Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN CAKUPAN K4 BIDAN DENGAN DETEKSI DINI RESIKO TINGGI

KEHAMILAN DI KECAMATAN REMBANG

Yuni Indah Anitasari & Nurul Eko Widiyastuti


Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

ABSTRAK
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) angka
kematian ibu tahun 2007 adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Prioritas penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28
%), eklampsia (24 %), infeksi (11 %), abortus (5 %) dan partus lama
(5 %). Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu di Indonesia
yang masih tinggi, Depkes melakukan berbagai upaya salah
satunya melalui program antenatal care dengan mengadakan
program 14 T diantaranya yaitu program deteksi dan
penanganan ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cakupan K4
bidan dengan deteksi dini resiko tinggi kehamilan di Kecamatan
Rembang.
Metode penelitian ini merupakan jenis deskriptif analitik dengan
menggunakan pendekatan waktu secara retrospektif. Jumlah
sampel yang digunakan 34 bidan, teknik pengambilan sampel
menggunakan total sampling.
Hasil penelitian, menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan
antara cakupan K4 bidan dengan deteksi dini resiko tinggi
kehamilan. Dimana didapatkan hasil uji statistik dengan
penghitungan secara Chi Square didapatkan X ² = 8,183 dengan P
Value = 0,004. Nilai tersebut lebih kecil dari alpha = 0,05.

Kata kunci : cakupan K4 bidan, deteksi dini resiko tinggi kehamilan

PENDAHULUAN sadar, peduli, patuh dan bergerak


Berdasarkan Survey Demografi untuk periksa antenatal dan bila perlu
Kesehatan Indonesia (SDKI) angka rujukan kehamilan, kemudian
kematian ibu tahun 2007 adalah 228 persiapan dan perencanaan
per 100.000 kelahiran hidup. Prioritas persalinan aman (Immamuddin, 2009)
penyebab langsung kematian ibu Terkait dengan antenatal care
adalah perdarahan (28 %), eklampsia Depkes RI menetapkan target K1
(24 %), infeksi (11 %), abortus (5 %) dan tahun 2010 adalah 95 % dan K4 adalah
partus lama (5 %). Dalam rangka 90 %. Cakupan kunjungan ibu hamil K4
menurunkan angka kematian ibu di Propinsi Jawa Tengah pada tahun
Indonesia yang masih tinggi, Depkes 2006 adalah 79,21%. Bila dibandingkan
melakukan berbagai upaya salah dengan target K4 Propinsi Jawa
satunya melalui program antenatal Tengah tahun 2006 sebesar 80%, maka
care dengan mengadakan program terdapat 24 dari 35 kabupaten/kota
14 T diantaranya yaitu program atau 68,57% yang berhasil mencapai
deteksi dan penanganan ibu hamil target, sedangkan 11 kabupaten/kota
risiko tinggi oeh tenaga kesehatan. lainnya atau 31,43% masih di bawah
Penyuluhan tentang adanya faktor target termasuk diantaranya
risiko dengan kemungkinan bahaya kabupaten Rembang.
kesakitan atau kematian ibu segera Belum tercapainya target
diberikan kepada ibu hamil, suami dan cakupan K4 di Kecamatan Rembang
keluarga dengan tujuan agar mereka karena beberapa faktor diantaranya

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 15


yaitu sosial ekonomi. Ditinjau dari segi tidak bisa dilakukan secara maksimal.
sosial ekonomi, pada dasarnya Berdasarkan latar belakang tersebut
keadaan ekonomi masyarakat dari sehingga penulis bermaksud meneliti
segi finansial sebagian besar relatif tentang hubungan cakupan K4 bidan
mampu. Kondisi ini seharusnya sebagai dengan deteksi dini resiko tinggi
dorongan bagi masyarakat untuk kehamilan.
memanfaatkan pelayanan kesehatan
yang tersedia. Namun pada TINJAUAN PUSTAKA
kenyataannya kemampuan finansial Asuhan antenatal adalah
tidak selalu medorong masyarakat pemeriksaan kehamilan untuk melihat
untuk juga aktif dalam memanfaatkan dan memeriksa keadaan ibu dan janin
pelayanan kesehatan. Selain itu yang dilakukan secara berkala diikuti
program kesehatan belum dengan upaya koreksi terhadap
sepenuhnya berjalan dengan baik, penyimpangan yang ditemukan
seperti program P4K yang diharapkan selama kehamilan (Rita Yulifah, 2009).
dapat menurunkan angka kematian Pengawasan antenatal adalah
ibu belum dilaksanakan oleh seluruh pemeriksaan kehamilan untuk
bidan di Kecamatan Rembang. mengoptimalkan kesehatan mental
Hasil survei yang dilakukan pada dan fisik ibu hamil, sehingga mampu
bulan Januari tahun 2011 di menghadapi persalinan masa nifas,
kecamatan Rembang didapatkan persiapan memberikan ASI, dan
data sebanyak 34 bidan di Puskesmas pemulihan kesehatan reproduksi
I dan Puskesmas II Rembang. Di secara wajar (Rita Yulifah, 2009).
puskesmas I cakupan K4 nya adalah Kunjungan Ke-4 adalah kontak
85,71 %, dan di puskesmas II adalah ibu hamil dengan tenaga kesehatan
84,01 %. Deteksi dini risiko tinggi yang ke-4 atau lebih untuk
kehamilan di puskesmas I adalah 4,51 mendapatkan pelayanan antenatal
%, dan di puskesmas II adalah 5,85 %. sesuai standar yang ditetapkan (Rita
Cakupan tersebut masih di bawah Yulifah, 2009).
target yaitu 100% untuk cakupan K4 Cakupan ibu hamil (K4) adalah
dan 20 % untuk deteksi dini resiko tinggi persentase ibu hamil di suatu wilayah
kehamilan. Karena ibu hamil yang dalam waktu tertentu, yang
berkunjung antenatal care masih di mendapatkan pelayanan antenatal
bawah target kunjungan antenatal sesuai standar paling sedikit 4 kali (Rita
care sehingga deteksi dini risiko tinggi Yulifah, 2009).
kehamilan oleh tenaga kesehatan

Cara menghitung :

Cakupan K4 = Jumlah ibu hamil yang menerima K4 x 100 %


Jumlah ibu hamil dalam 1 tahun

Syarat Minimal Frekuensi K4 :


1. Satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke-14.
2. Satu kali kunjungan selama trimester II, di antara minggu ke-14 sampai ke-28.
3. Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai dan
setelah minggu ke-36.

Target Cakupan K4 : Untuk Resiko adalah suatu ukuran


menurunkan angka kematian ibu yang statistik dari peluang atau
masih tinggi, Depkes melakukan kemungkinan untuk terjadinya suatu
berbagai upaya salah satunya melalui keadaan gawat yang tidak diinginkan
program antenatal dengan dikemudian hari, misalnya terjadinya
menetapkan target cakupan K4 di kematian, kesakitan atau kecacatan
Indonesia pada tahun 2010 yaitu 95 %. pada ibu dan bayinya (Imanuddin,
2009).

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 16


Kehamilan Resiko Tinggi adalah tenaga kesehatan pada tahun 2009
kehamilan yang dapat mempengaruhi yaitu 20 % (Didi Kusmarjadi, 2008).
optimalisasi ibu maupun janin pada Menurut Imanuddin faktor resiko
kehamilan yag dihadapi (Manuaba, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
2007). 1. Faktor Resiko dari Ibu. Faktor resiko
Ibu hamil dengan kehamilan pada ibu hamil oleh Poedji
resiko tinggi adalah ibu hamil dengan Rochjati dikelompokkan menjadi :
satu atau lebih faktor resiko baik dari a. Kelompok Faktor Resiko I (ada
pihak ibu maupun janinnya yang potensi resiko), terdiri dari :
dapat memberikan dampak kurang umur kurang dari 20 tahun
menguntungkan bagi ibu maupun atau lebih dari 35 tahun, jarak
janinnya (Imanuddin, 2009). kehamilan yang terlalu dekat,
Faktor resiko adalah karakteristik Grande Multi (terlalu banyak
atau kondisi pada seseorang atau punya anak 4 atau lebih),
sekelompok ibu hamil yang dapat terlalu pendek (Tinggi Badan ≤
menyebabkan peluang atau 145), riwayat abortus, riwayat
kemungkinan terjadinya kesakitan persalinan dengan tindakan.
atau kematian pada ibu dan atau b. Kelompok Faktor Resiko II (ada
bayinya. Untuk itu dibutuhkan sekali resiko) : Ibu hamil dengan
kegiatan skrining adanya faktor risiko penyakit anemia (pucat,
pada semua ibu hamil sebagai lemas badan lekas lelah),
komponen penting dalam perawatan Malaria (panas tinggi,
kehamilan (Imanuddin, 2009). menggigil keluar keringat,
Deteksi dini resiko tinggi sakit kepala), Tuberculosa
kehamilan yaitu upaya menemukan Paru (batuk lama tidak
ibu hamil yang mempunyai faktor sembuh-sembuh, batuk
resiko yang berpeluang untuk terjadi darah, badan lemah lesu dan
kegawatdaruratan sedini mungkin kurus), Payah Jantung (sesak
pada awal kehamilan oleh petugas nafas, jantung berdebar, kaki
kesehatan (Imanuddin, 2009). bengkak), penyakit lain (HIV-
Pada ibu hamil pemeriksaan AIDS, penyakit menular
antenatal memegang peranan seksual), Pre-eklampsia ringan,
penting dalam kehamilan dan hamil kembar/ gemelli,
persalinannya. Penelitian pada ibu Hidramnion, IUFD, Hamil
hamil di Jawa Tengah pada tahun Serotinus, Kelainan Letak.
1989-1990 menemukan bahwa ibu c. Kelompok Faktor Risiko III (ada
hamil dan yang bersalin yang tidak gawat darurat) : Perdarahan
memeriksakan kehamilannya pada sebelum bayi lahir, Pre-
tenaga medis akan mengalami resiko eklamsia berat dan atau
kematian 3-7 kali dibandingkan Eklamsia.
dengan ibu yang memeriksakan 2. Faktor Resiko dari Janin :
kehamilannya. Akibat kurangnya Malpresentasi dan malposisi, bayi
pemeriksaan antenatal yang dilakukan kembar, perdarahan antepartum,
oleh tenaga medis terlatih banyak kelainan congenital, hamil lebih
kasus dengan penyulit kehamilan tidak bulan (post date), Poli dan atau
terdeteksi. Hal itu tentu saja Oligohidramnion, Makrosomia
menyebabkan terjadinya komplikasi Bahaya yang timbul akibat ibu
yang lebih besar dalam perjalanan hamil dengan resiko tinggi antara lain :
kehamilan dan persalinannya keguguran (abortus), bayi lahir
sehingga pada akhirnya akan prematur (belum cukup bulan), berat
menyebabkan morbiditas dan badan bayi lahir rendah (kurang dari
mortalitas yang lebih besar pada ibu 2500 gr), IUFD, bayi dengan cacat
dan janin. Terkait dengan itu Depkes bawaan, ibu mengalami perdarahan
menetapkan target cakupan deteksi yang dapat berakibat ibu meninggal
dini resiko tinggi kehamilan oleh dunia, ibu mengalami keracunan

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 17


kehamilan (Toksemia Gravidarum), permasalahan yang ada dengan cara
penyakit ibu menjadi lebih berat memberi informasi, adanya faktor
(payah jantung sampai gagal jantung, resiko dan kelompok resiko pada ibu
asma berat, diabetes mellitus), hamil, menentukan pengambilan
persalinan lama dan atau macet, keputusan oleh ibu hamil dan
kegawatan sehingga bayi harus keluarganya.
dilahirkan dengan operasi Caesar. Pendekatan resiko yang
Cara mengetahui seorang ibu mempunyai rasionalisasi bahwa
hamil apakah termasuk resiko tinggi asuhan antenatal adalah melakukan
antara lain : pengenalan adanya risiko screening untuk memprediksi faktor-
tinggi ibu hamil dilakukan melalui faktor resiko untuk memprediksi suatu
skrining atau deteksi dini adanya faktor penyakit, tapi berdasarkan hasil studi di
resiko secara proaktif pada semua ibu Zaire membuktikan bahwa 71%
hamil, sedini mungkin pada awal persalinan macet tidak bisa diprediksi,
kehamilan oleh petugas kesehatan 90% ibu yang diidentifikasi beresiko
atau non kesehatan yang terlatih di tidak pernah mengalami komplikasi
masyarakat, misalnya ibu-ibu PKK, dan 88% dari wanita yang mengalami
Kader Karang Taruna, ibu hamil sendiri, perdarahan pasca persalinan tidak
suami atau keluarga. Kegiatan skrining memiliki riwayat yang prediktif.
antenatal, melalui kunjungan rumah Pendekatan resiko mempunyai prediksi
merupakan langkah awal dari lebih buruk, oleh karena itu tidak
pemeliharaan kesehatan ibu hamil dapat membedakan mereka yang
dan termasuk salah satu upaya akan mengalami dan yang tidak
antisipasi untuk mencegah terjadinya mengalami komplikasi, juga
kematian ibu. keamanan palsu oleh karena banyak
Skrining pertama dilakukan untuk ibu yang dimasukkan dalam resiko
memisahkan kelompok ibu hamil rendah mengalami komplikasi, namun
tanpa resiko dari kelompok dengan mereka tidak pernah mendapat
faktor resiko. Resiko Tinggi Ibu hamil informasi mengenai komplikasi
dengan faktor resiknya dapat diamati kehamilan dan cara penanganannya.
dan ditemukan sedini mungkin pada Bila terpaku pada ibu risiko tinggi maka
awal kehamilan pada ibu hamil yang pelayanan pada wanita ibu hamil
masih sehat dan merasa sehat. yang sebetulnya bisa beresiko akan
Kemudian pada setiap kontak terabaikan. Dapat dikatakan bahwa
dilakukan skrining berulang, secara setiap ibu hamil mempunyai resiko
periodik berulang 6 kali selama untuk mengalami komplikasi dan harus
kehamilan sampai hamil genap enam mempunyai akses terhadap asuhan
bulan. ibu bersalin yang berkualitas (Rita
Tujuan Skrining Antenetal adalah Yulifah,2009).
: melakukan deteksi dini resiko tinggi Jadi pendekatan resiko bukan
ibu hamil dengan macam faktor merupakan strategi yang efisien
risikonya, menemukan ibu resiko tinggi ataupun efektif untuk menurunkan
dengan pengertian kemungkinan angka mortalitas ibu, karena faktor
terjadinya resiko kematian atau resiko tidak dapat memperkirakan
kesakitan pada ibu dan atau bayinya, komplikasi, biasanya bukan penyebab
memberi penyuluhan dalam bentuk langsung terjadinya komplikasinya,
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE), mortalitas ibu relatif rendah pada
mengenai kondisi ibu dan janin populasi yang beresiko (semua wanita
kepada ibu hamil, suami dam dalam usia subur). Faktor resiko secara
keluarga, agar tahu, peduli dan patuh relatif adalah umum pada populasi
untuk persiapan mental, biaya dan yang sama, faktor resiko tersebut
transportasi dalam pengambilan bukan merupakan indikator yang baik
keputusan untuk perencanaan tempat dimana para ibu mungkin akan
dan penolong menuju persalinan mengalami komplikasi. Setiap wanita
aman, membantu untuk memecahkan hamil beresiko mengalami komplikasi

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 18


dan harus mempunyai akses terhadap Manfaat P4K ini adalah
asuhan ibu bersalin yang berkualitas, terjalinnya kemitraan antara tenaga
sehingga pendekatan resiko tidak kesehatan, dukun dan masyarakat
efektif. Bahkan wanita resiko rendah yang tinggal di sekitar ibu hamil.
pun bisa mengalami komplikasi Dengan demikian maka komplikasi
Atas dasar itu dianjurkan untuk dapat tertangani secara dini,
memberikan intervensi yang terpantaunya kesakitan dan kematian
berorientasi pada tujuan yang akan ibu serta yang paling penting adalah
memberikan kerangka asuhan menurunnya kejadian kesakitan dan
antenatal yang efektif meliputi : kematian ibu.
Deteksi dini penyakit, Konseling dan
promosi kesehatan, Persiapan METODE PENELITIAN
persalinan kesiagaan menghadapi Penelitian ini merupakan
komplikasi. penelitian deskriptif analitik. Suatu
Menurut Dinas Kesehatan metode penelitian yang digunakan
Kabupaten Seruyan (2010), P4K dengan tujuan untuk membentuk atau
berguna membantu ibu hamil dan mendeskripsikan tentang suatu
keluarganya membuat perencanaan keadaan secara obyektif. Metode
persalinan dan pencegahan pendekatan waktu dalam penelitian
komplikasi maka bidan di desa telah ini menggunakan metode pendekatan
dibekali ketrampilan khusus dan stiker retrospektif yaitu suatu penelitian untuk
"Perencanaan Persalinan dan mempelajari tentang suatu masalah
Pencegahan Komplikasi" atau lebih yang nantinya akan dicari
dikenal dengan "P4K" yang akan penyebabnya pada masa lalunya
ditempel di tiap rumah yang salah satu (Arikunto, 2006)
anggota keluarganya sedang hamil. Variabel bebas dalam penelitian
Dengan data dalam stiker, suami, ini adalah cakupan K4 bidan. Variabel
keluarga, kader, dukun, bersama terikat dalam penelitian ini adalah
bidan di desa dapat memantau deteksi dini resiko tinggi kehamilan.
secara intensif keadaan dan Variabel perancu dalam penelitian ini
perkembangan kesehatan ibu hamil, adalah tingkat pendidikan, masa kerja,
untuk mendapatkan pelayanan yang keterampilan, pelatihan bidan.
sesuai standar pada saat hamil, Definisi Operasional Variabel :
persalinan dan nifas, sehingga proses 1. Cakupan K4 adalah persentase
persalinan sampai dengan nifas ibu hamil di suatu wilayah dalam
termasuk rujukannya dapat berjalan waktu tertentu, yang
dengan aman dan selamat, tidak mendapatkan pelayanan
terjadi kesakitan dan kematian ibu antenatal sesuai standar (≥ 4),
serta bayi yang dilahirkan selamat dan pengukuran dengan checklist,
sehat. kriteria baik ≥ 95%, tidak baik < 95%
Program Perencanaan (DinKes Semarang, 2010), Skala
Persalinan dan Pencegahan nominal.
Komplikasi (P4K) dengan stiker 2. Deteksi dini resiko tinggi kehamilan
merupakan upaya percepatan adalah persentase ibu hamil
penurunan angka kematian ibu. beresiko yang ditemukan oleh
Melalui P4K dengan stiker yang tenaga kesehatan yang kemudian
ditempel di rumah ibu hamil, maka di tindaklanjuti dalam kurun waktu
setiap ibu hamil akan tercatat, terdata tertentu, pengukuran dengan
dan terpantau secara tepat. Stiker P4K checklist, kriterian baik ≥ 20%, tidak
berisi data tentang nama ibu hamil, baik < 20% (DinKes Semarang,
taksiran persalinan, penolong 2010), Skala nominal.
persalinan, tempat persalinan, Populasi adalah wilayah
pendamping persalinan, transportasi generalisasi yang terdiri atas
yang digunakan dan calon donor obyek/subyek yang mempunyai
darah. karakteristik tertentu yang ditetapkan

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 19


oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan Keterangan :
(Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini P = Persentase.
populasinya adalah semua bidan di f = Jumlah skor yang didapat.
kecamatan Rembang yang berjumlah n = Jumlah skor yang diharap.
34 orang. Sedangkan analisis bivariat yaitu
Sampel adalah bagian dari analisis yang dilakukan terhadap dua
jumlah dan kerakteristik yang dimiliki variabel yang diduga berhubungan
oleh populasi besar dan peneliti tidak atau berkorelasi. Dalam analisis ini
mungkin mempelajari semua yang dapat dilakukan pengujian statistik,
ada pada populasi, misalnya karena misalnya dengan Chi Square dengan
keterbatasan dana, tenaga, waktu, menggunakan rumus menurut Arikunto
maka peneliti dapat menggunakan (2006) sebagai berikut :
sampel yang diambil dari populasi itu
(Sugiyono, 2010). x² = Σ (fo-fh)²
Teknik pengambilan sampel fh
dalam penelitian ini menggunakan Keterangan :
tehnik pengambilan total sampling x² = Chi Square
artinya tehnik penelitian sampel bila fo = frekuensi yang diobservasi
semua anggota populasi digunakan fh = frekuensi yang diharapkan
sebagai sampel. Seluruh populasi
diteliti yaitu seluruh bidan di Dalam penelitian ini
kecamatan Rembang sejumlah 34 menggunakan α antara 5% dengan
orang. tingkat kepercayaan 95%. Apabila nilai
Penelitian ini dilakukan di p hitung < dari 0,05 maka Ho ditolak
kecamatan Rembang, bulan Februari- dan jika p hitung > dari 0,05 maka Ho
April 2011 pada rentang periode diterima.
Januari 2010-Desember 2010.
Instrumen dalam penelitian ini HASIL PENELITIAN
menggunakan checklist untuk Penelitian ini dilakukan di
mendapatkan data sekunder dari Kecamatan Rembang yaitu di
bulan Januari 2010-Desember 2010. puskesmas Rembang I dan Puskesmas
Metode pengumpulan data Rembang II. Wilayah kerja Puskesmas
dilakukan dengan data sekunder. Rembang I meliputi 19 desa
Cara memperoleh data sekunder sedangkan Puskesmas Rembang II
dengan cara melihat buku pelayanan meliputi 15 desa. Di setiap desa
KIA untuk mencari daftar Bidan, terdapat 1 bidan sehingga jumlah
cakupan K4 bidan, deteksi dini resiko bidan di kecamatan Rembang
tinggi kehamilan oleh tenaga sebanyak 34 bidan. Jumlah penduduk
kesehatan, dan kasus yang terdapat di di Kecamatan Rembang sebanyak
wilayah tersebut. 56.011 jiwa, sedangkan jumlah ibu
Analisa data dalam penelitian ini hamil sebanyak 1.037 jiwa.
dengan analisis univariat yaitu analisa Dari hasil penelitian yang
dengan menggunakan satu variable. dilakukan di Kecamatan Rembang
Pada umumnya dalam analisa ini diperoleh data cakupan K4 bidan dan
hanya menghasilkan distribusi dan deteksi dini resiko tinggi kehamilan
presentasi dari tiap variabel, dengan mulai Januari 2010 sampai Desember
rumus : P = f/n x 100 % 2010 sebanyak 34 responden.

1. Analisis Univariat
a. Distribusi Cakupan K4 Bidan
Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Cakupan K4 Bidan
No Cakupan K4 Bidan Jumlah Persentase(%)
1 Tidak baik 25 73
2 Baik 9 26
Jumlah 34 100

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 20


Sumber : Data Penelitian, 2011
Tabel 1. menunjukkan sebagian besar bidan memiliki cakupan K4
bidan dalam kategori tidak baik yaitu sebanyak 25 responden (73%) dan
sisanya sebanyak 9 responden (27%) memiliki cakupan K4 dalam kategori
baik.
b. Distribusi Deteksi Dini Resiko Tinggi Kehamilan
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Deteksi Dini Resiko Tinggi Kehamilan
No Deteksi Dini Resiko Kehamilan Jumlah Persentase(%)
1 Tidak baik 25 73
2 Baik 9 27
Jumlah 34 100
Sumber : Data Penelitian, 2011

Tabel 2. menunjukkan sebagian besar adalah tidak baik yaitu


sebanyak 25 responden (73%) dan 9 responden (27%) memiliki deteksi dini
resiko kehamilan kategori baik.

2. Analisis Bivariat
Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan cakupan K4 bidan
dengan deteksi dini resiko tinggi kehamilan di Kecamatan Rembang tahun
2010. Pengujian hubungan cakupan K4 bidan dengan deteksi dini resiko tinggi
kehamilan menggunakan alat statistik uji Chi Square. Pengujian Chi Square
menggunakan program komputer SPSS 15.00 for Windows.
Tabel 3. Hubungan Cakupan K4 Bidan dengan Deteksi Dini Resiko Tinggi Kehamilan
Deteksi Dini
Total
Cakupan K4 bidan Tidak baik Baik
Frek % Frek % F %
Tidak baik 21 84 4 16 25 100
Baik 4 44 5 56 9 100
Total 25 73 9 27 34 100
2hitung = 5,320
p-value = 0,021
kesimpulan = H0 ditolak
Sumber : Data Penelitian, 2011

Tabel 3. menunjukkan Rembang tahun 2010.


bahwa pada cakupan K4 bidan PEMBAHASAN
kategori tidak baik sebagian Penelitian ini bertujuan
memiliki deteksi dini dalam mengetahui ada tidaknya hubungan
kategori tidak baik yaitu sebanyak cakupan K4 bidan terhadap deteksi
21 responden (88%), sedangkan dini resiko tinggi kehamilan di
pada cakupan K4 bidan kategori Kecamatan Rembang tahun 2010.
baik sebagian besar memiliki Pengujian menggunakan uji Chi
deteksi dini kategori baik yaitu Square pada derajat signifikansi 5%
sebanyak 5 responden (56%). dan diperoleh hasil bahwa terdapat
Hasil pengujian Chi Square hubungan yang signifikan cakupan K4
hubungan cakupan K4 bidan bidan terhadap deteksi dini resiko
terhadap tingginya angka deteksi tinggi kehamilan di Kecamatan
dini resiko tinggi kehamilan, Rembang tahun 2010 dengan tingkat
diperoleh nilai 2hitung sebesar 5,320 signifikansi (p-value) 0,021. Keputusan
dengan nilai signifikan = 0,021. tersebut bermakna semakin baik
Karena nilai signifikan lebih kecil cakupan K4 bidan maka semakin baik
dari 0,05 atau 0,021 < 0,05, maka deteksi dini resiko tinggi kehamilan
disimpulkan H0 ditolak dan yang dilakukan oleh bidan di
menerima Ha. Berdasarkan kriteria Kecamatan Rembang Tahun 2010.
uji tersebut maka disimpulkan Distribusi cakupan K4 bidan tidak
terdapat hubungan cakupan K4 baik dengan deteksi dini resiko tinggi
bidan terhadap deteksi dini resiko kehamilan tidak baik sebesar 21
tinggi kehamilan di Kecamatan responden. Menurut Didi Kusmarjadi

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 21


(2008) akibat kurangnya pemeriksaan perkembangan kesehatan ibu hamil,
antenatal yang dilakukan oleh tenaga untuk mendapatkan pelayanan yang
medis terlatih banyak kasus dengan sesuai standar pada saat hamil,
penyulit kehamilan tidak terdeteksi. Hal persalinan dan nifas, sehingga proses
itu tentu saja menyebabkan terjadinya persalinan sampai dengan nifas
komplikasi yang lebih besar dalam termasuk rujukannya dapat berjalan
perjalanan kehamilan dan dengan aman dan selamat, tidak
persalinannya sehingga pada akhirnya terjadi kesakitan dan kematian ibu
akan menyebabkan morbiditas dan serta bayi yang dilahirkan selamat dan
mortalitas yang lebih besar pada ibu sehat. Cakupan K4 bidan tidak baik
dan janin. Menurut Tumiar (2010) pada karena masih di bawah target
ibu hamil pemeriksaan antenatal pemerintah yaitu hanya 88,86 %.
memegang peranan penting dalam Deteksi dini resiko tinggi kehamilan baik
kehamilan dan persalinannya, karena bidan mampu meminimalisir
disebutkan bahwa belum optimalnya terjadinya kegawat daruratan melalui
cakupan kunjungan antenatal program P4K (Program Perencanaan
mengakibatkan resiko dan komplikasi Persalinan dan Pencegahan
tidak terdeteksi secara dini. Cakupan Komplikasi). Melalui program ini lebih
K4 tidak baik karena belum bisa mempermudah bidan untuk
mencapai target yang ditetapkan melakukan pengawasan kepada ibu
oleh target pemerintah. Cakupan K4 hamil yang tidak melakukan kunjungan
bidan yang tidak baik menyebabkan ketenaga kesehatan melalui stiker
deteksi dini resiko tinggi kehamilan juga yang dipasang di rumah setiap ibu
tidak baik sehingga bisa terjadi hamil.
kegawat daruratan dan Distribusi cakupan K4 bidan baik
keterlambatan penanganan. dengan deteksi dini risiko tinggi
Keadaan ini bisa dilihat dari masih kehamilan baik sebesar 5 responden.
banyaknya kasus yang terjadi di Menurut Hanifatur (2011) apabila
kecamatan Rembang yang tidak seorang ibu hamil memiliki
terdeteksi seperti perdarahan pengetahuan yang lebih tentang
antepartum, partus macet, sungsang, resiko tinggi kehamilan maka
ketuban pecah dini. Kasus ini terjadi kemungkinan besar ibu akan berpikir
karena ibu hamil tersebut jarang untuk menentukan sikap, berperilaku
melakukan kunjungan ulang selama untuk mencegah, menghindari atau
kehamilan sehingga tidak bisa mengatasi masalah resiko kehamilan
terdeteksi sebagai resiko tinggi. tersebut dan ibu memiliki kesadaran
Distribusi cakupan K4 bidan tidak untuk melakukan kunjungan antenatal
baik tetapi deteksi dini resiko tinggi untuk memeriksakan kehamilannya
kehamilan baik ada 4 responden. sehingga apabila terjadi resiko pada
Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten masa kehamilan tersebut dapat
Seruyan (2010), P4K berguna ditangani secara dini dan tepat oleh
membantu ibu hamil dan keluarganya tenaga kesehatan. Cakupan K4 bidan
membuat perencanaan persalinan dan deteksi dini resiko tinggi kehamilan
dan pencegahan komplikasi maka baik karena telah mencapai target
bidan di desa telah dibekali yang ditetapkan oleh pemerintah.
ketrampilan khusus dan stiker Semakin baik cakupan K4 bidan maka
"Perencanaan Persalinan dan akan semakin baik deteksi dini resiko
Pencegahan Komplikasi" atau lebih tinggi kehamilan. Karena kunjungan
dikenal dengan "P4K" yang akan ibu hamil baik maka resiko tinggi bisa
ditempel di tiap rumah yang salah satu terdeteksi lebih awal sehingga
anggota keluarganya sedang hamil. persalinan bisa berlangsung baik.
Dengan data dalam stiker, suami, Distribusi cakupan K4 bidan baik
keluarga, kader, dukun, bersama dengan deteksi resiko tinggi kehamilan
bidan di desa dapat memantau tidak baik sebesar 4 responden.
secara intensif keadaan dan Mestuti (2006) mengungkapkan

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 22


bahwa kemampuan petugas terhadap kemampuan deteksi dini ibu
kesehatan yaitu bidan dalam hamil TM III.
mendeteksi dini resiko tinggi kehamilan PENUTUP
dipengaruhi oleh beberapa faktor Kesimpulan
antara lain tingkat pendidikan, Berdasarkan hasil penelitian dan
pelatihan, keterampilan, dan masa pembahasan dapat disimpulkan
kerja bidan. Cakupan K4 bidan baik sebagai berikut :
karena telah mencapai target 1. Cakupan K4 bidan di Kecamatan
pemerintah. Deteksi dini resiko tinggi Rembang tahun 2010 sebagian
kehamilan tidak baik karena masih besar dalam kategori tidak baik
banyak kasus yang tidak terdeteksi. yaitu sebanyak 25 responden
Kemungkinan terjadi karena faktor lain disebabkan karena kurangnya
seperti kurangnya pelatihan, Pelatihan kesadaran ibu hamil untuk
bidan mengenai kegawatan obstetrik melakukan pemeriksaan
dan deteksi dini di kecamatan kehamilan.
Rembang pernah diselenggarakan 2. Deteksi dini resiko tinggi kehamilan
tetapi sudah lama. Mungkin karena di Kecamatan Rembang tahun
faktor inilah sehingga bidan tidak bisa 2010 sebagian besar dalam
mendeteksi lebih awal. kategori tidak baik yaitu sebanyak
Hasil analisis hubungan cakupan 25 responden disebabkan karena
K4 bidan terhadap tingginya angka faktor lain seperti kurangnya
deteksi dini resiko tinggi kehamilan, pelatihan mengenai kegawatan
diperoleh nilai 2hitung sebesar 5,320 obstetrik dan deteksi dini sehingga
dengan p-value = 0,021. Karena nilai bidan tidak bisa mendeteksi lebih
p-value lebih kecil dari 0,05 atau 0,021 awal.
< 0,05, maka disimpulkan H0 ditolak 3. Ada hubungan antara cakupan
dan menerima Ha. Berdasarkan kriteria K4 bidan dengan deteksi dini
uji tersebut maka disimpulkan terdapat resiko tinggi kehamilan di
hubungan cakupan K4 bidan Kecamatan Rembang tahun 2010
terhadap deteksi dini resiko tinggi (p-value = 0,004).
kehamilan di Kecamatan Rembang Saran
tahun 2010. 1. Bagi instansi terkait
Akibat kurangnya pemeriksaan Sebagian besar deteksi dini resiko
antenatal yang dilakukan oleh tenaga tinggi kehamilan dalam kategori
medis terlatih banyak kasus dengan tidak baik. Diharapkan Dinas
penyulit kehamilan tidak terdeteksi. Hal Kesehatan Kabupaten Rembang
itu tentu saja menyebabkan terjadinya lebih menggalakkan program
komplikasi yang lebih besar dalam kesehatan seperti P4K tidak hanya
perjalanan kehamilan dan pada tenaga kesehatan tetapi
persalinannya sehingga pada akhirnya juga kepada kader dan
akan menyebabkan morbiditas dan masyarakat.
mortalitas yang lebih besar pada ibu 2. Bagi tenaga kesehatan
dan janin. Hasil penelitian ini yang Deteksi dini sebagian besar masih
menyimpulkan adanya hubungan dalam kategori tidak baik
cakupan K4 bidan dengan deteksi dini disebabkan karena cakupan K4
resiko tinggi kehamilan, ternyata yang tidak baik juga, sehingga di
mendukung hasil penelitian terdahulu, harapkan bidan bisa bekerjasama
yaitu penelitian Dewi Wulandari (2010) dengan kader dan masyarakat
tentang Hubungan Frekuensi untuk mendukung program
Antenatal Care Terhadap kesehatan seperti P4K sehingga
Kemampuan Deteksi Dini Ibu Hamil TM proses persalinan sampai dengan
III di Puskesmas Watumalang 1 nifas termasuk rujukannya dapat
Wonosobo. Hasil analisis diperoleh berjalan dengan aman.
kesimpulan bahwa terdapat 3. Bagi Masyarakat
hubungan frekuensi antenatal care

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 23


Pelaksanaan program kesehatan bekerja dan tinggal di desa di
seperti P4K tidak akan berhasil Kabupaten Tangerang Provinsi
tanpa melibatkan keluarga dan Banten.2003
tokoh masyarakat. Sehingga Hanifatur, Rosyidah. Antenatalcare.
masyarakat hendaknya http://hanifatur.wordpress.com/2011/0
membantu tenaga kesehatan 5/29/antenatal-care-anc/ (15 juli
dengan mendukung P4K. Dengan 2011)
demikian diharapkan semua Immamuddin. Urgensi Deteksi Dini Ibu
kemungkinan yang menghambat Hamil Risiko Tinggi.
kelancaran proses persalinan http://imamuddin29.blogspot.co
dapat dikurangi sekecil mungkin. m/2009/05/urgensi-deteksi-dini-
4. Bagi peneliti selanjutnya ibu-hamil-risiko.html diakses
Peneliti selanjutnya diharapkan tanggal (27 Desember 2010)
melakukan penelitian sejenis Kurnia, Ahmad. Analisis Korelasi.
dengan menambahkan faktor- http://skripsimahasiswa.blogspot.
faktor lain yang turut com/2010/11/analisis-
berhubungan dengan deteksi dini korelasi.html. (16 Juli 2011)
resiko tinggi kehamilan, seperti Kusmarjadi, Diki. Kehamilan Resiko
tingkat pendidikan, pelatihan, Tinggi.http://www.drdidispog.
motivasi dan masa kerja bidan. com/2008/10/ kehamilan-risiko-
tinggi-kehamilan.html.(4
DAFTAR PUSTAKA Desember 2010)
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Kusmiyati, Yuni. Perawatan Ibu Hamil
Pendekatan Praktek, Jakarta : (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta :
Rineka Cipta. 2006 Fitramaya. 2009
Astuti, Sri Puji. Pola pengambilan Lukmawati, Dwi. Hubungan tingkat
keputusan keluarga dan bidan pendidikan dan lama praktek
dalam merujuk ibu bersalin ke bidan praktek swasta dengan
rumah sakit pada kasusu penerimaan metode
kematian ibu di kabupaten hypnobirthing. UNS.2008
Demak. Manuaba, Ida Bagus. Pengantar Kuliah
http://eprints.undip.ac.id/18304/. Obstetri. Jakarta : ECG. 2007
(30 Desember 2010) Mestuti, Hadi. Hubungan karakteristik
Dian, kn. Skrinning. individu dan motivasi bidan
http//skrinning.blogspot.com/ (11 dengan cakupan deteksi dini ibu
Desember 2010) hamil resiko tinggi di Kabupaten
Dinas kesehatan. www.dinkes- Jepara.
kotasemarang.go.id (3 Januari http://eprinst.undip.ac.id./9962/
2011) (17 Juli 2011)
Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan. Muhaj, Khaidir. Resiko Kehamilan.
Tekan Kematian Ibu Hamil Lewat http://khaidirmuhaj.blogspot.co
P4K. m/2009/03/resiko-
http://dinkeskabseruyan.blogspo kehamilan.html.(17 Januari 2011)
t.com/2010/12/ada-apa- Muliadi, Awi. Kondisi Angka Kematian
dengan-p4k.html .(15 Agustus Neonatal (AKN), Angka
2011) Kematian Bayi (AKB), Angka
Edy. Analisa Pelayanan KIA Jawa Kematian Balita (AKBAL), Angka
Tengah. http://gusedy.blogspot. Kematian Ibu (AKI) dan
com/2007/06/ analisa- penyebabnyadiIndonesia. ( 23
pelayanan-kia-jawatengah.html Desember 2010)
diakses tanggal 30 Desember Murdiyah. Hubungan Antara
2010 Kunjungan Antenatal Care
Fikawati, Sandra. Faktor-faktor yang Dengan Deteksi Dini Pada Ibu
berhubungan dengan kesediaan Hamil di Desa Kebonan. EUB.
bidan di desa untuk tetap 2010

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 24


Prima, A. Evaluasi Program Kesehatan Sumarno. Pengertian resiko menurut
Ibu dan Anak di Puskesmas. beberapa ahli.
http://myhealing.wordpress.com http://ngapackers.blogspot.com
/2010/07/28/evaluasi-program- /2008/10/pengertian-resiko-
kesehatan-ibu-dan-anak-di- menurut-beberapa-ahli.html. (17
puskesmas/ (28 Juli 2011) Agustus 2011)
Sartika, ika. Skrinning/Deteksi dini resiko Timmreck, Thomas C. Epidemiologi
tinggi ibu hamil berbasis keluarga Suatu Pengantar. Jakarta :
di masyarakat Kabupaten Aceh ECG.2005
Tengah. http://sartika- Tumiar. Faktor yang berhubungan
76.blogspot.com/(4 Juli 2011) kunjungan antenatal K4 di kota
Syafruddin. Hubungan Pengetahuan Medan Provinsi Sumatera Utara.
dan sikap ibu hmail terhadap 2010
perilaku kunjungan pemeriksaan Wikipedia.
kehamilan di puskesmas http://id.wikipedia.org/wiki/Pendi
kejaksaan kota Cirebon. 2011 dikan. 2011
Sugiyono . Metode Penelitian Kuatitatif Wulandari, Dewi. Hubungan Frekuensi
Kualitatif Dan R&B. Bandung : Antenatal Care Terhadap
Alfabeta. 2009 Kemampuan Deteksi Dini Ibu
Sularsih, Endang. Pengaruh Pelatihan Hamil TM III di Puskesmas
Terhadap Motivasi, Sikap, Watumalang 1 Wonosobo. EUB.
Ketrampilan Bidan Dalam 2010
Pelaksanaan Asuhan Persalinan Yulifah, Rita. Asuhan Kebidanan
Normal Di Wilayah Kabupaten Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.
Karanganyar.2010 2009

Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No. 02, Desember 2012 25

Anda mungkin juga menyukai