Anda di halaman 1dari 2

DREAMS WITHIN CONFLICT Worksheet

http://kelascinta.com/scr

DETEKTIF MIMPI

Pertanyaan yang bisa dipakai untuk menggali impian dalam konflik:

a) Menurut kamu, masalah kita ini tentang apa?


b) Apakah ada latar belakang cerita kenapa kamu berpikir begitu?
c) Apakah ada sejarah di keluarga dulu yang terkait ini?
d) Mengapa ini terasa penting sekali bagi kamu?
e) Kalau kamu mendapat yang diinginkan, impian apa yang tercapai?
f) Apakah kamu ada keyakinan atau nilai penting yang terkait ini?

CASE 1: A dan B adalah sepasang kekasih yang bertengkar karena perbedaan cara mengatur ruangan.

A: Pasangan saya orangnya terlalu kaku dan rapih. Saya selalu kesulitan nyari barang-barang saya sendiri
kalau dia habis beberes. Kayaknya dia suka ngatur-ngatur, ngambil keputusan seenaknya. Kadang bagus
sih, tapi saya engga suka kalau dia ngelakuin itu dengan barang-barang saya.

B: Saya suka ruangan yang rapih, paling gatel banget kalau liat tumpukan ga jelas. Makanya kalau ada
yang berantakan, pasti saya langsung perbaiki. Tapi dia keliatan kesel kalau saya lagi begitu, saya merasa
tidak dihargai.

Gunakan kemampuan investigasi untuk menggali cerita latar belakang dan keinginan masing-masing
orang. Berikut adalah Dreams Within Conflict mereka adalah:

A: Orangtua saya sangat disiplin. Mereka melihat perbedaan pendapat sebagai pelanggaran. Akibatnya
saya gerah banget dan sering berontak. Saya kurang suka sama peraturan, itu sebabnya saya bikin
bisnis sendiri. Impian saya punya rumah yang bebas, tidak pakai peraturan aneh-aneh. Saya mau anak
saya berani menantang kekakuan saya dan berpikir mandiri, engga cuma nurut terus. Saya ingin merasa
santai ngapain aja, termasuk berantakan sedikit asal tidak sampai merusak.

B: Saya tumbuh di keluarga yang berantakan banget. Tidak ada satupun yang bisa saya andalkan. Boro-
boro merawat anak, mama aja sering mengabaikan dirinya sendiri. Dia malas mandi, malas makan,
malas mengobrol. Papa apalagi, jauh lebih parah. Seminggu paling ketemu dia tiga hari saja. Jadi tugas
sayalah untuk mengurus rumah, membantu adik-adik saya dengan sekolah mereka. Saya membenci
keberantakan itu, jadi saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan orangtua. Rumah saya harus
rapih, teratur, kalau engga saya teringat bahwa saya gagal.
CASE 2: A dan B adalah sepasang suami istri yang bertengkar karena perbedaan cara merespon masalah.

A: Pasangan saya sangat emosional, sementara saya sangat logis. Perbedaan ini membuat saya kesal
karena dia selalu berlebihan saat menghadapi sesuatu. Itu engga logis banget, karena sikap dia malah
membuat keadaan makin parah. Apa susahnya sih diam dan ambil keputusan yang logis? Tapi istri saya
anggap saya cuek masa bodoh dan mengecil-ngecilkan masalah.

B : Saya mudah kepancing perasaannya, tapi pasangan saya cuek bebek. Perbedaan ini bikin kita jadi
sering berantem saat ambil keputusan. Dia anggap enteng segala hal, engga mau mempertimbangkan
banyak hal. Saya kesel banget dia kayak engga mau ekspresiin apa pemikirannya, tau-tau sudah ambil
keputusan saja.

Dreams Within A & B Conflict:

A:

B:

Anda mungkin juga menyukai