Tanur bekerja secara otomatis untuk memanaskan material dengan suhu awal sebesar 8000
C hingga nantinya di pertahankan sampai 8200 C di dalam tungku pemanas dan selanjutnya
Proses awal dari sistem tanur dimulai dengan menekan saklar S11 yang kemudian akan
menyebabkan K11M bekerja. Bekerjanya K11M ini akan menggerakkan motor yang
menggerakkan konveyor belt yang berfungsi untuk membawa bahan yang akan di panaskan
menuju ke ruang pemanasan. Ketika memasuki ruang pemanasan, bahan tersebut menumpuk dan
pada akhirnya mengaktifkan(menghalangi cahaya) light barrier1/S12AE maka K13 akan bekerja.
Kerja dari K13 akan memutuskan arus pada motor koveyor belt K11M sehingga konveyor belt
akan berhenti. Selain itu, aktifnya K13 juga akan mengaktifkan K14M dan Y15. Namun karena
K13 di aktifkan dengan sensor, maka hanya aktif sementara. Dengan bekerjanya Y15 maka
solenoid 1 akan aktif dan valve 1 bekerja dan menutup ruang pemanasan.sehingga menyentuh limit
switch 1 dan akan menggerakkan solenoid2 untuk menutup valve 2. Dengan tertutupnya valve 2,
maka akan menekan limit switch 2. Limit switch 2 ini menandakan bahwa semua pintu ruang
pemanasan telah tertutup dan proses pemanasan akan dilakukan. Proses pemanasan dilakukan
62
Proses pemanasan diawali dengan hubung delta hingga mencapai suhu 800c. ketika sudah
mencapai suhu tersebut maka thermostat S17AE akan terlepas dan menghentikan kerja K17.
Dengan berhentinya kerja K17, maka proses delta telah selesai dan arus kemudian akan mengalir
ke K16 dan K20 dengan hubung star. Proses ini adalah proses kedua pemanasan dimana hanya
ingin mempertahankan suhu pemanasan hingga 820 c selama 1-3 menit. Kerja K16 dan K20 akan
mengerjakan K21 sebagai timer, yang mana ketika waktunya telah habis, maka K22 akan bekerja
dan memutuskan hubungan ke K16, K15, K18M dan K20. Dengan ini proses pemanasan telah
selesai.
Dengan selesainya proses pemanasan, maka valve 1 dan valve 2 akan terbuka. Ketika valve
2 terbuka, akan menyentuh limit switch 3 yang menyebabkan solenoid 3 bekerja dan mengaktifkan
valve 3 yang diikuti dengan timer pada K23T. Bahan yang telah di bawa oleh valve 3 ini
Material yang tertarik mundur oleh valve 3 tersebut selanjutnya dijatuhkan kedalam
kontainer. Ketika telah masuk ke container, maka light barrier 2, S25AE, akan aktif dan
menghubungkan arus ke K11 sehingga K11 akan bekerja dan menjalankan kembali konveyor belt.
Pengoperasian air blast dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu normal (otomatis) dan
manual. Kedua cara pengoperasian ini dapat di ganti dengan memindahkan posisi dari saklar
selector S7. Cara normal digunakan untuk operasi dalam keadaan normal dimana
pengoperasiannya menggunakan sensor untuk memastikan bahwa operasi berjalan sesuai kondisi
sebenarnya, dalam hal ini seperti motor vibrator tidak boleh bekerja sebelum terdapat aliran udara
63
dalam pipa atau motor fan tidak boleh mati lebih dulu dari motor vibrator untuk memastikan tidak
ada sisa bahan dalam pipa. Cara pengoperasian manual digunakan untuk keperluan pemeliharaan
system pada air blast itu sendiri. Pada sistem Air Blast ini jika terjadi gangguan baik pada saat
posisi manual maupun normal maka dapat dihentikan dengan menekan emergency stop (S6a).
Posisi Normal :
Pada posisi normal selector berada pada posisi 1 atau saklar S7 berada pada posisi 1 untuk
menandakan silo 2 tersebut akan mengoperasikan K16, dengan bekerjanya K16 maka K14T yang
dihubungkan seri dengan kontak NO dari K16 akan bekerja. Begitu K14T bekerja maka K13M
akan off karena dihubungkan seri dengan kontak NC dari K14T. Dengan demikian maka M2
(motor Vibrator) berhenti bekerja, kemudian beberapa saat setelah diperkirakan pipa sudah kosong
dari material atau sesuai dengan setting waktu dari K14T maka kontak timer NC dari K14T akan
terbuka yang menyebabkan supply tegangan ke K6M, K7M, K8M dan K9T terputus sehingga M1
(fan motor) berhenti bekerja yang menandakan bahwa keseluruhan proses dari sistem ini telah
berakhir, selain itu untuk menghentikan proses ini dapat juga dilakukan dengan cara menekan
saklar S14, dimana jika S14 ini ditekan maka supply tegangan akan masuk ke K14T sehingga
Posisi Manual :
Untuk mengoperasikannya saklar selektor S7 dipindahkan ke posisi 2. Pada posisi ini K22
akan berlangsung dari S7 demikian juga dengan lampu H23 yang menandai bahwa sistem
pada posisi manual berfungsi, Fan motor (M1) dioperasikan secara manual dengan
menekan saklar S8b sehingga K6M, K8M, K9T akan bekerja secara bersama dan M1
beroperasi pada hubung bintang. Beberapa waktu kemudian (sesuai dengan setting waktu
64
dari K9T) anak kontak timer dari K9T akan menutup sehingga menyebabkan K7M akan
bekerja dan K8M berhenti bekerja, dengan bekerjanya K7M maka M1 sudah terhubung
delta atau bekerja pada putaran penuh. Dengan bekerjanya K7M, maka K11T juga bekerja
karena hubungan seri dengan salah satu kontak bantu NO dari K7M, pada saat itu S13
posisinya sudah tertutup karena adanya aliran udara yang dihasilkan oleh fan motor, S13
ini dihubung seri dengan salah satu kontak bantu dari K11T, dengan bekerjanya K11T ini
beberapa saat kemudian kontak NOnya menutup dan mengalirkan supply arus ke K13M
bekerja untuk menggerakan material yang akan dipindahkan ke silo 2, untuk mengetahui
bahwa M1 bekerja maka diberikan penandaan dengan menyalanya lampu tanda H17 yang
dilayani oleh kontak NO K7M dan K8M, sedangkan untuk motor vibrator (M2)
berfungsinya di tandai dengan menyalanya lampu tanda H19 dan lampu H12 menandakan
bahwa berfungsinya atau menutupnya S13. Pada saat proses pemindahan material dari silo
1 ke silo 2 sedang berlangsung, jika terjadi penumpukan material pada silo 2 maka light
barrier/visolux (S16) bekerja dan M1 akan beroperasi pada hubung delta atau fan motor
bekerja pada putaran penuh. Kerja M1 ini tidak mempengaruhi kerja dari M2, pada saat
manual ini K11T dan K14T tidak bekerja karena kontak bantu NC dari K22 yang dihubung
Untuk mengoperasikan M2 dapat dilakukan dengan menekan saklar S14b sehingga K13M
akan bekerja dan menyebabkan M2 bekerja pula. K13 ini akan terus bekerja meskipun S14B
tekan terlepas, dikarenakan terdapat pengunci yang akan mempertahankan kerja dari K13.
Untuk menghentikan sistem ini dilakukan secara manual yaitu dengan menekan S14a untuk
65
6.1.3. Pump Station
Sistem simulasi pompa merupakan suatu sistem pemindahan air dari bak 1 ke bak 2 dengan
menggunakan 2 buah pompa yang diputar oleh motor induksi satu fasa. Cara kerja dari pump
- Bila air berada pada level 0 maka kedua pompa tidak akan bekerja.
- Bila air berada pada level 1 maka hanya satu pompa yang akan bekerja.
- Bila air berada pada level 2 maka kedua pompa akan berkerja akan bergantian. Jika pompa 1
berkerja maka pompa 2 mati, dan jika pompa 2 berkerja maka pompa 1 mati.
- Jika air berada pada level 3 maka kedua pompa akan bekerja bersamaan dan buzzer akan
berbunyi, dalam praktik bengkel ini buzzer diganti dengan lampu tanda.
Motor pompa 1 dan 2 masing-masing dilayani oleh sebuah MCB dan kontaktor serta TOR
sebagai pengamannya. Untuk mengoperasikan rangkaian kemudian dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu :
Pengoperasian secara impuls tangan atau manual dikontrol langsung oleh saklar selector S10
untuk pompa 1 dan S16 untuk pompa 2. Pada cara ini hanya dilakukan untuk melakukan
pengecekan terhadap pompa 1 dan pompa 2. Dengan begitu pengoperasian dijalankan sesuai
dengan kemauan dari penggunanya, apakah akan menjalankan pompa 1, pompa 2, ataupun
keduanya.
Dengan terhubungnya S10 keposisi impuls tangan, maka supplai tegangan akan langsung
terhubung ke D11, yang mana kontak bantu NO-nya akan menghubungkan supplai tegangan ke
kontaktor C21 yang melayani pompa 1. Ketika kontaktor C21 bekerja maka kontak utamanya akan
66
segera menghubungkan motor pompa dengan supplai tegangan yang mengoperasikan motor
pompa 1.
Begitu pula untuk S16, yang ketika berada pada posisi impuls, maka suplai akan langsung
Secara otomatis
Untuk pengendalian secara otomatis, S10 dan S16 di jalankan pada posisi otomatis. Dengan
begitu supplai tidak langsung menjalankan motor melainkan menggunakan sensor B11 dan B16
sebagai saklar. Dengan begitu pompa akan beroperasi sesuai dengan kondisi pada lapangan.
Sensor B11 akan menjalankan impuls yang digunakan untuk menukar kondisi kerja antara
pompa 1 dan pompa 2 dengan menggunakan saklar impuls. Sensor B16 akan menukar kondisi
pada pompa ke-dua. Sehingga ketika kedua sensor dalam keadaan aktif, maka kedua pompa juga
Ketika D11 atau D16 aktif, baik dengan pengaturan manual maupun otomatis, maka supplai
akan mengalir ke C21 dan C23 dan mengoperasikan motor pompa. Ketika timer on delay
pada D11 dan D16 belum aktif, maka arus akan mengalir dan menjalan kan motor pompa, namun
ketika timer on delay aktif maka maka arus yang menuju ke C21 dan C23 akan berpindah ke D12
dan D17 yang keduanya merupakan relay untuk mengaktifkan lampu tanda. Pada kondisi ini tidak
ada pompa yang akan bekerja. Kecuali, kalau terdapat aliran air pada sensor aliran b 10 dan b 15.
Arus yang menuju ke C21 dan C23 melawati saklar NC dari TOR C21 dan C23. Dengan
67
Cara kerja inilah yang terjadi secara terus menerus dari proses pemindahan air dari tangki
1 menuju tangki 2 secara otomatis sambil menjaga antara ketinggian air dan operasi pompa.
6.1.4. Milling
Pengoperasian Milling terbagi menjadi 2 posisi yaitu posisi normal dan posisi perbaikan.
Posisi normal :
Prinsip dari posisi normal adalah menjalankan motor secara berurutan, artinya motor 2
tidak dapat bekerja ketika motor 1 tidak bekerja.Pada posisi normal arus akan mengalir menuju
S17 sebagai tanda bahwa rangkaian berada pada posisi normal, kemudian kita memulai rangkaian
dengan menekan tombol S19 yang akan menghubungkan arus menuju K19. K19 aktif maka
Kemudian kita menekan S21 untuk mengaktifkan motor 2, pada motor 2 terdapat 3 step
dimana masing masing step menggunakan timer on delay. Ketika S21 ditekan maka arus akan
mengalir menuju K22T, selang waktu tertentu maka anak kontak NO K22T akan bekerja dan
menghubungkan tegangan menuju K23M(Step 1). Setelah K23M aktif maka anak kontak NO
K23M akan bekerja dan mengaktifkan K24T, selang waktu tertentu maka anak kontak K24T akan
bekerja dan menghubungkan tegangan menuju K25M(Step 2). Setelah K25M aktif maka anak
kontak NO K25M akan aktif dan mengaktifkan K26T, selang waktu tertentu anak kontak K26T
Kemudian kita menekan S31 untuk mengaktifkan konveyor belt 2. Sebelumnya K27M
wajib aktif agar tegangan K31M(konveyor belt2) dapat melalui anak kontak NO pada K27M.
68
Kemudian kita menekan S33 untuk mengaktifkan K33M(Motor 4). Sebelumnya K31M
wajib aktif agar tegangan K33M(Motor 4) dapat melalui anak kontak NO pada K31M.
dengan menekan tombol S34. Lalu kita bisa mengaktifkan K36M (Motor 5) dengan menekan
tombol S36.
Posisi repair :
Prinsip posisi repair adalah motor dapat dijalankan tanpa terikat satu sama lain, artinya kita
dapat mengaktifkan motor 2 tanpa perlu mengaktifkan motor 1 terlebih dahulu. Pada posisi repair
tegangan akan mengalir menuju K16T yang akan membunyikan buzzer sebagai tanda bahwa
rangkaian berada pada posisi repair. Lalu kita bisa menekan S19, S21, S31, S33, S34, S36 sesuai
kehendak kita.
69
kami gunakan karena kurangnya komponen yang ada pada bengkel semester IV ini
contohnya Dioda ,Dll.
Ada sebuah masalah yang kami dapatkan juga yaitu pada pengerjaan PUSAT POMPA
KOVENSIONAL, dimana kami mengalami masalah pada rangkaian karena kami
menggunakan jobsheet lama dan tulisannya sudah tidak jelas sehingga kami salah
memilih terlalu banyak kontaktor untuk digunakan sebagai rangkaian pengunci. Namun
setelah mendapat job sheet baru kami langsung menyesuaiakan rangkaiannya sesuai
yang ada di jobsheet dan membuka beberapa kontaktor yang tidak digunakan di
jobsheet.
Kami juga mendapatkan masalah pada JOB TANUR PLC dimana PLC kami tidak
terhubung dengan rangkaian pada PANEL KERJA sehingga ketika kita menekan push
button pada panel , push button tersebut tidak bekerja. Namun setelah kami melakukan
pengecekan ternyata kabel yang menghubungkan push button dengan PLC tidak
mendapatkan tegangan listrik karena pada PLC kami tidak mengcouple bagian output
tepatnya pada COM 2 yang tidak kami couple pada COM 0 dan COM 1 dimana COM
1 dan COM 2 ini sudah kami couple sebelumnya.
70
BAB VII
7.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktek ini, praktikan dapat menarik beberapa kesimpulan :
Praktikum dapat menerapkan standar aturan kelistrikan dalam melaksanakan
pekerjaan instalasi tenaga sesuai PUIL 2011.
Praktikum mampu memenuhi atau melengkapi mata kuliah praktikum bengkel
semester IV.
Praktikum dapat mengetahui mengenai sistem kontrol industri konvensional dan
PLC.
Paraktikum dapat menggunakan alat dan bahan sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya.
Praktikum mampu membaca gambar rangkaian serta memahami prinsip kerja dari
sebuah rangkaian kontrol.
Praktikum mampu memahami apa yang telah didapatkan pada mata kuliah yang
berkaitan dengan praktikum bengkel kali ini.
Praktikum mampu berfikir kreatif dalam hal perencanaan sebuah kontrol.
Praktikum kompak dan bekerja sama dengan teman kelompoknya.
Praktikum mampu membuat laporan hasil praktikum sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
7.2 Saran
Setelah melakukan praktek instalasi tenaga dan penerangan, maka praktikan ingin
menyampaikan beberapa kritik dan saran demi membuat praktikum bengkel lebih baik lagi
kedepannya.
Diharapkan kepada pihak kampus untuk menambah pendingin ruangan untuk
kenyamanan praktikum dalam pelaksanaan bengkel.
Diharapkan kepada pihak kampus untuk menambah dan melengkapi jobsheet yang
akan digunakan oleh praktikum.
71
Diharapkan pihak kampus untuk memperbanyak komponen-komponen listrik
lainnya sehingga tidak menjadi kendala pada praktik kami.
Diharapkan kepada pihak kampus agar menambah sumber yang akan digunakan
agar praktikan tidak saling berebut untuk memakai sumber.
Diharapkan pihak kampus agar lebih memperbanyak kabel baru NYAF, karena
terkadang kabel bekas sudah tidak layak digunakan.
72