Abstrak
Abstract
79
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
analysis model interactively. Research data validity was tested again using the
extension of participation, persistence observation, and triangulation. The result of
applying student centered approach to learning in the kindergarten school house
laboratory citta done in several stages, among others are: (1) the learning plan that
includes administration, choosing the theme program planning, (2) the
implementation of learning that consists of initial activities, core activities, recess,
and final activity, (3) the evaluation of learning and assessment stage of the child’s
development. Student centered approach is applied in a way to give the children
opportunity to explore seeking the knowledge and experiences. The application of
student centered approach is to stimulate the development of the children to be
more active, be able to solve problems, understand the concept of cause and effect
relationship, daring expression, cooperation and mutual help. The teaching media
used in the learning process with student centered approach is APE and used goods.
While learning resources used were the kids themselves, books, books, teachers,
people who are skilful in their fields, and the environment. The process of learning
in this research employs learning area model that give emphasis on the activities of
playing.
80
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
menekankan pada pengalaman belajar kurang memberikan stimulasi terhad-
anak”. Konsep model pembelajaran ap aspek kemampuan anak.
area memberikan kesempatan pada Proses pembelajaran belum me-
anak untuk memilih atau melakukan mberikan kesempatan pada anak un-
kegiatan sesuai minatnya, sehingga tuk mengeksplorasi bakat, minat, dan
anak dapat bermain seraya belajar. kemampuan, sehingga anak tidak me-
Pada kenyataannya, pelaksanaan pem- mpunyai pengalaman dalam menye-
belajaran masih berfokus pada guru. lesaikan suatu masalah dan terkesan
Kegiatan pembelajaran cenderung se- individualis dalam bekerja. Guru bel-
rius dan berfokus pada kegiatan aka- um mengembangkan kurikulum, sehi-
demik seperti membaca, menulis, serta ngga guru hanya menggunakan kuri-
berhitung. kulum secara kaku. Tema dan kegiatan
Guru belum memberi kesempa- yang digunakan di TK yang satu de-
tan pada anak untuk memilih kegiatan ngan yang lain sama dan setiap tahun
berdasarkan minat anak, karena selu- tema yang digunakan tidak pernah
ruh kegiatan pembelajaran guru yang berubah. Pembelajaran seperti ini me-
menentukan. Mayoritas guru atau mbuat anak belum bisa mengung-
pendidik TK lebih berorientasi pada kapkan ide dan minatnya.
hasil (pencapaian indikator) yang ada Temuan lainnya adalah bahwa
pada kurikulum bukan pada tahap pembelajaran yang diterapkan di lapa-
perkembangan dan kebutuhan anak. ngan tidak sesuai dengan minat anak.
Konsep guru atau pendidik yang Selama proses pembelajaran anak be-
semula menjadi fasilitator sekarang lum diberi kesempatan untuk meng-
menjadi penentu kegiatan anak. ungkapkan ide kegiatan dan dibatasi
Pelaksanaan pembelajaran tidak lagi dalam mengungkapkan pendapat ten-
berpusat pada anak (student centered) tang apa yang anak ketahui. Guru
tapi berpusat pada guru. Guru menen- hanya memberi kesempatan pada anak
tukan materi, tema, jenis kegiatan, dan untuk memilih kegiatan yang akan
media pembelajaran, sehingga pada diselesaikan terlebih dahulu, karena
kegiatan pembelajaran anak hanya persiapan pembelajaran sudah dilaku-
mengerjakan tugas yang diberikan kan oleh guru. Hal seperti ini dapat
guru. membatasi perkembangan dan penga-
Pembelajaran TK pada umumnya laman anak, padahal anak selalu bela-
masih terpaku pada kurikulum. Tema jar dari apa yang dilakukan dan apa
dan indikator kegiatan yang ada pada yang anak pikirkan. Pembelajaran se-
kurikulum menjadi acuan pokok dal- perti ini tidak memberikan kebebasan
am melaksanakan pembelajaran. Kegi- pada anak untuk menggali materi dan
atan yang diberikan oleh guru belum objek yang diamati, membuat pilihan,
bervariasi dan terpadu. Guru belum serta menyelesaikan masalah. Pembe-
memperhatikan tahap kemampuan lajaran seperti yang dijabarkan di atas
anak dalam menyusun kegiatan pem- berpengaruh terhadap perkembangan
belajaran. Kegiatan pembelajaran ter- anak.
paku pada TPPA (Tingkat Pencapaian Pembelajaran yang berpusat pada
Perkembangan Anak) yang dalam ke- guru akan menghasilkan output per-
giatan pembelajaran hampir 90% kembangan anak yang tidak optimal.
menggunakan LKA (Lembar Kerja Anak jarang berkomunikasi atau ber-
Anak) baik dalam aspek sosial-emo- diskusi dengan guru tentang hal-hal
sional, nilai moral, kognitif dan baha- yang diminati anak. Anak tidak berani
sa. Anak diminta menyelesaikan tugas berpendapat atau mengemukakan ide-
yang tercantum pada LKA, sehingga ide mereka tentang apa yang anak
pikirkan dan pahami. Anak takut un-
85
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
tuk berpendapat atau bercerita. yang diciptakan anak. Sikap anak be-
Perkembangan anak cenderung mono- rani dan eksploratif. Anak berani me-
ton. Penguasaan kosakata anak sangat ncoba dan mengungkapkan ide serta
minim. Perkembangan fisik-motorik pengetahuan tentang tema diskusi. An-
anak sangat lambat dan kemampuan ak mengerti tentang konsep problem
motorik halus anak kurang peka. solving yang ditemukan oleh anak
Kemampuan anak untuk menye- sendiri. Anak saling berkerjasama, tol-
lesaikan masalah sangat rendah, dal- ong-menolong, berkomunikasi, meng-
am proses pembelajaran anak cende- hargai orang lain, sayang teman dan
rung mencontoh apa yang diberikan lingkungan. Anak terlihat berani da-
oleh guru. Imajinasi anak tidak ber- lam mengungkapkan pendapat dan
kembang secara optimal, sehingga bertanya, bahasa lisan anak sudah
anak tidak mampu berkreativitas seca- lancar, perkembangan kognitif sangat
ra optimal. Anak bersifat individualis- baik karena anak mampu menyelesai-
tik dan kurang menghargai teman. kan permasalahan (problem solving)
Rasa sayang terhadap sesama dan yang dihadapkan pada anak serta
lingkungan tidak muncul dalam diri kemampuan sosial-emosional anak cu-
anak. Sikap anak cenderung malu, kup bagus.
manja, dan sulit dalam menaati Selain itu, anak sudah memaha-
aturan. Perkembangan anak di atas mi konsep musyawarah dan selalu
tidak sesuai dengan karakteristik anak melakukan kegiatan diskusi ketika
usia TK, karena pada dasarnya anak menyelesaikan masalah. Anak mampu
usia TK adalah individu yang aktif, bekerja dalam kelompok, menghargai
asertif dan mampu berinisiatif, anak pendapat orang lain, melaksanakan
berpikir dengan simbol, anak mudah aturan, bersedia berbagi, dan bermain
bersosialisasi dengan orang lain, men- bersama teman baik teman sebaya
gerti konsep dan hubungan antar kon- maupun teman yang berbeda usia.
sep. Anak memiliki penguasaan terha- Anak sudah mampu membaca dan
dap tubuhnya dan menyukai kegiatan menulis karena seluruh benda yang
yang dilakukan sendiri. Anak usia TK ada di lingkungan anak diberi label
mampu berpikir dengan menggunakan sesuai nama benda yang ditulis oleh
simbol dan anak sudah memiliki anak-anak sendiri. Anak bermain
keterampilan untuk mengungkapkan secara aktif untuk mengembangkan
ide serta gagasan yang anak pikirkan. kemampuan fisik-motorik, bahasa,
Karakteristik usia TK tampak pada kognitif, dan sosial emosionalnya seca-
perkembangan anak didik di sekolah ra terintegrasi. Adanya perbedaan
laboratorium Rumah Citta. perkembangan yang dicapai oleh anak
Perkembangan anak di sekolah TK dan melihat beberapa kelebihan
laboratorium Rumah Citta sangat ber- yang dimiliki anak didik di sekolah
beda. Aspek kemampuan anak ber- laboratorium Rumah Citta yang tidak
kembang secara optimal. Hal ini di- peneliti temukan di beberapa TK
perkuat dari hasil wawancara dan ob- lainnya, menjadi alasan peneliti untuk
servasi di sekolah laboratorium Ru- mengetahui lebih dalam tentang pro-
mah Citta. Menurut kepala sekolah ses dan pelaksanaan pembelajarannya.
dan beberapa guru, sekolah laborato-
rium Rumah Citta sangat menghargai Tujuan Penelitian
hak-hak anak dengan menciptakan Mendeskripsikan dan mengkaji
dunia untuk anak-anak. Guru membe- lebih dalam tentang cara penerapan
rikan kesempatan pada anak untuk student centereded approach pada
menciptakan dunia anak sendiri deng- pembelajaran TK kelompok B di se-
an cara menghargai segala sesuatu kolah laboratorium Rumah Citta.
86
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
Student Centered Learning nt centered approach, siswa merupa-
1. Pengertian kan titik pusat dari proses pembelaja-
Student centered learning meru- ran. Guru memulai pembelajaran
pakan suatu pembelajaran yang me- dengan memberikan kesempatan yang
nempatkan peserta didik sebagai pusat seluas-luasnya bagi anak untuk meng-
dari proses belajar. Model pembe- konstruksi pengetahuannya melalui
lajaran berpusat pada siswa (student pengalaman belajar, bereksplorasi,
centered learning) berbeda dari pem- memberikan kebebasan pada anak
belajaran berpusat pada guru (instruc- untuk memilih kegiatan yang sesuai
ttor centered learning) yang mene- dengan kebutuhan dan minat anak.
kankan pada transfer pengetahuan Akhmad Sudrajat (2008) menge-
dari guru ke murid yang relatif bersi- mukakan pendekatan pembelajaran
kap pasif. Penjelasan di atas menera- merupakan titik tolak atau sudut
ngkan tentang bentuk pembelajaran pandang guru terhadap proses pembe-
yang tergambar dari awal sampai akhir lajaran yang merujuk kepada panda-
yang merupakan bungkus atau bingkai ngan tentang terjadinya suatu proses
dari penerapan suatu pendekatan, yang sifatnya masih sangat umum. Di
metode, dan teknik pembelajaran yang dalamnya mewadahi, menginspirasi,
digunakan. menguatkan, dan melatari metode
Student centered approach pembelajaran dengan cakupan teoritis
(SCA) merupakan pendekatan yang tertentu. Sedangkan berpusat pada
didasar-kan pada pandangan bahwa siswa (student centered) adalah
mengajar dianggap sebagai proses “proses belajar mengajar berdasarkan
mengatur lingkungan dengan harapan kebutuhan dan minat anak” (Oemar
agar siswa belajar. Konsep student Hamalik, 2004). Pendapat di atas
centered app-roach yang penting menggambarkan bahwa dalam proses
adalah belajarnya siswa. Guru secara pembelajaran harus mempertimbang-
sadar menempat-kan perhatian yang kan kebutuhan dan keinginan anak
lebih banyak pada keterlibatan, untuk belajar.
inisiatif, dan interaksi so-sial siswa. O’Neill, Geraldine and Tim
Kegiatan pembelajaran yang McMahon (2005) sependapat dengan
menggunakan student centered appro- Oemar Hamalik (2004: 201) bahwa
ach menghargai keunikan tiap indi- “…student–centred learning as
vidu dari diri setiap anak, baik dalam focusing on the students’ learning and
minat, bakat, pendapat serta cara dan what students do to achieve this,
gaya belajar masing-masing anak. rather than what the teacher does”.
Peserta didik atau anak disiapkan Pendapat O’Neill menjelaskan tentang
untuk dapat menghargai diri sendiri, kegiatan pembelajaran yang berpusat
orang lain, perbedaan, menjadi bagian pada siswa. Siswa belajar dari apa yang
dari masyarakat yang demokratis dan dilakukan bukan dari apa yang disam-
berwawasan global. “SCL puts students paikan guru. Pendekatan pembelaja-
at the heart of the learning process, it ran yang berpusat kepada peserta
is only proper recognition of this didik atau anak merupakan sistem pe-
diversity that empowers students to mbelajaran yang menunjukkan domi-
realise their full potential; engaging nasi peserta didik selama kegiatan
with their teachers and embarking on pembelajaran dan guru hanya sebagai
the learning process in the manner fasilitator, pembimbing dan pemim-
that will be most beneficial to them” pin. Pembelajaran berpusat pada anak
(Attrad, A, dkk. 2010). Hal itu dapat disimpulkan bahwa dalam
menjelaskan bahwa dalam proses pe- pelaksanakan kegiatan pembelajaran
mbelajaran yang menggunakan stude- berpusat kepada anak.
87
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
88
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
menjamin saling ketergantungan posi- rahkan dan mendorong kemerdekaan
tif dan akuntabilitas individu. Penga- dan kapasitas anak untuk berkembang
jaran induktif dalam pembelajaran dalam kehidupannya. Pembelajaran
dilakukan dengan cara memberikan yang berpusat pada anak harus
tantangan (pertanyaan atau masalah) mempertimbangkan beberapa hal
pada siswa dan mempelajari materi yaitu membina persepsi anak melalui
atau tema dalam konteks mengatasi pengalaman, meyakini bahwa masalah
tantangan. Metode induktif mencakup yang diutarakan anak merupakan
penyelidikan pembelajaran berbasis permasalahan yang serius untuk men-
kasus instruksi, berbasis masalah, gembangkan pengetahuan anak, men-
berbasis proyek, pembelajaran pene- dorong anak untuk selalu mengekspre-
muan, dan just in time mengajar. sikan diri, serta mengungkapkan per-
Endang Nugraheni (2007) men- masalahan yang ingin dipelajari anak.
yatakan bahwa “dalam pembelajaran Pembelajaran yang baik adalah ke-
yang berpusat pada anak guru berpe- giatan pembelajaran yang mampu me-
ran sebagai fasilitator yang membantu ngembangkan potensi anak.
siswa mengakses semua sumber bela- Kriteria keberhasilan proses me-
jar yang ada”. Selain itu, peran guru ngajar tidak diukur dari sejauh mana
dalam pembelajaran yang berpusat anak telah menguasai materi pelaja-
pada anak adalah mencari masalah ran, melainkan diukur dari sejauh
yang sedang diminati anak sebagai mana anak telah melakukan proses
pedoman untuk memfasilitasi anak belajar dan mampu meningkatkan
dalam pembelajaran yang berfokus aspek perkembangan anak. Guru tidak
pada hal-hal yang dianggapkan oleh lagi berperan sebagai sumber belajar,
anak signifikan dan relevan terhadap tetapi berperan sebagai pembimbing
pandangan masa kini tentang dunia. dan fasilitator agar anak mau dan
Endang Nugraheni menjelaskan mampu belajar. Pada pembelajaran
bahwa proses pembelajaran yang me- Taman Kanak-Kanak yang mengguna-
nggunakan student centered approach kan student centered approach yang
menekankan pada siswa untuk mem- diterapkan melalui model pembelaja-
bangun dan mengembangkan pengeta- ran area. Diana Mutiah (2010)
huan siswa sendiri, terlibat dan berpa- mengemukakan “model pembelajaran
rtisipasi aktif dalam pembelajaran, area ada tiga pilar utama dalam melak-
serta bertanggung jawab sepenuhnya sanakan pembelajaran student cente-
dalam proses pembelajaran. Guru red approach, yaitu konstruktivisme,
hanya berperan sebagai fasilitator dan metodologi yang sesuai dengan perke-
sumber daya dalam pembelajaran. mbangan, dan pendidikan progresif”.
Pembelajaran yang berpusat pada 3. Karakteristik Student
anak dapat mengembangkan potensi Centered Approach
anak melalui masalah-masalah yang Karakteristik pembelajaran deng-
diminati oleh anak untuk dikaji dalam an pendekatan yang berorientasi pada
proses pembelajaran. Proses pembe- siswa adalah kegiatan pembelajaran
lajaran berpusat pada anak member- beragam dengan menggunakan berba-
kan kesempatan kepada anak untuk gai macam strategi dan metode secara
mengungkapkan pikiran dan gagasan bergantian, sehingga selama proses
anak tentang permasalahan atau tema pembelajaran siswa atau anak berpar-
yang dibahas. tisipasi aktif baik secara individu ma-
Endang Nugraheni menjelaskan upun kelompok. Cara pembelajaran ini
lebih lanjut bahwa dalam penerapan juga sering dikenal sebagai CBSA (cara
student centered approach dalam belajar siswa aktif). Pembelajaran yang
pembelajaran guru bertugas menga- menggunakan student centered appro-
89
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
90
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
dapat bereksplorasi sesuai dengan ke- sesuai dan menggabungkan berbagai
inginannya. sumber belajar sesuai dengan kebu-
Pendapat di atas dapat disimpul- tuhuhan dan sifat materi yang akan
kan bahwa dalam proses pembelajaran dipelajari anak, misalnya anak akan
yang menggunakan student centered belajar tentang macam-macam bunga,
approach anak merupakan subjek maka taman merupakan tempat bela-
belajar. Anak tidak dipandang sebagai jar siswa.
objek belajar yang dapat diatur dan Pembelajaran berorientasi pada
dibatasi oleh kemauan guru, melain- pencapaian tujuan bukan pada hasil.
kan anak di tempatkan sebagai subjek Tujuan pembelajaran bukanlah pengu-
yang belajar sesuai dengan minat, ba- asaan materi pelajaran, tapi proses
kat, dan kemampuan yang dimiliki untuk mengubah tingkah laku anak
anak. Anak merupakan pembelajar ak- sesuai dengan tujuan yang akan
tif yang menggunakan seluruh tubuh- dicapai. Aspek perkembangan anak
nya untuk belajar. Anak diberi kebeba- adalah tujuan yang utama pada PAUD.
san untuk memilih dan memutuskan Oleh karena itu, penguasaan materi
apa yang akan dikerjakan dan bahan pelajaran bukanlah akhir dari proses
apa yang akan digunakan. Anak bebas pengajaran, tetapi hanya sebagai
mengekspresikan bahan-bahan secara tujuan untuk pembentukan perilaku
aktif dengan seluruh inderanya melalui dan mengembangkan aspek kemam-
kegiatan percobaan dengan objek, se- puan anak karena dalam proses pem-
hingga anak akan mendapatkan peng- belajaran guru mengajar untuk mene-
alaman yang berguna untuk menun- kankan pada pemahaman anak. Meto-
jang pengetahuannya. Peran peserta de dan strategi yang digunakan guru
didik dalam proses pembelajaran ha- dalam proses pembelajaran yang ber-
rus diutamakan karena peserta didik pusat pada anak tidak hanya sekedar
merupakan subjek pendidikan. Oleh metode ceramah, tetapi menggunakan
sebab itu, materi apa yang seharusnya berbagai metode pembelajaran.
dipelajari dan bagaimana mempelaja-
rinya tidak semata-mata ditentukan Metode Penelitian
oleh keinginan guru, tetapi memper- Sejalan dengan fokus masalah
hatikan setiap perbedaan siswa. dan tujuan penelitian, maka peneliti
Proses pembelajaran yang meng- menggunakan pendekatan penelitian
gunakan student centered approach kualitatif dengan jenis penelitian studi
dapat berlangsung dimana saja. Proses kasus. Penggunaan pendekatan peneli-
mengajar merupakan proses mengatur tian kualitatif didasarkan atas pertim-
lingkungan, anak tidak dianggap se- bangan bahwa dalam penerapan stu-
bagai individu yang pasif hanya seba- dent centered approach pada pem-
gai penerima informasi, tapi dipan- belajaran TK kelompok B melibatkan
dang sebagai individu yang aktif yang berbagai aspek yang harus digali lebih
memiliki potensi untuk berkembang. mendalam dan komprehensif. Teknik
Anak adalah individu yang memiliki pengumpulan data yang utama dalam
potensi dan kemampuan. Proses pe- penelitian ini adalah wawancara,
mbelajaran berpusat pada anak dapat observasi, dan dokumentasi.
berlangsung dimana saja, sesuai de-
ngan karakteristik pembelajaran yang Teknik Analisis Data
berorientasi kepada anak, maka proses Analisis data dalam penelitian
pembelajaran dapat terjadi di mana kualitatif di sekolah laboratorium Ru-
saja. Kelas bukanlah satu-satunya tem- mah Citta dilakukan sejak sebelum
pat belajar anak. Anak dapat meman- terjun ke lapangan, observasi, selama
faatkan berbagai tempat belajar yang pelaksanaan penelitian dilapangan,
91
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
92
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
belajaran di kelompok B, sekolah la- Guru hanya bertugas menyi-
boratorium Rumah Citta seluruh kegi- apkan administrasi, sedangkan yang
atan disesuaikan dengan kurikulum bertugas melaksanakan adalah
yang berdasarkan tahap perkembang- anak-anak. Setiap anak yang datang
an dan minat anak. langsung memasang nama sesuai
dengan urutan kedatangan. Bagi
a. Perencanaan Pembelajaran teman yang lupa diingatkan oleh
Proses pembelajaran berpusat teman lain atau dibantu menempel
pada anak dapat membantu guru nama. Anak-anak yang datang
dalam perencanaan pembelajaran. Gu- nomor 1-3 pada setiap harinya
ru tidak perlu menyiapkan alat dan bertugas presensi, membagi dan
bahan, menentukan kegiatan, meran- memasang nama teman yang
cang RKH (Rencana Kegiatan Harian), bertugas memimpin do’a pagi,
dan tidak terpaku pada indikator ke- makan bekal, dan do’a pulang, serta
berhasilan sehingga proses pembe- mengganti hari, tanggal, bulan, dan
lajaran dapat fleksibel dan dapat tahun. Semua kegiatan tersebut
memenuhi kebutuhan anak. Guru da- dilakukan anak dengan mandiri.
pat memberikan kesempatan anak un- 2) Pemilihan tema
tuk bereksplorasi, menstimulasi perke- Tema yang digunakan dipilih
mbangan anak, dan memenuhi kebu- sesuai dengan minat dan ide anak.
tuhan anak. Hal ini Sesuai dengan Hal ini sesuai dengan pembelajaran
kriteria pembelajaran berpusat pada berpusat pada anak, guru member-
anak yang dikemukakan oleh Masitoh, kan kesempatan yang seluas-luas-
dkk (2009) bahwa prakarsa kegiatan nya pada anak untuk mengkons-
tumbuh dari anak. Anak memilih truksikan pengetahuan dan memilih
bahan-bahan dan memutuskan apa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
yang akan dikerjakan, anak menggu- dan minat anak. Tema dipilih dan
nakan bahan-bahan secara aktif, anak didiskusikan bersama di kelas. Guru
menemukan sebab akibat melalui bertugas sebagai fasilitator dalam
pengalaman langsung, anak mentrans- kegiatan diskusi anak. Setiap anak
formasi dan menggabungkan bahan- mengemukakan ide tentang hal
bahan, dan anak menggunakan otot yang ingin diketahui oleh anak.
kasarnya. Perencanaan pembelajaran Guru mengarahkan anak untuk
student centered approach meliputi: mengambil kesepakatan tema dan
1) Administrasi lama waktu yang digunakan untuk
Administrasi berupa presensi setiap tema berbeda, hal ini disesu-
daftar hadir anak, daftar nama- aikan dengan keinginan anak.
nama anak, papan presensi, papan Di TK, tema merupakan materi
piket dan papan presensi. Admi- pengantar ilmu yang akan dipelajari
nistrasi tersebut disiapkan oleh oleh anak dan biasanya tema yang
guru. Guru menyiapkan nama anak- diambil dekat dengan anak atau
anak pada potongan kertas tebal yang ada di sekitar anak. Tema atau
dan pada perekat, menyiapkan materi yang dipilih dan ditentukan
kantong kecil untuk pembagian oleh anak sesuai dengan keinginan
tugas, menyiapkan papan flanel anak. Hal ini akan memberikan
yang sudah diberi nomor 1-15 untuk dorongan yang besar terhadap kein-
presensi urutan kehadiran anak, gintahuan anak terhadap sesuatu
menyiapkan tulisan hari, tanggal, hal yang menarik minatnya.
bulan dan tahun pada potongan Hal di atas sesuai dengan teori
kertas kecil, dan menyiapkan J.J Rousseau yang menjelaskan ba-
presensi anak serta guru. hwa dalam pelaksanaan pembelaja-
93
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
94
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
da pengetahuan awal anak tentang belajaran inti, setiap kegiatan dapat
tema yang dapat dilihat dari mengembangkan seluruh aspek perke-
kegiatan webbing awal. Kegiatan mbangan anak. Penentuan kegiatan
webbing awal dilakukan setelah inti ini sesuai kesepakatan dengan
menentukan tema. Webbing awal anak. Kegiatan pembelajaran setiap
bertujuan untuk mengetahui sampai hari saling berkesinambungan. Hal ini
dimana anak mengetahui tentang bertujuan agar anak dapat memba-
tema. Melalui webbing awal guru ngun pengetahuan secara terstruktur.
dapat mengetahui pengetahuanan Salah satunya adalah kegiatan
awal dan kebutuhan anak tentang proyek membuat buku foto Kartini
tema. Webbing awal berfungsi yang dilakukan selama 1 minggu.
sebagai pengukur dan pijakan guru Kegiatan dimulai dengan memberikan
dalam merencanakan program pem- pijakan awal tentang kartini dan pasar
belajaran, melakukan proses pem- murah. Guru bercerita tentang kelu-
belajaran dan memberikan infor- arga Kartini, saudara Kartini, teman
masi yang berhubungan dengan Kartini, rumah Kartini, buku Kartini,
tema. dan sebagainya. Kegiatan berlanjut
dengan diskusi kegiatan proyek. Anak
b. Pelaksanaan Pembelajaran memberikan usulan buat buku Habis
Kegiatan pembelajaran di sekolah Gelap Terbitlah Terang dan membuat
laboratorium Rumah Citta berbeda foto Kartini. Guru dan anak sepakat
dengan TK yang lain. Proses pembe- membuat buku foto Kartini Habis
lajaran pada kelompok B berlangsung Gelap Terbitlah Terang. Seluruh anak
dari pukul 08.00-10.00 WIB. Jadwal menggambar foto kartini dan membu-
waktu tidak menjadi dasar pembelaja- at cerita. Anak-anak mengecat kardus
ran, karena pada proses pembelajaran yang akan dibuat buku secara ber-
waktu sangat fleksibel dan dapat sama-sama dan yang terakhir anak
berubah setiap saat sesuai dengan menempel gambar dan cerita tentang
kesepakatan, apabila ada kegiatan kartini yang sudah anak buat di atas
bersama. Proses pembelajaran ada 3 kardus yang sudah dicat. Kardus diberi
kegiatan, yaitu kegiatan awal atau halaman, dijahit dan diberi judul.
pembuka, kegiatan inti, istirahat, dan Buku foto Kartini yang dibuat anak
kegiatan akhir atau penutup. dijual pada saat kegiatan pasar murah
Kegiatan awal berupa kegiatan sekolah Rumah Citta dengan harga Rp
fisik motorik bersama, cerita kabar, 80.000,-. Dalam proses kegiatan
bermain di kelas, piket yang meliputi proyek membuat “buku foto Kartini
presensi dan pembagian tugas, Habis Gelap Terbitlah Terang” anak-
berdo’a, dan circle time. Kegiatan fisik anak menyiapkan sendiri peralatan
motorik dilakukan anak pada awal yang dibutuhkan dan merapikan pera-
kegiatan dan dilakukan secara bersa- latan setelah selesai digunakan.
ma-sama dengan kelas yang lain. Istirahat dilakukan setelah kegia-
Kegiatan fisik motorik merupakan tan inti. Kegiatan anak-anak ketika
kegiatan yang wajib dilakukan pada istirahat adalah membereskan semua
proses pembelajaran di TK, sedangkan peralatan, mencuci tangan, makan
untuk kegiatan yang lain bersifat bekal bersama teman dan guru, serta
fleksibel sesuai dengan kesepakatan bermain bebas. Guru mereview
atau hasil diskusi dengan anak. kegiatan yang sudah dilakukan anak.
Kegiatan inti pada proses pembe- Setiap anak membawa bekal sendiri
lajaran bersifat terpadu. Kegiatan inti dari rumah. Bekal yang dibawa dari
dapat dilakukan dalam kelompok kecil, rumah tidak mengandung pewarna,
klasikal, maupun individu. Pada pem- pemanis, dan pengawet makanan. Hal
95
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
96
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
memilih materi atau tema serta kegi- anak dapat meringankan guru dalam
atan dalam pembelajaran. perencanaan pembelajaran. Guru tidak
Pelaksanakan proses pembelajar- perlu menyiapkan alat dan bahan,
an sekolah laboratorium Rumah Citta menentukan kegiatan, merancang pro-
menggunakan student centered app- gram pembelajaran yang sesuai
roach dalam memenuhi kebutuhan dengan kebutuhan anak dan tidak
anak bermain sambil belajar. Hal ini terpaku pada indikator keberhasilan
sesuai dengan pendapat Froebel bahwa sehingga proses pembelajaran dapat
hanya dengan cara memperluas dan fleksibel dan dapat memenuhi kebu-
pengayaan naluri anak agar melibat- tuhan anak.
kan diri ke dalam permainan aktif, Guru berperan sebagai fasilitator
pendidik dewasa yang simpatik dapat dan teman bermain untuk anak. Guru
membantu anak berkembang secara bertugas menstimulasi dan mendorong
penuh sebagai makhluk hidup yang anak untuk mengakses sumber belajar.
bertindak, merasakan, dan berpikir. Anak dan lingkungan merupakan
Pada saat proses pembelajaran sumber belajar yang utama dalam
pendidik harus bersikap simpati pada pembelajaran student centered app-
gagasan atau pendapat anak dan roach. Anak menentukan, mencari
membantu anak dalam memperluas tahu, dan mengevaluasi sendiri kegi-
serta pengayaan naluri anak, sehingga atan yang telah anak lakukan. Anak
anak dapat melibatkan diri ke dalam membangun dan mengembangkan pe-
permainan aktif, sehingga anak akan ngetahuan yang anak miliki melalui
berkembang secara penuh sebagai pengalaman yang telah anak lakukan.
makhluk hidup yang dapat bertindak, Anak secara aktif mengemukakan ide
berpikir, dan merasakan. Konsep dan keinginannya, bertanya tentang
pembelajaran berpusat pada anak, apa yang anak tidak tahu, dan
anak diharapkan sebagai peserta aktif bereksplorasi diri. Guru tidak menjadi
dan mandiri dalam proses belajar, sumber informasi bagi anak, tapi
bertanggung jawab dan berinisiatif menjadi pendamping atau fasilitator
untuk mengenali kebutuhan belajar untuk mendorong anak menemukan
anak sendiri, anak mencari dan jawaban atau problem solving karena
menemukan sumber-sumber informa- dalam proses belajar anak mengguna-
si untuk dapat menjawab kebutuhan kan seluruh indera yang dimiliki. Anak
anak, membangun serta mempresen- usia dini belajar melalui benda atau
tasikan pengetahuan anak berdasarkan kegiatan yang konkrit.
kebutuhan serta sumber-sumber yang Guru berperan sebagai fasilitator
ditemukan oleh anak. Anak dapat me- dan teman bermain untuk anak. Guru
milih sendiri apa yang akan dipelajari bertugas menstimulasi dan mendorong
dalam proses pembelajaran. anak untuk mengakses sumber belajar.
Fakta ini terbukti pada proses pe- Anak dan lingkungan merupakan sum-
mbelajaran di kelompk B. Guru sangat ber belajar yang utama dalam pembe-
menghargai potensi yang dimiliki ma- lajaran student centered approach.
sing-masing anak dalam proses pem- Anak membangun dan mengembang-
belajaran. Selain itu, guru selalu me- kan pengetahuan yang anak miliki
libatkan anak dalam menentukan te- melalui pengalaman yang telah anak
ma, kegiatan pembelajaran, menentu- lakukan. Anak secara aktif mengemu-
kan aturan main, dan menyiapkan kakan ide dan keinginannya, bertanya
peralatan. Proses pembelajaran yang tentang apa yang anak tidak tahu, dan
seperti ini dapat mendorong anak bereksplorasi diri. Guru menjadi pen-
untuk belajar secara aktif. Di sisi lain, damping atau fasilitator untuk men-
proses pembelajaran berpusat pada dorong anak menemukan jawaban
97
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
98
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
anak. Hasil pembahasan penelitian te- penataan lingkungan main di kelas
ntang proses pembelajaran di kelom- dan prinsip model pembelajaran area
pok B menunjukkan bahwa guru selalu yang sudah diterapkan. Model
menggunakan metode bermain yang pembelajaran area tidak digunakan
kreatif dan inovatif pada setiap kegia- setiap hari, biasanya dilakukan selama
tan dengan mempertimbangkan kebu- 2 minggu atau 1 bulan sekali, hal ini
tuhan dan perkembangan anak, sehi- disesuaikan dengan keinginan anak.
ngga mampu mengembangkan ketera- Ada 8 jenis area yang digunakan
mpilan hidup anak. Strategi ini sekolah laboratorium Rumah Citta,
digunakan oleh guru agar suasana yaitu area persiapan membaca,
pembelajaran menyenangkan dan menulis, berhitung, dramatic play,
anak dapat belajar dengan baik. komputer, art and craft, sains, dan
Guru sangat menghargai potensi area melukis.
yang dimiliki masing-masing anak Pelaksanaan model pembelajaran
dalam proses pembelajaran. Selain itu, area di sekolah laboratorium Rumah
guru selalu melibatkan anak dalam Citta bekerjasama dengan anggota
menentukan tema, kegiatan pembela- orang tua. Hal ini terlihat ketika pada
jaran, menentukan aturan main, dan kegiatan tertentu orang tua diminta
menyiapkan peralatan. Proses pembe- untuk ikut mendampingi anak dalam
lajaran yang seperti ini dapat men- kegiatan dan pada tema-tema tertentu
dorong anak untuk berlajar secara pihak sekolah mendatangkan orang
aktif. Metode bermain yang kreatif dan tua yang berkompeten dalam bida-
inovatif terangkum dalam model ngnya sesuai dengan tema. Khusus
pembelajaran area dan sentra. Model kegiatan area di sekolah laboratorium
pembelajaran merupakan suatu desain Rumah Citta, semua alat dan bahan
atau rancangan yang menggambarkan yang digunakan serta kegiatan disiap-
proses perincian dan penciptaan kan oleh guru. Kegiatan dilakukan
situasi lingkungan yang memungkin- dengan menggunakan karpet yang
kan anak berinteraksi dalam pem- sudah disiapkan oleh guru pada ma-
belajaran, sehingga terjadi perubahan sing-masing area. Guru menyiapkan
atau perkembangan pada diri anak. meja kecil untuk area menulis.
Model pembelajaran area bertujuan Kegiatan yang dilakukan anak di
untuk membantu anak tumbuh dengan setiap proses pembelajaran dilakukan
baik, mendorong anak untuk berekspl- secara bersama, kelompok, dan indi-
orasi, bereksperimen, serta memberik- vidu. Sekolah laboratorium Rumah
an landasan sikap, pengetahuan, dan Citta menggunakan prinsip pinjakan
keterampilan untuk menghadapi tan- dan waktu transisi seperti memberikan
tangan masa kini dan masa yang akan kesempatan pada anak untuk minum
datang. dan ke kamar mandi. Pada proses
Guru memberikan pengarahan pembelajaran, guru menjadi fasilitator
atau memberikan pijakan awal peng- untuk mengarahkan anak pada ke-
etahuan anak untuk menstimulasi giatan-kegiatan yang dipilih anak. Hal
aspek perkembangan anak. Proses ini bertujuan untuk merangsang se-
pembelajaran menggunakan area me- luruh aspek kecerdasan anak (kecer-
mberikan banyak kesempatan pada dasan jamak) melalui bermain yang
anak untuk mandiri. Model pembe- terencana dan terarah serta dukungan
lajaran area menekankan pada anak pendidik dalam bentuk pijakan awal.
atau berpusat pada anak, minat anak, Seluruh pembelajaran di sekolah
kebutuhan, dan perkembangan anak. laboratorium Rumah Citta berlandas-
Model pembelajaran area di sekolah kan pada teori tentang perkembangan
laboratorium Rumah Citta terlihat dari anak dan pengalaman empirik yang
99
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
ada di lapangan. Guru menggunakan bangan anak baik dalam aspek fisik
lingkaran atau pijakan untuk merang- motorik, bahasa, kognitif, dan sosial
sang anak agar aktif, kreatif, dan terus emosional. Pencapaian perkembangan
berpikir menggali pengalamannya sen- anak yang ditulis di dalam rapor ada-
diri sehingga seluruh aspek kecerdasan lah perkembangan anak yang sudah
anak dapat berkembang secara opti- konstan atau tetap, sehingga tahap
mal. Model pembelajaran area ber- perkembangan tersebut tidak berubah.
dasarkan pada minat anak. Model pe- Penilaian keberhasilan pembela-
mbelajaran area memberikan kesem- jaran dilakukan oleh anak melalui ke-
patan pada anak seluas-luasnya untuk giatan webbing akhir. Kegiatan webb-
mengeksplorasi diri anak, sehingga ing akhir berguna sebagai pengingat
anak dapat mendapatkan pengetahuan atau barometernya guru, karena
dari interaksi terhadap objek. Proses melalui webbing akhir guru dapat
pembelajaran TK yang menggunakan mengetahui tingkat keberhasilan guru
model area sesuai dengan pendapat mengajak anak-anak diskusi tentang
Diana Mutiah. Pembelajaran yang tema. Jika tidak ada perubahan, anak-
menggunakan model area dapat me- anak sama sekali tidak bisa menyebut-
menuhi kebutuhan anak, menstimulasi kan hal-hal yang berhubungan dengan
perkembangan anak, dan memfasilita- tema berarti guru belum berhasil
si cara belajar anak karena model mengajak anak-anak membahas tenta-
pembelajaran area dapat memfasilitasi ng tema dan guru harus melakukan
minat anak dan memenuhi keinginan remidi atau mengulang tema tersebut.
masing-masing anak dalam pembela- Akan tetapi, sekolah laboratorium
jaran. Rumah Citta belum pernah menga-
dakan remidi atau mengulang tema.
c. Laporan Perkembangan Anak Melalui webbing akhir guru akan tahu
Guru menyiapkan penilaian sebe- bagian mana yang belum dimengerti
lum kegiatan pembelajaran. Penilaian dan bagian mana yang sudah dime-
yang disiapkan guru berupa buku ngerti oleh anak. Jika anak-anak sudah
catatan perkembangan anak maupun mengerti berarti guru sudah berhasil
indikator pembelajaran. Penilaian ya- mengajak anak-anak mendiskusikan
ng disiapkan guru dapat memudahkan tentang tema.
guru dalam mengamati atau observasi
tentang pencapaian tahap perkem- 3. Evaluasi Pembelajaran
bangan guru, sehingga guru dapat Evaluasi pembelajaran meliputi
melihat juga proses dan hasilnya evaluasi pelaksanaan pembelajaran
secara selaras. dan penilaian terhadap pencapaian
Guru melakukan penilaian terha- perkembangan anak. Penilaian dilaku-
dap perkembangan anak dengan men- kan guru selama proses pembelajaran
gamati proses pembelajaran atau kegi- dan guru berperan sebagai peneliti ter-
atan yang dilakukan anak dan menca- hadap tahap perkembangan anak.
tat setiap tahapan perkembangan yang Penilaian menekankan pada proses
dicapai oleh anak. Penilaian guru bukan pada hasil. Bentuk raport
berupa fortofolio yang berisi tahapan- berupa deskripsi yang menceritakan
tahapan yang dicapai oleh anak, sehi- tahapan perkembangan anak di setiap
ngga guru mengetahui proses penca- aspek yang sudah konsisten. Evaluasi
paian tahapan perkembangan anak. pelaksanaan pembelajaran dilakukan
Penilaian perkembangan anak dilapor- pada akhir tema. Evaluasi pelaksanaan
kan pada orang tua setiap 3 bulan pembelajaran dilakukan dengan kegia-
sekali yang disebut dengan raport. tan webbing akhir. Kegiatan webbing
Guru menceritakan seluruh perkem- akhir bertujuan untuk mengetahui
100
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012
seberapa jauh keberhasilan guru dal- ngertian-pendekatan-
am memberikan informasi tema kepa- pembelajaran-pdf.html. pada
da anak dan seberapa jauh pemaha- tanggal 19 April 2012, jam 06.45
man serta informasi yang diterima WIB.
anak tentang tema.
Attrad, A, dkk. (2010). Student
Penutup Centered Learning (An Insight
Student centered approach yang Into Theory And Practice).
diterapkan di sekolah laboratorium Diakses dari
Rumah Citta dapat diterapkan di TK http://download.eiie.org/SiteDir
lain dengan cara: (1) pendidik meng- ectory/hersc/Documents/2010%
embangkan kurikulum KTSP, indika- 20T4SCL%20Staeholders%20For
tor diambil dari tingkat pencapaian um%20Leuven%20%20An%20In
perkembangan anak, (2) tidak berpa- sight%20Into%20Theory%20And
tokan pada tema yang selama ini %20Practice.pdf. pada tanggal 22
sudah digunakan, tapi memilih tema Maret 2012, jam 14.17 WIB.
sesuai dengan syarat pemilihan tema,
mengajak anak untuk membuat Diana Mutiah. (2010). Psikologi
kegiatan yang akan dilakukan besok, Bermain Anak Usia Dini.
(3) membuat RKH (rencana kegiatan Jakarta: Kencana Prenada Group.
harian) sesuai dengan hasil diskusi
dengan anak kemudian guru memasu- Doodington, C & Hilton, M. (2010)
kan TPP atau indikator sesuai dengan Pendidikan Berpusat Pada Anak
kegiatan yang diinginkan anak, (4) (Alih bahasa: Febrianti Ika
kegiatan pembelajaran tidak hanya Dewi). Jakarta: Indeks.
menggunakan LKA (lembar kerja
anak), tapi memilih kegiatan yang Endang Nugraheni. (2007). Student
inovatif, kreatif, dan menyenangkan Centered Learning dan
sehingga menantang untuk anak, (5) Implikasinya Terhadap Proses
kegiatan pembelajaran bersifat terpa- Pembelajaran. Diakses dari
du dan tematik, (6) setiap kegiatan www.jurnalskripsi.net/pdf/stude
dapat mengembangkan aspek perkem- nt-centered-learning-dan-
bangan anak secara menyeluruh tidak implikasinya. pada tanggal 11
terpisah-pisah pada setiap aspek dan Maret 2012, jam 16.01 WIB.
mengacu pada tema, dan (7) melibat-
kan anak dalam proses pembelajaran, Jacobsen, D.A, dkk. (2009). Methods
menyiapkan dan membereskan, sehi- for Teaching (Alih bahasa:
ngga anak akan belajar bertanggung Achmad Fawaid & Khoirul
jawab terhadap dirinya sendiri dan apa Anam). Yogyakarta: Pustaka
yang sudah dilakukan. Pelajar.
102