Disusun Oleh:
Segala yang tercantum dalam makalah ini, akan penyusun uraikan secara
jelas. Hal ini bertujuan agar pembaca dapat memahami isi dari makalah ini.
Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Selain itu,
dengan makalah ini semoga dapat memberikan pemahaman yang lebih mudah bagi
pembaca.
Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi dudunan, kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu kritik dan saran untuk membangun kedepannya supaya lebih baik lagi sangat
penyusun harapkan dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Skenario
Nn. K, 19 tahun, seorang mahasiswi semester satu. Ia sedang heran, karena
sebagian besar teman-temannya shalatnya tidak lima waktu. Ia makin heran
manakala ia mengajak shalat, sebgaian besar mereka tidak bergeming. Salah
seorang temannya yaitu Nn. L berpendapat, tidak shalat tidak berpengaruh
pada prestasi sedangkan tidak pintar, tidak disiplin, dan tidak ramah akan
berpengaruh terhadap prestasi. Ia telah membuktikan pendapatnya tersebut,
yaitu ia selalu mendapat prestasi akademik meski tidak sholat 5 waktu.
1.2 Latar Belakang
Dewasa ini banyak sekali orang yang sering menyepelekan sholat. Seperti
yang kita tahu, sholat merupakan tiang agama. Iman kita dikatakan sempurna
apabila kita mampu melaksanakan sholat 5 waktu. Namun pada kenyataannya
banyak sekali yang menganggap shalat merupakan hal yang remeh. Sholat
merupakan rukun perbuatan yang paling penting diantara rukun Islam yang lain
sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi akhlaq manusia.
Bagaimana cara kita menggunakan waktu tercermin di dalam cara kita
menunaikan ibadah shalat. Ketika sholat kita bisa tepat waktu, maka pembagian
waktu kita yang lain bisa baik. Namun sebaliknya, ketika sholat ita ini buruk,
maka imbasnya juga pada kehidupan kita. Pembagian waktupun jadi buruk.
TINJAUAN PUSTAKA
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah
mukallaf. Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Barang siapa
mendirikan shalat ,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa
meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam).
Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology atau istilah.
Secara istilah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah
menurut syarat – syarat yang telah ditentukan. Adapun secara hakikinya ialah
“berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya
serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-
Nya” atau “mendzahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah
dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya”.Dalam pengertian
lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya
sebagai bentuk ibadah yang didalamnya merupakan amalan yang tersusun dari
beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan
diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan
syara’.
a. Surat Al-Baqarah : 43
Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa
saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada
sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”
c. Surat Al-Ankabut: 45
d. Surat An-Nur: 56
Artinya: “Dan kerjakanlah sholat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul,
agar supaya kalian semua diberi rahmat.”
Dari semua dalil Al-Qur’an di atas ada kata-kata perintah shalat dengan perkataan
“laksanakanlah” tetapi semuanya dengan perkataan “dirikanlah”. Dari unsur kata-
kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah sehingga banyak mereka
yang Islam dan melaksanakan shalat, tetapi mereka masih berbuat keji dan
mungkar. Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur lahir juga
mengandung unsur bathiniah sehingga apabila shalat telah mereka dirikan, maka
mereka tidak akan berbuat jahat.
Artinya:
PEMBAHASAN
Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat
adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan
keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi.
Dari Abu Hurairah, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda;
َ ت فَقَدْ خ
َاب َ َت فَقَدْ أَ ْفلَ َح َوأ َ ْن َج َح َوإِ ْن ف
ْ َ سد ْ صلَ َح
َ ص ََلتُهُ فَإ ِ ْن
َ سبُ بِ ِه العَ ْبد ُ يَ ْو َم ال ِقيَا َم ِة ِم ْن َع َم ِل ِه َ إِ َّن أ َ َّو َل َما يُ َحا
ط ُّوعٍ ؟ فَيُ ْك َم ُل ِب َها َماَ َ ظ ُر ْوا ه َْل ِل َع ْبدِي ِم ْن ت َ َ ان: اركَ َوتَ َعالَى
َ الربُّ ت َ َبَّ ش ْي ٌء قَا َل َ ضتِ ِه َ ص ِم ْن فَ ِر ْي َ َس َر فَإ ِ ِن ا ْنتَق َ َو َخ
َ ُ ُ ُ َ ْ ُ َّ ُ
” ث َّم الزكَاة ِمث ُل ذلِكَ ث َّم تؤْ َخذ األ ْع َما ُل: َوفِي ِر َوايَ ٍة. ” َعلى ذلِك َ َ َ سا ِئ ُر َع َم ِل ِه ُ ُ
َ ُض ِة ث َّم يَك ْون َ ص ِمنَ الفَ ِر ْي َ ا ْنتَق
َ
َب ذَلِك
َ سَ َح
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat
adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan
dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika
ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala
mengatakan,’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat
sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya
yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”
“Bilamana shalat seseorang itu baik maka baik pula amalnya, dan bilamana
shalat seseorang itu buruk maka buruk pula amalnya.” (HR. Ath-Thabarani)
Jadi tidak ada alasan kaum Muslim meninggalkan perintah shalat, apalagi
dengan berbagai macam alasan.Sayangnya, masih banyak kaum Muslim yang
tidak mau melaksanakan shalat karena alasan dalam perjalanan. Padahal, Allah
telah memberi keringanan (rukhsoh) kepada orang yang dalam perjalanan dengan
boleh menjamak atau menjamak qashar. Jika tak bisa berdiri, seperti kala di
dalam kereta atau bus, maka boleh menjamaknya dengan cara duduk tanpa harus
memaksakan diri menghadap kiblat sebagaimana kala kita dalam keadaan muqim.
Meskipun berusaha untuk menghadap kiblat adalah upaya yang sangat baik.
Artinya, shalat sama sekali tidak boleh ditinggalkan dalam situasi dan
kondisi apapun. Bahkan, jika tidak mampu duduk, berbaring pun boleh. Lebih
jauh lagi, hanya dengan gerakan mata pun, shalat itu boleh. Asalkan memang
benar-benar tidak mampu mendirikannya secara normal. Dengan kata lain,
sebenarnya, sama sekali tidak ada ruang, seorang Muslim meninggalkan shalat.
Mau dalam perjalanan, sakit, tidak bisa berdiri, pusing, bahkan lumpuh sekalipun.
Shalat tetap wajib. Dan, karena ibadah ini bersifat mutlak, keringanan yang Allah
berikan pun sangat-sangat memudahkan kita untuk tetap bisa mendirikannya
dengan baik dan benar.
Akan tetapi, masalah shalat bukan semata terletak pada kondisi fisik.
Tetapi jauh dari itu adalah masalah iman. Oleh karena itu, mereka yang berani
meninggalkan shalat, sudah bisa dipastikan, mereka tidak takut dengan kerugian
yang akan mereka terima. Padahal, kerugian meninggalkan shalat, sangatlah
menyengsarakan dunia-akhirat. Karena meninggalkan shalat, termasuk dosa besar.
Dan, Imam Adz-Dzahabi dalam kitabnya “Al-Kaba’ir” (Dosa-dosa Besar)
memasukkan orang-orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja sebagai jenis
perbuatan dosa besar yang dua9 dari tujuh puluh enam macam dosa besar yang
membinasakan.
Dimasukkan Kedalam Neraka Saqar
Mereka yang tidak mendirikan shalat, tempatnya nanti adalah Neraka Saqar.
Berikut ini adalah beberapa unsur mendidik yang terdapat di dalam ibadah
sholat:
• Menanamkan kedisiplinan
“… Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An Nisa : 103)
Dengan adanya aturan-aturan dalam sholat, tentu saja akan tertanam
kedisiplinan yang mantap dalam diri kita untuk senantiasa bertindak sesuai
dengan aturan yang ada.
• Menanamkan kebersihan
“Anak kunci kepada shalat itu adalah bersuci.” (HR. Abu Daud dan
Tirmidzi)
Dari sini jelaslah bahwa sholat mengajarkan umat muslim untuk senantiasa
menjaga dan memelihara kebersihan, yang tentunya harus diaplikasikan dalam
setiap aspek kehidupan, baik jiwa, raga, pakaian, makanan maupun tempat.
• Melatih konsentrasi
“Beruntunglah orang-orang yang beriman yaitu orang yang khusyuk
dalam shalatnya dan yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan
yang tiada berguna.” (QS. Al Mukminun: 1-3)
Pelatihan di dalam sholat yang dilakukan berkali-kali dalam sehari tentu akan
membentuk pribadi yang memiliki tingkat konsentrasi yang baik dalam
kehidupannya.
• Melatih kejujuran
Sholat yang rakaatnya telah ditetapkan dan sudah tidak dapat diutak-
atik tersebut ternyata secara tidak langsung telah mengajarkan seorang muslim
untuk senantiasa berlaku jujur, kapanpun dan dimanapun. Tidak ada seorang
muslim yang mengerjakan sholat ‘ashar sebanyak dua atau tiga rakaat karena
terburu-buru atau karena ia mengerjakannya ditempat yang tertutup. Dan
begitu pula sebaliknya.
Penerapan disiplin turut berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini dapat
terlihat pada siswa yang memiliki disiplin yang tinggi akan belajar dengan baik dan
teratur dan akan menghasilkan prestasi yang baik. Demikian sebaliknya faktor –
faktor belajar turut berpengaruh terhadap tingkat disiplin individu. Jadi tingkat
kedisiplinan suatu lembaga pendidikan akan berpengaruh pada tingkat hasil belajar.
) َعلَّ َم4( ) الَّذِي َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ِم3( ) ا ْق َرأْ َو َربُّكَ ْاأل َ ْك َر ُم2( ق
ٍ َسانَ ِم ْن َعل ِ ْ َ) َخلَق1( َا ْق َرأْ بِاس ِْم َربِكَ الَّذِي َخلَق
َ اْل ْن
)5( سانَ َما لَ ْم يَ ْع َل ْم ِْ
َ اْل ْن
Sholat adalah salah satu bentuk ibadah yang paling vital dan utama setelah
seseorang mengikrarkan syahadat atau berada di dalam Islam. Sholat menjadi
tumpuan bagi seluruh aktivitas ibadah umat muslim. Sholat juga memegang kendali
yang sangat kuat terhadap seluruh aspek kehidupan seorang muslim. Dan sholat juga
memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi seorang muslim
karena sholat memiliki beberapa fungsi seperti yang telah dijelaskan dalam surah Al
Ankabut ayau 45 bahwa sholat senantiasa mengajarkan kebaikan dan juga dapat
melatuh kejujuran, dalam QS. An Nisa : 103 sholat dapat menanamkan kedisiplinan,
dalam QS. Al Maidah : 6 sholat dapat menanamkan kebersihan, dalam QS. Al
Mukminun: 1-3 sholat dapat melatih konsentrasi, sholat dapat membiasakan ucapan
yang baik, dalam QS. Al-Baqarah: 43 sholat dapat mengajarkan kebersamaan dan
persatuan, sholat juga dapat menghilangkan sifat malas. Namun, tidak selalu prestasi
dan sholat itu berhubungan, sholat merupakan ibadah wajib seseorang terhadap
allah, maka shalatnya untuk ibadah kepada Allah, bukan untuk maksud yg lain
seperti agar prestasinya bagus. orang yang rajin sholat serta rajin beribadah jika tidak
belajar atau berusaha maka tidak akan mendapatkan prestasi yang tinggi. akan tetapi
jika orang muslim tidak melaksanakan sholat atau ibadah, orang tersebut cenderung
tidak tenang dan gelisah di hatinya, serta akan tamak akan dunia dan tertipu dengan
dunia.
Penerapan disiplin juga turut berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini dapat
terlihat pada siswa yang memiliki disiplin yang tinggi akan belajar dengan baik dan
teratur dan akan menghasilkan prestasi yang baik. Demikian sebaliknya faktor –
faktor belajar turut berpengaruh terhadap tingkat disiplin individu. Jadi tingkat
kedisiplinan suatu lembaga pendidikan akan berpengaruh pada tingkat hasil belajar.
Hal ini sesuai dengan apa yang di sampaikan oleh Sardiman A.M (2001:46)
“Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam
belajar”. Sedangkan pengertian prestasi menurut A. Tabrani (1991:22) “Prestasi
adalah kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai individu dari satu kegiatan
atau usaha”. Sebagaimana telah dijelaskan dalam surah Al Alaq bahwa bahwa
manusia tanpa belajar, niscaya tidak akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia
butuhkan untuk kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat. Pengetahuan manusia
akan berkembang jika diperoleh melalui proses belajar yakni dengan membaca
dalam arti luas, yaitu tidak hanya membaca tulisan melainkan membaca segala yang
tersirat didalam ciptaan Allah SWT
DAFTAR PUSTAKA
Sa'id Abu Ukkasyah. Hakekat Shalat. Artikel Muslim [serial online] 2015 April
9. Tersedia di: https://muslim.or.id/25200-hakekat-shalat.html. Diakses 30
Oktober 2017.
Abdullah Taslim, Lc., MA.. Antara Tawakkal dan Usaha Mencari Rizki yang
Halal. Artikel Muslim [serial online] 4 May 2010. Tersedia di: 2017.
https://muslim.or.id/2996-antara-tawakkal-dan-usaha-mencari-rizki-yang-
halal.html. Diakses 30 Oktober 2017.
Imam Nawawi. Inilah Kerugian Muslim yang Meninggalkan Shalat. Artikel
Muslim [serial online] 29 Januari 2015. Tersedia di: http://m.hidayatullah.
com/kajian/gaya-hidup-muslim/read/2015/01/29/37720/inilah-kerugian-
muslim-yang-meninggalkan-shalat.html. Diakses 30 Oktober 2017.
Muhammad Abduh Tuasikal. Dosa Meninggalkan Shalat Lima Waktu Lebih
Besar dari Dosa Berzina. Artikel Muslim [serial online] 1 Oktober 2009.
Tersedia di: https://rumaysho.com/544-dosa-meninggalkan-shalat-lima-
waktu-lebih-besar-dari-dosa-berzina.html. Diakses 30 Oktober 2017.
S. Gazalba. Asas Agama Islam. Jakarta: Bulan Bintang; 1975.
H. Ash- Shidiqy. Pedoman Shalat. Jakarta: Bulan Bintang; 1976.
Bashori Assuyuti I. Bimbingan Shalat Lengkap. Jakarta: Mitra Umat; 1998.
Ariesandi. Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan Bahagia, Tips dan Terpuji
Melejitkan Potensi Optimal Anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama;
2008.