Anda di halaman 1dari 7

DEMOKRASI PANCASILA DI INDONESIA PADA MASA SEKARANG

A. Kliping Berita :

Kompas.com - 11/10/2018, 14:17 WIB

Ma'ruf Cahyono: Demokrasi Pancasila adalah Demokrasi yang Berkeadilan

Sekretaris Jenderal MPR Dr. Ma'ruf Cahyono mengatakan demokrasi Pancasila di


Indonesia berbeda dengan konsepsi demokrasi liberal ala Barat maupun demokrasi
parlementer lainnya. "Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi permusyawaratan
yang berkeadilan," kata Ma'ruf Cahyono ketika menjadi pembicara kunci dalam focus
group discussion (FGD) dengan tema "Penegasan Sistem Demokrasi Pancasila dalam
Sistem Ketatanegaraan dan Praktik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di
Indonesia" di FISIP Universitas Padjajaran (Unpad), Jatinangor, Kamis (11/10/2018).
FGD ini diikuti Dekan FISIP Unpad Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata, ketua
peneliti Prof Dr Nandang Alamsyah, Deputi BPIP Dr.

Anas Saidi, serta para akademisi. Ma'ruf mengawali pemaparan dengan menjelaskan
prinsip demokrasi Pancasila. Secara umum prinsip demokrasi Pancasila dijiwai oleh
sila keempat Pancasila, yaitu "kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan". Ada empat elemen khusus dalam sistem
demokrasi Indonesia, yaitu unsur mufakat (kebulatan pendapat), unsur perwakilan,
prinsip musyawarah, prinsip kebijaksanaan. "Empat unsur ini menjadikan demokrasi
di Indonesia menemukan kekhasannya dalam sistem ketatanegaraan. Demokrasi
Pancasila tidak meniru paham individualisme - liberalisme yang justru melahirkan
kolonialisme dan imperialisme atau pun paham kolektivisme ekstrim seperti di
negara-negara komunis," jelas Ma'ruf. "Bahkan, yang menjadi pembeda dan ciri khas
dalam sistem demokrasi Pancasila adalah adanya prinsip "kebijaksanaan". Prinsip
yang mengandung nilai transedental," imbuhnya. Demokrasi di Indonesia, lanjut
Ma'ruf, berbeda dengan konsepsi demokrasi liberal ala barat maupun demokrasi
parlementer lainnya, demokrasi Pancasila merupakan demokrasi permusyawaratan
yang berkeadilan. Ma'ruf menguraikan pada mulanya konsep demokrasi Pancasila
diakomodir dalam Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 sebelum perubahan, yaitu "kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR". "Konsep
kedaulatan rakyat melalui MPR inilah sejatinya konsep utama yang digagas oleh para

1
founding fathers" tuturnya. Setelah amandemen, pasal itu berubah menjadi
"kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD" (Pasal 1 ayat
2). MPR bukan lagi lembaga tertinggi melainkan sejajar dengan lembaga negara
lainnnya. "Pasca perubahan UUD 1945 terdapat pertanyaan mendasar yakni apakah
desain ketatanegaraan Indonesia sudah sesuai dengan Pancasila? Kelembagaan utama
ketatanegaraan Indonesia pasca amandemen UUD 1945 mengalami perubahan dan
menempatkan setiap lembaga negara sama kedudukannya," paparnya. "Pertanyaannya
mengapa demokrasi Pancasila belum diterapkan. Apakah karena sistem tata
negaranya, apakah karena konstitusinya, atau persoalan dalam implementasinya? Ini
akan mewarnai perdebatan dalam tataran politik," sambungnya. Ma'ruf berharap FGD
ini bisa memberi pengayaan terhadap proses ketatanegaraan yang sudah dalam tataran
politik. "Bisa saja bila momentum politiknya ada dan dikehendaki akan menjadi
perubahan tatanan yang mendasar di tataran konstitusi," ucapnya

B. Analisis dan Pembahasan


Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang merujuk pada sila ke 4 Pancasila,
yakni secara filosofis bermakna: Demokrasi yang didasarkan pada: Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang
dijiwai oleh Persatuan Indonesia, yang dijiwai oleh Kemanusiaan yang adil dan
beradab dan yang dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa dan yang menjiwai
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal demikian adalah sebagai
konsekuensi bahwa setiap sila Pancasila adalah dijiwai oleh sila diatasnya dan
menjiwai sila dibawahnya. Dengan jelas sekali bahwa demokrasi Pancasila sangatlah
berbeda dengan demokrasi yang berkembang di Barat, terutama dalam tataran
implementatif.
Jika kita memperhatikan demokrasi model Barat, maka lebih bersifat
kuantitatif, majority, yang banyak adalah yang benar, baik dan menang, sedangkan
pada demokrasi Pancasila lebih mengutamakan kualitatif (musyawarah-mufakat) baru
melalui voting (kuantitatif) jika memang musyawarah tidak dapat terlaksana.
Disamping dalam demokrasi Pancasila tidak ada ruang untuk oposisi, karena bertolak
pada paradigma bahwa pemerintah, negara dan rakyat adalah satu kesatuan,
sedangkan pada demokrasi liberal (Barat) oposisi diberi tempat, karena memang
mereka bertolak dari paradigm bahwa rakyat dan pemerintah/negara adalah dua

2
subyek yang saling berhadap-hadapan dan masing-masing eksis. Esensi Pancasila
adalah merujuk pada nilai-nilai kemanusiaan yang religius (humanism-religious),
bukan kemanusiaan yang sekuler, oleh karena itu ukuran kebenaran yang dijadikan
landasan kebijakan adalah tidak semata-mata rasional melainkan juga religiusitas.
Secara prinsip demokrasi adalah sistem pemerintahan dimana rakyat diikutsertakan
dalam pemerintahan negara, demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang bersumber
pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang implementasinya
sebagaimana tercermin dalam Pembukaan dan UUD 1945. Dasar dari demokrasi
Pancasila adalah kedaulatan Rakyat (ps.1 ayat 2 UUD 1945) sedangkan asas
demokrasi Pancasila adalah sila ke 4 Pancasila.
Berkaitan dengan kebebasan individu dalam demokrasi Pancasila, maka
kebebasan bukan sekedar kebebasan melainkan harus diikuti rasa tanggungjawab atas
penggunaan kebebasan tersebut, disinilah ciri demokrasi Pancasila bahwa
tanggungjawab tidak sekedar bersifat horizontal (sesama manusia) melainkan juga
secara vertikal (tehadap sang Pencipta) yang diartikan sebagai humanism-religious.
Demikian juga perbedaan pendapat adalah wajar dalam demokrasi Pancasila, namun
penyelesaiannya harus merujuk pada sila ketiga Persatuan Indonesia.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang didasarkan pada asas
kekeluargaan dan kegotongroyongan yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat,
yang mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, kebenaran, kecintaan dan budi
pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan. Dalam demokrasi
Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan
persetujuan rakyat. Kebebasan individu dalam demokrasi pancasila tidak bersifat
mutlak, tetapi harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial. Keuniversalan cita-
cita demokrasi dipadukan dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh
semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas.
Demokrasi Pancasila pada hakikatnya merupakan norma yang mengatur
penyelenggaraan kedaulatan rakyat dan penyelenggaraan pemerintahan negara, dalam
kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, bagi setiap
warga negara Republik Indonesia, organisasi kekuatan sosial politik, organisasi
kemasyarakatan, dan lembaga kemasyarakatan lainnya serta lembaga-lembaga negara
baik di pusat maupun di daerah.
Demokrasi pancasila memiliki tujuan dalam mewujudkan rasa keadilan sosial
untuk semua warga negaranya. Keadilan sosial melingkupi sila dalam Pancasila

3
terutama sila kelima. Maka dari itu prinsip dalam demokrasi Pancasila ingin
mewujudkan rasa keadilan sosial dalam setiap masyarakat.
Indonesia memang sudah cukup lama menganut sistem demokrasi, Namun
apakah demokrasi di Indonesia sudah berjalan dengan baik saat ini? Dengan keadaan
Indonesia saat ini masih jauh dikatakan bahwa Indonesia sudah jauh lebih baik justru
sebaliknya, Indonesia terus mengalami kemunduran dan masih jauh dari sempurna
dalam bidang politik, ekonomi dan sebagainya.
Indonesia memang masih mempunyai segudang masalah, masalah yang di
hadapi di Indonesia memang berat tapi jika ketidak ada ketegasan dari pemerintah
akan membuat masalah-masalah yang ada akan semakin sulit dan kepercayaan
masyarakat pada kinerja dan efektivitas pemerintahan akan semakin berkurang.
Dengan begitu pada akhirnya pemerintahan tidak akan memiliki legitimasi.
Contohnya saja banyak pemimpin dan politisi seringkali melupakan
kewajibannya untuk memimpin negara dengan baik dan memakmurkan rakyatnya,
mereka lebih mementingkan dirinya sendiri akan kekuasaan dan keserakahan yang
akhirnya membuat mereka nekat untuk menjadi seorang koruptor akibatnya banyak
nasib rakyat yang harus di korbankan dari rakyat miskin menjadi semakin miskin dan
pejabat yang kaya semakin berlimpah ruah hartanya.
Dengan ketidak adilan dan ketidak tegasan seperti ini dari pemerintah
membuat rakyat bertindak sendiri dengan berdemonstrasi menuntut keadilan dan
berbuat onar dengan bertindak kekerasan dan merusak fasilitas umum karena
kekecewaanya terhadap pemerintahan yang dijalankan di Indonesia saat ini.
hal yang diperlukan di Indonesia saat ini seharusnya ketegasan dari
pemerintah untuk menentukan sikap yang seharusnya dan menjalankan keadilan yang
sewajarnya. Maksudnya adalah jika pemerintah mau memperdulikan rakyat dan
memiliki visi dan misi yang jelas mengenai arah negara ini dalam menjalankan
tugasnya dengan benar untuk mensejahterakan rakyat dan bersikap adil menindak
para pejabat yang koruptor di hukum sesuai dengan UUD yang berlaku tanpa ada
sogokan lagi dari seorang koruptor untuk hakim pengadilan agar hukumanya
diringankan, mungkin kepercayaan rakyat kepada pemerintahan akan kembali lagi.
Namun, sayangnya hal itu belum di tunjukan oleh pemerintahan Indonesia dan
kemungkinan runtuhnya demokrasi di Indonesia akan tetap ada.

4
Pada kenyataannya Demokrasi pancasila yang selama ini kita anut dengan
Demokrasi yang berjalan di Indonesia saat ini penerapannya adaalah berbeda, dapat
dikatakan demokrasi yang berjalan di Indonesia saat ini adalah cenderung ke arah
Demokrasi Liberal. Hal tersebut dapat kita lihat dalam sistem Pemilu yang ada pada
negara Indeonesia saat ini, yaitu:
1. Pemilu multi partai yang diikuti oleh sangat banyak partai. Paling sedikit sejak
reformasi, Pemilu diikuti oleh 24 partai (Pemilu 2004), paling banyak 48 Partai
(Pemilu 1999). Pemilu bebas berdiri sesuka hati, asal memenuhi syarat-syarat
yang ditetapkan KPU. Kalau semua partai diijinkan ikut Pemilu, bisa muncul
ratusan sampai ribuan partai.
2. Pemilu selain memilih anggota dewan (DPR/DPRD), juga memilih anggota
DPD (senat). Selain anggota DPD ini nyaris tidak ada guna dan kerjanya, hal itu
juga mencontoh sistem di Amerika yang mengenal kedudukan para anggota
senat (senator).
3. Pemilihan Presiden secara langsung sejak 2004. Bukan hanya sosok presiden,
tetapi juga wakil presidennya. Untuk Pilpres ini, mekanisme nyaris serupa
dengan pemilu partai, hanya obyek yang dipilih berupa pasangan calon.
Kadang, kalau dalam sekali Pilpres tidak diperoleh pemenang mutlak, dilakukan
pemilu putaran kedua, untuk mendapatkan legitimasi suara yang kuat.
4. Pemilihan pejabat-pejabat birokrasi secara langsung (Pilkada), yaitu pilkada
gubernur, walikota, dan bupati. Lagi-lagi polanya persis seperti pemilu Partai
atau pemilu Presiden. Hanya sosok yang dipilih dan level jabatannya berbeda.
Disana ada penjaringan calon, kampanye, proses pemilihan, dsb.
5. Adanya badan khusus penyelenggara Pemilu, yaitu KPU sebagai panitia, dan
Panwaslu sebagai pengawas proses pemilu. Belum lagi tim pengamat
independen yang dibentuk secara swadaya. Disini dibutuhkan birokrasi
tersendiri untuk menyelenggarakan Pemilu, meskipun pada dasarnya birokrasi
itu masih bergantung kepada Pemerintah juga.
6. Adanya lembaga surve, lembaga pooling, lembaga riset, dll. yang aktif
melakukan riset seputar perilaku pemilih atau calon pemilih dalam Pemilu.
Termasuk adanya media-media yang aktif melakukan pemantauan proses
pemilu, pra pelaksanaan, saat pelaksanaan, maupun paca pelaksanaan.
7. Demokrasi di Indonesia amat sangat membutuhkan modal (duit). Banyak sekali
biaya yang dibutuhkan untuk memenangkan Pemilu. Konsekuensinya, pihak-

5
pihak yang berkantong tebal, mereka lebih berpeluang memenangkan Pemilu,
daripada orang-orang idealis, tetapi miskin harta.Akhirnya, hitam-putihnya
politik tergantung kepada tebal-tipisnya kantong para politisi.

Semua ini dan indikasi-indikasi lainnya telah terlembagakan secara kuat


dengan payung UU Politik yang direvisi setiap 5 tahunan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sistem demikian telah menjadi realitas politik legal dan memiliki
posisi sangat kuat dalam kehidupan politik nasional.

Pesta demokrasi yang kita gelar setiap 5 tahun ini haruslah memiliki visi
kedepan yang jelas untuk membawa perubahan yang fundamental bagi bangsa
Indonesia yang kita cintai ini, baik dari segi perekonomian, pertahanan, dan
persaiangan tingkat global. Oleh karena itu, sinkronisasi antara demokrasi dengan
pembangunan nasional haruslah sejalan bukan malah sebaliknya demokrasi yang
ditegakkan hanya merupakan untuk pemenuhan kepentingan partai dan sekelompok
tertentu saja. Jadi, demokrasi yang kita terapkan sekarang haruslah mengacu pada
sendi-sendi bangsa Indonesia yang berdasarkan filsafah bangsa yaitu Pancasila dan
UUD 1945.

C. Rekomendasi
Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu ada usaha dari
semua warga negara. Yang paling utama, tentu saja, adalah adanya niat untuk
memahami nilai-nilai demokrasi.Mempraktekanya secara terus menerus, atau
membiasakannya. Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pemberlajaran, yaitu
belajar dari pengalaman negara-negara yang telah mewujudkan budaya demokrasi
dengan lebih baik dibandingkan kita. Dalam usaha mempraktekan budaya demokrasi,
kita kadang-kadang mengalami kegagalan disana-sini, tetapi itu tidak mengendurkan
niat kita untuk terus berusaha memperbaikinya dari hari kehari. Suatu hari nanti, kita
berharap bahwa demokrasi telah benar-benar membudaya di tanah air kita, baik dalam
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

6
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal:

Idjang Tjarsono. (2013). Demokrasi Pancasila Dan Bhineka Tunggal Ika Solusi
Heterogenitas. Jurnal Transnasional, Vol. 4, No. 2,.

Nur Rohim Yunus. (2015). Aktualisasi Demokrasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa
Dan Bernegara. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2),

Ajat Sudrajat. DEMOKRASI PANCASILA dalam PERSPEKTIF SEJARAH

Artikel:

Rizki Astari. (2013). Demokrasi di Indonesia Saat Ini. https://www.kompasiana.com/rizki-


astari/demokrasi-di-indonesia-saat-ini. 7 Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai