PENDAHULUAN
1
mengalami metamorfosis yang sempurna, yaitu dari telur, larva, pupa, dan imago
(Rozik, 2014).
Manfaat dari mempelajari ordo serangga hama dan hama gudang yaitu dapat
mengetahui spesies hama yang berperan menjadi hama tanaman, mengetahui
macam-macam hama yang dapat menyerang produk pertanian dalam gudang,
dapat mengetahui morfologi, daur hidup, tipe perkembangbiakan serta mekanisme
serangan serangga hama dan hama gudang sehingga mendapatkan cara yang tepat
untuk pengendaliannya dan kerugian ekonomi akibat serangan hama dapat
diminimalisir.
1.2.Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman dengan materi
Pengenalan Ordo Serangga Hama dan Serangga hama Gudang yaitu:
1. Untuk pengenalan serangga hama dan ordo serangga hama, baik dari morfologi
tubuh, tipe mulut, daur hidup, dan tipe perkembangbiakan, siklus dan
mekanisme penyeranganya sehingga dapat diketahui cara yang tepat untuk
pengendalian serangan hama tersebut.
2. Mengetahui macam-macam serangga hama yang dapat menyerang produk
pertanian dalam gudang, mengenal bagian tubuh, mengetahui daur hidup, dan
mengetahui mekanisme serangan serangga hama tersebut.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala (caput), dada (thorax) dan perut
(abdomen) (Tomi, 2014).
4
holometabola (telur-larva/ulat-pupa/kepompong-imago). Alat mulut larva tipe
penggigit-pengunyah, sedangkan alat mulut imagonya bertipe pengisap. Stadium
serangga yang sering merusak tanaman adalah larva, sedangkan imagonya hanya
mengisap nektar (madu) dari bunga-bungaan. Jenis serangga hama yang termasuk
ordo Lepidoptera, antara lain, ulat daun sawi (Plutella xylostella), penggerek
batang jagung (Ostrinia furnacalis Guenee), ulat penggulung daun melintang pada
teh (Catoptilia theivora Wls); e) Ordo Diptera, Di artinya dua dan pteron berarti
sayap. Diptera artinya serangga yang hanya mempunyai sepasang sayap depan
sebab sepasang sayap belakangnya telah berubah bentuk menjadi bulatan (halter).
Sayap ini berfungsi sebagi alat keseimbangan pada saat terbang, alat untuk
mengetahui arah angin, dan juga alat pendengaran. Perkembangan hidup ordo
Diptera adalah holometabola (telur-larva-pupa-imago). Tipe alat mulut larva
penggigit-pengunyah, sedang imagonya memiliki tipe alat mulut penjilat-
pengisap. Jenis serangga ordo Diptera yang sering merusak tanaman antara lain
adalah lalat bibit kedelai (Agromyza phaseoli Tryon), lalat buah (Bactrocera
spp.); f) Ordo Coleoptera, berasal dari kata coleos atau seludang dan pteron atau
sayap. Perkembangbiakan hidup serangga ordo Coleoptera adalah holometabola
(telur-larva-pupa-imago). Tipe alat mulut larva dan imago memiliki struktur yang
sama, yaitu penggigit-pengunyah. Coleoptera adalah ordo serangga yang paling
besar di antara ordo-ordo serangga hama. Oleh karena itu, ordo serangga ini
banyak bentuknya. Sifat hidup serangga ordo Coleoptera sebagian ada yang
merusak tanaman, namun adapula yang bersifat predator. Serangga ordo
Coleoptera yang berperan sebagai hama atau perusak tanaman, antara lain
kumbang kelapa atau kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros L.), penggerek buah
kopi (Stephanoderes hampei), penggerek batang cengkeh (Nothopeus
fasciatipennis Wat.) (Rio, 2013).
5
kasus yang paling sering terjadi. Serangga mengambil dan memakan zat makanan
dari bahan baku dan menyebabkan kerusakan lapisan pelindung bahan. Selain
kerusakan secara fisik, karena sifat serangga yang suka bermigrasi, serangga juga
dapat memindahkan spora jamur perusak bahan pakan dan membuka jalan bagi
kontaminasi jamur atau kapang yang menghasilkan mikotoksin. Serangga perusak
bahan pakan antara lain ngengat, penggerek dan kumbang. Serangga hama gudang
mempunyai 4 tanda spesifik yaitu: tubuhnya terdiri dari 3 bagian (kepala, dada,
perut); tubuh tertutup kulit luar; serangga dewasa mempunyai 3 pasang kaki dan
mengalami perubahan bentuk (metamorfosis). Perbedaan antara yang betina
dengan yang jantan adalah ukuran tubuh, ukuran tubuh betina biasanya lebih besar
dari jantan (Suparjo, 2010).
6
III. BAHAN DAN METODE
7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
No Nama serangga Ordo Bagian Tipe alat Tipe Gejala yang ditimbulkan Sayap
mulut perkembangan
1. Belalang Kayu Orthoptera Kepala (caput), Menggigit- Paurometabola Daun berlubang Sayap lurus
(Valanga dada (thorax), mengunyah
nigricornis) perut
(abdomen)kaki
2. Kumbang Coleoptera Caput, thorax, Menggigit- Holometabola rusaknya titik tumbuh Bersayap
Kelapa (Oryctes abdomen, kaki mengunyah tanaman kelapa ketika seludang
rhinoceros) daun membentuk
potongan simetris
3. Walang Sangit hemiptera Caput, thorax, Menusuk- paurometabola Menguning dan layu Bersayap
(Leptocoria abdomen, kaki menghisap setengah
acuta) penebalan dan
berselaput
4. Lalat Buah Diptera Caput, thorax, Menggigit- Holometabola Bintik berwarna coklat Bersayap dua
(Dancus sp) abdomen mengunyah kehitaman pada buah dan sayap
yang terinfeksi belakang
membentuk
halter
5. Kutu Beras Coleoptera Caput, thorax, Menggigit- Holometabola Patah-patah dan nantinya Seludang
(Sitophilus abdoment, kaki mengunyah akan berwarna kuning
oryzae)
6. Ulat Daun Lepidoptera Caput, thorax, Menggigit- Holometabola Daun sepat terpotong Tidak bersayap
8
(Plutela kaki mengunyah atau tulang dan
xilostela) adakotoran yang
tertinggal
7. Kepik Hemiptera Kepala, perut, Menusuk- Paurometabola Kehampaan pada polong Bersayap
(Riptortus sayap menghisap tanaman setengah dan
linearis Fabr) berselaput
8. Kutu Kacang Homoptera Perut, kepala, Menggigit- Paurometabola Berlubang-lubang pada Bersayap
Hijau kaki mengunyah bagian biji kacang seperti
(Callosobruchus membran atau
chinensis) bersayap
seludang
9. Kutu Daun Homoptera Perut, kepala, menghisap Paurometabola Bercak kuning pada Bersayap
(Aphis sp) kaki bagian bawah daun seperti
membran
9
9
4.2. Pembahasan
4.2.1. Belalang Kayu (Valanga nigricornis)
10
serta nimfa-nimfanya dilakukan setelah musim penghujan pada malam hari atau
pagi hari dengan menggunakan jaring.
11
sehingga mengakibatkan daun terpotong-potong atau tergunting membentuk huruf
V bila telah membuka.
Pengendalian dari serangan kumbang kelapa ini dengan sanitasi atau
membersihkan tempat perkembangbiakan larvanya, seperti tanaman mati
membusuk, tunggul kelapa dipotong-potong kemudian dibakar agar tidak menjadi
sarang Rhinoceros, dapat pula dilakukan dengan pengendalian mekanis
mengumpulkan larva atau pupa kemudian dimusnahkan dan menebang serta
memusnahkan pohon yang telah mati.
12
waktu fase awal pembentukan biji. Alat pengisapnya ditusukkan di antara dua
kulit penutup biji padi (lemma dan palea) dan menghisap cairan susu dari biji
yang sedang berkembang. Nimfa lebih aktif daripada imago, tetapi imago dapat
merusak lebih hebat karena hidupnya yang lebih lama. Habibat walang sangit
biasanya berada direrumputan atau disekitar tanaman padi, dan pada saat tanman
padi berbunga walang sangit akan pindah pada tanaman padi yang berbunga
tersebut.
Untuk mengendalikan walang sangit dapat dilakukan dengan
pengendalian kultur teknik pengendalian ini dilaksanakan dengan mengatur pola
tanam padi. Untuk mengendalikan keberadaan walang sangit di lapangan,
hendaknya dilakukan penanaman padi secara serentak pada suatu daerah yang
luas sehingga walang sangit tidak terkonsentrasi di satu tempat, sekaligus
menghindari kerusakan yang berat.
13
memakan dagingnya selama lebih kurang 4-7 hari. Larva yang telah dewasa
meninggalkan buah dan jatuh di atas tanah, kemudian membuat terowongan
sedalam 2-5 cm dan berubah menjadi pupa. Lama masa pupa 3-5 hari. Lalat
dewasa keluar dari dalam pupa, dan kurang dari satu menit langsung bisa terbang.
Total daur hidupnya antara 23-34 hari, tergantung cuaca (Rio, 2013).
Gejala serangan lalat buah yaitu buah yang terserang ditandai oleh lubang
titik coklat kehitaman pada bagian pangkalnya, tempat serangga dewasa
memasukkan telur. Umumnya telur diletakkan pada buah yang agak tersembunyi
dan tidak terkena sinar matahari langsung. Serangan pada buah yang belum
matang akan mengakibatkan buah matang prematur dan tidak memenuhi standar
mutu.
Lalat buah dapat dikendalikan dengan pembungkusan buah saat masih
muda dapat membantu menangkal serangan hama lalat buah. Petani bisa
menggunakan kertas, kertas karbon, plastik hitam, daun pisang, daun jati, atau
kain untuk membungkus buah yang tidak terlalu besar seperti belimbing dan
jambu. Untuk buah yang berukuran besar, seperti nangka, petani biasa
menggunakan anyaman daun kelapa, karung plastik, atau kertas semen. Setiap
jenis pembungkus tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.
14
menggigit dan mengunyah. Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan
dapat menghasilkan telur sampai 300-400 butir. Telur diletakkan pada tiap butir
beras yang telah dilubangi terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut
sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan
bantuan moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur
berlangsung selama ± 7 hari (Sulistyo, 2009).
Gejala serangan hama ini, butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi
karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang
terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan
rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama.
Pengendalian hama ini menggunakan musuh alami. Musuh alami hama ini
antara lain Anisopteromalus calandrae How (parasit larva), semut merah dan
semut hitam yang berperan sebagai predator dari larva dan telur hama.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran
produk simpanan pada terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini
hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan,
dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan.
15
titik kuning seperti berlian, sehingga hama ini terkenal dengan nama ngengat
punggung berlian (diamondback moth). Pupa berada di dalam gulungan daun,
berwarna kehijauan dan dilapisi lilin. Panjang pupa lebih kurang 6 cm dan
mempunyai belalai (probosis). Siklus hidup berkisar antara 5 – 6 minggu (Rio,
2013).
Stadium yang membahayakan adalah larva (ulat) karena menyerang
permukaan daun dan melubangi daging daun (epidermis). Gejala serangan yang
khas adalah daun berlubang-lubang seperti jendela yang menerawang dan tinggal
urat-urat daunnya saja.
Cara pengendalian, dapat melakukan pergiliran tanaman yang bukan famili
brassicaceae, tumpang sari tanaman kubis dengan tomat, daun bawang dan
jagung, serta penanaman tanaman perangkap seperti Rape di sekeliling kebun.
Lebih baik untuk menanam kubis dan brassica lain pada musim hujan, karena
populasi hama tersebut dapat dihambat oleh curah hujan.
Melepaskan musuh alami berupa predator (Paederus sp, Harpalus sp.) atau
parasitoid (Cotesia plutella, Diadegma eucerophaga, dan D. semiclausum), dan
patogen (Bacillus thuringiensis, Beauveria bassiana).
16
corak kuning keemasan. Telurnya berwarna kekuningan, kemudian berubah
menjadi kuning, tetapi menjelang menetas warnanya berubah menjadi kemerahan
(merah bata), telur berbentuk oval agak bulat seperti tong, periode telur 4-6 hari.
Perkembangan dari telur sampai menjadi serangga dewasa kurang lebih selama 4-
8 minggu (Rio, 2013).
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh kepik hitam ini antara lain yaitu
beras menjadi coklat kehitaman, mudah hancur apabila digiling dan apabila
dimasak terasa pahit. Serangga cenderung mengisap bulir-bulir padi pada pagi
hari, sebagian didapatkan pada daun maupun batang. Serangga dapat ditemukan
pada tanaman muda sampai dengan tanaman menjelang panen.
Cara pengendalian hama kepik ini yaitu penanaman serempak dalam satu
wilayah administratif untuk menghindari terjadinya populasi tinggi, sistem tanam
legowo populasi ditemukan lebih rendah, pemanfaatan predator laba-laba. Hasil
kajian yang dilakukan di IP3OPT Luwu menunjukkan bahwa entomopatogen ini
cukup efektif mengendalikan kepik hitam ini.
17
kekuning-kuningan. Kutu kacang hijau (Callosobruchus chinensis) mampu
bertelur hingga 450 butir sepanjang siklus hidupnya. Telur diletakkan dalam pada
bahan yang merupakan pecahan kecil (remah). Larva bergerak aktif karena
memiliki 3 pasang kaki thorixal. Larva akan mengalami pergantian kulit sebanyak
6-11 kali, tidak jarang pula pergantian kulit ini hanya terjadi sebanyak 6-7 kali,
ukuran larva dewasa dapat mencapai 8-11 mm. Menjelang terbentuknya pupa,
larva kumbang akan muncul di permukaan material (Suliatyo, 2009).
Gejala serangan kutu kacang hijau (Callosobruchus chinensis) tampak
lubang pada biji-biji kacang hijau yang mengakibatkan lama-kelaman biji tersebut
menjadi retak. Intensitas serangan akibat hama dalam produk simpanan termasuk
dalam kategori sedang, walaupun beberapa hama dapat menyebabkan kerugian
yang nyata secara ekonomi.
Pengendalian hama ini yakni melalui pengaturan suhu, kelembaban dalam
tempat penyimpanan untuk menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi
perkembangan serangga, membangun tempat penyimpanan berbahan dasar pasir,
tanah liat dan kayu jati. Pemanfaatan musuh alami (predator dan parasitoid) pada
tempat penyimpanan, dan penggunaan genotipe tahan terhadap serangan hama
pasca panen.
18
berkelompok (koloni), berwarna hitam, coklat atau hijau. Siklus hidup kutu daun
reproduksi kutu ini terjadi dalam dua cara, yaitu seksual dan aseksual. Pada
kondisi udara dingin, proses reproduksi biasanya terjadi secara aseksual, serangga
betina mampu menghasilkan ribuan Aphis baru tanpa kawin dan terjadi dalam
waktu 4-6 minggu. Nimfa yang dihasilkan akan melewati empat fase sebelum
menjadi serangga dewasa dalam waktu 8-10 minggu. Serangga dewasa akan
bereproduksi dalam 2-3 hari kemudian. Serangga dewasa bersayap, sehingga
mampu berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain secara cepat, dan tentu akan
mempercepat kerusakan di area budidaya (Rio, 2013).
Gejala serangan awal berupa bercak kering pada daun dan menyebabkan
tanaman mengering, tumbuh kerdil, warna daun kekuningan, dan daun
menggulung. Pertumbuhan tunas, daun, dan bunga akan terganggu, sehingga
tanaman akan mengalami keterlambatan pertumbuhan. Kutu ini akan
mengeluarkan cairan kental manis, sehingga berpotensi menimbulkan serangan
cendawan di permukaan daun mengakibatkan proses fotosintesis terganggu.
Upaya pengendalian kutu ini harus dilakukan secara komprehensif, baik
secara mekanis, teknis budidaya, maupun kimiawi. Secara mekanis dapat
dilakukan dengan memusnahkan bagian tanaman yang sudah terserang parah.
Secara teknis budidaya dapat dilakukan dengan melakukan penanaman serempak
untuk memutus siklus perkembangan hama. Secara kimiawi, bisa dilakukan
dengan penyemprotan insektisida.
19
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Ordo yang bertindak sebagai hama sebanyak enam ordo yaitu orthoptera,
hemiptera, diptera, coleoptera, lepidoptera, dan homoptera, tipe alat mulut
menghisap, menggigit, menusuk, menguntah, perkembangbiakkan hama serangga
ada dua yaitu holometabola (telur-larva-pupa-imago) dan paurometabola (telur-
nimfa-imago), cara pengendalian hama serangga ada cara mekanik, kultur teknis,
kimiawi, fisik, biologi, dan musuh alami.
Macam-macam hama yang menyerang hasil produksi penyimpanan
digudang yaitu kumbang beras (Sitophilus oryzae), bagiann tubuhnya terdiri dari
mulut, kaki, badan, antenna, kaki, sayap depan, dan sayap belakang. Mekanisme
serangannya membuat beras menjadi kuning, dan lama-kelamaan akan hancur.
Kutu kacang hijau (Callosobruchus chinensis) warna tubuh kumbang kacang
hijau berwarna coklat kehitam-hitaman, sayapnya berwarna kekuning-kuningan.
Imago dari hama ini berbentuk bulat telur. Bagian kepala (caput) agak meruncing,
pada elytra terdapat gambaran agak gelap. Pronotum halus, elytra berwarna
cokelat agak kekuningan. Larva biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya
merobek bagian kulit telur yang melekat pada material. Larva akan menggerek di
sekitar tempat telur diletakkan. Produk yang diserang akan tampak berlubang.
5.2. Saran
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan agar praktikan dapat membawa
bahan-bahan yang akan digunakan dalam praktikum, sehingga dapat membedakan
ordo dari hama yang dapat menyerang tanaman budidaya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyo. 2009. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara: Jakarta
21
LAMPIRAN
22
Kepik Coklat (Riptortus linearis Kutu Kacang Hijau
Fabr) (Callosobruchus chinensis)
23