Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN RESIKO PERILAKU

KEKERASAN PADA Tn. M DIRUANG 8 IRAWAN WIBISONO


RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Disusun Oleh :

Larasati Ayu Asmara


1403049

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG
2017
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MASALAH GANGGUAN JIWA

A. IDENTITAS PASIEN

a. Identitas pasien
1. Nama : Tn. M
2. Umur : 31 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Rembang
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SLTA
7. Pekerjaan : Nelayan
8. Tanggal masu : 11 November 2017
9. Tanggal pengkajian : 27 November 2017
10. Ruang rawat : Ruang 8 Irawan Wibisono
11. CM : 00058524
12. Dx Medis : Sckizofrenia tak terinci
b. Identitas penanggung jawab
1. Nama : Tn. H
2. Alamat : Rembang
3. Hubungan dengan pasien : Paman

B. KELUHAN UTAMA

Pasien mengatakan tiba-tiba marah-marah, melempar batu ke rumah tetangga, tidak

bisa tidur malam hari.

C. FAKTOR PREDISPOSIS

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?

√ Ya

Tidak

2. Pengobatan sebelumnya
Berhasil √ Kurang berhasil Tidak berhasil/tdk pernah
Kurang berhasil karena pada saat dirumah pasien mengatakan belum bisa mengontrol
marah yang baik dan akibatnya pasien marah.
3. Trauma
Pasien mengatakan tidak pernah menerima tindakan kriminal atau kekerasan fisik
dari keluarga ataupun lingkungannya.
4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa
Pasien mengakatan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai gangguan jiwa
seperti pasien.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Pasein mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu merasa dibenci
oleh tetangganya.

D. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda vital
a. TD : 130/80 mmHg, N: 90x/m, S: 36 C, P: 18x/m
b. Ukur : BB 65 Kg, TB 170 cm
c. Keluhan fisik : Kedua kakinya bengkak karena dipasung oleh keluarganya
selama 6 bulan
E. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Keterangan :

: Klien
: Meninggal
: Serumah
: wanita
: laki-laki

Keterangan :
Ayah ibu pasien memiliki 5 anak dari 4 bersaudara, pasien merupakan anak
pertama. Anak yang ke 2 dan 3 laki-laki, setelah itu anak ke 4 perempuan dan
yang anak terakhir laki-laki. Dalam anggota keluargnya tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit gangguan jiwa seperti pasien. Dalam keluarga
pengambilan keputusan diambil oleh ibu serta adiknya dan jarang sekali pasien
diberikan kesempatan untuk memberi masukan. Klien mengatakan tinggal satu
rumah dengan ibu dan adiknya di Rembang.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien merasa dirinya biasa-biasa saja, menyukai semua bagian tubuhnya, tak
ada bagian tubuh yang tak disukainya.
b. Identitas diri
Klien seorang laki-laki, berumur 31 tahun, belum menikah. Kepuasan pasien
terhadap identititas dirinya pasien merasa sudah puas dengan dirinya sendiri.
c. Peran diri
Pasien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Peran dalam pekerjaan
pasien bekerja sebagai nelayan.
d. Ideal diri
Harapan pasien cepat pualng dari RSJ berkumpul dengan keluarganya lagi dan
ingin melanjutkan pekerjaanya sebagai nelayan.
e. Harga diri
Hubungan pasien dengan orang lain : pasien merasa malu dan menyediri,
karena dia merasa dibenci oleh orang-orang.
Masalah keperawatan : HDR (harga diri rendah)
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah ibu.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan disekitar lingkunganya dan
berbaur sama warga-warga di kampungnya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien tidak ada hambatan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
4. Spritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama islam
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sering melakukan sholat lima waktu.
F. STATUS MENTAL

1. Penampilan
Penampilan klien tampak seadanya, penggunaan pakaian sesuai dengan fungsinya
2. Pembicaraan
Pasien nyambung diajak bicara, tidak berbelit belit ketika di ajak bercerita tentang
masalanya.
3. Aktivitas motorik
Pasien terlihat lesu, lemas dan sedikit binggung di ajak bercerita.
4. Alam perasaan
Klien mengatakan ketika dirumah persaanya tidak tenang, dan meras kesal lalu
melampiaskan marahnya dengan memukul televisi, memcah kaca dan melempar
batu rumah tetangga.
Masalah keperawatan : Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Klien mengatakan ketika marah juga mengelintir tangan ibunya.
Masalah keperawatan : Perilaku Kekerasan
5. Afek
Afek sesuai, berespon sesuai stimulus yang ada.
6. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif, menjawab sesuai pertanyaan yang diberikan, kadang kontak mata
kurang.
7. Persepsi
Pasien tidak mengalami halusinasi hanya saja pasien merasa dibenci oleh orang-
orang disekitar lingkungan rumahnya.
8. Isi pikir
Klien tidak ada obsesi, phobia maupun waham.
9. Proses pikir
Pembicaraan klien runtut, tidak melompat-lompat dari kalimat yang satu ke kalimat
lain dan tidak blocking.
10. Tingkat kesadaran
Pasien mampu mengingat waktu, misal “pak sekarang jam berapa?”. Pasien mampu
menjawab “sekarang jam 11 sus”. Pasien mampu mengerti tempat yang ditinggali
pasien, misal “pak sekarang dimana”, pasien mampu menjawab “sekarang di rumah
sakit sus”. “bapak tiggal dimana?”, pasien menjawab “rumah saya di Demak sus”.
11. Memori
a. Daya ingat jangka panjang, seperti pasien masih ingat pernah di bawa ke RSJ
terakhir 2010.
b. Daya ingat jangka pendek, seperti pasien mampu menceritakan pasien saat ini
di RSJ, untuk waktu sholat pasien ingat sholat subuh,
dhuhur,asyar,magrib,isyak pukul berapa, kemudian mampu mengingat nama
temanya dan seseorang yang ada di dalam rungan pasien.
c. Daya ingat saat ini ,seperti menanyakan tadi makan lauknya apa? Paisen
menjawab makan dengan soto.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Ketika dilakukan wawancara klien mampu konsentrasi ketika di beri pertanyaan
dan lancar saat berhitung dengan baik.
13. Kemampuan penilaian
Pasien mengalami gangguan penilaian ringan yaitu dalam pengambilan keputusan
meminta bantuan orang lain, misal “pak kalau makan bapak biasanya makan buah
apa makan nasi terlebih dahulu?”, pasien menjawab “ya kalau menurut saya makan
buah dahulu sus, kalau menurut suster makan nasi dahulu ya? Yasudah sus kalau
begitu saya memilih makan nasi dulu saja”.
14. Daya tilik diri
Klien mengingkari penyakit yang dideritanya. Tetapi klien tahu saat ini dia sedang
berada di RSJD DR Amino gondohutomo.

G. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan


Pasien dapat memenuhi kebutuhan sehari-sehari. Kebutuhan pasien selama di
rumah sakit dipenuhi oleh rumah sakit. Selama dirumah dipenuhi oleh dirinya
sendiri, pasien bekerja untuk memenuhi kebutuhannya bersama istrinya.
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan
Pasien bekerja nelayan dan tinggal di rumah ibunya yang berada di rembang.
b. Nutrisi
Pasien puas dengan makanya, pasien makan bersama teman-teman yang lain,
nafsu makan pasien baik dan bert badan stabil
BB terendah : 50 kg, BB tertinggi : 70 kg
H. MEKANISME KOPING

Pasien dalam menyelesaikan masalah bicara dengan orang lain yaitu dengan ibunya.

I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

a) Masalah dengan pendidikan


Pasien mengatakan tidak mempunyai masalah dengan lingkunganya
b) Masalah dengan keperawantan
Pasien mengatakan mempunyai masalah dengan pekerjaan. Sebelum masuk rumah
sakit pasien mengatakan bekerja sebagai nelayan.
c) Masalah ekonomi
Pasien mengatakan mempunyai masalah dengan pekerjaan. Sebelum masuk rumah
sakit pasien mengatakan bekerja sebagai nelayan.

J. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Pasien mengatakan dia tidak tau penyakit yang dideritanya Tetapi klien tahu saat ini
dia sedang berada di RSJD DR Amino gondohutomo.

K. ASPEK MEDIS

1. Diagnose medic : Skizofrenia tak terinci


2. Terapi medic : Diazepam ampul 10 mg 1x1
Disperidon 2x2 mg
L. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH
1. S: Pasien ketika merasa marah memukul Resiko menciderai diri sendiri,
mukul batu menggunakan kayu. orang lain dan lingkungan
O:
- Pasien saat dikaji tampak tenang, dan
kooperatif
- Dapat menceritakan tentang masalah
yang di alaminya.
2. S: Pasien mengatakan ketika marah, Perilaku kekerasan
menglintir dan menampar istrinya.
O: Mata merah, wajah agak merah,
pandangan tajam, dada berdebar-debar.
3. S: Hubungan pasien dengan orang lain : Harga diri rendah
pasien merasa malu dan minder dengan
saudarnya yang sudah sukses semua
sedangkan dia belum.
O:
- Pasien tampak gelisah
- Pasien malu ketika ingin bertemu
keluarga lainya.

M. DAFTAR MASALAH KEPRIBADIAN

1. Resiko mencederai diri,orang lain,lingkungan


2. Perilaku kekerasan
3. HDR (Harga Diri Rendah)

N. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri,orang lain, lingkungan


akibat

Resiko Perilaku Kekerasan Core problem

HDR sebab
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. M Nama Mahasiswa : Larasati Ayu Asmara


Ruang : Irawan Wibisono Nim : 1403049
No. CM : 00058524

No Diagnosa dan terapi keperawatan Diagnosa dan terapi medis


1. Resiko Perilaku Kekerasan Sckizofren tak terinci
Terapi keperawatan Terapi medis
1. Sp 1 - Diazepam ampul 10 mg
1. Identifikasi penyebab, tanda & gejala, 1x1
Perilaku Kekerasan yang dilakukan, akibat - Disperidon 2x2 mg
Perilaku kekerasan
2. Jelaskan cara mengontrol Perilaku
Kekerasan : fisik, obat, verbal, spiritual.
3. Latihan cara mengontrol Perilaku Kekerasan
fisik 1dan 2 yaitu tarik nafass dan memukul
bantal
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
fisik
Sp 2
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2.beri pujian
2. Latih cara mengontrol Pk dengan obat.
(jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat).
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
fisik dan minum obat.
Sp 3
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 & obat.
Beri pujian.
2. Latih cara mengontrol Perilaku Kekerasan
secara verbal (3 cara, yaitu: mengungkapkan,
meminta, menolak dengan benar)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
fisik, minum obat dan verbal.
Sp 4
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 & obat &
verbal. Beri pujian.
2. Latih cara mengontrol spiritual (2 kegiatan).
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
fisik, minum obat, verbal dan spiritual.
Sp 5
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 & obat &
verbal & spiritual. Beri pujian.
2. Nilai kemampuan yang telah mandiri
Nilai apakah Perilaku Kekerasan yang
terkontrol
Catatan Perkembangan

Nama pasien : Tn. M Nama Mahasiswa : Larasati Ayu Asmara


Ruang : Irawan Wibisono Nim : 1403049
No. CM : 00058524

Implementasi Evaluasi (SOAP)


Senin, 27 November 2017 S:
DS: Pasien mengatakan dia marah marah - Pasien mengatakan bernama Tn.M,
karena merasa dibenci tetangganya. berusia 41 tahun, beralamat di Rembang .
DO:. - Pasien mengatakan tinggal satu rumah
- Pasien ketika marah jantung berdebar- dengan ibunya.
debar - Pasien mengatakan mampu menjelaskan
- Memecahkan televisi, memecahkan penyebab marah, dan tanda gejala marah.
kaca dan melempaar batu rumah - Pasien mengatakan mengetahui cara
tetangganya mengontrol marah dengan tarik nafas
Dx : Resiko perilaku kekerasan dalam dan memukul bantal.
Implementasi
O:
Sp 1
- Pasien merasa tenang selama wawancara
1. Identifikasi penyebab, tanda & gejala,
- Pasien kooperatif
Perilaku Kekerasan yang dilakukan,
- Pasien mampu menyebutkan penyebab,
akibat Perilaku kekerasan
tanda dan gejala, dan akibat marah.
2. Jelaskan cara mengontrol Perilaku
- Pasien mampu menceritakan apa yang
Kekerasan : fisik, obat, verbal, spiritual.
dialaminya.
3. Latihan cara mengontrol Perilaku
- Pasien mampu mengontrol marah dengan
Kekerasan fisik 1dan 2
tarik nafas dalam dan memukul bantal.
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan fisik A : Pasien mampu tarik napas dalam dan
Rencana tindak lanjut : memukul bantal.
- Melatih tarik nafas dalam dan P: Lanjutkan Sp 2
memukul bantal selama 1x sehari dan - Rtl : Latih cara mengatasi marah yang baik
memasukkan ke dalam jadwal seperti tarik nafas dalam dan memukul
kegiatan. bantal
- Memasukkan jadwal latihan minum obat
yang benar 1x sehari pada pukul 09.30
- Masukkan latihan ke dalam jadwal
Ttd Perawat

Selasa 28, November 2017 S:


DS: Pasien mengatakan dia marah marah - Pasien mengatakan sudah bisa mengontrol
karena merasa dibenci tetangganya. marah dengan tarik nafas dalam dan
DO: memukul bantal.
- Pasien ketika marah jantung berdebar- - Pasien mengatakan mengetahui cara
debar meminum obat dengan benar.
- Mengelintir tangan ibunya.
O:
- Tangan mengepal
- Pasien tenang selama wawancara
Dx : Resiko Perilaku kekerasan
- Pasien kooperatif.
Implementasi
- Pasien mengerti cara mengontrol marah
Sp 2
dengan meminum obat yang benar.
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2.beri
pujian A : pasien mampu mengontrol perilaku
2. Latih cara mengontrol Pk dengan obat. kekerasan dengan cara minum obat dengan
(jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, benar.
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat).
P:
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan fisik dan minum obat. - Latih cara mengontrol marah dengan
Rencana tindak lanjut : meminum obat dengan benar
- Melatih cara meminum obat dengan - Memvalidasi sp 1 sp2 Memasukkan
benar selama 1x sehari dan jadwal latihan minum obat yang benar 1x
memasukkan kegiatan tersebut sehari pada pukul 10.30
kedalam jadwal harian. - lanjutkan sp 3

Rabu, 29 November 2017 S:


DS: Pasien mengatakan dia marah marah - Pasien mengatakan sudah bisa meminum
karena merasa dibenci tetangganya. obat dengan benar.
DO: - Pasien mengatakan mengetahui cara
- Pasien ketika marah jantung berdebar- berkomunikasi yang baik kepada teman.
debar
O:
- Mengelintir tangan ibunya.
- Pasien tenang selama wawancara
- Tangan mengepal
- Pasien kooperatif
Dx : Resiko Perilaku kekerasan
- Pasien mampu berkomunikasi yang baik
Implementasi
kepada teman
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 &
minum obat. Beri pujian. A : Pasien mampu berkomunikasi yang baik.
2. Latih cara mengontrol PK secara verbal (3
P:
cara, yaitu: mengungkapkan, meminta,
- Latih cara berkomunikasi yang baik dan
menolak dengan benar) berbicara yang
berbicara sopan terhadap pasien lain
sopan.
- Memvalidasi sp1 sp 2 sp3 dan
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
memasukkan kedalam jadwal kegiatan
latihan fisik, minum obat dan verbal.
Berlatih 1x sehari pada pukul 11.00.
Rencana tindak lanjut :
- Melatih cara berkomunikasi yang baik Ttd Perawat
1x sehari dan memasukkan kegiatan ke
jadwal harian
Kamis, 30 November 2017 S:
DS : Pasien mengatakan dia marah marah - Pasien mengatakan sudah bisa
karena merasa dibenci tetangganya. berkomunikasi yang baik
DO : - Pasien mengatakan bersedia dilatih untuk
- Pasien ketika marah jantung berdebar- beribadah
debar
O:
- Mengelintir tangan ibunya.
- Pasien tenang selama wawancara
- Tangan mengepal
- Pasien kooperatif
Diagnosa keperawatan : Perilaku kekerasan
- Pasien mampu beribadah
Tindakan keperawatan :
A : Pasien bisa mempraktikan cara beribadah
Sp 4
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 & obat P :
& verbal. Beri pujian. - Latih beribadah selama 1x sehari
2. Latih cara mengontrol spiritual yaitu - Masukkan ke dalam adwal harian. Latihan
dengan selalu beribadah dan mengingat beribadah 1x sehari pada pukul 12.00
Allah. Masukkan pada jadwal kegiatan - Lanjutkan sp 5
untuk latihan fisik, minum obat, verbal
Ttd perawat
dan spiritual.
Rencana indak lanjut :
- Melatih mengontrol dengan spiritual yaitu
dengan beribadah 1x sehari, dan
memasukkan ke dalam jadwal harian.

Anda mungkin juga menyukai