Anda di halaman 1dari 75

Response Dinamis Struktur

BAB IV
RESPON DINAMIS STRUKTUR

4.1 Pendahuluan
Penyebab utama kerusakan struktur pada saat gempa berlangsung disebabkan oleh respon
bangunan terhadap gerakan tanah yang menggerakkan dasar struktur. Untuk mengevaluasi perilaku
struktur pada saat kondisi pembebanan tersebut, prinsip dinamika struktur harus diterapkan untuk
menentukan gaya-gaya dan defleksi yang muncul pada struktur. Insinyur bidang struktur
seharusnya mengenal analisa struktur untuk beban statik dimana sebuah beban diterapkan pada
struktur dan sebuah solusi didapatkan yang berupa perpindahan dan gaya-gaya dalam pada elemen
struktur.
Saat mempertimbangkan analisa struktur terhadap gerakan dinamis, pengertian dinamis
maksudnya adalah “waktu yang berbeda-beda” (“Time Varying”). Sehingga pembebanan dan semua
aspek dari respons bervariasi dengan waktu. Hasil dari analisa ini memberikan solusi yang mungkin
pada tiap keadaan selama interval waktu berlangsung. Dari sudut pandang insinyur, nilai maksimum
dari respons struktur, biasanya merupakan daya tarik tersendiri, terutama dalam hal kasus-kasus
desain struktur.
Tujuan dari bab ini untuk memperkenalkan prinsip dari dinamika struktur dengan
menekankan analisa respon berdasarkan gempa bumi. Perhatian akan difokuskan pada respon
sistim struktur yang sederhana, dimana bisa direpresentasikan dalam bentuk sistem struktur dengan
derajad kebebasan satu (Single Degree Of Freedom – SDOF) menggunakan pendekatan koordinat
dalam bentuk yang lebuih umum. Pembelajaran selanjutnya akan mengarah kepada struktur yang
memiliki respon dengan derajad kebebasan lebih dari satu (Multi Degree Of Freedom-MODF).
Akhirnya konsep dan teknik yang digunakan dalam analisa respon dinamis dalam keadaan tidak
linier (Non-Linear) akan diperkenalkan.
Response Dinamis Struktur

4.2 Persamaan Kesetimbangan Dinamis


Persamaan dasar dari keseimbangan statik yang digunakan dalam analisa metoda perpindahan
mempunyai bentuk umum sebagai berikut :
P  kv (4.1)
Dimana :
P = beban yang bekerja
k = kekakuaan dari tahanan
v = perpindahan yang dihasilkan
Bila secara statis beban yang bekerja sekarang digantikan dengan beban dinamis atau
berdasarkan waktu (Time History) p(t), persamaan dari keseimbangan statik akan menjadi
keseimbangan dinamis dan memiliki bentuk sebagai berikut :
Pt   mvt   cvt   kvt  (4.2)
Dimana titik diatas variable merupakan differensial terhadap waktu.
Dengan membandingan dari dua persamaan ini mengindikasikan dua perubahan yang signifikan,
dimana kita dapat melihat perbedaan antara permasalahan statik dan permasalahan dinamis.
Persamaan 4.1 di buat untuk mendapatkan Persamaan 4.2. Pertama, beban yang diberikan dan
respon yang dihasilkan sekarang akan menjadi sebuah fungsi waktu. Sehingga persamaan 4.2 harus
memenuhi keadaan pada saat waktu berlangsung. Dengan alasan ini biasanya persamaan tersebut
disebut sebagai persamaan gerak (Equation Of Motion). Kedua, perpindahan yang bergantung
waktu memberikan dua buah tambahan gaya yang menahan beban yang diberikan dan
ditambahkan pada ruas kanan Persamaan 4.1.
Persamaan gerak mewakili hukum newton kedua tentang gerak, dimana keadaan sebuah
partikel yang beraksi akibat gaya bergerak sehingga perubahan laju waktu dari momentum linear
sama dengan gaya yang bekerja tersebut :

d  dv 
Pt   m  (4.3)
dt  dt 
Dimana perubahan laju dari perpindahan terhadap waktu, dv/dt, adalah kecepatan, dan
momentum yang terjadi merupakan perkalian antara massa dan kecepatan. Mengingat massa sama
dengan berat dibagi dengan percepatan gravitasi. Bila massa konstan maka persamaan 4.3 akan
menjadi persamaan (4.4) :

d  dv 
Pt   m    mvt  (4.4)
dt  dt 
Response Dinamis Struktur

Persamaan 4.4 menunjukkan bahwa gaya yang bekerja sama dengan massa dikalikan dengan
percepatan. Berdasarkan prinsip d’Alembert’s, massa akan berkembang menjadi gaya inersia,
dimana gaya inersia tersebut proporsional dengan percepatan dan saling berlawanan. Sehingga
kondisi pertama dari bagian kanan Persamaan 4.2 disebut sebagai gaya inersia; gaya tersebut
menahan percepatan yang diakibatkan oleh massa.
Gaya dissipasi atau redaman diambil dari fakta yang diobservasi dimana pergerakan dari
struktur akan cenderung semakin kecil seiring beban yang bergantung dengan waktu hilang. Gaya ini
diwakili oleh gaya redam yang tidak mengalir secara bebas (Viscous Damping Forces), yang
proporsional terhadap kecepatan dimana proporsional konstan disebut sebagai koefisien redaman
(Damping Coefficient).
Kondisi kedua dari bagian kanan Persamaan 4.2 disebut sebagai gaya redam. Gaya inersia
merupakan salah satu kondisi yang paling signifikan dari dua kondisi lainnya dan merupakan salah
satu perbedaan utama yang membedakan antara analisa dinamis dan analisa statik. Hal tersebut
juga harus dipahami bahwa semua struktur pasti akan dibebani oleh beban gravitasi sebagai berat
sendiri (beban mati) dan beban yang beraksi (beban hidup) sebagai tambahan terhadap persamaan
dasar gerak yang dinamis. (Dynamic Base Motion).
Dalam sistem elastis, prinsip dari superposisi bisa diterapkan , sehingga respon statik dan
dinamik bisa dipertimbangkan secara terpisah dan kemudian dikombinasikan untuk mendapatkan
respon struktur secara keseluruhan. Namun, bila perilaku struktur menjadi tidak linear (Non-Linear),
respon akan menjadi berganting terhadap arah beban dan beban gravitasi harus dipertimbangkan
secara bersamaan terhadap persamaan dasar gerak yang dinamis (Dynamic Base Motion).
Pada saat terjadi gempa bumi yang kuat, struktur akan menunjukkan perilaku yang tidak linier,
dimana keadaan tersebut bisa disebabkan oleh ketidak-linieran material maupun geometri. Ketidak-
linieran material terjadi pada saat gaya yang bekerja pada daerah kritis melebihi batas elastis dari
material. Persamaan kesetimbangan dinamis untuk kasus ini memiliki bentuk umum :
Pt   mvt   cvt   k t vt  (4.5)

Dimana kekakuan, k, merupakan fungsi struktur dalam keadaan leleh, dimana nantinya akan
menjadi sebuah fungsi waktu. Ketidak linieran dari geometrik disebabkan oleh beban gravitas yang
bekerja pada posisi struktur berdeformasi. Bila perpindahan kearah lateral ini kecil maka efek ini
atau biasa disebut P-Delta bisa diabaikan. Bagaimanapun bila perpindahan kearah lateral menjadi
semakin besar, efek ini harus dipertimbangkan.
Response Dinamis Struktur

Untuk mendefinisikan gaya inersia secara menyeluruh, perlu mempertimbangkan percepatan


dari tiap partikel massa dalam struktur dan hubungannya dengan perpindahan. Solusi tersebut tentu
akan sangat memakan waktu.
Prosedur analisa bisa disederhanakan bila massa pada struktur bisa di konsentrasikan (lumped)
menjadi titik diskrit hingga dan respon dinamis dari struktur bisa diwakili oleh jumlah yang terbatas
dari tiap komponen perpindahan. Jumlah dari kompenen perpindahan tersebut dibutuhkan untuk
mendapatkan spesifikasi dari posisi titik massa yang disebut sebagai derajad kebebasan dinamis.
Jumlah dari derajad kebebasan diperlukan untuk mendapatkan solusi yang mencukupi dan akan
bergantung pada tingkat kompleksitas dari sistem struktur. Untuk beberapa struktur satu derajad
kebebasan bisa mencukupi, dimana pada struktur lainnya beberapa derajad kebebasan diperlukan.

4.3 Single Degree Of Freedom (SDOF) – Time Dependent Forces


Struktur yang paling sederhana bisa dipertimbangkan untuk analisa dinamis yang diidealisasikan.
Struktur satu tingkat dengan satu derajad kebebasan untuk translasi kearah lateral pada tingkat atap
bisa dilihat pada gambar 4.1. (a)

Gambar 4.1 Single Degree Of Freedom – Time Dependent Force


Response Dinamis Struktur

Dalam idelisasi ini, tiga asumsi yang penting biasanya dibuat, yang pertama massa diasumsikan
sebagai terkonsentrasi (lumped) pada tingkat atap. Kedua sisitem atap diasumsikan sebagai rigid
dan ketiga deformasi aksial pada kolom bisa diabaikan. Gambar 4.1 (b).
Dari asumsi ini diketahui bahwa semua tahanan kearah lateral akan ditahan oleh elemen seperti
kolom, dinding dan pengaku diagonal yang lokasinya diantara atap dan dasar. Penerapan dari
asumsi ini menghasilkan sebuah struktur sederhana seperti pada Gambar 4.1 (b) dan 4.1 (c).
Kekakuan secara keseluruhan k secara sederhana merupakan penjumlahan dari semua kekakuan
sebagai elemen penahan pada struktur. Gaya yang bekerja pada massa dari struktur ditunjukkan
pada Gambar 4.1 (d). Menjumlahkan semua gaya yang bekerja sebagai free body menghasilkan
persamaan keeimbangan sebagai berikut dimana harus memenuhi setiap keadaan dalam interval
waktu :
f i  f d  f s  Pt  (4.6)

Dimana :
f i = Gaya inersia = mu

f d = Gaya redaman = cv

f s = Gaya kekauan elastik = kv

Pt  = Beban yang bekerja yang bergantung waktu


Dengan menuliskan persamaan 4.6 dalam kondisi parameter respons yang sebenarnya adalah :
mu  cv  kv  Pt  (4.7)

Perlu dicatat bahwa gaya pada elemen peredam dan elemen penahan bergantung dari
kecepatan relatif terhadap perpindahan, dimana gaya inertia bergantung pada percepatan total dari
massa. Percepatan massa total ini bisa dituliskan sebagai :
ut   gt   vt  (4.8)

Dimana :
vt  = Percepatan massa realtif terhadap dasar

gt  = Percepatan pada dasar (tanah)

t   0 dan
Dalam kasus ini dasar diasumsikan sebagai jepit tanpa gerakan, sehingga g

ut   vt  . Dengan melakukan substitutsi untuk percepatan pada Persamaan 4.7 untuk beban yang
bergantung pada waktu menjadi : mv  cv  kv  Pt  (4.9)
Response Dinamis Struktur

4.4 Single Degree Of Freedom (SDOF) – Earthquake Ground Motion


Pada sebuah struktur bertingkat satu, ditunjukkan pada Gambar 4.2 (a), dikenakan beban gerakan
tanah akibat gempa, dan tidak ada gaya dinamis luar yang bekerja pada struktur atap, melainkan
beban mengalami percepatan dari dasar.

Gambar 4.2 Single Degree Of Freedom – Base Motion


Efek dari beban tersebut diidealisasikan pada Gambar 4.2 (b) dan 4.2 (c). Dengan menjumlahkan
semua gaya yang ada pada Gambar 4.2 (d) menghasilkan persamaan kesetimbangan dinamis
sebagai berikut :
fi  fd  f s  0 (4.10)

Dengan mensubsitusikan parameter tersebut maka Persamaan 4.10 menjadi sebuah persamaan
kesetimbangan dengan bentuk :
mv  kv  cv  0 (4.11)
Persamaan bisa dituliskan dalam bentuk Persamaan 4.9 dengan mensubsitusikan Persamaan 4.8
kedalam Persamaan 4.11 sehingga didapatkan :
mv  kv  cv  Pe t  (4.12)
Response Dinamis Struktur

Dimana :
Pe t  t 
= Gaya efektif bergantung waktu = mg

Dengan demikian persamaan gerak dari struktur yang dikenakan pergerakan pada dasarnya
sama dengan struktur yang terkena beban bergantung waktu bila pergerakan pada dasarnya
dianggap sebagai gaya efektif yang bergantung terhadap waktu yang nilainya sama dengan perkalian
antara massa dengan percepatan tanah.

4.5 Single Degree Of Freedom (SDOF) – Mass And Stiffness Properties


Kebanyakan model struktur SDOF mengalami perpindahan kearah lateral pada atap relatif
terhadap dasar. Dalam kasus ini massa yang bertranslasi secara sederhana bisa dikonsentrasikan
menjadi berat yang dibagi dengan percepatan gravitasi). Namun, kasus biasanya muncul bila
gerakan rotasi dari sistim cukup signifikan. Sebagai contoh pergerakan rotasi dari sebuah pelat atap
yang memiliki dukungan lateral yang tidak simetris. Hukum kedua dari newton menunjukkan bahwa
perubahan laju waktu dari momentum angular sama dengan torsinya.

Gambar 4.3 Rotasi partikel massa


Dengan mempertimbangkan partikel masa yang berotasi pada sebuah aksis 0 ditunjukkan pada
Gambar 4.3. Momentum angular biasa dituliskan sebagai berikut :
d
L  rmvt   mr 2 (4.13)
dt
Nilai torsi, N, kemudian didapatkan dengan menurunkan terhadap waktu :
dL
N  I (4.14)
dt
Dimana :

I  mr 2 = Momen inersia massa


Response Dinamis Struktur

Untuk sebuah rigid body , momen inersia massa bisa didapatkan dengan menjumlahkan semua
partikel massa yang membentuk rigid body tersebut. Hal ini bisa diekspresikan dalam bentuk
integral sebagai :

I    2 dm (4.15)

Dimana  merupakan jarak dari rotasi aksis terhadap incremental massa (dm). Untuk analisa
dinamis sudah jelas untuk menggunakan gaya inersia rigid-body sebagai translasi massa dan momen
inersia massa yang terkonsentrasi dipusat massa. Beberapa massa dan momen inersia massa dapat
dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Massa rigid-body dan momen inersia massa


Response Dinamis Struktur

Gambar 4.5 Pelat persegi


Contoh : Hitung massa dan momen inersia massa dari sebuah pelat persegi seperti ditunjukkan pada
Gambar 4.5.
Translasi massa :
m  v  abt
Dimana :
 = Kerapatan massa
V = Volume total

Rotasi momen inersia massa :

I    2 dm , dimana  2  x 2  y 2

dm  dV  tdxdy

  x 
a/2b/2
I    2 dm  4t 2
 y 2 dxdy
0 0

b 3 a  a 3b b2  a2
I  4t  abt
48 12
a2  b2
I m
12
4.6 Single Degree Of Freedom (SDOF) – Free Vibration
Getaran bebas terjadi pada saat struktur berosilasi akibat adanya aksi atau gaya yang ada
didalam struktur tanpa adanya pengaruh gaya lain dari luar yang bekerja seperti beban berdasarkan
awaktu atau gerakan tanah dasar. Gaya dalam ini muncul dari percepatan awal dan perpindahan
yang dimiliki oleh struktur pada permulaan fase getaran bebas (Free-Vibration Phase).
Response Dinamis Struktur

Gambar 4.6 Properti kekakuan dari elemen struktur penahan gaya lateral
4.6.1 Single Degree Of Freedom (SDOF) – Undamped Structure Free Vibration
Persamaan gerak tak teredam bergetar bebas pada struktur SDOF memiliki bentuk sebagai
berikut :
mv(t )  kv(t )  0 (4.16)

k
Bila   dan Persamaan 4.16 dibagi dengan m, maka :
m
k
v(t )  v(t )  0 (4.17)
m
v(t )   2 v(t )  0 (4.18)

Dimana : m = Massa (kg)


v(t ) = Percepatan struktur bergantung waktu (m/s2)

v(t ) = Perpindahan struktur bergantung waktu (m)

k = Kekakuan struktur (N/mm)


 = Frekuensi circular (rad/sec)
Response Dinamis Struktur

Solusi persamaan umumnya adalah :


v(t )  A cost  B sin t (4.19)

Dimana nilai konstan A dan B bergantung pada kondisi kecepatan awal v( 0 ) dan perpidahan awal

v(0) .

Pembuktian kebenaran solusi persamaan tersebut :


v(t )  A cost  B sin t (4.20)

v(t )   A sin t  B cost (4.21)

v(t )   A 2 cos t  B 2 sin t (4.22)

Dengan mensubsitusikan Persamaan 4.20 dan 4.22 kedalam Persamaan 4.18 tersebut maka :

v(t )   2 v(t )  0

 A 2 cost  B 2 sin t   2  A cost  B sin t   0 (Terbukti solusi benar !!!)


Konstanta – konstanta A dan B dicari dari keadaan awal (initial condition) :
Misal : v( 0)  v0 dan v( 0)  v0

v(t )  A cost  B sin t

v( 0)  A cos 0  B sin  0

v( 0)  A  0

A  v( 0) v 0 (Konstanta A sudah diketahui !!!)

v(t )   A sin t  B cost

v(t )   A sin  0  B cos 0

v(t )  0  B

v(t )
B (Konstanta B sudah diketahui !!!)

Sehingga solusinya menjadi :
vo
v( t )  vo cos t  sin t (4.23)

Response Dinamis Struktur

Persamaan 4.23 dapat disederhanakan menjadi :


v(t )   cost    (4.24)

Dimana :

 v0 
2
 v0 
  v0 2    dan   arctan 
  
 0v
Dimana  merupakan konstanta amplitude.

Contoh :

massa (m) = 8000 kgs2/m


8m

Gambar 4.7 Struktur portal sederhana


Suatu struktur seperti gambar diatas dimana struktur tersebut merupakan portal
sederhana dan bila massa kolom diabaikan buatlah grafik struktur tak teredam yang bergetar
bebas. Data-data struktur tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini :
Massa (m) = 8000 kg s2/m = 8 kg s2/mm
Dimensi Kolom = 400 x 400
Moment Inertia (I) = 1/12 bh3 = 2.13 E9 mm4
Modulus of Elasticity (E) = 25000 MPa
Kekakuan kolom (k) = 12 EI/L3 = 12 * 25000 * 2.13 E9 * 4000 / (40003) = 9984 N/mm
Kekakuan kolom (k) = 998.4 kg/mm

k 998.4
Jawab :     11.17 rad / s
m 8
2 2
T   0.562 s
 11.17
v0  0.05m ; v0  1m / s
Response Dinamis Struktur

 v0 
  arctan 
1
  arctan   1.89051rad
 v0   11.17  0.05 
2 2
 v 
  v0 2
 0   0.052   1 
  0.102542
   11.17 
Cara membuat grafiknya bisa dilihat seperti dibawah ini :
Time (t) V(t) =  cos(t-) V(t) =  cos(t)
0 0.05 0.102542
0.01 0.0596 0.101903
0.02 0.068592 0.099994
| | |
| | |
2.00 -0.7759 -0.09637

0.15

0.1

0.05
Perpindahan v(t)

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2

-0.05

-0.1

Vt= cos(t) Vt= cos(t-)


-0.15
Time (Sec)

Gambar 4.8 Gerak struktur tak teredam yang bergetar bebas


Response Dinamis Struktur

Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa :


• Amplitudo dari getaran konstan, sehingga getaran secara teoritis akan berlanjut hingga
waktu tak hingga.
• Secara fisika hal ini tentu tidak benar, karena osilasi tak teredam akan cenderung hilang
dengan berjalannya waktu, sehingga muncul adanya konsep redaman.
• Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus disebut periode dari getaran, T.
• Bila salah satu struktur memiliki massa yang lebih besar akan memiliki periode getaran yang
lebih besar dan frekuensi yang lebih kecil.
Contoh :
Buatlah sebuah model struktur SDOF yang diidealisasikan pada bangunan Industri yang
ditunjukkan pada gambar berikut, dan estimasi periode getaran pada dua sumbu utama.

3@7.5 m
N

5@6 m
PLAN

Gambar 4.9 Plan Struktur Bangunan Industri Bertingkat 1


PLAN
1.5 m
3.6 m

NORTH & SOUTH ELEVATION


Gambar 4.10 Potongan utara - selatan
Response Dinamis Struktur

1.5 m
3.6 m
EAST & WEST ELEVATION
Gambar 4.11 Potongan timur - barat
Perlu diketahui bahwa struktur pengaku silang vertikal terbuat dari batang dengan
diameter 1 inchi, pengaku silang horizontal ada dibawah rangka dan semua kolom adalah profil
W8x24. E = 2039432 kg/cm2, I = 3446.399 cm4
Penentuan Berat Tingkat Atap :
Composition Roof = 44 kg/m2
Lights,ceiling,mechanical = 30 kg/m2
Trusses = 13 kg/m2
Roof purlins, struts = 10 kg/m2
Bottom chord bracing = 10 kg/m2
Columns (10 ft, 9 in) = 3 kg/m2
Total (W1) = 110 kg/m2

Penentuan Berat Dinding :


Framing, girts, windows = 20 kg/m2
Metal lath and plaster = 30 kg/m2
Total = 50 kg/m2

Total berat dan massa :


W = W1  b1  l1  W2  b1 xh1

W = 110 x 30 x 22.5 + 50 x 3.6 x (60+45)


W = 93150 kg = 93.15 ton
m = W / g = 93.15 / 9.8 = 9.505 ton s2/m = 95.05 kg s2/m
Penentuan kekakuan :
Rangka Pemikul Momen Utara – Selatan :
12 EI 12  2,039,432  3,446.4
ki    1,807.79kg / cm
L3 360 3
Response Dinamis Struktur

24
k   k i  24  1807.79  43,386.96kg / cm
i 1

Rangka Berpengaku (Timur – Barat) :


AE
ki  cos 2 
L

d 2  2.542
A   5.067cm 2
4 4

L  3.6 2  6 2  6.997 m  7m
 3.6 
  arctan   31 , cos 31  0.858
o

 6 
4.067  2,039,432
ki  0.858 2  8,722.88kg / cm
700
6
k   k i  68,722.88  52,337.284kg / cm
i 1

Penentuan Periode Struktur Utara - Selatan :

k 43,386.96
   21.36rad / sec
m 95.05
2 2
T   0.294 sec
 21.36
1 1
f    3.4 Hz
T 0.294
Penentuan Periode Struktur Timur-Barat :

k 52,337.284
   23.465rad / sec
m 95.05
2 2
T   0.267 sec
 23.465
1 1
f    3.745 Hz
T 0.23

Nilai , T dan f seperti diatas merupakan sifat-sifat utama pentring dari system struktur yang
mengalami getaran.
Response Dinamis Struktur

4.6.2 Single Degree Of Freedom (SDOF) – Damped Structure Free Vibration


Pada keadaan sebenarnya struktur yang bergetar secara bebas akibat adanya gaya dalam
amplitudo getarannya akan cenderung hilang seiring dengan waktu dan biasanya gerakannya
akan berhenti. Pengurangan terhadap waktu ini diakibatkan oleh adanya gaya redaman yang
proportional dengan kecepatan. Persamaan gerak dari kondisi ini memiliki bentuk :
mv(t )  cv(t )  kv(t )  0 (4.25)

Dengan membagi Persamaan 4.25 dengan m akan didapatkan persamaan sebagai berikut :
c k
v(t )  v(t )  v(t )  0 (4.26)
m m
Solusi persamaan tersebut adalah :

v  e t (4.27)

v  e t (4.28)

v  2 e t (4.29)
Subsitusikan pada Persamaan 4.27, 4.28 dan 4.29 kedalam Persamaan 4.26 didapatkan :
c t k t
 2 e t  e  e  0 (4.30)
m m
 2 c k  t
     e  0 (Bentuk Persamaan Kuadrat ay  by  c  0 )
2

 m m
Bila e t  0 maka :

 2 c k
      0
 m m
Persamaan kuadrat dengan akar-akar :

 b  b 2  4ac
y1 , y 2 
2a
2
c c k
    4
m m m
1 , 2 
2
2
c 1 c k
1 , 2      4
2m 2  m  m
2
c  c  k
1 , 2      
2m  2m  m
Response Dinamis Struktur

2
c  c 
1 , 2      
2
(4.31)
2m  2m 
2
c  c 
D    
2
(4.32)
2m  2m 
Terdapat 3 kemungkinan dari persamaan 4.32 tersebut diatas, yaitu :
a. D = 0 (Critically Damped System)
b. D > 0 (Over Damped)
c. D < 0 (Under Damped)
Detail kondisi tersebut dapat dijelaskan pada subbab-subbab dibawah ini.
4.6.2.1 Sistem Struktur Teredam Secara Kritis (Critically-Damped Systems)
2
 c 
Bila      0 maka c   2m dimana dalam keadaan ini c disebut sebagai cc
2

 2m 
(redaman kritis) dan system strukturnya dikatakan teredam secara kritis. Dari persamaan
didepan didapatkan 2 akar kembar real yaitu :
c 2m
1 , 2      (4.33)
2m 2m
Sehingga solusinya :

v(t )   A  Bt e t (4.34)

Konstanta – konstanta A dan B ditentukan dari keadaan awal (initial condition). Pembuktian
kebenaran solusi persamaan tersebut :


v(t )   A  Bt e t  Ae t  Bte t 

v(t )   Ae t  Be t  Bte t 

v(t )   2 Ae t  Be t  Be t  Bt 2 e t 
Misal : v( 0)  v0 dan v( 0)  v0

v( 0)   A  B  0e 0

v( 0)   A  01

v( 0)  A  0

A  v( 0 )  v0 (Konstanta A sudah diketahui !!!)


Response Dinamis Struktur


v( 0)   Ae 0  Be 0  B0e 0 
v( 0)   A  1  B  1  B  0    1

v( 0)   A  B  0

v(0)    v0  B

B  v0  v( 0) (Konstanta B sudah diketahui !!!)

Sehingga solusinya menjadi :

v(t )  v0  v0  v( 0) t e t (4.35)

Dengan menggunakan contoh struktur yang sama dengan kondisi awal yang berbeda – beda,
cara membuat grafiknya bisa dilihat seperti berikut :
Kondisi Awal 1 : vo = 0.05 m dan dvo/dt = 20 m/s
Kondisi Awal 1 : vo = 0.05 m dan dvo/dt = 0 m/s
Kondisi Awal 1 : vo = 0.05 m dan dvo/dt = -20 m/s

0.8

0.6

0.4
Perpindahan v(t)

0.2

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

-0.2

-0.4

-0.6
Time (Sec)

Gambar 4.12 Gerak struktur teredam kritis bergetar bebas


Response Dinamis Struktur

Time (t) V(t) – Kondisi 1 V(t) – Kondisi 2 V(t) – Kondisi 3


0 0.6085 0.6085 0.6085
0.01 0.7230 0.5441 0.3653
0.02 0.8066 0.4866 0.1667
| | | |
| | | |
1.00 0.000291 8.58E-6 -0.00027

4.6.2.2 Sistem Struktur Teredam Kuat (Over-Damped System)


2
 c 
Bila      0 maka c  2m karena c > cc maka dalam hal ini c disebut sebagai
2

 2m 
redaman kuat dan system strukturnya disebut sebagai teredam kuat (Over-Damped).
Suku diskriminan :
2 2
 c  cc   c 2m 
2
 c 
D      
2
   2       2   2   2
 2m   2m  c c   cc 2m 

D      12  ˆ
2

c
Dimana ̂ adalah  yang teredam dengan kuat dan   , system struktur yang teredam
cc
kuat lebih banyak dijumpai pada system struktur pondasi mesin. Dari persamaan didepan
diperoleh dua akar yang berbeda yaitu :
c
1 , 2    ˆ (4.36)
2m
Solusi persamaan tersebut adalah :

v(t )  e t  A sinh t  B cosh t  (4.37)

Konstanta – konstanta A dan B ditentukan dari keadaan awal (initial condition). Pembuktian
kebenaran solusi persamaan tersebut adalah :

v(t )  e t  A sinh t  B cosh t 


v( t )  A sinh t  e t  B cosh t  e t 
v( t )  A cosh t  e t
 A sinh t  e t  B sinh t  e t  B cosh t  e t 
Response Dinamis Struktur

Misal : v( 0)  v0 dan v( 0)  v0

v( 0)  e  0  A sinh  0  B cosh  0

v( 0)  1 A  0  B  1

v( 0)  0  B

B  v( 0 )  v0 (Konstanta B sudah diketahui !!!)


v( 0)  A cosh  0  e  0  A sinh  0  e  0  B sinh  0  e  0  B cosh  0  e  0 
v( 0)   A  1  1  A  0  1  B  0  1  B  1   

v( 0)   A  B 

v( 0)   A  v0 

A  v( 0)  v0

A  v0  v0 (Konstanta A sudah diketahui !!!)

Sehingga solusinya menjadi :

v(t )  e t v0  v0 sinh t  v0 cosh t  (4.38)

Dengan menggunakan contoh struktur yang sama dengan kondisi awal yang berbeda – beda
c
dimana ratio antara redaman dengan redaman kritis    1.25 , cara membuat grafiknya
cc
bisa dilihat sebagai berikut :
Kondisi Awal 1 : vo = 0.05 m dan dvo/dt = 20 m/s
Kondisi Awal 2 : vo = 0.05 m dan dvo/dt = 0 m/s
Kondisi Awal 3 : vo = 0.05 m dan dvo/dt = -20 m/s
Time(t) V(t) – Kondisi 1 V(t) – Kondisi 2 V(t) – Kondisi 3
0 0.05 0.05 0.05
0.01 2.0586 -1.8352 0.1117
0.02 3.5653 -3.2499 0.1577
| | | |
| | | |
2.00 0.03905 -0.03624 0.001408
Response Dinamis Struktur

Secara sederhana respon sistem struktur yang teredam kuat hampir sama dengan respon sistem
struktur yang teredam secara kritis hanya saja penurunan secara asimtotis lebih lambat bila
dibandingkan dengan sistem struktur yang teredam secara kritis dan tergantung dari seberapa
besar dampingnya.

2
Perpindahan v(t)

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2

-2

-4

-6

-8
Time (Sec)

Gambar 4.13 Gerak struktur teredam kuat bergetar bebas


4.6.2.3 Sistem Struktur Teredam Secara Lemah (Under-Damped System)
2
 c 
Bila      0 maka c  2m dan c < cc (redaman lemah) dan system strukturnya
2

 2m 
dikatakan teredam secara lemah (Under-Damped).
c
  Faktor Redaman
cc
2
c  c 
1 , 2      
2

2m  2 m 

1 , 2      2 2
2
Response Dinamis Struktur

1 ,  2    i 1   2

1 , 2    i D (4.39), Dimana i   1 dan  D  1   2

Sehingga solusinya :

 
v(t )  G1e iDt  G2 e iDt e t

v(t )  G1e   iD t  G2 e   iD t (4.40)

Konstanta – konstanta G1 dan G2 ditentukan dari keadaan awal (initial condition). Pembuktian
kebenaran solusi persamaan tersebut :

v(t )  G1e   iD t  G2 e   iD t

v(t )    i D G1e  iD t    i D G2 e  iD t

v(t )    i D  G1e   iD t    i D  G2 e   iD t


2 2

Misal : v( 0)  v0 dan v( 0)  v0

v( 0)  G1e  iD 0  G2 e  iD 0

v( 0)  G1  G2

v0  G1  G2 (4.41)

v( 0)    i D G1e  iD 0    i D G2 e  iD 0

v( 0)    i D G1    i D G2

v( 0)  G1  G2   G1  G 2i D

v( 0)  v0  G1  G 2i D

v( 0 )  v0
 G1  G 2i (4.42)
D

Dimana konstan G1 dan G2 harus bilangan konjugasi kompleks yang berpasangan sehingga
respon v(t) menjadi nyata, i.e, G1 = GR+iGI dan G2 = GR-iGI sama dengan persamaan tak teredam.
Maka persamaan 1 menjadi :
v0  2GR  iGI  iGI  2GR
Response Dinamis Struktur

Maka persamaan 2 menjadi :


v( 0)  v0
 G R  G R  iGI  iGI i  2G I
D
Dengan menggunakan persamaan geometri ekivalen yang mempunyai bentuk :

v(t )  A cos  D t  B sin  D t e t

Dimana A = 2 GR dan B = -2GI. Menggunakan dua kondisi awal v ( 0 ) dan v( 0 ) , konstan A dan B bisa

dievaluasi dan persamaan geometri ekivalen akan menjadi :

  v  v0  
v(t )  v0 cos  D t   0  sin  D t  e t
  D  
Dan secara alternative, respon bisa dituliskan dalam bentuk :

v(t )   cos D t   e t (4.43)

Dimana :
0.5
 2  v( 0)  v( 0)  2 
  v( 0)    
  D  

 v( 0)  v( 0) 
   tan 1  

  D v ( 0 ) 
Perlu dicatat bahwa nilai redaman yang kecil biasa dijumpai pada kebanyakan struktur, dimana
  20% , frekuensi ratio  D /  . Hubungan antara rasio redaman dan ratio frekuensi bisa
dibuatkan grafik seperti sebuah lingkaran dengan radius seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.14 Hubungan rasio frekuensi dan rasio redaman


Response Dinamis Struktur

Dengan menggunakan contoh struktur yang sama dengan kondisi awal yang berbeda – beda,
cara membuat grafiknya bisa dilihat seperti diberikut :
Kondisi Awal : vo = 0.05 m dan dvo/dt = 20 m/s dan  = 0.2
Time (t) V(t) = exp(-t) V(t) = -exp(-t) V(t) = cos(D+)exp(-t)
0 1.8383 -1.8383 1.8383
0.01 1.7977 -1.7977 1.7869
0.02 1.7579 -1.7579 1.7160
| | | |
| | | |
2.00 0.0210 -0.0210 -0.0209

2.5

1.5

0.5
Perpindahan v(t)

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
-0.5

-1

-1.5

-2

-2.5
Time (Sec)

Gambar 4.15 Gerak struktur teredam lemah bergetar bebas


Response Dinamis Struktur

4.7 Single Degree Of Freedom (SDOF) – Response To Basic Dynamic Loading


Riwayat waktu (Time History) percepatan gempa merupakan sebuah fungsi random terhadap
waktu. Namun untuk mengetahui respon struktur beberapa cara dapat digunakan dengan
mempertimbangkan karakteristik response dari struktur menjadi dua dasar pembebanan dinamis
yaitu :
1. Harmonic Loading
2. Impulse Loading
Pembebanan harmonik merupakan riwayat waktu percepatan gempa sebagai sebuah
gelombang sinus yang berentetan dengan nilai amplitudo tertentu. Pembebanan ini
merepresentasikan percepatan yang terjadi akibat sebuah gempa yang besar dimana gelombang
acak pada fokus gempa sudah di filter oleh kondisi tanah selama perjalanan.
Pembebanan impulse merupakan idealisasi dari percepatan gempa sebagai sebuah impulse
dengan durasi waktu yang pendek, biasanya merupakan sinusoidal atau bentuk segitiga simetris.
Idealisasi ini bisa berupa pulsa tunggal atau pulsa yang berentetan yang terdiri dari jumlah pulsa
yang terbatas. Pembebanan ini mewakili daerah rawan gempa yang dekat dengan daerah patahan
atau bisa juga digunakan untuk melihat perilaku struktur terhadap beban kejut berupa ledakan.

4.7.1 Single Degree Of Freedom – Undamped Structure – Harmonic Excitation


Persamaan gerak tak teredam bergetar harmonic pada struktur SDOF meiliki bentuk sebagai
berikut :
mv(t )  kv(t )  Po sin pt (4.44)

Dimana Po merupakan amplitude dan p merupakan frekuensi circular () dari beban harmonic,
o sin pt . Solusi penyelesaian
untuk percepatan tanah bisa direpresentasikan sebagai g

menggunakan PD-Homogen :
v(t )  vc (t )  v p (t ) (4.45)

Dimana :
Vc = Solusi komplementer (Solusi luas kiri PD) – Response Getaran Bebas
Vp = Solusi Partikulir (Penyelesaian Khusus)
Response Dinamis Struktur

Dari getaran bebas tak teredam didapatkan :


vc (t )  A cos t  B sin t (4.46)

Untuk penyelesaian khusus PD, maka :


v p (t )  G sin t (4.47)

v p (t )  G cost (4.48)

vp (t )   2 G sin t (4.49)

Bila disubsitusikan kedalam persamaan semula, maka :


mv(t )  kv(t )  Po sin t

 m 2 G sin t  kG sin t  Po sin t

k  m G sin t  P sin t
2
o

Po
G
k  m 2  (4.50)

Solusi lengkap PD akan menjadi :


Po
v(t )  A cos t  B sin t 

k  m 2  (4.51)

Bila diperkenalkan notasi baru :



 (4.52)

Dimana  merupakan Perbandingan antara frekuensi beban dengan frekuensi struktur. Maka
solusi persamaan diatas menjadi :

1 Po
v(t )  A cos t  B sin t  sin t

k k  m 2
k

1 Po
v(t )  A cos t  B sin t  sin t
k  k  m 2 
 
 k 
1 Po
v( t )  A cos t  B sin t  sin t
k  m 2
1   
 k 
Response Dinamis Struktur

1 Po
v(t )  A cos t  B sin t  sin t
k  2 
1  2 
  
Po
v(t )  A cos t  B sin t  sin t

k 1  2  (4.53)

Dengan menggunakan kondisi awal (initial condition) konstanta A dan B bisa diketahui.
Misal : v( 0)  0 dan v( 0)  0 (Struktur semula dalam keadaan diam)

Po
v(t )  A cos t  B sin t  sin t  0

k 1  2 
Po
v( 0)  A cos  0  B sin  0  sin  0  0

k 1  2 
Po
A B0 0  0

k 1  2 
A  0 (Konstanta A sudah diketahui !!!)

Po
v(t )  A sin t  B cos t   cost  0

k 1  2 
Po
v( 0)  A sin  0  B cos  0   cost 0  0

k 1  2 
Po
 A  0  B   0

k 1  2 
Po Po 
B    0;B  

k 1  2
 k 1  
2
;
 
Po
B
k 1   2 
(Konstanta B sudah diketahui !!!)

Sehingga solusi persamaannya menjadi :


Po  Po
v(t )   sin t  sin t

k 1  2

k 1  2  
Po
v(t )  sin t   sin t 

k 1  2  (4.54)
Response Dinamis Struktur

Po
sin t disebut komponen steady-state dan komponen
Dimana komponen

k 1  2 
Po P
 sin t disebut komponen transient , o disebut sebagai perpindahan maksimum

k 1  2
 k

static dan 1   2 sebagai factor perkuatan dinamik (Dynamic Amplification Factor).

Cara membuat grafiknya bisa dilihat seperti dibawah ini, dengan menggunakan contoh struktur
yang sama ditambah beberapa parameter seperti berikut :
Po = 5000 kg  = 10 rad/s K = 350000 kg/m
Time (t) V(t) = Po*(sint-sint)/(k*(1-2))
0.00 0.00
0.01 0.00084
| |
2.00 -0.0026

0.01

0.008

0.006

0.004

0.002
Perpindahan v(t)

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
-0.002

-0.004

-0.006

-0.008

-0.01
Time (Sec)

Gambar 4.16 Gerak struktur harmonik tak teredam


Response Dinamis Struktur

4.7.2 Single Degree Of Freedom (SDOF) – Damped Structure – Harmonic Excitation


Persamaan gerak tak teredam bergetar harmonic pada struktur SDOF meiliki bentuk sebagai
berikut :
mv(t )  cv(t )  kv(t )  Po sin pt (4.55)

Dimana Po merupakan amplitude dan p merupakan frekuensi circular () dari beban harmonic,
untuk percepatan tanah bisa direpresentasikan sebagai :
go sin pt
Solusi penyelesaian menggunakan PD-Homogen :
v(t )  vc (t )  v p (t )

Dimana :
Vc = Solusi komplementer (Solusi luas kiri PD) – Response Getaran Bebas
Vp = Solusi Partikulir (Penyelesaian Khusus)

Dari getaran bebas tak teredam didapatkan :

vc (t )  A cos  D t  B sin  D t e t (4.56)

Untuk penyelesaian khusus PD, maka :


v p (t )  G1 sin t  G2 cost (4.57)

v p (t )  G1 cost  G2 sin t (4.58)

vp (t )   2 G1 sin t   2 G2 cost (4.59)

Bila disubsitusikan kedalam persamaan semula, maka :


mv(t )  cv(t )  kv(t )  Po sin t

c k P
v( t )  v( t )  v( t )  o sin t
m m m
c cc P
v(t )  v(t )   2 v(t )  o sin t
m cc m

c 2m P
v(t )  v(t )   2 v(t )  o sin t
cc m m

Po
v( t )  2v( t )   2 v(t )  sin t
m
Response Dinamis Struktur

Po
  2 G1 sin t   2 G2 cost  2 G1 cost  G2 sin t    2 G1 sin t  G2 cost   sin t
m

  2
 
G1  2G 2  G1 2 sin t    2 G 2  2G1  G 2  2 cos t   Po
m
sin t

 P 

   2 G1  2G2  G1 2  o  sin t    2 G2  2G1  G2 2 cost  0 (4.60) 
 m
Untuk memenuhi semua persamaan maka persamaan yang ada didalam kurung harus sama
dengan nol, sehingga didapatkan :

 P 
   2 G1  2G2  G1 2  o   0
 m

 2 2G2 2 P 
  2 G1   G  o2   0
    m
2 1 2

 P 
   2 G1  2G2  G1  o   0
 k 

 
G1 1   2  G 2 2  
Po
k
(4.61)

  2
G2  2G1  G2 2  0 
 2 2G1 G2 
2
 G   0
 2 2  2
 2 
 
  2
G2  2G1  G2  0 
 
G2 1   2  G1 2   0 (4.62)

Dengan mengeliminasi Persamaan 4.61 dan persamaan 4.62 akan didapatkan nilai G1 dan G2 :

 
G1 1   2 2   G 2 2 2  
Po
k
2  (4.63)

  
G2 1   2 1   2  G1 2  1   2  0   (4.64)

Eq.(1)-Eq.(2) :

 G 2 2   G 2 1   2
2
 
2

Po
k
2 


 G 2 2   1   2
2
    Pk 2 
2 o
Response Dinamis Struktur

Po  2 
G2 

k 2 2  1   2  
2
(G2 Sudah Diketahui !!!)

  
G1 1   2 1   2  G 2 2  1   2    Po
k
1  2  (4.65)

 
G2 1   2 2   G1 2 2   0 (4.66)

Eq.(3)+Eq.(4) :

  
G1 1   2 1   2  G1 2 2  
Po
k
1  2 


G1 1   2   2    Pk 1   
2 2 o 2

Po 1  2 
G1 
 
k 1   2 2  2 2 
Solusi lengkap PD akan menjadi :

v(t )   A cos D t  B sin  D t e t Po 1  2  P   2 




k 1  2 2

 2 
2
sin t  o

k 2 2  1   2   
2
cost

  
Po
v(t )   A cos  D t  B sin  D t e t  1   2 sin t  2  cost
1

k 1  2 2

 2 
2

Dari persamaan diatas bagian pertama merupakan respon transient yang akan teredam akibat

adanya e t , dan persamaan bagian kedua merupakan respons steady-state yang akan
berlangsung secara kontinyu. Nilai konstan A dan B bisa dievaluasi dengan menggunakan kondisi
keadaan awal. Tetapi karena respon transient akan teredam secara cepat, biasanya evaluasi nilai
konstan A dan B diabaikan. Sehingga persamaan respon harmonic untuk steady-state :

Po 1  2 P   2 
v p (t ) 

k 1   2  2 
2

2
sin t  o

k 2 2  1   2    2
cost (4.67)

Persamaan tersebut bisa disederhanakan menjadi :


v p (t )   sin t    (4.68)

Dimana amplitudonya :


Po
k

1  2   2  
2 2
0.5
Response Dinamis Struktur

Dan sebuah sudut fasa, , dengan respon yang berada dibelakang beban yang diterapkan
dimana :

 2 
  tan 1  2 
1   
Sudut fasa tersebut dibatasi mulai dari 0 – 180o. Ratio dari penjumlahan amplitude respon
dinamik terhadap perpindahan static yang dihasilkan oleh gaya Po bisa disebut sebagai factor
perbesaran D; sehingga :

D

Po / k

 1  2   2  
2 2
0.5
(4.69)

Dari persamaan tersebut terlihat bahwa factor perbesaran dinamis, D, dan sudut fasa, 
,bervariasi dengan rasio frekuensi, , dan rasio redaman, . Dengan membuat grafik hubungan
antara D vs.  dan  vs.  akan didapatkan grafik seperti dibawah ini :

Gambar 4.17 Variasi factor pembesaran dinamis dengan redaman dan frekuensi

Gambar 4.18 Variasi sudut fasa dengan redaman dan frekuensi


Response Dinamis Struktur

Cara membuat grafiknya bisa dilihat seperti dibawah ini :


Dengan menggunkan contoh struktur yang sama ditambah beberapa parameter seperti berikut :
Po = 5000 kg  = 10 rad/s K = 350000 kg/m
Time (T) Vp(t)=sin(t-)
0.00 -0.0051
0.01 -0.0048
0.02 -0.0045
| |
2.00 0.0005

0.008

0.006

0.004

0.002
Perpindahan v(t)

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2

-0.002

-0.004

-0.006

-0.008
Time (Sec)

Gambar 4.19 Gerak struktur harmonik teredam


Response Dinamis Struktur

4.7.3 Single Degree Of Freedom (SDOF) – Structure Response Of Half – Sine Impulse
Untuk beban impulse bisa diekspresikan sebagai sebuah fungsi analitis, bentuk solusi
tertutup dari persamaan gerak bisa bisa didapatkan. Sebagai contoh, pertimbangkan gelombang
setengah sinus yang ditunjukkan pada Gambar 4.20. Respon terhadap struktur tersebut bisa
dibagi menjadi dua fase, dimana fase awal berhubungan dengan getaran yang bekerja pada
struktur dan dalam interval tersebut beban beraksi dan fase kedua berhubungan dengan
getaran bebas Gambar 4.21.

Gambar 4.20 Half-sine-wave impulse.

Gambar 4.21 Response ratios due to half-sine pulse


Phase I
Selama berada dalam fase ini, struktur terkena beban sebuah gelombang setengah sinus,
dengan mengasumsikan bahwa sistem mulai dari kondisi diam, maka respon ratio tak teredam
Response Dinamis Struktur

v t 
dari riwayat waktu Rt   , dengan memasukkan persamaan transient dan steady-state,
Po
k
didapatkan sebuah persaman beban harmonik sederhana. Parameter waktu yang non-
t 
dimensional   sehingga t   dan t  , maka persamaan ini bisa dituliskan
t1 
dalam bentuk :

 1   
R    2 
sin    sin 0  1
 
(4.70)
1    
 T
Dimana    persamaan tersebut tentu saja hanya valid pada fase I, dikarenakan
 2t1
persamaan tersebut tidak diperuntukkan untuk   1 , aturan L’Hospital bisa diapplikasikan

untuk mendapatkan sebuah ekspresi yang berguna untuk kasus khusus. Sehingga didapatkan
persamaan berikut :

R  
1
sin   sin   (4.71)
2
Phase II
Gerakan bergetar bebas yang terjadi pada fase ini, t  t1 , bergantung pada perpindahan

v (t1 ) dan kecepatan v(t1 ) yang ada pada akhir fase I. Sehingga response getaran bebas menjadi:

             
R    1  cos  sin    1   sin  cos   1 
2  
  1 (4.72)
1             

Dimana    1   t  t1  , persamaan tersebut tidak diperuntukkan untuk nilai   1 ,
 
sehingga dengan menggunakan L’Hospital akan didapatkan :

R   cos   1  1   1 (4.73)
2
Bila nilai maksimum terjadi pada fase I, maka nilai  dimana nilai tersebut dapat dicari sebagai
berikut :

  
dR   
 2 
cos  cos   0 (4.74)
d 1      
Response Dinamis Struktur

Dimana :

cos   cos

Sehingga persamaan tersebut memenuhi syarat jika :

    2n n  0,1,2,... (4.75)

Dengan menyelesaikan  akan didapatkan :

    2n


   2n

    2n
   1  2 n
2n
 n  0,1,2,... (4.76)
  1
Bila nilai maksimum terjadi pada fase II, maka nilai  tidak perlu dicari karena getaran pada fase
II merupakan getaran bebas sehingga rasio respon bisa didapatkan dengan :
0.5
     
2 2
    
Rmax  1  cos
2  
   sin  
1          
0.5
      
Rmax  21  cos 
2  
1       
0.5
    
Dan dengan menggunakan identitas geometri 21  cos   2 cos sehingga
    2
persamaan diatas bisa disederhanakan menjadi :

   
Rmax   2 
cos (4.77)
1    2
Response Dinamis Struktur

4.7.4 Single Degree Of Freedom (SDOF) – Structure Response Of Rectangular Impulse


Pada contoh kedua analisis respon akibat beban impulse akan menggunakan beban
berbentuk persegi, dengan cara yang sama respon dari struktur akan dibagi menjadi fase
pembebanan dan fase bergetar bebas.

Gambar 4.22 Rectangular impulse


Phase I
Beban yang bekerja secara tiba-tiba akan tetap konstan selama fase pembebanan berlangsung,
sehingga solusi dari persamaan geraknya merupakan fungsi sederhana dimana :
Po
vp  Rp  1
k
Dengan menggunakan hasil ini, solusi rasio respon yang umum dimana solusi komplementer
dari getaran bebas yang konstan sudah dievaluasi dan secara sederhana bisa didapatkan
menjadi :

 t  
R   1  cos 2  1   0  1 (4.78)
 T  

t t 
Dimana   sehingga t  2  1  . Nilai maksimum pertam dari ekpresi ini akan terjadi
t1 T 

 t1  1
pada saat    .Bila nilai tersebut diharapkan terjadi pada akhir fase I maka nilai
T  2

t1 1 1
  1 dan rasio  . Dalam kasus ini R   2 .
T 2 2
Response Dinamis Struktur

Phase II
Persamaan getaran bebas pada fase kedua didapatkan dengan memasukkan

 t1 
R1 dan R 1 kedalam persamaan getaran bebas dimana 2 T   1   t  t1 
 

 t1 
atau 2   sehingga :
 T 

  t  t  t  t 
R1  1  cos 2  1  R 1  2  1  sin 2  1    sin 2  1  (4.79)
  T  T  T  T 
Dengan memasukkan dua kondisi awal tersebut kedalam persamaan getaran bebas maka :
vo
v(t )  vo cos t  sin t ,

Sehingga persamaan getaran bebas tersebut menjadi :

 t   t   t   t 
R   1  cos 2 1  cos 2 1   1   sin 2 1  sin 2 1   1 (4.80)
 T  T   T  T 
Dengan mengambil penumlahan vektor dari dua komponen orthogonal didapatkan persamaan
sebagai berikut :
0.5
 2
t1   t1  
2

Rmax  1  cos 2    sin 2  


 T  T  
0.5
  t  t1
Rmax  21  cos 2 1   2 sin  (4.81)
  T  T
Response Dinamis Struktur

4.7.5 Single Degree Of Freedom (SDOF) – Structure Response Of Triangular Impulse


Beban impuls terakhir yang akan dianalisa adalah beban segitiga yang menurun impulsnya
seperti dtunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.23 Triangular impulse


Phase I

 t
Pembebanan pada fase ini adalah P0 1   dimana secara sederhana solusi dari persamaan

t 1 
gerak ratio respon adalah :
R p (t )  1    0  1

t
Dimana   , dengan mengkombinasikan solusi ini dengan persamaan komplementer pada
t1
getaran bebas dan dengan mengevaluasi nilai konstan yang ada untuk memenuhi keadaan awal
akan didapatkan sebagai berikut :

 1  t t
R     sin 2 1   cos 2 1     1 0  1 (4.82)
 2 t1 T  T T
Phase II
Persamaan getaran bebas pada fase kedua didapatkan dengan memasukkan

 t1 
R1 dan R 1 kedalam persamaan getaran bebas dimana 2 T   1   t  t1 
 

 t1 
atau 2   sehingga :
 T 
Response Dinamis Struktur

1
R1    sin   cos 
 
R 1  cos    sin   1 (4.83)

Dengan memasukkan dua kondisi awal tersebut kedalam persamaan getaran bebas maka :
vo
v( t )  vo cos t  sin t ,

Sehingga persamaan getaran bebas tersebut menjadi :

 1    cos   1 
R     sin   cos   cos    1    sin   sin    1 (4.84)
      
Dengan mengambil penumlahan vektor dari dua komponen orthogonal didapatkan persamaan
sebagai berikut :
0.5
  1  2
  cos   1  
2

Rmax     sin   cos      sin    (4.85)


        

Setelah mengetahui rasio respon maksimum dari struktur maka akan didapatkan grafik sebagai
berikut :

Gambar 4.24 Displacement-Response Spectra


Response Dinamis Struktur

Contoh :
Evaluasi respon maksimum dari struktur SDOF pada gambar dibawah akibat beban impulse,
dimana merepresentasikan sebuah gedung satu tingkat yang terkena beban ledakan berbentuk
segitiga.

Total Weight = 272.400 ton

Total lateral stiffness : k = 1,800 ton/cm

Blast Load p(t)

454 ton

Elastic resistance t
fs=kv t1 = 0.05 sec

Gambar 4.25 SDOF Building Subjected To Blast Load


Step 1 :
Hitung periode natural dari bangunan :

2 W 272.4
T  2  2  0.077 sec
 kg 1800986 
Step 2 :
Hitung rasio durasi impulse terhadap periode natural :
t1 0.05
  0.65  0.37101 (Rmax pada Tahap 1)
T 0.079
Step 3 :
Hitung perpindahan maksimum :
Dari gambar 3 didapatkan ratio respon maksimum Rmax = 1.33 sehingga perpindahan
maksimum menjadi :

P   454 
v max  Rmax  0   1.33   0.252in atau secara eksak bisa didapatkan
 k   1800 

 t1 
  2  2 0.65  4.084rad / s
 T 
Response Dinamis Struktur

 1  t t
R     sin 2 1   cos 2 1     1
 2 t1 T  T T
Untuk mendapatkan nilai alfa maksimum turunan persamaan diatas harus sama dengan 0.
t t t
R    cos 2 1   2 1 sin 2 1   1
T T T
R    cos   sin   1  0 ; Bila   
cos   sin   1  0
cos  1   sin   0

2 cos 2  2   sin   0
2
   
2 cos 2  2 cos 2  sin 2    sin   0
2  2 2
  
2 cos 2  2 cos 2  2 sin 2   sin   0
2 2 2

 2 sin 2   sin   0
2
  
 2 sin 2  2 sin cos 0
2 2 2
 
 2 sin  2 cos 0
2 2
 
2 sin  2 cos
2 2

sin
2 

cos
2

tan 
2

 arctan 
2
  2 arctan
  2 arctan
Response Dinamis Struktur

2 arctan 


2 arctan 4.084
  0.651
4.084
Dengan memasukkan nilai alfa kedalam persamaan berikut maka :

1
R     sin   cos     1
 
 1 
R0.651    sin 4.084 0.651  cos4.084 0.651  0.651  1
 4.084 
Rmax  R0.651  1.334

P   454 
v max  Rmax  0   1.334   0.252cm
 k   1800 
Step 4 :
Hitung gaya elastik total yang bekerja :
fsmax  kvmax  18001.334  2401ton
Response Dinamis Struktur

4.8 Multi Degree Of Freedom (MDOF) – Free Vibration


Kebanyakan dari sistem struktur tidak mungkin untuk dimodelkan secara dinamis dan
memberikan hasil yang akurat bila menggunakan sebuah SDOF. Sistem ini membutuhkan sebuah
nilai koordinat perpindahan yang bebas untuk mendeskripsikan perpindahan massa dari struktur
dalam waktu yan singkat.

Properti Massa dan Kekakuan


Dalam rangka penyederhanaan solusi biasanya bangunan diasumsikan sebaga struktur dengan
massa yang terkumpul pada tengah massa pada tiap tingkat bangunan tersebut. Hal tersebut
menghasilkan sebuah diagonal matriks dari properti massa dimana translasi massa atau momen
inersia massa terletak pada diagonalnya.

Hal tersebut juga berguna untuk struktur bangunan dimana matrik kekakuan struktur bisa
diperlakukan hal yang sama. Idealisasi yan paling sederhana untuk bangunan yang memiliki banyak
tingkat yang didasarkan pada tiga asumsi berikut :
• Diaghfrahma lantai dianggap rigid.
• Balok dianggap rigid relative terhadap kolom.
• Kolom dianggap fleksible terhadap arah horizontal tetapi rigid terhadap arah vertikal.
Bila asumsi-asumsi ini digunakan struktur bangunan yang diidealisasikan memiliki tiga derajad
kebebasan dinamis pada tiap tingkatnya. Sebuah derajad kebebasan pda tiap dua arah orthogonal
dan sebuah rotasi terhadap sebuah aksis vertikal pada pusat massa. Bila sistem diatas direduksi
menjadi plane frame, maka hanya memiliki sebuah derajad kebebasan pada arah horizontal pada
tiap tingkatnya.
Matriks kekakuan dari tipe struktur ini memiliki bentuk tridiagonal seperti berikut :
Response Dinamis Struktur

Frekuensi dan Mode Shape


Persamaan gerak pada getaran bebas tak teredam dari sistim MDOF bisa dituliskan dalam bentuk
matriks sebagai berikut :
M v  K v  0 (4.86)

Karena gerak dari sebuah sistem yang bergetar bebas adalah harmonik, vektor perpindahan bisa
direpresentasikan sebagai :
v  v sin t (4.87)

Bila diturunkan dua kali terhadap waktu maka akan didapatkan :

v   2 v (4.88)

Dengan memasukkan hasil tersebut kedalam persamaan gerak pada getaran bebas maka akan
didapatkan hasil sebagai berikut :
M v  K v  0 (4.89)

  2 M v  K v  0 (4.90)

K    M v  0


2
(4.91)

Solusi klasik dari persamaan tersebut bisa didapatkan dengan melihat bahwa penyelesaian tersebut
merupakan solusi nontrivial, determinan dari koefisien matriks harus sama dengan nol.

 
det K    2 M   0 (4.92)
Response Dinamis Struktur

Contoh :
Sebuah struktur seperti gambar dibahwa merupakan struktur yang memiliki 4 perpindahan derajad
kebebasan yang direpresentasikan menjadi perpindahan kearah horizontal. Data – data properti dari
struktur tersebut dapat dilihat juga pada tabel dibawah. Hitung Mode-Shape dan frekuensinya!

Gambar 4.26 Struktur Bangunan MDOF 4 Lantai


Data – data properti :
Dimensi Balok : 12 in x 20 in (b x h)
Dimensi Kolom : 14 in x 14 in (b x h)
Mutu Beton (f’c) : 4000 psi
Modulus Elastisitas (Ec) : 3.6 E6 psi
Kuat Leleh Tulangan (fy) : 60 ksi
Berat Lantai Atap (d1) : 390 kips
Berat Lantai 1 (d2) : 448 kips
Berat Lantai 2 & 3 (d3) : 445 kips
Beban Hidup Atap (l1) : 30 psf (Abaikan)
Beban Hidup Lantai (l2) : 80 psf (Abaikan)
Response Dinamis Struktur

Penyelesaian :
Step 1
Buat matriks kekakuan struktur !
12 EI
ki 
L3

bh  14 14   3201in 4


1 3 1
I col 
3

12 12
12 EI 123.6 E 33201
k1, 2,3    209kips / in
L3 126 3
12 EI 123.6 E 33201
k4    140kips / in
L3 144 3
Sehingga matriks kekakuannya menjadi :

 209  209 0 0 
 209 418  209 0 
K   
 0  209 418  209
 
 0 0  209 349 
Step 2
Buat Matriks Properti Massa :
390
M Roof  4  1.01
386 4
445
M 2,3  4  1.15
386 4
448
M1  4  1.16
386 4
Sehingga matriks massanya menjadi :

1.01 0 0 0 
 0 1.15 0 0 
M   1 
4 0 0 1.15 0 
 
 0 0 0 1.16
Response Dinamis Struktur

Step 3
Selesaikan persamaan karakteristik dan hitung frekuensi circular dan periodenya.

2
Bila B  maka :
800
K    2 M   K   800BM   0
 209  209 0 0  1.01 0 0 0 
 209 418  209   0 
0   1  0 1.15 0
K    2 M     800B    0
 0  209 418  209  4  0 0 1.15 0 
   
 0 0  209 349   0 0 0 1.16

 209  209 0 0  1.01 0 0 0 


 209 418  209 0   0 1.15 0 0 
K    2 M     200B  0
 0  209 418  209  0 0 1.15 0 
   
 0 0  209 349   0 0 0 1.16

 1.05  1.05 0 0  1.01 0 0 0 


 1.05 2.09  1.05 0   0 1.15 0 0 
K    M  
2   B  0
 0  1.05 2.09 0   0 0 1.15 0 
   
 0 0  1.05 1.74  0 0 0 1.16

1.05  1.01B  1.05 0 0 


  1.05 2.09  1.15B  1.05 0 
K    2 M    0
 0  1.05 2.09  1.15B  1.05 
 
 0 0  1.05 1.74  1.16B 

Dengan menyelesaikan determinan tersebut akan didapatkan persamaan :

B 4  6.183B 3  11.476 B 2  6.430 B  0.486  0


Akan didapatkan akar – akar persamaan sebagai berikut :
B1,2,3,4 = [3.2373 2.0239 0.8328 0.0891]
Menghitung frekuensi dan periode struktur bangunan :

12
B1  0.0891  , 1  0.0891800   8.443rad / s
800
2 2 2
1  , T1    0.744 sec
T1 1 8.443
Response Dinamis Struktur

 22
B2  0.833  ,  2  0.833800   25.81rad / s
800
2 2 2
2  , T2    0.243 sec
T2  2 25.81
32
B3  2.023  ,  3  2.023800   40.22rad / s
800
2 2 2
3  , T3    0.156 sec
T3  3 40.22
12
B4  3.237  ,  4  3.237 800   50.88rad / s
800
2 2 2
4  , T4    0.123 sec
T4  4 50.88

Step 4
Hitung dan gambarkan mode shape struktur :
Untuk mendapatkan mode shape 1,2,3,4 maka nilai B1, B2, B3, B4 dimasukkan kedalam persamaan
untuk mencari perpindahan tiap lantainya dimana 11  21  31  41  1 .

K    M    0
2
i

1.05  1.01B  1.05 0 0  1 


  1.05 2.09  1.15 B  1.05   
 
K    2 M  i   
 0  1.05 2.09  1.15 B
0   2   0
 1.05  3 
 
 0 0  1.05 1.74  1.16 B   4 

0.9601 - 1.05 0 0  11 


 - 1.05 1.9876 - 1.05 0  12 
 
K    2 M  i   
 0
 0
- 1.05 1.9876 - 1.05  13 
 
 0 0 - 1.05 1.6368 14 
Dengan mengalikan matriks tersebut maka akan didapatkan :
0.960111  1.0512  0 (1)

 1.0511  1.987612  1.0513  0 (2)

 1.0512  1.987613  1.0514  0 (3)

 1.0513  1.636814  0 (4)


Response Dinamis Struktur

Dari Pers (1) :


11  1.000
0.9601
12   0.914
1.05
Dari Pers (2) :
 1.051  1.98760.914 
13   0.731
1.05
Dari Pers (3)
 1.050.731
14   0.469
1.6368
Nilai mode shape yang lainnya dapat dicari dengan cara yang sama sehingga matriks perpindahan
dari mode shapenya dapat dilihat dibawah ini dan gambar perpindahan responnya pada Gambar 2.

1.000 1.000 1.000 1.000 


0.914 0.20 *  1.07 *  1.78 *
    (*Dihitung Kembali)
 0.731  0.78 *  0.75 * 1.75 * 
 
0.469  1.05 * 1.24 *  0.92 *

Gambar 4.27 Stiffness Determination And Mode Shape


Response Dinamis Struktur

4.9 Multi Degree Of Freedom (MDOF) – Equation Of Motion In Normal Coordinates


Teorema Betti’s reciprocal bisa digunakan untuk mengembangkan properti dua ortogonalitas
dari getaran mode shape yang memungkinkan untuk menyederhanakan persamaan gerak. Hal yang
paling pertama dari keadaan ini dikarenakan oleh mode shape adalah orthogonal terhadap matriks
massa sehingga persamaan matriksnya bisa disederhanakan menjadi berikut :

n T M m   0 mn (4.87)

Dengan demikian maka properti kedua bisa disederhanakan dalam bentuk matrik kekakuan sebagai:

n T K m   0 mn (4.88)

Dan lebih lanjut lagi bahwa mode shape juga orthogonal terhadap matriks redaman dimana :

n T C m   0 mn (4.89)

Sejak MDOF memiliki sejumlah N derajad kebebasan dan juga memiliki sejumlah N mode shape
getaran, maka memungkinkan untuk mengekspresikan bentuk perpindahan dari struktur dalam
bentuk amplitudo dengan mengubah persamaan tersebut menjadi Generalized Coordinate (Normal
Coordinates). Sehingga perpindahan pada lokasi tertentu, vi, bisa didapatkan dengan menjumlahkan
kontribusi dari tiap mode sebagai :
N
vi   in Yn (4.90)
n 1

Dengan cara yang sama, vektor perpindahan bisa diekspresikan menjadi :


N
v   n Yn  Y  (4.91)
n 1

Sehingga persamaan gerak untuk sistem MDOF pada matriks mempunyai bentuk :
M v  C v  K v  Pt  (4.92)

Persamaan tersebut sama dengan persamaan SDOF, letak perbedaannya adalah adanya massa,
redaman dan kekakuan yang sekarang direpresentasikan dalam bentuk matriks dari koefisien yang
direpresentasikan berupa derajad kebebasan, percepatan, kecepatan dan perpindahan dan beban
yang diberikan direpresentasikan dalam bentuk vektor yang didalamnya terdapat tambahan derajat
kebebasan. Persamaan gerak ini bisa direpresentasikan dalam bentuk koordinat normal dimana :

n T M Y n T C Y n T K Y   Pt  (4.93)


Response Dinamis Struktur

Dengan menggunakan kondisi orhogonal maka persamaan bisa direduksi sebagai sebuah persamaan
gerak SDOF yang di generalisasi sesuai dengan mode shape yang ke-n dan normal koordina Yn,
dimana :

M n*Yn  C n*Yn  K n*Y  Pn* t  (4.94)

Dimana properti generalisasi pada mode ke n adalah :

= Massa yang digeneralisasi =  n  M  n 


T
M n*

= Redaman yang digeneralisasi =  n  C  n  = 2n n M n*


T
C n*

= Kekakuan yang digeneralisasi =  n  K  n =  n2 M n*


T
K n*

Pn* t  = Pembebanan yang digeneralisasi =  n  Pt 


T

Hubungan diatas bisa digunakan untuk menyederhanakan persamaan gerak untuk mode shape ke-n
dalam bentuk :

M n*Yn  2n n M n*Yn   n2 M n*Y  Pn* t 

  Pn* t 
Yn  2 n nYn   n Y 
2
(4.95)
M n*
Pentingya dari transformasi diatas kedalam koordinat normal sudah disimpulkan oleh
Clough dan Penzien, yang menyatakan bahwa penggunaan koordinat normal untuk mentransform
persamaan gerak dari sebuah kumpulan persamaan differensial yang simultan dimana biasanya
terdiri dari bentuk matriks diagonal massa dan kekakuan menjadi sebuah kumpulan N persamaan
koordinat normal yang bebas.
Lebih jauh lagi perlu dicatat bahwa ekspresi properti generalisasi pada tiap mode sama
dengan yang telah didefinisikan sebelumnya sebagai sebuah sistem SDOF yang digeneralisasi.
Sehingga penggunaan transformasi mode normal digunakan untuk mentransformasi sistem MDOF
yang memiliki derajad kebebasan sebanyak N kedalam sebuah sistem dari N SDOF sistem yang
bebas. Solusi akhir dari sistem kemudian didapatkan dengan melakukan superimpose dari solusi
modal yang bebas. Dengan alasan ini metode ini biasanya disebut sebagai Modal-Superposition
Method.
Response Dinamis Struktur

4.10 Multi Degree Of Freedom (MDOF) – Earthquake Response Analysis


Analisa Riwayat Waktu seperti pada kasus sistem SDOF, untuk analisis gempa dengan
beban yang bergantung waktu harus diganti dengan beban efektif yang diberikan sebagai
sebuah perkalian antara massa pada tiap tingkat , M, dengan percepatan tanah g(t). Vektor
beban efektif ini bisa didapatkan dengan perkalian massa dengan percepatan tanah dimana :
Pe t   M gt  (4.96)

Dimana merupakan sebuah vektor koefisien pengaruh yang memiliki komponen i yang

merepresentasikan percepatan pada koordinat perpindahan i akibat sebuah unit percepatan


tanah pada dasarnya, Untuk model struktur yang sederhana dimana derajad kebebasan
direpresentasikan sebagai perpindahan horizontal dari tiap tingkat, vektor menjadi sebuah

vektor unit, 1 , sehingga untuk satu unit percepatan tanah pada arah horizontal untuk semua

derajad kebebasan memiliki sebuah percepatan horizontal. Generalisasi beban efektif untuk
mode ke n bisa didapatkan sebagai :

Pen* t   Ln gt  (4.97)

Dimana : Ln   n  M 
T

Dengan mensubsitusikan persaman tersebut kedalam persamaan umum gerak akibat gempa
pada mode ke-n pada sebuah siste MDOF :
 gt 
Yn  2n nYn   n2Y  n * (4.98)
Mn
Dengan cara yang sama bila digunakan pada SDOF sistem, respon dari mode ini untuk tiap
waktu, t, bisa didapatkan dengan ekspresi integral duhamel :
 nVn t 
Yn t   (4.99)
M n* n
Dimana Vu(t) merepresentasikan integral
1
Vn t    g e nn t   sin n t   d (4.100)
0

Perpindahan akhir dari struktur untuk tiap waktu bisa didapatkan dengan melakukan
superimpose pada kotribusi tiap – tiap mode dimana :
N
vt    n Yn t   Y t  (4.101)
n 1
Response Dinamis Struktur

Gaya penjumlahan dari gempa bisa ditentukan sebagai bentuk dari percepatan efektif, dimana
tiap mode yang diberikan sebagai perkalian antara frekuensi circular dengan amplitudo
perpindahan dari koordinat yang digeneralisasi :
  V t 
Yne t    2Yn t   n n *n (4.102)
Mn
Percepatan yang berhubungan dengan struktur pada mode ke-N diberikan sebagai :

vne t   n Yne t  (4.103)

Dan gaya gempa yang berhubungan sebagai :


qn t   M vn t 

qn t  
M n  n nVn t  (4.104)
M n*
Gaya gempa total bisa didapatkan dengan melakukan superimpose dari gaya – gaya modal
secara individual sehingga didapatkan :
N
qt    q n t   M   2Y t  (4.105)
n2

Gaya geser dasar bisa didapatkan dengan menjumlahkan gaya gempa efektif yang ada setinggi
struktur bangunan :
N
Qn t    qin t   1 q n t   M en nVn t 
T
(4.106)
n2

L2n
Dimana : M en  merupakan massa efektif dari mode ke-n.
M n*
Penjumlahan dari massa efektif dari semua mode sama dengan massa total dari struktur. Hasil
ini menunjukkan arti bahwa penentuan jumlah respon modal diperlukan untuk secara akurat
merepresentasikan respon struktur secara keseluruhan. Bila total respon direpresentasikan
dalam bentuk sebuah nilai yang terbatas dari mode dan jika penjumlahan dari massa melebihi
dari sebuah total persentasi massa yang ditentukan sebelumnya maka jumlah mode yang
dipertimbangkan dalam analisa sudah mencukupi. Bila hal tersebut tidak terpebuhi maka
tambahan mode diperlukan. Gaya geser dasar untuk mode ke-n bisa diekspresikan dalam
bentuk berat efektif, Wen sebagai :
Wen
Qn t    nVn t  (4.107)
g
Response Dinamis Struktur

Dimana :
2
 H 
  Wiin 
Wen   i H1  (4.108)
Wiin2
i 1

Gaya gempa dasar bisa didistribusikan keseluruh tinggi bangunan dengan gaya gempa modal
bisa diekspresikan sebagai :

q n t  
M n Qn t  (4.109)
Ln

4.11 Multi Degree Of Freedom (MDOF) – Response Spectrum Analysis


Persamaan sebelumnya untuk getaran dari respon sama dan ekivalen dengan ekspresi
sistem SDOF yang digeneralisasi. Sehingga respon maksimum dari tiap mode bisa didapatkan
dengan cara yang sama seperti yang digunakan pada saat generalisasi sistem SDOF.
Perpindahan maksimum dari modal bisa dituliskan sebagai :
Vn (t ) max
Yn t max   S dh (4.110)
n
 nVn t 
Dengan mensubsituasikan persamaan tersebut kedalam persamaan Yn t   akan
M n* n
didapatkan :
S dh n
Yn max  (4.111)
M n*
Distribusi dari perpindahan modal dari struktur bisa di dapatkan dengan mengalikan ekspresi ini
dengan vektor modal :
n Ln S dn
Vn max   n Yn max  (4.112)
M n*
Dengan menjumlahkan gaya – gaya yang ada maka didapatkan ekspresi untuk gaya geser dasar
maksimum pada mode ke-n :

 n2 S pan
Qn max  (4.113)
M n*
Response Dinamis Struktur

Dimana juga bisa diekspresikan dalam bentuk berat efektif sebagai :


Wen S pan
Qn max  (4.114)
g
Pada akhirnya, momen guling (Over Turning Moment) pada dasar bangunan untuk mode ke-n
bisa ditentukan sebagai :
(h)M  n Ln S pan
Mo  (4.115)
M n*
Dimana (h) merupakan vektor baris dari tinggi tiap tingkat diatas dasar.

4.12 Multi Degree Of Freedom (MDOF) – Modal Combination


Menggunakan metode respon spektrum untuk MDOF sistem, maksimum modal respon
didapatkan dari tiap mode yang digunakan untuk merepresentasikan respon. Pertanyaan
kemudian muncul bagaimana agar modal maxima seharusnya dikombinasikan untuk
mendapatkan estimasi yang paling baik dari respon maksimum total. Persamaan respon-modal
menyediakan hasil yang akurat selama dievaluasi dalam waktu yang bersamaan. Dalam
pendekatan respon spektrum waktu digantikan dengan modal maxima. Respon maksimum ini
untuk mode yang individual tidak mungkin terjadi dalam waktu yang sama, sehingga perlu
adanya kombinasi modal maxima untuk memerkirakan respon total maksimum. Salah satu
kombinasi yang biasa digunakan adalah Sum Of Absolute Values (SAV) dari respon modal.
Kombinasi kemudian bisa di ekspresikan sebagai :
N
r   rn (4.116)
n 1

Karena kombinasi ini mengasumsikan bahwa maxima terjadi dalam waktu yang bersamaan dan
memiliki tanda yang sama, hal tersebut memberikan estimasi upperbound terhadap respon. Hal
tersebut tentu terlalu konservatif. Salah satu estimasi yang masuk akal adalah berdasarkan teori
probabilitas, estimasi tersebut menggunakan Square Root Of The Sum Squares (SRSS), dimana
estimasi tersebut diekspresikan dalam bentuk :
N
r rn 1
n
2
(4.117)

Kombinasi metode ini menunjukkan hasil perkiraan yang cukup baik dari respon sistem struktur
2 dimensi, untuk struktur 3 dimensi Complete-Quadratic Combination (CQC) memberikan hasil
Response Dinamis Struktur

yang jauh lebih baik dalam melakukan estimasi respon dari beberapa sistem struktur. CQC
direpresentasikan dalam bentuk :
N N
r  r p
n 1 n 1
i r
ij j (4.118)

Dimana redaman konstan modal adalah :

82 1    3 / 2
pij  (4.119)
1   
2 2
 42 1   
2

Dan
j c
  ;
i ccr
Dengan menggunakan metode SRSS untuk dua dimensi dan CQC untuk dua ataupun 3 dimensi
sistem akan memberikan perkiraan yang cukup baik terhadap respon maksimum dari gempa
pada sebuah sistem elastik tanpa memerlukan sebuah Analisa Riwayat Waktu yang lengkap. Hal
ini sudah pasti penting untuk tujuan desain.

4.13 Multi Degree Of Freedom (MDOF) – Example Response Spectrum Analysis


Dengan menggunakan response spektrum gempa zona 6 pada tanah lunak dan contoh
struktur MDOF, tentukan respon modal dari empat modal dan estimasi total respon
menggunakan metode kombinasi modal SAV, SRSS, CQC.

Langkah 1 Hitung  n dimana  n 


m  i i

m 
2
i i

Modal Response n = 1

1.01 0 0 0  1.000 1.000 1.000 1.000 


 0 1.15 0  
0  0.914 0.20 *  1.07 *  1.78 *
 
M i  ij  1
4 0 0 1.15 0   0.731  0.78 *  0.75 * 1.75 * 
  
 0 0 0 1.16 0.469  1.05 * 1.24 *  0.92 *

1.010 1.010 1.010 1.010 


1.051 0.230  1.230  2.047 
 
M i  ij  1 
4 0.841  0.897  0.863 2.013 


 
0.544  1.218 1.438  1.0672
Response Dinamis Struktur

Dari perkalian matriks diatas didapatkan :

m  1 1  0.8615 ;  m2 2  0.219 ;  m33  0.0888 ;  m4 4  0.0228

1.01 0 0 0  1.000 2 1.000 2 1.000 2 1.000 2 


  
0  0.914 2
M i ij 2  
1  0 1.15 0 0.20 2 *  1.07 2 *  1.78 2 *
4 0 0 1.15 0   0.7312  0.78 2 *  0.75 2 * 1.75 2 * 
  
 0 0 0 1.16 0.469 2  1.05 2 * 1.24 2 *  0.92 2 *

0.2525 0.2525 0.2525 0.2525


0.2402 0.9109
M i ij 2 
0.0115 0.3292

0.1536 0.1749 0.1617 0.8804
 
0.0638 0.3197 0.4459 0.2454
Dari perkalian matriks diatas didapatkan :

m   0.7100 ;  m 2 2  0.7586 ;  m3 3  1.1893 ;  m 4 4  2.2893


2 2 2 2
1 1

Nilai  n 
m  i i
bisa didapatkan hasilnya dalam bentuk matriks seperti berikut :
m 
2
i i

 1.213 
 0.2883
 n    
 0.0747 
 
  0.010 
S pa
Langkah 2 Hitung S d untuk tiap modal dimana S d 
2
Dengan menggunakan respon spektrum SNI 1726-2002 bisa didapatkan S pa (Spektrum Pseudo

Acceleration) dengan cara melihat periode struktur tiap mode dan dengan menarik garis keatas
hingga memotong fungsi respon spektrum pada tanah lunak seperti pada gambar dibawah ini.
Dari grafik tersebut didapatkan S pa tiap mode sebesar :

0.95
 95
S pan   00..80
g
 
0.70

S pa
Hitung S d  dimana 1  8.44 ;  2  25.77 ; 3  40.39 ;  4  50.80
2
Response Dinamis Struktur

S pa1 0.95386 
S d1    5.147
1 2
8.44

S pa 2 0.95386 
Sd2    0.552
2 2
25.77

S pa 2 0.80386 
Sd3    0.189
3 2
40.39

S pa 4 0.70386 
Sd4    0.105
4 2
50.80

Wilayah Zona Gempa 6


1

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3

Tanah Lunak Tanah Sedang Tanah Keras

Gambar 4.28 Respon Spektrum Gempa Zona 6


Response Dinamis Struktur

Langkah 3 Hitung perpindahan tiap tingkat pada tiap mode dimana Vn   n n S dn .

Mode 1
V4   4 1 S d1  1.0001.2135.147  6.243in

V3  3 1 S d1  0.9101.2135.147  5.680in

V2   2 1 S d1  0.7401.2135.147  4.620in

V1  1 1 S d1  0.4701.2135.147  2.934in


Mode 2
V4   4 2 S d 2  1.000 0.28830.552  0.393in

V3  3 2 S d 2  0.200 0.28830.552  0.032in

V2   2 2 S d 2   0.780 0.28330.552  0.122in

V1  1 2 S d 2   1.05 0.28830.552  0.164in


Mode 3
V4   4 3 S d 3  1.0000.07470.189  0.141in

V3  3 3 S d 3   1.0700.07470.189  0.015in

V2   2 3 S d 3   0.750.07470.189  0.011in

V1  1 3 S d 3  1.240.07470.189  0.017in


Mode 4
V4   4 4 S d 4  1.000 0.0100.105  0.001in

V3  3 1 S d1   1.780 0.0100.105  0.002in

V2   2 1 S d1  1.750 0.0100.105  0.002in

V1  1 1 S d1   0.92 0.0100.105  0.001in

Langkah 4 Hitung percepatan tiap tingkat pada tiap mode dimana vn   n2 v n

Mode 1

v4  12 v 4  8.44 6.243  444.71in / s 2


2

v3  12 v3  8.44 5.680   404.61in / s 2


2

v2  12 v 2  8.44 4.620  329.10in / s 2


2
Response Dinamis Struktur

v1  12 v1  8.44 2.934  208.99in / s 2


2

Mode 2

v4   22 v 4  25.77  0.393  260.98in / s 2


2

v3   22 v3  25.77  0.032   21.25in / s 2


2

v2   22 v 2  25.77 0.122  81.02in / s 2


2

v1   22 v1  25.77 0.164  108.91in / s 2


2

Mode 3

v4   32 v 4  40.39 0.141  230.02in / s 2


2

v3   32 v3  40.39  0.015  24.47in / s 2


2

v2   32 v 2  40.39  0.011  17.94in / s 2


2

v1   32 v1  40.39 0.017   27.73in / s 2


2

Mode 4

v4   42 v 4  50.80  0.001  2.58in / s 2


2

v3   42 v3  50.80 0.002   5.16in / s 2


2

v2   42 v 2  50.80  0.002  5.16in / s 2


2

v1   42 v1  50.80  0.001  2.58in / s 2


2

Langkah 5 Hitung Gaya Inersia tiap tingkat pada tiap mode dimana q n  Mvn

Mode 1
1.01
q 4  Mv4  444.71  112.282kips
4
1.15
q 3  Mv3  404.61  116.325kips
4
1.15
q 2  Mv2  329.10  94.616kips
4
1.16
q 4  Mv4  208.99  60.671kips
4
Response Dinamis Struktur

Mode 2
1.01
q 4  Mv4   260.98  65.897 kips
4
1.15
q 3  Mv3  21.25  6.109kips
4
1.15
q 2  Mv2  81.02  23.293kips
4
1.16
q 4  Mv4  108.91  31.583kips
4
Mode 3
1.01
q 4  Mv4  230.02  58.08kips
4

q 3  Mv3 
1.15
 24.47   7.035kips
4

q 2  Mv2 
1.15
 17.94  5.157 kips
4
1.16
q 4  Mv4  27.73  8.0417 kips
4
Mode 4
1.01
q 4  Mv4  2.58  0.651kips
4
1.15
q 3  Mv3  5.16  1.483kips
4

q 2  Mv2 
1.15
 5.16  1.483kips
4

q 4  Mv4 
1.16
 2.58  0.748kips
4

Langkah 6 Hitung Gaya Geser tiap tingkat pada tiap mode dimana Qn  q n

Mode 1

Q4   q n  112.282kips

Q3   q n  228.607 kips
Response Dinamis Struktur

Q2   q n  323.223kips

Q1   q n  383.893kips
Mode 2

Q4   q n  65.897 kips

Q3   q n  59.788kips

Q2   q n  36.495kips

Q1   q n  4.912kips

Mode 3

Q4   q n  58.080kips

Q3   q n  51.045kips

Q2   q n  45.888kips

Q1   q n  53.902kips

Mode 4

Q4   q n  0.651kips

Q3   q n  2.134kips

Q2   q n  0.651kips

Q1   q n  0.107 kips
Langkah 7 Hitung Over Turning Moment (ft-kips) tiap lantai pada tiap mode dimana

M on   hn Qn

Mode 1

M o 4   hn Qn  10.5112.282   1178.961 ft  kips

M o3   hn Qn  M o1  10.5228.607   3579.335 ft  kips

M o 2   hn Qn  M o 2  10.5323.223  6973.176 ft  kips

M o1   hn Qn  M o 4  12383.893  11579.892 ft  kips


Response Dinamis Struktur

Mode 2

M o 4   hn Qn  10.5 65.897   691.918 ft  kips

M o3   hn Qn  M o1  10.5 59.788  1319.625 ft  kips

M o 2   hn Qn  M o 2  10.5 36.495  1702.823 ft  kips

M o1   hn Qn  M o 4  12 4.912   1761.767 ft  kips


Mode 3

M o 4   hn Qn  10.558.080   609.84 ft  kips

M o3   hn Qn  M o1  10.551.045  1145.813 ft  kips

M o 2   hn Qn  M o 2  10.545.888  1627.636 ft  kips

M o1   hn Qn  M o 4  1253.902   2274.460 ft  kips

Mode 4

M o 4   hn Qn  10.50.651  7.913 ft  kips

M o3   hn Qn  M o1  10.52.134   30.320 ft  kips

M o 2   hn Qn  M o 2  10.50.651  38.233 ft  kips

M o1   hn Qn  M o 4  12 0.107   36.949 ft  kips

Langkah 8 Hitung kombinasi respon perpindahan dengan metode SAV, SRSS, CQC pada tiap
lantai.
SAV – Displacement
N
r   rn dimana rn  v n
n 1

v 4 SAV  6.423   0.393  0.141   0.001  6.958in

v3 SAV  5.680  0.032   0.015  0.002  5.729in

v 2 SAV  4.620  0.122   0.011   0.002  4.755in

v1 SAV  2.934  0.164  0.017   0.001  3.116in


Response Dinamis Struktur

SRSS – Displacement
N
r r
n 1
n
2
dimana rn  v n

v4 SRSS  6.4232   0.393  0.1412   0.001  6.437in


2 2

v3 SRSS  5.6802  0.032   0.015  0.002  5.680in


2 2 2

v2 SRSS  4.6202  0.122   0.011   0.002  4.622in


2 2 2

v1 SRSS  2.9342  0.164  0.0172   0.001  2.937in


2 2

QCQ – Displacement
N N
r  r p
n 1 n 1
i r dimana ri  vi ; r j  v j
ij j

82 1    3 / 2 j c
pij  dimana   ;  0.05  5%
1    2
 4  1   
2 2
i ccr
j c
Dengan memasukkan   ; akan didapatkan matriks Pij
i ccr
Bila i = 1 dan j =2
  0.05
 2 25.77
    3.053
1 8.44

82 1    3 / 2 80.05 1  3.0533.053


2 3/ 2
p12    0.0062
1    2 2
 42 1   
2
1  3.053 
2 2
 40.05 3.0531  3.053
2 2

Dengan cara yang sama P11 , P13 , P14 , P21 , P22 , P23 , P24 , P31 , P32 , P33 , P34 , P41 , P42 , P43 , P44 bisa

didapatkan, sehingga :

1.0000 0.0062 0.0025 0.0017


0.0062 1.00 0.0452 0.0193
Pij   
0.0025 0.0452 1.000 0.1582
 
0.0017 0.0193 0.1582 1.000 
N N
r  r p
n 1 n 1
i r
ij j
Response Dinamis Struktur

Maka nilai r untuk lantai 4 adalah :


r1 p11 r1  6.2431.0000 6.243  38.975
r1 p12 r2  6.2430.0062  0.393  0.964

r1 p13 r3  6.2430.00250.141  0.002

r1 p14 r4  6.2430.0017  0.001  0


Dan seterusnya sehingga didapatkan :
N N
v4QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  39.118  6.254in
ij j

Dengan cara yang sama untuk v3QCQ ; v 2QCQ ; v1QCQ hasilnya adalah :

N N
v3QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  32.265  5.680in
ij j

N N
v2QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  21.366  4.622in
ij j

N N
v1QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  8.642  2.939in
ij j

Langkah 9 Hitung kombinasi respon percepatan tiap tingkat dengan metode SAV, SRSS, CQC
pada tiap lantai.
SAV – Acceleration
N
r   rn dimana rn  vn
n 1

v4 SAV  444.71   260.98  230.02  2.58  1122.02in / sec 2

v3 SAV  455.49in / sec 2

v2 SAV  433.22in / sec 2

v1 SAV  348.21in / sec 2


SRSS – Acceleration
N
r r
n 1
n
2
dimana rn  vn
Response Dinamis Struktur

v4 SRSS  444.712   260.98  230.022  2.58  564.612in / sec 2


2 2

v3 SRSS  405.905in / sec 2

v2 SRSS  339.400in / sec 2

v1 SRSS  237.291in / sec 2


CQC – Acceleration
N N
r  r p
n 1 n 1
i r dimana ri  vi ; r j  vj
ij j

82 1    3 / 2 j c
pij  dimana   ;  0.05  5%
1   2  42 1   2 i ccr
j c
Dengan memasukkan   ; akan didapatkan matriks Pij
i ccr
Bila i = 1 dan j =2
  0.05
 2 25.77
    3.053
1 8.44

82 1    3 / 2 80.05 1  3.0533.053


2 3/ 2
p12    0.0062
1    2 2
 42 1   
2
1  3.053 
2 2
 40.05 3.0531  3.053
2 2

Dengan cara yang sama P11 , P13 , P14 , P21 , P22 , P23 , P24 , P31 , P32 , P33 , P34 , P41 , P42 , P43 , P44 bisa

didapatkan, sehingga :

1.0000 0.0062 0.0025 0.0017


0.0062 1.00 0.0452 0.0193
Pij   
0.0025 0.0452 1.000 0.1582
 
0.0017 0.0193 0.1582 1.000 
N N
r  r p
n 1 n 1
i r
ij j

Maka nilai r untuk lantai 4 adalah :


r1 p11 r1  444.711.0000 444.71  197766 .984
r1 p12 r2  444.710.0062  260.98  719.575

r1 p13 r3  444.710.0025230.02  255.730


Response Dinamis Struktur

r1 p14 r4  444.710.0017 2.58  1.950


Dan seterusnya sehingga didapatkan :
N N
v4QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  312510.7  559.027in / sec 2
ij j

N N
v3QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  164787.7  405.941in / sec 2
ij j

N N
v2QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  115382  339.679in / sec 2
ij j

N N
v1QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  56874.05  238.423in / sec 2
ij j

Langkah 10 Hitung kombinasi respon gaya inersia tiap tingkat dengan metode SAV, SRSS, CQC
pada tiap lantai.
SAV – Inertia Force
N
r   rn dimana rn  qn
n 1

q 4 SAV  112.282   65.879  58.08  0.651  236.892kips

q3 SAV  130.592kips

q2 SAV  124.549kips

q1 SAV  101.043kips
SRSS – Inertia Force
N
r r
n 1
n
2
dimana rn  qn

q4 SRSS  112.2822   65.897  58.082  0.651  142.558kips


2 2

q3 SRSS  116.698kips

q2 SRSS  97.577kips

q1 SRSS  68.870kips
Response Dinamis Struktur

CQC – Inertia Force


N N
r  r p
n 1 n 1
i ij jr dimana ri  qi ; r j  q j

82 1    3 / 2 j c
pij  dimana   ;  0.05  5%
1    2
 4  1   
2 2
i ccr
j c
Dengan memasukkan   ; akan didapatkan matriks Pij
i ccr
Bila i = 1 dan j =2
  0.05
 2 25.77
    3.053
1 8.44

82 1    3 / 2 80.05 1  3.0533.053


2 3/ 2
p12    0.0062
1    2 2
 42 1   
2
1  3.053 
2 2
 40.05 3.0531  3.053
2 2

Dengan cara yang sama P11 , P13 , P14 , P21 , P22 , P23 , P24 , P31 , P32 , P33 , P34 , P41 , P42 , P43 , P44 bisa

didapatkan, sehingga :

1.0000 0.0062 0.0025 0.0017


0.0062 1.00 0.0452 0.0193
Pij   
0.0025 0.0452 1.000 0.1582
 
0.0017 0.0193 0.1582 1.000 
N N
r  r p
n 1 n 1
i ij jr

Maka nilai r untuk lantai 4 adalah :


r1 p11 r1  112.282 1.0000 112.282   12607.250
r1 p12 r2  112.282 0.0062  65.897   45.874

r1 p13 r3  112.2820.002558.080  14.057

r1 p14 r4  112.282 0.0017  0.748  0.143


Dan seterusnya sehingga didapatkan :
N N
q 4QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  19922.82  141.148kips
ij j
Response Dinamis Struktur

N N
q3QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  13620.64  116.707kips
ij j

N N
q 2QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  9536.974  97.657kips
ij j

N N
q1QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  4790.827  69.216kips
ij j

Langkah 11 Hitung kombinasi respon gaya geser tiap tingkat dengan metode SAV, SRSS, CQC
pada tiap lantai.
SAV – Shear Force
N
r   rn dimana rn  Qn
n 1

Q4 SAV  112.282   65.879  58.08  0.651  236.892kips

Q3 SAV  341.574kips

Q2 SAV  406.257kips

Q1 SAV  442.814kips
SRSS – Shear Force
N
r r
n 1
n
2
dimana rn  Qn

Q4 SRSS  112.2822   65.897  58.082  0.651  142.558kips


2 2

Q3 SRSS  241.746kips

Q2 SRSS  328.497kips

Q1 SRSS  387.689kips
CQC – Shear Force
N N
r  r p
n 1 n 1
i ij jr dimana ri  Qi ; r j  Q j

82 1    3 / 2 j c
pij  dimana   ;  0.05  5%
1    2
 4  1   
2 2
i ccr
Response Dinamis Struktur

j c
Dengan memasukkan   ; akan didapatkan matriks Pij
i ccr
Bila i = 1 dan j =2
  0.05
 2 25.77
    3.053
1 8.44

82 1    3 / 2 80.05 1  3.0533.053


2 3/ 2
p12    0.0062
1    2 2
 42 1   
2
1  3.053 
2 2
 40.05 3.0531  3.053
2 2

Dengan cara yang sama P11 , P13 , P14 , P21 , P22 , P23 , P24 , P31 , P32 , P33 , P34 , P41 , P42 , P43 , P44 bisa

didapatkan, sehingga :

1.0000 0.0062 0.0025 0.0017


0.0062 1.00 0.0452 0.0193
Pij   
0.0025 0.0452 1.000 0.1582
 
0.0017 0.0193 0.1582 1.000 
N N
r  r p
n 1 n 1
i ij jr

Maka nilai r untuk lantai 4 adalah :


r1 p11 r1  112.282 1.0000 112.282   12607.250
r1 p12 r2  112.282 0.0062  65.897   45.874

r1 p13 r3  112.2820.002558.080  14.057

r1 p14 r4  112.282 0.0017  0.748  0.143


Dan seterusnya sehingga didapatkan :
N N
Q4QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  19922.82  141.148kips
ij j

N N
Q3QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  58059.02  240.954kips
ij j

N N
Q2QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  107692.1  328.165kips
ij j

N N
Q1QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  150358.5  387.7609kips
ij j
Response Dinamis Struktur

Langkah 12 Hitung kombinasi respon momen guling tiap tingkat dengan metode SAV, SRSS, CQC
pada tiap lantai.
SAV – Over Turning Moment
N
r   rn dimana rn  M on
n 1

M o 4 SAV  1178.961   691.918  609.84  7.913  2488.632 ft  kips

M o3 SAV  6075.093 ft  kips

M o 2 SAV  10341.87 ft  kips

M o1 SAV  15653.07 ft  kips


SRSS – Shear Force
N
r r
n 1
n
2
dimana rn  M on

M o 4 SRSS  1178.9612   691.918  609.842  7.913  1496.865 ft  kips


2 2

M o3 SRSS  3983.207 ft  kips

M o 2 SRSS  7360.298 ft  kips

M o1 SRSS  11931.93 ft  kips


CQC – Shear Force
N N
r  r p
n 1 n 1
i r dimana ri  M oi ; r j  M oj
ij j

82 1    3 / 2 j c
pij  dimana   ;  0.05  5%
1   2  42 1   2 i ccr
j c
Dengan memasukkan   ; akan didapatkan matriks Pij
i ccr
Bila i = 1 dan j =2
  0.05
 2 25.77
    3.053
1 8.44
Response Dinamis Struktur

82 1    3 / 2 80.05 1  3.0533.053


2 3/ 2
p12    0.0062
1    2 2
 42 1   
2
1  3.053 
2 2
 40.05 3.0531  3.053
2 2

Dengan cara yang sama P11 , P13 , P14 , P21 , P22 , P23 , P24 , P31 , P32 , P33 , P34 , P41 , P42 , P43 , P44 bisa

didapatkan, sehingga :

1.0000 0.0062 0.0025 0.0017


0.0062 1.00 0.0452 0.0193
Pij   
0.0025 0.0452 1.000 0.1582
 
0.0017 0.0193 0.1582 1.000 
N N
r  r p
n 1 n 1
i ij jr

Maka nilai r untuk lantai 4 adalah :


r1 p11 r1  1178.9611.0000 1178.961  1389949
r1 p12 r2  1178.9610.0062  691.918  5057.615

r1 p13 r3  1178.9610.0025609.84  1797.444

r1 p14 r4  1178.9610.0017 7.913  15.859


Dan seterusnya sehingga didapatkan :
N N
Q4QCQ  r   r p r
n 1 n 1
i ij j  2196585  1482.088 ft  kips

N N
Q3QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  15696424  3961.671 ft  kips
ij j

N N
Q2QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  52559149  7249.769 ft  kips
ij j

N N
Q1QCQ  r   r p
n 1 n 1
i r  1.42E 08  11912.22 ft  kips
ij j
Response Dinamis Struktur

Computation Response

Modal Modal Response


Parameter n=1 n=2 n=3 n=4
= 8.440 25.770 40.390 50.800
n = 1.213 -0.288 0.075 -0.010
Sd = 5.147 0.552 0.189 0.105
1.000 1.000 1.000 1.000
0.910 0.200 -1.070 -1.780
n =
Response 0.740 -0.780 -0.750 1.750 Combine Response
Quantity 0.470 -1.050 1.240 -0.920 SAV SRSS CQC
Displacement n=4 6.243 -0.393 0.141 -0.001 6.958 6.437 6.254
Vn   n n S dn n=3 5.680 0.032 -0.015 0.002 5.729 5.680 5.680
n=2 4.620 0.122 -0.011 -0.002 4.755 4.622 4.622
n=1 2.934 0.164 0.017 -0.001 3.116 2.937 2.939

Acceleration n=4 444.710 -260.980 230.020 2.580 1122.020 564.612 559.027


vn   n2 v n n=3 404.610 21.250 -24.470 5.160 455.490 405.905 405.941
n=2 329.100 81.020 -17.940 -5.160 433.220 339.400 339.679
n=1 208.990 108.910 27.730 -2.580 348.210 237.291 238.423

Inertia Force n=4 112.282 -65.897 58.080 0.651 236.892 142.558 141.148
q n  Mvn n=3 116.325 6.109 -7.035 1.483 130.592 116.698 116.707
n=2 94.616 23.293 -5.157 -1.483 124.549 97.577 97.657
n=1 60.671 31.583 8.042 -0.748 101.043 68.870 69.216

Shear n=4 112.282 -65.897 58.080 0.651 236.892 142.558 141.148


Qn   q n n=3 228.607 -59.788 51.045 2.134 341.574 241.746 240.954
n=2 323.223 -36.495 45.888 0.651 406.257 328.497 328.165
n=1 383.893 -4.912 53.902 -0.107 442.814 387.689 387.761

Overturning n=4 1178.961 -691.918 609.840 7.913 2488.632 1496.865 1482.088


Moment n=3 3579.335 -1319.692 1145.813 30.320 6075.093 3983.207 3961.671
(ft-kips) n=2 6973.176 -1702.823 1627.636 38.223 10341.870 7360.298 7249.769
n=1 11579.892 -1761.767 2274.460 36.949 15653.070 11931.930 11912.220

Anda mungkin juga menyukai