Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesehatan
dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
Teknologi Sediaan Steril tentang Formulasi Sediaan Salep/Krim Steril.
Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan untuk
memenuhi nilai mata pelajaran Praktikum Teknologi Sediaan Steril di
Akademi Farmasi Bumi Siliwangi Bandung.
Dalam penulisan laporan ini, kami menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan pembuatan laporan, khususnya kepada guru mata
pelajaran Praktikum Teknologi Sediaan Steril, Ibu Yenni Puspita Tanjung,
M. Farm, Apt, yang telah memberikan arahan dalam pembuatan laporan
ini, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan ini kami menyadari masih banyak
kekurangan, baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua
pihak yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan laporan ini. Kami berharap makalah ini dapat membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Bandung, Nopember 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I TUJUAN PRAKTIKUM ................................................................................... 1
1.1 Tujuan Praktikum ................................................................................................ 1
BAB II TEORI .............................................................................................................. 2
2.1 Teori Umum ........................................................................................................ 2
2.2 Uraian Bahan ....................................................................................................... 3
BAB III ALAT DAN BAHAN ..................................................................................... 5
3.1 Alat ...................................................................................................................... 5
3.2 Bahan................................................................................................................... 5
BAB IV METODE........................................................................................................ 6
4.1 Sterilisasi Alat ..................................................................................................... 6
4.2 Formula Lengkap ................................................................................................ 6
4.3 Perhitungan Bahan .............................................................................................. 6
4.4 Penimbangan Bahan ............................................................................................ 7
4.5 Prosedur Pembuatan ............................................................................................ 7
BAB V PEMBAHASAN .............................................................................................. 8
5.1 Pembahasan ......................................................................................................... 8
BAB VI KESIMPULAN ............................................................................................ 10
6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 11
LAMPIRAN ................................................................................................................ 12

ii
BAB I TUJUAN PRAKTIKUM
1.1 Tujuan Praktikum
1. Membuat sediaan steril salep mata.
2. Memahami prinsip dasar pembuatan sediaan steril salep mata.

1
BAB II TEORI
2.1 Teori Umum
Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada
pembuatan salep mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan
dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik
yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas. Bila bahan tertentu
yang digunakan dalam formulasi salep mata tidak dapat disterilkan
dengan cara biasa, maka dapat digunakan bahan yang yang memenuhi
syarat uji sterilitas dengan pembuatan secara aseptik. Salep mata
mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mecegah
pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara
tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu aplikasi penggunaan,
kecuali dinyatakan lain dalam monografi, atau formulanya sendiri
sudah bersifat bakteriostatik. Obat biasanya dipakai untuk mata
untuk maksud efek lokal pada pengobatan bagian permukaan mata atau
pada bagian dalamnya. Yang paling sering digunakan adalah larutan
dalam air, tapi bisa juga dalam bentuk suspensi, cairan bukan air dan
salep mata. Berbeda syarat salep dermatologi salep mata yang baik
yaitu :
1. Steril
2. Bebas hama/bakteri
3. Tidak mengiritasi mata
4. Dasar salep harus mempunyai titik lebur/titik leleh mendekati
suhu tubuh
Bahan tambahan yang ditambahkan ke dalam dasar salep mata
berbentuk larutan atau serbuk halus. Salep mata harus bebas dari
partikel kasar dan harus memenuhi syarat kebocoran dan partikel
logam pada uji salep mata . Wadah (kontener) untuk salep mata harus
dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan serta harus
tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada penggunaan
pertama obat.

2
Dasar salep mata yang dipilih tidak mengiritasi mata,
memungkinkan difusi obat dalam caitan mata, dan tetap dapat
mempertahankan aktivitas obat dalam jangka waktu tertentu pada
kondisi penyimpanan yang tepat (usia) guna. Vaselin merupakan dasar
salep mata yang banyak digunakan. Beberapa bahan dasar salep dapat
menyerap air, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air, dan bahan
seperti ini memungkinkan dispersi oabt larut secara lebih baik, tetapi
tidak boleh menyebabkan iritasi pada mata.
Zat obat yang ditambahkan ke dalam dasar salep, apakah dalam
bentuk larutan atau dalam bentuk serbuk yang dibuat halus sekali
sampai ukuran mikron. Lalu obat dicampur sampai sempurna dengan
dasar salep biasanya memakai penggiling. Setelah pembuatan salep
mata ini diisikan ke dalam tube yang terbuat dari plastik atau timah
dimana sebelumnya telah dibuat steril. Tube–tube ini khas kecil, yang
isinya kurang lebih 3,5 gram salep dan dikocokkan dengan ujungnya
berliku sempit yang memungkinkan lompatan segumpal kecil salep.
2.2 Uraian Bahan
A. Bahan berkhasiat : Atropin Sulfat
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih
(FI III, 99)
Kelarutan : Larut kurang dari 1 bagian air (FI III, 99)
Titik leleh : 1910 – 1950 C (FI III, 99)
B. Dosis
Dosis lazim / maksimum : -
C. Daftar Obat
Obat keras
D. Sediaan Obat
Pemerian : Salep
Stabilitas :
OTT : Garam-garam logam berat, oksidator, asam
(Remington, 1168)

3
Ph : 8-9,5 (USP)
6-8,4 (Martindale 29, p.855)
Pengawet :-
Antioksidan :-
Stabilisator :-

4
BAB III ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum sediaan steril infus
ini adalah beaker glass, tube salep, kaca arloji, spatel logam, batang
pengaduk, mortir dan stamper.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah atropin sulfat sebagai zat
aktif, parrafin cair, cetil alkhol, paraffin padat, dan vaselin album
sebagai basis salep.

5
BAB IV METODE
4.1 Sterilisasi Alat
Beaker glass disterilkan dengan menggunakan oven pada suhu
1700 C selama 30 menit. Tube untuk salep disterilkan dengan
menggunakan alkohol 70%. Sedangakn untuk kaca arloji, spatel logam
dan batang pengaduk disterilkan dengan menggunaka api langsung
selama 20 detik. Dan untuk mortir dan stamper disterilkan dengan
menggunakan spirtus.
Untuk sediaan obatnya dibuat dengan teknis aseptis.
4.2 Formula Lengkap
Tiap 10 gram mengandung :
Atropin sulfat 100 mg
Paraffin cair 500 mg
Cetil alkohol 500 mg
Parrafin padat 500 mg
Vaselin album 8,4 g
4.3 Perhitungan Bahan
Volume yang di buat = 24 gram
24
Atropin sulfat = 10 × 100 𝑚𝑔 = 240 𝑚𝑔
24
Paraffin cair = 10 × 0,5 𝑔 = 1,2 𝑔
24
Cetil alkohol = 10 × 0,5 𝑔 = 1,2 𝑔
24
Paraffin padat = 10 × 0,5 𝑔 = 1,2 𝑔
24
Vaselin album = × 8,4 𝑔 = 20,16 𝑔
10

6
4.4 Penimbangan Bahan
SATUAN VOLUME
BAHAN DASAR PRODUKSI
1 gram 24 gram
Atropin sulfat 10 mg 240 mg
Paraffin cair 50 mg 1,2 g
Cetil alkohol 50 mg 1,2 g
Paraffin padat 50 mg 1,2 g
Vaselin album 840 mg 20,16 g

4.5 Prosedur Pembuatan


1. Sterilkan tube dalam alkohol 70% selama 10-15 menit, lalu
tiriskan.
2. Leburkan basis salep cetil alkohol, paraffin padat, vaselin album
dan paraffin cair.
3. Disterilkan basis salep dalam oven pada suhu 1500 C selama 1 jam.
4. Dinginkan dan simpan pada ruang steril.
5. Dilarutkan atropin sulfat dalam a.p.i secukupnya.
6. Dicampur dengan basis salep secara aseptik pada mortir dan
stamper yang sudah disterilisasi.
7. Dimasukkan kedalam tube steril.

7
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita membuat salep mata dengan
atropin sulfat sebagai zat aktifnya. Salep mata adalah salep steril untuk
pengobatan mata menggunakan dasar salep yang cocok. Dalam hal ini
dasar salep yang digunakan adalah vaselin album. Pembuatan salep
mata ini harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan
yang di sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik.
Bahan yang digunakan pada praktikum pembuatan salep mata
ini adalah Atropin sulfat sebagai zat aktif, paraffin cair, cetil alkohol,
paraffin padat dan vaselin album. Pertama, semua bahan ditimbang
sesuai dengan yang diperlukan. Selanjutnya basis salep (paraffin cair,
cetil alkohol, paraffon padat dan vaselin album) dileburkan pada
cawan porselen sampai sediaan menjadi cair. Kemudian basi salep
yang sudah dilebur disterilkan dalam oven suhu 1500 C selama 1 jam.
Setelah itu, basis salep yang sudah disterilkan disimpan di ruang steril
hinnga dingin. Setelah dingin, masukkan atropin sulfat yang sudah
dilarutkan denga aqua pro injection kemudian gerus hingga terbentuk
salep. Masukkan sediaan salep mata pada tube salep masing-masing 10
gram. Semua kegiatan dilakukan secara aseptik.
Kelebihan salep mata dibandingkan dengan larutan mata adalah
waktu kontak anatar obat dengan mata yang lebih lama. Sediaan salep
mata umumnya dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada
sediaan larutan dalam air yang ekuivalen. Hal ini disebabkan karena
waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi
lebih banyak. Satu kekurangan bagi pengguna salep mata adalah
kaburnya pandangan yang terjadi begitu dasar salep meleleh
dan meyebar melalui lensa mata. Sterilitas akhir salep mata dalam
tube biasanya dilakukan dengan radiasi sinar γ, kemungkinan
kontaminasi mikroba dapat dikurangi dengan melakukan pembuatan
uji dibawah LAF (Laminar Air Flow), salep mata harus mengandung

8
bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan
atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja
bila wadah dibuka pada waktu penggunaan. Kecuali dinyatakan
lain dalam monografi atau formulanya sendiri sudah bersifat
bakteriostatik. Wadah salep mata harus dalam keadaan steril pada
waktu pengisian dan penutupan. Wadah salep mata kebanyakan
menggunakan tube, tube dengan rendahnya luas permukaan jalan
keluarnya menjamin penekanan kontaminasi selama pemakaiannya
sampai tingkat yang minimum.
Dasar salep yang dipilih tidak boleh mengiritasi mata,
memungkinkan difusi obatdalam cairan mata dan tetap
mempertahankan aktivitas obat dalam jangka waktu tertentupada
kondisi penyimpanan yang tepat (Depkes RI, 1995). Dasar salep yang
dimanfaatkanuntuk salep mata harus memiliki titik lebur atau titik
melumer mendekati suhu tubuh, tidak menimbulkan alergi, serta tidak
bersifat hidrofilik sehingga tidak mudah tercuci oleh air mata.

9
BAB VI KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini didapat 2 tube sediaan salep mata
dengan masing-masing 10 gram. Zat aktif yang digunakan adalah
atropin sulfat dan vaselin album sebagai basis salep.
Alat dan bahan yang akan digunakan disterilisasikan terlebih
dahulu. Dan semua kegiatan selama pembuatan dilakukan dengan
teknis aseptis.
Keuntungan dari salep mata jika dibandingkan dengan larutan
mata lainnya adalah waktu kontak obat dengan mata lebih lama,
sehingga obat dapat lebih banyak diserap atau di absorpsi.

10
DAFTAR PUSTAKA
Tanjung, Yenni Puspita. 2017. Modul Farmasetika 2. Bandung
Anief, Moh. IlmuMeracikObat. 2004. Yogyakarta : GadjahMada
University Press.
Anonim.Farmakope Indonesia edisiketiga. 1979. Jakarta :
DepartemenKesehatanRepublik Indonesia

11
LAMPIRAN

PT. FARMASI BUMI SILIWANGI


Jl. Rancabolang Bandung

No. Batch : S 03 07 507 Tanggal : 25-11-18


Tube 10 g
Komposisi :
Atropin sulfat 0,1%

J
Pemakaian : Obat luar
J
Exp. Date : 11-12-19

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

12

Anda mungkin juga menyukai