Varian Forturozy
072.11.118
Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi
Universitas Trisakti
2012
I. Latar Belakang
Berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh Bangsa Indonesia saat ini salah
satunya memudarnya semangat nasionalisme dan patriotisme. Terutama bagi
generasi muda yang cepat mendapat pengaruh baik dari dalam negeri maupun luar
negeri. Budaya Barat dianggap lebih modern dan melupakan budaya bangsa sendiri.
Kemerosotan nilai luhur bangsa terjadi hampir pada semua generasi muda, baik di
kota maupun di desa. Rasa kebangsaan serta nasionalisme dari suatu bangsa yang
terbentuk dalam rasa cinta tanah air, patriotisme, sangatlah penting dalam mengatur
dan menjaga strategi pertahanan negara. Semakin tinggi rasa kebangsaan dan
patriotisme warga negara, maka sebanding lurus atau mempunyai kontribusi positif
terhadap strategi pertahanan nasional.
Suatu hal yang amat disayangkan karena saat ini generasi muda pada umumnya
sudah mulai anti terhadap Nasionalisme. Salah satu usaha dalam rangka itu adalah
maraknya pendapat – pendapat bahwa sosialisasi nasionalisme melalui Pendidikan
Kewarganegaraan dan Pendidikan Pancasila harus ditiadakan. Padahal sikap batin
yang telah terwujud itu merupakan suatu refleksi dan rangkuman pengalaman
historis Indonesia.
Harus ada upaya – upaya demi memupuk semangat nasionalisme dan patriotisme
bagi masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. Banyak upaya – upaya yang
dapat dijalankan tidak hanya dengan angkat senjata.
II. Pembahasan
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu
konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot.
Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu
dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan
mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan
menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene
lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada
ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri.
Namun, bila suasanya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri
itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan
ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti
yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan
mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan
dan sebagainya.
Wujud nasionalisme Indonesia adalah pancasila, falsafah atau ajaran bangsa yang
tidak sedang dimonopoli oleh partai politik yang sepertinya juga sedang lupa untuk
terus mengkampanyekan “ajaran bangsa” ini. Pun bukan warisan dari salah satu
ajaran agama yang ada, salah besar kalau ada anggapan seperti itu, pancasilanya
Majapahit dan pancasilanya Indonesia sudah berbeda. Tentang ini nanti kalau ada
kesempatan bisa kita bicarakan lebih lanjut, yang pasti sementara yang saya ketahui
ajaran pancasila yang masih digunakan dalam agama Budha adalah pancasila yang
berisi anjuran dalam ’samadiy’-sementara belum saya mengerti tentang istilah
’samadiy’ ini, apakah sama dengan ’semedi’ atau mengheningkan cipta dalam bahasa
Indonesia. Cukuplah dulu diketahui bahwa istilah pancasila adalah istilah yang
diperkenalkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya tertanggal 1 Juni 1945 dan
digunakan untuk menyebut lima dasar negara Indonesia merdeka, yang pasti tidaklah
sama antara keduanya yaitu antara pancasilanya Indonesia
Berangkat dari pendapat Soekarno tentang pancasila, bagi soekarno pancasila yang
lima sila ini dapat diperas menjadi trisila yaitu sosionasionalisme, sosiodemokrasi dan
ketuhanan Yang Maha Esa. Sosionasionalisme adalaha gagasan yang dirumuskan
Soekarno tentang nasionalisme yang layak diterapkan di Indonesia.
Dalam artikel yang ia tulis tahun 1932, Demokrasi-Politik dan Demokrasi Ekonomi,
Soekarno menyinggung inti dari sosio-nasionalisme yang ia rumuskan;
“Nasionalisme kita haruslah nasionalisme yang tidak mencari gebyarnya atau
kilaunya negeri keluar saja, tetapi haruslah mencari selamatnya manusia..
Nasionalisme kita haruslah lahir daripada ‘menselijkheid’. Nasionalismeku adalah
nasionalisme kemanusiaan, begitulah Gandhi berkata,
Sosiodemokrasi adalah demokrasi yang tidak sama dengan demokrasinya liberal yang
hanya mengurusi kehidupan politik, tapi demokrasi yang mengurusi juga kehidupan
ekonomi dan sosial budaya, yang berarti segala urusan kemasyarakatan, bangsa dan
negara adalah diatur secara gotong royong baik kehidupan ekonominya, politiknya
dan sosial budayanya, jadi pada dasarnya tidak berlaku apa yang
disebutindividualistis di Indonesia.
Ketuhanan Yang Maha Esa, sekiranya sudah cukup jelas hal ini, bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang bertuhan, bangsa yang beragama meskipun bukan
merupakan negara agama. Sekiranya cukup pulalah dengan bertuhan, tetap
mengakui eksistensi Tuhan maka segala masalah-persoalan terselesaikan, tapi sering
kita temui masyarakat kita sering lupa akan Tuhan, bahkan kita sendiri juga seringnya
lupa kalau bertuhan, banyaknya kasus korupsi yang terungkap bukannya
mengeliminir tindakan korupsi tersebut, yang terjadi adalah malah menghebatnya
kasus-kasus korupsi yang menunjukkan bahwa Tuhan serasa hilang dibenak kita. Saya
katakan “kita” sebab diam-diam terkadang kita turut bermental maling, “mumpung
ngg’ada yang lihat nyuri dulu ah…” atau “… maksiat dulu ah…”
Lebih lanjut dari trisila ini menurut Soekarno juga masih dapat diperas menjadi eka
sila: gotong royong, inilah inti dari pancasila yang telah disepakati lahir pada tanggal
1 Juni 1945. Sebagaimana semboyan yang melekat pada lambang Negara garuda
pancasila yaitu “bhineka tunggal ika” yang lengkapnya “bhineka tunggal ika, tan
hanna dharma mangrwa” yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu jua, tidak ada
kebenaran yang mendua” atau berbeda tapi tetap satu, gotong royong yang utama.
Patriotisme adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi
bangsa dan negara. Patriotisme berasal dari kata "patriot" dan "isme" yang berarti
sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau "heroism" dan "patriotism" dalam
bahasa Inggris. Pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta benda maupun
jiwa raga.
1. Pengorbanan
Keistimewaan terbesar para pahlawan adalah pada hal ini, pengorbanan. Tentu
kita ingat betapa banyaknya pertempuran yang telah terjadi dan memakan
korban jiwa yang besar demi kemerdekaan bangsa dan negara kita ini. Seorang
pahlawan dapat mengesampingkan ego, kepentingan pribadinya sendiri demi
kepentingan banyak orang di bawah naungan Garuda. Hal ini tentu patut kita
teladani dalam kehidupan kita sehari-hari dalam mengisi kemerdekaan negeri ini.
2. Kejujuran
Suatu bentuk kepahlawanan yang lain adalah kejujuran, yang banyak dianggap
sepele namun memiliki arti yang sungguh besar bagi kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Pahlawan adalah manusia yang jujur, jujur pada dirinya sendiri dan
jujur pada khayalak umum. Jujur pada diri sendiri dalam arti bahwa ia akan
membela bangsanya dengan cara apapun sesuai dengan kemampuannya.
Generasi muda seharusnyalah memiliki aspek ini, suatu aspek yang dibutuhkan
setiap umat manusia.
3. Peduli lingkungan
Melestarikan kebudayaan Indonesia, tentunya kita pun harus bangga dan cinta
terhadapnya.
III. Kesimpulan
Dari Pembahasan tersebut, dapat diambil beberapa kesimpulan :
Semangat nasionalisme dan patriotisme sangat diperlukan dalam pembangunan
bangsa agar setiap elemen bangsa bekerja dan berjuang keras mencapai jati diri
dan kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa yang bermartabat.
Beberapa penyebab hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme pada
generasi muda adalah masuknya budaya asing ke Indonesia dan contoh yang
diberikan generasi tua dimana perilakunya tidak mencerminkan semangat itu,
bahkan mereka lebih mendahulukan kepentingan pribadi dan golongan juga
tidak adanya contoh sikap disiplin dan tanggung jawab terhadap suatu hal.
IV. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan kepada pemerintah terhadap masalah ini
antara lain:
Beberapa sifat para pahlawan dapat kita contoh untuk menumbuhkan kembali
semangat nasionalisme dan patriotisme dalam jiwa kita.
Semangat nasionalisme dan patriotisme harus kembali ditumbuhkan pada
setiap generasi muda Indonesia karena mereka lah yang akan melanjutkan
pembangunan di Indonesia ini.
Para generasi tua juga harus memberikan contoh yang sesuai dengan apa yang
mereka katakan mengenai semangat nasionalisme dan patriotisme agar para
generasi muda dapat mencontoh dan menjalankannya.
V. Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme
http://edukasi.kompasiana.com/2012/09/04/pancasila-sebagai-wajah-
nasionalisme-indonesia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Patriotisme
http://catatanfhiera.blogspot.com/2012/01/menumbuhkan-jiwa-
patriotisme-pemuda.html
http://muhamadsyani.wordpress.com/2011/04/18/pendidikan-
kewarganegaraan-patriotisme-nasionalisme/
http://darahapsari92.blog.com/nasionalisme/