Anda di halaman 1dari 16

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No.

2, Juli 2016

TAMAN BUNGKUL TAHUN 2007-2015

MARIYATUL BADI’AH
Jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya
E-mail: Mariatul_badiah@yahoo.com

Yohanes Hanan Pamungkas


Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Taman Bungkul berlokasi di Jalan Raya Darmo Surabaya. Perkembangan Taman Bungkul menjadi
menarik ketika Taman ini mendunia, sampai menjadi taman terbaik se Asia Tenggara. Awal mula Taman
Bungkul tidak lepas dari nama seorang tokoh yang sangat berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di
Wilayah Surabaya dan sekitarnya, beliau adalah Ki Ageng Supo yang kemudian mendapat gelar Sunan
Bungkul atau Mbah Bungkul. sejak zaman Belanda keberadaan Taman Bungkul dipertahankan
dipertahankan pemerintah colonial ketika didirikan kompleks perumahan Belanda yang dikenal dengan
“Boven Stad”. Sejak diresmikan pada tahun 2007, perkembangan Taman Bungkul sangat mencolok dari
tempat makam menjadi tempat wisata. Sebagai tempat bersejarah, Taman Bungkul tidak sepopuler Wali
Songo. Tempat ini lebih dikenal sebagai tempat rekreasi. Perubahan fungsi yang lebih rekreatif dari pada
religi.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai
berikut (1) Bagaimana perkembangan kompleks Taman Bungkul Tahun 2007-2005?(2) Bagaimana
perkembangan sarana prasana Taman Bungkul Tahun 2007-2015?permasalahan-permasalahan tersebut
diberikan penjelasan dengan melakukan analisis terhadap data-data dan sumber-sumber yang didapatkan
melalui tahapan metode penelitian sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan hitoriografi.
Berdasarkan hasil analisis terhadap data dan sumber-sumber yang didapatkan, diperoleh dari hasil
penelitian bahwa kawasan Boengkoel zaman Belanda dipertahankan seiring dengan adanya kompleks
perumahan Belanda yang disebut Darmo Boulevard berdasarkan peta Surabaya Tahun 1926 yang diperoleh
dari hasil Koran Jawa Pos Tahun 1982. Perkembangan Taman Bungkul yang semakin bagus membawa
pemerintah kota Surabaya untuk merevitalisasi Taman Bungkul. Revitalisasi tersebut merupakan hasil
bentuk kerjasama pemerintah kota Surabaya dengan beberapa pihak diantaranya PT. Telkom berdasarkan
nomor 660/3161/436.5.4/06.P.117/HK.810/D05A1073000/2006.

Kata Kunc: Perkembangan, Makam Mbah Bungkul, Revitalisasi.

Abstract
Bungkul Park is located on Jalan Raya Surabaya Darmo. The development of garden’s Bungkul be
interesting when the Park worldwide, to be the best garden se of Southeast Asia. Early Grounds Bungkul
not be separated from the name of a character who is very influential in the spread of Islam in Surabaya
and its surrounding Areas, he is Ki Ageng Supo which later earned the title of Sunan Bungkul or Mbah
Bungkul. Since the time of existence of the Netherlands Garden Bungkul maintained colonial Government
maintained when established Netherlands housing estate known as "Boven Stad". Since it was inaugurated
in 2007, Bungkul Park, the development is striking from the place of the Tomb became a place of interest.
As a historic site, the Park is not as popular as Bungkul Wali Songo. This place is better known as a place
of recreation. Change of functions of more rekreatif than religion.
Based on the background of the problem above, then the author submits the following problem
formulation (1) How the development of Taman Bungkul 2007-20015? (2) How the development of means
of infrastructure repair Bungkul Park 2007-2015? problems are given an explanation by undertake analysis
of the data and the resources obtained through the stages of history research methods which include
heuristics, critique, interpretation, and hitoriografi.
Based on the results of the analysis of the data and the resources obtained, derived from the results
of research that the area of Boengkoel the time of Netherlands maintained along with the existence of a
housing complex called the Netherlands Darmo Boulevard based on a map of Surabaya in 1926 obtained
from results of the Jawa Pos Newspaper in 1982. The development of children's Bungkul is getting good
bring City Government to revitalize the Garden Surabaya Bungkul. The revitalization is the result of

452
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 2, Juli 2016

collaboration of the Government of the city of Surabaya with several parties including PT. Telkom number
660/2897/436.5.4/06 p. 117/HK. 810/D05A1073000/2006.

Keywords: Development, Mbah Bungkul, Revitalization.

waktu satu hari. Muda-mudi banyak yang


PENDAHULUAN menghabiskan malam-malam di Taman Bungkul
hanya untuk nongkrong dan bercanda bersama.
Taman Bungkul berlokasi di Jalan Raya Fenomena ini memicu tanda tanya tersendiri
Darmo Surabaya. Perkembangan Taman mengenai pengalih fungsian Taman Bungkul
Bungkul menjadi menarik ketika Taman ini yang lebih dominan sebagai tempat rekreatif.
mendunia, sampai menjadi taman terbaik se Salah satunya dikarenakan sarana yang
Asia Tenggara. Taman ini memiliki luas kurang melengkapya bisa dibilang tergolong komplet,
lebih 900 meter persegi, makam ini merupakan seperti skateboard track dan BMX track, jogging
komplek yang terdiri dari makam Ratu track, plaza (panggung untuk live performance
Kamboja, Ratu Campa, Tumenggung Jangrono, berbagai jenis entertainment), zona akses Wi-Fi
dan lain-lain.Menurut G.H. Von Faber dalam gratis, telepon umum, area green park dengan
bukunya Oud Soerabia yang diterbitkan pada kolam air mancur, taman bermain anak-anak
tahun 1953, kompleks pemakaman Bungkul itu hingga pujasera pun ada.
sudah ada sejak jaman Hindu. Gapura makam Perkembangan Taman Bungkul yang
dan pagarnya menunjukan gaya arsitektur Hindu berkembang dominan ke arah rekreatif dapat
Jawa pada jaman Majapahit.1 dilihat dari data pengunjung yang datang ke
Awal mula nama Taman Bungkul tidak Taman Bungkul lebih banyak dari pada
lepas dari nama seorang tokoh yang sangat masyarakat yang mengunjungi makam Mbah. Di
berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di hari-hari libur merupakan moment yang paling
wilayah Surabaya dan sekitarnya, Beliau adalah diminati oleh masyarakat untuk berlibur, dari
Ki Ageng Supo yang kemudian mendapat gelar pejalan kaki sampai bersepeda santai.
Sunan Bungkul atau Mbah Bungkul. Mbah Sejak diresmikan pada tahun 2007,
Bungkul dikenal sebagai adik ipar Sunan perkembangan Taman Bungkul sangat
Ampel.2Para orang tua sejak zaman dahulu mencolok dari tempat makam menjadi tempat
melarang untuk menceritakan apapun tentang wisata. Namun hal ini tidak memicu konflik
makam Mbah Bungkul. Jika ada yang berani bagi masyarakat. Pengenalan Taman Bungkul
melanggar perintah ini, pasti akan menerima bahkan sampai mendunia. Taman Bungkul
kutukan. Cerita yang bertanggung jawab ini menjadi kategori taman terbaik se Asia. Dalam
nampaknya sudah tertanam selama berabad-abad hal ini masyarakat juga merespon baik mengenai
dibenak penduduk Surabaya. Mbah Bungkul, Taman Bungkul.
beliau banyak membantu Sunan Ampel untuk Studi penelitian tentang Taman Bungkul
menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. sudah dilakukan beberapa kali dilakukan salah
Sejak jaman kolonial keberadaan Taman satunya penggunaan Taman Bungkul sebagai
Bungkul dipertahankan pemerintah kolonial ruang publik yang dikaji untuk membahas
ketika didirikan kompleks perumahan warga Taman Bungkul sebagai pengembangan salah
Belanda yang dikenal dengan “Boven Stad” satu ruang rekreatif yang sangat menarik dan
tidak sampai menggusur makam dan Taman bisa dijangkau oleh semua kalangan.
Bungkul, bahkan lahan hijau itu dinamai Pemanfaatan Taman Bungkul mengalami
Boengkoel Park.3 Sejak awal taman difungsikan peningkatan sarana prasasna dari tahun 2007-
sebagai tempat aktivitas sosial masyarakat 2015. Hal ini menarik untuk diteliti lebih jauh
sehari-hari. terutama dalam hal proses perkembangan fungsi
Sebagai tempat bersejarah, Taman Bungkul taman Bungkul yang berkembang lebih dominan
tidak sepopuler Wali Songo. Tempat ini lebih ke sarana rekreatif. Untuk itu dalam penelitian
dikenal sebagai tempat rekreasi.Perubahan ini, saya mengambil judul Taman Bungkul tahun
fungsi yang lebih rekretatif, dari pada religi 2007-2015.
merupakan fenomena yang menarik.Sejak Pembahasan mengenai perkembangan
diresmikan pada 21 Maret 2007, Taman Taman Bungkul telah di lakukan oleh beberapa
Bungkul memang semakin menarik dan orang peneliti. Salah satunya adalah yang di
mempesona.Peneliti memenui data pengunjung lakuakan oleh Imam Subekti tahun 2009 jurusan
Taman Bungkul mencapai 1000 orang dalam sejarah UNAIR Surabaya dalam skripsinya.

1 3
Dukut Imam Widodo, Hikajat Soerabia Tempo Doeloe. Handinoto. 1996. Perkembangan Kota dan Arsitektur
(Surabaya: Dukut Publishing:2008), hal 48. Kolonial Belanda di Surabaya (1870-1940).lembaga Penelitian dan
2
Ashgaf, Mengenal Histori Wali Allah, (Yogyakarta: Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen PETRA: Surabaya).
Muslim Karya: 2003), hlm 70. Hlm 217.

453
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 2, Juli 2016

Berjudul studi deskriptif efektifitas program koran-koran pada tanggal peresmian Taman
CSR revitalisasi Taman Bungkul Surabaya. Bungkul oleh walikota Risma yang diterbitkan
Skripsinya membahas bagaimana masyarakat oleh Jawa Pos, dll. Sumber sekunder peneliti
lebih memahamai Taman Bungkul dalam segala mendaptkan buku-buku yang ditulis dari orang
aspek baik dari segi wisata maupun yang lain lain di perputakaan Medayu Agung Surabaya
melalui program CSR yang diperkenalkan seperti :The Oud of Surabaya, Soerabia Tempo
tersebut. doeloe, dll.
Studi penelitian lain dilakukan oleh Raisa Tahap kedua yang harus dilalui oleh
Intan Pabella dalam tugas akhirnya peneliti adalah kritik sumber untuk
menyelesaikan studi di UNAIR Jurusan D3 mendapatkan otensitas dan kredibilitas
Kepariwisataan. Penelitian tersebut berjudul sumber.5pada kredibilitas sumber. Sumber-
penggunaan Taman Bungkul sebagai ruang sumber yang telah ditemukan akan dikaitkan
publik. Penelitian berisi pendiskripsian Taman untuk menguatkan sebuah “fakta” yang dapat
Bungkul tidak hanya ada kegiatan profane akan dipercaya. Dalam penelitian ini, lebih
tetapi juga ada yang bersifat sakral. diutamakan pada kritik intern untuk menguji isi
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh sumber-sumber yang diperoleh oleh peneliti
Muhammad Alwi dalam skripisinya yang baik primer maupun sekunder. Sumber-sumber
menyelesaikan skripsi dari Institut Teknologi 10 yang telah ditemukan akan diuji isinya untuk
November Surabaya. Skripsi Berjudul tentang bisa menjadi fakta
arsitektur dari penggunaan Taman Bungkul Tahap yang ketiga selanjutnya peneliti
sehingga menarik untuk digunakan sebagai melakukan interpretasi. Interpretasi merupakan
wisata maupun religi. Skripsi ini ingin tahapan/kegiatan menafsirkan fakta-fakta serta
menawarkan solusi bagaimana desain Taman menetapkan makna saling berhubungan dari
Bungkul sehingga bisa dimanfaatkan oleh dua pada fakta-fakta yang diperoleh.6Dalam tahap
sisi wisata maupun religi. Interpretasi ini peneliti mengkaitakn fakta yang
Berdasarkan uraian diatas dapat diidentifikasi telah diperoleh pada tahapan sebelumnya, yakni
masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana dengan menghubungkan fakta yang berasal dari
perkembangan kompleks Taman Bungkul Tahun dokumen-dokumen peresmian Taman
2007-2015? (2) Bagaimana sarana pra sarana Bungkul.Dalam proses penelitian ini, data-data
pengembangan Taman Bungkul Tahun 2007- yang diperoleh berupa dokumen-dokumen dari
2015? Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota
Surabaya terkait bentuk kerjasama
METODE pembentukan Taman Bungkul oleh Pemerintah
Metode penelitian dalam menyusun penelitian Kota dengan beberapa perusahaan seperti PT.
ini, metode yang digunakan adalah metode Telkom, Unilever, dan Bank Jatim.
penelitian sejarah. Metode sejarah adalah Tahap yang terakhir yang dilakukan
sekumpulan prinsip dan aturan historiografi. peneliti adalah melakukan penulisan atau hasil
Pada tahap historiografi ini peneliti memaparkan penafsiran ke dalam bentuk tulisan sejarah.
yang sistematis untuk memberikan bantuan Usaha/tahap ini dilakukan agar obyek yang
dalam pengumpulan sumber, penilaian kritis dan dijadikan bahan kajian menjadi lebih hidup,
menyajikannya yang biasanya dalam bentuk sehingga fakta tidak menjadi ingatan belaka.
tertulis dengan melalui tahapan tertentu yakni
sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahapan yang pertama adalah A. Perkembangan Tata Kota Surabaya pada
heuristik merupakan tahapan pertama yang masa Kolonial.
harus dilakukan oleh peneliti. Heuristik adalah Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa
mengumpulkan dan menemukan sumber.4 Timur. Surabaya merupakan kota terbesar
Peneliti menemukan dan mengumpulkan kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota
beberepa sumber. Sumber sekunder peneliti Surabaya menjadi pusat bisnis, perdagangan,
mendapatkan koran sejaman terkait peresmian industri, dan pendidikan di Jawa Timur serta
Taman Bungkul, ketetapan peresmian Taman wilayah Indonesia bagian timur. Kota ini
Bungkul, penelitian obyek Taman Bungkul. terletak 796 km sebelah timur Jakarta, atau
Peneliti menemukan sumber primer sebagai 415 km sebelah barat laut Denpasar, Bali.
berikut : keputusan kebijakan peresmian Taman Surabaya terletak di tepi pantai utara Pulau
Bungkul yang didapatkan dari Dinas Jawa dan berhadapan dengan Selat Madura
Kebersihan dan Pertamanna kota Surabaya, serta Laut Jawa.

4 5
Aminuddin Kasdi, Memahami Sejarah, (Surabaya: Unesa Suhartono Pranoto, Teori & Metodelogi Sejarah,
University Press,2005), hlm. 10-11. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm 37.
6
Suhartono Pranoto, Op.cit., hlm 24.

454
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 2, Juli 2016

Kata Surabaya (bahasa Jawa Kuna: (gemeente) di berbagai daerah di Indonesia.


Śūrabhaya) sering diartikan secara filosofis Beberapa tahun setelah lahir undang-undang itu
sebagai lambang perjuangan antara darat dan Kota Surabaya menjadi kota otonom yang
air.7Sebutan kata Surabaya juga muncul mitos memiliki pemerintahan sendiri.
pertempuran antara ikan sura/suro (ikan hiu) Pelaksanaan dari Undang-Undang
dan baya/boyo (buaya), yang menimbulkan desentralisasi Tahun 1903 atau Decentralisatie
dugaan bahwa terbentuknya nama "Surabaya" Wet 1903, maka pada tanggal 1 April 1906
muncul setelah terjadinya pertempuran tersebut. disahkan pemerintahan Kota Surabaya yang
Masa kejayaan Majapahit pada abad- otonom yang bernama Gemeente Surabaya.
abad 14 sampai 15. Surabaya menjadi Berdirinya Gemeente Surabaya disahkan
pelabuhan yang sangat penting. Perkembangan melalui Staatsblad No. 149 Tahun 1906. Dalam
kota Surabaya sangat pesat seiring dengan masa staatsblad tersebut dijelaskan bahwa dengan
keemasan dari kerajaan Majapahit. Di tepi berdirinya Gemeente Surabaya maka Surabaya
sungai Kali Mas, terdapat pusat administrator ditetapkan sebagai kota otonom atau kota
kerajaan Majapahit. Kawasan ini menjadi mandiri yang berkewajiban mengelola dan
pemukiman penduduk Majapahit. Di sebelah mendanai sendiri kota tersebut.
timur, yang bertepatan di sebelah timur sungai Pusat pemerintahan Gemeente
Kali Mas terdapat pusat perdagangan yang Surabaya pada awal berdiri masih berada di
banyak di huni saudagar-saudagar Cina dan gedung Keresidenan Surabaya yang berada di
Arab. kawasan Willemsplein atau sekitar Jembatan
Saudagar Arab dan saudagar Cina biasa Merah, karena baru tahun 1923 Gemeente
menjajakan barang daganganya yang dibawa Surabaya memiliki gedung balaikota atau
dari jalur sutera dimasa kejayaan Timur stadshuis.10 Kelengkapan organisasi lainnya
Tengah.Mereka membawa kain-kain sutera dari sebelum diangkat burgemeester definitif belum
Timur Tengah dan Cina, mengambil alih ada, karena semua operasional gemeente masih
perdagangan rempah-rempah untuk diteruskan mengikuti operasional kantor Keresidenan
ke Eropa pada masa kejayaan Majapahit. Surabaya.
Hubungan antara saudagar-saudagar Arab dan Setelah kantor Keresidenan Surabaya yang
Cina membuat pelabuhan di Kali Mas terletak di kawasan Jembatan Merah dibongkar
ramai.Surabaya menjadi pusat komoditi pada tahun 1920, Gemeente Surabaya kemudian
perdagangan yang cukup besar. tidak memiliki kantor definitif. Untuk
Pada masa Hindia Belanda, Surabaya operasional administrasi sehari-hari gemeente
berstatus sebagai ibu kota Karesidenan terpaksa harus menyewa gedung kepada pihak
Surabaya, yang wilayahnya juga mencakup lain. Kondisi tersebut tentu saja kurang nyaman
daerah yang kini wilayah Kabupaten Gresik, karena gedung yang disewa adalah gedung
Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang. Pada tahun yang tidak terlalu besar sehingga tidak mampu
1905, Surabaya mendapat status kotamadya menampung keseluruhan pegawai gemeente
(gemeente).8 Pada tahun 1926, Surabaya yang dari tahun ke tahun mengalami kenaikan.
ditetapkan sebagai ibu kota provinsi Jawa Sebenarnya pada tahun 1915 Gemeente
Timur. Sejak saat itu Surabaya berkembang Surabaya sudah memesan desain
menjadi kota modern terbesar kedua di Hindia kantorgemeente atau balaikota (stadshuis)
Belanda setelah Batavia. kepada arsitek G.C. Citroen. Rencana semula
Perkembangan tata kolonial Belanda balaikota akan didirikan di kawasan taman kota
Tahun 1817 kota ini menjadi tempat kedudukan (stadstuin), satu kompleks dengan kantor Raad
Residen Surabaya, dengan demikian Surabaya van Justitie. Namun rencana awal tersebut
merupakan ibukota karesidenan.9 Pada periode gagal direalisasikan karena Gemeente Surabaya
ini pengelolaan kota berada di bawah otoritas tidak memiliki banyak dana. Barulah pada
karesidenan dan secara teknis urusan kota tahun 1920 G.C. Citroen kembali mendapat
diserahkan kepada Asisten Residen. Tahun tugas dari pihak gemeente untuk membuat
1903 lahir undang-undang desentralisasi desain balaikota kembali. Lokasi yang semula
(Decentralisatie Wet 1903), yang menjadi dasar di kawasan taman kota dipindah ke Ketabang,
pembentukan pemerintahan kota secara otonom karena pada waktu itu kawasan Ketabang

7 9
Dinas Pariwisata kota Surabaya, Soerabia Si Tjerdik Jr, Melantjong ka Soerabaia,
Tempo Doeloe, 2 Oktober 2002. Hlm 8. (Semarang: Boekhandel Kamadjoean, 1931), hlm. 1
8
G.H. Von Faber, Nieuw Soerabaia: De
geschiedenis van Indie’s voornaamste koopstad in de 10
Peter, N.V. Machinefabriek “Braat”,
eerste kwarteeuw sedert hare Instelling 1906-1931,
(Surabaya: N.V. Machinefabriek “Braat”, 1921), hlm
(Surabaya: N.V. Boekhandel en Drukkerij, 1934), hlm.
18.
240-256

455
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 2, Juli 2016

belum terlalu ramai dan terdapat tanah yang Perumahan yang ada disekitar area
masih luas. Balaikota yang dirancang oleh Taman Bungkul Surabaya. Perumahan yang
Citroen sangat megah dengan panjang sekitar dibangun tahun 1926 diarsiteki oleh Job dan
102 meter, menghadap ke arah selatan ke arah Sprij.Gaya arsitektur perumahan Taman
halaman yang berupa lapangan rumput yang Bungkul tersebut tidak jauh dari corak
juga sangat luas. bangunan Belanda lainya yaitu The Empire
Perkembangan pusat perekonomian Style. Perumahan tersebut dihuni oleh
pada masa kolonial terjadi ketika kekuatan masyarakat kolonial pada waktu itu yang
asing mulai merambah ke kota ini dan menjadi bertempat tinggal dikawasan Taman Bungkul.
kekuatan yang memerintah (the ruling class).11 Padatnya pemukiman penduduk Belanda
Masuknya kekuatan asing di kota Surabaya, di area Bungkul, masyarakat memilih untuk
dalam hal ini adalah penjajah Belanda, telah menggunakan kawasan Boengkoel Park sebagai
melahirkan dua model industri. Pertama, aklternative untuk mendapat tempat rekreai di
industri rakyat berskala kecil yang dikerjakan kota Surabaya. Area Boengkoel Park memang
secara manual (handycraft). Industri ini sudah sangat indah, dipenuhi rerumputan yang hijau
lahir jauh sebelum kota Surabaya dikuasai oleh sangat cocok untuk sekedar jalan-jalan setealah
orang-orang Eropa. Jenisnya amat beragam, pulang ke gereja pada hari libur.
menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Pada masa kemerdekaan Surabaya
setempat. Kedua, industri modern yang menjadi salah satu kota yang diperhitungkan,
dikerjakan secara massal dan pengerjaannya keberanian arek-arek Surabaya dalam
dibantu oleh mesin-mesin modern menghadapi sekutu membuat Surabaya dikenal
(manufacture). sebagai kota Pahlawan. Peristiwa heroic
Membanjirnya modal asing ke kota tersebut dimulai dengan Setelah Perang Dunia
Surabaya yang ditanam di sektor-sektor industri II usai, pada 25 Oktober1945, 6.000 pasukan
telah mendorong pemerintah kota untuk Inggris-India yaitu Brigade 49, Divisi 23 yang
mengelola masalah ini dengan lebih serius. dipimpin Brigadir Jenderal Aulbertin Walter
Artinya, pemerintah kemudian terlibat aktif Sothern Mallaby mendarat di Surabaya dengan
mendorong proses industrialisasi di kota perintah utama melucuti tentara Jepang, tentara
Surabaya. Keseriusan ini antara lain dan milisi Indonesia.13Mereka juga bertugas
ditunjukkan dengan membentuk kawasan mengurus bekas tawanan perang dan
industri terpadu (industrial estate) di tanah memulangkan tentara Jepang.Pasukan Jepang
bekas pabrik gula Ngagel, yang terletak di menyerahkan semua senjata mereka, tetapi
antara sungai Kalimas dan jalur kereta api. milisi dan lebih dari 20.000 pasukan Indonesia
Kawasan ini merupakan kawasan industri menolak. Tentara Britania menembaki 'sniper'
terpadu pertama di Indonesia yang digagas oleh dalam pertempuran di Surabaya.Pertempuran
pemerintah. ini merupakan salah satu pertempuran paling
Perkembangan industri yang semakin kuat berdarah yang dialami pasukan Inggris pada
mengimbangi bertambahnya pemukiman yang dekade 1940-an. Pertempuran ini menunjukkan
tumbuh di Surabaya. Sebelum tahun 1900, kesungguhan bangsa Indonesia untuk
pusat kota Surabaya hanya berkisar di sekitar mempertahankan kemerdekaan dan mengusir
Jembatan Merah saja. Pada tahun 1910, fasilitas penjajah.
pelabuhan modern dibangun di Surabaya, yang Sengitnya pertempuran dan besarnya
kini dikenal dengan nama pelabuhan Tanjung korban jiwa, setelah pertempuran ini, jumlah
Perak. Sampai tahun 1920-an, tumbuh pasukan Inggris di Indonesia mulai dikurangi
pemukiman baru seperti daerah Darmo, secara bertahap dan digantikan oleh pasukan
Gubeng, Sawahan, dan Ketabang. Belanda. Pertempuran pada tanggal 10 November
Salah satu kawasan di Surabaya yang 1945 tersebut hingga saat ini dikenang dan
dilestarikan oleh kolonial Belanda adalah diperingati sebagai Hari Pahlawan.
kawasan Darmo. Belanda menyebutnya dengan Kota yang jalan utamanya dulu hampir
kawasan “Darmo Boulevard”.12Jalan-jalan di berbentuk seperti pita dari jembatan Wonokromo
sekitar Darmo saja yang hanya memakai nama di sebelah Selatan menuju ke Jembatan Merah di
Belanda. Darmo Boulevard membentang dari sebelah Utara sepanjang kurang lebih 13 km
depan Dieventeuin atau kebun binatang hingga tersebut, diakhir tahun 1980-an mulai berubah
perempatan Tamarindelaan, yang sekarang total.14Pertambahan penduduk dan urbanisasi
dikenal dengan Jl. Pandegiling. yang pesat, memaksa Surabaya untuk
berkembang ke arah Timur dan Barat seperti
11 12
Muhaimin, Yahya A. Bisnis dan Politik: Saiful, Surabaya Sebuah Kisah Awal,
Kebijaksanaan Ekonomi Indonesia 1950-1980.(Jakarta: (Surabaya: Aneka Ilmu: 2003), hlm 176.
13
LP3ES, 1990), hlm 10. Marwati Djoened, Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional
Indonesia Jilid VI, (Jakarta: Balai Pustaka : 2010), hlm 187.
14
Saiful, Opcid, hlm 90.

456
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 2, Juli 2016

yang ada sekarang. Bertambahnya kendaraan 8 Jl. RA Kartini Van Hoogendorplaan


bermotor, tumbuhnya industri baru serta
menjamurnya perumahan yang dikerjakan oleh 9 Jl. Diponegoro Reiniersz Boulevard
perusahaan real estate yang menempati pinggiran
kota mengakibatkan tidak saja terjadi kemacetan Tabel 1: Dukut Imam Widodo,
di tengah kota tapi juga tidak jarang terjadi pula Surabaya Tempo Doeloe.
di pinggiran kota. Surabaya telah berkembang
jauh dari kota yang relatif kecil dan kumuh di Zaman Belanda kompleks Bungkul
akhir abad ke-19, menjadi kota metropolitan di berada disekitar area Darmo Boulevard.Orang-
akhir abad ke-20 dan pada kurun abad ke-21 orang Belanda lebih mengenal Taman Bungkul
menjadi salah satu metropolitan dengan dengan menyebutnya sebagai Boengkoel
pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara. Kota Park.16Orang-orang Belanda begitu menikmati
yang pada kurun abad ke-20 dan awal abad ke-21 keindahan Taman tersebut. Komplek Bungkul
dipandang panas dan kumuh ini juga berhasil dilestarikan dan dipertahankan oleh masyarakat
berubah menjadi salah satu kota metropolitan Belanda. Taman Bungkul dimaknakan oleh
yang paling tertata di Indonesia dengan kualitas masyarakat kolonial sebagai suatu penghormatan
udara terbersih. terhadap para perencana tata kota Surabaya pada
saat itu. Sehingga keberadaan Taman Bungkul
begitu diperhatikan baik oleh masyarakat
B. Perkembangan Kompleks Perumahan Belanda disekitar Taman maupun pemerintah
Belanda di Bungkul Tahun 1926 kolonial Belanda di Surabaya.
Kawasan Darmo sudah berabad-abad Masyarakat kolonial Belanda menikmati
lamanya dikenal oleh masyarakat Surabaya, para Taman Bungkul dengan berjalan-jalan disetiap
penguasa Belanda di Surabaya tempo doeloe hari minggu. Kebiasaan tersebut sampai sekarang
melestarikan namanya ‘Darmo’ menjadi ‘Darmo menjadi tradisi masyarakat Surabaya. Mereka
Boulevard’.15Kawasan Darmo mempunyai luas menikmati keindahan Taman Bungkul dengan
sekitar 230 hektare. Darmo Boulevard memboyong keluarga mereka. Ada yang hanya
membentang dari depan Dierentuin atau Kebun sekedar berjalan-jalan dan dikelilingi anak
Binatang hingga perempatan Tamanindelaan mereka yang dikenal dengan sebutan sinyo dan
yang dikenal dengan Jl. Pandegiling. noni kecil, mereka byasa menggunkan baju putih
Tempo dulu “Darmo Boulevard” yang berenda-renda khas busana Belanda. Orang
diperuntukan bagi perumahan-perumahan elite tua mereka berjalan mengikuti anak-anak mereka
masyarakat Belanda.Orang Belanda juga dan bergandengan mesra.
menyebut kawasan Darmo dengan Kota Atas. Masyarakat Belanda serta merta membawa
Daerah-daerah yang berada di kawasan Darmo bediende (pembantu) begitu orang Belanda
diberi nama sesuai dengan gubernur-gubernur menyebutnya. Para bediende berjalan mengikuti
yang pernah berkuasa di negeri ini. tuan-tuan mereka dan menyiapkan makanan
untuk tuan-tuan mereka.Makanan-makanan yang
Daerah –daerah yang berada di kawasan dibawa para bediende berupa makanan roti
Darmo meliputi : warembol khas Belanda yang masih mengkilat.
Para Bediende biasa menutup makanan-makanan
NO NAMA NAMA JALAN TEMPO tersebut dengan kain merah kotak kotak putih,
JALAN DULU untuk membuat masakan tetap hangat dan enak
SEKARANG dinikmati oleh tuan-tuan mereka. Para Bediende
1 Jl. Trunojoyo Altingstraat juga menggendong sinyo-sinyo atau noni-noni
yang masih bayi dan berjalan mengikuti tuan-
2 Jl. Sriwijaya Baudstraat tuan mereka. Kebiasaan tersebut dianggap sangat
menarik oleh masyarakat Belanda yang masih
3 Jl. Majapahit Van den Bochlaan awam dengan budaya-budaya tersebut.17
Tuan-tuan Belanda menghabiskan waktu di
4 Jl.Untung Carpentierstraat Taman Bungkul dihari Minggu dengan hanya
Suropati bercanda dengan beralaskan rumput. Anak-anak
5 Jl. Raya Sutomo Coen Boeluverd mereka bermain dan diawasi oleh bediende dan
menghabiskan waktu hari minggu mereka dengan
6 Jl. Imam Bonjol Daendelsstraat sekedar berbahagia.
Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh
7 Jl. Teuku Umar Van Heustzstraat masyarakat Belanda pada waktu terus

15 17
Dukut Imam Widodo, Surabaya Tempo Doeloe Buku 2, Dukut Imam Widodo, Hikajat Soerabia Tempo
(Surabaya:Dukut Publishing: 2008), hlm 319. Doeloe Buku 1, (Surabaya:Dukut Publishing: 2008), hlm 53.
16
Dukut Imam Widodo, Ibid, hlm 335.

457
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 2, Juli 2016

berkembang, menjadi suatu pemandangan yang Supo juga berhasil mengidentifikasi bahwa yang
biasa bagi warga Surabaya. Masyarakat mulai menyebarkan penyakit tersebut adalah sebuah
mengenal kebiasaan tersebut dan mulai keris berbahaya yang sering dikenal dengan keris
mengikuti. Dihari-hari biasa mereka Condongcampur. Empu Supo akhirnya mengadu
menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan kekuatan dengan kerisCondongcampur tersebut
mengelilingi Taman Bungkul tersebut. Taman dengan Kyai Sangkelat yang dimenangkan oleh
Bungkul menjadi dikenal oleh masyarakat Kyai Sangkelat. Upaya yang dilakukan Empu
dengan pemandangan-pemandangan rerumputan Supo tersebut semata-mata sebagai wujud
yang indah. Diera modern kebiasaan masyarakat pengabdianya kepada pemerintah kerajaan
Belanda tersebut justru menjadi kebiasaan Majapahit.
masyarakat setempat hampir setiap hari yang Empu Supo mempunyai hubungan erat
menghabiskan waktu di Taman Bungkul yang dengan Sunan Ampel.18 Sunan Ampel
indah ini. menyebarkan agama Islam menjadi berhasil di
kota Surabaya dengan dibantu oleh Ki Supo
C. Sejarah Makam Mbah Bungkul sampai tersebut. Mbah Bungkul berkembang dikenal
Taman Bungkul sebagai tokoh Agama yang berada dikota
Mbah Bungkul atau Sunan Bungkul Surabaya. Keberadaanya sampai sekarang cukup
mempunyai nama lain Empu Supo. Empu Supo diperhatikan sebagai salah satu wali, walaupun
adalah seorang putra dari Tumenggung tidak sepopuler wali songo. Pengunjung Mbah
Supodriyo seorang pembesar dari Kerajaan Bungkul tidak pernah sepi, seiring keberadaanya
Majapahit. Nama Supo diperoleh karena beliau yang dekat dengan Taman wisata kota Surabaya
mempunyai kemampuan dalam pembuatan wesi yaitu Taman Bungkul.
aji seperti keris, tombak, cakra, dan peralatan Pada masa Hindia Belanda, terdapat
dalam melebur keris keris tersebut. Kesaktian perumahan di kawasan Darmo yang dikenal
Empu Supo diceritakan bahwa beliau mampu dengan kawasan “Darmo Boulevard. Kawasan
membuat keris dengan hanya mengelus dan terserbut berada di sekitar area makam Mbah
memijat besi-besi tersebut. Bungkul. Belanda memanfaatkan kawasan
Empu Supo dalam keterangan sejarah Bungkul sebagai kawasan untuk rekreasi karena
mempunyai sifat yang arogan dan suka untuk keindahan rerumputan hijau di sekitar area
mengembara jauh. Beliau mengembara dan serta makam Mbah Bungkul.
merta memamerkan kesaktianya didepan umum. Masyarakat Belanda tidak serta merta
Suatu hari dalam pengembaraanya, beliau menggusur dari keberadaan kuburan Mbah
bertemu dengan Sunan Kalijogo yang menyamar Bungkul.menurut keterangan G.H. Von Faber
sebagai dalang yang memperkenalkan diri kompleks pemakaman Bungkul sudah ada sejak
dengan nama Ki Dalang Kumendung. Ki Supo zaman Hindu. Kompleks Bungkul terdiri dari 3
sesumbar dalam kehebatanya membuat keris dan macam kompleks makam tokoh yang terkenal di
akhirnya diminta oleh ki Dalang untuk untuk kota Surabaya yaitu Ratu Kamboja, Ratu Campa,
membuat sebilah keris. Ki Supo dengan Tumenggung Jangrono, dan lain-lain.19
kehebatanya, beliau memandang sinis dari Perkembangan Taman Bungkul pada masa
tawaran Ki Dalang untuk membuat keris. Empu kemerdekaan tidak mengalami perubahan yang
Supo memulai untuk memijat-mijat keris tersebut signifikan. Taman ini tampak seperti lapangan
seperti biasanya, namun Ki Supo tidak berhasil. yang hanya dimanfaatkan untuk kegiatan yang
Ketidak mampuanya untuk membuat keris berolahraga dan kegiatan umum biasa.
tersebut membuat Ki Supo menyadari bahwa Perkembangan makam Mbah Bungkul juga tidak
beliau telah berhdapan dengan orang yang tidak diperhatikan. Makam nampak tidak terurus
sembarangan. dengan baik.
Perjalanan waktu Ki Supo telah menjadi Sejak diresmikan pada tahun 2007,
murid dari Sunan Kalijogo tersebut dan memeluk perkembangan Taman Bungkul semakin
agama Islam. Empu Supo menjadi seorang murid mempesona. Taman ini dirancang oleh
yang soleh. Melihat keseriusan Empu Supo Pemerintah Kota Surabaya dimulai pada Tahun
dalam mempelajari agama Islam, Sunan Kalijogo 2004. Pembentukan Taman Bungkul melibatkan
menjodohkan Ki Supo dengan adiknya, Dewi beberapa pihak perusahaan swasta salah satunya
Rosowulan dan menetap di Tuban. adalah PT. Telkom. Perusahaan tersebut
Cerita tersebut terus berlanjut, ketika Ki dibebankan oleh Pemerintah kota untuk
Supo mendapati kerajaan Majapahit tertimpa memberikan dana sosial bagi rancanangan
musibah. Empu Supo dengan kemampuanya pembentukan Taman Bungkul.
mampu membantu masyarakat Majapahit untuk Taman Bungkul yang dibangun pada tahun
menyembuhkan wabah penyakit tersebut. Empu 2007, membentuk infrastruktur baru yang lebih

18 19
Muljana, Timbulnya Kerajaan Islam, (Jakarta: Pelangi Dukut Imam Widodo, Opcid, hlm 50.
Aksara: 2005), hlm 17.

458
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 2, Juli 2016

maju. Prasarana yang ditingkatkan meliputi jogging tack. Adanya fasilitas ini
beberapa wahana salah satunya BMX Track yang memungkinkan akses komunitas-komunitas
dilengkapi dengan free Wi-Fi, Jogging Track, dll. terkait untuk menggunakan fasilitas tersebut.
Fasilitas Taman Bungkul yang semakin lengkap Fasilitas juga dapat diakses oleh pengunjung
untuk meningkatkan kenyamana para pengunjung lainnya sehingga fasilitas tersebut berfisat
Taman Bungkul. publik. Zona olahraga tersebut didukung
dengan adanya vegetasi-vegetasi sehingga
PERKEMBANGAN TAMAN BUNGKUL penggguna lebih nyaman ketika berolahraga
TAHUN 2007-2015 terutama jogging. Pada setiap hari minggu
diselenggarakan jalan pagi dan senam
A. Perkembangan Sarana Prasana Taman jasmani.
Bungkul Tahun 2007-2015 Pada hari minggu digunakan sebagai
Taman Bungkul merupakan taman yang area yang bernama car free day. Kegiatan
berlokasi di area makam Sunan Bungkul ini bertujuan untuk meramaikan Taman
sehingga taman ini dikonsep sebagai fasilitas Bungkul dan memperkenalkan Taman
bagi pengunjung makam tersebut. Taman Bungkul. Area kegiatan ini diseting oleh
Bungkul direvitaliasasi dengan konsep all-in- Pemkot di Taman Bungkul. Tempat ini
one entertainment park, yaitu taman yang sangat tepat untuk digunakan sebagai arena
difungsikan sebagai wadah berbagai jenis bersepedai santai. Kegiatan ini sangat
entertainment.20 Pada taman tersebut juga menarik pengunjung karena selain
diangkat konsep sport dan education. menawarkan konsep olahraga akan tetapi
Perkembangan fungsi Taman Bungkul dapat juga menawarkan konsep untuk liburan
dijabarkan sebagai berikut: bersama keluarga.
1. Perkembangan fungsi entertainment
Perkembangan konsep Taman Bungkul 3. Perkembangan fungsi education
dapat dilihat pada desain-desain dan fasilitas Fungsi education terlihat dengan
yang terdapat di taman tersebut. Open stage pada adanya area bermain. Area tersebut terbagi
Taman Bungkul dibangun sebagai perwujudan menjadi area bermain anak-anak dan area
konsep entertainment. Berbagai pertunjukan seni bermain remaja. Fasilitas bermain anak-
sering digelar pada open stage tersebut. Fasilitas anak tersebut misalnya ayunan dan skate
pendukung lainya: board. Fasilitas edukasi lainnya ialah
a. Tempat duduk / kursi taman untuk istirahat adanya akses wi-fi atau hotspot.
sejenak. Tempat duduk dengan sesuatu untuk Taman Bungkul dapat diakses oleh
dipandang. berbagai lapisan masyarakat dan usia. Hal
b. Sifat air yang tenang di kolam apabila tersebut terlihat dengan adanya fasilitas yang
dikombinasikan dengan dengan pohon maka disediakan untuk berbagai umur dan adanya
akan menghasilkan suasana yang tenang. fasilitas untuk penyandang cacat. Fasilitas
c. Kolam air / kolam air mancur yang disediakan berupa jalur khusus
Kolam air mancur sebagai sarana bermain penyandang cacat. Fasilitas-fasilitas lainnya
anak-anak. Tepian kolam air mancur sebagai yang terdapat di Taman Bungkul ialah
tempat duduk. adanya jalur pedestrian, toilet umum,
Open stage digunakan sebagai pagelaran penerangan, keran air siap minum, tempat
berbagaai macam perusahaan yang duduk, telepon umum, plaza, dan food court.
bekerjasama dengan Dinas Kebersihan dan Pada malam hari, Taman Bungkul
Pertamanan kota Surabaya. Pemilihan dikunjungi oleh berbagai kalangan karena
pagelaran di area Taman Bungkul diharapkan suasananya yang nyaman dan penerangan
dapat memperkenalkan Taman Bungkul pada yang cukup. Selain itu setiap akhir minggu
khalayak umum. Beberapa perusahaan yang terdapat kegiatan-kegiatan live musik yang
bekerjasama dalam penggunaan Taman merupakan ajang apresiasi pemuda
Bungkul siantaranya: PT Unilever Indonesia Surabaya. Berbagai warung tenda, kafe, dan
Tbk, selaku penyelenggara program bagi-bagi pujasera lainnya mendukung kegiatan-
es krim wall's gratis di Taman Bungkul pada kegiatan di dalam Taman Bungkul.
hari Minggu 11 Mei 2014. Fasilitas semakin lengkap Taman
2. Perkembangan fungsi kegiatan sport Bungkul dengan ditambahi keran siap air
Perkembangan fungsi kegiatan minum.21Setiap hari Minggu, Taman
sport dibentuk dengan adanya lapangan olah Bungkul selalu ramai dikunjungi
raga voli, skater zone, dan BMX tack, dan masyarakat. Di area taman, dilengkapi

20 21
Azril, Taman Kota Surabaya, (Surabaya: Pustaka Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota
jaya, 2008), hlm 19. Surabaya, Sparkling Surabaya, (Surabaya: DKP, 2007), hlm
19.

459
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 2, Juli 2016

dengan permainan anak-anak seperti ayunan, diluncurkan beberapa tahun yang lalu.
seluncuran dan lain-lain. Ibu-ibu membawa Merupakan hasil kerjasama pemkot
anak-anaknya ke taman Bungkul untuk Surabaya dengan PT.Telkom. Kecepatan
menikmati kesegaran udara pagi. Para rata-rata downloadnya 20 hingga 30 kbps.
penggemar sepeda pancal, menggunakan
Taman Bungkul sebagai tempat berkumpul B. Pengembangan Fungsi Taman Bungkul
sebelum melanjutkan mengayuh Secara umum pengembangan
mengelilingi kota. KASM ditempatkan di fungsi Taman Bungkul dapat dibagi
dekat pos Dinas Kebersihan dan berbagai macam fungsi. Fungsi tersebut
Pertamanan, di bagian belakang Taman dikataegorikan diantaranya:
Bungkul. Penempatan itu disengaja, agar 1. Wisata Religi
petugas taman dapat mengawasi keran dari Taman Bungkul tidak lepas dari
orang-orang yang tidak bertanggung jawab. cerita histori tempat tersebut yang diyakini
Di lokasi KASM, di tempatkan sebuah merupakan Makam seorang tokoh agama
spanduk (T-banner) yang menjelaskan yang ikut membantu menyebarkan agama
proses “pengolahan” air di KASM. Dalam Islam di Surabaya. Masyarakat Surabaya
spanduk itu, dijelaskan bahwa sebelum mengenal makam ini sebagai makam yang
dialirkan ke KASM air dari jaringan PDAM, disegani sehingga keberadaanya
terlebih dahulu disaring dengan filter mikro MasaKolonial Belanda, keberadaan
sehingga, kuman dan partikel tidak bisa makam Mbah Bungkul tetap dijaga.
lolos. Setelah itu, air melalui lapisan karbon, Masyarakat Belanda terbiasa menikmati
untuk membunuh kuman (jika ada yang area Taman sekitar makam dihari-hari libur,
lolos), dan untuk memberikan “rasa mereka sangat tertarik dengan keindahan
segar”, kemudian air masih harus melalui Tanaman di area Taman Bungkul. Belanda
proses ozonisasi, barulah air bisa tidak menggusur kawasan area Mbah
diminum. Dalam spanduk juga disertakan Bungkul tersebut.
hasil uji laboratorium yang memeriksa Masa kemerdekaan makam Mbah
kualitas KASM, selain itu juga dilengkapi Bungkul juga tetap lestari. Keberadaan
dengan sertifikat layak minum dari Dinas lapangan disekitar makam Mbah Bungkul
Kesehatan. menambah ramai dengan digunakan sebagai
Selain itu sebagai pelengkap kegiatan-kegiatan salah satunya adalah
keamanan, pencegahan praktik asusila, kegiatan religi yaitu solat idul fitri dan idul
transaksi serta minum-minuman keras di adha bersama. Lapangan di sekitar area
Taman Bungkul tersebut, pemerintah kota Makam juga digunakan sebagai arena
Surabaya memasang delapan kamera CCTV olahraga pada era kemerdekaan.
di Taman Bungkul.22 Hal tersebut dipicu Meski demikian, tidak menafikkan
karena banyaknya kritik masyarakat terkait jika masih ada sejumlah warga yang menilai
Taman Bungkul yang sering digunakan adanya sisi keramat dan sakral di Makam
untuk melakukan tindakan asusila oleh Sunan Bungkul. Banyak pengunjung yang
muda-mudi. Pemerintah kota meletakkan datang dari luar kota seperti Kediri, Blitar,
titik-titik kamera CCTV tersebut di tempat- Malang, Pasuruan, Sidoarjo dan
tempat yang biasanya sering digunakan Tulungagung. Pada saat hari libur dan bulan
untuk tempat asusila dan kenyataan benar Ramadhan, tingkat kunjungan sampai
karena banyak tertangkap berbuat asusila di mencapai ribuan orang, sedangkan pada hari
Taman Bungkul tersebut. Adanya kamera normal berkisar 100 orang. Selain
CCTV tersebut, pelaku muda-mudi yang pengunjung perorangan, tidak sedikit
tertangkap berbuat hal yang tidak mereka datang berombongan dengan
sewajarnya, maka pemerintah, petugas menumpang bus dari berbagai daerah.
kepolisian atau satpol-pp akan langsung Umumnya, peziarah merangkai jadwal
menindak dengan cepat. kunjungannya bersamaan dengan ziara ke
Fasilitas lainya berupa layanan WI-FI makam sembilan wali yang tersebar di Jawa
(Wireless Fidel) yang mempunyai koneksi Timur dan Jawa Tengah.
tanpa kabel seperti handphone dengan Makam Mbah Bungkul terdiri dari
menggunakan teknologi radio sehingga area makam Sunan Bungkul dan isterinya.
pemakainya dapat mentransfer data dengan Untuk masuk pengunjung melewati gerbang
cepat. Adapun teknologi aplikasi yang ada di paduraksa di dalam makam Sunan Bungkul
Taman Bungkul yaitu fasilitas Wi-Fi. yang membatasi bagian luar dengan bagian
Fasilitas Wi-Fi di Taman Bungkul ini tengah makam. Gerbang paduraksa adalah

22
Dirgantara, Mengunjungi Surabaya, (Surabaya:
Pashing Publising, 2006), hlm 17.

460
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 2, Juli 2016

gerbang dengan penutup di bagian atasnya, terbiasa untuk dilakukan sebagai tempat
sedangkan candi bentar merupakan gerbang untuk melakukan solat idhul fitri.
tanpa penutup. Setelah masuk gerbang Masyarakat di daerah sekitar makam
paduraksa terdapat sebuah surau kecil yang berbondong-bondong untuk melakukan
konon dibangun oleh Sunan Bungkul kegiatan tersebut secara serentak. Aspek
bersama dengan Raden Rahmat (Sunan religi begitu nampak dalam kegiatan
Ampel). tersebut sebagai tempat yang dikenal tempat
Bangunan Makam Sunan Bungkul suci. Pernyataan tersebut dibenarkan oleh
dilengkapi dengan kegiatan ibadah. Tampat kepala UPTD Dinas Pertamanan dan
ibadah yang berada di area makam Sunan Kebersihan Kota Surabaya (Pak Henri).
Bungkul tidak pernah sepi. Pengunjung Penelitian-penelitian yang
yang hanya berjalan-jalan di area Taman dilakukan membuktikan bahwa aspek religi
Bungkul biasa melakukan solat di mushola dari Mbah Bungkul masih berkembang
tersebut. Suasana ini menambah religi yang walaupun tidak sepopuler dari
kental di makam Sunan Bungkul. perkembangan Taman Bungkul tersebut.
Umumnya masyarakat Masyarakat tetap mengenal makam Mbah
mengunjungi Sunan Bungkul setelah mereka Bungkul sebagai aspek religi di tengah-
mengunjungai wali-wali yang menyebarkan tengah kompleksnya fasilitas Taman
Islam di pulau Jawa.Masyarakat meyakini Bungkul sebagai kegiatan yang bersifat
Sunan Bungkul besar kaitanya dengan rekreatif.
Raden Rahamat (Sunan Ampel) dalam
menyebarkan agama Islam dipulau Jawa. 2. Sentra PKL
Pendapat ini diungkapkan oleh salah satu Surabaya merupakan salah satu
pengunjung dari daerah Tulungagung Bapak kota yang istimewa bagi sebagian
Supeno. masyarakat di nusantara ini. Surabaya tetap
Keberadaan Makam Mbah Bungkul menjadi pilihan untuk urbanisasi bagi
yang dekat dengan Taman l, terkadang masyarakat pedesaan dalam rangka
mengurangi kesakralan dari makam Mbah perbaikan nasib mereka. Surabaya terkenal
Bungkul. Mereka sering terganggu sebagai kota dagang dan berkembang
kekhusukanya dengan acara-acara yang sampai industri yang besar. Gedung-gedung
dilakukan di area Taman Bungkul. tinggi mulai memenuhi Surabaya sebagai
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh salah kawasan industri terbesar numor dua setelah
satu masyarakat yang berziarah di makam Ibu Kota Jakarta. Polusi-polusi dari pabrik-
tersebut rubiah. pabrik ikut serta dalam mewarnai panasnya
Makam Mbah Bungkul sampai kota Surabaya.
sekarang tetap menjadi salah satu tujuan Perkembangan kota yang semakin
wisata religi pengunjung. Mengamati membesar tersebut diringi dengan
pengunjung yang datang di Mbah Bungkul pertumbuhan penduduk yang semakin
mencapai 200 orang perhari dihari-hari besar pula. Taman Bungkul yang berada di
biasa. Di area makam Mbah Bungkul kawasan Darmo tersebut menjadi sasaran
disediakan macam-macam minuman yang dari perkembangan area bisnis tersebut.
dipercaya dapat menyembuhkan beberapa Taman Bungkul yang tidak pernah sepi
penyakit. Area makam Mbah Bungkul juga pengunjung juga menjadi pertimbangan
terdapat musola yang sengaja dibuat untuk bisnis bagi masyarakat Surabaya.
memfasilitasi masyarakat untuk beribadah Sebelum dilakukan revitalisasi
ketika berziarah. Juru kunci Mbah Bungkul Taman Bungkul pada tahun 2007,
menjelaskan makam Mbah Bungkul banyak pedagang-pedagang di area Taman tidak
dipadati masyarakat yang mepunyai hajat. mempunyai perijinan yang resmi (legal)
Masyarakat percaya do’a-do’a yang seperti sekarang ini. Pedagang-pedagang
dipanjatkan melalui kekasih Tuhan lebih bebas berdagang, sehingga keadaan ini
mudah untuk dikabulkan. Wawancara salah cenderung membawa kegiatan bisnis di
satu warga yang berkunjung ke area Mbah area Taman tidak terorganisir dengan baik.
Bungkul terkait kedatanganya ke makam Hal tersebut bisa dilihat dengan tidak
Mbah Bungkul adalah untuk berziarah tertibnya para pedagang-pedagang yang
kepada wali-wali Allah. ingin menjajakan perdaganganya. Salah
Sebelum penataan Taman Bungkul satu anggota Dinas Koperasi pak Imam
sepopuler sekarang ini. Tempat tersebut membenarkan.23

23
Hasil wawancara dengan koordinaor Dinas
Koperasi dan UMKM Jawa Timur pada tanggl 19 Desember
2015 jam 02.00.

461
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 2, Juli 2016

Konsep PKL yang berada di program teresebut, sehingga PKL di


Taman Bungkul merupakan salah satu cara Bungkul menjadi PKL yang tertib.
efektif untuk memberikan solusi bagi Keterangan diatas diperoleh dari
penertiban PKL yang berada di Surabaya. Dinas Koperasi dan UMKM kota Surabaya.
PKL didirikan atas naungan Dinas Salah satu koordinator sentra PKL Dinas
Koperasi Jawa Timur. Dinas Koperasi koperasi dan UMKM Jawa Timur.
memberikan alternatife untuk kalangan direvitaliasi pedagang-pedagang di
masyarakat berekonomi menengah area Taman tidak mempunyai perijinan
kebawah sehingga dapat membantu sehingga tidak ada pembedaan mana yang
memulihkan kesejahteraan masyarakat dikatakan pedagang legal dan mana yang
Surabaya. PKL di area Taman Bungkul dikatakan pedagang ilegal. Setelah
sampai sekarang menjadi PKL dilakukan revitalisasi, penataan Taman
percontohan karena letaknya yang sangat Bungkul semakin baik dengan
tertib. mengorganisir pedagang-pedagang yang
Bisnis-bisnis PKL yang berada berjualan di area makam untuk melakukan
diarea Taman Bungkul harus mendapatkan perijinan di Dinas Koperasi dan UMKM
ijin dari Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Jawa Timur.
Timur Tahun 2006. Perihal yang Pedagang-pedagang yang bersifat
didasarkan tersebut untuk menjaga legal tersebut dilindungi oleh Pemerintah
kemanan dan ketertiban dari PKL tersebut. Kota Surabaya.24Pedagang-pedagang legal
Disamping itiu juga terdapat pedagang- juga dibarengi dengan pedagang-pedagang
pedagang kecil yang ilegal dan tidak yang ilegal. Pedagang legal tersebut tidak
mempunyai ijin. Mereka sering ditertibkan mendapatkan perijinan resmi dari Dinas
dengan SATPOL PP, namun mereka akan Koperasi dan UMKM Jawa Timur.
balik lagi untuk keesokan harinya. Pedagang-pedagang ilegal tersebut akan
Dalam melakukan penelitian pada ditertibkan sewaktu-waktu oleh Satpol PP.
PKL Taman Bungkul yang terdiri dari Pedagang ilegal yang berhasil diwawancarai
berbagai macam kedai makanan. adalah pedagang mainan anak-anak (pak
Penyewaan kedai makanan di Taman Ilyas). Ungkapan beliau mengenai jualan di
Bungkul rata-rata menghabiskan biaya Taman Bungkul
Rp.800.000/tahun. Penjual yang Keberadaan Taman Bungkul juga
menjajakan makanan terdiri dari beberapa membawa berkah bagi pebisnis tukang
kalangan usia dan berbagai macam bentuk parkir. Setiap masyarakat yang datang ke
makanan yang dijajakan. Taman Bungkul walaupun hanya untuk
Hari Minggu merupakan berkah berjalan-jalan ataupun yang lain
tersendiri bagi pedagang-pedagang di diperkenankan untuk menitipkan
kawasan Taman Bungkul. Kegiatan Car kendaraanya demi keamanan kendaraan
Free Day yang memenuhi sudut Taman tersebut. Semua bisnis yang berada di
Bungkul dapat menghadirkan keuntungan kawasan Bungkul tersebut dikelola dengan
bagi pedagang-pedagang di area Taman tertib oleh pemkot Surabaya termasuk
Bungkul. Bisnis-bisnis bermunculan, mulai bisnis parkir. Bisnis parkir berkembang
dari minuman sampai makanan. Tercatat setalah Taman Bungkul dikenal oleh
pada hari minggu tidak kurang dari 50 masyarakat luas. Bisnis parkir dikelola oleh
pedagang yang menjajakan barangnya di Dinas Perhubungan Jawa Timur.
area Taman Bungkul tersebut. Pedagang- 3. Kegiatan rekreatif
pedagang bermunculan dari beberapa Taman Bungkul Surabaya
kalangan, baik dari masyarakat umum merupakan salah satu taman di kota
sampai mahasiswa. Surabaya. Keberadaan Taman Bungkul
Bisnis-bisnis yang dikembangkan tersebut mempunyai peranan penting bagi
di area Taman Bungkul dijual dengan harga masyarakat Surabaya. Taman Bungkul
yang sesuai dengan kantong tersebut menjadi titik nol kilometer yaitu
masyarakat.Bisnis terus berkembang titik tengah atau awal perhitungan jarak
sehingga dapat menjadi solusi bagi semua arah di kota Surabaya. Beberapa
masyarakat Surabaya untuk memulihkan pertimbangan aspek kesejarahan Mbah
kesejahteraan masyarkat Jawa Timur. Bungkul tersebut Taman ini dibangun dan
Pemkot Surabaya mendukung penuh dikenal oleh masyarakat Surabaya. Taman

24
Wawancara Pak Ahmad koordinator sentra PKL
Bungkul Dinas Koperasi dan UMKM kota Surabaya Tanggal
7 Feb di kantor Dinas Koperasi dan UMKM jam 10.00 WIB

462
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 2, Juli 2016

Bungkul tersebut digunakan sebagai Perkembangan waktu, koridor yang


aktivitas sosial oleh masyarakat Surabaya. berada di Jalan Raya Darmo berkembang
Taman Bungkul yang memang sebagai koridor komersial penting di
pada basiknya sudah dikenal sejak zaman Surabaya yang juga mempengaruhi fungsi
Belanda digunakan sebagai sarana dan peran Taman Bungkul. Pedagang kaki
rekreatif. Masyarakat Belanda lima yang semakin banyak dan tidak tertata
memanfaatkan Taman Bungkul untuk area di kawasan Taman Bungkul tersebut
jalan-jalan dihari libur. Mereka menjadikan Taman tersebut semakin tidak
menghabiskan waktu di area tersebut hanya terurus oleh pemerintah kota Surabaya.
sekedar untuk berjalan-jalan bersama Terganggunya aktivitas di Taman yang
sahabat karib maupun keluarga dari mereka bersejarah tersebut timbul gagasan oleh
masing-masing. Pemandangan tersebut pemerintah kota surabaya untuk melakukan
menjadi pemandangan yang cukup asing revitalisasi dengan lebih memfungsikan
dari masyarakat Surabaya pada saat itu. Taman Bungkul sebagai destinasi warga
Area rekreatif yang sederhana tersebut kota Surabaya. Desain taman tersebut
tetap menjadi pilihan masyarakat Belanda, mengusung konsep ‘sport, Education, dan
terutama yang tinggal dikomplek Entertainment’ dengan fasilitas terdiri dari
perumahan Bungkul tersebut. internet wi-Fi, telepon umum, area green
Komplek perumahan masyarakat park dengan kolam air mancur, playground,
Belanda yang berada dikawasan Bungkul dll
diketahui sudah ada pada tahun 1926. Taman Bungkul yang diresmikan
Menurut data yang diperoleh dari peneliti pada tanggal 21 Maret 2007, menambah
dari buku The Oud Of Surabaya yang kelengkapan pariwisata di kota Surabaya.
ditulis oleh Von Faber. Keberadaan Taman Pemkot menyediakan tempat untuk
Bungkul diperkenalkan masyarakat penyandang cacat. Kerikil-kerikil yang
kolonial dengan baik. Sinyo-sinyo akan ditumpuk sekitar rerumputan hijau dapat
datang di Taman Bungkul untuk mrefleksikan bagi para penyandang cacat.
melepaskan kejenuhan ditengah kegiatan Fasilitas-fasilitas yang semakin kompleks
masyarakat kolonial. Sinyo-sinyo membuat Taman Bungkul semakin dikenal
membawa para Bediende yang diambil dari oleh khalayak umum.
masyarakat pribumi.25 Taman Bungkul yang semakin
Taman Bungkul juga terkenal mempesona membawa dampak perubahan
dengan keindahanya. Rerumputan hijau sosial budaya di kawasan tersebut. Tempat
yang menawan membuat masyarakat yang biasa hanya dibuat hanya sekedar
Belanda tertarik untuk melestarikanya untuk berolahraga bertambah fungsi lebih
sebagai tempat rekreatif. Taman Bungkul luas dari sebelunya. Masyarakat banyak
dikunjungi paling ramai pada hari Minggu. menghabiskan waktu untuk menikmati
Setelah pulang dari gereja masyarakat fasilitas tersebut sampai larut malam.
terbiasa untuk sekedar membawa makanan- Pertunjukan yang beraneka ragam turut
makanan kecil khas Eropa dengan mewarnai kawasan tersebut. Penjaja
ditenteng oleh para pelayananya. makanan banyak berkeliling disekitar
Keindahan Taman Bungkul yang kawasan Taman tersebut.
dikenal dari zaman Belanda menjadi solusi Kawasan Taman Bungkul yang
alternatif tersendiri bagi pemerintah Kota semakin ramai dengan kegiatan rekretaif
Surabaya. Sebelum Taman Bungkul selain membawa dampak positif juga
sepopuler ini, masyarakat Surabaya lebih membawa dampak negative. Pengemis-
mengenal tempat tersebut sebagai suatu pengemis dan anak-anak jalanan mewarnai
lapangan yang rindang dengan beberapa Taman Bungkul tersebut. Penelitian yang
rerumputan yang tumbuh memenuhi tempat dapat diperoleh gambaran bahwa anak-anak
tersebut. Lapangan tersebut digunakan ini tidak kurang dari 100 anak kecil di
masyarakat untuk kegiatan olah raga seperti kawasan tersebut setiap harinya.
Voly, sepak bola, dll.Keterangan tersebut Pada hari Minggu merupakan hari
diperoleh penulis dari wawancara salah satu favorit kunjungan masyarakat di Taman
koordinator Dinas Kebersihan dan Bungkul. Sepanjang Minggu pagi, seluruh
Pertamanan Kota Surabaya beliau adalah trotoar di area Jalan Raya Darmo ditutup
Pak Henri.26 dipenuhi oleh pejalan kaki dan bersepeda
santai. Kegiatan ini bertujuan

25 26
Dukut Imam Widodo, Hikajat Soerabia Tempo Hasil wawancara dengan pak henri pada tanggal
Doeloe Buku 1, (Surabaya:Dukut Publishing: 2008), hlm 70 20 Januari 2015 di Taman Bungkul Surabaya jam 10.00.

463
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 2, Juli 2016

mensosialisaikan kepada masyarakat untuk penghijauan dan pengelolahan


menurunkan ketergantungan terhadap sampah.Program penghijauan yang
kendaraan bermotor. Taman Bungkul dikembangkan ole Dinas Kebersian dan
menjadi sasaran yang tepat sebagai kegiatan Pertamanan terus berjalan dari tahun 2006
Car Free Day oleh Pemkot Surabaya sampai 2010. Data yang peneliti peroleh dari
dengan pertimbangan lingkungan Taman Dinas Kebersihan dan Pertamanan program
Bungkul yang asri dan hijau. penghhijauan berjumlah 234.142.
Program Stakeholder juga melibatkan Badan
gunjung karena selain menawarkan konsep Usaha. Badan usaha berpartisipasi dalam
olahraga akan tetapi juga menawarkan penyediaan sarana dan prasarana kebersihan
konsep untuk liburan bersama keluarga. Taman Bungkul adalah:
1.Berpartisipasi dalam bantuan tanaman
C. Peran Masyarakat dalam Pengembangan pembuatan dan pemeliharaan taman kota
Taman Bungkul (PT.TELKOM). Dalam hal ini PT.
Pengembangan Taman Bungkul tidak lepas TELKOM memberikan sumbangsih
dari peran masyarakat yang ikut andil dalam beberapa pemberian bibit tanaman yang
memperkenalkan Taman Bungkul. Peran diberikan kepada Taman Bungkul yang
masyarakat dapat dilihat dari kegiatan yang bertujuan untuk penghijauan kota Surabaya
dilakukan pada setiap hari minggunya, khususnya Taman Bungkul. dalam hal ini
seperti : kegiatan car free day kegiatan ini Taman Bungkul menjadi sasaran tempat
yang bertujuan untuk meramaikan Taman penghijauan di kota Surabaya. Alasan
Bungkul yang juga difungsikan sebagai tersebut dikarenakan Taman Bungkul
Taman dengan konsep sport. Taman memang diseting sebagai ruang terbuka
Bungkul menjadi tempat favorit bagi hijau yang ada di kota Surabaya.
masyarakat Surabaya untuk mengadakan
kegiatan di hari libur. Ada yang bersepeda, BAB V
ada yang sekedar jalan sehat, ada juga yang PENUTUP
berolahraga seperti jogging dan sepak bola.
Car Free Day di Taman Bungkul A. Kesimpulan
menyediakan lahan untuk berolah-raga Taman Bungkul yang dikenal oleh
ringan dan menyenang di Minggu pagi. masyarakat tidak lepas dari histori Mbah
Berdasarkan table diatas dapat diketahui Bungkul atau Sunan Bungkul mempunyai
bahwa ksejak Tahun 2007 DKP melakukan nama lain Empu Supo. Empu Supo adalah
project revitalisasi dengan PT. Telkom seorang putra dari Tumenggung Supodriyo
Divre V Jatim. Pada tanggal 24 Agustus seorang pembesar dari Kerajaan
2006 PT Telkom Divre V Jatim dengan Majapahit.Empu Supo sendiri dikatakan
Pemerintah Kota Surabaya sepakat untuk bahwa beliau merupakan mertua dari Raden
melaksanakan project revitalisasi Taman Rahmat yang dikenal dengan sebutan Sunan
Bungkul Surabaya yang dituangkan dalam Ampel. Sunan Ampel menyebarkan agama
Memorandum of Understanding (MOU) Islam menjadi berhasil di kota Surabaya
Nomor: P117/HK.810/D05-A1073000/2006. dengan dibantu oleh Ki Supo tersebut.
Revitalisasi ini bertujuan untuk mengikat Zaman Belanda kompleks Bungkul
kerjasama antara DKP Kota Surabaya sudah Nampak indah dengan dikelilingi
dengan PT Telkom Divre V Jatim untuk rerumputan di sekitar area taman tersebut.
mengelola Taman Bungkul. Dalam hal ini, Orang-orang Belanda lebih mengenal
PT Telkom revitalisasinya adalah Taman Bungkul dengan menyebutnya
membangun fasilitas atau sarana dan sebagai Boengkoel Park.Orang-orang
prasarana yang ada di Taman Bungkul. Belanda begitu menikmati keindahan Taman
Hasil dari project revitalisasi dengan tersebut.Komplek Bungkul dilestarikan dan
PT.Telkom, Taman Bungkul membuat dipertahankan oleh masyarakat Belanda.
perubahan kondisi fisiknya menjadi taman Taman Bungkul dimaknakan oleh
kota yang modern yang memiliki sarana dan masyarakat kolonial sebagai suatu
prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat penghormatan terhadap para perencana tata
Kota Surabaya.Taman Bungkul yang kota Surabaya pada saat itu. Sehingga
dikelola oleh Dinas Kebersian dan keberadaan Taman Bungkul begitu
Pertamanan juga tidak lepas dari peran diperhatikan baik oleh masyarakat Belanda
pihak swasta. Salah satu program tersebut disekitar Taman maupun pemerintah
diberi nama stakeholder, dalam hal ini kolonial Belanda di Surabaya.
melibatkan beberapa pihak yaitu Masyarakat kolonial Belanda
masyarakat, badan usaha, dan perguruan menikmati Taman Bungkul dengan berjalan-
tingi. Kegiatan yang dilakukan berupa jalan disetiap hari minggu.Kebiasaan

464
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 2, Juli 2016

tersebut sampai sekarang menjadi tradisi telepon umum, area green park dengan
masyarakat Surabaya.Mereka menikmati kolam air mancur, taman bermain anak-
keindahan Taman Bungkul dengan anak, dll. Perkembangan Taman ini semakin
memboyong keluarga mereka.Ada yang kompleks jika dilihat pengunjung yang
hanya sekedar berjalan-jalan dan dikelilingi datang di area ini.Peneliti mensurvei
anak mereka yang dikenal dengan sebutan pengunjung yang datang diarea kompleks
sinyo dan noni kecil, mereka byasa Bungkul pada hari libur sekitar 1000
menggunkan baju putih yang berenda-renda orang.Angka pengunjung yang meledak
khas busana Belanda.Orang tua mereka tersebut membuktikan bahwa keberadaan
berjalan mengikuti anak-anak mereka dan Taman Bungkul benar-benar direspon
bergandengan mesra. masyarakat dengan baik.
Masyarakat Belanda membawa Peresmian Taman Bungkul menjadi
bediende (pembantu).Para bediende berjalan salah satu wahana penyempurna penyandang
mengikuti tuan-tuan mereka dan cacat.Penyandang cacat dapat menikmati
menyiapkan makanan untuk tuan-tuan arena yang asri tersebut dengan hanya untuk
mereka. Makanan-makanan yang dibawa sekedar berjalan-jalan atau bersantai.Area
para bediende berupa makanan roti khas yang dibuat agak sedikit landai tersebut
Belanda yang masih mengkilat. Para sehingga memudahkan penyandang cacat
Bediende biasa menutup makanan-makanan untuk bersantai dengan menggunakan kursi
tersebut dengan kain merah kotak kotak roda.Penyandang cacat juga disediakan jalur
putih, untuk membuat masakan tetap hangat tersendiri di Taman Bungkul tersebut.
dan enak dinikmati oleh tuan-tuan Keberadaan Taman Bungkul seperti
mereka.paraBediende juga menggendong sebuah jantung kota Surabaya. Taman ini
sinyo-sinyo atau noni-noni yang masih bayi menawarkan bermacam-macam akses
dan berjalan mengikuti tuan-tuan mereka. meliputi olahraga, pendidikan, hiburan,
kebiasaan tersebut dianggap sangat menarik pujasera, dll.Keberadaan Taman Bungkul
oleh masyarakat Belanda yang masih awam menjadi semakin menarik ketika berbagai
dengan budaya-budaya tersebut. macam hiburan dan kebudayaan dikota
Kompleks perumahan Belanda Surabaya.berbagai macam hiburan
yang ada disekitar area Taman Bungkul dilaksanakan dengan memilih Taman
Surabaya.perumahan yang dibangun tahun Bungkul dengan alasan tempat tersebut
1926 diarsiteki oleh Job dan Sprij. Gaya sangat mudah dijangkau oleh semua lapisan
arsitektur perumahan Taman Bungkul masyarakat. Taman tersebut tidak menarik
tersebut tidak jauh dari corak bangunan sepeserpun dari pengunjung Taman Bungkul
Belanda lainya yaitu The Empire yang hanya untuk menikmati keindahan
Style.Perumahan tersebut dihuni oleh Taman Bungkul tersebut.
masyarakat kolonial pada waktu itu yang
bertempat tinggal dikawasan Taman B. Saran
Bungkul. 1. Seharusnya Pemerintah Kota lebih
Pada zaman kemerdekaan pemfungsian memperhatikan aspek religi dibandingkan
Taman Bungkul tidak seintensif seperti aspek profan dari pemanfaatan Bungkul. Hal
sekarang ini. Lapangan Taman Bungkul itu dikarenakan perawatan Bungkul yang
digunakan sebagai tempat untuk mayoritas lebih memperhatikan Taman
berolahraga bola volly, sepak bola, dll. dibandingkan kemakamnya. Pengunjung
Masyarakat juga memanfaatkan Taman juga lebih mengenal Taman dari pada
Bungkul untuk kegiatan yang bersifat religi makam Bungkul.
seperti pada hari-hari besar saja seperti pada 2. Seharusnya pemerintah kota juga
hari raya Idul Fitri, Idul Adha. Pemanfaatan memperhatikan lahan parkir yang dikelola
lapangan Taman Bungkul pada masa Dinas Perhubungan. Lahan parkir begitu
kemerdekaan hampir tidak terurus dengan semrawut dan mempersempit jalan diarea
baik.Lapangan ini tidak jauh berbeda dengan Taman Bungkul.
lapangan-lapangan biasanya, penggunaanya 3. Pemerintah juga harus memperhatikan
terbatas untuk kegiatan sehari-hari yang jauh pengemis dan anak-anak jalanan yang tidak
berbeda seperti sekarang ini. terorganisir untuk diperhatikan lebih jauh
Sejak diresmikan pada Tangal 21 sehingga dapat memberikan kenyamanan
Maret 2007, Taman Bungkul mempunyai bagi pengunjung Taman Bungkul.
wajah yang agak berbeda dari sebelumnya.
Fasilitas yang disediakan nampak lengkap DAFTAR PUSTAKA
daripada sebelum-sebalumnya. Fasilitas DOKUMEN
yang disediakan antara lain, BMX track,
jogging track, plaza, zona akses wifi-gratis,

465
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 2, Juli 2016

Dokumen No ketetapan bentuk kerjasama pembangunan Daldjoeni. 1998. Geografi Kota dan Desa. Bandung:
Taman Bungkul dengan berbagai pihak perusahaan oleh Alumni ITB..
Pemkot Surabaya. Djoko. 2008. Teori dan Model Struktur Keruangan Kota.
Dokumen bantuan pengelolaan Taman Bungkul dengan Surabaya: Pelita Usaha Nasional.
berbagai pihak perguruan tinggi. Dukut Imam Widodo. 2008. Hikajat Soerabia Tempo
Dokumen daftar anggota PKL yang ditetapkan dengan Doeloe. Surabaya: Dukut Publishing.
resmi oleh Badan Koperasi dan UMKM Jawa Timur. Fitri Susanti. 1999. Struktur Perkembangan kota. Jakarta:
KORAN Erlangga.
Surabaya Post, Surabaya abad Pertengahan, Sabtu 30 Mei Hudsen. 1997. Infrastruktur kota. Jakarta:Erlangga.
1989. Ilhami.1990.Strategi Pembangunan Perkotaan di
Dinas Pariwisata kota Surabaya, Soerabia Tempo Doeloe, Indonesia, Surabaya: Penerbit Usaha Nasional
2 Oktober 2002. Surabaya.
Surabaya Post, Surabaya dari masa ke masa, Senin legi Jayadinata, Johara T. 1992. Tata Guna Tanah dalam
3Agustus 1981. Perencanaan Kota dan Wilayah, Bandung: ITB.
Jawa Pos , Sejarah Kota Pahlawan, 3 Agustus 1981. Marwati Djoened, Nugroho Notosusanto. 2010. Sejarah
Jawa Pos, Kelahiran Surabaya di Tahun Berbeda, 2 Juni Nasional Indonesia Jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka.
1982 Mashudi. 2006. Perkembangan Arsitektur Surabaya.
Surabaya Post, Suatu Tinjauan Tata Kotanya, Sabtu 30 Mei Malang: Rineka Cipta.
1981. Muljana. 2005. timbulnya kerajaan islam. Jakarta: Pelangi
Jawa Pos, Kelahiran Surabaya di Tahun berbeda, Selasa Aksara.
Pon 1 Juni 1982. Saiful. 2003. Surabaya Sebuah Kisah Awal. Surabaya:
Jawa Pos, Surabaya Sebuah Kisah Awal, Sabtu Kliwon 29 Aneka Ilmu.
Mei 1982. Sujarto. 2008. Walikota Pertama Soerabaia ternyata dari
Kompas, 27 April 2002. Batak. Jakarta: Graha Berindo Persada.
Harian Surabaya, Metropolis Tanggal 19 Maret 2007. Yunus, Hadi Sabari. 2000. Struktur Tata Ruang Kota,
Harian Surabaya, Metropolis Tanggal 20 Maret 2007. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Yusak Anshori. 2008. Sparkling Surabaya.
Malang:Bayumedia Publishing.
WAWANCARA
Wawancara bapak Supeno di Taman Bungkul Jl. Raya JURNAL ONLINE
Darmo pada tanggal 1 Maret 2016 jam 10.00 WIB. http://.id.m.wikipidea.org/Taman Bungkul, diakses pada 6
Wawancara Bu Rubiah di makam Mbah Bungkul Jl. Raya Maret 2016 pukul 02.00 WIB.
Darmo pada tanggal 1 Maret 2016 jam 11.00 WIB. https://id. Wikipedia_mbah Bungkul, diakses pada tanggal
Wawancara Pak Henri kepala UPTD Dinas Pertamanan 4 Maret 2016 pukul 03.00 WIB.
dan Kebersihan Kota Surabaya di Taman Flora 2 Maret https://id. Wikipedia infrastruktur kota Surabaya, diakses
2016 jam 10.00 WIB. pada tanggal 10 Maret 2016 pukul 04.00 WIB.
Wawancara dengan koordinaor Dinas Koperasi dan https://. Belajar sejarah_kepahlawanan Surabaya, diaksess
UMKM Jawa Timur Pak Ahmad pada Tanggal 19 pada tanggal 8 april 2016 pukul 03.00 WIB.
Desember 2015 jam 02.00.
Wawancara dengan pedagang Pkl bapak Warijan pada
Tanggal 18 Desember 2015 di Taman Bungkul Surabaya
jam 2.30.
Wawancara Pak Ahmad koordinator sentra PKL Bungkul
Dinas Koperasi dan UMKM kota Surabaya tanggal 7 Feb
di kantor Dinas Koperasi dan UMKM jam 10.00 WIB.
Wawancara Pedagang mainan Pak Ilyas di Taman Bungkul
jam 11.00 WIB.

BUKU
Aminuddin Kasdi. 2005. Memahami Sejarah.
Surabaya:Unesa University Press.
Ashadi. 1999. lahirnya Sebuah Kota. Yogyakarta: Multi
Presindo.
Bambang. 1994.Pedoman Perencanaan Lingkungan
Pemukiman Kota. Jakarta: Tata kota daerah.
Catanese, Anthony J. Snyder. James. 1992. Perencanaan
Kota Penerbit Erlangga. Jakarta:erlangga.
Chapin. F. Stuart. Jr. and Kaiser.1979. urban land use
planning. University of illionis Press: urban land use
planning.

466
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 2, Juli 2016

467

Anda mungkin juga menyukai