Peradilan Pajak PDF
Peradilan Pajak PDF
Abstraksi
Peradilan Pajak yang didasarkan pada UU No. 14 tahun 2002. Perubahan tersebut
tersebut. Prospek mata kuliah ini dapat membuka peluang bagi pribadinya sendiri
untuk dapat mendekatkan diri pada berbagai macam profesi hukum yang menguasai
bidang perpajakan.
PENDAHULUAN
dinamika kehidupan masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, politik, sosial
1
Penulis adalah Pegawai Negeri Sipil Departement Keuangan pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
yang sebelumnya pernah menjadi Staf Pengembangan Pusdiklat FH UII.
perpajakan melalui penggalakan setiap masyarakat untuk wajib membayar pajak, hal
tersebut dimungkinkan tidak lepas begitu saja dari masalah atau konflik. Untuk
adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan peraturan perundang-
Pemerintahan Hindia Belanda terakhir pada tahun 2007. Didalam peraturan tersebut
didalam tabel:
Sengketa Pajak
2
Lise Yolanda, Resensi Buku Perkembangan Peradilan Pajak di Indonesia karangan Dewi Kania
Sugiharti, SH, MH, Warta hukum edisi I/WH/02.08, Pusdiklat FH UII, 2008, hlm. 24-25.
atas hukum.
Mahkamah Agung.
Pajak (MPP).
merupakan badan
pada MA
Kehakiman bagi Wajib Pajak atau penanggung pajak yang mencari keadilan terhadap
Sengketa Pajak. UU No. 9 tahun 2004 tentang PTUN dan UU No 28 tahun 2007
Negara. Masalah sanksi perpajakan secara garis besar terdiri dari sanksi pidana yang
dijatuhkan oleh hakim Pengadilan umum dan sanksi adminstrasi yang dijatuhkan oleh
adminstrasi pajak melalui badan peradilan pajak. Dalam hal ini, Salah satu upaya
pajak maka Fakultas hukum UII melakukan perubahan kurikulum. Melalui Konversi
kurikulum 2002 ke 2008, mata kuliah penyelesaian sengketa pajak salah satu mata
kuliah yang dikonversi baik nama mata kuliahnya maupun silabus dan satuan acara
perkuliahannya mengubah salah satu nama mata kuliahnya yaitu dari mata kuliah
Penyelesaian sengketa pajak menjadi mata kuliah Praktik Peradilan Pajak. Terjadinya
perubahan penamaan mata kuliah Praktek Peradilan Pajak tersebut diatas tidak hanya
merupakan suatu action nihil belaka, akan tetapi hal inipun juga diikuti dengan
3
Lise Yolanda…, op.cit, hlm. 24
pada kelas mata kuliah ini. Dimulai dengan perubahan Silabus mata kuliah yang
ini.
perbedaannya dengan mata kuliah yang lama adalah terletak pada perbedaan Undang-
2002, mata kuliah penyelesaian sengketa pajak yang bersumber pada UU No 17 tahun
1997 sebagai dasar perumusan silabus. Hal mana penyelesaian sengketa pajak masih
gambaran, silabus mata kuliah penyelesaian sengketa perpajakan secara garis besar
berisikan tentang permasalahan mengenai apa itu BPSP serta bagaimana tugas
kurikulum 2008, mata kuliah ini bersumberkan pada UU No. 14 tahun 2002 tentang
Pengadilan Pajak. Hal mana penyelesaian sengketa pajak saat ini masih dibawah
pajak dan kesadaran hak dan kewajiban masyarakat tentang pajak yang kemudian
penyelesaian yang adil dengan prosedur yang cepat, murah dan sederhana, hal ini
terdapat banyak kekurangan terlebih terletak pada keberadaan BPSP seperti belum
dijadikannya BPSP sebagai badan peradilan yang berpuncak pada Mahkamah Agung,
karenanya diperlukan suatu Pengadilan Pajak yang sesuai dengan sistem kekuasaan
Nomor 14 tahun 2002 tentang pengadilan pajak yang juga berdasarkan pada Undang-
Undang Dasar 1945 Pasal 5 (1), Pasal 20, Pasal 23A, Pasal 24 dan Pasal 25 , Undang-
undang No. 14 Tahun 1970 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 35 Tahun 1999
dan UU No. 6 Tahun 1983 tentang KUP sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang No.16 Tahun 2000. inilah yang kemudian dijadikan sebagai dasar
perumusan silabus mata kuliah Praktek Peradilan Pajak pada kurikulum 2008.
Penggunaan nama mata kuliah Praktek Peradilan Pajak sejatinya baru muncul
sejak diberlakukannya kurikulum 2008 yang merupakan revisi dari kurikulum 2002
yang waktu itu mengusung nama mata kuliah Penyelesaian Sengketa Pajak.
Perubahan nama mata kuliah tersebut, dari mata kuliah Penyelesaian sengketa Pajak
praktik peradilan dalam perkuliahannya. Mata kuliah ini salah satu mata kuliah
keahlian berkarya (MKB) digagas guna memberikan mahasiswa suatu wadah untuk
mengembangkan tingkat keilmuannya yang tidak hanya teoritis tetapi juga yang
proses penyelesaian sengketa pajak serta proses penyelesaian sengketa pajak lewat
yang lebih karena dengan mempelajari mengenai pajak mahasiswa akan mendapatkan
ilmu-ilmu lain diluar hokum seperti akuntansi sehingga pada masa mendatangnya
Mempelajari sesuatu hal bukan berarti harus merasakan manfaatnya secara langsung,
papatah mengatakan bahwa kita baru akan merasa memiliki ketika kita telah
kehilangan. Sama halnya dengan ilmu yang saat duduk di bangku kuliah tidak kita
kejar padahal ada banyak peluang terbuka bagi kita untuk dapat meraih dan
mereguknya, akan tetapi hal ini sering kita abaikan seolah hanya menjadi hal sepele
ketika kita merasa ada ilmu yang tak perlu kita pelajari, karena bagi seorang
mahasiswa fakultas hukum adalah menjadi sangat wajib hukumnya jika ingin menjadi
seorang sarjana hukum untuk memiliki kemampuan yang multi dimensional. Hal
tersebut tidak lain tidak bukan adalah karena seorang sarjana hukum yang dibutuhkan
dan dinantikan oleh masyarakat saat-saat seperti ini adalah sarjana hukum yang siap
pakai dalam artian dapat berpartisipasi pada setiap lini kehidupan masyarakat karena
hukum itu sejatinya ada dan selalu hadir dalam tiap dinamika kehidupan manusia.
Advokat, jaksa, hakim mungkin merupakan bidang kerja yang saat ini banyak
diminati oleh para sarjana hukum apabila ingin berkarir dan bukan tidak mungkin jika
kemudian berkarir diluar provesi tersebut tidak dilirik oleh kita. Misalkan menjadi
maupun non departemen mestinya juga dapat dijadikan oleh kita sebagai tempat
para mahasiswa dapat membuka peluang bagi pribadinya sendiri untuk dapat
mendekatkan diri pada profesi yang selama ini masih sangat jarang dilirik, yakni
untuk menjadi kuasa hukum para wajib pajak yang akan mengajukan banding
terhadap putusan keberatan atas sengketa pajak yang dialaminya, ataupun untuk dapat
menyelami lebih dalam lagi ke dalam institusi pengadilan pajak. Karena untuk dapat
menjadi kuasa hukum yang dapat beracara pada pengadilan pajak maupun menjadi
hakim pada pengadilan pajak disyaratkan selain harus memiliki kemampuan dibidang
hukum juga harus manguasai ilmu di bidang perpajakan (pasal 9 dan 34 UU 14/2002
keuangan yakni pada direktorat jenderal pajak mungkin juga dapat menjadi
alternative lain. Kenapa hal ini penulis sampaikan karena pada institusi ini juga
sangat membutuhkan keahlian sebagaimana yang dipelajari dalam mata kuliah ini,
disamping juga keahlian lain yang sama diperlukan jika bekerja dibidang lain yakni
dapat mengetahui seseorang maupun badan merupakan wajib pajak atau bukan
sebelum pada akhirnya harus sampai pada perhitungan berapa besaran pajak
penghasilan yang harus dibayarnya, pada setiap tahapan sebelum perhitungan ini
kesemuanya telah diatur dalam Undang undang PPh yang isinya lumayan rumit.
Sebagai tambahan, penulis juga memberi gambaran bahwa mata kuliah ini
juga sangat menunjang ketika nantinya berkarir di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
mahasiswanya telah lulus hukum pajak dan keilmuan yang diperoleh dari hukum
pajak dapat digunakan untuk berkarir dibidang ini disamping juga adanya direktorat
penindakan dan penyidikan yang berada juga pada lingkungan direktorat jenderal bea
dan cukai.
profesi yang dapat ditekuni oleh para ahli hukum di Indonesia. Pada akhirnya
memiliki ilmu adalah pilihan oleh karena itu memilihnya merupakan sebuah
keputusan yang sangat bijak mengingat para ahli ilmu akan mendapatkan tempat
Pada mata kuliah yang baru berjalan belum genap satu semester ini juga
masih mensyaratkan mahasiswa yang akan mengambilnya telah lulus mata kuliah
Hukum Pajak, yang memang sangat logis dikarenakan mahasiswa yang sama sekali
belum pernah mengerti masalah perpajakan akan sangat disulitkan dengan berbagai
mirip satu sama lainnya. Ironis rasanya ketika mata kuliah ini tidak dimanfaatkan
oleh mahasiswa untuk dapat memperoleh pengetahuan yang lebih baik dalam dataran
perpajakan yang telah dimiliki. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai mata kuliah Praktek Peradilan Pajak yang juga merupakan salah satu mata
kuliah kemahiran hukum yang ada di lingkungan Fakultas Hukum Iniversitas Islam
Indonesia.
Kesimpulan
seorang sarjana hukum yang memiliki kemampuan yang multi dimensional. Hal
tersebut tidak lain tidak bukan adalah karena seorang sarjana hukum yang dibutuhkan
dan dinantikan oleh masyarakat saat-saat seperti ini adalah sarjana hukum yang siap
pakai dalam artian dapat berpartisipasi pada setiap lini kehidupan masyarakat karena
hukum itu sejatinya ada dan selalu hadir dalam tiap dinamika kehidupan manusia.
Langkanya Sarjana hukum yang menguasai hukum pajak, padahal peluang karir
kesempatan ini dengan baik sebagai langkah awal untuk mempersiapkan bekal untuk