Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322519248

PENETAPAN KADAR DEKSAMETASON DAN DEKSKLORFENIRAMIN MALEAT


SECARA SIMULTAN PADA SEDIAAN SIRUP MENGGUNAKAN METODE KCKT

Article · August 2017

CITATIONS READS
0 1,102

4 authors, including:

Tanendri Arrizqiyani
STIKES BAKTI TUNAS HUSADA
56 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

pharmacy View project

All content following this page was uploaded by Tanendri Arrizqiyani on 16 January 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
PENETAPAN KADAR DEKSAMETASON DAN DEKSKLORFENIRAMIN
MALEAT SECARA SIMULTAN PADA SEDIAAN SIRUP MENGGUNAKAN
METODE KCKT

AnneYuliantini, Rika Rendrika, Endhayanti Oktovia Hermanto


Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, Jl. Soekarno Hatta No. 754, Bandung
*Alamat Korespondensi: anne.yuliantini@stfb.ac.id

ABSTRAK

Salah satu sirup yang mengandung lebih dari satu macam zat aktif adalah sirup campuran
deksametason dan deksklorfeniramin maleat. Untuk menjamin kualitas sediaan obat, dilakukan
pemeriksaan kadar zat aktif dalam sirup campuran deksametason dan deksklorfeniramin maleat.
Tujuan penelitian ini adalahh mendapatkan metode alternatif dalam menentukan kadar deksametason
dan deksklorfeniramin maleat secara simultan pada sediaan sirup yang beredar dipasaran dengan
metode KCKT yang telah dikembangkan. Analisis dilakukan dengan metode KCKT fase balik dengan
kolom C18, fase gerak air-asetonitril (65:35,V/V), laju alir 1,0 mL/menit dan panjang gelombang
pengamatan adalah 241 nm. Hasil validasi metode diperoleh nilai batas deteksi, batas kuantisasi,
koefisien korelasi, persen perolehan kembali dan nilai RSD yang baik. Dari hasil pengukuran sampel,
didapatkan bahwa sampel 1 dan 2 mengandung sebesar 103,383% dan 102,626% (deksametason) dan
102,454% dan 99,349% (deksklorfeniramin maleat) sesuai dengan persyaratan kadar yang terdapat
dalam FI V (90,0%-110,0%). Metode KCKT dapat digunakan untuk menentukan kadar dalam sediaan
sirup deksametason dan deksklorfeniramin maleat secara simultan.

Kata kunci : deksametason, deksklorfeniramin maleat, KCKT, sirup

ABSTRACT

One of syrup that containing more than one active ingredient is syrup a mixture of dexamethasone and
dexchlorpheniramine maleate.To ensure the quality of the drug preparation, checked the levels active
in syrup mixture of dexamethasone and dexchlorpheniramine maleate.The Purpose is get an
alternative method of determine levels dexamethasone and dexchlorpheniramine maleate syrup
simultaneously in the market with HPLC method has been developed. Analysis has done by utilizing
HPLC, reverse phase with column C18, mobile phase water-acetonitrile (65:35,V/V), flow rate 1.0
mL/minute and wavelength observation is 241 nm. The result of validation method have good values
for limits of detection, limit of quantitation, coefficient correlation, percent recovery and RSD values.
From the measurement results of samples, that the samples 1 and 2 containing 103.383% and
102.626% (dexamethasone) and 99.349% and 102.454% (dexchlorpheniramine maleate) accordance
with the requirements contained in the FI level V (90,0%-110,0%). The HPLC method can be used to
determine the levels of dexamethasone and dexchlorpheniramine maleate syrups simultaneously.

Keywords: dexamethasone, dexchlorpheniramine maleate, HPLC, syrup

A. Pendahuluan suatu antihistamin yang dapat mencegah


Pada saat sekarang ini banyak tersedia gejala-gejala alergi, yang disebabkan
sediaan sirup yang mengandung lebih dari sebagian besar oleh histamin H1.
satu macam zat aktif. Salah satu sediaan Pemeriksaan kadar zat aktif merupakan
sirup yang mengandung lebih dari satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk
macam zat aktif adalah sirup yang menjamin kualitas sediaan obat. Sediaan
mengandung campuran deksametason dan obat yang berkualitas baik akan
deksklorfeniramin maleat. menunjang tercapainya efek terapeutik
Deksametason merupakan salah satu yang diharapkan. Salah satu persyaratan
senyawa glukokortikoid. Sedangkan mutu adalah kadar yang dikandung harus
deksklorfeniramin maleat merupakan memenuhi persyaratan kadar seperti yang

396
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

tercantum dalam Farmakope Indonesia stamper, gelas beker, gelas ukur, pipet
atau buku standar lainnya. Persyaratan ukur, pipet volume, pipet tetes dan alat-
sediaan tunggal untuk deksametason dan alat lainnya yang diperlukan dalam
deksklorfeniramin maleat dalam penyiapan sampel dan larutan.
Farmakope Indonesia edisi V (2014) Bahan-bahan yang digunakan adalah
adalah mengandung tidak kurang dari kualitas dengan grade HPLC yaitu
90% dan tidak lebih dari 110% dari asetonitril, metanol, aquabidestilata, asam
jumlah yang tertera pada etiket. Selama ini asetat glasial, deksametason,
juga belum ada penelitian mengenai deksklorfeniramin maleat, Sirup Dextaco
penetapan kadar pada sirup kombinasi (PT. Berlico), Sirup Dextamine (PT.
tersebut menggunakan metode KCKT Phapros), sirupus simplex, propilenglikol,
secara simultan atau secara bersama-sama nipagin dan pewarna.
antara dua zat aktif tersebut. D. Prosedur Kerja
B. Metodologi Penelitian Pembuatan Larutan Induk
Metode penelitian yang digunakan dalam 1. Pembuatan Stok Larutan Baku
penelitian ini adalah metode eksperimental Deksametason 500 bpj.
laboratorium. Populasinya adalah sirup Kedalam labu ukur 50 mL dimasukkan 25
kombinasi yang mengandung mg deksametason dan dilarutkan dengan
deksametason 0,5 mg dan 10,0 mLcampuran pelarut, disonifikasi
deksklorfeniramin maleat 2 mg dengan selama 10 menit kemudian diencerkan
berbagai konsentrasi. Sampel dengan pelaruthingga batas tanda.
penelitiannya berupa sirup kombinasi sehingga diperoleh larutan baku
yang beredar dipasaran mengandung deksametason dengan konsentrasi 500 bpj.
deksametason 0,5 mg dan 2. Pembuatan Larutan Baku Tunggal
deksklorfeniramin maleat 2 mg. Data Deksametason.
diperoleh dari hasil analisis laboratorium Larutan baku deksametason 500 bpj
menggunakan KCKT terhadap parameter dipipet 1,0 mL kemudian masing-masing
validasi yang meliputi parameter dimasukkan ke dalam labu ukur 100mL
linearitas, batas deteksi, batas kuantisasi, dan diencerkan dengan pelarutsampai
akurasi, dan presisi. tandabatas, sehingga diperoleh seri larutan
C. Alat dan Bahan baku deksametason dengan konsentrasi 5
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian bpj.
ini adalah satu unit alat KCKT yang terdiri 3. Pembuatan Stok Larutan Baku
daripompa, UV/Vis detektor, kolom C18, Deksklorfeniramin Maleat 1000 bpj.
penyuntik mikroliter (100μl) dan wadah Kedalam labu ukur 25 mL dimasukkan 25
fase gerak. Membran filter, mg deksklorfeniramin maleat dan
spektrofotometer ultraviolet, ultrasonic dilarutkan dengan 10,0 mL pelarut,
cleaner, neraca analitik, kuvet, mortir dan disonifikasi selama 10 menit kemudian
397
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
diencerkan dengan pelaruthingga batas deksklorfeniramin maleat 5:20 bpj
tanda sehingga diperoleh larutan baku masing-masing diukur dengan
deksklorfeniramin maleat dengan spektrofotometer UV-Vis, kemudian
konsentrasi 1000 bpj. dilihat kurva serapannya pada panjang
4. Pembuatan Larutan Baku Tunggal gelombang 200 – 400 nm. Nilai panjang
Deksklorfeniramin Maleat. gelombang maksimum dipilih untuk
Larutan baku deksklorfeniramin maleat analisis.
1000 bpj dipipet 2,0 mL kemudian Uji Kesesuaian Sistem (UKS)
masing-masing dimasukan ke dalam labu Larutan baku campuran deksametason dan
ukur 100mL dan diencerkan dengan deksklorfeniramin maleat 5:20 bpj
pelarutsampai tandabatas, sehingga disaring dengan membran filter0,2 μm,
diperoleh seri larutan baku kemudian filtratnya diinjeksikan ke sistem
deksklorfeniramin maleat dengan KCKT model Shimadzu, dengan kolom 18
konsentrasi 20 bpj. (3,9 mm x 150 mm) ukuran partikel 5µm,
5. Pembuatan Seri Larutan Baku volume penyuntikan 20 µL, teknik elusi
Campuran Deksametason dan gradient, panjang gelombang 254 nm,
Deksklorfeniramin Maleat. pelarut asam asetat glasial 1%-asetonitril
Larutan induk deksametason 500 bpj dan (65:35) dan fase gerak air-asetonitril
larutan induk deksklorfeniramin maleat (70:30), laju alir 1,0 mL/menit. Pada uji
1000 bpj masing-masing dipipet 0,25:0,5 kesesuaian sistem terdapat parameter-
mL, 0.5:1,0 mL, 0,75:1,5 mL, 1,0:2,0 mL, parameter yang harus dipenuhi meliputi N
1,25:2,5 mL, 1,5:3,0 mL, 1,75:3,5 mL dan ≥2000, tailing factor ≤ 2, k’ ≥ 2, resolusi ≥
masing-masing dimasukan ke dalam labu 1,5, dan %RSD (Relative Standard
ukur 100mL kemudian diencerkan dengan Deviation) dari 6 kali penginjekan ≤ 2%.
pelarut sampai tanda batas, sehingga Validasi Metode Analisis
diperoleh seri konsentrasi campuran 1. Pembuatan Kurva Kalibrasi dan Uji
deksametason : deksklorfeniramin maleat Linearitas
1,25:5 bpj, 2,5:10 bpj, 3,75:15 bpj, 5:20 Disaring seri larutan baku campuran
bpj, 6,25:25 bpj, 7,5:30 bpj dan 8,75:35 deksametason : deksklorfeniramin
bpj. maleat1,25:5 bpj, 2,5:10 bpj, 3,75:15 bpj,
Penentuan Panjang Gelombang 5:20 bpj, 6,25:25 bpj, 7,5:30 bpj dan
Pengamatan 8,75:35 bpjdengan membran filter0,2 μm,
Panjang gelombang ditentukan dari kemudian filtratnya masing-masing
larutan baku tunggal deksametason diinjeksikan ke sistem KCKT dengan
dengan konsentrasi 5 bpj, larutan baku volume penyuntikan 20 μL, deteksi
tunggal deksklorfeniramin maleat dengan dilakukan pada panjang gelombang 254
konsentrasi 20 bpj, dan larutan baku nm. Selanjutnya diplotkan antara
campuran deksametason dan konsentrasi larutan dengan luas Area

398
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

Under Curve (AUC), sehingga didapat 3. Penetapan Kadar Sampel


kurva larutan induk deksametason dan Sampel diambil sebanyak
deksklorfeniramin maleat. Kemudian 5mL(deksametason 0,5 mg dan
dihitung koefisien korelasi dari persamaan deksklorfeniramin maleat 2 mg)kemudian
garis regresi tersebut. dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL,
2. Uji Batas Deteksi dan Batas dilarutkan dengan pelarut yang digunakan
Kuantisasi dan diaduk hingga homogen. Larutan
Larutan baku campuran yang mengandung sampel disaring dengan membran filter0,2
deksametason 5 bpj dan deksklorfeniramin μm, kemudian filtratnya masing-masing
maleat 20 bpj disuntikkan 20 μL sebanyak diinjeksikan ke sistem KCKT dengan
enam kali, kemudian dihitung batas volume penyuntikan 20 μL, deteksi
deteksi (BD) dan batas kuantisasi (BK) dilakukan pada panjang gelombang 254
masing-masing dengan rumus sebagai nm dan dihitung kadar sampelnya.
berikut: 4. Uji Akurasi
Akurasi (kecermatan) dilakukan dengan
metode simulasi atau spiked placebo
recovery dengan cara menambahkan
sejumLah tertentu zat aktif ke dalam
formulasi plasebo. Sirup simulasi yang
terdiri dari plasebo, baku deksametason
Keterangan: SB = Simpangan baku
dan baku deksklorfeniramin maleat pada
Untuk menghitung Standar Deviasi (SD)
konsentrasi 80%, 100%, dan 120% dari
dengan rumus:
kadar yang tertera pada label. Kadar yang
( ) tertera pada label yaitu0,5 mg

deksametason dan 2 mg deksklorfeniramin
maleat. Persen perolehan kembali (%
Keterangan: SD = Standar Deviasi
recovery), dapat ditentukan dengan rumus
X = Kadar sampel
:
= Kadar rata-rata sampel
n = JumLah perlakuan

399
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
Tabel 1: Komposisi Sirup Simulasi dengan konsentrasi 80%, 100% dan 120%
Komponen yang ditimbang (mg) 80% 100% 120%
Deksametason 0,4 0,5 0,6
Deksklorfeniramin Maleat 1,6 2,0 2,4
Sirupus Simplex 25% 25% 25%
Propilenglikol 10% 10% 10%
Nipagin 0,02 0,02 0,02
Pewarna qs Qs qs
Pelarut ad 60 mL ad 60 mL ad 60 mL

5. Uji Presisi yang valid, maka dilakukan validasi


Uji presisi (keseksamaan) ditentukan metode analisis.
dengan parameter RSD (Relatif Standar 1. Penentuan Panjang Gelombang
Deviasi)dengan rumus: Maksimum
Untuk memperoleh pengukuran yang
optimum maka komponen zat aktif
deksametason dan deksklorfeniramin
maleat dideteksi pada panjang gelombang
Keterangan: RSD = Relatif Standar Deviasi
yang memberikan serapan optimum bagi
SD = Standar Deviasi
= Kadar rata-rata sampel
masing-masing komponen. Penentuan
panjang gelombang dilakukan dengan
E. Hasil dan Pembahasan menggunakan Spektrofotometer
Pada penelitian penetapan kadar zat aktif ultraviolet-visibel. Panjang gelombang
obat, sampel yang dipilih merupakan ditentukan dari larutan baku tunggal
sediaan sirup yang mengandung campuran deksametason dengan konsentrasi 5 bpj,
deksametason 0,5 mg dan larutan baku tunggal deksklorfeniramin
deksklorfeniramin maleat 2 mg. Penetapan maleat 20 bpj, dan larutan baku campuran
kadar zat aktif merupakan persyaratan deksametason-deksklorfeniramin maleat 5
yang harus dipenuhi untuk menjamin bpj : 20 bpj dalam pelarut metanol:air
kualitas sediaan obat. Kadar zat aktif obat (1:1).
ditentukan dengan metode KCKT
menggunakan kolom C18, fase gerak yang
digunakan campuran air dan asetonitril
serta pelarut yang digunakan campuran
metanol dan air.Metode analisis
menggunakan alat KCKT ini dipilih
karena memiliki banyak kelebihan yaitu
waktu analisis yang cepat dan juga
Gambar 1: Spektrum Serapan Deksametason
sensitif. Untuk membuktikan bahwa (A), DeksklorfeniraminMaleat (B), Campuran
Deksametason-Deksklorfeniramin Maleat (C)
metode analisis dapat memberikan data

400
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

Tabel 2: Panjang Gelombang Maksimum kepolarannya. Dimana deksklorfeniramin


dari Spektrum Serapan A, B, dan maleat lebih polar daripada deksametason,
C sehingga deksklorfeniramin maleat akan
Spektrum Panjang gelombang terelusi lebih dahulu dibandingkan
maks (nm)
A 241,8 deksametason. Hasil identifikasi
B 241,6 deksametason BPFI diperoleh
C1 241,6
C2 261,7 kromatogram dengan waktu retensi pada
menit ke-3,7 dan untuk deksklorfeniramin
Dilihat dari Tabel VI.1 dapat diketahui maleat BPFI diperoleh dengan waktu
bahwa panjang gelombang deksametason retensi pada menit ke-1,2.
pada 241 nm dan deksklorfeniramin
maleat pada 262 nm. Panjang gelombang
yang digunakan untuk pengukuran
campuran larutan deksametason dan
deksklorfeniramin maleat yaitu 242 nm.
Digunakan panjang gelombang
deksametason karena deksametason
sendiri memberikan serapan yang relatif Gambar2: Kromatogram baku campuran

besar dari pada deksklorfeniramin maleat. deksametan dan deksklorfeniramin


maleat 5:20 bpj.
Serapan deksametason lebih besar karena
konsentrasi deksametason saat analisis
2. Uji Kesesuaian Sistem (UKS)
lebih kecil daripada deksklorfeniramin
Uji kesesuaian sistem dilakukan untuk
maleat yaitu 1:4.
memastikan kesesuaian dan keefektifan
Setelah penentuan panjang gelombang
sistem yang digunakan agar diperoleh
maksimum dilakukan optimasi untuk
kondisi operasional dan kromatogram
mengetahui komposisi fase gerak yang
yang baik. Dimana USP
akan digunakan dalam proses validasi.
merekomendasikan untuk melakukan
Hasil dari optimasi komposisi fase gerak
UKS sebanyak enam kali dengan syarat
untuk analisis baku campuran
kelulusan RSD dari luas area seluruh hasil
deksametason dan deksklorfeniramin
pengujian tidak lebih dari 2% dengan nilai
maleat yang diinjeksikan pada sistem
N, resolusi, Tf, dan k’ memenuhi syarat.
KCKT diperoleh komposisi fase gerak
Senyawa yang disuntikkan ke dalam
asetonitril air (35:65) dengan laju alir 1
KCKT adalah larutan baku campuran
mL/menit.
yang mengandung deksametason dan
Mekanisme pemisahan deksametason dan
deksklorfeniramin maleat 5:20 bpj.
deksklorfeniramin maleat ini
3. Validasi Metode Analisis
menggunakan fase balik (C18) karena
a. Pembuatan Kurva Kalibrasi dan Uji
kedua komponen ini berbeda sifat
401
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
Linearitas
AUC
Linieritas diperoleh dengan cara membuat
400000 y = 47594x + 267,05
kurva kalibrasi. Liniearitas merupakan 300000 r= 0,9992
kemampuan metode analisis yang 200000

memberikan respon yang secara langsung 100000


0
proporsional terhadap konsentrasi analit
0 2 4 6 8
dalam sampel. USP merekomendasikan
uji linieritas dengan jumlah sampel
Gambar 4: Kurva Kalibrasi baku
minimal 5 konsentrasi. Pada penelitian ini
deksametasondalam larutan
digunakan 6 konsentrasi deksametason
campuran.
dan deksklorfeniramin maleat. Dari
percobaan dibuat larutan baku dalam bpj
b. Uji batas deteksi dan batas kuantitasi
dengan perbandingan deksametason dan
Batas deteksi merupakan jumlah terkecil
deksklorfeniramin maleat berturut-turut
analit dalam sampel yang dapat dideteksi
(2,5:10), (3,5:14), (4,5:18), (5,5:22),
yang masih memberikan respon signifikan
(6,5:26), (7,5:30). Untuk deksametason
dibanding dengan blanko. Sedangkan
diperoleh persamaan y=47594x+267,05
batas kuantitasi merupakan kuantitasi
dengan r = 0,9992 sedangkan
terkecil analit dalam sampel yang masih
deksklorfeniramin maleat didapatkan
dapat memenuhi kriteria akurat dan
persamaan y = 3465,9x – 23,9 dengan r =
seksama. Hasil perhitungan batas deteksi
0,9996. Syarat suatu metode dikatakan
deksametason sebesar 0,2068 bpj dan
baik apabila koefisien korelasinya (r) lebih
batas kuantitasi sebesar 0,6894 bpj
dari 0,995. Berdasarkan syarat tersebut
sedangkan untuk deksklorfeniramin
maka hasil uji linearitas deksametason dan
maleat memiliki batas deteksi sebesar
deksklorfeniramin maleat memenuhi
0,5922 bpj dan batas kuantitasi sebesar
parameter uji linearitas.
1,9740 bpj. Hasil perhitungan batas
deteksi (BD) dan batas kuantitasi (BK)
150000
y = 3465,9x - 283,98 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
100000 r = 0,9996
c. Uji akurasi
50000
Uji akurasi dilakukan untuk mengetahui
0
kedekatan hasil penetapan yang diperoleh
0 10 20 30 40
dengan hasil sebenarnya. Uji akurasi
Gambar 3: Kurva Kalibrasi baku diperoleh dengan uji perolehan kembali
deksklorfeniramin maleatdalam
yang dilakukan dengan sampel simulasi.
larutan campuran.
Uji perolehan kembali dilakukan dengan
membuat sampel simulasi dengan baku
deksametason dan deksklorfeniramin

402
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

maleat pada konsentrasi 80%, 100%, dan e. Penetapan Kadar Sampel


120% dari kadar yang tertera pada label. Pada penelitian ini sampel yang digunakan
Kadar yang tertera pada label sebesar 0,5 yaitu salah satu merk sediaan sirup obat
mg deksametason dan 2 mg yang ada dipasaran dengan komposisi tiap
deksklorfeniramin maleat. Hasil uji 5 mL mengandung deksametason o,5 mg
akurasi diperoleh data untuk dan deksklorfeniramin maleat 2 mg.
deksametason nilai persen perolehan Berdasarkan hasil penelitian, maka
kembali sebesar 97,54%, 99, 84%, dan diperoleh tiap 5 mL sampel batch 1 dan
100,77%, sedangkan untuk batch 2 secara berturut-turut mengandung
deksklorfeniramin maleat nilai persen kadar deksametason sebesar 103,383%
perolehan kembali sebesar 99,1%, dan 102,626% sedangkan
100,0%, dan 100,5%. Dari hasil tersebut deksklorfeniramin maleat sebesar
memenuhi persyaratan akurasi yaitu nilai 102,454% dan 99,349%. Nilai kadar yang
persen perolehan kembali diantara 97 - diperoleh memenuhi persyaratan yang
103 % dan menunjukkan presisi yang baik tertera pada farmakope edisi IV yaitu
dengan nilai koefisien variasi tidak deksametason dan deksklorfeniramin
melebihi 2 % (Harmita, 2006). maleat berada pada rentang 90,0–110,0%.
d. Uji presisi
F. Kesimpulan dan Saran
Presisi merupakan ukuran yang
1. Kesimpulan
menunjukan derajat kesesuaian antara
Berdasarkan hasil penelitian dengan 2
hasil uji individual, diukur melalui
batch sampel yang beredar dipasaran,
penyebaran hasil individual dari rata-rata
deksametason mengandung kadar sebesar
jika prosedur diterapkan secara berulang
103,383% dan 102,626% sedangkan
pada sampel. Kriteria presisi diberikan
deksklorfeniramin maleat sebesar
jika metode memberikan simpangan baku
102,454% dan 99,349% memenuhi
relatif atau koefisien variasi (KV) 2% atau
persyaratan yang telah ditetapkan didalam
kurang (Harmita, 2006). Hasil dari
farmakope edisi V dimana keduanya
perhitungan presisi untuk deksametason
berada pada rentang 90,0-110,0%. Dari
dan deksklorfeniramin maleat sebesar
hasil penelitian disimpulkan bahwa
0,4874 % dan 0,1424%.
metode kromatografi cair kinerja tinggi
Hasil dari parameter validasi metode
untuk penetapan kadar deksametason dan
analisis yang telah dilakukan secara
deksklorfeniramin maleat secara simultan
keseluruhan telah memenuhi persyaratan
pada sediaan sirup merupakan metode
yang ditetapkan dan menunjukkan hasil
yang baik digunakan dan dapat
yang valid untuk penetapan kadar
menghasilkan ketelitian dan ketepatan
deksametason dan deksklorfeniramin
yang baik.\
maleat pada sediaan sirup campuran
2. Saran
menggunakan metode KCKT.
403
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan for Registration of Pharmaceutical for
untuk melakukan uji reprodusibilitas dan Human use. 2005. ICH Harmonised
uji ketangguhan pada sampel. Tripartite Guideline Validation of
G. Daftar Pustaka Analytical Procedures: Text and
Chan, C., Lam, H., Lee, Y., dan Zhang X. Methodology Q2 (RI). ICH.
2004. Analytical Method Validation and Nugroho, Arif. Wahyono, Hendro. Dan
Instrument Performance Verification. 16. Fatimah, S. 2006. “Validasi Metode Alat
USA: John Wiley & Sons. Inc. ICP-AES Plasma 40 untuk Pengukuran
Darwis, w., Fadia, H dan Abdelaziz El. Unsur CR, P, Ti”. Jurnal Pusat Teknologi
2015. Development of Three Methods for Bahan Bakar Nuklir, BATAN.12, (2), 100-
Simulataneous Quantitative Determination 107.
of Chlorpheniramine Maleate and Johnson, E,L., dan Stevenson, R. 1991.
Dexamethasone in the Presence of Basic Liquid Chromatography.
Parabens in Oral Liquids. Tropical Penerjemah Kosasih Padmawinata, Dasar
Journal of Pharmaceutical Research. 14 Kromatografi Cair. Bandung: ITB Press.
(1): 153-161. Jeddah: Cairo University. Kemenkes RI. 2014. Farmakope Indonesia
Gandjar, I,G dan Rohman, A. 2007. Edisi V. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: RI.
Pustaka Pelajar. Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi
Gandjar, I.G. dan Rohman, A. 2012. Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Analisis Obat secara Spektroskopi dan Suherman, K.S. 2007.
Kromatografi. 70-72. Yogyakarta: Pustaka Adrenokortikotropin,
Pelajar. Adrenokortikosteroid, Analog-Sintetik
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan dan Antagonisnya. Dalam Farmakologi
Validasi Metode dan cara Perhitungannya. dan Terapi. Edisi kelima. Bagian
Majalah Ilmu Kefarmasian. Volume I No. Farmakologi FKUI. Editor: Gunawan,
3. Jakarta: Departemen Farmasi FMIPA S.G. Jakarta: Penerbit Universitas
UI. Indonesia Press. Hal. 505-506.
Ibrahim, Slamet. 2007. Makalah Syarif, Syarifa Andiana. 2009 . Penerapan
Pengembangan dan Validasi Metode Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Analisis. Bandung: Farmasi ITB Press. (KCKT) pada Penetapan Kadar
Ibrahim, S. 1998. Pengembangan metode Deksametason dalam tablet Campuran
analisis menggunakan kromatografi cair dengan Deksklorfeniramin Maleat.Medan:
kinerja tinggi. Seminar on HPLC Skripsi Universitas Sumatera Utara.
Application for Analysis of Drugs, Food, Tan, T,H,, dan Rahardja, K. 2002. Obat-
and Environment. Bandung: ITB Press. Obat Penting Edisi V. Cetakan ke-2.
International Conference on Jakarta: PT Gramedia.
Harmonisation of Technical Requirements

404
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

Udin, S dan Hedi, R, D. 2007. Histamine Wulandari, N. 2007. Validasi Metode


and antialergi, Dalam Darmakologi dan Spektrofotometri Derivatif Ultraviolet
Terapi Edisi Kelima. Bagian Farmakologi untuk penentuan Reserpin dalam tablet
FKUI. Jakarta: UI Press. obat. Skripsi. Bogor: FMIPA IPB Press.

405

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai