Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI I


SEROTONIN

OLEH
Kelompok / Semester : I / / VII
Anggota :
1. Agustina S. Beon 7. Desideratus Bupu
2. Elisabeth Fallo 8. Erna Dona
3. Fotina N. Riarti 9. JenevaDoko
4. Maria S. Manek 10. MithaBere
5. Vinsensia M. Weka 11. YongkiAmalo
6. ZahrotunNaily 12. Maria Hokeng

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CITRA HUSADA MANDIRI
KUPANG
2018
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga Tugas Farmakologi dan Toksikologi I tentang
“Serotonin” terselesaikan dengan lancar. Tugas ini disusun sebagai tugas pembelajaran
dengan tujuan yang lebih khusus untuk menambah pengetahuan.
Harapan penulis semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan
pembaca. penulis telah berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan tugas ini namun masih
jauh dari sempurna dan banyak kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini dan tugas berikutnya.

Kupang, November 2018

Kelompok 1

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang
Mekanisme pembelajaran dan mengingat informasi merupakan proses rumit
yang terjadi pada system saraf. Proses pembelajaran dan memori pada level seluler
melibatkan perubahan anatomi dan fisiologi pada neuron dan sinaps, di antaranya
melibatkan mekanisme peningkatan pelepasan neurotransmiter, fasilitasi sinaps, dan
pembentukan koneksi sinaps tambahan untuk meningkatkan efek pada neuron
pascasinaps sehingga komunikasi antarneuron pada system saraf menjadi lebih optimal.
Salah satu komponen penting dalam komunikasi antar neuron adalah
neurotransmiter. Serotonin (5-HT) merupakan salah satu neurotransmiter yang diketahui
terlibat dalam berbagai fungsi otak, misalnya keadaan tidur, suasana hati, emosi, atensi,
serta pembelajaran dan memori. Serotonin memiliki peran penting dalam berbagai fungs
iotak tersebut karena jalur neuron serotonergik menginervasi berbagai daerah pada
system saraf pusat, seperti serebelum, neokorteks, talamus, system limbik, medula
oblongata, dan medulla spinalis (Kandel, 2000; Carlson, 2004).
Selain itu, beragam reseptor serotonin dapat ditemukan di hamper seluruh
bagian otak sehingga memungkinkan serotonin dapat memengaruhi proses pembelajaran
dan memori melalui beberapa mekanisme bergantung pada jenis reseptor yang diaktivasi
oleh neurotransmitter ini, di antaranya depolarisasi neuron secara langsun gmelalui
aktivasi reseptor 5-HT3, meningkatkan penglepasan neurotransmitter tertentu melalui
jalur kaskadecyclic adenosine monophosphate (cAMP), serta terlibat dalam neurogenesis
dan proses pembentukan LTP (Wesolowska, 2002; Harrell dan Andrea, 2003; Harvey,
2003; Djavadian, 2004; Barthetdkk, 2007).

1.2 RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengan serotonin ?
2. Apa yang dimaksud dengan reseptor serotonin dan klasifikasinya ?
3. Apa saja efek farmakologi serotonin ?
4. Apa saja agonis dari serotonim ?
5. Apa saja antagonis dari serotonim ?

3
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang serotonin.
2. Untuk mengetahui tentang reseptor serotonin dan klasifikasinya.
3. Untuk mengetahui efek farmakologi serotonin.
4. Untuk mengetahui agonis dari serotonim
5. Untuk mengetahui antagonis dari serotonim

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Serotonin


Serotonin (5-hydroxytryptamine, atau 5-HT) merupakan neurotransmitter monoamin
yang disintesis dari asam amino esensial triptofan. Serotonin dapat ditemukan pada sel-sel
enterokromafin saluran pencernaan, keeping darah (trombosit), dan system saraf. Pada
system saraf pusat, serotonin banyak ditemukan pada system limbik, hipotalamus,
serebelum, dan medulla spinalis. Serotonin juga dapat ditemukan pada kelenjar pineal
karena serotonin merupakan precursor dari melatonin (Smith, 2002). Pada
sistemsarafpusat, jalur neuron serotonergik berawal dari raphe nukleiyang terletak di
daerah tengah pons dan bagian atas batang otak (Kandel, 2000; Carlson, 2004).
Hormon serotonin diproduksi di saluran pencernaan di kelenjar pineal, sistem saraf
pusat, dan platelet darah (Christian Nordqvist,Farabi). Serotonin terdapat juga dalam
fleksus mienterikus dan bersikularsi sebagai hormon.Serotonin sering juga disebut 5-HT
atau 5-hydroxytryptamines (serotonins) adalah neurotransmitter monoamine.Berasal dari
neuron jauh di dalam garis tengah batang otak. Karena neuron profil difus seluruh otak,
serotonin dapat mempengaruhi berbagai fungsi otak.Hal ini juga berinteraksi dengan
banyak neurotransmiter lain, baik secara langsung melalui neuron yang menggunakan
kedua serotonin dan neurotransmitter lain, atau dengan serotonin neuron mempengaruhi
neuron yang terutama menggunakan pemancar lainnya. Neurotransmiter ini terlibat dalam
regulasi suasana hati dan nafsu makan dan berperan adalah berbagai fungsi lainnya dalam
SSP dan PNS. Ada 4 subtipe reseptor utama yang didistribusikan keseluruh otak dan
medulaspinalis :5-HT1, 5-HT2, 5-HT3, 5-HT4.
Reseptor 5-HT1 dibagi menjadi 5-HT1A-1E.Dimana reseptor 5-HT1D banyak
terdapat pada pembuluh darah serebral, dimana hormon ini memperantai vasokontriksi.
(David Rubeinstein, Kedokteran Klinis, 2005). Hormon ini berfungsi mengontrol mood
atau suasana hati, nafsu makan dan tidur. Kelebihan hormon serotonin bisa menyebabkan
kegelisahan, kebingungan, peningkatan denyut jantung, pupil melebar, kehilangan
koordinasi otot, berkeringat, diare, sakit kepala, menggigil, mual, muntah, kejang, demam
tinggi, detak jantung tak teratur, gerakan tidak terkendali dan hilangnya kesadaran.
Kekurangan hormon serotonin dapat menyebabkan kecemasan, tertekan, fobia, pesimistis,

5
gelisah, tidak percaya diri, mudah marah, gangguan tidur, PMS, sakit
kepaladansakitpunggung.

Rumus molekul Serotonin C10H12N2

Hormone serotonin merupakan zat penghantar saraf yang berpengaruh terhadap


munculnya perasaan nyaman dan optimis, relaksasi, perasaan bugar, kemampuan
memfokuskan konsenrtasi, dan perhatian, dorongan untuk makan dll.Namun reaksi
tersebut sangat bergantung pada konsentrasi serotonin. Kadar serotonin berlebihan justru
dapat menimbulkan perasaan cape dan malas. Sebaliknya jika rendah justru dapat
mengakibatkan perasaan tertekan, susah tidur, sulit konsentrasi. Gejalatersebutsering
teramati dengan munculnya gangguan kardiofaskular seperti dada berdebar-debar, sesak
nafas, gangguan makan, gangguan tidur.
Banyakasam amino yang berfungsi sebagai neurotransmiter atau di ubah menjadi
senyawa lain yang berfungsi sebagai neurotransmitter. Secara umun neurotransmitter
dibentuk di terminal prasinaps akson.Banyak neurotransmitter disimpan di dalam vesikel
kemudian dibebaskan akibat adanya berubahan trasier potensial listrik disepanjang
akson.Neuotortansmiter berkaitan dengan reseptor pascasinaps, mencetuskan implus saraf
di neuron ini.Neurotransmitter kemudian diserap oleh terminal pascasinaps. (Dawn B,
2000).
Sel-sel otak memproduksi zat kimia penghantar saraf tersebut dari asam amino suatu
zat gizi sederhana yang menjadi kompenan protein. Ada dua zata sam amino yang
berperan dalam pembentukan zat kimia penghantar saraf dalam otak yang mempengaruhi
suasana hati dan perilaku yaitu triptofan dan tirosin. Asupan tritofan oleh tubuh akan
diubah menjadi serotonin, satu-satunya asam amino esensial yang dapat diubah oleh
tubuhmenjadi serotonin. Yang dimaksud dengan asam amino esensial yakni asam amino
yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh kita sehingga sumbernya harus diperoleh dari luar,
yakni melalui makanan yang dikonsumsi.produksi serotonin di dalam tubuh sebanding

6
dengan jumlah tryptophan yang diserap oleh usus. Selain itu, penyerapan tryptophan di
usus dipengaruhi oleh keberadaan kalsium pada saat yang bersamaan. Kalsium
akanmeningkatkan jumlah tryptophan yang diserap oleh usus. (Amarullah,Good Mood
Food, 2007).
Sedangkan asupan tirosin di uban menjadi norepinefrin dan dopamine.Kadar
serotonin cukup dengan mengkonsumsi makanan yang kaya karbohidrat antara lain nasi,
ubi-ubian, pasta, kentang, serta sayur-sayuran yang berserat tinggi terutama sayuran hijau
dan polong-polongan. (Amarullah, Good Mood Food, 2007).Asupan karbohidrat
meningkatkan penyerapan asam aminotritofan yang akan diubah menjadi hormone
serotonin di dalam otak. Kira-kira 30 menit setelah penyerapan karbohidrat perasaan kita
akan menjadi lebih tenang dan rileks. Dan ini berlangsung beberapa jam setelahnya,
selama konsentrasi masih optimal. Untuk meningkatkan kesediaan tirosin di dalam otak
santaplah makan sumber protein seperti ikan dan hasil laut lainnya, daging sapi tanpa
lemak, daging, dan telur ayam kampung, yogurt, kacang-kacangan.Asupan tirosin akan di
ubah menjadi hormone norepineprin dan dopamine. Hanya dengan mengkonsumsi 50
gram sumber protein anda akan bertenaga.
Uniknya meskipun serotonin otak di bentuk oleh asam amino tritofan, menkonsumsi
makanan protein justru menurunkan konsentrasi tritofan dalam darah. Jadi walaupun
dapat menaikan kadar norepinefrin dan dopamin, mengkomsumsi karbohidrat juga
mengakibatkan efek turunnya produksi serotonin dalam otak. Kabar baik untuk kita
bahwa ternyata produksi serotonin di dalam tubuh sebanding dengan jumlah tryptophan
yang diserap oleh usus.Selain itu, penyerapan tryptophan di usus dipengaruhi oleh
keberadaan kalsium pada saat yang bersamaan. Kalsium akan meningkatkan jumlah
tryptophan yang diserapolehusus.Dalam hal fungsi tubuh, serotonin juga mempengaruhi
fungsi sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), otot, dan berbagai elemen
dalam sistem endokrin. Serotonin juga berperan dalam keadaan melahirkan dan produksi
susupadawanitahamil.
2.2 Pengertian Reseptor Serotonin
Reseptor serotonin merupakan reseptor membran plasma yang dapat berupa kanal ion
(ionotropik) atau berupa reseptor terkait protein G (metabotropik). Berdasarkan jalur
transduksi sinyali nterseluler yang diaktivasi, reseptor serotonin diklasifikasikan kedalam
tujuh kelompok (seperti tertera pada Tabel 1) dan hamper semua jenis reseptor ini
diekspresikan pada sistem saraf pusat, terutamabagiandentate gyru s(DG) hipokampus
(Smith, 2002; Djavadian, 2004).

7
.

Tabel 1 KlasifikasiReseptor Serotonin

2.3 Efek Farmakologi Serotonim


a) CNS : berperan dalam pengaturan mood (suasana hati), jumlah bahan makanan
yang dimakan & tidur (5-HT1A-D)
Reseptor 5-HT3 di GIT dan di pusat muntah medula berpartisipasi dalam refleks
muntah.
b) Pembuluh darah :
1. Vasodilatasi (5-HT1A-D) di otot rangka, coroner, kontraksi (penyempitan
serebral)
2. Vasokonstriksireseptor 5-HT2  di pembuluh darah splanknik, ginjal,
dan paru
c) Jantung : meningkatkan HR (Heart Rate/ detak jantung)dan kontraktilitas jantung
(5HT1)
Reflex perlambatan jantung & hipotensi melalui reseptor 5-HT3 memberikan
stimulasi pada koroner dan baroreseptor.
2.4 Agonis Serotonim
 Reseptor serotonin agonisyaitu 5-HT RAs.
 Mekanisme kerja agonis serotonin :
5-HT RAs menstimulasi reseptor 5-HT 1D/1B di intracranial vasculature dan saraf
sensosris pada system trigeminal untuk menghasilkan efek :

8
1. Cerebral vasculature constriction
2. Menghambat rilisnya peptide proinflamasi seperti (kinin) dan neuropeptida
 Penggunaan : perawatan akut untuk serangan migraine, bukan untuk profilaksis.
2.5 Antagonis Serotonin
 Ex : Phenoxybenzamine ; Cyproheptadine ; Ketanserin ; Ritanserin ;
Ondansentron dan Ergot Alkaloids
 Phenoxybenzamine: Memiliki kemampuan mengeblock reseptor 5-HT2
dalam jangka panjang
 Cyproheptadine: Menyerupai antihistamin fenotiazin dalam struktur
kimia dan memiliki potensi menghambat reseptor H1 serta menghambat
kerja reseptor 5-HT2.
 Ketanserin:Mengeblock reseptor 5-HT2 di otot polos dan jaringan
memiliki sedikit atau tidak ada aktivitas antagonis yang dilaporkan pada
reseptor 5-HT atau H1. Obat ini menyebab kanvasodilatasi sehingga
menurunkan tekanan darah dan dipertimbangkan untuk pengobatan
hipertensi. Memiliki aktivitas mengeblock reseptor α & H1
 Ritanserin: Merupakan antagonis 5-HT2, untuk mengurangi lamanya
pendarahan dan untuk mengurangi pembentukan tromboksan, mungkin
dengan mengubah fungsi trombosit.
 Ondansentron: Merupakan prototype antagonis 5-HT3. Obat ini beserta
analognya sangat penting dalam mencegah timbulnya nausea and
vomiting yang berkaitan dengan tindakan operasi dan kemoterapi kanker.
 Ergot Alkaloid :Ergotamine & dihydroergotamine (5HT1 & 5HT2 ) 
untukterapi migraine
Methysergide (5HT2)  profilaksis migraine
Ergometrine (Ergonovine) untuk mengatasi pendarahan postpartum

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Serotonin (5-hydroxytryptamine, atau 5-HT) merupakan neurotransmiter
monoamin yang disintesis dari asam amino esensialt riptofan.
 Reseptor serotonin merupakan reseptor membran plasma yang dapat berupa kanal
ion (ionotropik) atau berupa reseptor terkait protein G (metabotropik).
 Serotonin memiliki efek farmakologi antara lain :
1. Berperan dalam pengaturan mood (suasana hati), jumlah bahan makanan yang
dimakan & tidur
2. Berpartisipasi dalam refleks muntah.
3. Vasodilatasi di otot rangka, coroner, kontraksi (penyempitan serebral)
4. Vasokonstriksi di pembuluh darah splanknik, ginjal, dan paru
5. Meningkatkan HR (Heart Rate/ detak jantung) dan kontraktilitas jantung
6. Reflex perlambatan jantung& hipotensi
 Memiliki agonis dan antagonis serotonin
3.2 Saran
Sebaiknya segera dilakukan pengadaan buku-buku terkait obat di perpustakaan
kampus agar membantu proses pembelajaran.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Kandel ER, Schwartz JH, Jessell TM. Principles of neural science. New york:
McGraw-Hill; 2000.
2. Carlson NR. Physiology of behavior. 8th Edition. USA: Allyn& Bacon, Inc; 2004.
3. Wesolowska A. In the search for selective ligands of 5-HT5, 5-HT6, 5-HT7 serotonin
receptors. Pol.J.Pharmacol. 2002; 54: 327-41.
4. Harrell VA, Andrea MA. Improvements in hippocampal-dependent learning and
decremental attention in 5-HT3 receptor overexpressing mice. Learning & Memory.
2003; 10: 410-9.
5. Harvey JA. Role of the serotonin 5-HT2A receptor in learning. Learning & Memory.
2003; 10: 355-62.
6. Djavadian RL. Serotonin and neurogenesis in the hippocampal dentate gyrus of adult
mammals. Acta Neurobiology Experimental. 2004; 64: 189-200.
7. Barthet G, Framery B, Gaven F, Pellisier L, Reiter E, Claeysen S, Bockaert J, Dumuis
A. 5-HT4 receptor activation of the extracellular signal-regulated kinase pathway
depends on Src but not on G protein or β-arrestin signaling. Molecular biology of the
cell. 2007; 18: 1979-91.
8. Smith CUM. Element of molecular neurobiology. 3rd Edition. England: John Wiley
and Sons; 2002.
9. Marks Dawn, D. Marks Allan, M. Smith Collen, 2000 “BiokimiakedokteranDasar”
Jakarta: BukuKedokteran

11

Anda mungkin juga menyukai