Anda di halaman 1dari 4

PELAKSANAAN SURVEILANS INFEKSI RUMAH SAKIT

No. Dokumen : No. Revisi : No. Halaman :

PPI.0318.0.2018 1/4
Rumah Sakit Borneo
Citra Medika Pelaihari
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur Rumah Sakit Borneo Citra Medika
STANDAR Pelaihari
PROSEDUR 27 September 2018
OPERASIONAL
dr. Singgih Sidarta, Sp. OG
NIK. 13011002
PENGERTIAN 1. Surveilans Infeksi Rumah Sakit adalah suatu kegiatan pengamatan
yang sistematis, aktif, berkelanjutan dan terus menerus terhadap suatu
kejadian penyebaran penyakit pada suatu populasi tertentu, serta hal –
hal yang mempengaruhi terjadinya infeksi tersebut.
2. Surveilans Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) adalah
pengumpulan data kejadian infeksi aliran darah akibat penggunaan alat
intravaskuler secara sistematik, analisis dan interpretasi yang terus
menerus untuk digunakan dalam perencanaan penerapan dan evaluasi
suatu tindakan yang berhubungan dengan kesehatan yang
didesiminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan.
3. Surveilans Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah pengumpulan data
kejadian infeksi saluran kemih akibat penggunaan alat dower kateter
atau tindakan aseptik lain melalui saluran kemih secara sistematik,
analisis dan interpretasi yang terus menerus untuk digunakan dalam
perencanaan penerapan dan evaluasi suatu tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan yang di desiminasikan secara berkala kepada pihak-
pihak yang memerlukan.
4. Surveilans Ventilator Aquired Pneumonia (VAP) adalah
pengumpulan data kejadian infeksi pneumonia yang didapat lebih dari
48 jam setelah menggunakan ventilasi mekanik secara sistematik,
analisis dan interpretasi yang terus menerus untuk digunakan dalam
perencanaan penerapan dan evaluasi suatu tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan yang didesiminasikan secara berkala kepada pihak-
pihak yang memerlukan.
PENGERTIAN 5. Surveilans Hospital Aquired Pneumonia (HAP) adalah
pengumpulan data kejadian infeksi saluran napas bawah, mengenai
parenkim paru tidak diintubasi yang terjadi lebih dari 48 jam hari
rawat dan tidak dalam masa inkubasi secara sistematik, analisis dan
interpretasi yang terus menerus untuk digunakan dalam perencanaan
penerapan dan evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan yang didesiminasikan secara berkala kepada pihak-pihak
yang memerlukan.
6. Surveilans Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah pengumpulan data
kejadian infeksi akibat tindakan pembedahan yang dapat mengenai :
a. Superfisial (Superficial Incicional Site) : IDO yang terjadi 30 hari
setelah pembedahan, dan hanya mengenai kulit dan jaringan sub
kutan.
b. Profunda ( Deep Incicional) : IDO yang terjadi 30 hari setelah
tindakan pembedahan bila tidak ada implan atau infeksi terjadi
dalam satu tahun bila ada pemasangan implan, mengenai jaringan
lunak dalam dari tempat insisi (faskia dan otot).
c. Organ/rongga : IDO yang terjadi 30 hari pasca bedah tanpa implan
atau 1 tahun pasca bedah apabila terdapat implan, mengenai semua
organ yang dimanipulasi selama operasi kecuali jaringan lunak
superficial dan dalam.

TUJUAN 1. Mengetahui data dasar infeksi rumah sakit


2. Pemantauan masalah dan pola infeksi
3. Kewaspadaan dini dalam mengidentifikasi kejadian luar biasa
(outbreak) dan cara penanggulangannya
4. Mendapatkan informasi epidemiologi sebagai dasar tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi untuk menurunkan insiden dan
risiko.
5. Mengetahui pola kuman di RS
KEBIJAKAN 1. Surat Keputusan Direktur Nomor: 0128/PPI/RSBCM-
AKRED/I/2018 tentang Pedoman dan Panduan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Borneo Citra Medika Pelaihari
2. Surat Keputusan Direktur Nomor: 0127/PPI/RSBCM-
AKRED/I/2018 tentang Penetapan Kebijakan Pelayanan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah Sakit Borneo
Citra MedikaPelaihari
PROSEDUR 1. Surveilans infeksi rumah sakit dilaksanakan oleh IPCN purna waktu
dan IPCLN di setiap ruang perawatan atau ruangan lain yang berisiko
terhadap terjadinya infeksi dirumah sakit.
2. Surveilans dilakukan pada pasien yang dirawat atau mendapat
tindakan yang berisiko terjadinya infeksi rumah sakit.
3. Perlu dibentuk koordinator surveilans sesuai jenis dan parameter
infeksi (IADP, ISK, VAP dan HAP, serta IDO).
4. Dalam pelaksanaan surveilans ditentukan : what (jenis infeksi rumah
sakit), when (kapan terjadinya infeksi), where (tempat unit
perawatan), dan who (umur, jenis kelamin dan faktor resiko lain).
PROSEDUR A. Surveilans IADP
Langkah – langkah :
1. Siapkan formulir surveilans dan alat tulis yang akan digunakan
untuk mendata pasien yang akan di survei
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei
3. Catat nama, nomor medik, diagnosa penyakit dan identitas lain
dari pasien yang akan di survei dalam formulir surveilans
4. Catat tanggal di lakukan tindakan serta lama tindakan
5. Observasi tempat dan lokasi insersi Intra Vaskular
6. Observasi adanya tanda – tanda infeksi yang meliputi adanya
pembengkakan, kemerahan, panas area insersi, dan adanya rasa
nyeri.
7. Apabila ditemukan tanda – tanda infeksi tersebut segera lakukan
pemeriksaan kultur sputum disekitar ETT (VAP), atau kultur
sputum melalui batuk efektif (HAP)
8. Apabila hasil kultur positif dilaporkan ulang ke IPCO untuk
menentukan adanya VAP/HAP
Dokumentasikan kejadian VAP/HAP yang ditemukan ke formulir
surveilans yang diletakkan dalam Status Pasien, Formulir Harian,
dan Formulir Bulanan Surveilans Infeksi Rumah Sakit.
B. Surveilans IDO
Langkah – langkah :
1. Siapkan formulir surveilans, alat tulis yang akan digunakan
untuk mendata pasien yang akan di survei
2. Tentukan ruangan yang akan disurvei
3. Catat nama, nomor medik, diagnosa penyakit dan identitas lain
dari pasien yang akan di survei dalam formulir surveilans
4. Catat tanggal di lakukan tindakan serta lama tindakan
5. Observasi adanya tanda – tanda infeksi yang meliputi :
a. Superfisial : adanya nyeri / tenderness, bengkak lokal,
kemerahan atau panas, keluarnya cairan purulen dari area
insisi
b. Deep Insisional (insisional dalam) : keluarnya cairan
purulen dari jaringan lunak dalam dan bukan dari organ,
ditemukan abses, adanya peningkatan suhu tubuh >38 °C,
atau nyeri/ tenderness.
c. Organ/rongga : adanya cairan purulen melalui stab wound
pada organ/ rongga dan abses.
6. Apabila ditemukan tanda – tanda infeksi tersebut segera lakukan
pemeriksaan kultur luka operasi dengan teknik aseptik.
7. Apabila hasil kultur positif dilaporkan ulang ke IPCO untuk
menentukan adanya IDO.
8. Dokumentasikan kejadian IDO yang ditemukan ke formulir
surveilans yang diletakkan dalam Status Pasien, Formulir
Harian, dan Formulir Bulanan Surveilans Infeksi Rumah Sakit.
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap.
2. Unit Rawat Jalan.
3. Unit Gawat Darurat.
4. Unit kamar Operasi.

Anda mungkin juga menyukai