Anda di halaman 1dari 20

Penerapan Student Centered Approach

pada Pembelajaran Taman Kanak-Kanak Kelompok B


(Studi Kasus di Sekolah Laboratorium Rumah Citta)

Suwarjo, Ika Budi Maryatun, Nurul Kusumadewi


kusuma_d3wi3@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan student centered


approach pada pembelajaran TK kelompok B, di sekolah laboratorium Rumah Citta.
Objek penelitian adalah proses pembelajaran TK kelompok B, di sekolah
laboratorium Rumah Citta. Permasalahan ini diteliti menggunakan pendekatan
kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Data-data penelitian dikumpulkan
melalui kegiatan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang terkumpul
dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan model analisis interaktif.
Data-data hasil penelitian diuji kembali keabsahannya dengan menggunakan
perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi. Hasil
penelitian penerapan student centered approach pada pembelajaran TK kelompok B
di sekolah laboratorium Rumah Citta dilakukan dengan beberapa tahap, antara lain:
(1) perencanaan pembelajaran yang meliputi administrasi, pemilihan tema dan
perencanaan program; (2) pelaksanaan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal,
kegiatan inti, istirahat dan kegiatan akhir; (3) evaluasi pembelajaran yaitu evaluasi
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian tahap perkembangan anak. Pembelajaran
yang menggunakan student centered approach diterapkan dengan cara memberi
kesempatan pada anak untuk bereksplorasi mencari pengetahuan dan pengalaman
anak. Penerapan student centered approach dapat menstimulasi perkembangan
anak lebih aktif bergerak, mampu memecahkan masalah, mengerti konsep sebab-
akibat, berani mengungkapkan pendapat, bekerjasama dan tolong menolong. Media
pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran yang menggunakan
student centered approach berupa APE dan barang bekas. Sedangkan sumber
belajar yang digunakan adalah anak, buku, internet, guru, orang yang ahli dalam
bidangnya, dan lingkungan. Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran
area yang nenitik beratkan pada kegiatan bermain.

Kata kunci: Pembelajaran Berpusat pada Siswa, teaching kindergarten, kinderg-


arten group B

Abstract

This study is aimed at describing the application of student centered approach to


teaching kindergarten group B in laboratory school of CITTA. The object of this
research is the process of learning in kindergarten group B, in laboratory school
Citta. This issue is examined using a qualitative approach to the type of case study
research. The data were collected through interviews, observation, and
documentation. The collected data were analyzed using qualitative descriptive

79 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
 

analysis model interactively. Research data validity was tested again using the
extension of participation, persistence observation, and triangulation. The result of
applying student centered approach to learning in the kindergarten school house
laboratory citta done in several stages, among others are: (1) the learning plan that
includes administration, choosing the theme program planning, (2) the
implementation of learning that consists of initial activities, core activities, recess,
and final activity, (3) the evaluation of learning and assessment stage of the child’s
development. Student centered approach is applied in a way to give the children
opportunity to explore seeking the knowledge and experiences. The application of
student centered approach is to stimulate the development of the children to be
more active, be able to solve problems, understand the concept of cause and effect
relationship, daring expression, cooperation and mutual help. The teaching media
used in the learning process with student centered approach is APE and used goods.
While learning resources used were the kids themselves, books, books, teachers,
people who are skilful in their fields, and the environment. The process of learning
in this research employs learning area model that give emphasis on the activities of
playing.

Keywords: student centered approach, teaching kindergarten, kindergarten


group B

Pendahuluan menghasilkan pendidikan yang berku-


Pendidikan anak usia dini (PAUD) alitas, tetapi guru bukan satu-satunya
secara umum memiliki tujuan untuk sumber ilmu pengetahuan. Hal lain
membentuk anak Indonesia yang ber- yang perlu dipikirkan dalam memaju-
kualitas, yaitu anak yang tumbuh dan kan proses belajar mengajar adalah
berkembang sesuai dengan tingkat kurikulum, program-program pendidi-
perkembangannya, sehingga memiliki kan, sumber daya, fasilitas pendidikan,
kesiapan yang optimal dalam mema- keuangan, manajemen dan kepemim-
suki pendidikan dasar, mengarungi pinan pendidikan. Berbagai alasan ter-
kehidupan di masa dewasa serta mem- sebut menggambarkan pendidikan di
bantu menyiapkan anak mencapai kes- sekolah Indonesia saat ini masih
iapan belajar (akademik) di sekolah. merupakan pendidikan yang berfokus
Taman Kanak-kanak merupakan pada pengajar (instructor centered
salah satu jenjang pendidikan anak learning).
usia dini. Pendidikan TK diselenggara-
kan untuk mengembangkan pribadi, Latar Belakang Masalah
pengetahuan, dan keterampilan yang Di lapangan, peneliti menemukan
melandasi pendidikan dasar, mengem- permasalahan yang sama pada pendi-
bangkan diri secara utuh sesuai dikan TK (Taman Kanak-Kanak). Hasil
dengan asas pendidikan sedini mung- observasi TK pada bulan September
kin dan seumur hidup, karena PAUD 2011 menunjukkan bahwa kegiatan
merupakan fondasi awal dalam men- pembelajaran menggunakan model pe-
ingkatkan kemampuan anak untuk mbelajaran berdasarkan minat dengan
menyelesaikan pendidikan yang lebih model area. Diana Mutiah (2010: 121)
tinggi, menurunkan angka mengulang mengemukakan bahwa “model pembe-
kelas, dan angka putus sekolah. lajaran area dirancang untuk memenu-
Pada dunia pendidikan, guru hi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak,
memainkan peranan utama dalam menghargai keberagaman budaya, dan

80 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012

 
menekankan pada pengalaman belajar kurang memberikan stimulasi terhad-
anak”. Konsep model pembelajaran ap aspek kemampuan anak.
area memberikan kesempatan pada Proses pembelajaran belum me-
anak untuk memilih atau melakukan mberikan kesempatan pada anak un-
kegiatan sesuai minatnya, sehingga tuk mengeksplorasi bakat, minat, dan
anak dapat bermain seraya belajar. kemampuan, sehingga anak tidak me-
Pada kenyataannya, pelaksanaan pem- mpunyai pengalaman dalam menye-
belajaran masih berfokus pada guru. lesaikan suatu masalah dan terkesan
Kegiatan pembelajaran cenderung se- individualis dalam bekerja. Guru bel-
rius dan berfokus pada kegiatan aka- um mengembangkan kurikulum, sehi-
demik seperti membaca, menulis, serta ngga guru hanya menggunakan kuri-
berhitung. kulum secara kaku. Tema dan kegiatan
Guru belum memberi kesempa- yang digunakan di TK yang satu de-
tan pada anak untuk memilih kegiatan ngan yang lain sama dan setiap tahun
berdasarkan minat anak, karena selu- tema yang digunakan tidak pernah
ruh kegiatan pembelajaran guru yang berubah. Pembelajaran seperti ini me-
menentukan. Mayoritas guru atau mbuat anak belum bisa mengung-
pendidik TK lebih berorientasi pada kapkan ide dan minatnya.
hasil (pencapaian indikator) yang ada Temuan lainnya adalah bahwa
pada kurikulum bukan pada tahap pembelajaran yang diterapkan di lapa-
perkembangan dan kebutuhan anak. ngan tidak sesuai dengan minat anak.
Konsep guru atau pendidik yang Selama proses pembelajaran anak be-
semula menjadi fasilitator sekarang lum diberi kesempatan untuk meng-
menjadi penentu kegiatan anak. ungkapkan ide kegiatan dan dibatasi
Pelaksanaan pembelajaran tidak lagi dalam mengungkapkan pendapat ten-
berpusat pada anak (student centered) tang apa yang anak ketahui. Guru
tapi berpusat pada guru. Guru menen- hanya memberi kesempatan pada anak
tukan materi, tema, jenis kegiatan, dan untuk memilih kegiatan yang akan
media pembelajaran, sehingga pada diselesaikan terlebih dahulu, karena
kegiatan pembelajaran anak hanya persiapan pembelajaran sudah dilaku-
mengerjakan tugas yang diberikan kan oleh guru. Hal seperti ini dapat
guru. membatasi perkembangan dan penga-
Pembelajaran TK pada umumnya laman anak, padahal anak selalu bela-
masih terpaku pada kurikulum. Tema jar dari apa yang dilakukan dan apa
dan indikator kegiatan yang ada pada yang anak pikirkan. Pembelajaran se-
kurikulum menjadi acuan pokok dal- perti ini tidak memberikan kebebasan
am melaksanakan pembelajaran. Kegi- pada anak untuk menggali materi dan
atan yang diberikan oleh guru belum objek yang diamati, membuat pilihan,
bervariasi dan terpadu. Guru belum serta menyelesaikan masalah. Pembe-
memperhatikan tahap kemampuan lajaran seperti yang dijabarkan di atas
anak dalam menyusun kegiatan pem- berpengaruh terhadap perkembangan
belajaran. Kegiatan pembelajaran ter- anak.
paku pada TPPA (Tingkat Pencapaian Pembelajaran yang berpusat pada
Perkembangan Anak) yang dalam ke- guru akan menghasilkan output per-
giatan pembelajaran hampir 90% kembangan anak yang tidak optimal.
menggunakan LKA (Lembar Kerja Anak jarang berkomunikasi atau ber-
Anak) baik dalam aspek sosial-emo- diskusi dengan guru tentang hal-hal
sional, nilai moral, kognitif dan baha- yang diminati anak. Anak tidak berani
sa. Anak diminta menyelesaikan tugas berpendapat atau mengemukakan ide-
yang tercantum pada LKA, sehingga ide mereka tentang apa yang anak
pikirkan dan pahami. Anak takut un-
85 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
 

tuk berpendapat atau bercerita. yang diciptakan anak. Sikap anak be-
Perkembangan anak cenderung mono- rani dan eksploratif. Anak berani me-
ton. Penguasaan kosakata anak sangat ncoba dan mengungkapkan ide serta
minim. Perkembangan fisik-motorik pengetahuan tentang tema diskusi. An-
anak sangat lambat dan kemampuan ak mengerti tentang konsep problem
motorik halus anak kurang peka. solving yang ditemukan oleh anak
Kemampuan anak untuk menye- sendiri. Anak saling berkerjasama, tol-
lesaikan masalah sangat rendah, dal- ong-menolong, berkomunikasi, meng-
am proses pembelajaran anak cende- hargai orang lain, sayang teman dan
rung mencontoh apa yang diberikan lingkungan. Anak terlihat berani da-
oleh guru. Imajinasi anak tidak ber- lam mengungkapkan pendapat dan
kembang secara optimal, sehingga bertanya, bahasa lisan anak sudah
anak tidak mampu berkreativitas seca- lancar, perkembangan kognitif sangat
ra optimal. Anak bersifat individualis- baik karena anak mampu menyelesai-
tik dan kurang menghargai teman. kan permasalahan (problem solving)
Rasa sayang terhadap sesama dan yang dihadapkan pada anak serta
lingkungan tidak muncul dalam diri kemampuan sosial-emosional anak cu-
anak. Sikap anak cenderung malu, kup bagus.
manja, dan sulit dalam menaati Selain itu, anak sudah memaha-
aturan. Perkembangan anak di atas mi konsep musyawarah dan selalu
tidak sesuai dengan karakteristik anak melakukan kegiatan diskusi ketika
usia TK, karena pada dasarnya anak menyelesaikan masalah. Anak mampu
usia TK adalah individu yang aktif, bekerja dalam kelompok, menghargai
asertif dan mampu berinisiatif, anak pendapat orang lain, melaksanakan
berpikir dengan simbol, anak mudah aturan, bersedia berbagi, dan bermain
bersosialisasi dengan orang lain, men- bersama teman baik teman sebaya
gerti konsep dan hubungan antar kon- maupun teman yang berbeda usia.
sep. Anak memiliki penguasaan terha- Anak sudah mampu membaca dan
dap tubuhnya dan menyukai kegiatan menulis karena seluruh benda yang
yang dilakukan sendiri. Anak usia TK ada di lingkungan anak diberi label
mampu berpikir dengan menggunakan sesuai nama benda yang ditulis oleh
simbol dan anak sudah memiliki anak-anak sendiri. Anak bermain
keterampilan untuk mengungkapkan secara aktif untuk mengembangkan
ide serta gagasan yang anak pikirkan. kemampuan fisik-motorik, bahasa,
Karakteristik usia TK tampak pada kognitif, dan sosial emosionalnya seca-
perkembangan anak didik di sekolah ra terintegrasi. Adanya perbedaan
laboratorium Rumah Citta. perkembangan yang dicapai oleh anak
Perkembangan anak di sekolah TK dan melihat beberapa kelebihan
laboratorium Rumah Citta sangat ber- yang dimiliki anak didik di sekolah
beda. Aspek kemampuan anak ber- laboratorium Rumah Citta yang tidak
kembang secara optimal. Hal ini di- peneliti temukan di beberapa TK
perkuat dari hasil wawancara dan ob- lainnya, menjadi alasan peneliti untuk
servasi di sekolah laboratorium Ru- mengetahui lebih dalam tentang pro-
mah Citta. Menurut kepala sekolah ses dan pelaksanaan pembelajarannya.
dan beberapa guru, sekolah laborato-
rium Rumah Citta sangat menghargai Tujuan Penelitian
hak-hak anak dengan menciptakan Mendeskripsikan dan mengkaji
dunia untuk anak-anak. Guru membe- lebih dalam tentang cara penerapan
rikan kesempatan pada anak untuk student centereded approach pada
menciptakan dunia anak sendiri deng- pembelajaran TK kelompok B di se-
an cara menghargai segala sesuatu kolah laboratorium Rumah Citta.

86 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012

 
Student Centered Learning nt centered approach, siswa merupa-
1. Pengertian kan titik pusat dari proses pembelaja-
Student centered learning meru- ran. Guru memulai pembelajaran
pakan suatu pembelajaran yang me- dengan memberikan kesempatan yang
nempatkan peserta didik sebagai pusat seluas-luasnya bagi anak untuk meng-
dari proses belajar. Model pembe- konstruksi pengetahuannya melalui
lajaran berpusat pada siswa (student pengalaman belajar, bereksplorasi,
centered learning) berbeda dari pem- memberikan kebebasan pada anak
belajaran berpusat pada guru (instruc- untuk memilih kegiatan yang sesuai
ttor centered learning) yang mene- dengan kebutuhan dan minat anak.
kankan pada transfer pengetahuan Akhmad Sudrajat (2008) menge-
dari guru ke murid yang relatif bersi- mukakan pendekatan pembelajaran
kap pasif. Penjelasan di atas menera- merupakan titik tolak atau sudut
ngkan tentang bentuk pembelajaran pandang guru terhadap proses pembe-
yang tergambar dari awal sampai akhir lajaran yang merujuk kepada panda-
yang merupakan bungkus atau bingkai ngan tentang terjadinya suatu proses
dari penerapan suatu pendekatan, yang sifatnya masih sangat umum. Di
metode, dan teknik pembelajaran yang dalamnya mewadahi, menginspirasi,
digunakan. menguatkan, dan melatari metode
Student centered approach pembelajaran dengan cakupan teoritis
(SCA) merupakan pendekatan yang tertentu. Sedangkan berpusat pada
didasar-kan pada pandangan bahwa siswa (student centered) adalah
mengajar dianggap sebagai proses “proses belajar mengajar berdasarkan
mengatur lingkungan dengan harapan kebutuhan dan minat anak” (Oemar
agar siswa belajar. Konsep student Hamalik, 2004). Pendapat di atas
centered app-roach yang penting menggambarkan bahwa dalam proses
adalah belajarnya siswa. Guru secara pembelajaran harus mempertimbang-
sadar menempat-kan perhatian yang kan kebutuhan dan keinginan anak
lebih banyak pada keterlibatan, untuk belajar.
inisiatif, dan interaksi so-sial siswa. O’Neill, Geraldine and Tim
Kegiatan pembelajaran yang McMahon (2005) sependapat dengan
menggunakan student centered appro- Oemar Hamalik (2004: 201) bahwa
ach menghargai keunikan tiap indi- “…student–centred learning as
vidu dari diri setiap anak, baik dalam focusing on the students’ learning and
minat, bakat, pendapat serta cara dan what students do to achieve this,
gaya belajar masing-masing anak. rather than what the teacher does”.
Peserta didik atau anak disiapkan Pendapat O’Neill menjelaskan tentang
untuk dapat menghargai diri sendiri, kegiatan pembelajaran yang berpusat
orang lain, perbedaan, menjadi bagian pada siswa. Siswa belajar dari apa yang
dari masyarakat yang demokratis dan dilakukan bukan dari apa yang disam-
berwawasan global. “SCL puts students paikan guru. Pendekatan pembelaja-
at the heart of the learning process, it ran yang berpusat kepada peserta
is only proper recognition of this didik atau anak merupakan sistem pe-
diversity that empowers students to mbelajaran yang menunjukkan domi-
realise their full potential; engaging nasi peserta didik selama kegiatan
with their teachers and embarking on pembelajaran dan guru hanya sebagai
the learning process in the manner fasilitator, pembimbing dan pemim-
that will be most beneficial to them” pin. Pembelajaran berpusat pada anak
(Attrad, A, dkk. 2010). Hal itu dapat disimpulkan bahwa dalam
menjelaskan bahwa dalam proses pe- pelaksanakan kegiatan pembelajaran
mbelajaran yang menggunakan stude- berpusat kepada anak.
87 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
 

J.J Rousseau (Masitoh, dkk, centered). Froebel (Doodington dan


2005) menyatakan bahwa “kita jangan Hilton, 2010) menegaskan “hanya den-
menekankan pada banyaknya penge- gan cara memperluas dan pengayaan
tahuan yang diharapkan dapat dimiliki naluri anak agar melibatkan diri ke
oleh seorang anak, tetapi harus mene- dalam permainan aktif, pendidik de-
kankan pada apa yang dapat dipelajari wasa yang simpatik dapat membantu
anak serta apa yang ingin diketahui anak berkembang secara penuh seba-
anak sesuai dengan minatnya”. Penda- gai makhluk hidup yang bertindak,
pat J.J Rousseau menjelaskan bahwa merasakan, dan berpikir”. Pendapat di
student centered merupakan proses atas menjelaskan bahwa dalam proses
pembelajaran yang seluruh kegiatan pembelajaran melalui student centered
dipusatkan pada anak dan minat anak approach (berpusat pada anak), guru
sehingga anak yang mendominasi pro- atau pendidik harus bersikap simpati
ses pembelajaran. Yeni Rachmawati pada gagasan anak dan membantu
dan Euis Kurniawati (2010) menge- anak dalam memperluas serta penga-
mukakan pembelajaran yang berpusat yaan naluri anak, sehingga anak dapat
pada anak “…melibatkan anak dalam melibatkan diri kedalam permainan
proses pembelajaran dari awal sampai aktif. Dengan demikian, anak akan
akhir berupa belajar aktif (active berkembang secara penuh sebagai
learning), yang lebih menempatkan makhluk hidup yang dapat bertindak,
siswa sebagai pusat dari pem- berpikir, dan merasakan.
belajaran”. Yeni Rachmawati dan Euis Froebel lebih lanjut menjelaskan
Kurniawati menjabarkan bahwa dalam bahwa dalam menerapkan konsep pe-
proses pembelajaran yang mengguna- mbelajaran berpusat pada anak (stu-
kan SCA (student centered approach) dent centered learning), anak diharap-
inisiatif anak merupakan penentu ke- kan sebagai peserta aktif dan mandiri
berlangsungan proses pembelajaran. dalam proses belajar, bertanggung
Anak-anak melakukan eksplorasi de- jawab dan berinisiatif untuk mengenali
ngan lingkungan dan tidak dimonopoli kebutuhan belajar anak sendiri,
guru. menemukan sumber-sumber informa-
Pengertian di atas disimpulkan si untuk dapat menjawab kebutuhan
bahwa student centered approach anak, membangun serta mempresen-
adalah pendekatan atau titik tolak tasikan pengetahuan anak berdasarkan
tentang suatu proses pembelajaran. kebutuhan serta sumber-sumber yang
Siswa atau anak berada pada pusat ditemukan oleh anak. Anak dapat
pembelajaran sehingga anak dapat memilih sendiri apa yang akan dipe-
belajar aktif sesuai dengan minat dan lajari dalam proses pembelajaran.
keinginan anak. Anak dapat mengem- Felder, Richard mengemukakan
bangkan proses skill berkomunikasi, bahwa “pelaksanaan pembelajaran stu-
pemahaman yang mendalam tentang dent centered approach, siswa ditun-
topik, penelitian serta pemecahan ma- tut menjadi pelajar aktif, di mana
salah dalam proses pembelajaran. Jadi siswa memecahkan masalah, menja-
student centered approach dapat wab pertanyaan, merumuskan pertan-
diterapkan dalam proses pembelajaran yaan mereka sendiri, mendiskusikan,
di TK. menjelaskan, debat atau brainstorm-
2. Penerapan Student Centered ming, pembelajaran kooperatif, penga-
Approach jaran induktif”. Pembelajaran koope-
Konsep Froebel tentang PAUD ratif dilaksanakan siswa atau anak
adalah konsep belajar melalui berma- dalam kelompok, anak bekerjasama
in, berdasarkan minat anak, dan anak untuk menyelesaikan masalah dan
sebagai pusat pembelajaran (child proyek di bawah kondisi yang

88 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012

 
menjamin saling ketergantungan posi- rahkan dan mendorong kemerdekaan
tif dan akuntabilitas individu. Penga- dan kapasitas anak untuk berkembang
jaran induktif dalam pembelajaran dalam kehidupannya. Pembelajaran
dilakukan dengan cara memberikan yang berpusat pada anak harus
tantangan (pertanyaan atau masalah) mempertimbangkan beberapa hal
pada siswa dan mempelajari materi yaitu membina persepsi anak melalui
atau tema dalam konteks mengatasi pengalaman, meyakini bahwa masalah
tantangan. Metode induktif mencakup yang diutarakan anak merupakan
penyelidikan pembelajaran berbasis permasalahan yang serius untuk men-
kasus instruksi, berbasis masalah, gembangkan pengetahuan anak, men-
berbasis proyek, pembelajaran pene- dorong anak untuk selalu mengekspre-
muan, dan just in time mengajar. sikan diri, serta mengungkapkan per-
Endang Nugraheni (2007) men- masalahan yang ingin dipelajari anak.
yatakan bahwa “dalam pembelajaran Pembelajaran yang baik adalah ke-
yang berpusat pada anak guru berpe- giatan pembelajaran yang mampu me-
ran sebagai fasilitator yang membantu ngembangkan potensi anak.
siswa mengakses semua sumber bela- Kriteria keberhasilan proses me-
jar yang ada”. Selain itu, peran guru ngajar tidak diukur dari sejauh mana
dalam pembelajaran yang berpusat anak telah menguasai materi pelaja-
pada anak adalah mencari masalah ran, melainkan diukur dari sejauh
yang sedang diminati anak sebagai mana anak telah melakukan proses
pedoman untuk memfasilitasi anak belajar dan mampu meningkatkan
dalam pembelajaran yang berfokus aspek perkembangan anak. Guru tidak
pada hal-hal yang dianggapkan oleh lagi berperan sebagai sumber belajar,
anak signifikan dan relevan terhadap tetapi berperan sebagai pembimbing
pandangan masa kini tentang dunia. dan fasilitator agar anak mau dan
Endang Nugraheni menjelaskan mampu belajar. Pada pembelajaran
bahwa proses pembelajaran yang me- Taman Kanak-Kanak yang mengguna-
nggunakan student centered approach kan student centered approach yang
menekankan pada siswa untuk mem- diterapkan melalui model pembelaja-
bangun dan mengembangkan pengeta- ran area. Diana Mutiah (2010)
huan siswa sendiri, terlibat dan berpa- mengemukakan “model pembelajaran
rtisipasi aktif dalam pembelajaran, area ada tiga pilar utama dalam melak-
serta bertanggung jawab sepenuhnya sanakan pembelajaran student cente-
dalam proses pembelajaran. Guru red approach, yaitu konstruktivisme,
hanya berperan sebagai fasilitator dan metodologi yang sesuai dengan perke-
sumber daya dalam pembelajaran. mbangan, dan pendidikan progresif”.
Pembelajaran yang berpusat pada 3. Karakteristik Student
anak dapat mengembangkan potensi Centered Approach
anak melalui masalah-masalah yang Karakteristik pembelajaran deng-
diminati oleh anak untuk dikaji dalam an pendekatan yang berorientasi pada
proses pembelajaran. Proses pembe- siswa adalah kegiatan pembelajaran
lajaran berpusat pada anak member- beragam dengan menggunakan berba-
kan kesempatan kepada anak untuk gai macam strategi dan metode secara
mengungkapkan pikiran dan gagasan bergantian, sehingga selama proses
anak tentang permasalahan atau tema pembelajaran siswa atau anak berpar-
yang dibahas. tisipasi aktif baik secara individu ma-
Endang Nugraheni menjelaskan upun kelompok. Cara pembelajaran ini
lebih lanjut bahwa dalam penerapan juga sering dikenal sebagai CBSA (cara
student centered approach dalam belajar siswa aktif). Pembelajaran yang
pembelajaran guru bertugas menga- menggunakan student centered appro-
89 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
 

ach mempunyai karakteristik dalam ma, asimilasi, akomodasi, organisasi


penerapannya. dan Equilibibration.
Karakteristik student centered
approach yaitu “siswa atau anak bera- “Senada dengan Jacobsen, Masi-
da pada pusat proses belajar mengajar, toh, dkk (2009) mengemukakan
guru memandu siswa atau anak, dan bahwa karakteristik pembelaja-
guru mengajar untuk penekanan pe- ran yang berpusat pada anak me-
mahaman yang mendalam” (Jacobsen, liputi beberapa hal yaitu, prakar-
dkk. 2009). Jacobsen menjelaskan sa kegiatan tumbuh dari anak,
bahwa siswa atau anak berada pada anak memilih bahan-bahan dan
pusat proses belajar mengajar sedang- memutuskan apa yang akan
kan guru mendorong anak untuk dikerjakan, anak mengekspresi-
bertanggung jawab terhadap pembela- kan bahan-bahan secara aktif
jaran. Anak menentukan sendiri topik dengan seluruh inderanya, anak
atau tema yang akan dipelajari anak. menemukan sebab akibat mela-
Anak harus bertanggung jawab terha- lui pengalaman langsung dengan
dap proses pembelajaran. Anak men- objek, anak mentransformasi
dapatkan pengetahuan dan pengala- dan menggabungkan bahan-bah-
man dari interaksi dengan media atau an, dan anak menggunakan otot
sumber belajar dalam proses belajar kasarnya”.
yang anak laksanakan. Anak diharap-
kan dapat memperoleh balikan lang- Masitoh, dkk menjabarkan bah-
sung atau pengalaman belajar dari wa dalam pembelajaran yang berpusat
proses pembelajaran. pada anak seluruh kegiatan dimulai
Jacobsen lebih lanjut menjelas- dari anak dan sesuai keinginan anak.
kan karakteristik student centered ap- Guru memberikan kebebasan pada
proach yang kedua adalah guru me- anak untuk melakukan kegiatan yang
mandu siswa atau anak dalam proses ingin dilakukan anak. Anak menyiap-
pembelajaran. Guru membuat anak kan alat dan bahan yang sesuai dengan
bertanggung jawab terhadap proses kegiatan yang diminati anak dalam
pembelajaran yang anak rencanakan proses pembelajaran, meskipun den-
dan guru hanya bertugas sebagai gan memanipulasi bahan-bahan dan
fasilitator. Guru dapat menjadi sumber menyiapkan alat dan bahan sesuai ke-
belajar anak jika anak sudah benar- giatan yang dipilih anak. Hal ini dapat
benar kebingungan. Karakteristik stu- menstimulasi anak untuk berpikir ten-
dent centered approach yang ketiga tang apa yang anak inginkan. Anak
adalah guru mengajar untuk menekan- menggunakan seluruh inderanya unt-
kan pemahaman yang mendalam. Pe- uk melakukan percobaan dengan ob-
mahaman yang mendalam melibatkan jek-objek yang ada di sekitar anak, se-
proses-proses yang banyak menuntut hingga anak dapat menemukan konsep
pemikiran (thought demanding pro- sebab akibat melalui pengalaman lang-
cesses) seperti menjelaskan dan men- sung yang dilakukan anak. Satu kegi-
yelesaikan problem solving. Guru atan yang diminati anak mampu ment-
memberikan kesempatan kepada anak ransformasikan dan menggabungkan
untuk mempraktekan keterampilan- bahan-bahan, sehingga seluruh aspek
keterampilan selama berusaha mem- kemampuan anak dapat dikembang-
pelajari konten yang baru. Pada anak kan secara optimal. Dalam proses
usia dini pemerolehan keterampilan pembelajaran di TK, anak aktif belajar
berpikir melalui beberapa proses ber- menggunakan seluruh tubuhnya teru-
pikir seperti yang dikemukakan oleh tama kekuatan fisik, sehingga anak
Piaget. Proses tersebut meliputi ske-

90 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012

 
dapat bereksplorasi sesuai dengan ke- sesuai dan menggabungkan berbagai
inginannya. sumber belajar sesuai dengan kebu-
Pendapat di atas dapat disimpul- tuhuhan dan sifat materi yang akan
kan bahwa dalam proses pembelajaran dipelajari anak, misalnya anak akan
yang menggunakan student centered belajar tentang macam-macam bunga,
approach anak merupakan subjek maka taman merupakan tempat bela-
belajar. Anak tidak dipandang sebagai jar siswa.
objek belajar yang dapat diatur dan Pembelajaran berorientasi pada
dibatasi oleh kemauan guru, melain- pencapaian tujuan bukan pada hasil.
kan anak di tempatkan sebagai subjek Tujuan pembelajaran bukanlah pengu-
yang belajar sesuai dengan minat, ba- asaan materi pelajaran, tapi proses
kat, dan kemampuan yang dimiliki untuk mengubah tingkah laku anak
anak. Anak merupakan pembelajar ak- sesuai dengan tujuan yang akan
tif yang menggunakan seluruh tubuh- dicapai. Aspek perkembangan anak
nya untuk belajar. Anak diberi kebeba- adalah tujuan yang utama pada PAUD.
san untuk memilih dan memutuskan Oleh karena itu, penguasaan materi
apa yang akan dikerjakan dan bahan pelajaran bukanlah akhir dari proses
apa yang akan digunakan. Anak bebas pengajaran, tetapi hanya sebagai
mengekspresikan bahan-bahan secara tujuan untuk pembentukan perilaku
aktif dengan seluruh inderanya melalui dan mengembangkan aspek kemam-
kegiatan percobaan dengan objek, se- puan anak karena dalam proses pem-
hingga anak akan mendapatkan peng- belajaran guru mengajar untuk mene-
alaman yang berguna untuk menun- kankan pada pemahaman anak. Meto-
jang pengetahuannya. Peran peserta de dan strategi yang digunakan guru
didik dalam proses pembelajaran ha- dalam proses pembelajaran yang ber-
rus diutamakan karena peserta didik pusat pada anak tidak hanya sekedar
merupakan subjek pendidikan. Oleh metode ceramah, tetapi menggunakan
sebab itu, materi apa yang seharusnya berbagai metode pembelajaran.
dipelajari dan bagaimana mempelaja-
rinya tidak semata-mata ditentukan Metode Penelitian
oleh keinginan guru, tetapi memper- Sejalan dengan fokus masalah
hatikan setiap perbedaan siswa. dan tujuan penelitian, maka peneliti
Proses pembelajaran yang meng- menggunakan pendekatan penelitian
gunakan student centered approach kualitatif dengan jenis penelitian studi
dapat berlangsung dimana saja. Proses kasus. Penggunaan pendekatan peneli-
mengajar merupakan proses mengatur tian kualitatif didasarkan atas pertim-
lingkungan, anak tidak dianggap se- bangan bahwa dalam penerapan stu-
bagai individu yang pasif hanya seba- dent centered approach pada pem-
gai penerima informasi, tapi dipan- belajaran TK kelompok B melibatkan
dang sebagai individu yang aktif yang berbagai aspek yang harus digali lebih
memiliki potensi untuk berkembang. mendalam dan komprehensif. Teknik
Anak adalah individu yang memiliki pengumpulan data yang utama dalam
potensi dan kemampuan. Proses pe- penelitian ini adalah wawancara,
mbelajaran berpusat pada anak dapat observasi, dan dokumentasi.
berlangsung dimana saja, sesuai de-
ngan karakteristik pembelajaran yang Teknik Analisis Data
berorientasi kepada anak, maka proses Analisis data dalam penelitian
pembelajaran dapat terjadi di mana kualitatif di sekolah laboratorium Ru-
saja. Kelas bukanlah satu-satunya tem- mah Citta dilakukan sejak sebelum
pat belajar anak. Anak dapat meman- terjun ke lapangan, observasi, selama
faatkan berbagai tempat belajar yang pelaksanaan penelitian dilapangan,
91 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
 

dan setelah selesai penelitian di Pembahasan


lapangan. Data penelitian ini diperoleh 1. Penerapan Student Centered
dari hasil wawancara, observasi, dan Approach pada Pembelajaran
dokumentasi. Analisis data dilakukan TK Kelompok B
dengan cara mengorganisasi data yang Pelaksanaan proses pembelajaran
diperoleh ke dalam sebuah kategori, tidak terlepas dari berbagai komponen
menjabarkan data ke dalam unit-unit, yang mendukung tercapainya tujuan
menganalisis data yang penting, men- pembelajaran. Data di lapangan menu-
yusun atau menyajikan data yang se- njukkan bahwa pembelajaran kelom-
suai dengan masalah penelitian dalam pok B di sekolah laboratorium Rumah
bentuk laporan, dan membuat kesim- Citta dilakukan dalam bentuk pem-
pulan agar mudah untuk dipahami. belajaran berpusat pada anak (student
Peneliti menggunakan model in- centered approach). Hal ini sesuai
teraktif dari Miles dan Huberman un- dengan teori “SCL puts students at the
tuk menganalisis data hasil penelitian. heart of the learning process, it is only
Aktivitas dalam analisis data kualitatif proper recognition of this diversity
dilakukan secara interaktif dan berla- that empowers students to realise
ngsung secara terus-menerus sampai their full potential; engaging with
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. their teachers and embarking on the
Adapun model interaktif yang dima- learning process in the manner that
ksud sebagai berikut: will be most beneficial to them”
(Attrad, A, dkk. 2010).
Proses pembelajaran yang berpu-
sat pada siswa menempatkan siswa di
Pengum Penyajian 
pulan  Data 
jantung proses pembelajaran, dengan
D t mengakui atau menghargai keragaman
potensi yang dimiliki masing-masing
anak dengan cara melibatkan anak
secara langsung dalam proses pem-
belajaran. Contohnya menentukan
Kesimpulan. 
tema, membuat kesepakatan, membagi
Reduksi 
Penarikan/  kelompok, dan menentukan kegiatan.
Data 
Verifikasi  Selain berpusat pada anak, dalam
pembelajaran TK guru juga memper-
timbangkan prinsip pembelajaran an-
ak usia dini, seperti yang dikemukakan
oleh Partini (2011) bahwa pembela-
Gambar. 1 Komponen Analisis Data jaran pada anak usia dini, meliputi
Model Interaktif berorientasi pada kebutuhan anak,
Sumber: Miles dan Huberman bermain sambil belajar, kreatif dan
(2009) inovatif, mengembangkan keterampi-
lan hidup, berorientasi pada perkem-
Uji Keabsahan Data bangan anak.
Uji keabsahan data dalam peneli- Fakta ini terbukti pada proses
tian ini hanya menggunakan tiga tekn- pembelajaran di kelompok B. Pada
ik, meliputi: perpanjangan keikutserta- pelaksanaan pembelajaran di TK kelo-
an, perpanjangan pengamatan, dan mpok B guru harus mempertimbang-
triangulasi. kan semua komponen pembelajaran,
seperti lingkungan main, sumber be-
lajar, strategi, metode, model, kebutu-
han dan minat anak. Penerapan pem-

92 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012

 
belajaran di kelompok B, sekolah la- Guru hanya bertugas menyi-
boratorium Rumah Citta seluruh kegi- apkan administrasi, sedangkan yang
atan disesuaikan dengan kurikulum bertugas melaksanakan adalah
yang berdasarkan tahap perkembang- anak-anak. Setiap anak yang datang
an dan minat anak. langsung memasang nama sesuai
dengan urutan kedatangan. Bagi
a. Perencanaan Pembelajaran teman yang lupa diingatkan oleh
Proses pembelajaran berpusat teman lain atau dibantu menempel
pada anak dapat membantu guru nama. Anak-anak yang datang
dalam perencanaan pembelajaran. Gu- nomor 1-3 pada setiap harinya
ru tidak perlu menyiapkan alat dan bertugas presensi, membagi dan
bahan, menentukan kegiatan, meran- memasang nama teman yang
cang RKH (Rencana Kegiatan Harian), bertugas memimpin do’a pagi,
dan tidak terpaku pada indikator ke- makan bekal, dan do’a pulang, serta
berhasilan sehingga proses pembe- mengganti hari, tanggal, bulan, dan
lajaran dapat fleksibel dan dapat tahun. Semua kegiatan tersebut
memenuhi kebutuhan anak. Guru da- dilakukan anak dengan mandiri.
pat memberikan kesempatan anak un- 2) Pemilihan tema
tuk bereksplorasi, menstimulasi perke- Tema yang digunakan dipilih
mbangan anak, dan memenuhi kebu- sesuai dengan minat dan ide anak.
tuhan anak. Hal ini Sesuai dengan Hal ini sesuai dengan pembelajaran
kriteria pembelajaran berpusat pada berpusat pada anak, guru member-
anak yang dikemukakan oleh Masitoh, kan kesempatan yang seluas-luas-
dkk (2009) bahwa prakarsa kegiatan nya pada anak untuk mengkons-
tumbuh dari anak. Anak memilih truksikan pengetahuan dan memilih
bahan-bahan dan memutuskan apa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
yang akan dikerjakan, anak menggu- dan minat anak. Tema dipilih dan
nakan bahan-bahan secara aktif, anak didiskusikan bersama di kelas. Guru
menemukan sebab akibat melalui bertugas sebagai fasilitator dalam
pengalaman langsung, anak mentrans- kegiatan diskusi anak. Setiap anak
formasi dan menggabungkan bahan- mengemukakan ide tentang hal
bahan, dan anak menggunakan otot yang ingin diketahui oleh anak.
kasarnya. Perencanaan pembelajaran Guru mengarahkan anak untuk
student centered approach meliputi: mengambil kesepakatan tema dan
1) Administrasi lama waktu yang digunakan untuk
Administrasi berupa presensi setiap tema berbeda, hal ini disesu-
daftar hadir anak, daftar nama- aikan dengan keinginan anak.
nama anak, papan presensi, papan Di TK, tema merupakan materi
piket dan papan presensi. Admi- pengantar ilmu yang akan dipelajari
nistrasi tersebut disiapkan oleh oleh anak dan biasanya tema yang
guru. Guru menyiapkan nama anak- diambil dekat dengan anak atau
anak pada potongan kertas tebal yang ada di sekitar anak. Tema atau
dan pada perekat, menyiapkan materi yang dipilih dan ditentukan
kantong kecil untuk pembagian oleh anak sesuai dengan keinginan
tugas, menyiapkan papan flanel anak. Hal ini akan memberikan
yang sudah diberi nomor 1-15 untuk dorongan yang besar terhadap kein-
presensi urutan kehadiran anak, gintahuan anak terhadap sesuatu
menyiapkan tulisan hari, tanggal, hal yang menarik minatnya.
bulan dan tahun pada potongan Hal di atas sesuai dengan teori
kertas kecil, dan menyiapkan J.J Rousseau yang menjelaskan ba-
presensi anak serta guru. hwa dalam pelaksanaan pembelaja-
93 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
 

ran yang menggunakan student semua aspek seperti aspek kognitif,


centered approach semua kegiatan bahasa, fisik motorik, dan sosial-
tumbuh dari anak dan menekankan emosional.
pada apa yang dapat dipelajari anak Indikator yang diambil dari
serta apa yang ingin diketahui anak kurikulum ditulis dalam rencana
sesuai dengan minatnya. Oleh program dan guru menentukan ke-
karena itu, dalam proses pembe- giatan yang akan digunakan bersa-
lajaran anak memilih bahan-bahan ma anak kemudian guru mengkla-
dan memutuskan apa yang akan sifikasikan kegiatan yang sesuai
dikerjakan, mengekspresikan ba- dengan setiap indikator yang ingin
han-bahan secara aktif dengan dicapai oleh guru. Sebelum menen-
seluruh inderanya, menemukan tukan kegiatan guru menanyakan
sebab akibat melalui pengalaman jenis kegiatan pembelajaran pada
langsung dengan objek, mentrans- anak-anak. Hal ini sesuai dengan
formasi dan menggabungkan bah- pembelajaran berpusat pada anak
an-bahan, serta menggunakan otot dimana kegiatan tumbuh dan
kasarnya. muncul dari anak. Contohnya, guru
3) Perencanaan program bertanya kepada anak-anak “teman-
Penerapan student centered teman hari Sabtu besok tanggal 7
approach rencana kegiatan disaji- April kita mau ada kegiatan pasar
kan dalam perencanaan progam. Di murah untuk memperingati hari
kelompok B terdiri dari 15 anak dan Kartini dan di pasar murah
2 guru maka perencanaan dilakukan tersebut kita akan menjual hasil
oleh guru, asisten guru, dan me- karya temen-temen, kira-kira
libatkan anak dalam mementukan teman-teman punya ide apa untuk
kegiatan. Rencana program diguna- karya yang akan kita jual?”. Dari
kan agar lebih fleksibel dan efektif, pertanyaan guru tersebut, anak-
sehingga lebih memudahkan guru anak akan berpendapat mengeluar-
dalam memenuhi kebutuhan anak kan ide-ide kegiatan. Ide anak
dalam proses pembelajaran. Renca- ditulis di dalam rencana program.
na kegiatan pembelajaran dibuat Jika tujuan yang ditulis guru
dalam rencana program minggguan, berbeda dengan keinginan anak,
di dalam rencana program ming- maka guru bertugas membuat
guan terdapat juga rencana kegiatan kegiatan yang diusulkan oleh anak
harian. Pada rencana program ada menjadi menarik dan bervariasi
bagian tabel yang memang untuk agar tujuan pembelajaran dapat
menerangkan itu kegiatan harian- dicapai oleh anak. Hal ini sesuai
nya. dengan prinsip pembelajaran anak
Perencanaan program dibuat usia dini yang dikemukakan oleh
oleh guru pada minggu sebelumnya. Partini bahwa pembelajaran pada
Perencanaan program yang diguna- anak usia dini harus kreatif dan
kan minggu akan datang dibuat oleh inovatif, sesuai kebutuhan dan
guru pada hari Jum’at, misalnya perkembangan anak, serta belajar
rencana program yang akan diguna- melalui bermain.
kan pada tanggal 21-25 Mei dibuat Selain indikator dari kuriku-
oleh guru pada tanggal 4 Mei. Guru lum dan ide kegiatan dari anak,
mengambil indikator atau tujuan dalam membuat rencana program
yang akan dicapai oleh anak dari guru juga mengacu pada tema dan
kurikulum. Guru mengambil indika- webbing awal tentang tema. Ke-
tor dari semua aspek, sehingga di giatan yang dibuat harus sesuai
dalam satu program tersebut ada dengan tema dan berlandaskan pa-

94 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012

 
da pengetahuan awal anak tentang belajaran inti, setiap kegiatan dapat
tema yang dapat dilihat dari mengembangkan seluruh aspek perke-
kegiatan webbing awal. Kegiatan mbangan anak. Penentuan kegiatan
webbing awal dilakukan setelah inti ini sesuai kesepakatan dengan
menentukan tema. Webbing awal anak. Kegiatan pembelajaran setiap
bertujuan untuk mengetahui sampai hari saling berkesinambungan. Hal ini
dimana anak mengetahui tentang bertujuan agar anak dapat memba-
tema. Melalui webbing awal guru ngun pengetahuan secara terstruktur.
dapat mengetahui pengetahuanan Salah satunya adalah kegiatan
awal dan kebutuhan anak tentang proyek membuat buku foto Kartini
tema. Webbing awal berfungsi yang dilakukan selama 1 minggu.
sebagai pengukur dan pijakan guru Kegiatan dimulai dengan memberikan
dalam merencanakan program pem- pijakan awal tentang kartini dan pasar
belajaran, melakukan proses pem- murah. Guru bercerita tentang kelu-
belajaran dan memberikan infor- arga Kartini, saudara Kartini, teman
masi yang berhubungan dengan Kartini, rumah Kartini, buku Kartini,
tema. dan sebagainya. Kegiatan berlanjut
dengan diskusi kegiatan proyek. Anak
b. Pelaksanaan Pembelajaran memberikan usulan buat buku Habis
Kegiatan pembelajaran di sekolah Gelap Terbitlah Terang dan membuat
laboratorium Rumah Citta berbeda foto Kartini. Guru dan anak sepakat
dengan TK yang lain. Proses pembe- membuat buku foto Kartini Habis
lajaran pada kelompok B berlangsung Gelap Terbitlah Terang. Seluruh anak
dari pukul 08.00-10.00 WIB. Jadwal menggambar foto kartini dan membu-
waktu tidak menjadi dasar pembelaja- at cerita. Anak-anak mengecat kardus
ran, karena pada proses pembelajaran yang akan dibuat buku secara ber-
waktu sangat fleksibel dan dapat sama-sama dan yang terakhir anak
berubah setiap saat sesuai dengan menempel gambar dan cerita tentang
kesepakatan, apabila ada kegiatan kartini yang sudah anak buat di atas
bersama. Proses pembelajaran ada 3 kardus yang sudah dicat. Kardus diberi
kegiatan, yaitu kegiatan awal atau halaman, dijahit dan diberi judul.
pembuka, kegiatan inti, istirahat, dan Buku foto Kartini yang dibuat anak
kegiatan akhir atau penutup. dijual pada saat kegiatan pasar murah
Kegiatan awal berupa kegiatan sekolah Rumah Citta dengan harga Rp
fisik motorik bersama, cerita kabar, 80.000,-. Dalam proses kegiatan
bermain di kelas, piket yang meliputi proyek membuat “buku foto Kartini
presensi dan pembagian tugas, Habis Gelap Terbitlah Terang” anak-
berdo’a, dan circle time. Kegiatan fisik anak menyiapkan sendiri peralatan
motorik dilakukan anak pada awal yang dibutuhkan dan merapikan pera-
kegiatan dan dilakukan secara bersa- latan setelah selesai digunakan.
ma-sama dengan kelas yang lain. Istirahat dilakukan setelah kegia-
Kegiatan fisik motorik merupakan tan inti. Kegiatan anak-anak ketika
kegiatan yang wajib dilakukan pada istirahat adalah membereskan semua
proses pembelajaran di TK, sedangkan peralatan, mencuci tangan, makan
untuk kegiatan yang lain bersifat bekal bersama teman dan guru, serta
fleksibel sesuai dengan kesepakatan bermain bebas. Guru mereview
atau hasil diskusi dengan anak. kegiatan yang sudah dilakukan anak.
Kegiatan inti pada proses pembe- Setiap anak membawa bekal sendiri
lajaran bersifat terpadu. Kegiatan inti dari rumah. Bekal yang dibawa dari
dapat dilakukan dalam kelompok kecil, rumah tidak mengandung pewarna,
klasikal, maupun individu. Pada pem- pemanis, dan pengawet makanan. Hal
95 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
 

ini sudah disosialisasikan pihak seko- pembelajaran. Selama proses pembela-


lah kepada orang tua. Bagi anak yang jaran anak berperan sebagai peserta
tidak membawa bekal atau membawa aktif dan mandiri dalam proses
bekal yang mengandung pengawet, belajar, bertanggung jawab dan beri-
pemanis, dan pewarna makanan dise- nisiatif untuk mengenali kebutuhan
diakan bekal dari sekolah. Sebelum belajar anak sendiri, menemukan
dan sesudah makan anak-anak berdoa sumber-sumber informasi untuk dapat
dan mencuci tangan. Kegiatan istirahat menjawab kebutuhan anak, memba-
dilanjutkan bermain bebas di kelas. ngun serta mempresentasikan penge-
Setelah anak-anak selesai istirahat, tahuan anak berdasarkan kebutuhan
pembelajaran diteruskan dengan kegi- serta sumber-sumber yang ditemukan
atan penutup. oleh anak. Dalam proses pembelajaran
Kegiatan penutup dilakukan dal- anak dapat memilih sendiri apa yang
am lingkaran. Pada kegiatan penutup akan dipelajarinya.
guru melakukan evaluasi pembelaja- Anak sangat mandiri dan berta-
ran dengan cara guru meminta anak- nggung jawab tentang kegiatan yang
anak untuk bercerita pengungkapkan dilakukan anak. Hal ini terlihat ketika
perasaan anak pada hari ini, kemudian anak melakukan tugas yang sudah
guru memberikan nasehat pada anak- dipilih sendiri, menyiapkan dan me-
anak dan mereview informasi terkait mbereskan peralatan main, serta
tema. Kegiatan diakhiri dengan berdoa mengikuti kesepakatan main. Dalam
dan pulang. proses pembelajaran, anak dan ling-
Guru mempertimbangkan kebu- kungan menjadi sumber belajar yang
tuhan dan aspek perkembangan anak utama karena semua informasi tentang
dalam proses pembelajaran, karena tema dan kegiatan diperoleh dari pe-
tujuan pembelajaran pada anak usia ngetahuan awal anak yang kemudian
dini adalah mengembangkan aspek anak bereksplorasi pada setiap kegia-
kemampuan anak, meliputi aspek tan untuk mendapat pengalaman sen-
kognitif, bahasa, fisik motorik, dan diri. Anak membangun pengetahuan-
sosial emosional berdasarkan pada nya sendiri dengan mencari informasi
kebutuhan anak. Proses pembelajaran pada orang dewasa, buku, lingkungan,
di sekolah laboratorium Rumah Citta internet dan sebagainya. Guru tidak
dapat menstimulasi seluruh aspek memberikan semua informasi kepada
perkembangan anak. Anak-anak sang- anak melainkan anak yang member-
at aktif, mampu menyelesaikan pro- kan informasi pada guru tentang pe-
blem solving, dapat menyelesaikan ngetahuan awal anak.
tugas dalam kelompok, anak mempu- Pelaksanaan pembelajaran di TK
nyai kosakata yang banyak, anak bertujuan untuk mengembangkan as-
mengerti konsep sebab akibat, anak pek kemampuan dan membentuk pe-
juga sudah mampu membaca, menulis rilaku serta kepribadian anak. Pelak-
dan berhitung. Anak mudah bersosiali- sanaan proses pembelajaran student
sasi dengan orang lain, berani berta- centered approach sama seperti
nya dan mengungkapkan pendapat, pelaksanaan pembelajaran TK pada
menghargai orang lain, mau berganti- umumnya. Proses pembelajaran terdiri
an, sayang teman dan lingkungan. dari kegiatan awal, inti, istirahat, dan
Pada proses pembelajaran di ke- penutup. Perbedaannya terdapat pada
las B1 semua kegiatan dilakukan sesuai cara guru memberikan informasi seba-
dengan keinginan anak dan dibantu gai pengetahuan awal anak, member-
oleh guru. Guru berperan aktif men- kan kesempatan pada anak untuk
stimulasi anak untuk mengungkapkan bereksplorasi, dan selalu mengajak
ide, pendapat, dan melakukan kegiatan diskusi anak untuk menentukan atau

96 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012

 
memilih materi atau tema serta kegi- anak dapat meringankan guru dalam
atan dalam pembelajaran. perencanaan pembelajaran. Guru tidak
Pelaksanakan proses pembelajar- perlu menyiapkan alat dan bahan,
an sekolah laboratorium Rumah Citta menentukan kegiatan, merancang pro-
menggunakan student centered app- gram pembelajaran yang sesuai
roach dalam memenuhi kebutuhan dengan kebutuhan anak dan tidak
anak bermain sambil belajar. Hal ini terpaku pada indikator keberhasilan
sesuai dengan pendapat Froebel bahwa sehingga proses pembelajaran dapat
hanya dengan cara memperluas dan fleksibel dan dapat memenuhi kebu-
pengayaan naluri anak agar melibat- tuhan anak.
kan diri ke dalam permainan aktif, Guru berperan sebagai fasilitator
pendidik dewasa yang simpatik dapat dan teman bermain untuk anak. Guru
membantu anak berkembang secara bertugas menstimulasi dan mendorong
penuh sebagai makhluk hidup yang anak untuk mengakses sumber belajar.
bertindak, merasakan, dan berpikir. Anak dan lingkungan merupakan
Pada saat proses pembelajaran sumber belajar yang utama dalam
pendidik harus bersikap simpati pada pembelajaran student centered app-
gagasan atau pendapat anak dan roach. Anak menentukan, mencari
membantu anak dalam memperluas tahu, dan mengevaluasi sendiri kegi-
serta pengayaan naluri anak, sehingga atan yang telah anak lakukan. Anak
anak dapat melibatkan diri ke dalam membangun dan mengembangkan pe-
permainan aktif, sehingga anak akan ngetahuan yang anak miliki melalui
berkembang secara penuh sebagai pengalaman yang telah anak lakukan.
makhluk hidup yang dapat bertindak, Anak secara aktif mengemukakan ide
berpikir, dan merasakan. Konsep dan keinginannya, bertanya tentang
pembelajaran berpusat pada anak, apa yang anak tidak tahu, dan
anak diharapkan sebagai peserta aktif bereksplorasi diri. Guru tidak menjadi
dan mandiri dalam proses belajar, sumber informasi bagi anak, tapi
bertanggung jawab dan berinisiatif menjadi pendamping atau fasilitator
untuk mengenali kebutuhan belajar untuk mendorong anak menemukan
anak sendiri, anak mencari dan jawaban atau problem solving karena
menemukan sumber-sumber informa- dalam proses belajar anak mengguna-
si untuk dapat menjawab kebutuhan kan seluruh indera yang dimiliki. Anak
anak, membangun serta mempresen- usia dini belajar melalui benda atau
tasikan pengetahuan anak berdasarkan kegiatan yang konkrit.
kebutuhan serta sumber-sumber yang Guru berperan sebagai fasilitator
ditemukan oleh anak. Anak dapat me- dan teman bermain untuk anak. Guru
milih sendiri apa yang akan dipelajari bertugas menstimulasi dan mendorong
dalam proses pembelajaran. anak untuk mengakses sumber belajar.
Fakta ini terbukti pada proses pe- Anak dan lingkungan merupakan sum-
mbelajaran di kelompk B. Guru sangat ber belajar yang utama dalam pembe-
menghargai potensi yang dimiliki ma- lajaran student centered approach.
sing-masing anak dalam proses pem- Anak membangun dan mengembang-
belajaran. Selain itu, guru selalu me- kan pengetahuan yang anak miliki
libatkan anak dalam menentukan te- melalui pengalaman yang telah anak
ma, kegiatan pembelajaran, menentu- lakukan. Anak secara aktif mengemu-
kan aturan main, dan menyiapkan kakan ide dan keinginannya, bertanya
peralatan. Proses pembelajaran yang tentang apa yang anak tidak tahu, dan
seperti ini dapat mendorong anak bereksplorasi diri. Guru menjadi pen-
untuk belajar secara aktif. Di sisi lain, damping atau fasilitator untuk men-
proses pembelajaran berpusat pada dorong anak menemukan jawaban
97 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
 

atau problem solving karena dalam sebutan teman-teman, maka anak


proses belajar anak menggunakan se- akan merasa dihargai. Sehingga secara
luruh indera yang dimiliki. psikologis anak merasa nyaman.
Hal ini sesuai dengan teori Fro- Ketika memperlakukan anak-anak
ebel, Richard Felder dan Yeni Rach- sebagai teman, anak-anak akan dekat
mawati yang menjelaskan bahwa dengan dengan guru. Anak-anak tidak
dalam pelaksanaan pembelajaran stu- akan malu untuk bermain dan berani
dent centered approach, strategi pem- mengemukakan pendapat atau ide
belajaran yang digunakan adalah stra- anak.
tegi belajar aktif. Dalam proses pembe- Anak-anak tidak memakai
lajaran anak memecahkan masalah, seragam ketika bersekolah termasuk
menjawab pertanyaan, merumuskan strategi guru untuk melaksanakan
apa yang akan anak pelajari, mendis- proses pembelajaran dan bentuk kon-
kusikan, menjelaskan, dan pembelaja- krit sekolah Rumah Citta mewujudkan
ran dalam kelompok. Selain itu, guru visi misi sekolah. Hal ini bertujuan
melibatkan anak dalam proses pembe- untuk mengenalkan keberagaman
lajaran dari awal sampai akhir dan me- sedini mungkin dengan cara konkrit.
nempatkan siswa sebagai pusat dari Anak-anak ditekankan untuk memakai
pembelajaran. pakaian bebas tapi yang biasa dan
Anak usia dini belajar melalui tidak perlu memakai baju bagus. Hal
benda atau kegiatan yang konkrit. ini merupakan strategi guru untuk
Proses pembelajaran di kelompok B, mengajak anak-anak bermain. Anak-
guru selalu menggunakan metode ber- anak dapat melakukan eksplorasi dan
main yang kreatif dan inovatif disetiap mencoba kegiatan untuk mendapat
kegiatan dengan mempertimbangkan pengalaman tanpa ada batasan. Selain
kebutuhan dan perkembangan anak itu, dapat menanamkan nilai percaya
sehingga mampu mengembangkan diri dan bangga terhadap apa yang
keterampilan hidup anak. Metode dimiliki anak. Hal ini sesuai dengan
pembelajaran ini digunakan oleh guru pandangan Vygotsky bahwa dalam
agar suasana pembelajaran menyena- proses pembelajaran dan pengajaran
ngkan dan anak dapat belajar dengan guru dan anak bekerja dan bermain
baik. Guru selalu menggunakan kata- bersama-sama membangun penge-
kata bermain untuk kegiatan yang tahuan dan pengalaman. Guru dapat
anak lakukan. Anak melaksanakan membantu anak untuk membangun
proses pembelajaran dengan tidak di- pengetahuan anak. Guru juga dapat
paksa. membantu membangun pengetahuan
Guru juga menggunakan panggi- anak dengan bantuan dari teman
lan “teman-teman” ketika memanggil sebaya.
anak dan guru juga memperbolehkan Pada pelaksanaan pembelajaran
anak-anak untuk memanggil guru de- di TK guru harus mempertimbangkan
ngan sebutan “mbak atau mas”. Pang- semua komponen pembelajaran, sepe-
gilan “mbak, mas dan teman-teman” rti lingkungan, sumber belajar, stra-
digunakan agar tidak membedakan tegi, metode, model, kebutuhan dan
antara anak dan orang dewasa, tidak minat anak. Hal ini sesuai dengan
membatasi hubungan antara anak dan prinsip pembelajaran anak usia dini
guru, anak lebih merasa nyaman dan yang dikemukakan oleh Partini (2011).
dihargai. Panggilan “mbak, mas, dan Prinsip pembelajaran tersebut berori-
teman-teman” digunakan karena guru entasi pada kebutuhan anak, bermain
adalah temannya anak, sehingga anak sambil belajar, kreatif dan inofatif,
dapat merasa nyaman dalam bermain. mengembangkan keterampilan hidup,
Ketika memanggil anak-anak dengan dan berorientasi pada perkembangan

98 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012

 
anak. Hasil pembahasan penelitian te- penataan lingkungan main di kelas
ntang proses pembelajaran di kelom- dan prinsip model pembelajaran area
pok B menunjukkan bahwa guru selalu yang sudah diterapkan. Model
menggunakan metode bermain yang pembelajaran area tidak digunakan
kreatif dan inovatif pada setiap kegia- setiap hari, biasanya dilakukan selama
tan dengan mempertimbangkan kebu- 2 minggu atau 1 bulan sekali, hal ini
tuhan dan perkembangan anak, sehi- disesuaikan dengan keinginan anak.
ngga mampu mengembangkan ketera- Ada 8 jenis area yang digunakan
mpilan hidup anak. Strategi ini sekolah laboratorium Rumah Citta,
digunakan oleh guru agar suasana yaitu area persiapan membaca,
pembelajaran menyenangkan dan menulis, berhitung, dramatic play,
anak dapat belajar dengan baik. komputer, art and craft, sains, dan
Guru sangat menghargai potensi area melukis.
yang dimiliki masing-masing anak Pelaksanaan model pembelajaran
dalam proses pembelajaran. Selain itu, area di sekolah laboratorium Rumah
guru selalu melibatkan anak dalam Citta bekerjasama dengan anggota
menentukan tema, kegiatan pembela- orang tua. Hal ini terlihat ketika pada
jaran, menentukan aturan main, dan kegiatan tertentu orang tua diminta
menyiapkan peralatan. Proses pembe- untuk ikut mendampingi anak dalam
lajaran yang seperti ini dapat men- kegiatan dan pada tema-tema tertentu
dorong anak untuk berlajar secara pihak sekolah mendatangkan orang
aktif. Metode bermain yang kreatif dan tua yang berkompeten dalam bida-
inovatif terangkum dalam model ngnya sesuai dengan tema. Khusus
pembelajaran area dan sentra. Model kegiatan area di sekolah laboratorium
pembelajaran merupakan suatu desain Rumah Citta, semua alat dan bahan
atau rancangan yang menggambarkan yang digunakan serta kegiatan disiap-
proses perincian dan penciptaan kan oleh guru. Kegiatan dilakukan
situasi lingkungan yang memungkin- dengan menggunakan karpet yang
kan anak berinteraksi dalam pem- sudah disiapkan oleh guru pada ma-
belajaran, sehingga terjadi perubahan sing-masing area. Guru menyiapkan
atau perkembangan pada diri anak. meja kecil untuk area menulis.
Model pembelajaran area bertujuan Kegiatan yang dilakukan anak di
untuk membantu anak tumbuh dengan setiap proses pembelajaran dilakukan
baik, mendorong anak untuk berekspl- secara bersama, kelompok, dan indi-
orasi, bereksperimen, serta memberik- vidu. Sekolah laboratorium Rumah
an landasan sikap, pengetahuan, dan Citta menggunakan prinsip pinjakan
keterampilan untuk menghadapi tan- dan waktu transisi seperti memberikan
tangan masa kini dan masa yang akan kesempatan pada anak untuk minum
datang. dan ke kamar mandi. Pada proses
Guru memberikan pengarahan pembelajaran, guru menjadi fasilitator
atau memberikan pijakan awal peng- untuk mengarahkan anak pada ke-
etahuan anak untuk menstimulasi giatan-kegiatan yang dipilih anak. Hal
aspek perkembangan anak. Proses ini bertujuan untuk merangsang se-
pembelajaran menggunakan area me- luruh aspek kecerdasan anak (kecer-
mberikan banyak kesempatan pada dasan jamak) melalui bermain yang
anak untuk mandiri. Model pembe- terencana dan terarah serta dukungan
lajaran area menekankan pada anak pendidik dalam bentuk pijakan awal.
atau berpusat pada anak, minat anak, Seluruh pembelajaran di sekolah
kebutuhan, dan perkembangan anak. laboratorium Rumah Citta berlandas-
Model pembelajaran area di sekolah kan pada teori tentang perkembangan
laboratorium Rumah Citta terlihat dari anak dan pengalaman empirik yang
99 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
 

ada di lapangan. Guru menggunakan bangan anak baik dalam aspek fisik
lingkaran atau pijakan untuk merang- motorik, bahasa, kognitif, dan sosial
sang anak agar aktif, kreatif, dan terus emosional. Pencapaian perkembangan
berpikir menggali pengalamannya sen- anak yang ditulis di dalam rapor ada-
diri sehingga seluruh aspek kecerdasan lah perkembangan anak yang sudah
anak dapat berkembang secara opti- konstan atau tetap, sehingga tahap
mal. Model pembelajaran area ber- perkembangan tersebut tidak berubah.
dasarkan pada minat anak. Model pe- Penilaian keberhasilan pembela-
mbelajaran area memberikan kesem- jaran dilakukan oleh anak melalui ke-
patan pada anak seluas-luasnya untuk giatan webbing akhir. Kegiatan webb-
mengeksplorasi diri anak, sehingga ing akhir berguna sebagai pengingat
anak dapat mendapatkan pengetahuan atau barometernya guru, karena
dari interaksi terhadap objek. Proses melalui webbing akhir guru dapat
pembelajaran TK yang menggunakan mengetahui tingkat keberhasilan guru
model area sesuai dengan pendapat mengajak anak-anak diskusi tentang
Diana Mutiah. Pembelajaran yang tema. Jika tidak ada perubahan, anak-
menggunakan model area dapat me- anak sama sekali tidak bisa menyebut-
menuhi kebutuhan anak, menstimulasi kan hal-hal yang berhubungan dengan
perkembangan anak, dan memfasilita- tema berarti guru belum berhasil
si cara belajar anak karena model mengajak anak-anak membahas tenta-
pembelajaran area dapat memfasilitasi ng tema dan guru harus melakukan
minat anak dan memenuhi keinginan remidi atau mengulang tema tersebut.
masing-masing anak dalam pembela- Akan tetapi, sekolah laboratorium
jaran. Rumah Citta belum pernah menga-
dakan remidi atau mengulang tema.
c. Laporan Perkembangan Anak Melalui webbing akhir guru akan tahu
Guru menyiapkan penilaian sebe- bagian mana yang belum dimengerti
lum kegiatan pembelajaran. Penilaian dan bagian mana yang sudah dime-
yang disiapkan guru berupa buku ngerti oleh anak. Jika anak-anak sudah
catatan perkembangan anak maupun mengerti berarti guru sudah berhasil
indikator pembelajaran. Penilaian ya- mengajak anak-anak mendiskusikan
ng disiapkan guru dapat memudahkan tentang tema.
guru dalam mengamati atau observasi
tentang pencapaian tahap perkem- 3. Evaluasi Pembelajaran
bangan guru, sehingga guru dapat Evaluasi pembelajaran meliputi
melihat juga proses dan hasilnya evaluasi pelaksanaan pembelajaran
secara selaras. dan penilaian terhadap pencapaian
Guru melakukan penilaian terha- perkembangan anak. Penilaian dilaku-
dap perkembangan anak dengan men- kan guru selama proses pembelajaran
gamati proses pembelajaran atau kegi- dan guru berperan sebagai peneliti ter-
atan yang dilakukan anak dan menca- hadap tahap perkembangan anak.
tat setiap tahapan perkembangan yang Penilaian menekankan pada proses
dicapai oleh anak. Penilaian guru bukan pada hasil. Bentuk raport
berupa fortofolio yang berisi tahapan- berupa deskripsi yang menceritakan
tahapan yang dicapai oleh anak, sehi- tahapan perkembangan anak di setiap
ngga guru mengetahui proses penca- aspek yang sudah konsisten. Evaluasi
paian tahapan perkembangan anak. pelaksanaan pembelajaran dilakukan
Penilaian perkembangan anak dilapor- pada akhir tema. Evaluasi pelaksanaan
kan pada orang tua setiap 3 bulan pembelajaran dilakukan dengan kegia-
sekali yang disebut dengan raport. tan webbing akhir. Kegiatan webbing
Guru menceritakan seluruh perkem- akhir bertujuan untuk mengetahui

100 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012

 
seberapa jauh keberhasilan guru dal- ngertian-pendekatan-
am memberikan informasi tema kepa- pembelajaran-pdf.html. pada
da anak dan seberapa jauh pemaha- tanggal 19 April 2012, jam 06.45
man serta informasi yang diterima WIB.
anak tentang tema.
Attrad, A, dkk. (2010). Student
Penutup Centered Learning (An Insight
Student centered approach yang Into Theory And Practice).
diterapkan di sekolah laboratorium Diakses dari
Rumah Citta dapat diterapkan di TK http://download.eiie.org/SiteDir
lain dengan cara: (1) pendidik meng- ectory/hersc/Documents/2010%
embangkan kurikulum KTSP, indika- 20T4SCL%20Staeholders%20For
tor diambil dari tingkat pencapaian um%20Leuven%20%20An%20In
perkembangan anak, (2) tidak berpa- sight%20Into%20Theory%20And
tokan pada tema yang selama ini %20Practice.pdf. pada tanggal 22
sudah digunakan, tapi memilih tema Maret 2012, jam 14.17 WIB.
sesuai dengan syarat pemilihan tema,
mengajak anak untuk membuat Diana Mutiah. (2010). Psikologi
kegiatan yang akan dilakukan besok, Bermain Anak Usia Dini.
(3) membuat RKH (rencana kegiatan Jakarta: Kencana Prenada Group.
harian) sesuai dengan hasil diskusi
dengan anak kemudian guru memasu- Doodington, C & Hilton, M. (2010)
kan TPP atau indikator sesuai dengan Pendidikan Berpusat Pada Anak
kegiatan yang diinginkan anak, (4) (Alih bahasa: Febrianti Ika
kegiatan pembelajaran tidak hanya Dewi). Jakarta: Indeks.
menggunakan LKA (lembar kerja
anak), tapi memilih kegiatan yang Endang Nugraheni. (2007). Student
inovatif, kreatif, dan menyenangkan Centered Learning dan
sehingga menantang untuk anak, (5) Implikasinya Terhadap Proses
kegiatan pembelajaran bersifat terpa- Pembelajaran. Diakses dari
du dan tematik, (6) setiap kegiatan www.jurnalskripsi.net/pdf/stude
dapat mengembangkan aspek perkem- nt-centered-learning-dan-
bangan anak secara menyeluruh tidak implikasinya. pada tanggal 11
terpisah-pisah pada setiap aspek dan Maret 2012, jam 16.01 WIB.
mengacu pada tema, dan (7) melibat-
kan anak dalam proses pembelajaran, Jacobsen, D.A, dkk. (2009). Methods
menyiapkan dan membereskan, sehi- for Teaching (Alih bahasa:
ngga anak akan belajar bertanggung Achmad Fawaid & Khoirul
jawab terhadap dirinya sendiri dan apa Anam). Yogyakarta: Pustaka
yang sudah dilakukan. Pelajar.

Masitoh, dkk. (2005). Pendekatan


Belajar Aktif di Taman Kanak-
Daftar Pustaka Kanak. Jakarta: Depdiknas.

Akhmad Sudrajat. (2008). Pengertian ----------------. (2009). Strategi


Pendekatan, Strategi, Pembelajaran TK (cetakan
Metode,Teknik, Taktik, dan Ketiga belas). Jakarta.
Model Pembelajaran. Diakses Universitas Terbuka.
dari
http://www.ebookpp.com/pe/pe
101 
 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
 

Miles, M. B & Huberman, A. M.


(2009). Analisis data Kualitatif
(alih bahasa: Tjetjep Rohendi
Rohidi. Jakarta: UI-Press.

O’Neill, Geraldine and Tim McMahon.


(2005). Student Centered
Learning. Diakses dari
http://qa.ubbcluj.ro/posdrucalita
te/despre/training_studenti/mat
eriale/student_centered_learn.p
df. pada tanggal 22 Maret 2012,
jam 14.30 WIB.

Partini. (2010). Pengantar Pendidikan


Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Grafindo Litera Media.

Wina Sanjaya. (2010). Perencanaan


dan Desain Sistem pembelajaran
(cetakan ketiga). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Yeni Rachmawati & Euis Kurniawati.


(2010). Strategi Pengembangan
Kreativitas pada Anak: Usia
Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

102 
 

Anda mungkin juga menyukai