Perbedaan yang paling mendasar Peledakan di dalam terowongan
antara peledakan terowongan dengan selalu dimulai dengan satu atau lebih peledakan jenjang adalah dalam peledakan pemula untuk menciptakan peledakan terowongan, dilakukan satu gua atau bolongan pada peledakan kearah satu bidang bebas. permukaan terowongan yang akan Sedangakan pada peledakan jenjang ditembus. Gua atau bolongan ini disebut dilakukan kearah dua atau lebih bidang “cut” yang berfungsi sebagai bidang bebas. Selain itu ruangan untuk bebas terhadap paledakan berikutnya. melalukan peledakan di bawah tanah “cut” ini kemudian diperbesar dengan sangat terbatas, sehingga batuan lebih peledakan dua atau lebih susunan sukar di ledakan dan perlu dibuat lubang tembak “easer”. Peledakan bidang bebas kedua yang merupakan berikutnya atau yang terakhir adalah arah peledakaan selanjutnya. Bidang peledakan lubang “trimmer” yang bebas kedua diperoleh dengan membuat menentukan bentuk dari terowongan. cut pada permukaan terowongan yang Efisiensi peledakan didalam berfungsi sebagai bidang bebas pada terowongan sangat tergantung pada peledakan terowongan sehingga dapat sukses tidaknya peledakan “cut”. Cut menembus badan bijih yang bernilai dapat dibuat melalui beberapa pola ekonomis. lubang tembak. Nama-nama pola ini Peledakan pada pembuatan disebut sesuai dengan jenis “cut” yang terowongan adalah pekerjaan melepas dibentuk. Dalam memilih tipe “cut” dan memecah batuan dengan yang sesuai maka pertimbangan harus menggunakan bahan peledak sehingga didasarkan atas : didapatkan bentuk yang diinginkan - Kondisi batuan yang akan ditembus dengan ukuran material yang mudah - Bentuk dan ukuran terowongan diangkut dan dibuang dengan peralatan - Kemajuan yang ditargetkan, yaitu yang tersedia atau peledakan pada besar kemajuan setiap ronde peledakan proses penambangan pada tambang yang ditentukan oleh kedalaman bawah tanah dilakukan untuk daripada “cut”. Jenis-jenis pola lubang melepaskan bijih dari batuan induknya tembak yang sering dan pernah dipakai ataupun untuk memperkecil ukurannya pada peledakan didalam terowongan agar memudahkan pengangkutan ke yaitu: permukaan. Tujuan dari praktikum ini yaitu a. Drag Cut untuk memahami prinsip peledakan Pola ini sesuai dipakai pada bawah tanah, memahami macam cut, batuan yang mempunyai struktur dan memahami tie in underground bidang perlapisan, misalnya batuan blasting. serpih. Lubang “cut” dibuat menyudut terhadap bidang perlapisan pada bidang II. Tinjauan Pustaka tegak lurus, sehingga batuan akan terbongkar menurut bidang perlapisan. Tie in and underground blasting “cut” ini cocok untuk terowongan merupakan aktifitas peledakan yang di berukuran kecil (lebar 1,5-2m) dimana lakukan untuk membuat terowongan kemajuan yang besar tidak terlalu pada jalan atau untuk mengambil penting. bahan galian yang berharga di area penambangan. Dan berikut metode b. Fan Cut peledakan pada tambang bawah tanah Pada fan cut lubang tembaknya adalah sebagai berikut : dibuat menyudut dan berada pada bidang mendatar. Setelah cut diledakkan maka batuan yang ada Keuntungan dari pada “burn cut” diantara dua baris lubang “cut” akan adalah : terbongkar. Selanjutnya lubang-lubang - Kemajuan tidak lagi tergantung pada “easer” dan “trimmer” akan lebar terowongan karena semua lubang memperbesar bukaan “cut” sampai dibuat sejajar dengan sumbu kepada bentuk geometri daripada terowongan terowongan. Cut ini cocok dipakai pada - Proses pemboran menjadi lebih batuan yang berstruktur berlapis-lapis. mudah.
c. V-Cut 2. Motode Lubang easer dan Trimmer
“V-cut” sering dipakai dalam peledakan didalam terowongan. Lubang Lubang “easer” dibuat tembak pada pola ini diatur sedemikian mengelilingi cut untuk memperbesar rupa sehingga tiap dua lubang bukaan cut sehingga lubang “trimmer” membentuk ‘’V’’. Sebuah cut dapat dapat membuat bentuk daripada terdiri dari dua atau tiga pasang ‘’V’’, terowongan. Untuk terowongan masing-masing pada posisi horizontal. berukuran biasa, satu ronde peledakan Lubang-lubang tembak pada cut terdiri dari sekitar 40 buah lubang biasanya dibuat membentuk sudut 60O tembak dimana setiap lubang tembak terhadap permukaan terowongan. membuat bukaan seluas sekitar 0,25-0,5 Dengan demikian panjang kemajuan m2. Banyaknya lubang easer serta tergantung pada lebar daripada penempatannya tergantung kepada pola terowongan karena panjang batang bor lubang cut. Pada pola “burn cut” terbatas pada lebar tersebut. Satu atau penempatan lubang “easer” tidak boleh dua buah lubang tembak yang lebih terlalu dekat pada cut untuk pendek disebut burster dan dapat menghindari terjadinya ledakan dibuat di tengah cut untuk memperbaiki premature daripada lubang easer. hasil fragmentasi. Disarankan untuk menempatkan lubang easer antara 30-50 cm dari “cut”. d. Pyramid Cut Lubang trimmer pada akhirnya akan Pyramid cut terdiri dari 4 buah membuat bentuk dari terowongan. lubang tembak yang saling bertemu Banyak dan posisi daripada lubang pada satu titik ditengah terowongan. “trimmer” tergantung daripada ukuran Pada batuan yang keras banyaknya terowongan, kekerasan batuan, dan lubang “cut” di tambah hingga menjadi fragmentasi yang disesuaikan dengan 6 buah. system pemuatan.
e. Burn Cut 3. Sistem Kemajuan
Pola ini berbeda dengan “cut” Pada prinsipnya pembuatan yang lain. Perbedaannya yaitu pada terowongan sama dengan shaft, hanya “cut” lain lubang cut membentuk sudut arahnya saja yang berbeda yaitu satu sama lain sedang dalam “burn cut” lubang “cut” dibuat sejajar satu sama horizontal. Apabila pembuatan lubang lain dan tegak lurus terhadap bukaan sudah lebih besar daripada 45o permukaan terowongan. Pada pola ini maka ini sudah dinamakan shift. Sistem beberapa lubang “cut” tidak diisi dengan kemajuan tergantung kepada alat bor bahan peledak yang berfungsi sebagai yang tersedia, kondisi batuan dan bidang bebas terhadap lubang “cut” sistem penyangga yang dipergunakan, yang diisi dengan bahan peledak. tetapi cara yang umum dipakai dalam Lubang “cut” yang kosong dapat lebih dari satu dan ukurannya lebih besar pembuatan terowongan terdiri dari dua dari lubang “cut” yang diisi. sistem yaitu : - Cara full face yang direncanakan dan diledakkan Dalam cara full face seluruh secara bersama-sama. Perbedaan permukaan lubang bukaan dibor dengan pre-spliting dan smooth blasting adalah pada peledakan daripada lubang-lubang sistem pola pemboran tertentu dan kontur ini. Pada “pre-splitting” lubang kemudian sekaligus diledakkan. kontur diledakkan sebelum peledakan - Cara top heading and bench utama sedang pada smooth blasting Dalam cara pembuatan bench lubang kontur diledakkan setelah method atau top heading dimana lubang peledakan utama. Perbedaan lain bukaan dibuat menjadi dua bagian adalah dalam hal jarak lubang tembak dalam pemboran dan peledakan yaitu (spacing) dimana pada presplitting lubang kontur lebih rapat letaknya satu bagian atas dan bagian bawah. sama lain. Pada pre-splitting jarak Pekerjaan peledakan dilakukan lubang kontur biasanya antara 8-12 kali pertama pada bagian atas. diameter lubang dan jarak antara lubang tembak dengan bidang bebas 4. Perimeter Blasting (burden) adalah tak terterhingga. Perimeter blasting adalah proses Konsentrasi isian bahan peledak peledakan yang dilaksanakan dengan (dalam kg per meter) pada pre-splitting sangat hatu-hati. Untuk mendapatkan dan smooth blasting adalah sama. permukaan akhir lubang bukaan yang tepat dan kondisi batuan disekitar III. Prosedur Kerja lubang tersebut tidak mengalami kerusakan. Maksud dari “perimeter Menghitung rancangan pada blasting” tidak hanya untuk peledakan tambang bawah tanah memperoleh permukaan bukaan yang rata tetapi juga untuk menjaga agar dengan parameter desain yang sudah daerah disekitar permukaan tidak ditentukan untuk membuat mengalami keretakan dan kerusakan bujursangkar I,II,III,IV,stoping, lifters selama bukaan tersebut digunakan. atau floor dan dinding terowongan. Perimeter Blasting berguna untuk : Merangkai instalasi peledakan yang -Membuat rata permukaan terowongan sudah didesain, dan menentukan pola -Membuat agar permukaan terowongan dari peledakanya. Metode yang lebih stabil -Mengurangi over break digunakan yaitu metode berupa grafik -Mengurangi pemakaian beton dari hasil penelitian oleh beberapa ahli -Mengurangi retakan dan masuknya yaitu Stig O. Olofson dari Swedish aur tanah ke dalam terowongan Technique seperti grafik penentuan Dikenal dua teknik untuk jumlah lubang ledak berdasarkan jenis pelaksanaan perimeter blasting yaitu: batuanya dan diameter lubang ledak, -Pre-splitting -Smooth blasting grafik penentuan jumlah charge concetration atau isian bahan peledak Dasar kedua teknik tersebut berdasarkan luas penampang adalah pada pengisian bahan peledak terowongan yang akan dibuat, grafik dengan diameter yang lebih kecil dari penentuan lubang kosong yang diameter lubang tembak sehingga berfungsi sebagai bidang bebas yang bahan peledak tidak langsung tidak diisi dengan bahan peledak dan bersentuhan dengan dinding lubang tembak atau disebut dengan istilah berukuran lebih besar, grafik pemilihan decoupled charge. Lubang-lubang ini formula yang sesuai untuk menetukan dibuat pada kontur akhir terowongan jarak lubang ledak. IV. Hasil dan Pembahasan Tabel 4.5 Stoping NO. Geometri Formula Hasil Hasil 1. B 1×B 80 cm 2. S 1,1 × B 88 cm Tabel 4.1 Bujursangkar I 3. lb Tabel 0,8 kg 4. hb 1/3 × h 130 cm NO. Geometri Formula Hasil 5. Qb hb × lb 104 cm 1. a 1,5 × θ 15,3 cm 6. lc Tabel 0,8 kg 2. W1 a × √2 21,63 cm 7. ho 0,5 × B 40 cm 3. lc Tabel 0,8 kg 8. hc h-hb-ho 220 cm 4. ho a = ho 15,3 cm 9. Qc hc × lc 1,76 kg 5. Q (h - ho) lc 2,99 kg 10. Qtot Qc + Qb 2,8 kg 6. Qtot Q.4 11,96 kg
Tabel 4.6 Lifters
Tabel 4.2 Bujursangkar II NO. Geometri Formula Hasil NO. Geometri Formula Hasil 1. B 1×B 80 cm 1. B1 W1 21,63 cm 2. S 1,1 × B 88 cm 2. C-C 1,5 × B1 32,44 cm 3. lb Tabel 0,8 kg 3. W2 1,5 × W1 × 45,88 cm √2 4. hb 1/3 × h 130 cm 4. lc Tabel 0,8 kg 5. Qb hb × lb 104 cm 5. ho 0,3 × B1 6,48 cm 6. lc Tabel 0,8 kg 6. Q (h - ho) lc 3,068 kg 7. ho 0,2 × B 16 cm 8. hc h-hb-ho 244 cm 7. Qtot Q.4 12,27 kg 9. Qc hc × lc 1,952 kg 10. Qtot Qc + Q b 2,99 kg Tabel 4.3 Bujursangkar III NO. Geometri Formula Hasil Tabel 4.7 Wall and Contour 1. B2 W2 45,88 cm 2. C-C 1,5 × B2 66 cm No. Geometri Formula Hasil 3. W3 1,5 × W2 × 97,326 1. B 0,9 × B 72 cm √2 cm 2. S 1,1 × B 88 cm 4. lc Tabel 0,8 kg 3. Qtot Smooth 0,92 kg 5. ho 0,3 × B2 13,2 cm blasting 6. Q (h - ho) lc 31,09 kg 7. Qtot Q.4 124,3 kg Pembahasan
Pada perhitungan geometri
Tabel 4.4 Bujursangkar IV bujursangkar I didapatkan jarak NO. Geometri Formula Hasil freeface ke box cut pertama yaitu 15,3 1. B3 W3 97,326 cm dan jarak antar lubang memiliki cm ukuran 21,63 cm sedangkan muatan 2. C-C 1,5 × B3 139,5 cm bahan peledaknya 2,99 kg dengan kolom 3. W4 1,5 × W3 × 206,459 material 15,3 cm. Pada perhitungan √2 cm geometri bujursangkar II didapatkan 4. lc Tabel 0,8 kg jarak freeface ke box cut kedua yaitu 5. ho 0,3 × B3 27,9 cm 21,63 cm dan jarak antar lubang 6. hc h-hb-ho 232,1 cm memiliki ukuran 45,88 cm sedangkan 7. Qc hc × lc 1,856 kg muatan bahan peledaknya 3,068 kg 8. Qtot Qc × 4 7,424 kg dengan kolom material 6,48 cm. Pada perhitungan geometri bujursangkar III didapatkan jarak freeface ke box cut ketiga yaitu 45,88 cm dan jarak antar yang telah banyak membantu dan lubang memiliki ukuran 97,326 cm mengevaluasi hasil dari kegiatan sedangkan muatan bahan peledaknya praktikum. 31,09 kg dengan kolom material 13,2 cm. Pada perhitungan geometri Daftar Pustaka bujursangkar IV didapatkan jarak freeface ke box cut keempat yaitu Arif., Irwandi. 1984. “Teknik Peledakan” 97,326 cm dan jarak antar lubang Jurusan Teknologi Mineral memiliki ukuran 206,459 cm sedangkan Institut Teknologi Bandung, muatan bahan peledaknya 1,856 kg Jawa Barat. dengan kolom material 27,9 cm. Asisten., Korps., 2018, Mata acara 6 Tie In and Underground Blasting V. Kesimpulan Praktikum Teknik Peledakan. Jurusan Teknik Pertambangan Berdasarkan dari materi yang Universitas Muslim Indonesia, dijelaskan bahwa prinsip peledakan Makassar. bawah tanah memiliki free face hanya 1 Kartodharma., Moelhim. 2003. “Teknik dan volume material untuk diledakkan Peledakan”. Laboratorium yaitu terbatas serta memerlukan Geoteknik Pusat Antar ketelitian tinggi. Cut terdiri dari Universitas. Ilmu Rekayasa beberapa macam yaitu Drag Cut, Pola Institut Teknologi Bandung, ini sesuai dipakai pada batuan yang Jawa Barat. mempunyai struktur bidang perlapisan, M. Simangunsong., Ganda. Pada “Fan Cut” lubang tembaknya “Underground Blasting Design” dibuat menyudut dan berada pada Fakultas Teknik Pertambangan bidang mendatar. Dan pola “V” cut yaitu dan Perminyakan ITB, lubang tembak pada pola ini diatur Bandung. sedemikian rupa sehingga tiap dua lubang membentuk V. Sedangkan, Pyramid Cut terdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling bertemu pada satu titik ditengah yang nantinya akan dilakukan peledakan. Face Tie In Underground Blasting adalah suatu metode peledakan yang dilakukan pada bawah tanah dengan tujuan untuk membuat terowongan jalan umum dan untuk membuat stope sebagai tempat pengambilan bahan galian pada tambang bawah tanah.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak Laboratorium Pengeboran dan Peledakan yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan praktikum dan termasuk Ika Yuanita Fitria sebagai asisten laboratorium yang telah memberikan masukan dalam penulisan jurnal dan Giswa Ade Nugraha K sebagai asisten