TAHUN AJARAN 2016/2017
Rendahnya Penggunaan Jamban Sehat Di Masyarakat.

Jamban merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang


dan mengumpulkan kotoran atau najis manusia yang lazim disebut kakus atau WC,
sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi
penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman. Kotoran
manusia yang dibuang dalam praktek sehari-hari bercampur dengan air, maka
pengolahan kotoran manusia tersebut pada dasarnya sama dengan pengolahan air
limbah.
Adapun faktor-faktor yang sangat mempengaruhi masyarakat menggunakan
jamban sebagai berikut.
- Pendidikan.
Faktor dari pendidikan sangat mempengaruhi penggunaan jamban, sebab
semakin tinggi pendidikan yang dimiliki semakin tinggi pula kesadaran untuk
menggunakan jamban. Pendidikan tentang memanfaatkan jamban yang baik dan
sehat merupakan suatu proses mengubah kepribadian, sikap, dan pengertian
tentang jamban yang sehat sehingga tercipta pola kebudayaan dalam
menggunakan jamban secara baik dan benar tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.
- Kepemilikan jamban.
Kepemilikan jamban ini merupakan hasil dari pengetahuan masyarakat.
Masyarakat tau kegunaan jamban sehingga masyarakat memiliki jamban.
Penggunaan jamban pun seperti itu, semakin banyak masyarakat yang memiliki
jamban, semakin tinggi penggunaan jamban disuatu daerah.
- Dukungan keluarga.
Keluarga merupakan suatu unit yang sangat mempengaruhi
perkembangan seorang individu. Dalam mengambil keputusan antara
menggunakan jamban atau tidak, keluarga biasanya lebih andil dalam
mengambil sebuah keputusan. Ketika keluarga tidak ingin menggunakan
jamban, maka individu yang terpengaruh keluarga akan tidak menggunakan
jamban.

Dalam kasus yang terjadi, salah satu perilaku masyarakat Indonesia yang masih
kurang dalam bidang sanitasinya adalah tingkat penggunaan jamban. Pada sebagian
daerah di masyarakat dipengaruhi oleh budaya yang sudah ada di daerah tersebut, yaitu
jika seseorang ingin buang air, orang tersebut akan lebih nyaman mendengar suara air
sungai mengalir dan membuat orang tersebut dapat buang air. Selain dari segi budaya,
faktor lain yang menyebabkan adalah keterjangkauan biaya untuk membangun sebuah
jamban untuk setiap rumah, hal tersebut mendorong masyarakat untuk membuang air
besar yang sembarangan. Faktor terakhir adalah pola pikir masyarakat yang masih
salah dengan anggapan jika feses yang dikeluarkan dan dibuang kedalam sungai atau
kolam belakang rumah akan dimakan oleh ikan dan bukan sebuah masalah yang besar
bagi mereka.
Jika sebuah masyarakat memiliki perilaku buang air tidak pada jamban atau
limbah dari jamban yang tidak diolah dengan baik (langsung ke sungai) akan berdampak
kesehatan terutama diare. Diare adalah akibat tidak menggunakannya jamban
dikarenakan pada feses manusia terdapat bakteri yang bernama Escherichia Coli(E.Coli)
yang dapat menyebabkan diare. Penyebaran E.Coli yang sampai kepada manusia akibat
tidak menggunakan jamban ketika feses tersebut berkontak dengan manusia melalui air
sungai yang tercemar oleh E.Coli pada feses manusia mengkontaminasi air sungai
tersebut, kemudian air sungai terebut digunakan oleh masyarakat (mencuci, menjadikan
air minum, dan mandi) yang menyebabkan terjadinya kontak antara bakteri dengan
manusia sehingga bakteri tersebut dapat masuk kedalam tubuh manusia. Selain melalui
air sungai, jika masyarakat tersebut membuang air besarnya secara sembarangan
(kebun, sawah, dan pekarangan) akan berdampak kepada kesehatan terutama Diare.
Hal tersebut terjadi ketika feses yang mengandung bakteri E.Coli dihinggapi lalat,
kemudian lalat tersebut terbang dan hinggap pada makanan. Dengan hinggapnya lalat
pada makanan tersebut, lalat mentransmisikan bakteri tersebut dari feses kemakanan
dan kemudian makanan tersebut dimakan oleh manusia sehingga manusia tersebut
dapat terkena diare.
Menurut teori Blum, lingkungan dapat mempengaruhi tingkat kesehatan
masyarakat karena dalam determinan kesehatan, lingkunga memiliki peran yang cukup
besar untuk tingkat kesehatan masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa tingkat sanitasi di
Indonesia masih sangat rendah, terutama penggunan jamban yang baik dan benar. Dari
rendahnya perilaku tersebut Indonesia masih sangat tinggi permasalahan kesehatan
terkait diare. Masyarakat tergolong masih rendah tingkat penggunaan jambannya
dikarenakan beberapa faktor seperti budaya yang melekat, keterjangkauan terhadap
biaya pembuatan jamban, serta pola pikir yang masih salah. Padahal dari perilaku yang
tidak menggunakan jamban sehat yang baik dan benar dapat berdampak kepada
kesehatan terutama diare. Maka dari itu, menggunakan jamban secara benar dan baik
dapat mencegah terjadinya penyakit pada masyarakat. Hal ini merupakan sebagian
gambaran rendahnya penggunaan jamban di Indonesia yang menyebabkan Indonesia
masih tergolong Negara yang rendah terhadap sanitasinya.

Anda mungkin juga menyukai