Anda di halaman 1dari 49

armada darmiand

LAPORAN KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LKjIP)
MAHKAMAH SYAR’IYAH MEUREUDU
TAHUN 2017

MAHKAMAH SYAR’IYAH MEUREUDU

KOMPLEK PERKANTORAN PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE JAYA, COT TRIENG, MEUREUDU, TLP./
Fax.(0653) 51107) MEUREUDU. EMAIL : ( ms.meureudu@yahoo.co.id)

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan

ridha-Nya, sehingga kita dapat melaksanakan tugas sehari-hari sebagaimana

mestinya, dan juga Mahkamah Syar’iyah Meureudu dapat menyelesaikan Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) tahun 2017. Salawat dan beriring salam

disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah merubah pola pikir umat

manusia dari alam kejahilan kepada alam yang berilmu pengetahuan.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah Syar’iyah

Meureudu tahun 2017 ini dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud

oleh surat Wakil Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh Nomor W1-

A/589/OT.01.2/2/2018, tanggal 15 Februari 2018, sesuai Peraturan Presiden Nomor :

29 tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan

Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Mahkamah Syar’iyah Meuereudu telah melaksanakan penyusunan LKjIP tahun 2017

dan Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2018.

LKjIP Mahkamah Syar’iyah Meureudu tahun 2017 dibuat sebagai laporan

pelaksanaan tugas, bahan evaluasi, capaian kinerja, dan pencapaian indikator kinerja

utama tahun 2017 serta perjanjian kinerja tahun 2018 sebagai bentuk

pertanggungjawaban Mahkamah Syar’iyah Meuereudu dalam mewujudkan cita-

citanya yang sesuai dengan visi Mahkamah Syar’iyah Meuereudu yaitu

ii
“Mendukung Terwujudnya Badan Peradilan yang Agung di lingkungan

Mahkamah Syar’iyah Meureudu”

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan LKjIP ini masih terdapat

kekurangan dan jauh dari sempurna oleh karena itu saran dan kritik dari semua

pihak, terutama dari Mahkamah Syar’iyah Aceh sangat kami harapkan demi

kesempurnaan penyusunan laporan di masa mendatang. Semoga Allah SWT

senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita sekalian dalam

melaksanakan tugas dan pengabdian kepada agama, nusa dan bangsa. Amin.

Meureudu, 19 Februari 2018

Ketua Mahkamah Syar’iyah


Meuereudu

DRS.ZUKRI,SH.
NIP:196002021994031004

iii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
EXECUTIVE SUMMARY ............................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Tugas dan Fungsi ..................................................................... 3
C. Sistematika Penyajian .............................................................. 4
BAB II PERENCANAAN KINERJA ......................................................... 5
A. Rencana Kinerja Tahun 2018 .................................................. 7
B. Perjanjian Kinerja (Dok Penetapan Kinerja) Tahun 2017 ........ 9
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................... 12
A. Capaian Kinerja Organisasi ...................................................... 12
B. Realisasi Anggaran .................................................................. 24

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 27


A. Kesimpulan .............................................................................. 27
B. Saran ........................................................................................ 28

LAMPIRAN
A. Indikator Kinerja Utama
B. Penetapan Kinerja Tahun 2017
C. Rencana Kinerja Tahun 2018
D. Dokumen Rencana Strategis 2015 – 2019
E. Surat Keputusan Tim Penyusunan Indikator Kinerja tama Mahkamah
Syar’iyah Meuereudu

iv
EXECUTIVE SUMMARY

Mahkamah Syar’iyah Meuereudu mempunyai tugas dan peran yang

strategis dalam melaksanakan tugas yustisial dan administratif dalam wilayah hukum

Kabupaten Pidie Jaya, untuk itu seluruh program kerja Mahkamah Syar’iyah

Meuereudu didasarkan pada tujuan, sasaran strategis, target kinerja yang telah

ditetapkan dalam rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang

sebagai penjabaran dari program Mahkamah Agung RI dan Direktorat Jenderal

Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI.

Dalam rangka pelaksanakan visi, misi dan rencana strategis Mahkamah

Syar’iyah Meuereudu secara konsisten, terus menerus dan berkesinambungan, telah

ditetapkan 4 (empat) tujuan, 4 (empat) sasaran strategis yang akan dicapai pada tahun

2017. Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari 4 (empat) sasaran strategis yang

ditetapkan dalam penetapan/perjanjian kinerja tahun 2017 terdapat 4 (empat) sasaran

strategis yang berhasil dilaksanakan dengan baik (100% atau lebih).

Secara keseluruhan tingkat pencapaian Mahkamah Syar’iyah Meuereudu

adalah sebesar 98% (sembilan puluh delapan persen). Rincian capaian kinerja

masing-masing indikator tiap sasaran strategis tersebut dapat diilustrasikan dalam

tabel berikut :

v
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2017
MAHKAMAH SYAR’IYAH MEUEREUDU

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian %


1. Terwujudnya Presentase Produktivitas memutus perkara 95% 92% 98%
Proses Peradilan
yang pasti, Persentase Penyelesaian perkara tepat waktu 80% 98,55% 100%
Transparan dan
Akuntabel
Persentase Penurunan sisa perkara. 98% 61% 61%
Terwujudnya
Persentase Perkara tidak mengajukan upaya 80% 99% 100%
hukum

Persentase Penyelesaian Perkara Jinayat 90% 86% 100%

2. Terwujudnya Persentase percepatan penyelesaian perkara 80 % 95% 1%


Peningkatan dengan pemanfaatan data perkara yang tersedia
Efektivitas dalam SIPP
Pengelolaan
Penyelesaian
Perkara

Informasi

3. Terujudnya Persentase perkara yang diselesaikan melalui 100 % 100 % 100 %


Peningkatan pembebasan biaya/prodeo
Akses Peradilan
bagi Masyarakat
v
Miskin dan
Terpinggirkan

4. Terwujudnya Persentase perkara yang dilaksanakan pada sidang 100 % 100 % 100 %
di luar gedung pengadilan
Meningkatnya
Kepatuhan
Terhadap Putusan
Pengadilan

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen bahwa “Kekuasaan Kehakiman

dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada

dibawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama,

lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh

Mahkamah Konstitusi”. Dengan amandemen Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, khususnya BAB IX tentang Kekuasaan

Kehakiman pasal 24 telah membawa perubahan penting terhadap penyesuaian

tersebut dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004. Undang-Undang

Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor

3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung.

Berdasarkan pasal 21 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009

tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan bahwa “Ketentuan mengenai organisasi,

administrasi dan finansial badan peradilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

untuk masing-masing lingkungan peradilan diatur dalam Undang- Undang sesuai

dengan kekhususan lingkungan peradilan masing – masing”.

Dengan demikian berdasarkan pasal tersebut, lahirlah apa yang

dinamakan dengan peradilan satu atap (One Roof System). Sebagai realisasi dari

pasal tersebut terbentuklah Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang

perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama.

1
Sebagai lembaga pemerintah, Mahkamah Syar’iyah Meuereudu

merupakan Pengadilan Tingkat Pertama dibawah kekuasaan Mahkamah Agung dan

hal ini juga menjadi tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang

diamanatkan oleh masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.

Kewajiban tersebut dijabarkan dalam menyiapkan, menyusun dan menyampaikan

laporan kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga. Pelaporan kinerja

dimaksudkan untuk mengkonsumsi capaian kinerja Mahkamah Syar’iyah Meuereudu

dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan

sasaran serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang

dicapainya.

Sejalan dengan kebijakan Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI

yang telah mencanangkan 7 ( tujuh ) faktor penting sebagai perwujudan pelaksanaan

reformasi birokrasi dengan perincian sebagai berikut:

1. Penyelesaian perkara tepat waktu (sesuai SOP );

2. Pengelolaan dan peningkatan manajemen SDM;

3. Pengelolaan website untuk keterbukaan informasi;

4. Implementasi SIPP dalam proses penyelesaian perkara;

5. Tersedianya meja informasi dan pengaduan;

6. Justice for All dengan program Prodeo untuk masyarakat miskin;

7. Pelaksanaan Sidang Keliling.

Didalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara

Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme pasal 3 dinyatakan

bahwa Asas-Asas Umum Penyelenggara Negara meliputi Asas Kepastian Hukum,

2
Asas Keterbukaan, Asas Proporsionalitas, Asas Profesionalitas dan Asas

Akuntabilitas. Sedangkan untuk menciptakan good governance diperlukan prinsip-

prinsip partisipasi, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya tanggap,

wawasan kedepan, akuntabilitas, pengawasan, efisiensi dan efektif serta

profesionalisme.

Akuntabilitas merupakan azas dalam penyelenggaraan tata pemerintahan

yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean governance),

yang dapat didefinisikan sebagai perwujudan kewajiban organisasi untuk

mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya manusia, sarana, prasarana,

anggaran dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas dapat diuraikan

sebagai kewajiban untuk menjawab dan menjelaskan kinerja dari tindakan seseorang

atau lembaga kepada pihak-pihak yang memiliki hak untuk meminta jawaban atau

keterangan dari orang atau lembaga yang telah diberikan wewenang untuk mengelola

sumber daya tertentu. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)

Mahkamah Syar’iyah Meuereudu ini adalah merupakan kewajiban yang

dilaksanakan setiap awal tahun sebagai cerminan sejauh mana pencapaian

pelaksanaan kinerja dan hambatan-hambatan yang dihadapi selama tahun pelaporan.

B. TUGAS DAN FUNGSI

Mahkamah Syar’iyah Meuereudu sebagai lembaga peradilan yang

melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman (yudikatif) dalam wilayah hukum

Kabupaten Pidie Jaya, mempunyai tugas pokok menerima, memeriksa, mengadili

dan menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya sebagaimana di atur dalam

3
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 sebagai perubahan kedua atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Mahkamah Syar’iyah

Meuereudu bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi kewenangan

Mahkamah Syar’iyah Meuereudu dalam tingkat pertama.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Mahkamah Syar’iyah Meuereudu

mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan teknis yustisial perkara pada tingkat pertama dalam

wilayah kabupaten Pidie Jaya;

2. Memberikan pelayanan di bidang administrasi perkara tingkat pertama dan

administrasi peradilan lainnya;

3. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang Hukum Islam

pada Instansi Pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta sebagaimana

diatur dalam pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 tentang

perubahan atas Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan

Agama;

4. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di

Mahkamah Syar’iyah Meuereudu.

C. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Laporan ini menggambarkan pencapaian kinerja Mahkamah Syar’iyah

Meuereudu selama tahun 2017. Capaian kinerja (performance results) tersebut

diperbandingkan dengan Rencana Kinerja (performance plan) sebagai tolak ukur

keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana

kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja

(performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Uraian singkat masing-

4
masing bab adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang, tugas dan fungsi

serta sistematika penyajian;

BAB II : Perencanaan dan Perjanjian kinerja menjelaskan mengenai rencana

stratejik termasuk didalamnya visi-misi, tujuan dan sasaran strategis

dan program utama kegiatan pokok, rencana kinerja tahunan serta

perjanjian kinerja;

BAB III : Akuntabilitas Kinerja menjelaskan hasil pengukuran kinerja,

evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja;

BAB IV : Penutup menjelaskan kesimpulan dan saran-saran.

5
BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Rencana Strategis Mahkamah Syar’iyah Meuereudu Tahun 2015-2019

merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan

yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban,

perbaikan, pengkajian, pengelolaan terhadap sistem, kebijakan dan peraturan

perundang-undangan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi.

Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai

pedoman dan tolok ukur kinerja Mahkamah Syar’iyah Meuereudu diselaraskan

dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan

pembangunan Nasional yang telah ditetapkan dalam Pembangunan Jangka Panjang

dalam Cetak Biru Mahkamah Agung RI Tahun 2010-2035 dan Pembangunan Jangka

menengah (PJM) tahun 2015-2019, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja

dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam pencapaian visi dan misi

serta tujuan organisasi.

Visi merupakan gambaran menantang keadaan masa depan yang

berisikan cita-cita atau tujuan hukum (rechtsidea) yang ingin diwujudkan. Visi

berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut kemana Mahkamah Syar’iyah

Meuereudu akan dibawa dan diarahkan untuk berkarya secara konsisten, eksis,

antisipatif, inovatif dan needed (dibutuhkan) oleh

masyarakat(stakeholder/justitiabelen).

Adapun visi Mahkamah Syar’iyah Meuereudu adalah :

” Mendukung Terwujudnya Badan Peradilan yang Agung di lingkungan

6
Mahkamah Syar’iyah Meuereudu”

Visi Mahkamah Syar’iyah Meureudu merupakan kondisi yang diharapkan

dapat memotivasi seluruh aparatur Mahkamah Syar’iyah Meuereudu dalam

melaksanakan aktivitas. Berdasarkan visi yang telah ditetapkan tersebut, maka

ditetapkan beberapa misi Mahkamah Syar’iyah Meuereudu yang dirumuskan dalam

upaya mewujudkan Mahkamah Syar’iyah yang luhur, kemuliaan, dan kemandiriaan,

difokuskan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan peradilan yakni

menerima, mengadili, memutuskan dan menyelesaikan suatu perkara guna

menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dengan

didasari keadilan, keluhuran, dan kemuliaan institusi.

Misi Mahkamah Syar’iyah adalah:

1. Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Badan Peradilan;

2. Mewujudkan Pelayanan Prima Bagi Masyarakat Pencari Keadilan;

3. Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Keadilan.

Wujud dari visi dan misi direalisasikan dalam mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Menigkatkan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Badan Peradilan.

Peningkatan kredibilitas, akuntabilitas dan transpransi peradilan dengan

meningkatkan pelayanan publik dengan sasaran terwujudnya peningkatan

pelayanan publik yang transparan dalam penyelenggaraan pengadilan

tingkat pertama dan tingkat banding, terwujudnya peningkatan kemudahan

akses bagi masyarakat pencari keadilan dan terwujudnya peningkatan

kualitas pelayanan pengaduan bagi masyarakat.

2. Mewujudkan Pelayanan Prima Bagi Masyarakat Pencari Keadilan.

7
Kualitas pelayanan dukungan dimulai dari pengelelolaan perkara, keuangan,

kepegawaian dan fasilitas sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan

dan meningkatkan mutu pelayanan dalam hal penerimaan perkara, proses

persidangan, mengadili dan memutus perkara.

3. Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Keadilan.

Kualitas pelayanan hukum dengan sasaran terwujudnya peningkatan

aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) pada

pengadilan tingkat pertama. Dengan program peningkatan dukungan

manajemen peradilan agama dengan kegiatan pelaksanaan perkara prodeo

dan sidang keliling dibiayai oleh negara pada pengadilan tingkat pertama.

Berdasarkan atas tujuan tersebut selanjutnya Mahkamah Syar’iyah

Meuereudu menjabarkan dalam sasaran-sasaran strategis yang akan dicapai secara

tahunan dalam periode renstra. Sasaran strategis dan indikator kinerja sebagai alat

ukur keberhasilan selama tahun 2015 – 2019 sebagai berikut:

No Sasaran Strategis
1 Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
1. Peningkatan Persentase Sisa perkara yang diselesaikan
2. Peningkatan Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu.
3. Peningkatan Persentase penurunan sisa perkara
4. Peningkatan Persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya
Hukum
5. Peningkatan Index responden pencari keadilan yang puas terhadap
layanan peradilan

8
2 Terwujudnya Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
1. Peningkatan Persentase Isi Putusan Yang Diterima Oleh para pihak
Tepat Waktu
2. Peningkatan Persentase Perkara yang Diselesaikan melalui Mediasi
3. Peningkatan Persentase putusan perkara yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah
diputus
3 Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
1. Peningkatan Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan
2. Peningkatan Persentase Perkara yang diselesaikan diluar Gedung
pengadilan

4 Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan


1. Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)

A. Rencana Kinerja Tahun 2017

Rencana Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang

mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur

dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya

yang dikelolanya. Tujuan khusus Rencana Kinerja antara lain adalah untuk

meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata

komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah sebagai dasar

pemikiran keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi,

menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur sebagai dasar

pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

Rencana kinerja Mahkamah Syar’iyah Meuereudu yang telah dibuat

pada tahun 2017 sebagai berikut:

9
SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
PROGRAM/KEGIATAN

1 2 3 4

1. Persentase sisa perkara yang


Terwujudnya Proses Peradilan
diselesaikan : 96%
yang Pasti, Transparan dan
Akuntabel - Perdata
- Jinayah
Persentase perkara :

- Perdata 85%
- Jinayah
Yang diselesaikan

tepat waktu

Persentase penurunan sisa


perkara: 90%

- Perdata
- Jinayah
Persentase perkara yang
Tidak Mengajukan Upaya 80%
Hukum :

 Banding
 Kasasi
 PK
Index responden pencari
keadilan yang puas terhadap 90%

layanan peradilan

2. Peningkatan Efektivitas Persentase Isi Putusan Yang


Pengelolaan Penyelesaian Perkara Diterima Oleh para pihak 80%

Tepat Waktu

. Persentase Perkara yang


Diselesaikan melalui Mediasi 100%

10
Persentase putusan perkara
yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat
diakses secara online dalam 100%
waktu 1 hari setelah diputus

3. Meningkatnya Akses Peradilan Persentase Perkara Prodeo


bagi Masyarakat Miskin dan yang diselesaikan 95%
Terpinggirkan
Persentase Perkara yang
diselesaikan di luar Gedung 100%

Pengadilan

Persentase pencari keadilan


golongan tertentu yang 80%
mendapat layanan bantuan
hukum (Posbakum)

4. Meningkatnya Kepatuhan Persentase putusan perkara


Terhadap Putusan Pengadilan perdata yang ditindaklanjuti 90%

(dieksekusi)

Tabel 1. Rencana Kinerja Mahkamah Syar’iyah Meuereudu Tahun 2017

B. Perjanjian Kinerja (Dokumen Penetapan Kinerja) Tahun 2017

Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang


mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur
dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya
yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk
meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen,
sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
Mahkamah Syar’iyah Meuereudu, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar
evaluasi kinerja.

11
Penetapan Kinerja Mahkamah Syar’iyah Meuereudu yang telah dibuat
dan ditandatangani pada tahun 2017 sebagai berikut:

SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
PROGRAM/KEGIATAN

1 2 3 4

1. Persentase sisa perkara yang


Terwujudnya Proses Peradilan
diselesaikan : 96%
yang Pasti, Transparan dan
Akuntabel - Perdata
- Jinayah
Persentase perkara :

- Perdata 85%
- Jinayah
Yang diselesaikan

tepat waktu

Persentase penurunan sisa


perkara: 90%

- Perdata
- Jinayah
Persentase perkara yang
Tidak Mengajukan Upaya 80%
Hukum :

 Banding
 Kasasi
 PK
Index responden pencari
keadilan yang puas terhadap 90%

layanan peradilan

2. Peningkatan Efektivitas Persentase Isi Putusan Yang


Pengelolaan Penyelesaian Perkara Diterima Oleh para pihak 80%

Tepat Waktu

12
. Persentase Perkara yang
Diselesaikan melalui Mediasi 100%

Persentase putusan perkara


yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat
diakses secara online dalam 100%
waktu 1 hari setelah diputus

3. Meningkatnya Akses Peradilan Persentase Perkara Prodeo


bagi Masyarakat Miskin dan yang diselesaikan 95%
Terpinggirkan
Persentase Perkara yang
diselesaikan di luar Gedung 100%

Pengadilan

Persentase pencari keadilan


golongan tertentu yang 80%
mendapat layanan bantuan
hukum (Posbakum)

4. Meningkatnya Kepatuhan Persentase putusan perkara


Terhadap Putusan Pengadilan perdata yang ditindaklanjuti 90%

(dieksekusi)

13
BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pengukuran kinerja Mahkamah Syar’iyah Meureudu tahun 2017 dilakukan dengan

membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja. Rincian

tingkat capaian kinerja masing-masing indikator kinerja tersebut dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut :

SASARAN STRATEGIS

Indikator Kinerja
No
Sasaran Strategis Target Realisasi %
1 2 3 4 5 6

1. Prosentase perkara yang


1 Meningkatnya berhasil damai dalam forum 100 % 0% 0%
penyelesaian perkara pada mediasi.
MS Meureudu.
2. Persentase perkara yang 100 % 98,55% 98,55%
diputus baik perkara perdata
maupun perkara Jinayat.

3. Prosentase perkara yang 100 % 100 % 100 %


diminutasi baik perkara
perdata maupun perkara
Jinayat.

4. Prosentase permohonan 100% 100% 100%


eksekusi yang berhasil
dilaksanakan.

14
4. Prosentase berkas perkara 100 % 100 % 100 %
2 Meningkatnya administrasi banding, kasasi dan PK yang
perkara di Mahkamah disampaikan secara lengkap
Syar’iyah Meureudu. dan diterima oleh Mahkamah
Syar’iyah Aceh dan
Mahkamah Agung Republik
Indonesi.

5. Prosentase berkas perkara 100 % 100 % 100 %


yang diregister dan siap untuk
disidangkan.

6. Prosentase pemanggilan 100 % 95 % 100 %


sidang dan pemberitahuan isi
putusan yang dilaksanakan
tepat waktu.

7. Prosentase pelaksanaan 100 % 100 % 100 %


penyitaan tepat waktu.

1. Prosentase jumlah Pegawai ( 100 % 80 % 80 %


3 Meningkatkan Kualitas Hakim, PP, JSP) yang lulus
Sumber Daya Manusia. diklat tehnis yudisial.

2. Prosentase jumlah Pegawai


100 % 80 % 80 %
Non Yudisial yang lulus diklat
kepemimpinan, sertifikasi
pengadaan barang dan jasa,
admin/ operator.

3. Prosentase Pegawai yang 100 % 89 % 89 %


berhasil mengikuti pendidikan
rintisan gelar.

4 Meningkatkan kwalitas 1. Persentase pengaduan 100 % 0% 100 %


pengawasan. masyarakat yang
ditindaklanjuti.

2. Prosentase hasil temuan 100 % 100 % 100 %


pengawasan internal dan
eksternal yang ditindaklanjuti

15
5 Meningkatkan aksebilitas 1. Prosentase perkara yang sudah 100 % 70% 98,55%
masyarakat atas putusan diputus yang dipublikasikan.
perkara.

6 Peningkatan pelayanan 1. Prosentase pelaksanaan 100 % 100 % 100 %


peradilan. perkara prodeo dan sidang
keliling kepada masyarakat
miskin dan terpinggirkan

Catatan: Penghitungan Capaian Kinerja =

Tabel pengukuran capaian kinerja tersebut dapat menunjukkan bahwa secara umum

Mahkamah Syar’iyah Meureudu telah berhasil melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

sesuai dengan target, bahkan beberapa hal melebihi dari target indikator kinerja yang telah

ditetapkan. Pada sisi lain, terdapat satu bagian dari target indikator kinerja dan sasaran

strategis yang telah ditetapkan yang belum tercapai realisasinya.

ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

Mahkamah Syar’iyah Meureudu pada akhir tahun 2017, telah melaksanakan seluruh

kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Kegiatan pencapaian sasaran ini sebagai upaya

untuk memenuhi tugas pokok dan fungsi pengadilan yang berorientasi pada pelayanan

peradilan yang prima, sebagai berikut:

Sasaran 1 : Peningkatan Penyelesaian Perkara

Sasaran Peningkatan penyelesaian perkara ini diukur berdasarkan 6 (enam) indikator

kinerja yang telah ditargetkan dengan realisasi kinerja tahun 2017 yang tercantum dalam

tabel sebagai berikut:

16
CAPAIAN CAPAIAN
INDIKATOR TARGET REALISASI
2017 2016
KINERJA 2017 2017
(%) (%)

Prosentase sisa perkara yang 100% 98,55% 100 % 92%


diselesaikan

Prosentase perkara masuk 100 % 94 % 100 % 92%


yang diselesaikan

Prosentase perkara yang 100% 98,39% 98,55% 95,08%


diputus kurang dari 5 bulan

Prosentase perkara yang 100 % 100 % 100 % 100 %


diminutasi

Prosentase penyelesaian 100 % 100 % 100 % 100 %


perkara Jinayah

Prosentase perkara tingkat 100 % 98 % 98 % 96%


pertama yang tidak
melakukan upaya hukum

Perbandingan data diambil dari Laporan Perkara Tahun 2016 dan Laporan Perkara

Tahun 2017 Mahkamah Syar’iyah Meureudu sebagai alat ukur perbandingan pengukuran

kinerja Tahun 2017. Analisis keenam indikator kinerja dari sasaran pertama ini sebagai

berikut:

1. Prosentase Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2017.

Capaian indikator kinerja prosentase sisa perkara yang diselesaikan pada tahun 2017

adalah 98,55,20%. Capaian ini diperoleh karena prosentase realisasi indikator kinerja

(100%) sama dengan prosentase target indikator kinerja (100%). Pencapaian indikator

kinerja secara kwantitas terhadap perkara yang diputus lebih besar prosentase sisa

17
perkara yang diselesaikan tahun 2017 berbanding sama dengan capaian di tahun 2016,

sebagaimana tabel dan grafik berikut :

Pencapaian Pencapaian Kenaikan /


Indikator Kinerja
Target 2016 Target 2017 Penurunan

prosentase sisa perkara


96 % 100 % 4%
yang diselesaikan

450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
2016 2017
Sisa Perkara 32 6
Sisa Perkara diminutasi 265 409

Berdasarkan data pada Laporan Tahunan dan Laporan Perkara, sisa perkara tahun 2017

sebanyak 6 perkara telah diselesaikan pada tahun 2017. Penyelesaian sisa perkara

tersebut menyebabkan target indikator kinerja dapat terpenuhi. Adapun tabel untuk data

tersebut adalah :

Sisa
Jenis Perkara Sisa Awal Diterima Putus
Akhir

Wali Adhal - 3 1 21

Itsbat Nikah - 86 86 0

18
Itsbat Nikah (C) - - - -

Cerai talak 3 43 43 3

Cerai Gugat 16 108 101 23

Harta bersama - 3 1 2

Perwalian - - - -

Kewarisan - 6 6 0

P3HP - 21 21 0

Lain-lain - 5 5 3

Jinayah - 8 8 0

Jumlah 19 286 272 32

Keberhasilan pencapaian ini karena adanya komitmen bersama aparatur Mahkamah

Syar’iyah Meureudu untuk memprioritaskan penyelesaian sisa perkara tahun sebelumnya

dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat pencari keadilan. Hal ini

juga didukung secara umum oleh Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya Mahkamah Agung; dan Program Peningkatan Manajemen Peradilan

Agama.

2. Perbandingan Realiasasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun 2017.

Capaian indikator kinerja prosentase perkara masuk yang diselesaikan pada tahun 2017

adalah 95,55%. Capaian ini diperoleh karena prosentase realisasi indikator kinerja (100%)

lebih besar dari prosentase target indikator kinerja (90%). Pencapaian indikator kinerja

prosentase perkara masuk yang diselesaikan tahun 2017 mengalami peningkatan

19
sebanyak 5,10% dibandingkan dengan capaian di tahun 2016, sebagaimana tabel dan

grafik berikut :

Pencapaian Pencapaian Kenaikan /


Indikator Kinerja
Target 2016 Target 2017 Penurunan

prosentase perkara masuk yang


100% 95,10 % 93,75 %
diselesaikan

450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
2016 2017
Perkara Register 286 383
Perkara diminutasi 272 409

Berdasarkan data pada Laporan Perkara, jumlah perkara register tahun 2017 sebanyak

383 perkara, telah diselesaikan sebanyak 409 perkara dan sisa perkara untuk tahun 2017

adalah sebesar 6 Perkara (sisa Perkara tersebut disebabkan karena Perkara Belum Putus).

Penyelesaian perkara masuk tersebut menyebabkan target indikator kinerja dapat

terpenuhi, bahkan melebihi target. Adapun tabel untuk data tersebut adalah :

Jenis Perkara Diterima Putus Sisa Akhir

Wali Adhal 3 1 2

Itsbat Nikah 86 86 -

Itsbat Nikah (C) - - -

20
Cerai talak 43 43 -

Cerai Gugat 108 101 7

Harta bersama 3 1 2

Perwalian - - -

Kewarisan 6 6 -

P3HP 21 21 -

Lain-lain 8 5 3

Jinayah 24 24 -

Jumlah 286 272 14

Keberhasilan pencapaian ini karena adanya komitmen bersama aparatur Mahkamah

Syar’iyah Meureudu untuk menerapkan asas peradilan sederhana, cepat dan biaya

ringan dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat pencari keadilan.

Hal ini juga didukung secara umum oleh Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung; dan Program Peningkatan

Manajemen Peradilan Agama.

3. Prosentase perkara yang diputus kurang dari 5 bulan.

Capaian indikator kinerja prosentase perkara yang diputus kurang dari 5 bulan pada

tahun 2017 adalah 95,45%. Capaian ini diperoleh karena prosentase realisasi

indikator kinerja (95,10%) lebih besar dari prosentase target indikator kinerja

(95,00%). Pencapaian indikator kinerja prosentase perkara yang diputus kurang dari

5 bulan tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 0,45% dibandingkan dengan

capaian di tahun 2015, sebagaimana tabel dan grafik berikut :

21
Pencapaian Pencapaian Kenaikan /
Indikator Kinerja
Target 2016 Target 2017 Penurunan

prosentase perkara yang


95,00 % 98,55 % 93,75%
diputus kurang dari 5 bulan

60
50
40
30
20
10
0
2016 2017
Perkara diputus < 5 Bulan 28 10
Perkara diputus > 5 Bulan 14 58

Berdasarkan data pada Laporan Tahunan dan Laporan Perkara, jumlah perkara putus

tahun 2016 sebanyak 272 perkara, telah diselesaikan dalam kurun waktu kurang dari

5 bulan sebanyak 28 perkara dan 14 perkara yang diselesaikan lebih dari 5 bulan.

Sejumlah besar para pihak dalam perkara tersebut berada di luar wilayah hukum

Mahkamah Syar’iyah Meureudu, sehingga memakan waktu lama dalam proses

pemanggilan para pihak. Penundaaan sidang terkadang hingga 2 minggu guna

memperhitungkan masa pengiriman dan penerimaan kembali relaas panggilan.

Penyelesaian perkara dalam kurun waktu kurang dari 5 bulan menyebabkan target

indikator kinerja dapat terpenuhi.

22
. Adapun tabel untuk data tersebut adalah:

Jangka Waktu Penyelesaian


Sisa Awal Diterima
≤ 5 Bulan > 5 Bulan

32 383 58 10

Keberhasilan pencapaian didukung oleh adanya komitmen bersama seluruh pegawai

Mahkamah Syar’iyah Meureudu untuk merepresentasikan asas peradilan sederhana,

cepat dan biaya ringan dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat

pencari keadilan (Stakeholder). Hal ini juga didukung oleh Program Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung; dan

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama (Sidang diluar gedung

Pendadilan).

4. Prosentase perkara yang diminutasi.

Capaian indikator kinerja prosentase perkara yang diminutasi pada tahun 2017

adalah 100%. Capaian ini diperoleh karena prosentase realisasi indikator kinerja

(100%) sama dengan prosentase target indikator kinerja (100%). Pencapaian

indikator kinerja prosentase perkara yang diminutasi tahun 2016 berbanding sama

dengan capaian di tahun 2015, sebagaimana tabel dan grafik berikut :

Pencapaian Pencapaian Kenaikan /


Indikator Kinerja
Target 2016 Target 2017 Penurunan

prosentase perkara yang


100 % 100 % -
diminutasi

23
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
2016 2017
Perkara telah diminutasi 286 409
Perkara belum diminutasi 13 6

Berdasarkan data pada Laporan Perkara, jumlah perkara putus tahun 2017 sebanyak

409 perkara, telah diselesai diminutasi sebanyak 383 perkara dan sisa minutasi ada 7

perkara yang belum diminutasi. Penyelesaian minutasi perkara tersebut

menyebabkan target indikator kinerja dapat terpenuhi.

Adapun tabel untuk data tersebut adalah :

Jumlah Telah Belum


Sisa Tahun 2016 Terima 2017
Putus Minutasi Minutasi

32 383 409 409 7

Keberhasilan pencapaian ini masih tidak terlepas dari adanya komitmen bersama

aparatur Mahkamah Syar’iyah Meureudu untuk menerapkan asas peradilan

sederhana, cepat dan biaya ringan dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap

masyarakat pencari keadilan. Hal ini juga didukung secara umum oleh Program

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung;

dan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama.

24
5. Prosentase penyelesaian perkara Jinayah.

Capaian indikator kinerja prosentase penyelesaian perkara Jinayah pada tahun 2017

adalah. Capaian ini diperoleh karena prosentase realisasi indikator kinerja (100%)

sama dengan prosentase target indikator kinerja (100%). Pencapaian indikator

kinerja prosentase penyelesaian perkara Jinayah tahun 2017 berbanding sama

dengan capaian di tahun 2016, sebagaimana tabel dan grafik berikut :

Pencapaian Pencapaian Kenaikan /


Indikator Kinerja
Target 2016 Target 2017 Penurunan

prosentase penyelesaian
100 % 100 % -
perkara Jinayah

25
20
15
10
5
0
2016 2017
Perkara Jinayah Register 8 25
Perkara Jinayah diminutasi 8 25

Berdasarkan data pada Laporan Tahunan dan Laporan Perkara, jumlah perkara

Jinayah register tahun 2016 sebanyak 8 perkara, telah diselesai diminutasi sebanyak

8 perkara dan tidak ada perkara yang belum diminutasi. Penyelesaian perkara

jinayah tersebut menyebabkan target indikator kinerja dapat terpenuhi. Adapun tabel

untuk data tersebut adalah :

25
Jumlah Telah Belum
Sisa Tahun 2015 Terima 2016
Putus Minutasi Minutasi

- 8 8 8 -

Keberhasilan pencapaian ini masih tidak terlepas dari adanya komitmen bersama

aparatur Mahkamah Syar’iyah Meureudu untuk menerapkan asas peradilan

sederhana, cepat dan biaya ringan dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap

masyarakat pencari keadilan. Kerjasama yang baik antar aparatur penegak hukum

(kejaksaan dan kepolisian) turut andil dalam keberhasilan ini, proses penyiapan

dakwaan dan para saksi tidak terkendala dan selesai dalam waktu singkat.

Keberhasilan ini juga didukung secara umum oleh Program Dukungan Manajemen

dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung; dan Program

Peningkatan Manajemen Peradilan Agama, khususnya Keluaran kegiatan berupa

Penyelesaian Administrasi Perkara Jinayah di Lingkungan Peradilan Agama.

6. Prosentase perkara tingkat pertama yang tidak melakukan upaya hukum.

Capaian indikator kinerja prosentase perkara tingkat pertama yang tidak melakukan

upaya hukum pada tahun 2017 adalah 98,30%. Capaian ini diperoleh karena

prosentase realisasi indikator kinerja (99%) lebih besar dari prosentase target

indikator kinerja (90%). Pencapaian indikator kinerja prosentase perkara tingkat

pertama yang tidak melakukan upaya hukum tahun 2017 mengalami peningkatan

sebanyak 10% dibandingkan dengan capaian di tahun 2016, sebagaimana tabel dan

grafik berikut :

26
Pencapaian Pencapaian Kenaikan /
Indikator Kinerja
Target 2016 Target 2017 Penurunan

prosentase tingkat pertama


yang tidak melakukan upaya 100 % 99,02 % -
hukum

450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
2016 2017
Perkara Putus 278 409
Perkara upaya hukum 3 7

Berdasarkan data pada Laporan Perkara, jumlah perkara putus tahun 2016 sebanyak

272 perkara, perkara yang tidak mengajukan upaya hukum sebanyak .7 perkara dan

perkara yang mengajukan upaya hukum sebanyak 3 perkara (2 perkara banding dan

1 perkara kasasi). Penyelesaian perkara yang tidak mengajukan upaya hukum

tersebut menyebabkan target indikator kinerja dapat terpenuhi, bahkan melebihi

target. Adapun tabel untuk data tersebut adalah :

Perkara Tidak Ajukan


Perkara Putus 2016 90 % dari Putus 2017
Upaya Hukum

272 409 409

Keberhasilan pencapaian ini karena tingginya nilai akseptabilitas putusan oleh

masyarakat pencari keadilan, dengan kata lain para pencari keadilan merasa cukup

puas atas putusan atau penetapan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Syar’iyah
27
Meureudu sehingga tidak mengajukan upaya hukum. Hal ini juga didukung secara

umum oleh Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Mahkamah Agung; dan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama.

Sasaran 2 : Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Sasaran peningkatan kualitas sumber daya manusia ini diukur berdasarkan 2 (dua)

indikator kinerja yang telah ditargetkan dengan realisasi kinerja tahun 2017 yang

tercantum dalam tabel sebagai berikut:

REALISA CAPAIAN CAPAIAN


INDIKATOR TARGET
SI 2017 2016
KINERJA 2017
2017 (%) (%)

Prosentase Pembinaan 100 % 100 % 100 % 100 %


Teknis Yustisial

Prosentase Pembinaan 100 % 100 % 100 % 100 %


Teknis Non Yustisial

Bimbingan teknis yustisial merupakan kegiatan yang berkenaan dengan tugas pokok

pengadilan dalam hal keperkaraan. Kegiatannya dilaksanakan oleh internal Mahkamah

Agung (Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama) atau yang berkenaan dengan tugas

Mahkamah Syar’iyah seperti Dinas Syariat Islam. Sedangkan bimbingan teknis non

yustisial merupakan kegiatan yang berkenaan dengan tugas pendukung dalam hal

kesekretariatan. Kegiatannya dilaksanakan selain oleh internal Mahkamah Agung

(Badan Urusan Administrasi) juga dilaksanakan oleh eksternal Mahkamah Agung

28
seperti Kementerian Keuangan (BPK, KPPN, KPKNL, DJA) dan Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi.

Perbandingan data diambil dari Laporan Tahun 2017 Mahkamah Syar’iyah Meureudu

sebagai alat ukur perbandingan pengukuran kinerja Tahun 2017. Analisis kedua

indikator kinerja dari sasaran kedua ini sebagai berikut:

1. Prosentase pembinaan teknis yustisial.

Capaian indikator kinerja prosentase pembinaan teknis yustisial pada tahun 2017

adalah 100%. Capaian ini diperoleh karena prosentase realisasi indikator kinerja

(100%) sama dengan prosentase target indikator kinerja (100%). Pencapaian

indikator kinerja prosentase pembinaan teknis yustisial tahun 2017 berbanding sama

dengan capaian di tahun 2016, sebagaimana tabel dan grafik berikut :

Pencapaian Pencapaian Kenaikan /


Indikator Kinerja
Target 2016 Target 2017 Penurunan

prosentase pembinaan teknis


100 % 100 % -
yustisial

5
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
2016 2017
Undangan Bimtek 4 5
Mengikuti Bimtek 4 5

29
Berdasarkan data pada bagian kepegawaian, undangan untuk mengikuti bimbingan

teknis (bimtek) teknis yustisial tahun 2017 sebanyak 5 kegiatan dan telah diikuti

pada tahun 2017. Pemenuhan undangan tersebut menyebabkan target indikator

kinerja dapat terpenuhi. Adapun tabel untuk data tersebut adalah :

Perkiraan Undangan Mengikuti


Kegiatan Bimtek
Undangan Bimtek Bimtek

Bimtek Hakim - - -

Bimtek Kepaniteraan 4 5 5

Bimtek Kejurusitaan - - -

Jumlah 4 5 5

Keberhasilan pencapaian ini karena beberapa faktor seperti tersedianya anggaran

untuk melakukan perjalanan dinas dalam rangka memenuhi undangan bimtek

tersebut. Anggaran ini telah disediakan oleh Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung; dan Program Peningkatan

Manajemen Peradilan Agama. Dukungan penuh dari pimpinan untuk memenuhi

undangan bimtek juga menjadi faktor pendukung, dukungan tersebut direalisasikan

dengan adanya penunjukan tugas untuk mengikuti bimtek dimaksud. Faktor penting

lainnya berupa adanya motivasi yang kuat dari pegawai untuk meningkatkan

kapasitas diri dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.

2. Prosentase pembinaan teknis non yustisial.

Capaian indikator kinerja prosentase pembinaan teknis non yustisial pada tahun

2017 adalah 100%. Capaian ini diperoleh karena prosentase realisasi indikator

kinerja (100%) sama dengan prosentase target indikator kinerja (100%). Pencapaian

30
indikator kinerja prosentase pembinaan teknis non yustisial tahun 2017 berbanding

sama dengan capaian di tahun 2016, sebagaimana tabel dan grafik berikut :

Pencapaian Pencapaian Kenaikan /


Indikator Kinerja
Target 2016 Target 2017 Penurunan

prosentase pembinaan
100 % 100 % -
teknis non yustisial

14

12

10

0
2016 2017
Undangan Bimtek 10 13
Mengikuti Bimtek 10 13

Berdasarkan data pada bagian kepegawaian, undangan untuk mengikuti bimbingan

teknis (bimtek) teknis non yustisial tahun 2017 sebanyak 13 kegiatan dan telah

diikuti pada tahun 2017. Pemenuhan undangan tersebut menyebabkan target

indikator kinerja dapat terpenuhi. Adapun tabel untuk data tersebut adalah :

Perkiraan Undangan Mengikuti


Kegiatan Bimtek
Undangan Bimtek Bimtek

Bimtek Perencanaan - Pelaporan 2 3 3

Bimtek Keuangan - Aset 6 8 8

Bimtek Kepegawaian 2 2 2

Jumlah 10 13 13

31
Keberhasilan pencapaian ini karena beberapa faktor yang sama dengan indikator

kinerja prosentase pembinaan teknis yustisial, yaitu adanya dukungan anggaran,

adanya dukungan pimpinan dan adanya motivasi dari pegawai.

Sasaran 3 : Peningkatan Kualitas Pengawasan

Sasaran peningkatan kualitas pengawasan ini diukur berdasarkan 2 (dua)

indikator kinerja yang telah ditargetkan dengan realisasi kinerja tahun 2017 yang

tercantum dalam tabel sebagai berikut:

CAPAIAN CAPAIAN
INDIKATOR TARGET REALISASI
2017 2016
KINERJA 2017 2017
(%) (%)

Prosentase 100 % 100 % 100 % 100 %


pengaduan yang
ditindaklanjuti

Prosentase temua 100 % 100 % 100 % 100 %


yang ditindaklanjuti

Perbandingan data diambil dari Laporan Tahun 2017 Mahkamah Syar’iyah Meureudu

sebagai alat ukur perbandingan pengukuran kinerja Tahun 2017. Analisis kedua

indikator kinerja dari sasaran ketiga ini sebagai berikut:

1. Prosentase pengaduan yang ditindaklanjuti.

Capaian indikator kinerja prosentase pengaduan yang ditindaklanjuti pada tahun

2017 adalah 100%. Capaian ini diperoleh karena prosentase realisasi indikator

kinerja (100%) sama dengan prosentase target indikator kinerja (100%). Pencapaian

32
indikator kinerja prosentase pengaduan yang ditindaklanjuti tahun 2017 berbanding

sama dengan capaian di tahun 2016, sebagaimana tabel dan grafik berikut :

Pencapaian Pencapaian Kenaikan /


Indikator Kinerja
Target 2016 Target 2017 Penurunan

prosentase pengaduan yang


100 % 100 % -
ditindaklanjuti

0,8

0,6

0,4

0,2

0
2016 2017
Laporan Pengaduan 0 0
Pengaduan ditindaklanjuti 0 0

Berdasarkan data pada bagian meja informasi, pengaduan yang masuk tahun 2016

sebanyak 1 laporan dan telah ditindaklanjuti pada tahun 2017. Laporan tersebut

mengenai keberatan para pihak terhadap penolakan pendaftaran banding karena

pihak tidak menyetorkan biaya dengan alasan tidak memiliki uang. Kesimpulan dari

Tim penanganan pengaduan bahwa laporan pengaduan tersebut tidak perlu

ditanggapi. Penanganan laporan pengaduan tersebut menyebabkan target indikator

kinerja dapat terpenuhi.

Keberhasilan pencapaian ini karena upaya menyahuti aturan yang telah ada untuk

menindaklanjuti segala bentuk pengaduan dari masyarakat, sehingga dapat

meningkatkan pelayanan publik.

33
2. Prosentase temuan yang ditindaklanjuti.

Capaian indikator kinerja prosentase temuan yang ditindaklanjuti pada tahun 2017

adalah 100%. Capaian ini diperoleh karena prosentase realisasi indikator kinerja

(100%) sama dengan prosentase target indikator kinerja (100%). Pencapaian

indikator kinerja prosentase temuan yang ditindaklanjuti tahun 2017 berbanding

sama dengan capaian di tahun 2016, sebagaimana tabel dan grafik berikut :

Pencapaian Pencapaian Kenaikan /


Indikator Kinerja
Target 2016 Target 2017 Penurunan

prosentase temuan yang


100 % 100 % -
ditindaklanjuti

11
10,8
10,6
10,4
10,2
10
9,8
9,6
9,4
2016 2017
Undangan Bimtek 10 11
Mengikuti Bimtek 10 11

Berdasarkan hasil pemeriksaan Tim Hati Bawasda pada awal tahun 2017, ditemukan

beberapa hal yang harus diperbaiki dalam hal penyelesaian perkara. Temuan ini

kemudian ditindaklanjuti dengan beberapa kegiatan untuk membenahi penyelesaian

34
perkara tersebut. Penanganan temuan tersebut menyebabkan target indikator kinerja

dapat terpenuhi.

Keberhasilan pencapaian ini karena upaya terus memperbaiki kualitas kinerja dan

tertib administrasi, sehingga dapat meningkatkan pelayanan publik.

Sasaran 4 : Peningkatan Aksesibilitas Masyarakat Terhadap Peradilan

Sasaran peningkatan kualitas pengawasan ini diukur berdasarkan 2 (dua)

indikator kinerja yang telah ditargetkan dengan realisasi kinerja tahun 2017 yang

tercantum dalam tabel sebagai berikut:

CAPAIAN CAPAIAN
INDIKATOR TARGET REALISASI
2016 2017
KINERJA 2017 2017
(%) (%)

Prosentase putusan 80 % 60 % 75 % 98,55 %


yang dipublikasikan
pada website
pengadilan dan
Direktori Putusan

Perbandingan data diambil dari Laporan Tahun 2016 Mahkamah Syar’iyah Meureudu

sebagai alat ukur perbandingan pengukuran kinerja Tahun 2017. Analisis indikator

kinerja dari sasaran keempat ini sebagai berikut:

Prosentase putusan yang dipublikasikan pada website pengadilan dan Direktori

Putusan.

35
Capaian indikator kinerja prosentase putusan yang dipublikasikan pada website

pengadilan dan Direktori Putusan pada tahun 2017 adalah 98,55 %. Capaian ini

diperoleh karena prosentase realisasi indikator kinerja (60%) kurang dari prosentase

target indikator kinerja (80%). Namun demikian, pencapaian indikator kinerja

prosentase putusan yang dipublikasikan pada website pengadilan dan Direktori

Putusan tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 5% dibandingkan dengan

capaian di tahun 2016, sebagaimana tabel dan grafik berikut :

Pencapaian Pencapaian Kenaikan /


Indikator Kinerja
Target 2016 Target 2017 Penurunan

prosentase putusan yang


dipublikasikan pada website
64 % 98,55 % 98,30 %
pengadilan dan Direktori
Putusan

450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
2016 2017
Jumlah Putusan 272 409
Putusan dipublikasi 400 409

Berdasarkan data pada bagian kepaniteraan, jumlah putusan tahun 2017 sebanyak

409 perkara dan belum ada yang dipublikasi ke website pengadilan dan Direktori

Putusan pada tahun 2017. Hal ini menyebabkan target indikator kinerja tidak dapat

terpenuhi.

36
Kegagalan pencapaian ini karena beberapa faktor, antara lain:

1. Minimnya sumber daya manusia yang dapat diberdayakan untuk melakukan

proses publikasi data putusan pada tahun 2017.

2. Kendala pada akses internet di daerah Kabupaten Pidie Jaya.

3. Kendala pada website pengadilan yang mengalami perbaikan website dalam

waktu lama.

Guna mengatasi faktor penyebab kegagalan pencapaian pada tahun 2016, maka akan

dilakukan langkah-langkah antisipasi pada tahun 2017 berupa :

1. Penambahan sumber daya manusia untuk meringankan tugas publikasi putusan

2. Menyediakan jasa internet mandiri (modem)

3. Mengupayakan adanya sumber daya manusia yg mampu menangani proses

pemeliharaan website pengadilan.

B. REALISASI ANGGARAN

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Mahkamah

Syar’iyah Meureudu, pada tahun 2017 mendapatkan total alokasi anggaran sebesar Rp.

3.205.022.000,- (Tiga milyar dua ratus lima juta dua pulu dua ribu rupiah). Anggaran

tersebut mengalami kenaikan dari pagu tahun anggaran 2016, kenaikan ini disebabkan

adanya kenaikan anggaran pada program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya MA dan pada Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama,

sedangkan pada Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur MA mengalami

penurunan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

37
No. Uraian Program Pagu Tahun 2016 Pagu Tahun 2017

Program Pembinaan Rp.2.538.406.000,- Rp 3.205.022.000,-


1. Administrasi dan Pengelolaan
keuangan BUA MARI

Program Peningkatan Sarana Rp. 986.000.000,- Rp. 357.000.000,-


2. dan Prasarana Aparatur MA

Program Peningkatan
Rp. 86.000.000,- Rp. 36.750.000,-
3. Manajemen Peradilan Agama

JUMLAH Rp.3.610.406.000,- Rp. 3.958.772.000,-

Dengan gambaran pagu Mahkamah Syar’iyah Meureudu diatas maka realisasi

anggaran tahun 2016 dan 2017 dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya MA

Anggaran Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis


lainnya Mahkamah Agung untuk Tahun 2017 sebesar Rp 3.205.022.000,-
,- dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 3.149.322.358,-, sehingga tingkat capaiannya

99,28%. Kegiatan pada program ini kegiatannya terdiri dari belanja pegawai dan

belanja barang. Tidak tercapainya realisasi 100% disebabkan tidak terserapnya

keseluruahn anggaran pada belanja barang dan belanja pegawai.

Perbandingan dengan tahun 2016, Anggaran Program dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah Agung untuk Tahun 2016 sebesar Rp.

2.538.406.000,- dapat terealisasi sebesar Rp. 2.443.802.844,- atau tingkat

capaiannya 96,22%. Sehingga capaian realisasi anggaran untuk program ini

mengalami pening katan pada tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar

14,17%. Hal ini dapat dilihat pada table berikut :


38
2016 2017
PROGRAM
Pagu DIPA Realisasi % Pagu DIPA Pagu Revisi Realisasi %
Program
Pembinaan
Administrasi dan
Pengelolaan 2.234.043.000 2.231.519.700 99,89 3.205.022.000 2.760.366.000 2.743.574.358 98,86
keuangan BUA
MARI

98,86
Kenaikan / Penurunan

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana pada tahun 2017


mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp. 357.000.000,- yang dapat direalisasikan
sebesar Rp. 357.000.000, sehingga tingkat pencapaiannya 100 %. Kegiatan pada
program ini berupa belanja modal. Jika dibandingkan dengan tahun 2016 yang
tidak tersedia anggaran, maka terjadi peningkatan capaian realisasi anggaran
sebesar 100%. Hal ini dapat dilihat pada table berikut :

2016 2017
PROGRAM
Pagu DIPA Realisasi % Pagu DIPA Pagu Revisi Realisasi %
Program
Peningkatan
154.000.000 154.000.000 100 357.000.000 407.000.000 405.748.000. 99,69
Sarana dan
Prasarana
99,69
Kenaikan / Penurunan

3. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama

Anggaran untuk Program peningkatan manajemen peradilan agama pada


tahun 2017 sebesar Rp. 154.000.000,- dapat terealisasi sebesar Rp.154.000.000,-,
sehingga capaian realisasi sebesar 100%. Pada program ini, kegiatan yang

39
dilakukan berupa penanganan perkara prodeo dan pelaksanaan sidang di luar
gedung Pengadilan.

Tahun 2016, Program peningkatan manajemen peradilan agama


mendapatkan anggaran sebesar Rp. 20.754.000,- dan dapat terealisasi sebesar
Rp. 20.614.000,- atau mencapai realisasi 99,33%. Pada program ini, kegiatan
yang dilakukan berupa penanganan perkara prodeo. Perbandingan dengan tahun
2017, maka peningkatan capaian realisasi anggaran terjadi sebesar 32,17%.
Peningkatan capaian tersebut disebabkan adanya penambahan program sidang di
luar gedung pengadilan selain adanya program penanganan perkara prodeo.

2016 2017
PROGRAM
Pagu DIPA Realisasi % Pagu DIPA Pagu Revisi Realisasi %
Program
Peningkatan
Manajemen 20.754.000. 20.754.000. 100 36.750.000 36.750.000 33.715.000 91,74
Peradilan
Agama
91,74
Kenaikan / Penurunan

40
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Mahkamah Syar’iyah Meuereudu merupakan instansi pemerintah pelaksana


tugas yustisial dan administratif di Kabupaten Pidie Jaya sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya. Dalam melaksanakan tugas Mahkamah Syar’iyah
Meuereudu berlandaskan pada tujuan, sasaran dan program kerja yang
ditetapkan oleh Mahkamah Agung RI.
2. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Mahkamah Syar’iyah
Meuereudu tahun 2017 ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun
kegagalan capaian strategis yang ditunjukan oleh Mahkamah Syar’iyah
Meuereudu tahun anggaran 2017. Berbagai capaian strategis tersebut
tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun analisis
kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.
3. Hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat
memenuhi target sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Meskipun
demikian berbagai pencapaian target indikator kinerja Mahkamah Syar’iyah
Meuereudu memberikan gambaran bahwa keberhasilan tersebut secara
keseluruhan sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan dukungan
aktif segenap komponen aparatur Mahkamah Syar’iyah Meuereudu dan
masyarakat pencari keadilan serta kelengkapan sarana dan prasarana dalam
pelaksanaan tugas harian.

B. Saran

1. Diperlukan peningkatan komitmen dan dukungan semua pihak khususnya


aparatur pegawai Mahkamah Syar’iyah Meuereudu sebagai pelaksana dan
Mahkamah Syar’iyah Aceh sebagai pengawas daerah untuk memperteguh
pelaksanaan tugas yustisial dan administratif di Mahkamah Syar’iyah
Meuereudu untuk memberikan pelayanan yang baik dan maksimal kepada para
pencari keadilan.
41
2. Dalam penyusunan program dan kegiatan guna pencapaian target indikator
kinerja yang telah ditetapkan perlu dilakukan secara lebih cermat dengan
mempertimbangkan tujuan Mahkamah Syar’iyah Meuereudu secara tepat dan
memanfaatkan sumber daya semaksimal mungkin.

3. Agar implementasi SAKIP pada tahun yang akan datang benar-benar efektif,
perlu direalisasikan sinergitas antara laporan kinerja dan laporan keuangan
sebagai satu kesatuan, sehingga realisasi anggaran yang digunakan untuk
melakukan kegiatan berbanding lurus dengan output dan outcome kegiatan
yang bersangkutan, sehingga hasil yang dicapai benar-benar terukur,
bermanfaat dan akuntabel sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

5. Menjadikan SAKIP sebagai ukuran kinerja organisasi pemerintah secara nyata


dan akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan.

Meureudu, 19 Februari 2017

42

Anda mungkin juga menyukai