DISUSUN OLEH :
AYU RISTANTI (AKF 16028)
Dalam kasus yang terjadi, salah satu perilaku masyarakat Indonesia yang masih
kurang dalam bidang sanitasinya adalah tingkat penggunaan jamban. Pada sebagian
daerah di masyarakat dipengaruhi oleh budaya yang sudah ada di daerah tersebut, yaitu
jika seseorang ingin buang air, orang tersebut akan lebih nyaman mendengar suara air
sungai mengalir dan membuat orang tersebut dapat buang air. Selain dari segi budaya,
faktor lain yang menyebabkan adalah keterjangkauan biaya untuk membangun sebuah
jamban untuk setiap rumah, hal tersebut mendorong masyarakat untuk membuang air
besar yang sembarangan. Faktor terakhir adalah pola pikir masyarakat yang masih
salah dengan anggapan jika feses yang dikeluarkan dan dibuang kedalam sungai atau
kolam belakang rumah akan dimakan oleh ikan dan bukan sebuah masalah yang besar
bagi mereka.
Jika sebuah masyarakat memiliki perilaku buang air tidak pada jamban atau
limbah dari jamban yang tidak diolah dengan baik (langsung ke sungai) akan berdampak
kesehatan terutama diare. Diare adalah akibat tidak menggunakannya jamban
dikarenakan pada feses manusia terdapat bakteri yang bernama Escherichia Coli(E.Coli)
yang dapat menyebabkan diare. Penyebaran E.Coli yang sampai kepada manusia akibat
tidak menggunakan jamban ketika feses tersebut berkontak dengan manusia melalui air
sungai yang tercemar oleh E.Coli pada feses manusia mengkontaminasi air sungai
tersebut, kemudian air sungai terebut digunakan oleh masyarakat (mencuci, menjadikan
air minum, dan mandi) yang menyebabkan terjadinya kontak antara bakteri dengan
manusia sehingga bakteri tersebut dapat masuk kedalam tubuh manusia. Selain melalui
air sungai, jika masyarakat tersebut membuang air besarnya secara sembarangan
(kebun, sawah, dan pekarangan) akan berdampak kepada kesehatan terutama Diare.
Hal tersebut terjadi ketika feses yang mengandung bakteri E.Coli dihinggapi lalat,
kemudian lalat tersebut terbang dan hinggap pada makanan. Dengan hinggapnya lalat
pada makanan tersebut, lalat mentransmisikan bakteri tersebut dari feses kemakanan
dan kemudian makanan tersebut dimakan oleh manusia sehingga manusia tersebut
dapat terkena diare.
Menurut teori Blum, lingkungan dapat mempengaruhi tingkat kesehatan
masyarakat karena dalam determinan kesehatan, lingkunga memiliki peran yang cukup
besar untuk tingkat kesehatan masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa tingkat sanitasi di
Indonesia masih sangat rendah, terutama penggunan jamban yang baik dan benar. Dari
rendahnya perilaku tersebut Indonesia masih sangat tinggi permasalahan kesehatan
terkait diare. Masyarakat tergolong masih rendah tingkat penggunaan jambannya
dikarenakan beberapa faktor seperti budaya yang melekat, keterjangkauan terhadap
biaya pembuatan jamban, serta pola pikir yang masih salah. Padahal dari perilaku yang
tidak menggunakan jamban sehat yang baik dan benar dapat berdampak kepada
kesehatan terutama diare. Maka dari itu, menggunakan jamban secara benar dan baik
dapat mencegah terjadinya penyakit pada masyarakat. Hal ini merupakan sebagian
gambaran rendahnya penggunaan jamban di Indonesia yang menyebabkan Indonesia
masih tergolong Negara yang rendah terhadap sanitasinya.