PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja data preformulasi dari formulasi tablet bilayer guaifenesin ?
2. Bagaimana cara penetapan kadar tablet bilayer guaifenesin ?
3. Bagaimana formulasi dan cara kerja dari tablet bilayer guaifenesin ?
4. Apasaja evaluasi dan kriteria penerimaan tablet bilayer guaifenesin ?
2
BAB II
ISI
OH
OCH2CHCH2
OCH3
3-(o-Metoksifenoksi)-1,2-propanadiol [93-14-1]
Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai agak kelabu; bau khas lemah; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam air, dalam etanol, dalam kloroform dan dalam
propilen glikol; agak sukar larut dalam gliserin.
Syarat kadar : mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket (Ditjen POM, 1995).
Rumus bangun:
3
Struktur kimia : C8H11NO3HCl
Pemerian : Serbuk kristalin dengan partikel berpori ; berwarna putih ; tida k
berbau ; dan tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larutan asam dan sebagian besar
pelarut organik Luas permukaan : 1,21 – 1,30 m2/g (avicel PH 102)
Bobot jenis : 0,337 g/cm3 (baik), 0,478 g/cm3 (tapped), 1,512 – 1,668 g/cm3
(true)
Stabilitas: Material higroskopis yang stabil. Disimpan di wadah tertutup rapat pada
tempat yang sejuk dan kering
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan agen pengoksidasi yang kuat
Kegunaan : pengisi atau pengikat pada sediaan tablet dan kapsul, mempunyai
kegunaan sebagai lubrikan dan disentegrant Konsentrasi : 20-50% (pengisi) ; 5-
15% ( pengahncur) ; 5-20% (anti lengket) (Rowe. Metolose 90SH®
2.1.3. Metolose 90 SH
Rumus bangun :
4
Kegunaan :merupakan salah satu jenis Hidroksipropilmetilselulosa, turunan
selulos(Harwood,2005). Matriks hidrofilik dapat membentuk
lapisan hidrogel yang kental pada sekeliling sediaan cairan lepas
lambat setelah kontak dengan cairan saluran cerna sehingga dapat
menghambat pelepasan zat aktif dalam sediaan (Kavanagh dan
Corrigan, 2004).
5
2.1.5. Talk
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih sampai putih abu-abu, tidak berbau.
Langsung melekat pada kulit, lembut disentuh.
Kegunaan : Anticaking agent, glidan, pengisi tablet dan kapsul, lubrikan tablet
dan kapsul.
Aplikasi : Digunakan pada sediaan oral padat sebagai lubrikan dan pengisi.
Pemakaian : Glidan dan lubrikan tablet : 1-10%Pengisi tablet dan kapsul : 5-
30%
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkali, larutan organik,
dan air.
pH : 6,5 – 10 untuk larutan dispersi 20% b/v
Kekerasan : 1 – 1,5
Higroskopisitas :Talc tidak mengabsorpsi sejumlah air pada suhu 25˚C dan
kelembaban relatif naik hingga 90%.
Indeks refraksi : nD = 1,54 – 1,59
Gravitasi spesifik : 2,7 – 2,8
Stabilitas : Stabil, dapat disterilisasi dengan pemanasan pada 160˚C selama
tidak lebih dari 1 jam.
Inkompatibilitas : dengan senyawa amonium kuarterner.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, hal.728
1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer.
(C6H9NO)n BM = 2500 – 3 juta.
6
Pemerian : Serbuk sangat halus, berwarna putih sampai krem, tidak atau
hampir tidak berbau, higroskopik.
Kegunaan : Pensuspensi, pengikat tablet.
Aplikasi :Biasa digunakan pada sediaan padat. Larutan povidon dapat
digunakan sebagai coating agent.
Pemakaian :
Pembawa obat : 10 – 25 %
Pendispersi : sampai 5%
Suspending agent : sampai 5%
Pengikat, pengisi, atau penyalut tablet : 0,5 – 5%
pH : 3,0 – 7,0 untuk larutan 5% b/v
Densitas : 1,17-1,18 g/cm3
Higroskopisitas : Sangat higroskopis, sejumlah lembab yang nyata terabsobsi pada
kelembaban relatif yang rendah.
Titik leleh : Melembut pada 150˚C.
Indeks refraksi : nD = 1,54 – 1,59
Kelarutan : Larut dalam asam, kloroform, etanol, keton, metanol, dan air.
Praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan minyak mineral.
Stabilitas : Povidone stabil dalam siklus pemanasan yang pendek sekitar 110
- 130˚C.
Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup, sejuk (15 – 25oC), dan kering.
Inkompatibilitas : dengan senyawa amonium kuarterner.
7
Struktur kimia :(C3H4O2)n
Berat molekul :149,19
Pemerian :serbuk halus putih, sedikit berbau khas, higroskopis, memiliki
berat 1,76-2,08 g/cm³
Kegunaan : digunakan sebagian besar didalam cairan atau sediaan formulasi
semi solid berkenaan dengan farmasi sebagai agen penuspensi atau
agen penambah kekentalan.
titik lebur :pada 260ºC selama 30 menit.
Kelarutan : Larut dalam air, etanol dan gliserin.
Kestabilan : Carbomer bersifat stabil, higroskopik, penambahan temperature
berlebihan dapat mengakibatkan kekentalan menurun sehingga
mengurangi stabilitas
8
Sinonim : Carboxymethyl starch, sodium salt; carboxymethylamylum natri-
cum;Explosol ; Explotab ; Glycolys; Primojel ; starch
carboxymethyl ether dan sodium salt.
Fungsi : Sebagai disintegrant.
Pemerian Bahan : putih atau hampir putih, serbuknya higroskopis, dan ketika
diperiksa dibawah mikroskop sodium starch glycolate memiliki
bentuk berupa butiran, berbentuk tidak teratur, bulat telur atau
berbentuk buah pir.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam metilen klorida.
Inkompatibilitas : Inkompatibilitas dengan asam askorbat.
Stabilitas : Stabil meskipun sangat higroskopis,
Penyimpanan :harus disimpan dalam wadah yang tertutup dengan baik untuk
melindunginya dari variasi kelembaban dan temperatur, yang dapat
menyebabkan penggumpalan.
2.1.10. Starch
Strrumus bangun:
9
gelatinisasi. Pati parsial larut dalam dimetilsulfoksida dan
dimetilformamida.
Inkompatibilitas : Pati inkompatibilitas dengan zat pengoksidasi kuat.
Penyimpanan :Simpan pada wadah tertutup dan pati/ amilum kering stabil jika
dilindungi dari kelembaban tinggi.
10
3. Pembuatan sampel untuk uji linearitas
Timbang seksama masing-masing 70,0 mg ; 85,0 mg; 100,0 mg; 115,0 mg; 130,0 mg
Guafenesin dalam labu ukur 25 ml larutkan dengan 5 ml methanol, dibranson + 10
menit. tambahkan sedikit aquadest, dibranson lagi + 15 menit, tambahkan aquadest lagi
hingga hingga volume 25 ml. Masing-masing larutan dipipet 1,0 ml diencerkan
hingga volume 100 ml (gunakan labu ukur 100 ml). Hitung nilai r.
4. Pembuatan Larutan Baku
Timbang baku 100,0 mg Guafenesin dalam labu ukur 25 ml larutkan dengan 5 ml
methanol, dibranson + 10 menit. tambahkan sedikit aquadest, dibranson lagi + 15
menit, tambahkan aquadest lagi hingga hingga volume 25 ml
1. Ambil 1 ml larutan tersebut encerkan hingga volume 100 ml (gunakan labu ukur
100 ml).
2. Ambil 1 ml larutan tersebut encerkan hingga volume 50 ml (gunakan labu ukur 50
ml).
5. Pembuatan Larutan Sampel
1. Timbang 85,0 mg Guafenesin dalam labu ukur 25 ml larutkan dengan 5 ml methanol,
dibranson + 10 menit, tambahkan sedikit aquadest, dibranson lagi + 15 menit,
tambahkan aquadest lagi hingga volume 25 ml. Ambil 1 ml larutan tersebut encerkan
hingga volume 100 ml (gunakan labu ukur 100 ml). Uji larutan sebanyak 3 kali.
2. Timbang 100,0 mg Guafenesin dalam labu ukur 25 ml larutkan dengan 5 ml
methanol, dibranson + 10 menit, tambahkan sedikit aquadest, dibranson lagi + 15
menit, tambahkan aquadest lagi hingga volume 25 ml. Ambil 1 ml larutan tersebut
encerkan hingga volume 100 ml (gunakan labu ukur 100 ml).Uji larutan sebanyak 3
kali.
3. Timbang 115,0 mg Guafenesin dalam labu ukur 25 ml larutkan dengan 5 ml
methanol, dibranson + 10 menit, tambahkan sedikit aquadest, dibranson lagi + 15
menit, tambahkan aquadest lagi hingga volume 25 ml. Ambil 1 ml larutan tersebut
encerkan hingga volume 100 ml (gunakan labu ukur 100 ml). uji larutan sebanyak 3
kali.
6. Perhitungan Kadar
Kadar sebenarnya = mg uji/ mg baku x 100%
11
Kadar terukur = ppm uji/ppm baku x 100%
7. Kriteria Penerimaan
Metode penetapan kadar bahan baku Gufenesin dinyatakan valid jika memenuhi,
nilai linearitas 0,998 – 1,00 rata-rata recovery 98 % – 102 %.dan relative standard
deviation lebih besar atau sama dengan 2 %.
2.3. Formulasi
Starch 5
Metalose 90 SH 10
Carbophol 934 10
PVP K30 20
Talc 3
Mg Stearat 3
Purified water QS
12
- Keringkan granul didalam lemari pengering pada suhu 50-60ºC selama 8-12 jam
kemudian diayak dengan mesh 16 dan ditimbang jumlah granul yang didapat.
2.5. Evaluasi
1. Evaluasi Granul
Granulometri
Tujuan : untuk melihat keseragaman dari ukuran granul atau erbuk.
Prosedur kerja :
Timbang 30 gram granul
Susun ayakan dengan mesh paling besar berada paling atas
Letakkan serbuk yang ditimbang tadi pada pengayak paling atas
Getarkan selama 10 menit, dengan amplitude 50, atau tergantung dari ketahanan
serbuk pada getaran
Timbang serbuk yang tertahan atau tinggal pada tiap-tiap pengayak
Hitung persentase serbuk pada tiap-tiap pengayak
13
Bobot jenis benar (ρ) dilakukan dengan mengunakan piknometer. Piknometer kosong
yang telah diketahui volumenya (a) ditimbang (b), kemudian diisi dengan parafin dan
di timbang (c), bobot jenisnya dapat dihitung dengan persamaan:
𝑐−𝑏
ρ =
𝑎
𝑊𝑜
ρ nyata =
𝑉𝑜
Kadar Pemampatan
Vo−V1250
%T = 𝑥 100%
Vo
14
Jika : %T < 20 → maka serbuk/granul memiliki aliran yang baik
Makin meningkat kemampuan untuk dikempa (Bj rendah), makin kurang daya
mengalirnya. Makin berkurang kemapuannya untuk dikempa (Bj tinggi), semakin
besar daya mengairnya.
Apabila faktor Hausner mendekati 1 atau lebih dari 1 maka dapat disimpulkan bahwa
serbuk mempunyai sifat yang baik untuk dijadikan tablet.
Kompresibilitas
Kompresibilitas (Kp) dapat dihitung dengan persamaan:
ρ mampat x nyata
Kp = 𝑥 100%
ρ nyata
15
(r) maka sudut tumpukan (f) adalah sudut longsor yang dihitung. Sudut istirahat
dihitung dengan persamaan:
tinggi puncak
Tan α =
Jari−jari tumpukan
16
Studi disolusi in vitro dilakukan dengan menggunakan alat disolusi USP
XXIV tipe II pada 100 rpm. Uji disolusi dilakukan menggunakan 900 ml 0,1 N HCl,
pada 37 ± 0,5oC. Sampel larutan 5 ml diambil dari alat disolusi setiap jam dan
sampel digantikan dengan media disolusi baru kemudian sampel disaring dan
absorbansi diukur pada panjang gelombang 274 nm menggunakan spektrofotometer
UV / Visible (Costa et al 2001; Wagner 1969; Cobby et al 1974). ; Pather et al 1998;
Merchant et al 2006; Guyot et al 1998).
b. Analisis kinetik dari data disolusi
Tingkat dan mekanisme pelepasan guaifenesin dari tablet bilayer yang
disiapkan dianalisis dengan menggunakan data disolusi ke dalam persamaan orde nol
Q = k0t
Dimana Q adalah jumlah obat yang dilepaskan pada waktu t, dan k0 adalah konstanta
laju pelepasan, dengan persamaan orde pertama
Dalam (100 - Q) = 100 - k1t
Dimana k1 adalah konstanta laju pelepasan. Data pelarutan disesuaikan dengan
persamaan Higuchi (Higuchi et al 1988; Higuchi T 1963, Higuchi T 1961)
Q = k2 t1 / 2
Dimana k2 adalah konstanta laju difusi.
Data pelarutan juga cocok untuk persamaan terkenal (persamaan Korsmeyer), yang
sering digunakan untuk menggambarkan perilaku pelepasan obat dari sistem
polimerik (Korsmeyer et al 1983; Peppas NA 1985; Harland dkk 1988)
log (Mt / M ¥) = log k + n log t
Di mana Mt adalah jumlah obat yang dilepaskan pada waktu t, M ¥ adalah jumlah
pelepasan obat setelah waktu yang tidak terbatas, k adalah tingkat pelepasan konstan
yang menggabungkan karakteristik struktural dan geometrik dari tablet dan n adalah
eksponen diffusional indikatif dari mekanisme obat rilis (Thummel et al 2006;
Merchant dkk 2006; Bourne DW 2002; Guyot dkk 1998; Brabander dkk 2002).
3. Studi stabilitas
Studi stabilitas dilakukan sesuai dengan pedoman ICH dan WHO. Formulasi
GBT yang dioptimalkan adalah strip dikemas di laboratorium dalam aluminium foil
dengan laminasi polietilen dan berbagai replika disimpan dalam ruang yang
17
dipertahankan kelembapannya pada 45oC dan 75% RH dan 37oC selama 3 bulan.
Pada akhir penelitian, sampel dianalisis untuk kandungan obat, disolusi secara in
vitro, dan stabilitas dimensi (Mathews BR 1999; Sharma dkk 2005; Brabander dkk
2002).
TABLET GUAIFENESIN
Indikasi
Digunakan sebagai ekspektoran untuk batuk. Digunakan untuk
mengobati batuk akibat gangguan di saluran pernapasan seperti flu
dan bronkitis. Obat ini bekerja dengan mengencerkan dahak di saluran
pernapasan, sehingga melegakan pernapasan.
Dosis
Dewasa dan anak di atas usia 12 200-400 mg, tiap 4 jam, atau 600-1200 mg, tiap
tahun 12 jam. Dosis maksimal adalah 2400 mg per hari.
Kontra indikasi :
Hipersensitivitas terhadap gg
Efek samping :
Mual, Sakit perut, Hilangnya nafsu makan, dan pusing.
Interaksi Obat
Belum diketahui interaksi guaifenesin dengan obat lain
Bentuk sediaan
Tablet 500 mg
Stabilitas penyimpanan
Simpan dalam tempat yang sejuk
18
Guaifenesin 500 mg
100 Tablet
Pekanbaru-Indonesia
Indikasi
Digunakan untuk mengobati batuk akibat gangguan di saluran pernapasan
seperti flu dan bronkitis. Obat ini bekerja dengan mengencerkan dahak di
saluran pernapasan, sehingga melegakan pernapasan.
Kontraindikasi
Obat Luar PT. PURNAMA FARMA
Hipersensitivitas terhadap GG
Netto : 10 gram Pekanbaru-Indonesia
GUAIFENESIN 500 mg
100 Tablet
Pekanbaru-Indonesia
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
Guaifenesin adalah derivat guaiakol yang banyak digunakan sebagai
ekspektoran dalam berbagai jenis sediaan obat batuk.Khasiat obat ini adalah
mengeluarkan lendir di kerongkongan agar jalan napas terbebas dari zat-zat
asing (Widodo, 2004).
Mekanisme kerjanya adalah merangsang reseptor-reseptor di mukosa lambung
yang kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar sekresi dari saluran lambung-
usus dan sebagai refleks memperbanyak sekresi dari kelenjar yang berada di
saluran napas.
Dalam pembuatan tablet GG ini menggunakan metode granulasi basah.
3.2 SARAN
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan- kesalahan dan
kekurangan, sehingga Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan penulisan makalah di kemudian hari.
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
6-7, 93-94, 265, 338-339, 691.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. 448, 515, 771, 1000.
Ansel HC, Allen LV and Popovich NG, Capsules and Tablets, in Pharmaceutical Dosage
Formsand Drug Delivery Systems, 7th ed., Lippincott Williams &Wilkins, Philadelphia 2002
Bourne DW, Pharmacokinetics, Modern Pharmaceutics, Marcel Dekker, New York 2002.
Brabander CD, Vervaet C and Remon JP. Development and Evaluation of sustained release matrix
tablet. J.Controlled Release. 77: 245-254 (2002).
Check JH, Adelson HG and Wu CH. Improvement of cervical factor with guaifenesin. Fertil. Steril.
37: 707-708 (1982)
Cobby J, Mayersohn M, and Walker GC. Influence of shape factors on kinetics of drug release
from matrix tablets. II. Experimental. J. Pharm. Sci. 63:732-737 (1974)
Costa P and Labo JSMS. Modelling and comparison of dissolution profiles. Eur. J. Pharm. Sci.
13: 123–133 (2001)
Guyot M and Fawaz F. Nifedipine loaded polymeric microspheres: preparation and physical
characteristics, Int. J. Pharm. 175: 61–74 (1998)
Makhija SN and Vavia PR. Once daily sustained release tablets of venlafaxine, a novel
antidepressant. Eur. J. Pharm. Biopharm. 54: 9–15 (2002)
Mathews BR. Regulatory aspects of stability testing in Europe,Drug Dev. Ind. Pharm. 25: 831–856
(1999)
Merchant HA, Shoaib HM, Tazeen J and Yousuf RI. Once-daily tablet formulation and in vitro
release evaluation of cefpodoxime using hydroxypropyl methylcellulose: A technical note. AAPS
Pharm. Sci. Tech. 7: 1028 -1037 (2006)
21