Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengemasan adalah suatu proses pembungkusan, pewadahan atau
pengepakan suatu produk dengan menggunakan bahan tertentu sehingga produk
yang ada di dalamnya bisa terlindungi, sedangkan kemasan produk adalah bagian
pembungkus dari suatu produk yang ada didalamnya (Agustina, 2011). Kemasan
produk memiliki 2 fungsi yakni untuk kemasan pangan dan kemasan bukan pangan.
Pada batas waktu tertentu, kemasan pangan memang dapat mengurangi pengaruh
buruk dari unsur perusak dari luar namun, bukan berarti kemasan pangan dapat
mengawetkan bahan pangan. Kemasan pangan sebagai produk pendamping bahan
pangan harus diregulasi oleh pemerintah untuk melindungi konsumen dari
kontaminasi lingkungan luar. Saat ini regulasi kemasan bahan pangan sangat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas bahan pangan (Hanifah,2012).

Banyaknya penduduk di Indonesia memungkinkan adalah faktor utama dari


banyaknya jumlah kemasan yang dibutuhkan setiap harinya. Kemasan yang beredar
di khayalak umum lebih banyak dari hasil pembungkus makanan, baik primer
maupun sekunder. Industri bahan kemasan di Indonesia juga semakin banyak, seperti
industri penghasil kemasan karton, kemasan gelas, kemasan plastik, kemasan
laminasi yang produknya sudah mengisi kebutuhan masyarakat dan dunia industri.

Salah satu jenis kemasan yang sering beredar di pasaran adalah kertas
dupleks. Kertas dupleks merupakan kertas multi-lapis yang 80%-100% bahan
bakunya adalah berasal dari kertas daur ulang (Coles et al, 2007). Penyebab
maraknya penggunaan kertas non kemasan adalah kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat atas bahaya atau efek samping yang dihasilkan. Padahal pada
kertas daur ulang terdapat tinta yang mengandung logam berat yang relatif tinggi.
Zat-zat berbahaya itu berdampak negatif terhadap tubuh manusia sehingga bisa
menimbulkan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai