Anda di halaman 1dari 14

1. Jelaskan perbedaan droit de preference dan hak previldge!

Hak privilege:
A. Dalam Pasal 1134 KUHPer merupakan hak istimewa yang diberikan oleh undang-undang
kepada seseorang berpiutang sehingga tingkatannya lebih tinggi daripada orang yang
berpiutang lainnya, semata-mata berdasarkan sifat piutangnya.
B. Bukan hak untuk mendapatkan pelunasan utang terlebih dahulu atas penjualan
barang-barang tertentu yang dijaminkan pada pemegang hak privilege. Akan tetapi pemegang
hak privilege berhak untuk mendapatkan pelunasan terlebih dahulu dari hasil penjualan
benda debitur (apapun itu).
Droit de preference:
A. Merupakan hak mendahului yang dimiliki kreditur atas benda-benda tertentu yang
dijaminkan pada kreditur tersebut. Atas hasil penjualan benda-benda tersebut, kreditur
berhak mendapatkan pelunasan utang debitur terlebih dahulu.
B. Droit preference hanya atas barang yang dijaminkan padanya.

2. Manakah yang didahulukan dalam pelunasan piutang diantara piutang-piutang


dengan hak previledge, gadai, fidusia, dan hak tanggungan jika kewajiban melunasi
terdapat pada seorang debitur?
Berdasarkan pasal 1134 ayat 2 KUHPer, gadai dan hipotik adalah lebih tinggi dari pada
previlage, kecuali oleh undang-undang ditentukan sebaliknya, dengan demikian yang harus
didahulukan adalah gadai dan hak tanggungan baru kemudian hak previlage.

3. Jelaskan mengapa constitutum prosesorium tidak terjaadi pada gadai?


tidak dapat secara constitutum prosesorium karena syarat gadai adalah inbezit stelling,
sehingga hak gadai sah apabila gadai keluar dari kekuasaan pemberi gadai. Karena
penyerahan secara constitutum prosesorium tidak menimbulkan hak gadai, sehingga
tidak sah.

4. Jelaskan unsur-unsur gadai yang terkandung di pasal 1150 KUHPer!


unsur pokok gadai:
- gadai lahir karena perjanjian penyerahan kekuasaan atas barang gadai kepada
kreditur pemegang gadai
- penyerahan itu dapat dilakukan oleh debitur atau orang lain atas nama debitur
- barang yang menjadi objek gadai hanya benda bergerak , baik bertubuh maupun
tidak bertubuh
- kreditur pemegang gadai berhak mengambil pelunasan dari barang gadai lebih dulu
dari kreditur lain
5. Jelaskan perbandingan dari proses terjadinya gadai terhadap benda bergerak
bertubuh dan piutang atas nama!
● Benda bergerak bertubuh:
- Pada tahap pertama dilakukan perjanjian antara para pihak yang berisi
kesanggupan kreditur untuk meminjamkan sejumlah uang kepada debitur dan
kesanggupan debitur untuk menyerahkan sebuah / sejumlah benda bergerak
sebagai jaminan pelunasan hutang (pand overeenkomst). Disini perjanjian
masih bersifat obligatoir konsensual oleh karena baru meletakkan hak-hak
dan kewajiban-kewajiban pada para pihak. Karena undang-undang tidak
mensyaratkan bentuk tertentu maka perjanjian dapat dilakukan secara tertulis,
artinya dalam bentuk otentik (via notaris) atau dibawah tangan (onderhands)
dan dapat juga secara lisan.
- Tahap kedua yaitu dilakukan perjanjian kebendaan (zakelijke overeenkomst)
yaitu kreditur menyerahkan sejumlah uang kepada debitur, sedangkan
debitur sebagai pemberi gadai menyerahkan benda bergerak yang
digadaikan kepada debitur penerima gadai (inbezitstelling). Penyerahan secara
nyata ini mengisyaratkan bahwa secara juridis gadai telah terjadi. Jika
debitur tidak menyerahkan bendanya kepada kreditur, maka berdasarkan
ketentuan Pasal 1152 ayat (2) KUHPerdata, gadai tersebut tidak sah.

● Surat piutang atas nama:


- Harus ada perjanjian gadai
Pada tahap ini pihak debitur dan kreditur mengadakan perjanjian gadai yang
bentuknya harus tertulis. Seperti halnya dalam perjanjian surat piutang
lainnya, pada tahap ini perjanjian masih bersifat obligatoir dan konsensual.
- Harus ada pemberitahuan pada debitur yang mempunyai kewajiban melakukan
pembayaran
Menurut Pasal 1153 KUHPerdata, hak gadai atas benda-benda bergerak yang
tidak bertubuh, kecuali surat-surat tunjuk (aan order) dsan surat-surat bawa
(aan tonder), dilakukan dengan pemberitahuan tentang telah terjadinya
gadai, kepada orang terhadap siapa hak yang digadaikan itu harus
dilaksanakan. Tentang pemberitahuan serta izin oleh si pemberi gadai, dapat
dimintakan suatu bukti tertulis. Dapat disimpulkan bahwa gadai piutang atas
nama dilakukan dengan cara pemberitahuan oleh pemberi gadai kepada
seseorang yang berhutang kepadanya atau debitur bahwa tagihannya
terhadap debitur tersebut telah digadaikan kepada pihak ketiga. Oleh
karena undang-undang tidak dengan tegas menetapkan suatu bentuk tertentu,
maka disamping bentuk tertulis pemberitahuan juga dapat dilakukan dengan
bentuk lisan.
6. Apa yang dimaksud dengan Inbezitstelling?
Inbezitstelling ialah syarat sahnya gadai, yaitu harus ada penyerahan atas benda yang
dijadikan jaminan. Benda yang digadaikan harus dikeluarkan dari kekuasaan pemberi
gadai (debitur).
7. A telah menyewakan sebuah laptop kepada B, oleh B laptop tersebut ia gadaikan
kepada C, kemudian benda gadai (laptop) yang dalam kekuasaannya C telah dicuri D.
a. Apakah D dapat menggadaikan laptop tersebut?
Terkait dengan hal ini, dengan adanya ketentuan Pasal 1977 KUHPerdata yang
menyebutkan bahwa barang siapa yang menguasai benda bergerak dianggap sebagai
pemiliknya. Dengan demikian, pegadaian sebagai pemegang gadai tetap memiliki hak gadai
meskipun pemberi gadai bukan orang yang berwenang untuk itu. Apabila benda gadai hasil
kejahatan masuk ke pegadaian tetapi tidak ada laporan dari pemilik sebenarnya, maka
perjanjian gadai berlangsung seperti biasa. Memperhatikan pasal 533 KUHPerdata bahwa
pemegang bezit harus selalu dianggap beritikad baik barangsiapapun menuduhnya beritkad
buruk, harus membuktikannya. Permasalahan akan timbul jika pemilik sebenarnya benda
gadai menuntut pengembalian benda itu dan Pegadaian melaporkan ke Polisi atau adanya
laporan pemilik barang yang sebenarnya kepada Kepolisian. Maka pemilik benda gadai yang
merasa kehilangan, dapat menuntut kembali benda gadai miliknya yang telah digadaikan oleh
orang lain ke pemegang gadai dengan memperhatikan batas waktu, sebagaimana diatur dalam
Pasal 1977 ayat (2) KUHPerdata.
b. Jelaskan apakah penggadaian yang dilakukan oleh B sah menurut hukum?
Perjanjian gadai antara B dan C tetap sah menurut pasal 1152 ayat (4) KUHPerdata,
hal tidak berkuasanya si pemberi gadai untuk bertindak bebas dengan barang gadai
tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada si kreditur yang telah menerima barang
tsb dalam gadai sehingga C tetap memperoleh hak gadai.

8. Sebutkan dan jelaskan subjek dan objek dari jaminan fidusia!


● Objek jaminan fidusia adalah benda apapun yang dapat dimiliki dan hak
kepemilikannya itu dapat dialihkan. Benda-benda yang dimaksud dapat berupa
benda berwujud maupun tidak berwujud, terdaftar maupun tidak terdaftar, bergerak
maupun tidak bergerak.
Khusus untuk benda tidak bergerak dikenai persyaratan sebagai berikut:
- Benda-benda tsb. tidak dapat dibebani dengan hak tanggungan
sebagaimana dimaksud dalam UUHT yaitu hak tanggungan yang berkaitan
dengan tanah dan bangunan, sepanjang peraturan perundang-undangan yang
berlaku menentukan jaminan atas benda tsb. wajib didaftar.
- Benda-benda tsb. tidak dapat dibebani hipotik sebagaimana dimaksud
dalam pasal 1162 KUHPer jo. Pasal 314 ayat (3) KUHD atau hipotik atas
kapal laut sebagaimana diatur dalam pasal 49 UU no. 21 tahun 1992 tentang
Pelayaran.
- Benda-benda tsb. tidak dapat dibebani hipotik sebagaimana dimaksud
dalam pasal 12 UU no. 15 tahun 1992 tentang Penerbangan.
Untuk benda-benda bergerak: tidak dapat dibebani gadai sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 1150 KUHPerdata. Jaminan fidusia dapat diberikan terhadap
satu atau lebih satuan atau jenis benda, termasuk piutang, baik yang telah ada pada
saat jaminan diberikan maupun yang diperoleh kemudian. Jaminan fidusia meliputi
hasil dari benda yang menjadi objek jaminan fidusia serta meliputi klaim asuransi
dalam hak benda yang menjadi objek jaminan fidusia diasuransikan.
● Subjek jaminan fidusia: siapa yang bertanggung jawab atas akibat yang ditimbulkan
dan harus memikul risiko atas pemakaian dan keadaan/kondisi benda yang
dijaminkan tsb.
Pasal 24 UUF : Penerima fidusia tidak menanggung kewajiban atas akibat tindakan
atau kelalaian pemberi fidusia baik yang timbul dari hubungan kontraktual atau yang
timbul dari perbuatan melanggar hukum sehubungan dengan penggunaan dan
pengalihan benda yang menjadi objek jaminan fidusia.

9. Ciri ciri Fidusia


● Accessoir: timbulnya fidusia didahului dengan suatu perjanjian pinjam-meminjam
uang atau perjanjian hutang-piutang sebagai perjanjian pokok
● Sebagai jaminan pelunasan hutang: oleh karena fidusia merupakan perjanjian
accessoir maka dengan sendirinya mempunyai sifat hanya sebagai jaminan
pelunasan hutang dalam perjanjian pokok
● Constitutum possessorium: artinya penyerahan hak milik dengan melanjutkan
penguasaan atas benda. Maka di dalam perjanjian fidusia benda tetap dikuasai oleh
dibitur walaupun hak milik atas benda tersebut telah berpindah ke tangan debitur
● Droit de preference: penerima fidusia (kreditur) mempunyai hak preferenyang berarti
ia berhak menjual benda fidusia sebagai jaminan pelunasan hutang debitur kepadanya
lebih dulu dari kreditur-kreditur lainnya
● Parate execusi: Parate eksekusi adalah pelaksanaan prestasi yang dilakukan
sendiri oleh kreditur tanpa melalui hakim. Jadi parate eksekusi atau eksekusi
langsung, terjadi apabila seorang kreditur menjual barang-barang tertentu milik
debitur tanpa mempunyai titel eksekutorial.

10. Hutang – hutang yang pelunasanya dapat dijamin dengan jaminan fidusia
● hutang yang telah ada
● hutang yang akan timbul di kemudian hari yang telah diperjanjikan dalam jumlah
tertentu
● hutang yang pada saat eksekusi dapat ditentukan jumlahnya berdasarkan perjanjian
pokok yang menimbulkan kewajiban memenuhi suatu prestasi.

11. Yang dilakukan kantor pendaftaran fidusia sehubungan dengan adanya


permohonan pendaftaran jaminan fidusia :
Mencatat jaminan fidusia dalam Buku Daftar Fidusia pada tanggal yang sama dengan
tanggal penerimaan permohonan pendaftaran (pasal 13 ayat 3 UUF). Selanjutnya Kantor
Pendaftaran Fidusia menerbitkan Sertifikat Jaminan Fidusia pada tanggal yang sama
dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran (pasal 14 ayat 1 UUF). Sertifikat
tersebut kemudian diserahkan kepada penerima fidusia.

12. Kapan sebuah jaminan fidusia lahir?


Menurut Undang-Undang Jaminan Fidusia, Jaminan fidusia lahir pada tanggal yang sama
dengan tanggal permohonan pendaftaran dilakukan, atau pada tanggal dicatat dalam
Buku Daftar Fidusia.

13. Apa yang dimaksud dengan kekuatan eksekutorial sertifikat jaminan fidusia?
Kekuatan eksekutorial adalah kreditur memiliki hak untuk melaksanakan eksekusi langsung
tanpa melalui pengadilan serta bersifat final dan mengikat bagi para pihak yang terlibat
dalam sertifikat tersebut.

14. Jelaskan cara eksekusi jaminan fidusia!


1. Pelaksanaan titel eksekutorial oleh penerima fidusia
2. Penjualan benda yang menjadi objek fidusia atas kekuasaan penerima fidusia
itu sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutang
dari hasil penjualan benda.
3. Penjualan dibawah tangan,dilakukan berdasarkan kesepakatan penerima dan
pemberi fidusia.

15. Berikan alsannya kenapa pemberi fidusia dilarang melaksanakan fidusia ulang
terhadap benda yang sudah menjadi objek fidusia?
Larangannya diadakan fidusia ulang ditegaskan dalam pasal 17 yaitu bahwa pemberi
fidusia dilarang melakukan fidusia ulang terhadap benda yang sudah menjadi objek
jaminan fidusia yang telah terdaftar.
Tidak dimungkinkannya fidusia ulang atas benda yang menjadi objek Fidusia oleh
pemberi fidusia, baik debitur maupun penjamin pihak ketiga adalah oleh karena hak milik
atas benda tersebut telah beralih kepada penerima fidusia. Dengan demikian karena
bukan lagi merupakan pemiliknya, maka pemberi fidusia tidak berhak membebankan
Jaminan fidusia yang kedua atas benda yang bersangkutan.
Jika dikaitkan dengan Pasal 28, maka apa yang ditegaskan dalam Pasal 17 berikut
penjelasannya menimbulkan suatu tanda tanya sebab Pasal 28 tersebut menyatakan :
“Apa bila atas benda yang sama menjadi objek jaminan lebih dari satu perjanjian
jamina fidusia, maka hak yang didahulukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 27, diberikan
kepada pihak yang lebih dahulu mendaftarkannya pada kantor pendaftaran fidusia”
Sehubungan dengan itu, bukankah benda yang menjadi objek jaminan fidusia yang
sudah difaftar berdasakan ketentuan pasal 17 tidak dapat di fidusiakan kembali. Sedangkan
hak mendahulu bagi kreditur preferen baru timbul jika ada lebih dari satu kreditur
pemegang Fidusia yang memperoleh bagiannya dari hasil penjualan benda yang dijadikan
jaminan dalam hal terjadi eksekusi. Padahal waktu terjadi eksekusi berdasarkan pasal 17
tidak mungkin ada kreditur pemegang fidusia yang kedua karena pasti tidak diizinkan atau
ditolak oleh kantor perndaftaran fidusia.

16. Berikan penjelasan bagaimana jika benda yang menjadi objek fidusia dialihkan
kepada pihak ketiga, apakah pemberi fidusia dalam keadaan wanprestasi atau tidak?
Pasal 21 ayat 2 menyatakan bahwa pemberi fidusia dapat mengalihkan benda
persediaan yang menjadi objek jaminan fidusia dengan cara dan prosedur yang lazim
dilakukan dalam usaha perdagangan. Namun, hal itu tidak berlaku jika telah terjadi cidera
janji/wanprestasi oleh debitur dan atau pemberi fidusia pihak ketiga (ayat 2). Benda yeng
menjadi objek jaminan fidusia yang telah di alihkan sebagaimana yang dimaksud dalam (ayat
1) wajib digantikan oleh pemberi fidusia dengan objek yang setara (ayat 3).
Dalam penjelasannya, dinyatakan bahwa ketentuan pada pasal 21 menegaskan
kembali bahwa pemberi fidusia dapat mengalihkan benda persediaan yang menjadi objek
jaminan fidusia. Namun demikian untuk menjaga kepentingan penerima fidusia, maka benda
yang dialihkan tersebut wajib diganti dengan objek yang setara.
Yang dimaksud dengan “mengalihkan” antara lain termasuk menjual atau
menyewakan dalam rangka kegiatan usahanya. Yang dimaksud dengan “setara” tidak
hanya nilainya tetapi juga jenisnya. Yang dimaksud dengan “cidera janji” adalah tidak
memenuhi prestasi, baik yang berdasarkan perjanjian pokok, perjanjian jamninan fidusia,
maupun perjanjian jaminan lainnya.

17. Hak dan Kewajiban pemberi dan penerima Fidusia!


a. Kewajiban
- Pemberi Fidusia :
A. dalam hal pengalihan benda yang menjadi obyek jaminan fidusia, wajib
menggantinya dengan obyek yang setara;
B. wajib menyerahkan benda yang menjadi obyek jaminan fidusia dalam rangka
pelaksanaan eksekusi;
C. tetap bertanggung jawab atas utang yang belum terbayarkan.
- Penerima Fidusia :
A. wajib mendaftarkan jaminan fidusia kepada Kantor Pendaftaran Fidusia;
B. wajib mengajukan permohonan pendaftaran atas perubahan dalam Sertifikat
Jaminan Fidusia kepada Kantor Pendaftaran Fidusia;
C. wajib mengembalikan kepada Pemberi Fidusia dalam hal hasil eksekusi melebihi
nilai penjaminan;
D. wajib memberitahukan kepada Kantor Pendaftaran Fidusia mengenai hapusnya
jaminan fidusia.
Pengecualian: Penerima Fidusia tidak menanggung kewajiban atas akibat tindakan
atau kelalaian Pemberi Fidusia baik yang timbul dari hubungan kontraktual atau yang
timbul dari perbuatan melanggar hukum sehubungan dengan penggunaan dan
pengalihan Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia.
b. Hak
- Pemberi Fidusia :
A. tetap menguasai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia;
B. dapat menggunakan, menggabungkan, mencampur atau mengalihkan benda atau
hasil dari benda yang menjadi obyek jaminan fidusia, atau melakukan penagihan atau
melakukan kompromi atas utang apabila Penerima Fidusia menyetujui.
- Penerima Fidusia :
A. kepemilikan atas benda yang dijadikan obyek fidusia, namun secara fisik benda
tersebut tidak di bawah penguasaannya;
B. dalam hal debitur wanprestasi, untuk menjual benda yang menjadi obyek jaminan
fidusia atas kekuasaannya sendiri (parate eksekusi), karena dalam Sertifikat
Jaminan Fidusia terdapat adanya titel eksekutorial, sehingga mempunyai kekuatan
eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap;
C. yang didahulukan terhadap kreditur lainnya untuk mengambil pelunasan piutangnya
atas hasil eksekusi benda yang menjadi obyek jaminan fidusia;
D. memperoleh penggantian benda yang setara yang menjadi obyek jaminan dalam
hal pengalihan jaminan fidusia oleh debitur;
E. memperoleh hak terhadap benda yang menjadi obyekjaminan fidusia dalam rangka
pelaksanaan eksekusi
F. tetap berhak atas utang yang belum dibayarkan oleh debitur.

18. Sebutkan ciri ciri hak tanggungan dan cara hilangnya hak tanggungan!
Jawab :
Ciri hak tanggungan ada dalam pasal 3 UUHT yang mengatakan bahwa ;
a) memberikan kedudukan yang diutamakan pada pemegangnya (droit de
preference).
b) Selalu mengikuti objek yang dijamin dimanapun ia berada (droit de suite).
c) Memenuhi asas spesialitas dan publisitas.
d) Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya.

Cara hilangnya hak tanggungan yaitu ada dalam pasal 18 UUHT dengan
penjabaran :
a) Hapusnya hutang yang dijamin hak tanggungan.
b) Dilepaskannya hak tanggungan oleh pemegang hak tanggungan melalui
pernyataan tertulis oleh pemegang hak tanggungan tersebut.
c) Pembersihan hak tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh ketua
pengadilan negeri. Terjadi karena permohonan pembeli agar hak atas tanah
yang dibelinya dibersihkan atas beban hak tanggungan.
d) Hapusnya hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan.

19. Sebutkan dan jelaskan asas-asas yang ada dalam hak tanggungan!
a) Asas Spesialitas
Pasal 11 ayat (1) UUHT mengenai syarat yang harus dipenuhi untuk asas ini
yaitu pencantuman nama/identitas, domisili pihak, penunjukkan secara
jelas atas hutang, nilai tanggungan, objek tanggungan.
Jika tidak mencantumkan ini, perjanjian batal demi hukum. Ada juga hal lain
yang sifatnya tidak wajib pada pasal 11 ayat (2) yaitu janji pembatas
kewenangan, janji bahwa pemegang hak tanggungan pertama punya hak jual,
janji dari pemegang hak tanggungan pertama bahwa objek tidak dibersihkan
dari hak tanggungan, dan janji pemegang hak tanggungan akan memperoleh
seluruh atau sebagian uang asuransi
b) Asas Publisitas
Pasal 13 ayat (1) UUHT, pemberian hak tanggungan wajib didaftarkan pada
kantor pertanahan. Selambatnya 7 hari kerja setelah penandatanganan, PPAT
wajib kirim APHT kepada Kantor Pertanahan.
Sebagai pula pembuktian atas irah “Demi keadilan berdasarkan ketuhanan
yang maha esa”. Artinya sertifikat hak tanggungan punya kekuatan
eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang in kracht dan berlaku
sebagai pengganti grosse acte Hypotheek sepanjang mengatur atas tanah

20. Apa yang membedakan gadai, hipotik, fidusia, dan hak tanggungan?
a) Gadai
Suatu hak yang diperoleh berpiutang atas suatu barang bergerak, yang
diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau orang lain atas namanya,
dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil
pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari orang berpiutang
lainnya, kecuali harus didahulukan biaya untuk melelang barang serta biaya
yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang yang digadaikan tersebut
(1150 BW).
b) Hipotik
Hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak, untuk mengambil penggantian
darinya bagi pelunasan suatu perikatan (1162 BW)
c) Fidusia
Perjanjian accessoir antara debitur dan kreditur yang isinya pernyataan
penyerahan hak milik secara kepercayaan atas benda-benda bergerak milik
debitur kepada kreditur akan tetapi benda tersebut masih tetap dikuasai oleh
debitur sebagai peminjam pakai dan bertujuan hanya untuk jaminan atas
pembayaran kembali uang pinjaman.
d) Hak Tanggungan
Menyangkut tiga aspek sekaligus ; yaitu berkaitan dengan jaminan atas tanah,
berkaitan dengan kegiatan perkreditan, berkaitan dengan perlindungan hukum
bagi para pihak yang terkait.
1. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang “Jaminan Umum”?
Berdasarkan Pasal 1131 KUHPer dan Pasal 1132 KUHPer, maka dapat disimpulkan
bahwa jaminan umum adalah jaminan yang diberikan bagi kepentingan semua
debitur dan menyangkut semua harta kekayaan debitur. Maka dari itu, jaminan umum
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Para kreditur mempunyai kedudukan yang sama atau seimbang, artinya tidak ada
yang lebih didahulukan dalam pemenuhan piutangnya dan disebut sebagai kreditur
yang konkuren.
- Ditinjau dari sudut haknya, para kreditur konkuren mempunyai hak yang bersifat
perorangan, yaitu hak yang sama hanya dapat dipertahankan terhadap orang tetrtentu.
- Jaminan umum timbul karena undang-undang, artinya antara para pihak tidak
diperjanjikan terlebih dahulu. Dengan demikian para kreditur konkuren secara
bersama-sama memperoleh jaminan umum bedasarkan undang-undang.

2. Jaminan dibedakan atas Jaminan Perorangan dan Jaminan Kebendaan. Jelaskan!


Jaminan perorangan dan jaminan kebendaan merupakan bagian dari jaminan khusus.
Jaminan perorangan menurut Subekti adalah suatu perjanjian antara seorang
berpiutang atau kreditur dengan seorang ketiga yang menjamin dipenuhinya
kewajiban-kewajiban si berhutang atau debitur. Dengan demikian, jaminan
perorangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Menimbulkan hubungan langsung dengan orang tertentu atau pihak ketiga


artinya tidak memberikan hak untuk didahulukan pada benda-benda tertentu.
- Hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu.
- Seluruh harta kekayaan debitur menjadi jaminan pelunasan hutang misalnya
borgtocht (penanggungan).
- Menimbulkan hak perseorangan yang mengandung asas kesamaan atau
keseimbangan (konkuren) artinya tidak membedakan mana piutang yang
terjadi lebih dahulu dan mana piutang yang terjadi kemudian. Dengan
demikian tidak mengindahkan urutan terjadinya karena semua kreditur
mempunyai kedudukan yang sama terhadap harta kekayaan debitur.
- Jika suatu saat terjadi kepailitan, maka hasil penjualan dari benda-benda
jaminan dibagi anatara para kreditur seimbang dengan besranta piutang
masing-masing (Pasal 1136 KUHPer).
Selanjutnya jaminan kebendaan, jaminan kebendaan adalah jaminan yang
memberikan kepada kreditur atas suatu kebendaan milik debitur hak untuk
memanfaatkan benda tersebut jika debitur melakukan wanprestasi. Sehingga, jaminan
kebendaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Merupakan hak mutlak (absolut) atas suatu benda
- Kreditur mempunyai hubungan langsung dengan benda-benda tertentu milik
debitur
- Dapat dipertahakan terhadap tuntutan oleh siapapun.
- Selalu mengikuti bendanya di tangan siapapun benda itu berada (droit de
suite)
- Mengandung asas prioritas, yaitu hak kebendaan yang lebih dulu terjadi akan
lebih diutamakan daripada yang terjadi kemudian (droit de preference)
- Bersifat diperalihkan seperti hipotik
- Bersifat perjanjian tambahan (accessoir)

3. Jaminan kebendaan yang diatur dalam KUHPerdata adalah Gadai dan


Hipotek, Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang kedua bentuk Jaminan
Kebendaan tersebut !

Gadai, diatur di dalam Pasal 1150-1160 KUHPerdata. Gadai memiliki pengertian


sebagai Hak kebendaan atas benda bergerak milik orang lain dan bertujuan tidak
untuk memberikan kenikmatan atas benda tersebut melainkan untuk memberi jaminan
bagi pelunasan utang orang yang memberi jaminan tersebut.
objek gadai adalah
berupa Benda bergerak berwujud dan benda bergerak tidak berwujud (surat piutang
atas nama, bawa, dan atas tunjuk). Subjek gadai adalah manusia dan badan hukum
yang cakap dan berhak berbuat bebas terhadap suatu benda. Sifat gadai adalah hak
absolut, droit de suite, droit de preference, hak menggugat dan memiliki sifat khusus
seperti accessoir.
Hipotik menurut pasal 1162 KUHPerdata adalah suatu hak kebendaan atas benda-
benda tak bergerak, untuk mengambil penggantian daripadanya bagi pelunasan suatu
perikatan
.

Unsur-unsur Hipotik:

A. arus ada benda yang dijaminkan



B. Bendatidakbergerak
C. Dilakukan oleh orang yang berhak
D. Ada sejumlah uang tertentu dalam perjanjian pokok, ditetapkan dalam akta
E. Akta otentik
F. Bukan untuk dinikmati / dimiliki, hanya sebagai jaminan utang saja

Sifat hipotik hampir sama dengan gadai, tetapi perbedaannya adalah hipotik bersifat
Ondelbaar yaitu tidak dapat dibagi-bagi karena hipotik terletak atas seluruh benda.

Objek Hipotik :

Pasal1164KUHPerdata: Benda tidak bergerak yang dapat dipindahtangankan, Hak pakai


hasil, Hak numpang karang / opstal (mirip Hak Guna Bangunan) dan hak 
usaha / erfpacht
(mirip Hak Guna Usaha), Bunga tanah, Bunga sepersepuluh, Pasar-pasar yang diakui
Pemerintah.

4. Hak Tanggungan sebagaimana diatur dalam UU No.4/1996 mengatur mengenai


Jaminan Atas Tanah.

a. Jelaskan objek Hak Tanggungan, Objek yang dapat dibebani Hak Tanggungan
adalah Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai atas Tanah Negara,
Rumah Susun di atas Tanah Hak Milik, dan Hak Milik atas Satuan Rumah Susun. Objek
agar dapat dibebani oleh Hak Tanggungan memiliki beberapa syarat diantaranya dapat
dinilai dengan uang, termasuk hak yang wajib didaftar dalam Daftar Umum karena harus
memnuhi syarat spesialitas dan publisitas, mempunyai sifat yang dapat
dipindahtangankan dan memerlukan penunjukkan oleh UU.

b. Jelaskan pula tahap pembebanan Hak Tanggungan, Pembebanan Hak


Tanggungan dapat dilakukan dengan beberapa tahap. Pertama adalah tahap pemberian
Hak Tanggungan, lalu dibuatkan APHT oleh PPAT dimana didahului dengan perjanjian
utang piutang. Pendaftaran Hak Tanggungan dilakukan oleh Kantor Pendaftaran Tanah
dengan cara membuat buku tanah Hak Tanggungan, mencatata dalam buku tanah ha katas
tanah yang menjadi objek, dan menyalin catatan tersebut pada sertifikat Hak Tanggungan.

5. Apa yang saudara ketahui tentang :

a. Privilege, hak privilege juga disebut sebagai hak istimewa. Hak Privilege diatur di
dalam pasal 1133 KUHPerdata. Hak Privilege bersama dengan gadai dan hipotek adalah
hak yang didahulukan dalam arti luas. Kreditur dalam hal ini disebut sebagai kreditur
preferen.

Sifat-sifat Hak Privilege :

• Timbul dari undang-undang

• Bukan merupakan hak kebendaan

• Harus dituntut

• Dapat berpindah ke ahli waris

Hak Privilege khusus diatur di dalam pasal 1139-1148 KUHPerdata dan Hak
Privilege Umum diatur dalam Pasal 1149 angka 1-7 KUHPerdata.

b. Hak Reklame adalah hak meminta kembali yang diatur di dalampasal 1145
KUHPerdata. jika penjualan telah dilakukan secara tunai, maka selama barang-barang
tersebut masih ada di tangan pembeli, si penjual berhak menuntut kembali barang-
barangnya asal saja permintaan kembali dilakukan dalam waktu 30 hari setelah
penyerahan barang kepada si pembeli dan barang itu masih dalam keadaan semula.

c. Hak Retentie, adalah hak yang diberikan kepada kreditur tertentu untuk menahan
benda debitursampai tagihan yang berhubungan dengan benda tersebut dilunasi. Hak
Retentie memberikan tekanan kepada debitur untuk segera melunasi utangnya dan
memberikan kreditur-kreditur tertentu tersebut kedudukan yang lebih baik dari kreditur
lain. Kreditur yang dimaksudkan adalah kreditur pada pasal 575(2), 1576, 1364(2), 1616,
1729, 1812 KUHPerdata. Lembaga Retensi juga merupakan lembaga hukum yang secara
tidak langsung memilliki pengaruh terhadap jaminan pelunasan tagihan kreditur.

Anda mungkin juga menyukai